Anda di halaman 1dari 10

DAMPAK GERAKAN JAMAAH ISLAMIYAH TERHADAP INTEGRASI NASIONAL PADA

BIDANG IDEOLOGI SERTA BAGAIMANA KITA MENANGANINYA

Disusun Untuk Memenuhi Penilaian Akhir Semester


PPKn Kelas XI IPA SMA Koleses De Britto
Tahun Ajaran 2022/2023

Oleh : Valentino Christian Adiyatma S


Kelas : XI MIPA 2
Absen : 26
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Integrasi Nasional adalah kesadaran bersama di antara warga negara. Ini berarti
bahwa walau kita memiliki kasta yang berbeda, agama, dan daerah, dan berbicara
dengan bahasa yang berbeda, kita mengakui kenyataan bahwa kita semua adalah satu.
(Kurana, 2010).Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa integrasi nasional
merupakan kesadaran bersama mengenai kesatuan dan persatuan. Integrasi nasional
berkaitan dengan penggabungan beberapa kelompok yang berbeda, akan tetapi
melibatkan satu tujuan dan visi yang sama sebagai tujuan nasional. Integrasi nasional
harus dilandasi oleh ideologi yang sama. Indonesia sendiri menganut ideologi Pancasila
yang memiliki lima sila dasar sebagai pedoman dalam hidup masyarakat Indonesia.
Ideologi sendiri berperan sebagai prinsip-prinsip yang mengatur tata kelola negara.

Terkadang ada beberapa kelompok yang memiliki pandangan serta ideologi


mereka sendiri dan bisa merusak ideologi dari Pancasila itu sendiri. Pancasila sebagai
ideologi bangsa sendiri harus bisa dihormati oleh seluruh warga Indonesia. Integrasi
nasional bangsa Indonesia sendiri pernah beberapa kali mengalami ancaman di bidang
ideologi. Salah satunya adalah dengan adanya kelompok ekstrimisme. Ekstrimisme
sendiri dapat dikatakan sebagai pandangan yang ekstrim terhadap suatu keyakinan
yang memicu tindakan berada di luar batas norma yang ada. Banyak kelompok ekstrimis
yang mengatasnamakan agama sebagai ideologi mereka. Salah satu gerakan ekstrimis
yang pernah ada di Indonesia adalah gerakan Jamaah Islamiyah. Jamaah Islamiyah
atau biasa disebut JI didirikan pada tahun 1993 oleh sekelompok militan diantaranya
adalah Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba’asyir. JI sendiri memiliki tujuan untuk
mendirikan negara islam di kawasan Asia Tenggara dan memiliki pandangan anti-Barat.
Pada awalnya JI merupakan transformasi gerakan Darul Islam (DI) yang bertujuan
menegakkan syariat islam semurni-murninya.
Pada makalah ini membahas mengenai aksi-aksi yang dilakukan oleh JI serta
dampak yang ditimbulkan pada integrasi nasional yang ada. Mengetahui lebih jelas
mengenai bagaimana respon masyarakat terhadap gerakan yang ada. Selain itu,
makalah ini juga membahas mengenai bagaimana cara kita untuk bisa mengatasi dan
bersikap terhadap kejadian yang bisa mengganggu ideologi bangsa. Makalah ini
menjelaskan mengenai bagaimana cara kita mengatasi ancaman integrasi nasional
yang ada.

2. Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana Jamaah Islamiyah bisa terbentuk di Indonesia serta pengaruh


terhadap masyarakat?

1.2.2 Apa saja dampak yang ditimbulkan oleh adanya gerakan ekstrimisme
Jamaah islamiyah?

1.2.3 Bagaimana ekstrimisme bisa terjadi dan cara menyikapi dan mengatasi
ancaman integrasi nasional pada bidang ideologi?

3. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memahami lebih lanjut serta menganalisis
mengenai gerakan ekstrimisme yang pernah terjadi di Indonesia dan mengancam
integrasi nasional Memahami lebih lanjut mengenai ancaman-ancaman di bidang
ideologi yang bisa mengganggu integrasi nasional yang ada serta mempromosikan
sikap pluralisme dan toleransi. Melihat kembali dampak adanya gerakan ekstrimis di
Indonesia. Selain itu, juga untuk menambah wawasan mengenai cara mengatasi serta
peran masyarakat dalam menjaga integrasi nasional yang ada.

