Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ikhtiyar Setyadji

NIM : 16512134032
Prodi : Teknik Boga

Analisis Film
“Tanah Surga Katanya”
karya Herwin Novianto

“Tanah Surga Katanya” adalah film karya sutradara terkenal Herwin Novianto yang
rilis pada tahun 2012 yang bergenre drama, dengan latar belakang nasionalisme yang sangat
kental didalammya. Film yang dibintangi Daniel Aji Santosa dan Fuad Haris tersebut mampu
menumbuhkan rasa nasionalisme dan bela negara kepada penontonnya.

Tokoh bernama “Hasyim” dalam film tersebut menampilkan rasa cintanya terhadap
bangsanya sendiri dan mementingkan kepentingan negara diatas kepentingan pribadinya. Hal
tersebut merupakan sikap semangat kebangsaan yang tertuang pada Pancasila sila ke-3, yaitu
“Persatuan Indonesia” dengan ciri-ciri mencintai bangsa dan tanah air indonesia, rela
berkorban demi bangsa dan negara, bangga berbangsa dan bertanah air indonesia,
menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan. Hal
tersebut dibuktikan bahwa Hasyim adalah seorang mantan sukarelawan pada operasi dwikora
atau disebut Konfrontasi Indonesia-Malaysia di masa kepemimpinan Sang Proklamator. Selain
itu Hasyim dihadapkan permasalahan dengan putranya bernama Haris, yang mengajak Hasyim
untuk pindah (kewarganegaraan) ke Malaysia dengan iming-iming akan hidup sejahtera disana.
Haris mengajak Hasyim bukan tanpa alasan, tapi Haris merasa bahwa hidup di wilayah
perbatasan tidak akan sejahtera dan tidak diperhatikan oleh pemerintah Indonesia. Dalam salah
satu scene Hasyim berkata kepada Haris “Aku mengabdi bukan untuk pemerintah, tapi untuk
negeri ini, bangasaku sendiri!”. Dari ucapan Hasyim tersebut menunjukkan bahwa dirinya
sangat mencintai bangsanya walaupun dengan segala macam iming-iming yang dikatakan oleh
putranya.

Salman dan salina adalah anak Haris dan cucu dari Hasyim. Salman dibingungkan
oleh dua pilihan ikut pindah dengan ayahnya atau tinggal dengan kakeknya. Tapi Salman lebih
memilih tinggal dengan kakeknya, karena jika ikut pindah kakeknya akan hidup sendiri dan
tak ada yang menjaganya. Tetapi salina sang adik tetap ikut ayahnya untuk pindah. Salman dan
kawan-kawan tetap bersemangat untuk sekolah, walaupun sebelumnya sekolah telah diliburkan
selama 1 tahun karena tidak ada tenaga pengajar di daerah perbatasan. Rasa cinta tanah air
semakin terlihat pada diri Salman, disaat ia sedang mencari uang di Malaysia ia melihat
bendera Indonesia hanya dijadikan sebuah alas dan wadah untuk berdagang seperti tidak ada
harganya. Saat Salman kembali lagi untuk mencari uang di Malaysia, Salman membeli kain
dan menukarkannya dengan bendera Indonesia kepada pedagang yang ditemuinya waktu lalu.
Ia sangat bahagia karena mendapatkan bendera tersebut.

Walaupun Salina sudah pindah dengan ayahnya ke Malaysia, tidak dapat melepaskan
rasa cintanya terhadap Indonesia. Saat ayahnya sedang menonton pertandingan sepakbola
antara Indonesia dengan Malaysia, ia menggambar keluarganya berkumpul kembali dan ada
bendera Indonesia pada gambarnya.
Terdapat banyak wujud bela negara yang ditampilkan dalam film tersebut, antara lain
yaitu belajar, menghafal lagu kebangsaan, melakukan upacara bendera. Selain itu juga
ditunjukkan oleh seorang dokter dan seorang guru yang mengabdi didaerah perbatasan
tersebut.

Pada akhir hayat, Hasyim menyampaikan pesan kepada Salman “Salman, Indonesia
tanah surga, apapun yang terjadi pada dirimu, jangan sampai kehilangan cintamu pada negeri
ini, genggam erat cita-citamu, katakan pada dunia dengan bangga, kami bangsa Indonesia.”.

Dalam film ini menyampaikan pesan bahwa, rasa cinta pada negeri ini tidak dapat
ditukar dengan apapun. Disisi lain film ini juga menyindir pemerintah lewat puisi yang
dilantunkan Salman untuk memperhatikan daerah perbatasan-perbatasan yang ada di Indonesia
dan menyindir pejabat-pejabat yang mementingkan dirinya sendiri.

“Tanah Surga Katanya”


karya Salman

Bukan lautan hanya kolam susu


Katanya..
Tapi kata kakekku, “Hanya orang-orang kaya yang bisa minum susu.”

Kail dan jala cukup menghidupimu


Katanya..
Tapi kata kakekku, “Ikan-ikan kita dicuri oleh banyak negara.”

Tiada badai tiada topan kau temui


Katanya..
Tapi kenapa ayahku bertiup angin ke Malaysia?

Ikan dan udang menghampiri dirimu


Katanya..
Tapi kata kakek, “Awas, ada udang dibalik batu!”

Orang bilang tanah kita tanah surga


Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Katanya..
Tapi kata dokter intel, “Belum semua rakyatnya sejahtera. Banyak pejabat yang menjual
kayu dan batu untuk membangun surganya sendiri.”

Anda mungkin juga menyukai