Anda di halaman 1dari 121

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROJECT BASED

LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN


AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DARUSSALAM TANGERANG

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

HAYATI NUPUS GALBINA


NIM : 109011000053

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
1437 H /2015 M
ABSTRAK

Hayati Nupus Galbina: “Penerapan Pembelajaran Project Based Learning


Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Darussalam
Tangerang.” Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses penerapan


Pembelajaran Project Based Learning pada mata pelajaran pendidikan agama
Islam di SMP Darussalam Tangerang apakah telah sesuai antara penerapan
dengan teori pembelajaran Project Based Learning. Pendekatan Project Based
Learning sebagai salah satu pembelajaran yang efektif dan efisien di dalam proses
pembelajaran, karena belajar tidak sekedar menghafal tetapi bagaimana siswa
dilatih untuk melakukan analisis terhadap permasalahan, kemudian melakukan
eksplorasi, mengumpulkan informasi, interpretasi, dan penilaian dalam
mengerjakan proyek yang terkait dengan permasalahan yang dikaji.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sedangkan metode
penelitiannya adalah deskriptif analisis, prosedur pengumpulan dan pengolahan
data menggunakan observasi, dokumentasi, dan wawancara. Penerapan
pembelajaran Project Based Learning dimulai dari mengajukan pertanyaan,
membuat perencanaan, menyusun penjadwalan, memonitor pembuatan proyek,
melakukan penilaian dan evaluasi. Berdasarkan data yang diperoleh melalui
wawancara dengan Guru mata pelajaran pendidikan agama Islam dan observasi
kelas, diketahui bahwa telah diterapkan pendekatan Project Based Learning
dalam proses pembelajaran pada materi makanan dan minuman yang halal dan
haram mata pelajaran pendidikan agama Islam.
Mengenai langkah-langkah pembelajaran PjBL : mengelompokan tiga atau
empat siswa untuk mengerjakan sebuah proyek selama tiga sampai delapan
minggu, mengajukan pertanyaan awal yang bersifat kompleks, memancing siswa
untuk belajar lebih lanjut, dan mengarahkan mereka untuk membuat proyek,
membuat jadwal perencanaan pepenyelesaian proyek, mulai dari membuat
rancangan, mewujudkan proyek, sampai presentasi atau memamerkan proyek,
memberikan umpan balik dan penilaian atas pengerjaan proyek dan produk yang
dibuat. Ada beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan PjBL
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam antara lain, adanya sarana dan
prasarana yang memadai, minat belajar siswa, profesionalisme dan semangat
guru. Begitu juga faktor penghambat dalam pelaksanaan PjBL dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam antara lain, memerlukan banyak waktu
yang harus disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek.
Dengan demikian pada tahapan pelaksanaan penerapan pembelajaran
Project Based Learning siswa diberikan peluang mengkontruksi pengetahuan dan
terlibat langsung selama proses pembelajaran.

Kunci: Penerapan Pembelajaran Project Based Learning pada Mata Pelajaran


Pendidikan Agama Islam di SMP Darussalam Tangerang.

i
ABSTRACT

Hayati Nupus Galbina: “Application of learning Project Based Learning on


the subjects of Islamic religious education in junior Darussalam Tangerang.”
Thesis Department of Islamic religious education, science faculty and teacher
training tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

This study aims to determine how the lessons learned from the
implemetation of Project-Based Learning on the subjects of islamic religious
education in SMP Darussalam Tangerang wheter in accordance with the
application of learning theories Project-Based Learning. Project-Based Learning
as one of the effective and efficient learning in the learning process, because
learning is not just memorize but how students are trained to conduct an analysis
of the problem, then explore, gather information, interpretation, and assessment of
working on project related to the srudied. This study used a qualitative approach
white the method of reseach is descriptive analysis, data colletion, and interviews.
Implementation of the learning starts from asking questions, make plans, arrange,
scheduling, monitoring project creation, assessment and evaluation. Based on data
obtained through interviews with subject teachers of Islamic religious education
and calssroom observation, it is known that the Project Based Learning approach
has been applied in the process of learning the material food and illegitimate
Islamic religious education subjects.
Know the learning steps Project Based Learning : grouping of three or
four students to work on a Project for three to eight weeks, asking the initial,
question is complex, provoke students to learn more, and directs them to create
projects, create planning schedule completion of the project, started of teh draft, to
realize the pprject, up to a percentage or show case projects, provide feedback and
assessment of the project and the products made.

Keywords: learning the application of Project Based Learning in the


subject of islamic religious education in schools Tangerang Darssalam.

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,,

Alhamdulillah, tidak ada ungkapan lain, yang lebih indah, untuk diungkapkan
selain rasa syukur yang sedalamnya-dalamnya kepada Allah SWT atas segala nikmat
dan hidayah-Nya dalam setiap hembusan nafas penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Penerapan Pembelajaran Project Based Learning Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Darussalam Tangerang”

Allahumma Shalli ‘ala Muhammad, shalawat beserta salam selalu tercurahkan


kepada habibina wa syafi’ina wa maulana Muhammad saw yang dengan kecerdasan
dan kesabarannya mampu mendobrak kejahiliyahan manusia.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis


sangat terbatas. Begitu juga dengan rintangan dan hambatan yang penulis temui saat
penulisan skripsi ini. Namun, semua bisa penulis lalui berkat keinginan yang kuat
untuk segera menyelesaikan skripsi ini dan sudah pasti semua juga tidak terlepas dari
support serta bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu,
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah berjasa dalam
penulisan skripsi ini, terima kasih untuk:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
3. Marhamah Saleh, Lc.MA, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam
4. Siti Khodijah, MA. Dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia memberikan dan
meluangkan waktunya, tenaga, pikiranserta kesabaran dalam memberikan
bimbingan, arahan serta motivasinya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.

ii
5. Segenap Dosen dan staf serta karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuannya
selama penulis menjalankan perkuliahan.
6. Seluruh staf perpustakaan umum dan perpustakaan FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah menyediakan bermacam-macam buku ilmiah sehingga
mempermudah penulis dalam mencari referensi.
7. Drs. Isep Mawardi, MM. Kepala sekolah SMP Darussalam Tangerang yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian skripsi ini serta Hj. Dra. Sri
Hastuti Hasan dan Asep Saefullah, S.Pd.I selaku guru bidang studi Pendidikan
Agama Islam di SMP Darussalam Tangerang yang telah membantu dan
membimbing penulis dalam penelitian skripsi ini.
8. Yang tercinta dan selalu mencintai penulis ayahanda H. Hasan Subandi (alm),
dan ibunda Hj. Khaeriyah yang selalu memberikan perhatian, dukungan, serta
doa kepada penulis dalam setiap langkah kehidupan penulis. May Allah Bless U
and Love U.
9. Kakak-kakakku yang tersayang Dra. Sri Hastuti, M. Fahrurozi, M.Si,
Khaerunnisa, A. Jumroni. SE, Anis Mubarok, Fauzi Ansori SH, Fitriyani Firda
M. S.Sos, Sovha Wilda M. S.St serta yang selalu mengisi hari-hari penulis
dengan canda dan tawanya di saat penulis mengalami kejenuhan,terima kasih
atas dukungan, perhatian, pengertian, doa, semangat yang diberikan untuk
penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi pnelitian ini.
10. Kepada Hasanudin S. Pd orang yang selalu ada di hati penulis terima kasih atas
kesetiaan menemani penulis di saat suka maupun duka dan perhatian, pengertian,
pengorbanan serta semangat yang tercurahkan untuk penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Kepada sahabat-sahabat karibku Muflihah Magfirah S.Pd.I, Magfiroh Ngabalin
S.Pd.I, Nurfaizah S.Pd.I, Dini Agustin S.Pd.I, Diana S.Pd.I dan Mumsika
turrohman S.Pd.I juga kepada teman-temanku yang ujian sidang skripinya
bersamaku terima kasih atas kesetiaannya juga menemani hari-hari penulis,

iii
mendengarkan dan merasakan keluh kesah penulis, dorongan semangat masukan
yang kalian berikan untuk penulis yang selalu menemani penulis di saat
mengalami kebimbingan dan masalah yang sangat berat dalam hidup penulis.
12. Teman-teman seperjuangan di bangku kuliah yang selalu memberikan motivasi,
semangat, dan do’a kepada penulis, khususnya kelas B di Jurusan Pendidikan
Agama Islam angkatan 2009/2010, dan semua pihak yang membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu terima kasih atas
candaan-candaan yang telah kalian berikan sehingga dapat menghibur penulis di saat
mengalami kesusahan dan kejenuhan, dorongan, perhatian yang tercurahkan untuk
penulis.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari sempurna. Namun demikian, besar harapan penulis dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri, pihak sekolah dan juga bagi pembaca sebagai pengembangan skripsi
ini lebih lanjut. Atas perhatian, penulis mengucapkan terima kasih.
Akhirnya tiada gading yang tak retak dan tiada mawar yang tak berduri,
penulis menyatakan sebagai manusia tidak sempurna, maka dengan senang hati
penulis akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya
skripsi ini. Semoga karya sederhana ini bermanfaat.

