Pilihan Ganda
Alkisah setelah datanglah pada keesokan harinya, maka baginda pun berangkatlah dengan segala
menteri hulubalangnya diiringi oleh rakyat sekalian. Setelah sampai pada tempat berburu itu, maka
baginda pun turunlah dari atas gajahnya semayam di dalam kemah dihadap segala menteri
hulubalang rakyat sekalian. Maka baginda pun menitahkan orang pergi melihat bekas rusah itu.
Hatta setelah orang itu datang menghadap baginda maka sembahnya: “Daulat Tuanku, pada hutan
sebelah tepi laut ini terlalu banyak bekasnya.Maka titah baginda, “Baiklah esok pagi-pagi kita
berburu.”
Maka setelah keesokan harinya maka jaring dan jerat pun ditahan oranglah. Maka segala rakyat
pun masuklah ke dalam hutan itu mengelana segala perburuan itu dari pagi-pagi hingga datang
tergelincir matahari, seekor perburuan tiada diperoleh. Maka baginda pun amat heranlah serta
menitahkan menyuruh melepaskan anjing perburuan baginda sendiri itu. Maka anjing itu pun
dilepaskan oranglah. Hatta ada sekira-kira dua jam lamanya maka berbunyilah suara anjing itu
menyalak. Maka baginda pun segera mendapatkan suara anjing itu. Segera baginda datang kepada
suatu serokan tasik itu, maka baginda pun bertemulah dengan segala orang yang menurut anjing
itu. Maka titah baginda: “Apa yang disalak oleh anjing itu?”
Maka sembah sekalian itu : “Daulat Tuanku, patik mohonkan ampun dan karunia. Ada seekor
pelanduk putih, besarnya seperti kambing, warna tubuhnya gilang-gemilang. Itulah yang dihambat
oleh anjing itu. Maka pelanduk itu pun lenyaplah pada pantai ini.”
(Sumber: Hikayat Seribu Satu Malam)
(1) Saat sesi tanya-jawab tiba, Ali bertanya kepada pak dosen. (2) “Apa kepanjangan KUHP, Pak?”
(3) Pak dosen tidak menjawab sendiri, melainkan melemparkannya kepada Ahmad. (4)“Saudara
Ahmad, coba dijawab pertanyaan Saudara Ali tadi,” pinta pak dosen. (5) Dengan tegas Ahmad
menjawab, “Kasih Uang Habis Perkara, Pak …!”
Bagian yang menyatakan krisis pada penggalan teks di atas terdapat pada kalimat nomor ….
A. (1) B. (2) C. (3) D. (4) E. (5)
5. Bacalah teks anekdot di bawah ini dengan cermat!
Seorang pelaut berdiri di atas kapal melihat keindahan laut yang tenang dan damai. “Seandainya
keadaan keluargaku seperti ini pasti kebahagiaan yang ada”.Tetapi kemudian badai ganas
menghadang hingga kapalnya oleng hampir tenggelam. Kapalnya selamat setelah dia membuang
semua muatannya dengan bersusah payah. Kejadiaan tersebut mengingatkan padanya kalau dia
seorang ‘pelaut ulung’. Badailah yang membuatnya ulung. Pikirannya kembali kepada
keluarganya.“Bagaimana kalau istri dan anakku yang kubuang? Apakah saya akan memperoleh
ketenangan dan merasakan kebahagiaan?” ujar si pelaut. Si pelaut tersenyum-senyum memikirkan
istri dan anaknya.
Noni atau mengkudu adalah tanaman asli Asia, kepulauan Pasifik, Polynesia, dan Australia. Buah noni
biasa digunakan untuk pengobatan tradisional seperti meningkatkan sistem pertahanan tubuh, sembelit,
diare, inflamasi kulit, infeksi, demam, sekit kepala, gangguan pernapasan, dan lain-lain. Buah noni
yang telah matang berwarna hijau dan agak kekuningan. Buah yang masak mempunyai bau dan rasa
yang tidak enak. …
Kalimat yang tepat untuk melengkapi teks eksposisi tersebut adalah ….
A. Daunnya yang lebar seringkali dijadikan pembungkus makanan tradisional.
B. Buah noni sering terlihat diperjualbelikan di pasar atau di toko swalayan.
C. Karena rasa dan bau inilah banyak orang enggan mengonsumsi buah noni.
D. Banyak orang menjadikan buah noni sebagai obat modern.
E. Pohon noni banyak ditanam dan tumbuh di hutan lindung.
(1)Kerusakan gambut di tepian pulau Indonesia, seperti di Provinsi Riau, berpotensi menggerus
wilayah kelola laut. (2) Upaya restorasi dan menghentikan kegiatan eksploitatif di pulau-pulau tersebut
menjadi keharusan jika tak ingin memperparah kerusakan ekosistem. (3) Ekspansi sawit sangat masif
termasuk di Pulau Rangsar dan Bengkalis di Riau. (4) Sebagian ekosistem setempat telah berubah menjadi
lahan perkebunan kelapa sawit berizin atau berskala kecil milik rakyat. (5) Eksploitasi setempat
dikhawatirkan menyebabkan abrasih parah yang akan mengikis daratan pulau.
9. Kalimat penjelas yang tidak padu (sumbang) terdapat pada kalimat nomor ….
A. (1) B. (2) C. (3) D. (4) E. (5)
10. Apa akibat adanya eksploitasi lahan gambut?
A. Lahan kelapa sawit semakin luas. D. Terjadinya perubahan populasi penduduk.
B. Terjadi abrasi daratan pulau. E. Kegiatan restorasi semakin nyata.
C. Terjadi kerusakan lahan kelapa sawit.
11. Cermati teks berikut dengan saksama!
Suatu hari guru menerangkan tentang biopori di depan kelas. “ Biopori itu bisa dijadikan sebagai
salah satu usaha menghindari banjir”jelasnya. “Sekarang, Ibu beri tugas pada kalian untuk membuat
biopori di sekitar rumah, lalu kalian foto. Fotonya nanti ditempel di buku tugas dan berikan
deskripsi”. Tiba-tiba seorang anak berkomentar.”Syukurlah Bu, jalan menuju rumah saya sudah
banyak bioporinya, tapi kata bapak itu bukan untuk menanggulangi banjir, melainkan biopori akibat
sering banjir”. Mendengar itu semua anak dan Bu guru tertawa.
Kalimat yang menunjukkan koda pada teks di atas adalah ….
A. Suatu hari guru menerangkan tentang biopori di depan kelas.
B. “Biopori itu bisa dijadikan sebagai salah satu usaha menghindari banjir” jelasnya.
C. Sekarang, Ibu beri tugas pada kalian untuk membuat biopori di sekitar rumah, lalu kalian foto.
D. ”Syukurlah Bu, jalan menuju rumah saya sudah banyak bioporinya, tapi kata bapak itu bukan untuk
menanggulangi banjir, melainkan biopori akibat sering banjir”.
E. Mendengar itu semua anak dan Bu guru tertawa.
Bacalah dengan saksama kutipan hikayat berikut untuk menjawab soal nomor 12 dan 13!
Syahdan beberapa lamanya, ia berjalan, maka bertemu dengan gunung yang tinggi-tinggi dan padang
yang luas-luas, dan tasik yang berombak seperti lain, tempat segala dewa-dewa, Peri Mambang Indera
Candara Jin. Maka raja-raja jin di sanalah tempat bermain lancing, berlomba-lomba. Di sanalah ia
banyak beroleh kesaktian, diberi oleh segala anak-anak raja itu, diangkat saudara oleh mereka itu sekali
akan dia dan beberapa ia bertemu dengan binatang yang buas-buas, seperti ular naga buta raksasa.
Sekaliannya mereka itu memberikan kesaktian kepada Mara Karmah.
12. Karakteristik hikayat yang berupa kemustahilan yang terdapat pada kutipan tersebut adalah ….
A. Seseorang yang bepergian melihat gunung yang menjulang tinggi.
B. Seseorang mendapat kesaktian dari binatang buas.
C. Raja bermain bersama dan mengadakan perlombaan.
D. Seseorang yang diangkat menjadi anak raja.
E. Pergi ke hutan dan bertemu dengan binatang buas.
13. Nilai sosial yang terdapat dalam kutipan hikayat tersebut adalah …..
A. Para penghuni hutan banyak memiliki kesaktian seperti binatang buas.
B. Menjalin hubungan baik dengan sesama dalam sebuah komunitas.
C. Pendatang di hutan tidak boleh merusak hutan yang ditempatinya.
D. Pendatang di hutan harus menjaga kelestarian hutan tersebut.
E. Para penghuni hutan umumnya sakti dan mempunyai ilmu hitam.
Cermati kutipan hikayat berikut untuk menjawab soal nomor 14 dan 15!
Maka, sahut perdana menteri, hai nakoda kapal! Apa gunanya tuan hamba membawa kain
yang baik-baik ini kepada hamba? Karena sebab berdakwa ini tuan hamba mengupah hamba.
Tiadalah hamba mau mengambil dia. Bawalah kembali dahulu. Maka, hendak pun kami, maka ia
menghukum atas seorang tiada dengan pembawaannya itu jadi menang dia berhukum; melainkan
apakala barang siapa yang benar itu kami benarkan dan kami serta dia. Jikalau anak kami
sesekalipun apabila salah, kami salahkan juga. Janganlah nakoda sangka lagi yang demikian itu.
Maka katanya kepada perempuan itu. “Tatkala dahulu istri siapa engkau ini.” Maka, sahut
perempuan itu, “Ya, Tuan Hakim! Bahwasanya hamba istri nakoda, hamba tiada tahu bersuami tiga
atau dijamah orang lain daripada nakoda ini.”
Maka kata orang muda itu, “Hai perempuan yang bid’ah celaka yang menduakan suami!
Maka tatkala engkau peristri, bukankah engkau sudah mati? Beberapa kali keluargamu untuk
menanamkan tiada aku izinkan. Aku pinta hanyutkan ke laut dan aku bersama-sama. Daripada
kasihku akan engkau maka setengah umurku bahagiakan akan dikau. Maka dengan kurnia Allah
engkau dikembalikan hidup dalam dunia.”
(Hikayat Bayan Budiman)
14. Karakteristik hikayat yang terdapat pada kutipan tersebut adalah ....
A. istanasentris, dewa-dewa D. kemustahilan, struktur bahasa
B. istanasentris, kesaktian E. kemustahilan, dewa-dewi
C. kesaktian, kemustahilan
15. Nilai moral yang terdapat pada kutipan hikayat tersebut adalah ....
A. Kesetiaan seorang istri kepada perintah suami.
B. Perlakuan adil seorang perdana menteri.
C. Perempuan yang baik yang tidak pernah berbohong.
D. Hakim selalu tunduk kepada tradisi kerajaan.
E. Nah koda kapal yang digoda oleh perempuan nakal.
Hatta akan dengan takdir Alloh menganugerahi kepada hamba-Nya, maka si miskin pun
menggali tanah hendak berbuat tempatnya tiga beranak itu. Maka digalinyalah tanah itu
hendak mendirikan tiang teratak itu maka tergalilah kepada sebuah tajau yang besar berisi
emas terlalu banyak. Maka si istri itu pun datanglah meihat akan emas itu, seraya berkata
suaminya, “Adapun akan emas itu, sampai kepada anak cucu kita tidak habis dibuat
belanja.”
Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun dan dititahkan pergi
mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul,
fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya.
Sumber: Buku Kesusastraan Melayu Klasik
Maka kata Indera Bangsawan, “Hamba ini tiada bernama dan tiada tahu akan bapak Hamba, karena
diam dalam hutan rimba belantara. Adapun sebabnya hamba kemari ini karena hamba mendengar
khabar anak raja sembilan orang hendak datang membunuh buraksa dan merebut tuan hamba dari
padanya itu, itulah maka hamba datang kemari hendak melihat tamasya anak raja itu. Mengasihani
hamba dan pada bicara akal hamba akan anak raja-raja yang sembilan itu tiadalah dapat membunuh
buraksa itu. Jika lain daripada Indera Bangsawan tiada dapat membunuh akan buraksa itu.
Pengganti Hang Tuah di keraton adalah Hang Jebat. Sesungguhnya, ia menaruh dendam atas
keputusan raja yang dijatuhkan kepada sahabatnya, Hang Tuah. Karena setia kepada sahabatnya, ia
mengamuk di keraton. Putri-putri dan dayang-dayang diperlakukan kurang sopan sehingga banyak
jugalah orang yang mati karena kerisnya, yang diberikan Hang Tuah kepadanya. Tiada seorang pun
yang berani mendinginkan sehingga raja sendiri pun terlibat pula dalam kesulitan dan ketakutan.
Essay