Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN PIAGAM MADINAH

DENGAN KONSTITUSI UUD 1945

Dosen Pengampu :

Arief Adi Purwoko, S. Fil. , M. Si.

Disusun Oleh :

Aidil Saputra ( 12201012 )


Faizul ( 12201019 )
Lisa ( 12201006 )
Nazwa Azzahra ( 12201011 )
Putri Mauludia Yulanda ( 12201009 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Sejarah Piagam Madinah

Bicara tentang pembentukan dan perkembangan Madinah dan


Konstitusi Madinah tidak dapat berjalan imigrasi Rasulullah SAW ke
Madinah karena imigrasi adalah sebuah fakta tentang sejarah masa lalu yang
tak terbantahkan dan tidak bisa direkayasa dengan harta karun sebuah
pemikiran islam kontemporer, dan tonggak sejarah muslim. Penciptaan
Negara Madinah, konstitusi Madinah bersifat universal dan diterima oleh
semua kalangan kelas sosial di dalamnya mengatur pola hidup Bersama umat
muslim di satu sisi dan non-muslim berada di pihak lain. Nabi Muhammad
dapat melihat bahwasanya dia bisa memposisikan dirinya sebagai Pemimpin
Madinah di komunitas lainnya, sistem berpikir olehnya sebagai agama, sosial,
budaya dan Politik. Muhammad mampu menjadikan islam sebagai sebuah
agama rekonsiliasi dalam keberagaman masyarakat, antara kaum Muhajirin
dan rakyat Yahudi membuat sebuah perjanjian tertulis yang mencangkup
pengakuan Agama, Aset dibawah sebuah syarat-syarat timbal balik. ( Bukhori
Abdul Shomad, 2013 : 53-54 )
Faktor-faktor yang menyebabkan Nabi Muhammad SAW Muslim
berimigrasi ke Madinah dibawah berbagai tekanan dan penganiayaan
rasialime kaum musyrik melawan kaum muslimin, Maka Raulullah berusaha
mencari tempat suci diluar mekkah. Di samping itu, Pemimpin Quraisy dan
rakyat selalu menganggap bohong Rasulullah dan memaksa beliau untuk
mendakwahkan ajarannya kepada kaum yang mau mengikutinya. Pendustaan
kaum Quraisy ini adalah salah satu unsurnya alas an Hijrah ke Madinah
karena disana dilindungi dan dakwah beliau untuk terus berlanjut. Langkah
pertama yang dilakukan Nabi setelah menetap di Madinah, dibangunnya
Masjid sebagai tempat menyatukan umat muslim. Sejak awal pembangunan
masjid untuk tempat beribadah secara umum untuk berbagai kepentingan umat
islam. Selain membangun masjid, Rasulullah mengambil Tindakan sangat
monumental dalam sejarah persaudaraan antara umat muhajirin dan anshar.
Karena ketahui, bahwasanya muslim Madinah saat itu terdapat kaum
muhajirin dan anshar. Kaum Anshar penduduk asli kota itu, meskipun
Muahjirin adalah merkea yang hijrah ke Madinah iman kepaada Allah dan