Jakarta,07 Januari 2016

Penulis

Hayati Nupus Galbina

iv
DAFTAR ISI

LAMPIRAN PENGESAHAN
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
\DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 7
D. Perumusan Masalah ....................................................................... 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 7
F. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 7
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pembelajaran Project Based Learning (PBL) ............................... 8
1. Pengertian Project Based Learning (PBL) ........................... 8
2. Karakteristik Pembelajaran Project Based Learning ............. 13
3. Komponen-komponen Project Based Learning..................... 15
4. Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek 16
5. Prinsip Project Based Learning (PBL) ................................. 20
6. Tahapan Project Based Learning (PBL) ................................ 21
7. Langkah-langkah Project Based Learning ............................. 23
B. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam ..................................... 25
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ..................................... 25
2. Sasaran Pendidikan Agama Islam .......................................... 27
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ........................................... 29

v
4. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam ................................... 33
5. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ............................. 34
6. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................... 36
C. Kerangka Berpikir ........................................................................ 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 38
B. Metode Penelitian .......................................................................... 38
C. Sumber dan Data .......................................................................... 39
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 39
1. Wawancara (Interview) .......................................................... 40
2. Observasi ............................................................................... 40
3. Dokumentasi .......................................................................... 40
E. Pemeriksaan Keabsahan Data ....................................................... 41
1. Perpanjangan keikutsertaan .................................................. 41
2. Ketekunan Pengamatan ......................................................... 41
3. Triangulasi ............................................................................. 42
F. Analisis Data ................................................................................. 42
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 45
1. Sejarah Singkat Berdirinya...................................................... 45
2. Struktur Organisasi SMP Darussalam Tangerang ................... 47
3. Visi, Misi dan Strategi SMP Darussalam Tangerang .............. 47
4. Kurikulum ............................................................................... 49
5. Keadaan Guru SMP Darussalam Tangerang ........................... 49
B. Pelaksanaan Pembelajaran Project Based Learning pada Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP Darussalam Tangerang ........... 51
1. Penerapan Pembelajaran Project Based Learning .................. 52
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 68
B. Saran .............................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 71
LAMPIRAN- LAMPIRAN

vi
BIOGRAFI PENULIS
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Struktur Organisasi Sekolah ...................................................... 47

Tabel 4.2 : Daftar Guru SMP Darussalam Tangerang ................................. 49

Tabel 4.3 : Prosedur Pembelajaran Project Based Learning ..................... .. 62

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Karakteristik Pembelajaran Project Based Learning ............ 15

Gambar 2.2 : Komponen Pembelajaran Project Based Learning................ 16

Gambar 2.3 : Tahapan-tahapan Pembelajaran Project Based Learning ....... 21

Gambar 4.1 : Aktifitas guru dan siswa dalam membuat perencanaan ....... 58

Gambar 4.2 : Aktifitas siswa dalam pembuatan proyek ............................ 59

Gambar 4.3 : Guru memonitoring pembuatan proyek ............................... 60

Gambar 4.4 : Perwakilan siswa mempresentasikan hasil proyek .............. 61

Gambar 4.5 : Proses pembuatan proyek mading ........................................ 64

Gambar 4.6 : Suasana kelas setelah pembelajaran PjBL ........................... 65

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : RPP Guru PAI di SMP Darussalam Tangerang

Lampiran 2 : Lembar Desain Proyek

Lampiran 3 : Tabel Menejemen Tugas

Lampiran 4 : Instrumen Penilaian Tugas Proyek

Lampiran 5 : Rubrik Penilaian Tugas Proyek

Lampiran 6 : Riwayat Hidup Guru PAI

Lampiran 7 : Pedoman Wawancara

Lampiran 8 : Berita Wawancara

Lampiran 9 : Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 10 : Surat Permohonan Izin Observasi

Lampiran 11 : Surat Keterangan Riset / Wawancara

Lampiran 12 : Surat Keterangan dari SMP Darussalam Tangerang

Lampiran 13 : Uji Referensi

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia,


karena melalui pendidikan manusia dapat memahami apa arti dan
hakikat hidup, serta untuk apa dan bagaimana menjalakan tugas hidup
dan kehidupan secara benar. Pendidikan juga berperan penuh dalam
pembentukan kepribadian manusia,yang mencakup pengetahuan, nilai,
sikap serta keterampilan nya.1

Tujuan pendidikan yang akan dicapai adalah tujuan yang sesuai


dengan tujuan pendidikan nasional, seperti yang dicantum dalam Undang-
undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 pada Bab II pasal 3, dijelaskan
bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

1
Uyoh Sadulloh, Pengantar Filsafat Pendidikan , (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 57

1
2

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga


negara yang demokratis dan bertanggung jawab.2

Berdasarkan tujuan tersebut pemerintah Indonesia memiliki tanggung


jawab mewujudkan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang
berkualitas. Pendidikan nasional bukan hanya sebatas peningkatan kualitas
kehidupan, namun pendidikan juga meningkatkan harkat dan martabat
seseorang dimata Allah. Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam surat al-
Mujaadalah ayat 11.

         

            

         


Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman berlapang-lapanglah dalam majlis",
Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al-Mujadillah ayat 11).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa tujuan utama dari kepemilikan ilmu
pengetahuan, bukan semata-mata mencerdaskan akal pikiran, atau untuk
mempunyai kemampuan berdebat dan berdiskusi, akan tetapi untuk
meningkatkan keimanan dan keyakinan kepada Allah.3
Pengertian Pendidikan Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan siswa untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani,
bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama islam dari sumber

2
Abuddin Nata, Sosiologi Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2014),
cet 1. h. 82
3
Aidh al-qarni, La Tahzan Jangan Bersedih , (Jakarta: Qisthi Press, 2004), h. 391.
3

utamanya kitab suci al-Quran dan al-hadits, melalui kegiatan


bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman4
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat
pengalaman atau latihan. Proses perubahan tingkah laku atau proses belajar
yang terjadi pada diri individu itu merupakan proses internal psikologi yang
tidak dapat diketahui secara nyata.5
Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan
untuk membawa siswa pada suatu perubahan tingkah laku yang dinginkan.
Pengertian ini kelihatan cukup simpel dan sederhana, akan tetapi bila
pengertian ini ditelaah lebih dalam, maka akan terlihat rumit dan begitu
kompleksnya proses yang dituntut dalam, maka mengelolah pelajaran itu
sendiri. Hal itu bisa dipahami karena membawa siswa kearah perubahan yang
diinginkan merupakan pekerjaan yang berat. Pekerjaan ini membutuhkan
suatu analisis yang tajam dan perencanaan yang mantap, sehingga dapat
mengambil keputusan yang tepat serta menerapkannya kepada siswa.
Mengajarkan bukan semata persoalan menceritakan, belajar bukanlah
konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam benak siswa belajar
memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. penjelasan dan
pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng.
Adapun yang biasa membuahkan hasil yang langgeng hanyalah kegiatan
aktif.
Di dalam buku active learning 101 cara belajar siswa aktif bahwa
siswa belajar aktif, yaitu mengerjakan beberapa tugas, menggunakan
otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa
yang mereka pelajari. Belajar aktif itu harus gesit, menyenangkan,
bersemangat dan penuh gairah. Meninggalkan tempat duduk mereka,
bergerak leluasa dan berfikir keras (inoving about and thinking
aloud).6

4
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2014)cet, 4. h. 21
5
M. Thobroni, Belajar dan Pembelajaran, ( Yogyakarta: Ar-Ruzz media, 2011), h. 20
6
Melvin Silberman, Active Learning 101 cara belajar siswa aktif, (Bandung: Nuda
Media, 2011) h. 9
4

Pengalaman belajar diperoleh melalui keterlibatan siswa secara


langsung dalam serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi lingkungan dan
interaksi dengan materi pelajaran, teman, narasumber dan sumber belajar
lainnya. Selanjutnya siswa mengkontruksi pengetahuannya sendiri
berdasarkan pengalaman belajar yang diperolehnya.
Untuk meningkatkan mutu pembelajaran dalam kelas, banyak faktor
yang harus dipertimbangkan diantaranya yaitu dalam hal penyampaian materi
dari sumber melalui saluran atau media tertentu kepenerimaan siswa,
sedangkan metode yang digunakan di sekolah dirasakan masih kurang
menciptakan suasana kondusif dan siswa terkesan pasif.
Pendidikan agama Islam di Sekolah, dalam pelaksanaannya masih
terdapat berbagai permasalahan yang kurang menyenangkan. Seperti halnya
proses pembelajaran Pendidikan agama Islam di Sekolah saat ini sebatas
sebagai proses penyampaian pengetahuan tentang agama Islam. Hanya sedikit
yang arahnya pada proses Internalisasi nilai-nilai Islam pada diri siswa. Hal
ini dapat dilihat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru masih
dominan menggunakan metode ceramah.
Begitu juga selama ini banyak berbagai kritik terhadap pelaksanaan
Pendidikan Agama yang berlangsung di Sekolah, bahwa pendidikan agama
Islam di Sekolah lebih bersifat verbalistik dan formalis atau merupakan
tempelan saja. Metodologi pendidikan Agama tidak kunjung berubah sejak
dulu hingga sekarang, padahal masyarakat yang dihadapai sudah banyak
mengalami perubahan. Pendekatan pendidikan agama Islam cendrung
normatif tanpa dibarengi ilustrasi konteks sosial budaya, sehingga siswa
kurang menghayati nilai-nilai agama sebagai nilai yang hidup dalam
keseharian. Karena pada dasarnya setiap aktivitas manusia di dunia semuanya
berkaitan dan diatur oleh agama.
Seperti halnya metode pembelajaran agama Islam yang selama ini
lebih ditekankan pada hafalan, padahal Islam penuh dengan nilai-nilai yang
harus dipraktekan dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Hal ini
5

