Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MACAM-MACAM PENDEKATAN DALAM

STUDI ISLAM (BAGIAN 2)

DOSEN PENGAMPU : Dr. Akhmad Syahri, M.Pd.I.

DISUSUN OLEH :
M. Ragil Dwifani Azzura (190107070)
Baiq Husnia Hamidayani (190107097)

Kelas: TBI III C

TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MATARAM
2020
BAB I PENDAHULUAN

Studi islam merupakan studi studi yang berkaitan dengan ilmu kegaamaan seperti
fiqih, hadits, dan lain sebagainya. Oleh karena itu studi islam merupakan salah satu studi
yang harus diperhatikan. Pemberian perhatian dalam studi islam berguna untuk
menyelesaikan isu isu terkini terkait segala permasalahan yang dihadapi didalam mempelajari
islam, salah satunya yaitu permasalahan terkait metodologi. Pengetahuan terhadap
metodologi studi islam diindonesia masih bisa dikatakan lemah, hal ini dikarenakan sumber
daya dan masyarakat islam Indonesia yang masih kurang memahami metodologi islam
tersebut. Sehingga masyarakat islam diindonesia masih mengikuti dan mengadopsi pola pikir
barat.1

Secara etimologi, Metodologi penelitian berasal dari kata “methods” yang berarti cara
yang tepat untuk melakukan sesuatu; dan “logos” yang berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi
metodologi artinya sebuah metode berpikir yang dilakukan secara seksama dalam upaya
untuk mencapai suatu tujuan. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), metodologi
berarti ilmu tentang metode atau uraian tentang metode. Dalam kaitannya, Metodologi adalah
cara yang tepat dan efektif dalam mempelajari dan memahami studi islam.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), Studi berarti penelitian ilmiah; kajian;
telaahan, yang pada kaitannya dapat diartikan sebagai kajian tentang islam secara mendalam
dan menyluruh. Islam berasal dari Bahasa arab yaitu salima yang berarti selamat dan dari
kata tersebut terbentuk kata aslama yang berarti menyerahkan diri atau tunduk dan patuh.

Secara terminologis atau istilah dapat dikatakan bahwa Islam adalah agama wahyu
berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi
Muhammad Saw sebagai utusan-Nya yang terakhir dan berlaku bagi seluruh umat manusia
sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan didunia, di mana pun dan kapan pun, yang
ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia.2

Metodologi studi Islam merupakan sebuah cara yang tepat dan efektif yang dilakukan
dalam mempelajari islam secara mendalam dan menyeluruh dengan berbagai prosedur yang
paten sehingga tujuan untuk dapat menyelesaikan berbagai permasalahan dunia dan
menemukan berbagai ilmu serta pedoman yang terdapat dalam islam dapat tercapai.
1
Suparlan. Maret 2019. “Metode dan Pendekatan Dalam Kajian Islam”. FONDATIA : Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 3, Nomor 1. https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/fondatia/article/download/185/163/. April 2021.
2
Jamal Misbahuddin. Desember 2011. ” Konsep Al-Islam Dalam Al-Qur’an”. Jurnal Al- Ulum Volume. 11,
Nomor 2, Hal. 283-310 https://core.ac.uk/download/pdf/294951399.pdf. April 2021.
BAB II

PEMBAHASAN

 Pendekatan Fenomenologis

Pendekatan fenomelogis merupakan salah satu pendekatan yang dilakukan dalam


studi islam. Secara harfiah istilah fenomenologi berasal dari bahasa Yunani pahainomenon
yang berarti gejala atau sesuatu yang menampakkan diri pada kesadaran kita. Dalam ruang
lingkup ini fenomenologi adalah sebuah pendekatan filsafat yang memiliki focus ilmu pada
analisis terhadap suatu gejala yang mempengaruhi kesadaran manusia.3 Metode ini dirintis
oleh Edmund Husserl (1859-1938). Pendekatan fenomenologis adalah pendekatan yang
mempelajari dan memahami fenomena fenomena keagamaan yang terjadi di tengah
masyarakat. Pelopor pendekatan fenomenologis sendiri merupakan seseorang filsuf yang
bernama Edmund Husserl pada abad ke 20-an. Pendekatan ini di dilakukan dengan
menerapkan pendekatan pendekatan ilmu yang berdasar dari agama itu sendiri. 4 Menurut
pengertian yang dikemukakan oleh salah satu pakar yaitu James L. Cox yang mengacu pada
konsep Husserl, James menerangkan bahwa fenomenologi agama merupakan sebuah metode
yang menyesuaikan terhadap aturan atau prosedur epoche yaitu penundaan penilaian-
penilaian sebelumnya yang berarti ketiadaan praduga-praduga yang dapat mempengaruhi
pemahaman yang didapat dari sesuatu. Intuisi eidetis yaitu melihat ke dalam makna agama
dengan sebenarnya atau pada hakikatnya kajian terhadap bermacam ekspresi simbolik yang
direspon oleh masyarakat sebagai nilai yang tidak terbatas bagi mereka.5