Rasulnya dianjurkan. Setibanya mereka di Madinah Kaum Muhajirin tidak
memiliki apa-apa dikarenakan pasokan mereka semua telah habis semua,
Sebagian dari mereka meninggalkan semua harta mereka di Makkah. Oleh
karena itu, bahkan Sebagian dari mereka bukan asli dari petani sebagaimana
kaum anshar pada umunya. Dengan demikian, kekuatan politik berada
ditangan mereka. Adanya petunjuk dan tuntunan Rasulullah SAW tata Kelola
dan keamanan masyarakat Madinah, memastikan mencapai kehidupan yang
aman dan damai kemakmuran membutuhkan hubungan yang baik dengan
kelompok minoritas non-muslim . Untuk ini, perlu perlu adanya peraturan
berdasarkan hubungan sosial prinsip saling pengertian dan saling
menghormati. Toleransi dan Kerjasama dalam hal-hal tertentuya. ( Enur
Nurjanah, 2019 : 211- 212 )
Dari segi sosial dan budaya, Piagam Madinah tidak terlepas dari adat
istiadat Masyarakat Arab. Kesepaktan lahiriah antar suku menjadi budaya
sosial atau ancaman yang ada, hal ini karena suku atau marga merupakan
identitas yang harus dipertahankan.
Piagam Madinah merupakan perjanjian yang sifatnya luas atau bangsa
( istilah modern ) mengikat semua suku atau bangsa yang ada pada
kesepakatan Bersama. Seperti yang tercantum dalam ketentuan didalam
Piagam Madinah persatuan ( kelompok Bersama ) dalam wadah ummat.
Kapanpun ada konflik, ialah perlu untuk memiliki rencana dan strategi yang
baik sebelum menyelesaikannya. Fungsi ini adalah untuk awal langkah
sehingga waktu jeda yang bisa mencegah terjadinya gangguan karena suatu
keadaan, sangatlah penting untuk memiliki pegangan yang aman untuk
membahas dan mengevaluasi konflik yang terjadi. Analisis konflik adalah
salah satu yang tidak dapat dipecahkan dalam sebuah menyelesaikan konflik.
Konflik yang ada tidak lebih dari keberagaman Madinah, masalah ini dapat
kita lihat dari berbagai aspek segi,yaitu : pertama, dari segi kebangsaan
penduduk Madinah yang terdiri dari kalangan orang Arab dan Yahudi,
masing-masing dari kalangan tersebut. Kedua, dari Daerah, mereka adalah
kalangan orang Mekah, Arab maupun Yahudi. Ketiga, dalam hal struktur
kebudayaan dan sosial, mereka semua menganut suatu sistem suku,bangsa
tetapi dengan adat yang berbeda. Keempat, dari segi ekonomi, Bangsa Yahudi
adalah Kelompok yang menguasai Ekonomi seperti pertanian, perdagangan,
dan keuangan. Sedangkan bangsa Arab merupakan kalangan bawah. Kelima,
Agama dan keyakinan, mereka terdiri dari Yahudi, Minoritas Kristen, Muslim,
Golongan Munafik dan Kafir ( Musyrik ).