mengakibatkan siswa kurang memahami kegunaan dan manfaat dari apa yang
telah dipelajari dalam materi pendidikan agama Islam.
Dalam proses belajar salah satu faktor keberhasilan guru dalam
melaksanakan pembelajaran adalah kemampuan guru dalam menguasai dan
menerapkan metode pembelajaran, untuk memilih metode atau teknik yang
digunakan memang memerlukan keahlian tersendiri. Seorang pendidik harus
pandai memilih metode dan teknik yang akan dipergunakan, dan teknik
tersebut harus dapat memberikan kepuasan bagi anak didiknya seperti
prestasi belajar yang semakin meningkat.
Demi menjawab persoalan-persoalan tersebut perlu diterapkan suatu
alternatif guna mempelajari Pendidikan Agama Islam yang sesuai dengan
yang cendrung rekreatif. Salah satu alternatif yang bisa digunakan adalah
dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning)
adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai
media. Siswa melakukan eksplorasi, penilaian, interoretasi, sintesis, dan
informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.7
Pembelajaran berbasis proyek merupakan metode belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktifitas secara nyata. Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk
digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan siswa dalam
melakukan investigasi dan memahaminya. Melalui PjBL, proses inquiry
dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun dan membimbing siswa
dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek
(materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung
siswa dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam
sebuah disiplin yang sedang dikajinya. Pembelajaran berdasarkan proyek
tidak dapat terjadi tanpa guru mengembangkan kelas yang memungkinkan
pertukaran ide secara terbuka, sehingga metode pembelajaran proyek ini tidak

7
Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Gava
Media, 2014). cet. 1, h. 23
6

lepas dari adanya diskusi kelas, PjBL merupakan investigasi mendalam


tentang sebuah topik dunia nyata. Hal ini terjadi karena pada model Project
Based Learning (PjBL) siswa tidak hanya menghafal materi tetapi mencoba
merealisasikan pengetahuan yang melibatkan siswa dalam merancang,
membuat dan menampilkan produk.
Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa Project Based Learning
(PjBL) merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam
pembelajaran yang mengembangkan keterampilan siswa. Sehingga dalam
penelitian mengangkat judul “Penerapan Pembelajaran Project Based
Learning Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah
Darussalam Tangerang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, penulis dapat


mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Masih sedikit siswa yang mampu menerapkan konsep PAI yang
telah dipelajari dengan kehidupannya sehari-hari.
2. Pembelajaran PAI masih ditandai dengan pembelajaran yang lebih
didominasi oleh aktivitas guru dibandingkan aktivitas siswa.
3. Kurangnya penerapan proses pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) pada mata pelajaran PAI di kelas.
C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan dan untuk menghindari salah


pengertian dan perbedaan persepsi serta untuk mengarahkan penelitiaan ini,
maka penulis membatasi permasalahan pada:
1. Penerapan pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada mata
pelajaran PAI di Sekolah Darussalam Tangerang.
7

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas, maka rumusan masalah yang diteliti


sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan Project Based Learning (PjBL) pada mata
pelajaran PAI di Sekolah Darussalam Tangerang?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan di kelas
dalam menerapkan Project Based Learning (PjBL) pada mata
pelajaran PAI di Sekolah Darussalam Tangerang?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan penerapan Project Based Learning (PjBL)


pada pembelajaran PAI di Sekolah Darussalam Tangerang.
2. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat
penerapan pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada
pelajaran PAI di Sekolah Darussalam Tangerang.

F. Kegunaan Penelitian

1. Secara teoritis akademis, penelitian ini diharapkan dapat


memperkaya khasanah kepustakaan pendidikan.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi dalam memperbaiki metode pengajaran yang digunakan
pendidik.
3. Sebagai informasi bagi pendidik dalam meningkatkan metode yang
digunakan guna mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)


1. Pengertian Project Based Learning (PjBL)
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/ PjBL)
adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai
media. Siswa melakukan eksplorasi, penilaian interpretasi, sintesis, dan
informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktifitas secara nyata. Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk
digunakan pada permasalah komplek yang diperlukan siswa dalam
melakukan insvestigasi dan memahaminya.1
Menurut Ridwan Abdullah Sani Project Based Learning (PjBL)
merupakan strategi belajar mengajar yang melibatkan siswa untuk

1
Daryanto, pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Gava
Media, 2014), cet. 1, h. 23

8
9

mengerjakan sebuah proyek yang bermanfaat untuk mengerjakan sebuah


proyek yang bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat
atau lingkungan. Permasalahan yang dikaji merupakan permasalahan yang
kompleks dan membutuhkan penguasaan berbagai konsep atau materi
pelajaran dalam upaya menyelesaikannya. Proyek yang dibuat dapat
merupakan proyek dari satu guru, atau proyek bersama dari beberapa guru
yang mengasuh pelajaran yang berbeda.
Siswa dilatih untuk melakukan analisis terhadap permasalahan,
kemudian melakukan eksplorasi, mengumpulkan informasi, interpretasi,
dan penilaian dalam mengerjakan proyek yang terkait dengan
permasalahan yang dikaji. Pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk
mengembangkan kreativitasnya dalam merancang dan membuat proyek
yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan. Pembelajaran
berbasis proyek didasarkan pada teori konstruktivisme dan merupakan
pembelajaran siswa aktif (student centered learning).
Proses pembelajaran melalui PjBL memungkinkan guru untuk
“belajar dari siswa” dan “belajar bersama siswa”. Pembelajaran melalui
PjBL juga dapat digunakan sebagai sebuah metode belajar untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam membuat perencanaan,
berkomunikasi menyelesaikan masalah, dan membuat keputusan.2
Menurut Daryanto Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning/PjBL) adalah model pembelajaran yang menggunakan
proyek/kegiatan sebagai media. Siswa melakukan eksplorasi, penilaian,
interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk
hasil belajar.
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktifitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk

2
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014). Cet, 1. h, 172-173
10

digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan siswa dalam


melakukan investigasi dan memahaminya.
Megingat bahwa masing-masing siswa memiliki gaya belajar yang
berbeda, maka Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan
kepada para siswa untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan
berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen
secara kolaboratif Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan investigasi
mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi
atensi dan usaha siswa.3
Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan
pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing siswa dalam
sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi)
dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung siswa
dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam
sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PjBL merupakan investigasi
mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi
atensi dan usaha siswa dalam memecahkan masalah secara komprehensif,
dengan kata lain menumbuhkan kemampuan pemecahan masalah secara
multi disiplin.4
Selain itu, Imas Kurniasih dkk mendenifisikan PjBL adalah
proyek/kegiatan sebagai inti pembelajaran. Pembelajaran berbasis proyek
dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan
siswa dalam melakukan investigasi dan memahaminya.5
PjBL mencakup kegiatan menyelesaikan masalah (Problem
Solving), pengambilan keputusan, keterampilan melakukan investigasi,
dan keterampilan membuat karya. Siswa harus fokus pada penyelesaian

3
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014). Cet, 1. h, 23-24
4
Umar Tirtarahardja, Pengantar Pendidikan (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2005). Cet, 2. h,
207
5
Imas Kurniasih, Perencanaan Pembelajaran Prosedur Pembuatan RPP (Kata Pena,
2014). Cet, pertama. h, 36
11

masalah atau pertanyaan yang memandu mereka untuk memahami konsep


dan prinsip yang terkait dengan proyek. 6
Pembelajaran PjBL juga dituntut untuk menghasilkan produk
berupa laporan, desain, bahan persentasi, kreasi seni, kreasi olah raga.
Berbeda dengan Problem Based Learning yang tidak dituntut
menghasilkan wujud nyata dari proyek tertentu.7
Produk yang disampaikan dalam PjBL dapat berupa media
elektronik media cetak, teknologi tepat guna, karya tulis, dan sebagainya.
Penyampaian produk dapat dilakukan melalui media online, pameran, atau
kegiatan lainnya. Penilaian yang dilakukan berupa penilaian proses dan
penilaian produk sehingga guru perlu mengembangkan rubrik penilaian
yang relevan.8
PjBL memungkinkan siswa untuk menciptakan makna dan
mencapai pemahaman oleh paparan tantangan dari informasi baru,
pengalaman atau individu berlabuh di dunia nyata, sekarang, dan dibangun
pada pemahaman menyeluruh tentang masa lalu, melalui metode ini
diharapkan siswa dapat dilatih, baik secara individual maupun kelompok,
untuk menelaah suatu materi pelajaran dengan wawasan yang lebih luas,
memntapkan pengetahuan yang telah diperoleh, meningkatkan
penghargaan terhadap lingkungan, memahami dan berupaya memecahkan
masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, serta menyalurkan
minat yang memungkinkan, baik dilihat dari segi waktu maupun bahan
pelajaraan dari berbagai mata pelajaran.9
Selain itu, PjBL juga membantu siswa mengembangkan
keterampilan untuk hidup berbasis pengetahuan dan tekhnologi tinggi.
Model konvensional yang pasif hanya belajar fakta-fakta dan membaca.
Selain itu, model konvensional juga tidak konteks dengan kehidupan dan

6
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014). Cet, 1. h, 175-176
7
Ahmad Yani, Mindset Kurikulum 2013. (Bandung: Alfabeta, 2014), h, 138
8
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014). Cet, 1. h, 176
9
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011), h, 276
12

kurang mempersiapkan siswa untuk dapat bertahan dalam keadaan di


dunia sekarang ini. Pemecahan masalah yang sangat kompleks juga
menuntut siswa untuk memiliki keterampilan dasar dan digital age skills.
Dengan kombinasi keterampilan ini, siswa akan menjadi pemimpin dan
pengatur dalam pembelajaran dengan panduan dan bimbingan guru
terampil.
Berdasarkan beberapa definisi PjBL di atas, maka dapat dipahami
bahwa PjBL merupakan sebuah pembelajaran dengan aktivitas jangka
panjang yang melibatkan siswa dalam merancang, membuat, dan
menampilkan oleh siswa dalam PjBL adalah adanya produk yang harus
dibuat dan ditampilkan oleh siswa dalam PjBL. PjBL pada umumnya
melibatkan kolaborasi beberapa pada mata pelajaran. PjBL juga
merupakan strategi belajar mengajar yang melibatkan siswa untuk
mengerjakan sebuah proyek yang bermanfaat untuk menyelesaikan
permasalahan masyarakat atau lingkungan.10
Pembelajaran proyek membahas suatu tema atau unit pelajaran
berbasis proyek dan dapat dikatakan sebagai operasionaliasi konsep
“Pendidikan Berbasis Produksi” yang saat ini telah dikembangkan dan
diimplementasikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).11
Project Based Learning mencakup kegiatan menyelesaikan
masalah (problem solving) pengambilan keputusan, keterampilan
melakukan investigasi dan memungkinkan siswa untuk melakukan
aktivitas belajar saintifik berupa kegiatan: 1) bertanya; 2) melakukan
pengamatan; 3) melakukan penyelidikan atau percobaan; 4) menalar; dan
5) menjalin hubungan dengan orang lain dalam upaya memperoleh
informasi atau data. Misalnya proyek yang dilakukan pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam tentang makanan dan minuman yang halal dan
haram adalah menyelidiki bagaimana cara terhindar dari makanan dan

10
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 172
11
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Perencanaan Pembelajaran Prosedur Pembuat RPP.
(Kata Pena, 2014). Cet, 1. h, 36
13

minuman yang haram di sekolah, siswa harus mengamati kondisi di


lingkungan sekolah, melakukan penyelidikan tentang sumber makanan
yang ada, berkomunikasi dengan masyarakat di lingkungan sekolah, dan
kegiatan lain yang relevan dengan proses pembelajaran saintifik.
Dalam PjBL produk yang disampaikan dapat berupa media
elektronik, media cetak, teknologi tepat guna, karya tulis, dan sebagainya.
Penyampaian produk dapat dilakukan melalui media online, pameran, atau
kegiatan lainnya dan proyek dalam PjBL harus bersifat menyelesaikan
masalah. Penilaian yang dilakukan berupa penilaian proses dan penilaian
produk sehinggga guru perlu mengembangkan rubrik penilaian yang
relevan.
2. Karakteristik pembelajaran Project Based Learning
Beberapa karakteristik pemeblajaran menurut Daryanto sebagai
berikut:
a. Siswa membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja
b. Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada siswa.
c. Siswa mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan
atau tantangan yang diajukan
d. Siswa secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan
mengelola informasi untuk memecahkan masalah. 12
Beberapa karakteristik pembelajaran berbasis proyek adalah:13
1) Fokus pada permasalahan penguasaan konsep penting dalam pelajaran.
2) Pembuatan proyek melibatkan siswa dalam melakukan investigasi
konstruktif dan Proyek harus realistis
3) Proyek harus relistis
4) Proyek direncanakan oleh siswa.

12
Daryanto, pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Gava
Media, 2014), cet. 1, h, 24
13
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014). h.173
14

Sementara itu, menurut Stripling, dkk.(2009), karakteristik PjBL


yang efektif adalah:
1) Mengarahkan siswa untuk menginvestigasi ide dan pertanyaan penting
2) Merupakan proses inkuiri
3) Terkait kebutuhan dan minat siswa
4) Berpusat pada siswa dengan membuat produk dan melakukan
presentasi secara mandiri
5) Menggunakan keterampilan berpikir kreatif, kritis, dan mencari
informasi untuk melakukan investigasi, menarik kesimpulan, dan
menghasilkan produk
6) Terkait dengan permasalahan dan isu dunia nyata yang autentik.14
Menurut Imas Kurniasih dan Berlin Sani, karakteristik PjBL yang
efektif adalah:
a) Siswa membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja.
b) Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada siswa.
c) Siswa mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan
atau tantangan yang diajukan.
d) Siswa secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan
mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan.
e) Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu.
f) Strategi Project Based Learning memiliki akar yang kuat dari
kurikulum berbasis kompetensi.
g) Model Project Based Learning menuntut para siswa untuk
mengajukan pertanyaan penelitian sebagai awal kegiatan dalam
mengatasi masalah.15

14
Ibid,. h.174
15
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Perencanaan Prosedur Pembuatan RPP, (Kata Pena,
2014), cet, 1,h.24
15

Berdasarkan pendapat tersebut, berikut dideskripsikan karakteristik


penting PjBL.

Gambar 2.1 : Karakteristik Project Based Learning

3. Komponen - komponen Project Based Learning


Komponen-komponen Project Based Learning meliputi beberapa
hal:
a. Isi kurikulum bahwa tergantung guru dan siswa bertanggung jawab
atasdasar standar dan tujuan yang jelas serta mendukung proses belajar.
b. Komponen multimedia yakni siswa diberi kesempatan untuk
menggunakan teknologi secara efektif sebagai alat dalam penyajian
proyek.
c. Komponen petunjuk siswa yang dirancang untuk siswa dalam
membuat keputusan, berinisiatif dan memberi materi untuk
mengembangkan dan menilai pekerjaannya.
d. Bekerja sama dengan memberi siswa kesempatan bekerjasama diantara
siswa maupun dengan guru serta anggota kelompok yang lain.
e. Kerangka waktu dengan memberi siswa kesempatan merencanakan
merevisi, membayangkan pembelajarannya dalam kerangka waktu
berpikir untuk materi dan waktu yang mendukung pembelajaran
tersebut.
16

f. Penilaian yakni proses penilaian dilakukan secara terus menerus


dalamsetiap pembelajaran, seperti menilai guru, teman, menilai dan
merefleksi diri.16

Beberapa komponen PjBL dideskripsikan sebagai berikut.

Keterampilan dasar, Media, TTG, karya


Interpersoanan, tulis, dan sebagainya
berpikir dan
sebagainya
Berbasis Berorientasi tugas
keterampilan dan produk

PjBL

Melibatkan siswa Menggunakan


belajar aktif penilaian autentik

Menyelidiki, Portofolio, Rubrik,


mengkreasi, berbagi, pengamatan dan
dan sebagainya sebagainya

Gambar 2.2 : Komponen pembelajaran Project Based Learning

4. Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek


Beberapa keuntungan menggunakan pembelajaran berbasis proyek
adalah: 17
a. Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan mendorong mereka
untuk melakukan pekerjaan penting;
b. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah;
c. Membuat siswa aktif dalam menyelesaikan permasalahan yang
kompleks.

16
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014). h. 176
17
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet.
4. h. 83
17

d. Meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja sama;


e. Mendorong siswa mempraktikkan keterampilan berkomunikasi;
f. Meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola sumber daya;
g. Memberikan pengalaman kepada siswa dalam mengorganisasi
proyek, mengalokasikan waktu, dan mengelola sumber daya seperti
peralatan dan bahan untuk menyelesaikan tugas;
h. Memberikan kesempatan belajar bagi siswa untuk berkembang
sesuai kondisi dunia nyata;
i. Melibatkan siswa untuk belajar mengumpulkan informasi dan
menerapkan pengetahuan tersebut untuk menyelesaikan
permasalahan di dunia nyata;
j. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan.
Daryanto18menambahkan bahwa Project Based Learning (PjBL)
memiliki keuntungan, yaitu Kelebihan Pembelajaran Berbasis Proyek;
1) Meningkatkan motivasi belajar siswa untuk belajar, mendorong
kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan
mereka perlu untuk dihargai.
2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan Membuat
siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-
problem yang kompleks.
3) Meningkatkan kolaborasi dan Mendorong siswa untuk
mengembangkan dan mempraktikan keterampilan komunikasi.
4) Meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola sumber
belajar.
5) Memberikan pengalaman kepada siswa pembelajaran dan praktik
dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan
sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan
tugas.

