IslamModerasi IslamiaREPUBLIKAprint
IslamModerasi IslamiaREPUBLIKAprint
net/publication/357945802
CITATIONS READS
0 5,738
1 author:
Syamsuddin Arif
Universitas Darussalam Gontor
111 PUBLICATIONS 195 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Syamsuddin Arif on 20 January 2022.
MISYKAT Modernisme
P
ada awal tahun 2022, umat Islam mang memiliki ”Scientific Worldview”. atau aspek kehidupan aspek dan reduksi peran Islam dari yang sosial
seperti dikejutkan oleh adanya Cara pandang masyarakat modern masyarakat”. Masyarakatnya pun disebut menjadi urusan individual. Akhirnya,
oknum masyarakat yang (modern society) melulu saintifik. Di dengan masyarakat rasional (rational seperti yang digambarkan oleh Alain
menistakan agama. Seperti dalam ”worldview keilmuan” ini terdapat society). Segala kegiatannya dikontrol Finkielkraut dalam bukunya The Defeat
mempetanyakan kekuasaan Allah dan paham sekularisme, rasionalisme, oleh rasio belaka tanpa spiritualitas, of the Mind ”… God was no longer the
wujud Allah, dan lain-lain. Tidak tahu dari empirisisme, cara berpikir dikotomis, tanpa agama dan tanpa moralitas. Supreme Being, but collective reason”
mana sebenarnya datangnya arus desakralisasi, pragmatisme, dan Modernitas kemudian menjadi tidak lagi (Tuhan tidak lagi Mahakuasa). Padahal,
pemikiran ini. Tapi coba kita lacak dari penafian kebenaran metafisis. bersifat theistik. menurut Wilson, modernitas tidak bisa
arus pemikiran modernisme Barat. Sekularisasi yang menjadi akarnya, Jadi, problem yang serius dari makna dilabelkan kepada agama.
Menurut John F Wilson dalam adalah upaya menyuntikkan gagasan de- modernisasi atau modernisme adalah Lebih serius lagi adalah ketika
Encyclopedia of Religion, modern sakralisasi ilmu. Menurut James E Crim- ketika dikaitkan dengan agama. Apa yang diskursus agama atau teologi berpindah
bermakna sesuatu yang baru dan mins, proses desakralisasi, atau dalam terjadi seperti disinyalir oleh Robert N ke tangan para filsuf. Hasilnya, menurut
bertentangan dengan yang kuno, yang istilah Weber ‘disenchantment’ ini me- Bellah dalam Beyond Belief adalah Habermas adalah pembebasan
Prof Dr Hamid inovatif bertentangan dengan tradisional. mang sengaja diarahkan untuk melawan timbulnya problem ”moral” dan ”reli- (liberalisasi) masyarakat dari agama,
Fahmy Zarkasyi Maka itu, modern kemudian digunakan agama atau dijadikan agen utama untuk gius”. Sebab ”modernisme” mengan- mitologi irasional, spiritualitas, takhyul,
untuk menunjukkan sikap keterbukaan menggeser dan menggusur agama. Hasil dung suatu upaya sadar bagi pelakunya dan sebagainya. Pada masa itu argumen
dan komitmen terhadap sesuatu yang dari gerakan desakralisasi agama adalah untuk memengaruhi tradisi keagamaan tentang eksistensi (wujud) Tuhan yang
baru daripada yang lama. peminggiran agama dari fungsinya yang tertentu, agar dapat mengakomodasi menjadi domain para teolog mulai hilang
Di sisi lain, makna modernitas sentral dalam kehidupan publik. atau mengadaptasi inovasi kultural dan dan yang muncul adalah penistaan
dipahami sebagai menjadi proses atau Maka tidak salah ketika Alain intelektual masa kini. agama (religious blasphemy) dan
gerakan menuju kebaruan. Jadi, gerakan Touraine menyimpulkan bahwa ide Faktanya memang, kata Akbar S Ah- penggugatan terhadap Tuhan, termasuk
modernisasi menggambarkan proses modernitas itu menjadikan sains sebagai med, dalam bukunya Postmodernism and mempertanyakan wujud Tuhan.
perubahan yang menyangkut aspek sesuatu yang sentral, ketimbang Tuhan Islam modernisme cenderung mengubah Inilah barangkali yang diikuti oleh
ekonomi, politik, pendidikan, dan lain- dan menjadikan agama sebagai urusan keyakinan agama agar sejalan dengan kelompok ateis di Indonesia baru-baru
lain, dari yang tradisional menjadi baru. pribadi. Modernitas pun disamakan pemikiran modern. Maka ketika moder- ini. Bagaimana pemikiran atheistic itu
Di sini istilah modern bisa dipahami dengan rasionalitas, dan Tuhan dipahami nisme masuk ke teologi Kristen abad ke- bisa lahir dari pikiran manusia Indonesia
sebagai kata netral. Istilah-istilah, melulu dengan nalar. Penggunaan nalar 19 dan ke-20, tokoh-tokoh, antara lain yang religius? Jawabnya ada dalam karya
seperti pendidikan modern, tasawuf yang berlebihan inilah yang telah mela- Alfred Loisy, Ernst Troeltsch, dan Wilhelm Antony Gidden, The Consequences of
modern, pondok modern tampaknya hirkan sebuah image yang elitis, yang Bousset, dijuluki ”Kristen modernis”. Modernity bahwa modernisme adalah
hanya sebatas makna kebaruan. oleh Derrida disebut logosentrisme. Karena sifat modernisme yang paling proyek Barat, yang diterapkan ke negara-
Berbeda, misalnya dengan modern Image ataupun state of mind inilah yang menonjol adalah progresif, saintifik, dan negara non-Barat hingga pertengahan
dalam konteks tatanan sosial yang kemudian dikritik oleh Barat modern rasional, teologinya pun disebut dengan abad ke-20 melalui kolonialisme
menurut Richard Bendix menjadi apa sendiri dengan cara beripikir yang ”teologi progresif”. Agama tidak lagi pemikiran.
yang disebut modern society. Bagi Peter dinamakan “postmodernisme”. diberi tempat dalam peradaban Barat, Maka dari itu, jika di negeri yang
Berger, dalam bukunya Facing Up to Konsekuensi dari Scientific World- kecuali pada hari Natal dan pembatisan berdasarkan pada Ketuhanan Yang Maha
Modernity, "modernitas view adalah menjadikan modernitas di gereja. Maka ketika istilah ”Islam Esa ini ada yang mengeklaim dirinya
menggambarkan sebagai suatu keadaan sebagai state of mind atau cara berpikir Progresif”, dikenalkan oleh kelompok agnostik, ateis, liberal, sekuler,
yang superior dibandingkan keadaan dalam berbagai bidang kehidupan. Ini liberal, orang lantas curiga bahwa di situ rasionalis, positivist, dan sebagainya,
sebelumnya”. Itu saja. sejalan dengan pengertian JW Schoorl, ada suatu upaya harmonisasi akidah sejatinya dia sedang mengingkari jati
Lebih berbeda lagi ketika moder- yang mengartikan modernisasi sebagai Islam dengan pemikiran Barat modern. dirinya sendiri, bahkan menantang
nisme dikaitkan dengan masalah ke- “penerapan pengetahuan ilmiah yang Hasilnya adalah penghapusan simbol ideologi bangsanya sendiri. Wallahu
ilmuan. Barat sejak abad modern me- ada pada semua aktivitas, semua bidang agama, pemisahan politik dari agama, A’lam. ■