BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
toleran, sangat relevan dengan apa yang diajarkan oleh para wali melalui
umat lain yang hidup masa itu. Namun sangat disayangkan dengan
sesuai dengan latar belakang kebudayaan dan kondisi alam yang eksis di
daerah penganutnya.
mengklaim dirinya al-Qaeda dan ISIS, dimana keduanya menjadi isu global.
radikal Islam terhadap ketidakadilan dunia. Hal ini dikaitkan dengan kebijakan
nilai-nilai Islam seperti hedonisme dan materialisme. Para pemimpin dunia Islam
dianggap tidak berdaya dan tunduk pada kemauan Barat. Isu tersebut dengan
cepat menyebar keseluruh penjuru dunia melalui jaringan maya, bukan saja di
1
2
Yaman ke Indonesia yang membawa ideologi baru ke tanah air, turut mengubah
konstelasi umat Islam di Indonesia. Ideologi baru yang mereka bawa lebih keras
dan tidak mengenal toleransi, sebab banyak dipengaruhi oleh mazhab maliki
yang diadopsi dan diintrodusir oleh Muhammad bin Abdul Wahab atau Wahabi
dan yang ketiga adalah kemiskinan. Situasi yang kacau di negara-negara Timur
Amerika, Israel, dan sekutunya. Pada saat yang sama, Masuknya paham
menuduh orang lain yang berada di luar kelompok mereka sebagai musuh, kafir
dan boleh diperangi. Faktor ketiga adalah kemiskinan. Meski faktor ini tidak
Dalam hal ini, fiqh siyasah dapat menjadi salah satu aspek hukum Islam
dalam bernegara untuk mencapai suatu kemaslahatan manusia terlepas dari masa
Alquran tidak ada satupun dalil yang secara eksplisit memerintah atau
mewajibkan umat Islam untuk mendirikan Negara bahkan istilah Negara tidak
Islam dan dalam prinsip konstitusional yang pokok diatas prinsip-prinsip umum
serta suatu dasar yang baku telah ditetapkan dalam nash-nash Alquran dan Hadis.4
2
Ahmad Asrori. “Radikalisme di Indonesia: Antara Historisitas dan Antropisitas”, dalam
Kalam: Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam, Vol. 9, No. 2, 2015, h. 253-268.
https://doi.org/10.24042/klm.v9i2.331
3
Mujar Ibnu Syarif, Hak-Hak Minoritas Non-Muslim Dalam Komunitas Islam (Bandung:
Angkasa Bandung, 2003), h. 13
4
Farid Abdul Khaliq, Fikih Politik Islam Edisi revisi (Jakarta: Penerbit Amzah, 2006), h.
34-37
4
jangka panjang, khususnya untuk lima tahun, dan berorientasi ke masa depan.
keseimbangan dan fokus. Strategi mengutarakan sesuatu yang tidak dapat diduga
semula atau sesuatu yang tidak dapat diketahui Quinn menjelaskan lebih lanjut
bahwa strategi adalah pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan, kebijakan
dan aksi utama dalam hubungan yang kohesif. Suatu strategi yang baik akan
lingkungan.6
teori pembelajaran sosial. Menurut teori ini, perilaku seseorang tergantung pada
5
Fred R David, Manajemen Strategi, Edisi ke-10, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h. 17.
6
Sukristono, Perencanaan Strategi Bank, (Jakarta: Ghalia indonesia, 1992), h. 57
7
Direktorat Advokasi Deputi Bidang Pencegahan Badan Narkotika Nasional Republik
Indonesia, Panduan Umum, h. 19-20
5
luas preventif diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah
upaya preventif adalah tindakan yang dilakukan sebelum sesuatu terjadi. Hal
tersebut dilakukan karena sesuatu tersebut merupakan hal yang dapat merusak
proses, cara, tindakan mencegah atau tindakan menahan agar sesuatu hal tidak
terjadi. Dapat dikatakan pula suatu upaya yang dilakukan sebelum terjadinya
yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab yang bertujuan untuk
radikalisme.
belum ada sama sekali masyarakat yang terpapar dengan paham tersebut. Artinya
masyarakat padang lawas utara hingga saat ini masih bersih dan aman dari paham
paham tersebut. Tentu semua ini dikarenakan adanya strategi pencegahan dari
kementerian agama padang lawas utara yang mudah dipahami masyarakat sekitar
masyarakat telah mengerti dan paham jika tindakan tindakan seperti itu sesuatu
6
yang dalam ajaran agama islam dan ajaran bernegara. Berdasarkan pernyataan
diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis
Padang Lawas Utara (Studi pada Kementerian Agama Padang Lawas Utara).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
paham radikalisme?
D. Penegasan Istilah
7
Maka penulis merasa perlu untuk memberi penjelasan satu persatu atau per
kata yang penulis ingin teliti, menurut penulis makna atau maksud dari judul
Islam.
E. Manfaat Penelitian
1. Kegunaan teoritis
2. Kegunaan Praktis
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
9
A. Strategi Pencegahan
1. Pengertian Strategi
Strategi diambil dari bahasa Yunani “strategos” yang artinya suatu cara
manajemen, strategi tidak hanya soal pencapaian tujuan saja, namun strategi juga
science of planning and directing military operation. Akan tetapi tinjauan tentang
konsep strategi ini ternyata tidak dapat dari satu sisi. Selanjutnya Chandler
dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tidak lanjut serta
yang mengantarkan nilai yang menarik, penuh dengan pendekatan bisnis untuk
hasil yang memuaskan. Dalam penyusunan strategi harus melibatkan semua unsur
dalam organisasi perusahaan dalam jangka waktu panjang, dan juga tujuan utama
Bila suatu organisasi mempunyai suatu “strategi”, maka strategi itu harus
terlalu umum, akan tetapi perlu lebih spesifik, seperti kategori produk
yang ditekuni, segmen pasar, area geografis dan teknologi utama yang
adalah hasil dari pembedaan, yang diperoleh dari fitur atau atribut dari
suatu produk atau jasa suatu organisasi, yang berupa citra, kustomisasi,
unggul secara teknis, harga, mutu atau kualitas dan reabilitas, yang
akan dihasilkan.11
Menurut Sofyan Assauri pula, fungsi dari strategi yang dapat dilakukan
didapatkan saat ini serta mencari tahu peluang yang bisa didapatkan di
11
Sofjan Assauri, Strategic Management: Sustainable Competitive Advantages, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2013), h.. 5-8.
12
perusahaan.
perusahaan.12
Berdasarkan pendekatannya Hill dan Jones meninjau strategi dari dua sisi
yaitu:
3. Makna Pencegahan
12
Assauri, Strategic Management., h. 7-8.