18
Daryanto, pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Gava
Media, 2014), cet. 1, hl. 25
18

6) Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan siswa secara


kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
7) Melibatkan para siswa untuk belajar mengambil informasi dan
menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian
diimplementasikan dengan dunia nyata.
8) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga siswa
maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
Sementara itu, ada beberapa kelemahan dalam Project Based
Learning PjBL adalah
a) Membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah dan
menghasilkan produk, dalam pembuatan proyek mading di sekolah
Darussalam membutuhkan banyak waktu ketika praktik jam yang
sudah disiapkan kurang sesuai dan mengalami penambahan waktu,
sehingga rencana kerja siswa menjadi tertunda.
b) Membutuhkan biaya yang cukup;
c) Membutuhkan guru yang terampil dan mau belajar;
d) Membutuhkan fasilitas, peralatan, dan bahan yang memadai;
e) Tidak sesuai untuk siswa yang mudah menyerah dan tidak
memiliki pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan;
f) Kesulitan melibatkan semua siswa dalam kerja kelompok.
Pembelajaran dengan PjBL membutuhkan beberapa keterampilan
dasar dan penguasaan keterampilan khusus dalam membuat proyek.
Keterampilan dasar yang perlu dimiliki oleh siswa untuk belajar dengan
metode PjBL adalah: membaca, menulis, mendengarkan, berbicara dan
berhitung dasar.19
Ada juga menurut Hamdani20 Kelemahan Pembelajaran Berbasis
Proyek sebagai berikut;
1) Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah;

19
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014). Cet, 1. hal, 177-178
20
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : Pustaka Setia, 2014), h. 276
19

2) Membutuhkan biaya yang cukup banyak;


3) Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di
mana instruktur memegang peran utama di kelas;
4) Banyaknya peralatan yang harus disediakan;
5) Siswa yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
6) Ada kemungkinan siswa yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek di
atas seorang pendidik harus dapat mengatasi dengan cara memfasilitasi
peserta didik dalam menghadapi masalah, membatasi waktu siswa dalam
menyelesaikan proyek, meminimalis dan menyediakan peralatan yang
sederhana yang terdapat di lingkungan sekitar, memilih lokasi penelitian
yang mudah dijangkau sehingga tidak membutuhkan banyak waktu dan
biaya, menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga
instruktur dan siswa merasa nyaman dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran Berbasis Proyek ini juga menuntut siswa untuk


mengembangkan keterampilan seperti kolaborasi, dan refleksi. Menurut
studi penelitian, Pembelajaran Berbasis Proyek membantu siswa untuk
meningkatkan keterampilan sosial mereka, sering menyebabkan absensi
berkurang dan lebih sedikit masalah disiplin di kelas. Siswa juga menjadi
lebih percaya diri berbicara dengan kelompok orang termasuk orang
dewasa.
Pembelajaran Berbasis Proyek juga meningkatkan antusiasme
untuk belajar. Ketika anak-anak bersemangat dan antusias tentang apa
yang mereka pelajari, mereka sering mendapatkan lebih banyak terlibat
dalam subjek dan kemudian memperluas minat mereka untuk mata
pelajaran lainnya. Antusias siswa cendrung untuk mempertahankan apa
yang mereka pelajari, bukan melupakannya secepat mereka telah lulus tes.
20

5. Prinsip Project Based Learning (PjBL)


Pembelajaran berbasis proyek memiliki empat karakteristik yaitu:
a. Project Based Learning is curriculum fueled and standards based.
Strategi Project-Based Learning memiliki akar yang kuat dari
kurikulum berbasis kompetensi. Dengan asumsi ini, maka PjBL dapat
dirancang untuk menurunkan standar kompetensi dari setiap langkah
proses pembelajaran baik pada saat merencanakan, melakukan kajian,
pengamatan, pengolahan data, maupun pada saat menarik kesimpulan serta
mengajukan solusi terhadap masalah yang dihadapi.
b. Project Based Learning asks a qustion or poses a problem that
each student can answer.
Model Project Based Learning menuntut para siswa untuk
mengajukan pertanyaan penelitian sebagai awal kegiatan dalam mengatasi
masalah. Dalam tahap ini, guru mengarahkan siswa untuk mengajukan
pertanyaan yang memungkinkan pertanyaan itu dapat dijawab dengan
data. Oleh karena itu, guru dapat memprediksi bahwa siswa mampu
mengumpulkan data dengan mudah, terjangkau, dan benar.
c. Project Based Learning asks students to investigate issue and tipics
adderssing real-world problems white integrating subjects asross
the curriculum.
Strategi Project Based Learning meminta siswa untuk menyelidiki
berbagai isu yang sedang dipelajari sehingga peserta dapat mengajukan
solusi dalam mengatasi masalah. Peran guru adalah mengintegrasikan
kegiatan yang dilakukan oleh siswa.
d. Project Based Learning is a method that fosters abstract,
intellectual tasks to explore complex issues. Project Based
Learning
Merupakan strategi yang sejatinya untuk menumbuhkan potensi
berpikir siswa pada tingkat tinggi (abstraksi) dan merupakan tugas
intelektual untuk mengeksplorasi isu-isu yang kompleks. Dengan
demikian, semua pihak harus menyadari bahwa PjBL bukan pendekatan
21

yang sederhana tetapi perlu kerjasama semua pihak untuk


21
mengimplementasikannya.
6. Tahapan Project Based Learning (PjBL)

Beberapa ahli mengusulkan beberapa tahapan utama ayang perlu


dilakukan dalam PjBL, yaitu: 1) mengajukan pertanyaan; 2) membuat
perencanaan; 3) menyusun penjadwalan; 4) memonitor pembuatan proyek;
5) melakukan penilaian; dan 6) evaluasi.

Gambar 2.3 : Tahapan – tahapan Pembelajaran Project Based Learning

Tahapan tersebut dapat dirinci sebagai berikut.


a. Penyajian permasalahan. Permasalahan diajukan dalam
bentuk pertanyaan. Pertanyaan awal yang diajukan adalah
pertanyaan esensial (penting) yang dapat memotivasi siswa
untuk terlibat dalam belajar. Permasalahan yang dibahas
adalah permasalahan dunia nyata yang membutuhkan
investigasi mendalam. Guru harus memastikan bahwa
permasalahan relevan untuk siswa agar mereka terlibat secara
mental.
b. Membuat perencanaan. Guru perlu merencanakan standar
kompetensi yang akan dikaji ketika membahas permasalahan.
Kompetensi yang dikaji sebaiknya mencakup konsep penting
yang ada dalam kurikulum. Guru seharusnya melibatkan siswa
dalam bertanya, membuat perencanaan, dan melengkapi

21
Ahmad Yani, Mindset Kurikulum 2013. (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 138
22

rencana kegiatan pembuatan proyek/ karya. Tahapan ini


melibatkan guru dan siswa dalam melakukan curah pendapat
yang mendukung inkuiri untuk penyelesaian permasalahan.
c. Menyusun penjadwalan. Siswa harus membuat penjadwalan
pelaksanaan proyek yang disepakati bersama guru. Siswa
megajukan tahapan pengerjaan proyek dengan menetapkan
acuan yang akan dilaporkan pada setiap pertemuan di kelas.
d. Memonitor pembuatan proyek. Pelaksanaan pekerjaan siswa
harus dimonitor dan difasilitasi prosesnya, paling sedikit pada
dua tahapan yang dilakukan oleh siswa (checkpoint). Fasilitasi
yang juga perlu dilakukan adalah memberikan kesempatan
pada siswa untuk bekerja di laboratorium atau fasilitas lainnya
jika dibutuhkan. Guru perlu melakukan mentoring pelaksanaan
proses, serta menyediakan rubrik dan instruksi tentang apa
yang harus dilakukan untuk setiap konten pembelajaran.
e. Melakukan penilaian. Penilaian dilakukan secara autentik dan
guru perlu memvariasikan jenis penialaian yang digunakan.
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu
tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.
Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, dan
penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk
mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan,
kemampuan melakukan penyelidikan, dan kemampuan
menerapkan keterampilan membuat prodak atau karya
f. Evaluasi. Evaluasi dimaksud untuk memberikan kesempatan
pada siswa dalam melakukan refleksi pembelajaran yang telah
dilakukan baik secara individual maupun kelompok. Siswa
perlu berbagi perasaan dan pengalaman, mendiskusikan apa
23

yang sukses, mendiskusikan apa yang perlu diubah, dan


berbagi ide yang mengarah pada inkuiri baru.22
7. Langkah-langkah Project Based Learning ( PjBL)
Perencanaan PjBL harus mencakup empat langkah penting, yakni:
a. Mengelompokkan tiga atau empat siswa untuk mengerjakan
sebuah proyek selama tiga sampai delapan minggu;
b. Mengajukan pertanyaan awal yang bersifat kompleks,
memancing siswa untuk belajar lebih lanjut, dan mengarahkan
mereka untuk membuat proyek;
c. Membuat jadwal perencanaan penyelesaian proyek, mulai dari
membuat rancangan, mewujudkan proyek, sampai presentasi
atau memamerkan proyek;
d. Memberikan umpan balik dan penilaian atas pengerjaan
proyek dan produk yang dibuat.23
Imas Kurniasih24 memberikan 6 langkah pembelajaran PjBL yaitu:
1) Menyapkan pertanyaan atau penugasan proyek
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan
yang memberikan tugas kepada siswa dalam melakukan suatu aktivitas.
Mengambil topik yang sesuai dengan dunia nyata yang dimulai dengan
sebuah investigasi mendalam. Guru berusaha agar topik yang diangkat
relevan untuk siswa sesuai dengan permasalahan yang relevan untuk siswa
agar mereka terlibat secara mental dan tuntutan kompetensi yang
diharapkan. Penyiapan pertanyaan dapat dilakukan di awal semester agar
dapat dirancang kegiatan selanjutnya yaitu mendesain perencanaan,
2) Mendesain perencanaan proyek
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dengan siswa
sehingga siswa merasa memiliki proyek tersebut. Perencanaan berisi