BAB II
Jemaah Islamiyah

1. Terbentuknya Jamaah Islamiyah


Pada tahun 1980 terdapat serangkaian kejadian konflik di beberapa negara islam
salah satunya ialah Afghanistan. Pada konflik ini lahirlah para militan serta radikal yang
mengatasnamakan islam sebagai bagian dari ideologi mereka. Beberapa dari warga
negara Indonesia terpengaruh dalam konflik tersebut. Beberapa tokoh diantaranya
adalah Abu Bakar Ba,asyir dan Abdullah Sungkar. Mereka sendiri merupakan mantan
anggota organisasi persatuan islam yang termasuk kedalam gerakan radikal yang keras
di Indonesia. Pada tahun 1990 Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba'asyir mendirikan
Jemaah Islamiyah yang memiliki tujuan utama untuk mendirikan Negara Islam di
kawasan Asia Tenggara. Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba'asyir menilai bahwa
ideologi yang ada pada setiap negara di asia tenggara tidak sesuai dengan
syariat-syariat Islam Sehingga mereka ingin mengganti hukum di Asia Tenggara
menggunakan syariat Islam itu sendiri. Jemaah Islamiyah didasarkan pada pemikiran
radikal terhadap Syariat Islam. Berdasarkan pengamat Ji pertama Sidney Jones ada 4
ideologi perjuangan organisasi radikal yang tumbuh dan diikuti dalam gerakan jamaah
Islamiyah yaitu :

1. Ideologi Salafiyah yang berakar sebelumnya dan dianut oleh gerakan Darul Islam
2. Ideologi yang bersandar pada dewan dakwah islamiyah Indonesia atau ddii yang
didirikan tahun 1967 oleh Muhammad Natsir
3. Ideologi Ikhwan Al muslimin di Mesir dan kumpulan pecahannya yang lebih keras
yaitu jamaah Islamiyah
4. Ideologi mujahidin Afghanistan dan alqaeda khususnya Abdullah Azzam

Jemaah Islamiyah sendiri bergerak secara rahasia dan diam-diam. Beberapa sikap
hijrah yang mereka lakukan ketika masuk ke dalam Jemaah Islamiyah berbentuk pengisian diri
dari dunia luar maupun masyarakat antara lainnya adalah dengan tidak shalat jika dipimpin oleh
Imam yang tidak sepaham dengan dirinya. Kemudian tidak bekerja sebagai pegawai
pemerintahan dikarenakan tidak sepaham dengan hukum dan syariat Islam juga tidak
menyekolahkan anak-anak mereka ke dalam sekolah yang tidak menganut syariat Islam
sebagai hukum utama.
Para anggota jamaah Islamiyah meyakini bahwa harus adanya penegakan syariat Islam
di kawasan Asia Tenggara yang dipimpin oleh umat Islam dan segala tindakan yang mereka
lakukan merupakan bagian dari jihad. Setelah terbentuk jamaah Islamiyah kemudian
mendapatkan bantuan dari beberapa organisasi ekstrimis lainnya yang berlandaskan pada
syariat Islam antara lain yaitu Al kaidah yang dipimpin oleh Osama Bin Laden. jamaah
Islamiyah dibantu dengan adanya pasokan bantuan keuangan. Selain itu ada beberapa
anggota yang dikirimkan ke Afghanistan untuk melakukan pelatihan di sana.

Jamaah Islamiyah sendiri melakukan berbagai teror dan pengeboman di Indonesia yang
bertujuan untuk membalaskan dendam pada saudara seagama mereka yang telah menderita di
Afghanistan. Beberapa kejadian yang dilakukan oleh Jemaah Islamiyah antara lain adalah
serangan bom Bali pada tahun 2002 merupakan serangan terorisme paling mematikan dalam
sejarah Indonesia. Merupakan bom mobil yang meledak di klub malam say Club dan Paddy’s
pub di kota Bali hingga menewaskan 202 orang termasuk warga asing. Serangan ini dilakukan
oleh kelompok Jamaah Islamiyah di bawah pimpinan Imam Samudra dan Azahari Husein.
Kemudian ada juga serangan hotel JW Marriott dan Ritz Carlton di Jakarta pada pada tanggal
17 Juli tahun 2009. Merupakan upaya bom bunuh diri yang menewaskan 7 orang dan puluhan
orang Luka berat hingga ringan. Jamaah Islamiyah bertanggung jawab atas serangan serta Dua
pelaku dari identifikasi adalah Nana Ikhwan Maulana serta Dani Dwi Permana. Kemudian ada
pula serangan bom di gereja Surabaya pada 13 Mei 2018 dilakukan oleh kelompok teroris
jamaah Islamiyah yang menewaskan sedikitnya 13 orang termasuk para pelaku dan puluhan
korban lainnya mengalami luka ringan hingga berat. Itulah Beberapa tindakan yang dilakukan
oleh Jemaah Islamiyah yang ada di Indonesia.

