Anda di halaman 1dari 4

MISI & DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW.

FASE MADINAH

Sebelum kedatangan Nabi Muhammad SAW di Madinah, kondisi masyarakat Madinah dapat
dijelaskan sebagai berikut:

1. Konflik Suku: Madinah pada saat itu dihuni oleh berbagai suku Arab, seperti suku Aws dan
Khazraj, yang sering terlibat dalam konflik dan persaingan suku-suku tersebut. Konflik suku ini
sering kali mengakibatkan pertumpahan darah dan ketidakstabilan di kota tersebut.

2. Sistem Sosial yang Tidak Adil: Masyarakat Madinah pada umumnya mengalami
ketidaksetaraan sosial dan ekonomi. Terdapat perbedaan besar antara orang-orang kaya dan
miskin, dan suku-suku yang memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan yang lain.

3. Perselisihan Agama: Selain suku-suku Arab, di Madinah juga terdapat komunitas Yahudi dan
beberapa suku Nasrani. Perselisihan agama sering muncul dan menjadi sumber ketegangan di
antara kelompok-kelompok ini.

4. Kondisi Sosial yang Terbelakang: Madinah pada masa itu juga memiliki kondisi sosial yang
terbelakang dalam hal pendidikan, kebudayaan, dan praktek-praktek keagamaan yang tidak
sepenuhnya sesuai dengan ajaran tauhid.

5. Keadaan Politik yang Tidak Stabil: Madinah tidak memiliki otoritas sentral yang kuat untuk
menjaga keamanan dan stabilitas. Kekuatan politik terpecah-belah dan sering kali terjadi
pertikaian di antara suku-suku.

Kedatangan Nabi Muhammad SAW ke Madinah membawa perubahan signifikan. Dia


membantu dalam meresapi konflik-konflik suku, membangun persaudaraan antara suku-suku
Arab dan komunitas Muslim yang baru terbentuk, menyusun Konstitusi Madinah untuk
menciptakan kerangka kerja yang adil, dan mengajarkan prinsip-prinsip keadilan dan
kesetaraan di antara masyarakat. Ini membawa perubahan besar dalam kondisi sosial, politik,
dan agama di Madinah dan mempersiapkan dasar bagi pembentukan masyarakat yang lebih
stabil dan adil.

Pada fase Madinah, Nabi Muhammad SAW mengajarkan banyak ajaran dan substansi dakwah
yang penting, antara lain:

1. Tauhid: Dakwah Nabi Muhammad di Madinah menguatkan ajaran tentang keesaan Allah
(Tauhid). Dia mengajarkan kepada umatnya untuk menyembah hanya Allah, tanpa sekutu.

2. Pembentukan Masyarakat Islam: Nabi Muhammad membantu dalam pembentukan


Masyarakat Islam yang berdasarkan prinsip-prinsip keadilan, persaudaraan, dan kesetaraan
antara Muslim.
3. Konstitusi Madinah: Nabi Muhammad menyusun Konstitusi Madinah yang menetapkan
kerangka kerja bagi kehidupan sosial dan politik di Madinah. Ini menciptakan landasan bagi
kerukunan antara Muslim dan non-Muslim di kota tersebut.

4. Dakwah kepada Yahudi dan Nasrani: Nabi Muhammad juga berupaya berdakwah kepada
komunitas Yahudi dan Nasrani di Madinah, membangun dialog antaragama.

5. Jihad Defensif: Pada fase Madinah, Nabi Muhammad menghadapi serangan dari suku-suku
Quraisy di Mekah dan suku-suku Arab lainnya. Dia mengajarkan konsep jihad defensif untuk
melindungi umat Islam dari ancaman tersebut.

6. Pengaturan Hukum Islam: Nabi Muhammad SAW juga mulai mengatur hukum-hukum Islam
yang mencakup masalah seperti hukum pernikahan, perceraian, warisan, dan hukuman atas
pelanggaran.

Ini hanya beberapa contoh ajaran dan substansi dakwah Nabi Muhammad SAW selama fase
Madinah. Dakwah beliau selama periode ini sangat beragam dan berfokus pada pembentukan
masyarakat Islam yang kokoh dan adil.