3
Mujib Abdul. November 2015. “Pendekatan Fenomenologi Dalam Studi Islam”. Al-Tadzkiyyah: Jurnal
Pendidikan Islam, Volume 6.
http://www.ejournal.radenintan.ac.id/index.php/tadzkiyyah/article/download/1485/1218. April 2021.

4
Insawan Husain. May 2010. “Pendekatan Fenomenologis Dalam Studi Islam”. Institut Agama Islam Negeri
Kendari.
https://www.researchgate.net/publication/341243939_PENDEKATAN_FENOMENOLOGIS_DALAM_STUDI_ISLA
M. April 2021.

5
Sholeh Farhanuddin. Februari 2016. “Penerapan Pendekatan Fenomenologi dalam Studi Agama Islam”. Jurnal
Qolamuna, Volume 1, Nomor 2. https://ejournal.stismu.ac.id/ojs/index.php/qolamuna/article/view/27/26.
April 2021.
Pendekatan ini mudahnya dapat digambarkan sebagai usaha yang dilakukan untuk
tetap menjaga, mempertahankan dan mengembalikan nilai keislaman atau ke religiusan
masyarakat islam dalam kehidupan sehari harinya. Terdapat beberapa contoh pendekatan
fenomenologis yang di ciptakan oleh orang orang yang mendedikasikan dirinya untuk
mempertahankan nilai keislaman yaitu seperti acara acara keagaaman yang diadakan untuk
menyambut maulid Nabi, acara Tahlilan yang diadakan untuk mengelar do’a Bersama saat
salah seorang dari anggota masyarakat yang meninggal dunia, dan banyak sekali kegiatan
yang dilakukan lapisan masyarakat yang semata bertujuan untuk mempertahankan nilai
keislaman masyarakat.

Berdasarkan penjelasan diatas terdapat kelebihan dan kekurangan dari pendekatan


fenomenologis yaitu sifatnya yang utuh serta holistic dalam memandang sesuatu dengan
mengesampikan pemikiran pemikiran yang sudah ada baik itu yang didapat dari adat istiadat
dan sebagainya membuat hasil yang didapatkan itu utuh tanpa adanya pengaruh dari
pemikiran sebelumnya. Akan tetapi karena sifatnya yang objektif tanpa pengaruh pemikiran
yang lain, membuatnya menjadi sedikit konyol karena akan menjadi pemikiran yang terkesan
subjektif dan tidak dapat di simpulkan secara umum.

 PENDEKATAN POLITIS

Politik berasal dari bahasa Yunani: Πολιτικά, politiká; dan dalam bahasa Arab: ‫سياسة‬,
siyasah, yang berarti dari, untuk, atau yang berkaitan dengan warga negara. 6 Dalam kamus
besar Bahasa Indonesia, politik berarti pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau
kenegaraan, seperti sistem pemerintahan, dasar-dasar pemerintahan dan sebagainya; dan
dapat juga diartikan sebagai segala urusan dan tindakan, siasat atau kebijakan dan sebagainya
mengenai pemerintahan suatu negara atau terhadap negara lain.7 Politik adalah sebuah proses
pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang berwujud proses antara lain;
pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.

Pendekatan politik adalah salah satu upaya untuk mempelajari dan memahami agama
dengan cara menanamkan nilai-nilai agama pada lembaga sosial dengan tujuan untuk
menimbulkan motivasi atau keinginan untuk mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan

6
https://id.wikipedia.org/wiki/Politik. April 2021

7
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/politik. April 2021
serta perdamaian dalam masyarakat.8 Islam memiiki hubungan erat dengan politik dan
kepemimpinan, seperti contoh pada zaman Nabi Muhammad SAW yang bertindak bukan
hanya sebagai pendakwah dan penyampai wahyu akan tetapi berperan dalam
kepemimmpinan di daerah Madinah. Begitu juga dengan pemimpin pemimpin islam lainnya
seperti Abu bakar As-Sidiq, Umar Bin Khattab dan seterusnya. Yang berhasil memimpin
umat islam menuju zaman kejayaannya. Islam dan kekuasaannya yang secara fungsional
mempunyai hubungan yang bersifat saling menguntungkan, meskipun secara garis besar
hakikat keduanya berbeda. Agama mendorong terciptanya kekuasaan yang bermoral, begitu
juga sebaliknya moralitas kekuasaan juga turut serta memperkuat jiwa keagamaan.

Agama Islam menganut system politik yang fleksibel, yaitu sistem politik yang dapat
menerima bermacam bentuk sistem pemerintahan, seperti kerajaan (monarki), kesultanan,
republik Islam, parlementer, gabungan antara parlementer dan kerajaan. Dalam pandangan
politiknya, Islam membenarkan pendapat Mohammad Husein Haikal yang berpendirian,
bahwa dalam Islam tidak terdapat sistem ketatanegaraan, tetapi terdapat seperangkat nilai
etika bagi kehidupan ketatanegaraan.9 Oleh karena itu, islam memberikan kebebasan untuk
manusia memimpin atau membuat aturan untuk mensejahterakan menciptakan rasa damai
bagi masyarakat di dunia ini. Islam tidak memberi atau memaparkan bentuk pemerintahan
secara signifikan akan tetapi memberikan prinsip-prinsip yang tidak boleh diabaikan dalam
pembentukan sebuah konstitusi atau negara. Diantara prinsip-prinsip tersebut antara lain:
prinsip keadilan, musyawarah, persamaan, ketaatan kepada pemimpin, konsultasi dan
kebebasan dalam beragama.

 PENDEKATAN PSIKOLOGIS

Psikologi merupakan sesuatu yang menjadi bagian dari manusia yang mencakup
perilaku dan mental manusia. Psikologi berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari kata
Psyche yang berarti jiwa dan kata logos yang berarti ilmu. Psikologi adalah Ilmu yang
mempelajari tentang mental dan perilaku manusia baik itu macam macam gejala, proses dan

8
Latifah Ipah, Kholidi Fauzan, Afifah Nurul Farah. Desember 2014. “Pendekatan Politik Dalam Studi Islam”.
https://www.academia.edu/9706784/Pendekatan_Politik_dalam_Studi_Islam. April 2021.

9
Latifah Ipah, Kholidi Fauzan, Afifah Nurul Farah. Desember 2014. “Pendekatan Politik Dalam Studi Islam”.
https://www.academia.edu/9706784/Pendekatan_Politik_dalam_Studi_Islam. April 2021
latar belakangnya.10 Studi islam merupakan sebuah ilmu yang membahas tentang agama,
sejarah, aturan, maupun kehidupan umatnya.

Psikologi dalam studi islam membahas tentang hubungan mental manusia dengan
agama baik itu dari cara pengajarannya dan pengembangannya. Ilmu psikologi digunakan
untuk mengetahui perilaku beriman, perbuatan baik, perkataan perkataan yang jujur dan lain
sebagainya dalam diri manusia. Psikologi dimanfaatkan untuk mengetahui seberapa besar
tingkat keberagamaan seseorang melalui sifat sifat yang ditunjukan.

Dalam sudut pandang psikologis humanistik, manusia mempunyai potensi untuk


melakukan perbuatan baik dari berbagai aspek yaitu kemauan, kebebasan, perasaan, dan
pikiran dalam mengartikan makna kehidupan dengan berdasar pada nilai-nilai ketauhidan
sehingga dapat mengembangkan potensi dan kualitas hidup Islami yang baik. Oleh karena itu,
konsep tersebut menyatukan hubungan antara nafsu, akal, dan hati manusia ke dalam
konteks psikologis manusia itu sendiri dengan berdasar pada ajaran-ajaran wahyu. Hubungan
konsep psikologis humanistik tersebut, akan menciptakan kreatifitas hidup sebagaimana yang
telah dipesankan oleh Allah dalam al-Qur'an yaitu semangat untuk berpikir, kemauan untuk
berbuat kebaikan dan menciptakan nilai-nilai spritualitas yang tinggi demi kualitas hidup
manusia secara menyeluruh.11

 PENDEKATAN FEMINIS

Feminisme adalah serangkaian gerakan sosial, politik, dan ideologi yang memiliki
tujuan yang sama, yaitu untuk membentuk, mendefinisikan, dan meraih kesetaraan gender
baik untuk laki-laki maupun perempuan dalam berbagai lingkup kehidupan seperti lingkup
politik, ekonomi, pribadi, dan social. 12 Secara etimologi, feminis berakar dari kata femme
yang memiliki arti perempuan yang berjuang untuk memperjuangkan hak-hak kaum
perempuan dalam memproleh ruang dalam kelas sosial.13 Tujuan dari feminis yaitu untuk
10
M. Khoiruddin Arif. Juni 2017. “Pendekatan Psikologi Dalam Studi Islam”. Journal An-nafs: Vol. 2 No. 1 Juni.
https://ejournal.iai-tribakti.ac.id/index.php/psikologi/article/view/343/432. April 2021.

11
Mansir Firman. Juni 2018. ”Pendekatan Psikologi Dalam Kajian Pendidikan Islam”. Psikis : Jurnal Psikologi
Islami Vol. 4 No. 1: 61-73. https://core.ac.uk/download/pdf/267945743.pdf. April 2021.

12
https://id.wikipedia.org/wiki/Feminisme. April 2021.

13
Ismail. Juli-Desember 2019. “Pendekatan Feminis dalam Studi Islam Kontemporer”. Jurnal Hawa Vol. 1 No. 2.
https://www.researchgate.net/publication/343235206_PENDEKATAN_FEMINIS_DALAM_STUDI_ISLAM_KONTE
MPORER/fulltext/5f1ecd3f92851cd5fa4b32ea/PENDEKATAN-FEMINIS-DALAM-STUDI-ISLAM-
KONTEMPORER.pdf?origin=publication_detail. April. 2021
memperjuangkan kesetaraan dan keseimbangan diantara laki laki dan perempuan.
Keseimbangan dan kesetaraan antar gender ini dalam Islam sendiri memiliki prinsip yang
tidak jauh berbeda dengan kesetaraan gender pada umumnya.

Kesetaraan gender dalam islam mengacu pada tidak adanya perbedaan dari setiap
mahluk atau individu dan kelompok di hadapan Tuhan. Agama memberikan kebebasan bagi
setiap individu untuk melakukan berbagai aktivitas social terutama kepada kaum perempuan
yang sering menjadi objek ketidak setaraan gender tersebut, tentu dengan tetap berpegang
pada Al-Qur’an serta nilai nilai yang terkandung didalamnya seperti keadilan, perdamaian
dan tentunya kesetaraan.

Perlunya pemberian edukasi dalam masyarakat tentang kesetaraan gender juga mejadi
salah satu upaya untuk merealisasikan terwujudnya kesetaraan tersebut. Agama sebagai salah
satu Lembaga paling kuat di masyarahat dengan Al-Qur’an sebagai landasan prinsipnya akan
sangat berperan penting dalam membantu untuk mewujudkan hal tersebut. Nasaruddin Umar
mengenalakan prinsip-prinsip kesetaraan gender yang di himpun dari ayat-ayat al Qur’an
sebagai berikut;14

a) Laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai hamba (QS. Al Zariyat:56), pencapaian


derajat ketaqwaan tidak berdasar pada perbedaan jenis kelamin tertentu (QS. Al
Hujurat ayat13).
b) Laki-laki dan perempuan sebagai khalifah di bumi (QS. AlAn’am:165).
c) Laki-laki dan perempuan menerima perjanjian sejak dahulu (QS. Al A’raf:172)
d) Ayat-ayat yang berkaiatan dengan drama alam semesta atau penciptaan Adam dan
pasanganya di surga sampai turun ke bumi selalu menyertakan kedua belah pihak
secara aktif dengan menggunkan kata ganti untuk dua orang (huma), yang merupakan
kata ganti untuk Adam dan Hawa.
e) Laki-laki dan perempuan berpotensi meraih prestasi (QS. Al Imran ayat 195, QS. Al
Nisa’ ayat 124, QS. Al Nahl, ayat 97, QS. Ghafir ayat 40).

Berdasarkan ayat ayat Al-Qur’an diatas dapat dilihat jika islam tidak pernah
membedakan gender diantara laki laki dan perempuan dalam berbagai hal. Kesetaraan
gender sudah dtunjukan sejak awal penciptaan sehingga dapat menjadi dasar pengajaran

14
Izziyana Vivid Wafda. Juli-Desember 2016. ”Pendekatan Feminisme Dalam Studi Hukum Islam”. Volume 2,
Nomor 1. http://journal.umpo.ac.id/index.php/istawa/article/download/366/373. April 2021.
dan penanaman pemikiran untuk merealisasikan penyetaraan gender di masyarakat secara
luas.

 PENDEKATAN INTERDISIPLINER DAN MULTIDISIPLINER

Pendekatan interdisipliner dan multidisipliner juga merupakan pendekatan pendakatan


yang digunakan dalam studi islam. Pendekatan interdisipliner dan multidisipliner merupakan
bentuk upaya yang dilakukan dalam menanggapi isu social yang masih terjadi meskipun telah
adanya agama sebagai acuan dalam menjalani kehidupan. Isu isu yang muncul seperti
kekerasan, demonstrasi, kriminalitas dan sebagainya masih terjadi sehingga perlunya
dilakukan pencarian jalan keluar dengan memanfaatkan berbagai disiplin ilmu dalam
memberikan value untuk masyarakat dalam kehidupan.

Pendekatan interdisipliner dan pendekatan multidisipliner adalah dua pendekatan


yang memiliki kesamaan dalam disiplin ilmu dan berbeda dalam tinjauan ilmunya yaitu;
pendekatan interdisipliner adalah pendekatan ilmu yang mengambil beberapa disiplin ilmu
relevan dalam konteks yang masih sama atau serumpun untuk menyelesaikan masalah,
sedangkan multidisipliner merupakan pendekatan yang menggabungkan beberapa disiplin
ilmu yang berbeda dan kemudian disatukan dalam tujuan untuk menyelesaikan masalah.15

Pendekatan interdisipliner dalam studi islam berasal dari pengembangan dan


penjabaran dari tiga topik antara lain; pendekatan filsafat, pendekatan sosiologi dan
pendekatan sejarah yang Fokusnya lebih diarahkan pada aspek penerapannya. Sedangkan
Pendekatan Multidisipliner merupakan hasil dari pengembangan disiplin ilmu antara lain;
pendekatan sejarah, pendekatan antropologi dan pendekatan sosiologi.16 Baik pendekatan
interdisipliner dan pendekatan multidisipliner memiliki terapan yang dapat memberikan jalan
keluar dan sudut pandang untuk menyelesaikan berbagai masalah yang masih kurang tepat
jika diselesaikan hanya dengan sudut pandang agama yang bersumber Al-Qur’an dan
didapatkan hanya dengan penjabaran tekstual dari ayat ayatnya.

15
Rohmatika Vina Ratu. Januari-Juni, 2019. “Pendekatan Interdisipliner dan
Multidisipliner Dalam Studi Islam”. Volume 14, Nomor 1.
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/alAdyan/article/download/4681/3024. April 2021.

16
Rohmatika Vina Ratu. Januari-Juni, 2019. “Pendekatan Interdisipliner dan
Multidisipliner Dalam Studi Islam”. Volume 14, Nomor 1.
https://www.researchgate.net/publication/335427429_Pendekatan_Interdisipliner_dan_Multidisipliner_Dala
m_Studi_Islam/fulltext/5d652d5da6fdccc32cd49416/Pendekatan-Interdisipliner-dan-Multidisipliner-Dalam-
Studi-Islam.pdf?origin=publication_detail. April 2021.
Pendekatan interdisipliner dan multidisipliner bertujuan untuk membangun pola pikir
masyarakat islam yang masih memandang agama hanya memiliki doktrin tersendiri dan
terkesan tidak universal. Seperti contoh, adanya fatwa MUI yang menyebutkan bahwa
“rokok” itu haram, dikarenakan dapat menimbulkan mudarat atau penyakit. keputusan
tersebut jika hanya dilihat dari segi agama terutama ilmu fikih memang benar, akan tetapi
jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda seperti lapangan pekerjaan atau ekonomi jelas
berbeda dan dapat merugikan individu atau kelompok. Hal ini menunjukan jika perlunya
dilakukan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner sehingga terbentuk sebuah aturan
yang universal dan sistematis.

SIMPULAN

Studi islam merupakan sebuah studi yang menpelajari dan memahami berbagai ruang
lingkup ajaran dan aturan dalam islam. Studi islam merupakan studi yang memiliki berbagai
penjabaran termasuk berbagai pendekatan dalam upaya untuk memberikan kenyamanan dan
ketentraman umatnya. Berbagai pendekatan seperti pendekatan fenomenologis, politis,
feminis dan innterdisipliner-multidisipliner merupakan sebuah rangkaian upaya yang
diciptakan untuk menyelesaikan berbagai isu dan permasalahan yang ditemui oleh umat
didunia dari zaman ke zaman. Berbagai pendekatan memiliki peran yang krusial bagi agama
dalam menyelesaikan berbagai permasalahan baru yang timbul di dalam kehidupan umat
sehingga perlu adanya dorongan yang dilakukan untuk memberikan edukasi dan pemahaman
untuk masyarakat agar dapat membantu mengatasi berbagai persamalahan yang ada di dunia.

DAFTAR PUSTAKA

Suparlan. Maret 2019. “Metode dan Pendekatan Dalam Kajian Islam”. FONDATIA : Jurnal Pendidikan
Dasar Volume 3, Nomor 1. https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/fondatia/article/download/185/163/. April
2021
Jamal Misbahuddin. Desember 2011. ” Konsep Al-Islam Dalam Al-Qur’an”. Jurnal Al- Ulum Volume.
11, Nomor 2, Hal. 283-310 https://core.ac.uk/download/pdf/294951399.pdf. April 2021.
Mujib Abdul. November 2015. “Pendekatan Fenomenologi Dalam Studi Islam”. Al-Tadzkiyyah: Jurnal
Pendidikan Islam, Volume 6.
http://www.ejournal.radenintan.ac.id/index.php/tadzkiyyah/article/download/1485/1218. April 2021.
Insawan Husain. May 2010. “Pendekatan Fenomenologis Dalam Studi Islam”. Institut Agama Islam
Negeri Kendari.
https://www.researchgate.net/publication/341243939_PENDEKATAN_FENOMENOLOGIS_DALAM_STUDI_ISLA
M. April 2021.
Sholeh Farhanuddin. Februari 2016. “Penerapan Pendekatan Fenomenologi dalam Studi Agama
Islam”. Jurnal Qolamuna, Volume 1, Nomor 2.
https://ejournal.stismu.ac.id/ojs/index.php/qolamuna/article/view/27/26. April 2021.
https://id.wikipedia.org/wiki/Politik. April 2021
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/politik. April 2021
Latifah Ipah, Kholidi Fauzan, Afifah Nurul Farah. Desember 2014. “Pendekatan Politik Dalam Studi
Islam”. https://www.academia.edu/9706784/Pendekatan_Politik_dalam_Studi_Islam. April 2021.
M. Khoiruddin Arif. Juni 2017. “Pendekatan Psikologi Dalam Studi Islam”. Journal An-nafs: Vol. 2 No. 1
Juni. https://ejournal.iai-tribakti.ac.id/index.php/psikologi/article/view/343/432. April 2021.
Mansir Firman. Juni 2018. ”Pendekatan Psikologi Dalam Kajian Pendidikan Islam”. Psikis : Jurnal
Psikologi Islami Vol. 4 No. 1: 61-73. https://core.ac.uk/download/pdf/267945743.pdf. April 2021.
https://id.wikipedia.org/wiki/Feminisme. April 2021.
Ismail. Juli-Desember 2019. “Pendekatan Feminis dalam Studi Islam Kontemporer”. Jurnal Hawa Vol. 1
No. 2.
https://www.researchgate.net/publication/343235206_PENDEKATAN_FEMINIS_DALAM_STUDI_ISLAM_KONTE
MPORER/fulltext/5f1ecd3f92851cd5fa4b32ea/PENDEKATAN-FEMINIS-DALAM-STUDI-ISLAM-
KONTEMPORER.pdf?origin=publication_detail. April. 2021
Izziyana Vivid Wafda. Juli-Desember 2016. ”Pendekatan Feminisme Dalam Studi Hukum Islam”.
Volume 2, Nomor 1. http://journal.umpo.ac.id/index.php/istawa/article/download/366/373. April 2021.
Rohmatika Vina Ratu. Januari-Juni, 2019. “Pendekatan Interdisipliner dan
Multidisipliner Dalam Studi Islam”. Volume 14, Nomor 1.
https://www.researchgate.net/publication/335427429_Pendekatan_Interdisipliner_dan_Multidisipliner_Dala
m_Studi_Islam/fulltext/5d652d5da6fdccc32cd49416/Pendekatan-Interdisipliner-dan-Multidisipliner-Dalam-
Studi-Islam.pdf?origin=publication_detail. April 2021

Anda mungkin juga menyukai