22
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014). Cet, 1. h, 180-181
23
Ibid,. h, 183
24
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Perencanaan Pembelajaran Prosedur Pembuat RPP.
(Kata Pena, 2014). Cet, 1. h, 36-38
24

aturan main, pemilihan aktivitas pendukung untuk menjawab pertanyaan


esensial dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin.
Serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu
penyelesaian proyek.
3) Menyusun jadwal
Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas
dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: 1)
membuat time line untuk menyelesaikan proyek, 2) membuat deadline
penyelesaian proyek, 3) membawa siswa agar merencanakan cara yang
baru, 4) membimbing siswa ketika mereka membuat cara yang tidak
berhubungan dengan proyek, dan 5) meminta siswa untuk membuat
penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
4) Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek
Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap
aktivitas siswa selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan
dengan cara memfasilitasi siswa pada setiap proses. Dengan kata lain guru
berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses
monitoring, dibuat sebuah rubik yang dapat merekam aktivitas yang
penting.
5) Menguji hasil
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur
ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-
masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang
sudah dicapai siswa membantu guru dalam menyusun stategi pembelajaran
berikutnya.
6) Mengevalusi kegiatan/ pengalaman
Pada akhir pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi
terhadap aktifitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi
dilakukan secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini siswa diminta
untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama
menyelesaikan proyek. Guru dan siswa mengembangkan diskusi dalam
25

rangka memperrbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada


akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab
permasalahan yang dijukan pada tahap pertama pembelajaran.
Selain itu, Ahmad Yani memberikan beberapa langkah dalam
PjBL, yaitu:25
a) Membuat tim dari tiga atau lebih siswa untuk bekerja pada
sebuah project yang mendalam selama tiga sampai delapan
minggu.
b) Perkenalkan siswa dengan project yang akan dilakukan dengan
driving question untuk mengetahui informasi yang diperlukan
untuk mendukung project.
c) Persiapkan kalender project melalui rencana, draft, penilaian
yang tepat waktu, dan akhirnya persentasi tim itu panel luar
ahli yang diambil dari orang tua dan masyarakat.
d) Memberikan assesment tepat waktu dan umpan balik pada
project untuk konten, tertulis, komunikasi, kerja tim, dan
keterampilan penting lainnya.
B. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Kata Islam meurut bahasa berasal dari kata “aslama”, yang berarti
tunduk, patuh dan berserah diri. Islam adalah nama dari agama wahyu
yang diturunkan Allah Swt. kepada Rasul-rasul-Nya untuk disampaikan
kepada manusia. Agama Islam berisi ajaran-ajaran Allah yang yang
mengatur hubungan manusia dengan Allah. Islam dalam pengertian ini
adalah agama yang dibawa oleh para Rasul Allah, sejak Nabi Adam
sampai Nabi Muhammad Saw.
Agama Islam disetiap zaman mengajarkan aqidah yang sama, yaitu
tauhid atau mengesakan Allah Swt. letak perbedaan ajaran diantara wahyu

25
Daryanto, pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Gava
Media, 2014), cet. 1, h. 139
26

yang diterima setiap Nabi pada syariat yang disesuaikan dengan tingkat
perkembangan dan kecerdasan umat pada saat itu.26
Pendidikan agama Islam sebagaimana dikemukakan di atas
meliputi Alquran atau Hadis, Fikih, Akidah Akhlak, dan Sejarah
Kebudayaan Islam. Berbagai bidang kajian dalam Pendidikan Islam itu
adalah merupakan hasil Ijtihad para ulama yang memiliki persyaratan
keilmuan, kepribadian dan moralitas yang diyakini sebagai yang dapat
dipercaya.
Pendidikan agama Islam selanjutnya masuk ke dalam kurikulum
madrasah dan kurikulum sekolah dengan titik tekan dan pendekatan yang
berbeda-beda. Pendidikan agama Islam pada madrasah, selain sebagai nilai
atau ajaran yang harus dipahami, dihayati dan diamalkan, juga harus
menjadi sebuah bidang keahlian yang bersangkutan. Yaitu agar lulusan
madrasah tersebut menjadi seorang yang ahli ilmu agama Islam.
Sedangkan pendidikan Agama Islam pada sekolah umum, lebih dilihat
sebagai nilai atau ajaran yang harus dipahami, dihayati dan diamalkan
dalam kehidupan, sehingga agama menjadi nilai religiusitas.27Agama
Islam di setiap zaman mengajarkan aqidah yang sama, yaitu tauhid atau
mengesakan Allah Swt. letak perbedaan ajaran di antaranya wahyu yang
diterima setiap Nabi para syariat yang disesuaikan dengan tingkat
perkembangan dan kecerdasan umat pada saat itu.
Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah Wahyu
Allah terakhir untuk manusia. Oleh karena itu, agama ini sudah sempurna
dan senantiasa sesuai dengan tingkat perkembangan manusia sejak masa
diturunkannya, empat belas abad yang lalu hingga akhir peradaban
manusia, hari kiamat kelak.
Agama Islam yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya tidak
selengkap wahyu yang diturunkan kepada nabi Muhammad. Wahyu yang
turun pada saat ini bersifat lokal untuk satu atau dua suku bangsa saja.
26
A. Toto Surana, Pendidikan Agama Islam (Bandung: Tiga Mutiara, 1997). h, 30
27
Abuddin Nata, Sosiologi Pendidikan Islam. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014).
h, 151-152
27

Alquran menjelaskan dengan gamblang bahwa para Nabi Allah


membawa Agama Islam bagi umatnya:
Surat Al-Baqarah ayat 136

              

            

     


Artinya: Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah
dan apa yang diturunkan kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada
Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang
diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-
nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara
mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".28

2. Sasaran Pendidikan Agama Islam


Sejalan dengan misi Agama Islam yang bertujuan memberikan
rahmat bagi sekalian makhluk di alam ini, pendidikan Islam
mengidentifikasikan sasarannya ada empat pengembangan fungsi manusia,
yaitu:
a. Menyadarkan manusia sebagai makhluk individu, yaitu makhluk
yang hidup di tengah makhluk-makhluk lain, manusia harus bisa
memerankan dan tanggung jawabnya, manusia akan mampu
berperan sebagai makhluk Allah yang paling utama diantara
makhluk lainnya dan memfungsikan sebagai kholifah dimuka bumi
ini. Malaikatpun pernah bersujud kepadanya, karena manusia
sedikit lebih tinggi kejadiannya dari malaikat, yang hanya terdiri
dari unsur-unsur rohaniah, yaitu nur Illahi. Firman Allah yang
menunjukkan kedudukan manusia tersebut sebagai berikut:

28
A. Toto Suryana, op, cit,. h. 30-31
28

  


             

    


Artinya: Tatkala tuhanmu berkata kepada malaikat: sesungguhnya aku akan
menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah ku sempurnakan
kejadiannya dan kutiupkan kepadanya roh (ciptaan) ku maka hendaklah
kamu tersungkur dengan bersujud kepada-nya.(As- Shad/71-72).

b. Menyadarkan fungsi manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai


makhluk sosial (Homo sosius) manusia harus mengadakan
interrelasi dan interaksi dengan sesamanya dalam kehidupan
bermasyarakat. Itulah sebabnya Islam mengajarkan tentang
persamaan, persaudaraan, gotong royong, dan musyawarah sebagai
upaya membentuk masyrakat menjadi suatu persekutuan yang utuh.
Prinsip hidup bermasyarakat demikian dikehendaki oleh Allah
dalam firman-Nya:

           

  

Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan


bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya
pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-
orang yang mengetahui.(Ar-Ruum: 22).

c. Menyadarkan manusia sebagai hamba Allah SWT. Manusia


sebagai Homodivinans (makhluk yang berketuhanan), sikap dan
watak religiusitasnya perlu dikembangkan sedemikian rupa
sehingga mampu menjiwai dan mewarnai kehidupannya. Dalam
fitrah manusia telah diberi kemampuan untuk beragama. Hal ini
sebagaimana pendapat seorang sarjana Barat, C. G Jung, yang
memandang kemampuan beragama sebagai naturaliter religiosa
(naluri beragama). Firman Allah yang menyadarkan posisi manusia
sebagai hamba-Nya yang harus beribadah kepada-Nya antara lain:
29

                

  


Artinya: Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu;
tidak ada Tuhan selain dia; Pencipta segala sesuatu, Maka sembahlah
dia; dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu. Dia tidak dapat dicapai
oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan;
dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha mengetahui.(Al-An-am: 102-
103).

d. Menyadarkan manusia tentang kedudukannya terhadap makhluk


lain dan membawanya agar memahami hikmah tuhan menciptakan
makhluk lain, serta memberikan kemungkinan kepada manusia
untuk mengambil manfaatnya.
Dengan kesadaran demikian, maka manusia sebagai khalifah diatas
bumi dan yang terbaik diantara makhluk lain akan mendorong untuk
melakukan pengelolaan, serta mendaya gunakan ciptaan allah untuk
kesejahteraan hidup bersama-sama lainnya. Pada akhirnya kesejahteraan
yang diperoleh itu digunakan sebagai sarana untuk mencapai kebahagiaan
hidup.
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan adalah sesuatu berupa keadaan yang ideal yang
terdapat pada siswa yang ingin dicapai oleh pendidikan. Misalnya agar
siswa menjadi orang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang
Maha Esa, serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, bahasa dan
keterampilan yang dibutuhkan guna menopang kesuksesan hidupnya di
masyarakat.29
Pendidikan agama Islam di Sekolah bertujuan untuk menumbuhkan
dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan
pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman siswa tentang
Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang

29
Abuddin Nata, Sosiologi Pendidikan Islam. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014).
Cet. 1, h. 80
30

dalam keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan berbangsa dan negara,


serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.30
Oleh karena itu berbicara Pendidikan Agama Islam, baik makna
maupun tujuannnya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam
dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial dan moralitas sosial.
Penanaman nilai-nilai itu juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup
(hasanah) di dunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu
membuahkan kebaikan (hasanah) diakhirat kelak.
Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan
statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang
yang berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya, yaitu kepribadian
yang membuatnya menjadi insan kamil. Artinya dapat hidup dan
berkembang secara wajar dan normal karena taqwanya kepada Allah SWT
dan rasulnya. Hal ini mengandung bahwa Pendidikan Agama Islam itu
mengharapkan manusia yang berguna bagi dirinya agama, Negara, nusa
dan bangsa. Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai, antara lain:
a. Tujuan Umum
Tujuan umum adalah cita – cita hidup yang ditetapkan untuk
dicapai melalui proses kependidikan dengan berbagai cara atau sistem
formal (sekolah), sistem non formal (non klasikal dan nonkurikuler),
maupun sistem in formal (yang tidak terkait oleh formalitas program,
waktu, ruang, dan materi).
Tujuan umum Pendidikan di Indonesia berdasarkan pada dasar
pendidikan nasional, yakni falsafah negara pancasila undang-undang Dasar
1945, sebagaimana digariskan dalam GBHN tujuan umum pendidikan
adalah untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat
menumbuhkan manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya
30
A. Toto Suryana, dkk, Pendidikan Agama Islam., (Bandung: Tiga Mutiara, 1997),
hal.135
31

sendiri, serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan


bangsa.31
b. Tujuan Akhir
Tujuan akhir pendidikan agama Islam pada hakikatnya adalah
realisasi dari cita-cita ajaran Islam itu sendiri, yang membawa misi pada
kesejateraan di dunia dan akhirat.
Tujuan akhir Pendidikan Agama Islam itu tertera pada firman Allah
yang berbunyi:

             
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-
benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati
melainkan dalam Keadaan beragama Islam.( Al-Imran:102).

Meninggal dalam keadaaan berserah diri kepada Allah SWT


sebagai muslim merupakan akhir dari taqwa, yang semua itu berisi
kegiatan pendidikan insan kamil yang meninggal dan akan menghadap
Tuhannya merupakan tujuan akhir dari proses Pendidikan Agama Islam.
c. Tujuan Sementara
Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak
didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu
kurikulum pendidikan.32 Pendidikan Agama Islam adalah suatu cara
bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesi dari
pendidikan dapat memahami apa yang terkandung di dalam Islam secara
keseluruhan, menghayati makna dan maksud serta tujuannya yang pada
akhirnya dapat mengamalkannya serta menjadikan ajaran-ajaran Islam
yang telah dianutnya itu sebagai pandangan hidupnya sehingga dapat
mendatangkan keselamatan dunia dan akhiratnya kelak.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan
31
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. (Jakarta:
PT. Bumi Aksara 2002), hlm. 32
32
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia,2014) cet, 4.
h, 34
32

terencana yang diarahkan kepada suatu pembentukkan kepribadian anak


didik yang sesuai dengan ajaran Islam, supaya kelak menjadi anak yang
cakap dan terampil dalam menyelesaikan tugas hidupnya dengan baik dan
benar sesuai yang diridhoi Allah SWT, sehingga tercapai kebahagiaan
dunia dan akhirat.
d. Tujuan Operasional
Tujuan operasional yaitu suatu tujuan yang dicapai menurut
program yang telah ditentukan atau ditetapkan dalam kurikulum. Produk
kependidikan belum siap dipakai dilapangan karena masih memerlukan
latihan keterampilan tentang bidang keahlian yang hendak diterjuni.
Tujuan operasional adalah tujuan yang akan dicapai dengan
sejumlah kegiatan tertentu. Pada tujuan ini peran anak dituntut dalam
kemampuan dan keterampilan tertentu. Kemampuan dan keterampilan
yang dituntut pada anak didik merupakan sebagian kemampuan dan
keterampilan insan kamil dan ukuran anak. Sifat operasional ini
ditonjolkan dari segi penghayatan dan kepribadian.
Tujuan pendidikan agama islam tidak akan berhasil apabila itu
tidak mempunyai tujuan didalam hidupnya. Karena tujuan pendidikan
dengan pendidik sangat erat sekali hubungannya dalam proses pendidikan
dan berkaitan dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh pendidik di
dalam hidupnya.
Macam-macam nilai yang menjadi acuan dalam menetapkan tujuan
pendidikan dan membimbing proses pendidikan, antara lain:
1) Nilai material
2) Nilai sosial
3) Nilai intelektual
4) Nilai etis
5) Nilai religius dan spiritual yang menghubungkan manusia
dengan penciptanya.
Dengan demikian tujuan Pendidikan Agama Islam merupakan
penggambaran nilai-nilai Islami yang hendak diwujudkan dalam pribadi
33

siswa yang diikhtiarkan oleh pendidik melalui proses yang terminal (akhir)
yang berkepribadian Islam yang beriman, bertaqwa dan berilmu
pengetahuan yang sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah
yang taat.
4. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam
Menurut undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
SISDIKNAS, pasal 12, ayat (1) huruf a, mengamanatkan: setiap siswa
pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama
sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang
seagama. Bukan hanya di sekolah negeri, juga di sekolah swasta, bahwa
setiap siswa berhak mendapatkan pelajaran agama sesuai dengan
agamanya harus dipenuhi, maka pemerintah berkewajiban menyediakan
tenaga pengajar agama untuk semua siswa sesuai dengan agamanya baik di
sekolah negeri maupun swasta.33
5. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Jadi pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang
dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk
meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan
bimbingan,pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk
mencapai tujuan yangtelah ditetapkan.
Adapun Pendidikan agama Islam diberikan pada sekolah umum
dan Sekolah agama baik Negeri maupun swasta. Seluruh bahan yang
diajarkan yang diberikan di Sekolah diorganisasikan dalam bentuk
kelompok-kelompok mata pelajaran, yangdisebut bidang studi (broad
field) dan dilaksanakan melalui sistem kelas. Dalam struktur progam
sekolah, pengajaran Agama merupakan satu-kesatuan atau satu
keseluruhan dan dipandang sebagai sebuah bidang studi, yaitu: bidang

33
www.kpai.go.id/artikel/implementasi
34

studi agama Islam. Dalam struktur progam sekolah, pengajaran agama


Islam dibagi menjadi empat buah bidang studi, yaitu:34
a. Bidang studi Akidah Akhlak
Suatu bidang studi yang mengajarkan dan membimbing siswa
untuk dapat mengetahui, mamahami dan meyakini akidah
Islam serta dapat membentuk dan mengamalkan tingkah laku
yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam.
b. Bidang studi Alquran Al hadis
Merupakan perencanaan dan pelaksanaan progam pengajaran
membaca dan mengartikan atau menafsirkan ayat-ayat Al-
Qur’an dan hadist-hadist tertentu, yang sesuai dengan
kepentingan siswa menurut tingkat-tingkat Madrasah yang
bersangkutan, sehingga dapat dijadikan modal kemampuan
untuk mempelajari, meresapi dan menghayati pokok-pokok
Alquran dan Al hadis menarik hikmah yang terkandung
didalamnya secara keseluruhan.
c. Bidang studi Syari’ah/Fiqih
Merupakan pengajaran dan bimbingan untuk mengetahui
syariat Islam, yang didalamnya mengandung suruhan/
perintah-perintah Agama yang harus diamalkan dan larangan
atau perintah-perintah Agama untuk tidak melakukan sesuatu
perbuatan. Berisi norma-norma hukum, nilai-nilai dan sikap-
sikap yang menjadi dasar dan pandangan hidup seorang
muslim, yang harus dipatuhi dan dilaksanakan didalam dirinya,
keluarganya dan masyarakat lingkungannya.
d. Bidang studi Sejarah Islam
Suatu bidang studi yang memberikan pengetahuan tentang
sejarahdan kebudayaan Islam, meliputi masa sebelum
kelahiran Islam, masa Nabi dan sesudahnya, baik pada daulah
34
Abuddin Nata, Sosiologi Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2014),
cet 1. h. 134
35

Islamiyah maupun pada negara-negara lainnya di dunia,


khususnya perkembangan agama Islam di tanah air. Semua
bidang studi itu merupakan suatu keseluruhan yang tidak bisa
dipisah-pisahkan, saling kait berkait dan tunjang menunjang
sehingga mewujudkan suatu pengajaran Agama Islam yang
bulat dan menyeluruh. Dalam pengertian ini pulalah
pengajaran agama Islam di Sekolah, walaupun hanyamelalui
sebuah bidang studi saja.
6. Hasil Penelitian yang Relevan
a. Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan juga
telah dilakukan oleh Sri wahyuni di SMAN 87 Jakarta tahun ajaran
2013/2014 dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Project-Based
Learning (PjBL) terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada
materi laju reaksi”. Dengan hasil penelitian disimpulkan bahwa secara
umum PjBL memberikan pengaruh terhadap keterampilan berpikir
kritis siswa.
b. Penelitian yang dilakukan oleh IB. Siswa dan rekan-rekan dengan judul
“Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Pembelajaran Kimia
Terhadap Keterampilan Proses Sains Ditinjau dari Gaya Kognitif
Siswa”. Dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek atau
Project Based Learning (PjBL) dalam pembelajaran kimia pada materi
laju reaksi dan keseimbangan kimia menghasilkan rata-rata hasil belajar
keterampilan proses sains pada kelas eksperimen 79,59 sedangkan pada
kelas kontrol 74,29.35
C. Kerangka Berpikir
Seiring dengan kemajuan era globalisasi saat ini, pemerintah pun
berusaha untuk meningkatkan mutu kualitas pendidikan dalam proses
pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan agama Islam, dan ini