Piagam Madinah, juga dikenal sebagai Konstitusi Madinah, dibuat sebagai respons terhadap
situasi yang berkembang di Madinah pada saat kedatangan Nabi Muhammad SAW. Latar
belakang pembuatan Konstitusi Madinah melibatkan beberapa faktor utama:

1. Hijrah ke Madinah: Setelah mengalami tekanan dan persekusi di Mekah, Nabi Muhammad
dan para pengikutnya (Muhajirin) melakukan hijrah (migrasi) ke Madinah pada tahun 622 M.
Kedatangan mereka membawa perubahan signifikan dalam dinamika sosial dan politik kota ini.

2. Multikulturalisme Madinah: Madinah pada saat itu adalah kota yang dihuni oleh berbagai
suku Arab, termasuk suku Aws dan Khazraj. Selain itu, terdapat komunitas Yahudi yang
signifikan. Kedatangan Muslim, yang merupakan kelompok baru di kota ini, menciptakan
kompleksitas multikultural dalam masyarakat.

3. Konflik dan Tegangan: Persaingan dan konflik antara suku-suku Arab, termasuk suku Aws
dan Khazraj, sering kali mengakibatkan pertumpahan darah. Ada ketidakstabilan sosial dan
politik di Madinah sebelum kedatangan Nabi Muhammad.

4. Kebutuhan untuk Stabilitas: Masyarakat Madinah merindukan stabilitas dan penyelesaian


konflik yang berkelanjutan. Mereka mencari pemimpin yang dapat membawa kedamaian dan
persatuan.

5. Peran Mediasi Nabi Muhammad: Nabi Muhammad SAW, dengan reputasinya sebagai Rasul
Allah dan pemimpin yang adil, diakui oleh berbagai kelompok sebagai figur yang dapat
memediasi dan membawa solusi untuk konflik-konflik yang ada.
Mengingat latar belakang ini, Konstitusi Madinah diciptakan sebagai dokumen untuk mengatur
hubungan antara semua kelompok di Madinah, menciptakan persaudaraan dan solidaritas,
serta menetapkan kerangka kerja bagi tatanan sosial dan politik yang lebih stabil. Ini adalah
langkah awal dalam pembentukan masyarakat Islam yang baru di Madinah dan menjadi
tonggak penting dalam sejarah Islam.

Piagam Madinah, yang juga dikenal sebagai Konstitusi Madinah, merupakan dokumen historis
yang ditulis setelah kedatangan Nabi Muhammad SAW ke Madinah pada tahun 622 M.
Konstitusi Madinah merinci berbagai aspek penting dalam pembentukan masyarakat Madinah
yang baru, yang terdiri dari berbagai suku Arab, termasuk Muslim, Yahudi, dan suku-suku
lainnya. Isi utama Konstitusi Madinah mencakup:

1. Persaudaraan dan Solidaritas: Konstitusi Madinah menegaskan persaudaraan antara Muslim


dan suku-suku Arab lainnya, khususnya suku Aws dan Khazraj. Ini menggalang persatuan di
antara mereka.

2. Kebebasan Beragama: Konstitusi tersebut menjamin kebebasan beragama bagi semua


penduduk Madinah, termasuk Muslim, Yahudi, dan suku-suku lainnya. Mereka diperbolehkan
untuk menjalankan praktek keagamaan mereka dengan aman.

3. Penyelesaian Konflik: Konstitusi Madinah mengatur cara penyelesaian konflik di antara


berbagai suku. Nabi Muhammad diakui sebagai pemimpin dalam penyelesaian konflik dan
mediasi.

4. Perlindungan Bersama: Dokumen tersebut menegaskan bahwa seluruh komunitas di


Madinah harus saling melindungi dalam situasi ancaman atau serangan dari pihak luar.

5. Pembentukan Satuan Politik: Konstitusi Madinah menciptakan struktur politik di Madinah


dengan Nabi Muhammad sebagai pemimpin. Ini adalah salah satu langkah awal dalam
pembentukan negara Islam.

6. Kewajiban Keuangan: Konstitusi tersebut juga mengatur kewajiban keuangan, termasuk


pajak dan kontribusi untuk kepentingan bersama.

7. Perlindungan Terhadap Penjahat: Konstitusi Madinah menetapkan bahwa jika seseorang


melakukan tindakan kejahatan, suku atau komunitas mereka harus bertanggung jawab atas
tindakan tersebut.

Konstitusi Madinah sangat penting dalam sejarah Islam karena merupakan contoh awal dari
sebuah dokumen yang mengatur tatanan sosial, politik, dan agama dalam sebuah masyarakat
multikultural. Ini juga menggambarkan visi Nabi Muhammad tentang perdamaian, keadilan, dan
kerukunan antaragama dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai