Kelompok Kriminal Bersenjata KKB Papua beraksi kembali. Kali ini menimpa para
pekerja yang membangun poros jalan penghubung antara Kampung Meyerge Distrik
Moskona Barat dan Distrik Moskona Utara.
Terhitung sejak 2022 saja, teror yang dilakukan KKB telah menewaskan puluhan
warga sipil maupun prajurit TNI. KKB bukan hanya melakukan teror dan aksi pembunuhan,
namun juga secara jelas melalui jubirnya- Sebby Sambon menyatakan, bahwa kelompoknya
tidak memiliki sejarah tentang hubungan keluarga dengan orang Indonesia dan Asia. Bahkan
berkali-kali mereka menuntut Papua merdeka. Namun herannya hingga hari ini tidak ada
tindakan apapun dari pemerintah pusat atas aksi teror KKB tersebut. Jangankan tindakan
tegas dan memberangus gerakan tersebut, cap ‘radikal’ saja tak disematkan pada mereka.
Justru sebaliknya KSAD Jenderal Dudung justru menyampaikan bahwa KKB merupakan
saudara yang harus dirangkul dan tak perlu diperangi.
Bandingkan bagaimana sikap Dudung dan rezim negeri ini terhadap gerakan dakwah
Islam dan para ulama yang menyerukan Islam. Mudah sekali mereka mencap ‘radikal’ dan
‘teroris. Bahkan tanpa bukti dan diadili, Densus 88 membunuh terduga teroris dengan keji.
Bandingkan pula bagaimana antipatinya rezim terhadap bendera laa ilaha illallah dengan
melabeli sebagai bendera organisasi radikal. Sebaliknya mereka tutup mata dengan
berkibarnya bendera bintang kejora, yang menjadi bukti keinginan kuat mereka untuk lepas
dari NKRI. Jika demikian, lalu apa makna radikal ??
هّٰلل
ُ ف َو َت ْن َه ْونَ َع ِن ا ْل ُم ْن َك ِر َو ُتْؤ ِم ُن ْونَ ِبا ِ ۗ َولَ ْو ٰا َمنَ اَهْ ل ِ اس َتْأ ُم ُر ْونَ بِا ْل َم ْع ُر ْوِ ُك ْن ُت ْم َخ ْي َر ا ُ َّم ٍة ا ُ ْخ ِر َج ْت لِل َّن
َب لَ َكانَ َخ ْي ًرا َّل ُه ْم ۗ ِم ْن ُه ُم ا ْل ُمْؤ ِم ُن ْونَ َواَ ْك َث ُر ُه ُم ا ْل ٰفسِ قُ ْون
ِ ا ْلك ِٰت
Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu)
menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka
ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.
Kunci untuk menjadi umat muliaadalah berpegang pada Islam.Sebaliknya
meninggalkan islam mengantarkan pada kehinaan. Demikian yang disampaikan Umar bin
Khaththab,“Kita adalah umat yang pernah hina dan lemah, lalu Allah menguatkan dan
memuliakan kita dengan Islam. Kalau kita mencari kemuliaan selain dengan agama ini Allah
akan menghinakan kita”.
Dengan demikian satu-satunya jalan membangkitkan umat, mengembalikan
kemuliaannya adalah dengan melakukan dakwah di tengah umat. Gerakan dakwah yang
massif adalah upaya nyata membangun kesadaran politik di tengah umat dengan
menancapkan aqidah islam di tengah umat. Pada dasarnya aqidah islam bukan hanya aqidah
ruhiyah, yang membahas tentang urusan-urusan keakheratan. Namun akidah islam juga
merupakan akidah siyasiyah, yang menjadi dasar pembahasan tentang pemeliharaan urusan-
urusan keduniaan. Maka hukum-hukum yang berkaitan dengan pembebanan hukum,
kebaikan, keburukan, perdagangan, sewa-menyewa, perkawinan, corporation
(syirkah), warisan, terkait dengan akidah siyasiyah. Begitupula hal-hal yang masih berkaitan
dengan pemeliharaan persoalan tersebut, seperti mengangkat pemimpin jama’ah, ketaatan
kepada pemimpin serta mengoreksinya, seperti juga sanksi-sanksi hukum dan jihad, juga
merupakan bagian aqidah siyasiyah.
Sehingga tak dikenal dalam islam, istilah ‘politik itu kotor’. Justru politik adalah
bagian dari islam. Akidahnya saja sudah disebut sebagai akidah siyasiyah (akidah politik),
bagiman mungkin politik dipinggirkan. ‘Politik itu kotor’ hanyalah narasi yang dibuat Barat
agar kaum muslimin menjauhi politik, sehingga mereka leluasa bermain di dalamnya. Urusan
kehidupan dunia kaum muslimin dalam genggaman mereka. Sudah berabad lamanya umat ini
mengalami kehinaan. Saatnya mengembalikan mereka menuju kemuliaannya. Memang
bukanlah pekerjaan mudah. Betapa tidak., posisi umat hari ini ibarat sudah jatuh di lumpur,
ditimbuni pula oleh sampah berupa nilai-nilai dan paham kapitalisme yang rusak. Walhasil
dakwah di tengah umat menuntut menjadikan islam sebagai naar dan nuur. Naar (api) yang
membakar pemikiran-pemikiran kapitalisme yang rusak dan nuur (cahaya) yang menjadikan
islam sebagai solusi, penerang jawaban atas persoalan yang menghimpit umat.
Khatimah
Deradikalisasi dalam kemasan moderasi beragama ini merupakan bahaya bagi
eksistensi umat di masa depan. Merusak umat dan menjauhkan mereka dari pemahaman
islam yang benar. Oleh karenanya, setiap narasi yang dibangun di dalamnya, wajib
dibongkar dan ditunjukkan kebusukannya kepada umat. (wallahu a’lamu)