13
Akdon, Strategi Manajemen., h. 18
13
agar tidak terjadi dan kata pencegahan merupakan kata benda dari kata cegah
penolakan yang sengaja dilakukan terhadap sesuatu agar tidak terjadi. Pencegahan
adalah segala upaya, usaha atau tindakan yang dilakukan secara sadar dan
B. Paham Radikalisme
1. Pengertian Radikalisme
Radikalisme secara konseptual berasal dari kata radix yang berarti akar,
yang menurut bahasa berarti paham atau aliran yang menginginkan perubahan
atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis. Namun,
dalam artian lain, esensi radikalisme adalah konsep sikap jiwa dalam mengusung
perubahan. Sementara itu radikalisme menurut pengertian lain adalah inti dari
secara total serta berusaha merombak secara total tatanan sosial, politik atau
14
Peraturan Daerah Kota Kediri Nomor 8 Tahun 2017 Tentang Fasilitasi Pencegahan dan
Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba, h. 4
15
Kasjim Salenda, Terorisme dan Jihad, (Yogyakarta: al-Zikra, 2011), h. 93
14
mereka adalah amar ma’ruf nahi munkar dan setiap aksi mereka adalah jihad,
akan tetapi dalam menjalankan konsep tersebut sebagian dari golongan tersebut
selalu dengan tindakan kekerasan dan perusakan sarana dan prasarana, padahal
dalam ajaran Islam sendiri agama Islam sangat mengecam dan melarang untuk
untuk berbuat kebaikan. Islam merupakan agama rahmatan lil alamin yang
menyukai kedamaian dan menyeru orang lain untuk berbuat kebaikan dengan cara
radikal seperti ISIS dan lain-lain pada dasarnya timbul bisa jadi karena
kekecewaan terhadap penguasa, atau juga salah memahami tentang suatu ajaran
tindakannya merupakan jihad atas nama Islam, atau juga dengan ketidakpuasan
tersebut mereka berusaha untuk membentuk dan mendirikan sebuah daerah atau
negara sendiri.16
16
Noermala Sary. Mencegah Penyebaran Paham Radikalisme Pada Sekolah, dalam
Mantiq Vol. 2, No. 2, 2017, h. 191-200
15
bertentangan dengan hukum. Namun, pada hakikatnya, aksi radikal dan teroris
harus kita antisipasi pada momen momen tertentu seperti menjelang pilkada, pileg
dan pilpres karena kekuatan-kekuatan yang tidak terkendali dapat saja terjadi pada
mereka bangun akan sangat berbahaya apabila mereka selalu berdialog dengan
Namun, program tersebut dirasakan hanya berdampak pada seseorang atau pelaku
yang telah mendapatkan dakwaan sebagai teroris dan belum dapat dirasakan oleh
masyarakat secara umum. Oleh karena itu, perlu ada stakeholder lain yang dapat
meminimalisir radikalisme.17
serius karena paham radikalisme ini dapat mendekonstruksi ajaran agama yang
17
Oki Wahju Budijanto, “Tony Yuri Rahmanto. Pencegahan Paham Radikalisme Melalui
Optimalisasi Pendidikan Hak Asasi Manusia Di Indonesia (Prevention of Radicalism Through
Optimization Human Rights Education in Indonesia)”, dalam Jurnal Ham, Vol. 12, No.1, 2021, h.
57-74
16
2. Antropisitas Radikalisme
tindakan, namun ujaran kebencian ini yang sering kita jumpai dimana-
18
M. Mukhsin Jamil, Agama-Agama Baru di Indonesia, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,
2008), h, 37
19
Eka Yanuarti, et al. the role of the government in preventing radicalism actions
through multicultural education, dalam Potensia: Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 2,2019,
h. 135-148
17
(the state) dan juga bukan bagian dari lembaga bisnis dan ekonomi (the
20
Kartika Nur Fathiyah, Peran Institusi Pendidikan Dalam Pengembangan Nilai-Nilai
Moral Melalui Sikap Ilmiah (Scientific Attitude), dalam Paradigma, No. 02, 2006, h. 57-64
21
Otho H. Hadi, The Role of civil society in the process of democratization, dalam
Makara : Sosial Humaniora, Vol. 14, No. 2, 2010, h. 117-129
18
muda. Hal ini disebabkan pemikiran para generasi muda yang masih
pengetahuan bukan hanya sebatas ilmu umum saja, tetapi juga ilmu
secara baik dan benar, dalam artian haruslah seimbang antara ilmu
pengetahuan, baik ilmu umum dan ilmu agama sudah tercapai, maka
Indonesia.