Islamiyah sendiri tidak secara resmi dibubarkan akan tetapi setelah serangkaian
serangan teroris yang berkaitan pemerintah Indonesia mengambil tindakan atau turun tangan
untuk menangkap serta mengadili anggota-anggota Jemaah Islamiyah. Salah satu contohnya
adalah Abu Bakar yang pada tahun 2007 ditangkap dan diadili atas tuduhan terkait terorisme
yang kemudian baasyir divonis bersalah dan dihukum penjara.
(Abu Bakar Ba’asyir)

BAB III
Dampak Gerakan Jamaah Islamiyah

Jamaah Islamiyah melakukan serangkaian aksi teror yang tentu saja berdampak pada
masyarakat serta negara Indonesia. Dampak yang diberikan pun terbilang cukup besar
dikarenakan mengancam persatuan serta integrasi nasional. Beberapa aksi radikal yang
dilakukan antara lain adalah menghasut masyarakat agar Mengikuti ajaran jamaah Islamiyah.
Dampak yang lain adalah munculnya gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari
Indonesia oleh beberapa kelompok atau golongan. Masyarakat tentunya merasakan dampak
yang luar biasa dari aksi-aksi yang telah dilakukan oleh Jamaah Islamiyah.

Pada kasus bom Bali teror yang dilakukan oleh kelompok jamaah Islamiyah berdampak
pada keresahan masyarakat sekitar dan masyarakat mancanegara. Hal itu menyebabkan
menurunnya jumlah turis yang berkunjung ke Bali sehingga menyebabkan penurunan pada
sektor pariwisata dan menyebabkan kesulitan pada sektor ekonomi.Selain kerugian materil ada
pula kerugian lainnya yaitu dengan adanya korban jiwa Dari teror yang telah dilakukan.
kemudian munculnya perpecahan dan rasa intoleransi terhadap umat antar agama. beberapa
hal ini disebabkan oleh pengeboman pada gereja-gereja di Surabaya. Dikarenakan hal tersebut
membuat turunnya kepercayaan masyarakat yang berbeda agama. Selain itu karena gerakan
jamaah Islamiyah didasarkan pada syariat Islam maka banyak pandangan buruk yang ditujukan
pada masyarakat beragama Islam lainnya.

Keresahan masyarakat serta ketakutan yang mereka rasakan bisa menjadi salah satu
ancaman dari integrasi nasional itu sendiri. Oleh sebab itu segala teror dan kegiatan radikal
merupakan suatu ancaman bagi ideologi bangsa Indonesia sendiri, selain karena memakan
banyak kerugian serta korban hal ini juga membuat banyak orang memiliki ideologi yang
berbeda-beda sehingga ideologi Pancasila sulit untuk terlaksana dalam kehidupan sehari-hari.
Munculnya sikap intoleran dari beberapa kelompok, ketegangan antar suku ras dan agama,
adanya keseimbangan sosial yang terjadi di masyarakat, serta menyebarnya paham terorisme
dan radikal.

Hal-hal ini sangat berdampak pada keseimbangan serta ketentraman yang ada pada
masyarakat. Jika aksi teror dan radikalisme terjadi maka bisa dikatakan bahwa tidak hanya
menyerang pada bidang ideologi saja akan tetapi juga berdampak pada sektor ekonomi dan
sektor pariwisata.

BAB IV
Faktor ekstrimisme dan cara mengatasinya

Ekstrimisme adalah Keyakinan berlebihan terhadap suatu pandangan atau ideologi yang
dapat menyebabkan tindakan yang di luar batas norma yang ada pada masyarakat.
Ekstrimisme sendiri tidak terjadi begitu saja atau muncul secara tiba-tiba. Ada beberapa faktor
yang menyebabkan timbulnya sikap ekstremisme pada diri seseorang atau suatu kelompok.
Ekstremisme yang sering terjadi biasanya disebabkan oleh hasutan kelompok radikal yang
memiliki keyakinan terhadap suatu ideologi. Beberapa faktor lainnya yang dapat menyebabkan
adanya ekstrimisme antara lain:
1. Ketidakpuasan pada ketimpangan sosial yang terjadi antara lain perbedaan
ekonomi, kemiskinan, pengangguran, dan perlakuan yang tidak adil.
2. Ketidakpuasan terhadap sistem pemerintahan seperti korupsi, nepotisme, serta
penindasan.
3. Rasisme yang terjadi antar etnis atau golongan seperti diskriminasi dan
pemindahan suatu individu maupun kelompok.
4. Pemahaman agama yang salah, digunakan untuk membenarkan tindakan yang
melawan hukum, biasanya dipengaruhi oleh pemimpin agama yang menerapkan
ideologinya kepada suatu individu maupun kelompok yang memiliki pemahaman
yang salah mengenai suatu agama.
5. Pengaruh lingkungan sekitar di mana lingkungan sekitar mempengaruhi suatu
individu atau kelompok untuk menjadi suatu bagian dari organisasi ekstremis.

