0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan4 halaman
Film Tanah Surga Katanya menceritakan tentang keluarga Hasyim yang tinggal di perbatasan Indonesia-Malaysia. Anak Hasyim bernama Haris ingin pindah ke Malaysia untuk mencari kehidupan yang lebih baik, namun Hasyim menolak karena masih merasa kejamnya penindasan Malaysia terhadap Indonesia dulu. Cucu Hasyim bernama Salman memutuskan tinggal bersama kakeknya. Kedatangan guru Astuti dan dokter Anwar membangkitkan semangat kebangsa
Deskripsi Asli:
Judul Asli
Riview flm tanah surga katanya_Putri Andriyana_12105013_UTS
Film Tanah Surga Katanya menceritakan tentang keluarga Hasyim yang tinggal di perbatasan Indonesia-Malaysia. Anak Hasyim bernama Haris ingin pindah ke Malaysia untuk mencari kehidupan yang lebih baik, namun Hasyim menolak karena masih merasa kejamnya penindasan Malaysia terhadap Indonesia dulu. Cucu Hasyim bernama Salman memutuskan tinggal bersama kakeknya. Kedatangan guru Astuti dan dokter Anwar membangkitkan semangat kebangsa
Film Tanah Surga Katanya menceritakan tentang keluarga Hasyim yang tinggal di perbatasan Indonesia-Malaysia. Anak Hasyim bernama Haris ingin pindah ke Malaysia untuk mencari kehidupan yang lebih baik, namun Hasyim menolak karena masih merasa kejamnya penindasan Malaysia terhadap Indonesia dulu. Cucu Hasyim bernama Salman memutuskan tinggal bersama kakeknya. Kedatangan guru Astuti dan dokter Anwar membangkitkan semangat kebangsa
NIM : 12105013 MAKUL : BROADCESTING DOSEN : HARIS SUPIANDI, M.Sn.
REVIEW FLM TANAH SURGA KATANYA
JUDUL FLM : Tanah Surga Katanya
TAHUN PRODUKSI : 15 Agustus 2012 SUTRADARA : Herwin Novianto
Film yang berjudul tanah surga katanya merupakan film yang
rilis pada tahun 2012 di mana film ini menggambarkan tema tentang rasa nasionalisme seseorang yang tinggal di perbatasan Serawak dengan Indonesia yang bertepatan di Kalimantan. Film ini menceritakan tentang keluarga Hasyim yaitu Hasyim merupakan mantan sukarelawan yang dulu pernah berperang dengan Malaysia pada tahun 1965. Hasyim merupakan duda yang mana ditinggal oleh istrinya meninggal semenjak istrinya meninggal Hasim memutuskan untuk tidak menikah lagi, Hasyim tinggal bersama anak laki-lakinya yang bernama Haris. Haris juga merupakan seorang duda yang ditinggal istrinya meninggal pada saat itu Haris memiliki dua anak yang bernama Salman dan Salina. Pada saat itu haris memutuskan untuk kerja di Malaysia untuk mencukupi ekonominya. Setelah Haris mendapatkan pekerjaan di Malaysia Harris pun menikah dengan orang Malaysia. Haris kembali ke Indonesia dengan tujuan untuk membawa keluarganya pindah ke Malaysia untuk mendapatkan kehidupan yang layak di Malaysia. Haris dan putrinya salinan memilih hidup di Malaysia karena menurut Haris Malaysia lebih jauh memberi harapan bagi masa depan dirinya dan masa depan anaknya dia juga bermaksud mengajak mengajak Hasim ke Malaysia untuk melanjutkan berobat di Malaysia karena keadaan Hasyim pada saat itu sedang sakit Namun keputusan tersebut ditolak keras oleh Hasyim ayah dari Haris yang mana beliau tidak ingin hidup di Malaysia. Hasyim berfikir bahwa Malaysia merupakan negara yang telah menindas negaranya, Hasim masih merasakan begitu kejamnya Malaysia pada saat itu. Dengan demikian Haris tidak bisa membawa ayahnya untuk ke Malaysia. Setelah dia menawarkan ajakan kepada kedua anaknya awalnya kedua anaknya setuju dengan apa yang ditawarkan oleh Haris untuk pindah ke Malaysia dan melanjutkan sekolah di Malaysia ketika Haris dan kedua anaknya ingin pergi Salman melihat kakeknya Hasyim yang sedang duduk termenung, lalu salman menghampirinya. Salman bertanya kepada kakeknya kenapa beliau tidak bersiap-siap dan ikut untuk pergi ke Malaysia bersama mereka. Hasim menjawab bahwa Hasyim tidak ikut mereka untuk pindah ke Malaysia Hasyim ingin menetap di Indonesia saja di rumah dan tinggal Bersama bangsa Indonesia di desa tersebut. Mendengar perkataan Hasyim Salman memutuskan untuk tinggal bersama Hasyim dan merawat Hasyim ujar salman. Ketika mendengar ucapan tersebut Salina adik dari Salman pun ingin tetap berada di rumah namun dengan bujukan nya Haris akhirnya Salina ikut bersama hariz dan menjanjikan kepada Salina bahwa Salman dan kakeknya Hasyim akan menyusul. Pada saat itu di satu desa tersebut sekolah diliburkan selama 1 tahun sehingga pemerintah mencari pengganti untuk sekolah tersebut dan Astuti merupakan seorang guru SD di sebuah kota yang datang tanpa direncanakan, ia mengajar di sekolah yang hampir roboh karena keadaan sekolahnya yang sudah lama tidak ditempati. Tidak lama dari Astuti mengajar di sekolah tersebut disusul oleh dokter Anwar yang mana beliau merupakan dokter dari kota yang menggantikan sebuah dokter yang telah meninggal dunia di desa tersebut dokter Anwar adalah dokter muda yang datang ke daerah tersebut. Yang sangat dibingungkan sekali oleh dokter Intel adalah ternyata penduduk sekitar menggunakan mata uang jenis Ringgit bukan jenis rupiah. Doktr intel bertanya kepada Astuti yang merupakan seorang guru di desa tersebut dan ternyata alasan penduduk menggunakan mata uang ringgit adalah karena perdagangan di desa tersebut ke Malaysia sehingga masyarakat desa belanja dan memenuhi kebutuhannya ke Malaysia dan menggunakan mata uang Malaysia. Dokter Anwar dikenal sebagai dokter Intel oleh masyarakat sekitar yang berada di desa tersebut pada saat itu dokter Intel dipanggil oleh Salman yang mana bahwa kakeknya Hasyim sedang sesak nafas. Setelah dokter Intel memeriksa Hasyim baru diketahui bahwa hasil mengidap penyakit yang membahayakan dan dokter Intel mengharapkan hasis di bawah pengobatan yang lebih layak di kota. Namun untuk biaya transportasi untuk ke kota lumayan mahal untuk berangkat 200 dan untuk pulang 200 dari mana Hasim mendapatkan uang 400 Ringgit untuk biayanya ke rumah sakit. Salman yang mendengarnya pun langsung terdiam dan keesokan harinya Salman bertanya kepada Astuti bagaimana cara mendapatkan uang sebesar 400 ringgit. Astuti pun menjawab ketika Salman ingin mendapatkan uang 400 Ringgit maka Salman harus berusaha dan menabung. Telah mendengarkan penjelasan tersebut Salman langsung beranjak pergi. Salman bekerja membawa barang dan menjualnya di Malaysia agar mendapatkan upah dan disimpannya untuk ditabung. Setelah beberapa hari Salman bekerja Salman tidak sengaja melihat beberapa orang Indonesia yang menggunakan bendera merah putih untuk alas jualannya Salman pun menghampiri dan menegur ini kain merah putih yang mana kain ini berupa bendera pusaka bangsa Indonesia kenapa bendera ini dijadikan alas, orang yang ditegur Salman pun marah ini kain-kain ku kenapa kamu yang mengikut campur ujar pemilik kain. Salman terdiam Salman merasa sedih bahwa bendera pusaka yang diperjuangkan oleh kakeknya dahulu dijadikan alas untuk jualan. Pada saat itu Salman melihat kakeknya sedang salat menggunakan sarung yang sudah robek. Salman membuka tabungannya dan mengambil uang sebesar 25 Ringgit untuk membelikan kakeknya sarung. Sesampainya di pasar pada saat bekerja Salman singgah untuk membeli sarung Salman membeli 2 sarung yang mana 2 sarung dengan harga 25 ringgit. Setelah itu Salman melihat melihat seseorang lagi membawa bendera pusaka untuk tutup keranjang yang di bawahnya Salman menghampirinya dan menawarkan sarung kepada beliau untuk menukarnya dengan bendera yang di bawahnya. Akhirnya bendera itu diberikan Salman berlari menuju rumah dengan mengibarkan bendera yang di bawahnya. Pada saat itu guru Astuti ingin pergi ke kota dan meninggalkan desa tersebut beliau menitipkan pesan kepada dokter Intel untuk menggantikan dirinya mengajar di sekolah. Pada saat dokter intal mengajar di sekolah dan bertanya kepada murid untuk menyanyikan lagu Indonesiaraya ternyata murid-murid yang berada di sekolah tersebut tidak hafal dengan lagu Indonesiaraya. Setelah itu dokter Intel langsung berbicara kepada guru Astuti bahwa murid yang diajarnya tidak mengerti lagu Indonesiaraya dan guru Astuti memutuskan untuk mengajarinya lagu Indonesia Raya dan menjanjikan bahwa hari Senin mereka semuanya sudah hafal lagu Indonesiaraya. Semenjak kedatangan dokter Intel dan Astuti desa tersebut hidup kembali mengenal Indonesia. Di mana pada saat itu hari Senin sekolah tersebut mengadakan upacara bersama penduduk yang mana petugas dari upacara tersebut merupakan siswa dari sekolah yang dokter Intel dan Astuti. Pada saat itu terdapat beberapa penampilan salah satunya penampilan Salman yang membacakan puisi. Setelah itu Salman pulang dan melihat bahwa kakeknya sesak nafas dan segera berlari menuju rumah pak dusun untuk memanggil dokter Intel. Dokter Intel memeriksa pak Hasyim ternyata pak Hasyim harus segera dibawa ke rumah sakit karena keadaannya sudah malam maka pak Hasyim tidak bisa dibawa ke rumah sakit. Salman dokter Intel dan Bu Astuti mengantarkan kakek Hasyim ke rumah sakit menggunakan perahu untuk pergi ke kota. Hari sudah mulai gelap namun mereka belum sampai di rumah sakit, Di tengah perjalanan hasyim menitipkan pesan kepada Salman bahwa jangan pernah melupakan Indonesia dan jangan pernah meninggalkan Indonesia pesan dari Hasyim sebelum Hasyim menutup mata untuk selamanya. Dari sini dapat kita jadikan pelajaran betapa pentingnya pemerataan pendidikan di seluruh perdesaan khususnya di seluruh perdesaan yang dekat perbatasan karena masih banyak anak-anak di daerah perbatasan yang belum mendapatkan pendidikan yang layak bahkan fasilitas kurang memadai. Karena pendidikan itu penting yang mana jika pendidikan tidak sampai kepada masyarakat desa yang berada di perbatasan takutnya masyarakat perbatasan banyak yang pindah ke negara lain dan melupakan bangsanya sendiri. Flm ini dikemas secara baik yang menceritakan kisak penduduk desa yang tinggal di daerah perbatasan. Flm ini mengandung unsur kesedihan, keharuan,kebahagiaan bahkan komedi. Visual yang di ambil juga menarik ketika salman membayang kan seseorang menjadi jendral di zaman dahulu maka warna pada gambar digelapkan.