Piagam Madinah berupaya mengatur kehidupan masyarakat terkait dengan


kewajiban, etika relasional, maupun pembatasan hak, kewajiban setiap
individu maupun kelompok di Madinah. Piagam Madinah hal ini mampu
menyatukan seluruh masyarakat di bawah naungan Islam. Suku Aus dan
Khazraj masuk dalam kaum Anshor, kemudian Kaum Muhajirin dan Ashor
masuk kedalam kelompok-kelompok Muslim dimana mereka dipersatukan
bukan karena ikatan darah tapi dipersatukan oleh iman. Mengenai orang
Yahudi, Nabi Muhammad menawarkan perlindungan dan persamaan dalam
aturan masyarakat. Tetapi varietasnya berbeda hal-hal, seperti dalam tata cara
liturgi sehubungan dengan ziarah umat islam, penggunaan memakai sepatu
kulit untuk shalat, mewarnai rambut putih, berpuasa pada 10 muharram,
dilarang meniru sikap, pakaian, maupun adat. Perbedaan ini, tidak mencegah
mereka untuk tmenetap Bersama di Madinah, islam tidak menafikkan
keberadaan orang-orang dalam kitab sebagaimana termasuk bagian dari
penduduk Madinah, mereka selamanya satu dengan orang-orang yang mereka
terpecaya memenuhi kewajiban mereka berdasarkan piagam. Perbedaan
agama bukanlah menjadi halangan bagi prinsip-prinsip kehidupan. Piagam
Madinah pertama yang bertahan di Arab. Semua komunitas, muslim,dan
Yahudi Bersatu dalam ikatan sosial. ( Muhammad Burhanuddin, 2019 : 8-12 ).
Tidak lama sesudah hijrah ke Madinah, Muhammad saw.bersama di
madinah yang dihuni oleh beberapa macam golongan. Ia memandang perlu
meletakkan aturan pokok tata kehidupan bersama di Madinah yang dibuat oleh
beberapa macam golongan agar terbentuk kesatuan diantara penghuninya. Di
tengah kemajemukan penguni keota madinah, Muhammad saw.berusaha
membangun tatanan hidup bersama yang mencakup golongan madinah.
Sebagai langkah awal ia mempersaudarakan persaudaraan itu bukan hanya
tolong-menolong dalam kehidupan sehari-hari akan tetapi mendalam sampai
ketingkat saling mewarisi satu sama lain. Kemudian pada saat itu diadakannya
perjanjian hidup bersama secara damai diantara berbagai golongan-golongan
islam maupun golongan-golongan yahudi. ( Mursyidul Wildan, 2022 : 138)

B. Teori Konstitusi
Konstitusi dalam ilmu hukum terap kali menggunakan Sebagian istilah
dengan arti yang sama. Selain konstitusi, terkadang kata yang sama memiliki
arti yang tidak sama seperti konstitusi dan hukum dasar. Pendapat tentang
konstitusi, dan dalam konstitusi pun terbagi menjadi dua bagian. Pertama,
pendapat yang membedakan UUD dengan konstitusi. Kedua, pandangan
bahwa UUD sama dengan konstitusi yang pada saat ini lebih dapat diterima.
( Wira Atma Hajri, 2018 : 1 )
Di dalam konstitusi juga memuat pernyataan-pernyataan atau argumen
dari ahli hukum serta kebiasaan pendudukan setempat yang termasuk didalam
nya adalah undang-undang, pada masa itu konstitusi mempunyai pengaruh
besar sampai pada masa pertengahan, sehingga timbulah inspirasi kehidupan
demokrasi perwakilan yang cukup kuat hingga melahirkan pahamnya
demokrasi perwakilan nasionalisme, Indonesia senagai negara yang merdeka
tentulah mempunyai konstitusi sebagai landasan untuk meneruskan
pemerintahan negara.
Untuk memahami lebih lanjut tentang konstitusi, ada Sebagian pendapat
dari ahli hukum, diantaranya menurut :
1. E. C. S. Wade: Konstitusi ialah undang-undang dasar naskah yang
memaparkan kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan
pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja
badan-badan tersebut.
2. K. C. Wheare : Konstitusi adalah aturan-aturan hukum yang menetapkan
kerangka dasar dari suatu negara dan mengatur tentang susunan negara.
3. Ivor Jemming : Konstitusi mengatur hubungn antara pemerintah dan
warganya.
4. John Pieres : Konstitusi ( undang-undang dasar ) merupakan hukum
tertinggi yang mengatur penyelenggaraan negara serta merupakan
instrument hukum dalam penyelenggaraan negara dan membatasi serta
mengendalikan kekuasaan negara. ( Wira Atma Hajri, 2018 : 2)

Ada beberapa kemungkinan penerapan konstitusi yang berlaku bagi suatu


negara. Pertama, ketentuan konstitusi telak dilaksanakan. Kedua, beberapa
ketentuan konstitusi meski secara resmi berlaku tidak lagi diberlakukan.
Ketiga, konstitusi tersebut didasarkan pada ketentuan-ketentuannya, tetapi
untuk kepentingan kelompok atau individu tertentu
Karld Loewenstein telah melakukan sebuah observasi dan berhasil
membuahkan hasil jenis observasi terhadap sebuah konstitusi, sebagai
berikut :
1. Nilai Normatif
Konstitusi bernilai normative mengandung sebuah pengertian bahwa
konstitusi itu berlaku tidak hanya dalam arti hukum ( legal ) tetapi juga
kenyataan ( realitas ).
2. Nilai Nominal
Konstitusi bernilai nominal mengandung sebuah pengertian bahwa
konstitusi itu masih berlaku menurut hukum ( legal ) tetapi dalam
pelaksanaannya tidak sempurna karena ada pasal-pasal yang tidak
dilaksanakan.
3. Nilai Semantik
Konstitusi bernilai nominal menagndung pengertian bahwa konstitusi ini
memang secara hukum berlaku tetapi hanya sekedar memberi bentuk atau
melaksanakan kekuasaan polotik. Konstitusi diadakan hanya untuk
kepentingan pemegang kekuasaan. ( Wira Atma Hajri, 2018 : 4 )

Amandemen konstitusi merupakan paket reformasi dan terpenting,


tanpa antisipasi yang membina terhadap agenda jangka Panjang yang
dihasilkan melalui penerbitan konstitusi yang komprehensif, maka arah
kehidupan bangsa akan sangat tidak terbayangkan. Apalagi untuk generasi
yang akan mendatang di kedepannya. Amandemen konstitusi harus
dipahami secara obyektif dan proposional, mengubah konstitusi tidak
berarti harus menghilangkan nuansa dan rasa persatuan anak bangsa dalam
ikatan kebangsaan NKRI. Dengan paradigma tersebut, terbentuklah sikap
proposional, mengubah konstitusi selain menginginkan terjalinnya rasa
dan jiwa bangsa dalam kesatuan negara Republik Indoneisa. Ketiga
argumentasi ini sangat lah penting tersebut dengan menunjukan
bahwasanya mengubah konstitusi atau merevisi konstitusi adalah hal yang
sangat wajar. Setelah melalui pertimbangan yang sangat matang dan
bujaksana maka hal tersebut yang perlu dilakukan.
( Majda El Muhtaj, 2015 : 77- 78 ).
Konstitusi merupakan hukum dasar yang dijadikan
penyelenggaraan suatu negara. Konstitusi dapat berupa hukum dasar
tertulis yang terbiasa untuk undang-undang dasar dan bisa juga tidak
tertulis. Konstitusi dapat diartikan sebagai sejumlah ketentuan hukum
yang disusun secara urutan untuk mengatur pada fungsi lembaga pada
pemerintahan. Oleh karena itu, pemakaian kata konstitusi lebih di kenal
sebagai pembentukan, penyusunan atau menyatakan suatu negara.
Pengguna teori konstitusi dapat digunakan sebagai pedoman untuk
mempersiapkan bagaimana cara pembentukan daerah yang ada di
setempat.
C. Latar belakang Masyarakat majemuk di Indonesia
Sebagai sebuah negara masyarakat majemuk Indonseia memiliki berbagai
macam suku, ras, adat istiadat, agama. Adanya perbedaan merupakan suatu
yang sangat wajar pada negara Indonesia. Masyarakat Indonesia memiliki
potensi yang menimbulkan banyak perbedaan terhadap sesuatu itu.
Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat majemuk yang dikenal
sebagai Pluralustic Society, keberagaman ini lah yang dimiliki oleh
masyarakat Indonesia patut diapresiasi karena keadaan ini akan memperkaya
Bangsa Indonesia yang merupakan ciri khas Bangsa Indonesia. Faktor yang
tidak kalah penting ialah yang mempengaruhi kebragaman masyarakat
Indonesia ialah proses imigrasi yang dilakukan oleh negara asing dimasa lalu.
Mereka mendefinisikan temuan berdasarkan survei masing-maisng. Menurut
Sarasin bersaudara, imigrasi telah mempengaruhi keberagaman masyarakat
Indonesia. Salah satunya adalah Proto-Melayu ( 3000 SM ) diikuti Deutero-
Melayu ( 200-300 SM ) Banyak suku bangsa di Indonesia disebabkan karena
wilayah Indonesia yang cukup sangat luas dan terdiri dari pulau-pulau dari
Sabang sampai Merauke. Masyarakat berasal dari Bahasa Arab yang berarti
“Musyarak“, sedangkan dalam Bahasa Inggris disebut “society“ dari Bahasa
Latin yang berarti hubungan persahabatan dengan sesame. Jadi, masyarakat
merupakan sekelompok orang yang membentuk sistem semi terbuka maupun
tertutup, sehingga menimbulkan ketergantuan satu sama lainnya. Meski
banyak perbedaan, masyarakat Indonesia tetap Bersatu dan berintegrasi.
bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia keberagaman suku bangsa
Indonesia antara lain karena faktor sejarah yaitu kedatangan bangsa asing
yang berkunjung kewilayah Indonesia. Biasanya bangsa asing yang berbeda-
beda. Kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan perasaan manusia. Yang
melaluinya kebudayaan manusia mengungkapkan ide-idenya, menjadikannya
nyata atau dapat dirasakan ( Indriana F, 2019 : 2-8 ).
Masyarakat di Indonesia memiliki toleransi yang baik, saling hormat-
menghormati antara warga masyarakat yang berbeda secara kiltur, agama,
politik, ataupun tingkat ekonomi. Dalam bidang kebudayaan, adanya
keterbukaan yang tanpa batas menyebabkan serbuan kebudayaan yang tidak
dapat dihindari. Masyarakat tanpa disadari sedang mempelajari bahkan sedang
mengamalkan kebudayaan bangsa lain dengan tujuan untuk menciptakan
kemajuan teknologi.
Dapat dibayangkan jika masyarakat yang tanpa adanya kemajuan teknologi
atau kemajuan duniawi lainnya, tanpa di imbangi rasa etika, maka masyarakat
akan menjadi masyarakat yang sombong. Dengan ini mengakibatkan
rendahnya sifat toleransi terhadap sesama alam semesta.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hubungan Piagam Madinah dan Konstitusi Umum
Sebelum membahas lebih jauh mengenai Piagam Madinah dan
UUD 1945, di lihat dari segi kedudukannya sebgai konstitusi NKRI.
Piagam Madinah menjadi sejarah islam untuk memberian suatu pelajaran
yang sangat penting bagi konstitusi di Indonesia, dalam perkembangannya
bagi Piagam Madinah untuk mengajarkan bagaimana umat beragama
membangun masyarakat yang adil dan saling bertoleransi. Di dalam
Kamus Bahasa Indonesia di sebutkan kata piagam berarti surat yang resmi,
yang berisikan pernyataan pemberian suatu hak dan penangguhan
mengenai suatu hal. Jika kata piagam ini di hubungkan dengan kata
madinah, maka sebutan bagi lembaran tertulis yang di hasilkan dan dibuat
oleh Nabi Muhammad SAW, ketika beliau berada di madinah, yang
selanjutnya menjadi sebuah UUD bagi negara islam pertama yang
didirikan oleh Nabi Muhammad SAW, di madinah. Kata UUD berarti
peraturan dari suatu negara, yang mengatur tentang bentuk, sistem
pemerintahan, pembagian kekuasaan, wewenang badan-badan
pemerintahan dan sebagainya. Undang-Undang Dasar 1945 juga di
persamakan sebagai konstitusi negara indonesia. Yang merupakan hukum
dasar tertulis, yang memuat suatu aturan-aturan pokok dan garis-garis
besar sebagai instruksi kepada pemerintah pusat dan lain-lain untuk
menyelenggarakan sebuah kehidupan negara dan kesejahteraan sosial.
Undang-Undang Dasar 1945 dapat juga dipahami sebagai sutu hukum
dasar yang mengatur hubungan antara penguasa dengan rakyat dan antara
komponen masyarakat dan bangsa yang majemuk.
Konstitusi adalah hukum dasar baik yang tertulis maupun tidak
tertulis yang mengatur penyelenggaraan pemerintah sebuah negara.
Sebuah konstitusi merupakan dasar hukum yang menjadi norma sekaligus
sebagai sumber hukum yang berfungsi untuk suatu dasar yang utuh bagi
sistem politik dan dasar kebebasan kekuasaan yang di miliki oleh sebuah
lembaga-lembaga politik dan pemerintahan, dengan demikian konstitusi
dalam sebuah negara menjadi sangat penting karena tanpa suatu hal yang
tidak pasti dalam kekuasaan. Selain itu, piagam Madinah telah meletakkan
dasar-dasar sosial politik bagi masyarakat Madinah dalam sebuah
pemerintahan dibawah kepemimpinan nabi Muhammad SAW, selanjutnya
piagam madinah itu dianggap oleh para politik sebagai Undang-Undang
Dasar pertama yang ada di negara islam yang didirikan oleh Nabi
Muhammad SAW. Oleh sebab itu dikatakan bahwa keseluruhan kata dan
kalimat Undang-Undang Dasar 1945 tampaknya ada titik persamaan atau
dengan piagam Madinah.
Maka dari itu hubungan pada piagam madinah dan konstitusi
umum memiliki makna yang sama, meskipun berbeda dalam segi sistem
penyususunannya, memiliki prinsip-prinsip umum atau asas yang
terkandung di dalamnya, kedua ini akan tampak lebih jelas kesamaan
dalam prinsip yang terkandung kedudukannya sebagai konstitusi umum.
Dalam kedudukannya sebagai konstitusi negara republik antara Piagam
Madinah menggunakan prinsip-prinsip umum secara pokok yang sama.
Dengan begitu piagam Madinah dan Undang-Undang Dasar 1945
memiliki hubungan untuk membangun atas dasar kesatuan umat, yang
melakukan sebuah batas daerah hukum tertentu, yang mana kesatuan
berdasarkan kesamaan dalam membela negaranya. Itulah satu kesatuan
masyarakat yang saling mempertahankan dan melindungi bila ada suatu
kerusuhan yang datang. Perihal perbedaan yang terlihat dalm piagam
Madinah dan konstitusi umum yang terlihat dari pelaksanaan jaminan hak
kebebasan beragam, ternyata terdapat perbedaan tersebut yaitu di Madinah
masing-masing agama dan kepercayaan yang ada diberikan otoritas
keagamaan dan hukum oleh negara, Sementara di Indonesia agama tidak
diberikan ototritas baik dalam hal peraturan perundang-undangan,
perselisihan yang terjadi antar umat seagama maupun antar umat
seindonesia. Maka dari itu hubungan antara keduanya sama-sama memiliki
peraturan dan argument yang sama, jadi piagam Madinah memiliki konsep
persatuan tidak hanya dengan orang Islam saja tetapi hidup rukun dengan
suku dan agama lain sehingga memiliki sifat toleransi yang baik.

B. Konstitusi di Indonesia
Konstitusi merupakan sumber hukum yang paling penting dan
paling utama bagi negara , sebab setiap negara mempunyai konstitusi.
Apalagi di zaman modern seperti saat ini dapat di lihat dan di katakan
bahwa tidak ada di negara yang tidak mempunyai konstitusi. Negara dan
konstitusi merupakan dua sumber lembaga yang tidak akan pernah
dipisahkan, oleh karena itu membuktikan adanya hubungan kausal antara
negara dan konstitusi atau Undang-Undang Dasar. Negara membutuhkan
konstitusi untuk landasan bertumpu atau berpijak bagi pemerintahan dan
rakyatmya untuk menciptakan tujuan kolektifnya. Prinsip yang sama
berlaku juga di Indonesia yang mana sejak kelahirannya adalah sebagai
suatu negara yang tidak mungkin dapat dipisahkan dengan konstitusi.
(Gusti Ngurah Santika, 2021:1-2).
Walaupun hampir semua negara mempunyai konstitusi atau Undang –
Undang Dasar tetapi ada perbedaan dasar di negara masing-masing,
perbedaan tersebut merangkum kandungan isi materi, maksud dan tujuan
adanya konstitusi, perbedaan antara konstitusi di negara dengan negara
lainnya yaitu muatan materi atau inti pokoknya. Adapun Undang -Undang
Dasar atau konstitusi menunjukkan perbedaan nya dengan memuat
peraturan-peraturan hukum dan yang menganggap konstitusi sebagai
sebuah pengakuan, pernyataan, keyakinan dan cita-cita atau muatan materi
konstitusi disebabkan berbagai macam faktor lainnya, seperti hal nya
sejarah negara, pemerintah, dan termasuk perbedaan ideologi politik, sosial,
dan ekonomi. Pada umumnya konstitusi mempunyai kesamaan pada nilai
yang sama,yaitu perbedaan bersifat prinsip dengan dokumen formal
lainnya, perbedaan penghargaan kepada konstitusi karena di atur di
dalamnya secara kedudukannya lebih tinggi dari dokumen formal lainnya.
Undang -Undang Dasar 1945 mengandung materi muatan yang disebutkan
dalam bahwa UUD sebagai konstitusi Indonesia yang melukiskan sebuah
pejuangan politik di zaman dulu. Di alenia kedua dalam pembukaan
Undang -Undang Dasar 1945 ’’Bahwa dan perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia
dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu
gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat,
adil dan makmur” dari kalimat tersebut telah di gambarkan fakta sejarah
dan kondisi di Indonesia yang benar-benar memprihatin karena pernah di
jajah ratusan tahun oleh bangsa lain dan di jajah kembali dengan bangsa
lain juga, dengan kekejaman penjajah yang telah memberikan penindasan
terhadap negara Indonesia tanpa di ketahui telah mendorong rasa
kebangkitan dan tumbuhnya rasa memperjuangkan kemerdekaan, karena
sadar bahwa kemerdekaan adalah pintu gerbang untuk mewujudkan negara
untuk bersatu, berdaulat, adil dan makmur, hal tersebut mengartikan bangsa
Indonesia harus mengubah perjuangan yang tadinya beskala lokal menjadi
nasional. Pandangan tokoh bangsa harus di wujudkan, baik waktu saat ini
maupun waktu yang akan datang dalam Undang-Undang Dasar yang mana
dapat dilihat di pembukaannya, hal tersebut terdapat kalimat yang
merupakan pandangan tokoh bangsa yang ingin mewujudkan dalam waktu
pendek maupun panjang.
(Gusti Ngaruh Santika, 2021:5-7)
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi Indonesia yang
menggambarkan suatu keinginan tentang arah perkembangan kehidupan
ketatanegaraan bangsa yang akan di pimpin. Untuk mewujudkan cita-cita
dan tujuan negara, pemerintah dibentuk pada sebuah landasan Undang-
Undang Dasar yang di dalamnya akan menjunjung tinggi prinsip
kedaulatan rakyat. Pada awalnya pendiri bangsa ingin membangun dan
mengarahkan suatu perkembangan kehidupan ketatanegaraan Indonesia
dengan mendasarkan diri pada konstitusi dengan hukum tertinggi
bersumber kedaulatan rakyat. Dengan demikian, melalui negara hukum
yang berdemokratis akan mencapai tujuan dan cita-cita yang tercantum
pada pembukaan Undang -Undang Dasar 1945. Konstitusi atau Undang-
Undang Dasar di belahan dunia sudah di jumpai dengan adanya perbedaan,
pertama dari segi materinya, selain ada perbedaan tentu konstitusi di negara
mengandung persamaan atau kemiripan dalam hal materinya, persamaan
materi dalam konstitusi berbagai negara pada umumnya dapat dalam hal
yang bersifat mendasar dan pokok. (Gusti Ngurah Santika, 2021:10)

Anda mungkin juga menyukai