Pencegahan serta penanganan tindakan ekstremisme menjadi hal yang sangat penting
baik bagi pemerintah maupun bagi masyarakat. Kita sudah mengerti bahwa tindakan
ekstrimisme menyebabkan banyak kerugian baik materi maupun moral pada masyarakat. oleh
sebab itu baik masyarakat maupun pemerintah harus melaksanakan tindakan pencegahan dan
penanganan terkait ekstrimisme. Pencegahan ekstrimisme bisa dilakukan dengan cara antara
lain:

1. Menjunjung tinggi sikap toleransi antar sesama masyarakat.


2. Menjauhi ajaran-ajaran yang sekiranya sesat ataupun manipulatif
3. Melakukan penyuluhan terhadap masyarakat di lingkungan terkait tindakan
ajakan radikalisme dan ekstrimisme
4. Menerapkan pembelajaran cinta tanah air dan pembelajaran Pancasila pada
kurikulum pendidikan.
5. Tidak merendahkan suku ras dan agama dari pihak lain.
6. Mengatasi masalah ketimpangan sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat.
7. Mendekatkan diri pada masyarakat sehingga masyarakat dapat mempercayai
sistem pemerintahan yang berjalan.

Untuk penanganan tindak ekstrimisme yang bisa dilakukan adalah:


1. Mengamankan semua pihak yang terlibat ataupun terkait dengan
kegiatan-kegiatan ekstrimisme yang telah dilakukan.
2. Membasmi hingga ke akar-akarnya sehingga tidak muncul lagi tindakan
ekstremisme yang sama.
BAB V
Kesimpulan

Integrasi nasional adalah bentuk persatuan dan kesatuan dari berbagai budaya Suku
ras dan agama. integrasi nasional memiliki banyak ancaman dan salah satunya ialah di bidang
ideologi. banyak pandangan-pandangan lain yang bisa mengancam integrasi nasional yang
ada. hal ini dikarenakan ideologi-ideologi tersebut muncul karena ketidakpuasan suatu individu
atau golongan tertentu terhadap sistem yang ada pada masyarakat. ancaman integrasi pada
bidang ideologi salah satunya ialah ekstrimisme. sendiri merupakan keyakinan pada suatu
pandangan ataupun ideologi yang menyebabkan tindakan yang ada di luar batas norma
masyarakat. ekstrimisme yang sering kita jumpai ialah ekstrimisme yang berdasarkan pada
agama. hal ini bisa terjadi karena kurangnya pemahaman agama yang baik serta
penyalahgunaan agama sebagai media untuk menghasut suatu individu maupun kelompok.

Salah satu contoh ekstrimisme yang pernah terjadi di Indonesia adalah munculnya
organisasi jamaah Islamiyah yang didirikan oleh Abu Bakar Ba'asyir. jamaah Islamiyah ini
merupakan organisasi yang berlandaskan ideologi syariat Islam. Jamaah Islamiyah memiliki
tujuan yaitu untuk mendirikan Negara Islam di Asia Tenggara dan terutama di Indonesia. Cuma
Islam sendiri telah melakukan banyak kegiatan teror yang telah berdampak pada masyarakat
antara lain adalah bom Bali, bom di gereja-gereja Surabaya, kemudian Hotel JW Marriott di
Jakarta. Hal-hal tersebut menjadi sebuah teror yang mengancam Ideologi dan integrasi
nasional. sehingga bisa berdampak pada kepercayaan masyarakat, kerugian materil dan
moral, ketakutan, adanya rasa intoleransi, serta saling benci antara agama, ras, dan suku.

Hal-hal ini membuktikan bahwa tindakan ekstremisme bisa menjadi sebuah ancaman
pada integrasi nasional di bidang ideologi. Sikap intoleran dapat menjadi ancaman serius bagi
keutuhan dan Harmoni suatu negara. Sehingga perlu adanya pemahaman oleh masyarakat
agar dapat menjauhi aksi-aksi ekstrimisme yang dipicu oleh aksi radikal. Perlunya pemahaman
mengenai toleransi antar sesama masyarakat serta pentingnya menghormati dan menghargai
perbedaan ideologi yang ada. Pemerintah juga berperan penting dalam mengatasi serta
mencegah adanya aksi-aksi ekstrimisme yang ada di Indonesia pemerintah berperan serta
dalam penyuluhan masyarakat dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah itu
sendiri.
Jadi kita harus mengerti pentingnya integrasi nasional terutama pada bidang ideologi
yang bisa mengancam keutuhan dan Harmoni masyarakat jika tidak dijaga dengan baik.
sebagai bagian dari masyarakat Indonesia kita harus mampu menjaga integrasi nasional pada
bidang ideologi sehingga tidak ada aksi-aksi seperti radikalisme maupun ekstrimisme yang
terjadi di masyarakat. kita bisa mulai dengan meningkatkan rasa toleransi antar sesama yang
berbeda golongan ataupun berbeda pandangan. selain itu kita juga bisa menjaga kehormatan
dan menghargai baik suku, ras, agama, maupun golongan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai