Anda di halaman 1dari 17

Kelompok Pramoedya Ananta Toer

Ketua :
Fikri Nathiqrahman A (13)
Anggota :
Abimanyu Dwi Prakoso (02)
Annisa Agustin Mulyadi (05)
Ardi Eka Pandawa (07)
Cantik Regita Nurjati Putri (09)
Fadiah Putri (11)
Malihatunnisa Nurrofikoh (21)
Muhammad Arief Hakim (24)
ANALISIS FILM
“TANAH SURGA …KATANYA”
Identitas Film Tanah Surga…Katanya.
• Surtradara : Herwin Novianto
• Produser : Deddy Mizwar
Gatot Brajamusti
Bustal Nawawi
• Penulis : Danial Rifki
• Tanggal Rilis : 15 Agustus 2012
• Durasi : 90 Menit
• Distributor : Citra Sinema
• Perusahaan Produksi : Demi Gisela Citra Sinema
• Pemeran : Aji Santosa
Fuad Idris
Ence Bagus
Astri Nurdin
Tissa Biani Azzahra
Ringgo Agus Rahman
Andre Dimas Apri
Hengky Solaiman
Sinopsis Film
Hasyim, mantan sukarelawan Konfrontasi Indonesia Malaysia tahun
1965 hidup dengan kesendiriannya. Setelah istri tercintanya meninggal,
ia memutuskan untuk tidak menikah dan tinggal bersama anak laki-laki
satu-satunya yang juga menduda Haris dan dua orang anak Haris
bernama Salman dan Salina. Hidup di perbatasan Indonesia Malaysia
membuat persoalan tersendiri, karena masih didominasi oleh
keterbelakangan dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Masyarakat perbatasan harus berjuang setengah mati untuk
mempertahankan hidup mereka, termasuk keluarga Hasyim, namun
kesetiaan dan loyalitasnya pada bangsa dan Negara membuat Hasyim
bertahan tinggal.
Haris anak Hasyim, memilih hidup di Malaysia karena menurutnya Malaysia
jauh lebih memberi harapan bagi masa depannya. Dia juga bermaksud
mengajak seluruh keluarga pindah ke Malaysia termasuk bapaknya. Astuti,
seorang guru sekolah dasar di kota datang tanpa direncanakannya. Ia
mengajar di sekolah yang hampir roboh karena setahun tidak berfungsi. Tak
lama berselang dr. Anwar, seorang dokter muda datang ke daerah itu.
Salman dan Salina gembira hatinya karena kedatangan guru Astuti dan dr.
Anwar, yang oleh penduduk dikenal dengan sebutan dokter intel.
Baru diketahui bahwa Hasyim mengidap penyakit yang membahayakan
bagi hidupnya dan dokter intel mengharapkan Hasyim di bawa
pengobatan yang lebih layak .
Salman berusaha memenuhi kebutuhan di perjalanannya. Uang yang
diperlukan adalah 400 ringgit. Suatu hari ketika Salina bersama Ayah
kandungnya berada di Malaysia, sakit yang di diderita Hasyim kambuh,
Salmanpun bingung dan memanggil dokter intel. Salman dan dr. Intel
membawa Hasyim kerumah sakit ketika di perjalanan bensin yang ada
pada deasel perahu yang ditumpangi habis dan dipertengahan Hasyim
meninggal.
Unsur Intrinsik
1. Tema
Film ini mengusung tema Nasionalisme. Karena
menceritakan tentang perjuangan Warga Negara
Indonesia yang hidup di perbatasan. Walupun mereka
kurang di perhatikan oleh pemerintah tapi mereka tetap
menjunjung tinggi NKRI. Film ini menyadarkan kita agar
lebih bersyukur atas status kita sebagai Warga Negara
Indonesia yang di akui dan di perhatikan.
2. Tokoh dan Penokohan
• Aji Santosa sebagai Salman
Salman adalah anak laki-laki dari Haris dan cucu dari Hasyim. Ia
duduk di bangku Sekolah Dasar. Ia memiliki seorang adik
perempuan bernama Salina. Salman memiliki sifat patuh, rajin,
nasionalisme, dan semangat belajar yang tinggi. Nasionalismenya
timbul karena mendengar cerita kakeknya.
• Tissa Biani Azahra sebagai Salina
Salina adalah adik permpuan dari Salman. Salina memiliki sifat
patuh, polos dan baik hati.
• Ence Bagus sebagai Hilman
Hilman adalah anak dari Hasyim dan ayah dari Salman dan Salina.
Dia seorang duda dan perantau yang merantau ke malaysia
karena dia pikir malaysia lebih makmur dari pada indonesia. Ia
memiliki sifat keras kepala, tidak mempunyai rasa nasionalisme ,
peduli pada keluarga.
• Fuad Idris sebagai Hasyim
Hasyim adalah mantan sukarelawan Konfrontasi Indonesia
Malaysia tahun 1965. Setelah istri tercintanya meninggal, ia
memutuskan untuk tidak menikah dan tinggal bersama anak laki-
laki satu-satunya yang juga menduda Haris dan dua orang anak
Haris bernama Salman dan Salina. Ia memiliki sifat pejuang,
sabar, berprinsip, dan mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi.
• Astri Nurdin sebagai Astuti
Astuti adalah seorang guru sekolah dasar yang datang ke
Kalimantan secara terpaksa. Ia memiliki sifat sabar dan
sederhana.
• Ringgo Agus sebagai Anwar
Anwar adalah seorang dokter muda asal bandung yang
mendapat tugas ke pedalaman kalimantan. Ia dikenal oleh
penduduk dengan sebutan dokter intel. Ia memiliki sifat sabar,
konyol, danberdedikasi tinggi
3. Alur
Alur yang digunakan adalah alur maju.
4. Latar
• Tempat : Sebuah desa di perbatasan antara Kalimantan dan
Malaysia (danau, ruang kelas di Sekolah Dasar)
• Waktu : Pagi hari, siang hari, dan malam hari
• Suasana : Sedih, mengharukan, dan menginspirasi.
5. Amanat
Sebagai rakyat harus menjunjung tinggi Bangsa Indonesia.
Menanamkan rasa cinta tanah air dan identitas bangsa pada generasi
muda agar bangsa lain tidak merendahkan Bangsa Indonesia.
Mengambil pelajaran bahwa di perbatasan, walaupun hidup mereka
susah dan akan lebih baik jika mereka masuk negara lain tapi mereka
tetap setia pada bangsa dan bagaimana cara kita menyikapi tentang
betapa kurangnya negeri ini jika dibandingkan dengan bangsa lain
walaupun memiliki sumber daya yang banyak.
Unsur Ekstrinsik
• Nilai moral : Rasa cinta terhadap tanah air
• Nilai sosial : Keinginan menolong sesama yang
kurang beruntung seperti guru dan dokter dalam film
• Kehidupan masyarakat yang melatarblakangi
dibuatnya film :
Pendidikan di daerah perbatasan sangat minim.
Bahkan mereka tidak mengenal lagu kebangsaan juga
bendera kebangsaannya. Akses menuju daerah
tersebut sangatlah memprihatinkan.
Karena pemerintah kurang memperhatikan masyarakat
yang ada di perbatasan Indonesia.
• Nilai budaya : Masyarakat masih menggunakan Bahasa
Melayu dan Bahasa Indonesia belum
banyak diketahui.
• Nilai politik : Pemberian bantuan oleh pemerintah
dimanipulasi.
Kelebihan dan Kekurangan
•Kelebihan
Mengajarkan kita tentang arti nasionalisme yang
sesungguhnya. Tidak banyak film yang mengangkat
kehidupan di perbatasan. Sehingga film ini membuat kita
menghargai keadaan kita dan agar pemerintah lebih
memperhatikan kehidupan di perbatasan.
•Kekurangan
Film ini tidak menyajikan penyelesaian yang jelas.
Para pemain kurang menjiwai peran kecuali pemeran
Kakek Hasyim.
Kesimpulan
Secara keseluruhan menurut kami ini adalah film yang
bagus dan patut untuk disaksikan. Karena bukan hanya
menarik tapi juga menginspirasi. Mengangkat kehidupan di
perbatasan dengan harapan pemerintah dan rakyat
Indonesia lebih memperhatikan masyarakat yang ada di
perbatasan Indonesia. Di tengah kehidupan yang sulit tokoh
dapat mempertahankan semangat nasionalismenya.
Walaupun terdapat kekurangan dalam film tapi kelebihan
yang ada bisa mengimbanginya.
MARI SAKSIKAN BERSAMA

Anda mungkin juga menyukai