Walaupun sudah terjadi, maka aksi ini dilakukan sebagai usaha agar
pertentangan dan konflik. Oleh karena itu, salah satu cara untuk
sekarang ini, di mana informasi bisa datang dari mana saja. Sehingga
tidak benar dan informasi yang tidak benar menjadi benar. Oleh
karena itu, kita harus bisa menyaring informasi yang didapat sehingga
terorisme
23
Felix Tawaang & Bambang Mudjiyanto, Mencegah Radikalisme Melalui Media Sosial
How To Prevent Radicalism Through Social Media, dalam Majalah Ilmiah Semi Populer
Komunikasi Massa, Vol. 2 No. 2, 2021, h. 131-144
23
C. Kajian Terdahulu
1. Skripsi saudari Lipia Citra Dewi tahun 2021 dengan hasil penelitian
3. Skripsi saudara Tahsis Alam Robithoh tahun 2013 dengan judul “Peranan
bahaya terorisme. Hal tersebut dapat dilihat dari bukti bahwa guru dalam
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunkan penulis dalam skripsi ini
adalah jenis penelitian lapangan (field research), artinya suatu penelitian yang
dilakukan secara sistematis, teratur dan mendalam dengan mengangkat data atau
B. Sifat Penelitian
25
Data yang diperoleh sebagai data lama, dianalisa secara bertahap dan
berlapis secara deskriptif analisis kualitatif yaitu suatu metode dalam meneliti
status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran,
ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Dalam penelitian ini akan
C. Subjek Penelitian
penting terkait dengan judul penelitian yang ditawarkan. 24 Subjek penelitian ini
25
jika merujuk pada pendapat Spradley yang menyebut dengan “social situation”
atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu tempat (place), pelaku
diambil dari subjek data potensial yang lebih besar sumber yang diinginkan.
dalam subjek sebagai satu-satunya pengaruh pada berapa banyak anggotanya akan
24
W. Gulo, Metodologi Penelitian (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002), h.
55.
25
James P Spradley, Participant observation (New York: Harcourt Brace Jovanovich
College Publishers, 1980), h. 39-40.
26
tertentu, maka dalam hal ini peneliti lebih memilih sampling nonprobability.26
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primier Data primer, yaitu data penelitian yang diperoleh secara
2. Data Skunder Data skunder, adalah data yang telah lebih dulu
26
Lisa M. Given, The Sage Encyclopedia Of Qualitative Research Methods (Singapore:
SAGE Publications Asia-Pacific, 2008), h. 797.
27
John W. Creswell, Educational Research: Planning, Conducting, And Evaluating
Quantitative And Qualitative Research (Amerika Serikat: Pearson Education, Inc, 2002), h. 143.
27
interview.
28
Susiadi AS, Metodologi Penelitian (Bandar Lampung: 2015), h. 105
29
Burhan Sungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), h. 18
30
S. Nasution, Metode Research: Penelitian Ilmiah,Cet.Ke-XIV (Jakarta: Bumi Aksara,
2014). h. 113.
31
Subagiyo & P. Joko, Metodologi Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: PT,
Rineka Cipta 2004) h. 106.
28
yang diselidiki.
Data Pengolahan data merupakan bagian yang amat penting dalam metode
ilmiah, karena dengan pengoalahan data,data tersebut dapat diberi arti dan makna
halhal yang akan ditulis yang secara garis besar terdiri dari bagian
G. Metode Analisis
Data Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
kualitatif.33
Tujuannya dapat dilihat dari sudut pandang Fiqh Siyasah, yaitu agar dapat
induktif yaitu metode yang mempelajari suatu gejala yang khusus mendapatkan
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Khaliq, Farid, Fikih Politik Islam Edisi revisi, Jakarta: Penerbit Amzah,
2006
H. Hadi, Otho, The Role of civil society in the process of democratization, dalam
Makara : Sosial Humaniora, Vol. 14, No. 2, 2010, h. 117-129
P. Joko, Subagiyo, Metodologi Penelitian Dalam Teori dan Praktek, Jakarta: PT,
Rineka Cipta 2004
R David, Fred, Manajemen Strategi, Edisi ke-10, Jakarta: Salemba Empat, 2006
Yanuarti, Eka, et al. the role of the government in preventing radicalism actions
through multicultural education, dalam Potensia: Jurnal Kependidikan
Islam, Vol. 5, No. 2,2019, h. 135-148