1. Radikal dalam artian substansial bukan Lip Service, beriman secara total dan
mendasar, bukan hanya simbol dan kepura-puraan.
Radikalisme dalam agama ibarat pisau bermata dua. Satu sisi bermakna negatif
dan di sisi lain bermakna positif.
Radikalisme dapat dikatakan memiliki makna yang positif apabila menjadikan
seseorang bergerak menuju perubahan ke arah lebih baik yang lazim disebut
ishlah (perbaikan) atau tajdid (pembaharuan) serta dijalankan melalui pemahaman
agama yang menyeluruh dan diaplikasikan untuk ranah pribadi. Dengan kata lain,
berpikir secara radikal adalah berpikir secara mendalam sampai ke akar-akarnya
dan memang seharusnyalah seseorang bisa berpikir secara radikal atau dapat
dikatakan bahwa berfikir secara radikal ialah berfikir dengan total serta mendasar.
Kekurangan :
Ada beberapa bagian di dalam artikel hanya berupa pernyataan dalam bentuk
konsep tanpa adanya penjelasan lebih lanjut, sehingga menyulitkan pembaca
awam untuk memahami maksud dari pernyataan yang ditulis.