35
IB Siswa, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Pembelajaran Kimia
Terhadap Keterampilan Proses Sains Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa, E-Journal Program
Pasca sarjana Universitas Pendidikan Ganesha, vol. 3, 2013
36

menjadi tantangan bagi setiap pendidik, untuk kemajuan didalam proses


belajar mengajar pada mata pelajaran pendidikan agama Islam.
Penerapan pembelajaran Project Based Learning merupakan salah
satu inovasi yang dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk merencanakan proyek, melaksanakan proyek secara kolaboratif dan
mempersentasikan hasil produk mereka kepada orang lain. Ketika proses
kognitif terlibat dalam pembelajaran akan didapat keterampilan
memecahkan masalah, keterampilan mengambil kesimpulan, keterampilan
berpikir kreatif.
PjBL juga akan membantu siswa mengembangkan keterampilan
untuk hidup dalam berbasis pengetahuan dan teknologi tinggi. Dalam
proses pembelajaran Project Based Learning guru berusaha untuk
mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami materi pelajaran
Pendidikan Agama Islam berdasarkan pengalaman belajar mereka.
Dengan demikian didalam penerapan pembelajaran Project Based
Learning memudahkan siswa dalam memahami mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam, sehingga terciptalah suasana belajar mengajar yang
menyenangkan dan diantara siswa dengan siswa lainnya saling mendukung
dan memberikan semangat didalam proses pembelajaran pada mata
pelajaran pendidikan agama Islam.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Sesuai dengan judul, maka penelitian akan dilaksanakan di Sekolah
Darussalam Panongan pada bulan Januari sampai bulan Maret, dengan alasan
sekolah tersebut telah menggunakan penerapan pembelajaran Project Based
Learning (PjBL).
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam bentuk
metode deskriptif analisis, yaitu menjelaskan Penerapan Project Based
Learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Darussalam Tangerang.
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal
tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu; cara imiah,
data, tujuan, dan kegunaan.1 Jadi metode penelitian adalah suatu cara atau
upaya untuk memperoleh fakta yang sistematis untuk mewujudkan
kebenaran.

1
Sugiyono, Metode Penelitian R & D. (Bandung: Alfabeta, 2007), cet. 15, h. 1

37
38

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah


penelitian deskriptif kualitatif, yaitu:
1. Untuk tinjauan teoritis dengan pendekatan studi kepustakaan (library
research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara membaca,
mempelajari, dan meneliti buku-buku dan sumber lain yang berkaitan
dengan skripsi.
2. Untuk pengumpulan data dengan menggunakan pendekatan studi lapangan
(field research), yaitu peneliti ini dilakukan dengan mengkaji
pembelajaran Project Based Learning pendidikan agama Islam yang
dilakukan di Sekolah Darussalam Tangerang.
3. Untuk kesimpulan hasil penelitian analisis deskriptif kualitatif.

C. Sumber dan Data


Adapun sumber data penelitian ini yaitu:
1. Guru Pendidikan Agama Islam
Adapun kriteria pengambilan sumber data penelitian ini adalah:
a. Ibu Dra. Sri Hastuti dan bapak Asep Saefullah, S.Pd.I sebagai guru
pendidikan agama Islam. Pemilihan ini berdasarkan keterlibatan
beliau sebagai pelaku utama yang menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran yang menerapkan Project Based Learning pada
Pembelajaran PAI di kelas. Sehingga penulis berasumsi bahwa
narasumber memiliki pengetahuan baik ilmu maupun Penerapan
Project Based Learning pada Pembelajaran PAI di kelas.
b. Siswa/siswi kelas VIII, karena sumber data pernah merasakan
Project Based Learning (PjBL) pada Pembelajara PAI di kelas.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian lapangan ini penulis berusaha menganalisis data
yang ada di lapangan, sehingga antara pengertian dan teori yang ada dapat
dibuktikan relevansinya.
39

Untuk memperoleh data-data lapangan, penulis menggunakan


teknik berupa:
1. Wawancara (Interview)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden lebih mendalam dan jumlah
respondennya kecil/sedikit.2 Dalam hal ini penulis mengadakan
komunikasi langsung dengan guru bidang studi Pendidikan Agama
Islam, untuk mendapat data mengenai masalah yang menjadi objek
penelitian.
2. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara
yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.3
Melalui observasi ini maka penulis memperoleh data mengenai kondisi
kelas saat materi pelajaran pendidikan agama Islam, kondisi sekolah,
guru, sarana dan prasarana di Sekolah Darussalam Panongan
Tangerang.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis. Di dalam melaksankan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki seperti buku-buku, dokumen, peraturan-peraturan dan
sebagainya.4 Melalui dokumen-dokumen tersebut peneliti mengambil
data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu arsip sekolah
mengenai berdirinya sekolah Sekolah Darussalam Tangerang, Jumlah
guru, siswa, struktur organisasi dan fasilitas sekolah.

2
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
cet. 9, h. 30
3
Sugiono, op,cit,. h. 195
4
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2010), cet. 14, h. 201
40

E. Pemeriksaan Keabsahan Data


Keabsahan data merupakan salah satu cara yang baik untuk
menentukan kevalidan dan Skereliabelan data yang diperoleh dalam suatu
penelitian. Karena dengan cara ini data yang diperoleh menjadi lebih bisa
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Menurut Licoln dan Guba dalam
burhan bungin, terdapat empat standar atau kriteria utama guna menjamin
keabsahan data hasil penelitian kualitatif: yaitu standar kredibilitas
(kepercayaan), standar transferabilitas (keteralihan), standar dependabilitas
(kebergantungan) dan standar konfirmabilitas (kepastian).
Adapun teknik pemeriksaan terhadap keabsahan data dapat dilakukan
dengan cara:5
1. Perpanjangan keikutsertaan
Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data.
Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi
memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian. Perpanjangan
keikutsertaan juga menuntut peneliti agar terjun ke lokasi dan dalam waktu
yang cukup panjang guna untuk mendeteksi, memperhitungkan, dan
memperkecil distorsi yang dapat mengotori data. Untuk itu sebagai key
instrument, Peneliti melakukan observasi di Sekolah Darussalam Tangerang
dalam waktu 1 bulan.
2. Ketekunan Pengamatan
Keajegan pengamatan berarti mencari secaraa konsisten interpretasi dengan
berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau
tentatif. Mencari suatu usaha yang membatasi berbaagai pengaruh. Mencari
apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat. Atas dasar
perpanjangan waktu keikutsertaan, peneliti melakukan pengamatan aktifitas
siswa, guru dan manajemen di sekolah Darussalam Tangerang seperti
kedatangan, mengisi waktu istirahat, proses belajar maupun ketika pulang
dari sekolah.

5
Sugiyono, op,. ci,.. h, 272-273
41

3. Triangulasi
Denzim dalam moleong mengemukakan bahwa teknik triangulasi terdapaat
4 macam yaitu: sumber, metode, penyidik, dan teori.
Triangulasi adalah salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data
dengan memanfaatkan sesuatu yang lain dilur data untuk keeperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Menurut Patton dalam moleong triangulasi dapat dicapai dengan
jalan:
a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil data
wawancara
b) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum
dengan apa yang dikatakan secara pribadi
c) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang
sitiuasi penelitian dengan situasi sepanjang waktu
d) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang lain
e) Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang
berkaitan.

F. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, hasil observasi dan catatan
lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit, unit, melakukan sintesa, menyusun ke
dalam pola, memilah mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang
lain6.
Dalam penerapannya metode deskriptif ini melalui beberapa tahapan,
yaitu identifikasi, klasifikasi, kemudian diinterpretasikan. Metode deskriptif
kualitatif, diartikan sebagai metode dengan memafarkan dan

6
ibid,. h. 330
42

menafsirkan kata yang ada misalnya tentang situasi yang dialami berkaitan
dengan kegiatan pandangan sikap yang tampak maupun proses yang sedang
bekerja.
Dalam hal ini, peneliti akan terjun secara langsung dilapangan dan
mengalami situasi yang terjadi selama proses belajar mengajar PAI
berlangsung, berkaitan dengan prosedur manajemen kelas di sekolah
Darussalam Tangerang. Disamping itu juga dilakukan beberapa kali dalam
pengumpulan data, dimana semua data yang diperoleh dilapangan dibaca,
dipahami, kemudian dibuat ringkasannya. Setelah data terkumpul kemudian
dianalisis lebih lanjut secara intensif. Maka dengan menggunakan metode
deskriptif kualitatif, penulis dapat menyajikan data yang ada, baik dengan
informasi maupun analisis tanpa harus merumuskan hipotesis.
Proses analisis data yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses berfikir tajam, dalam melakukan reduksi
data dapat berdiskusi pada teman atau orang lain yang dipandang ahli,
dalam hal ini peneliti berdiskusi dengan guru PAI Sekolah Darussalam
Tangerang. Tujuan dari berdiskusi adalah wawasan. peneliti akan
berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai
temuandan pengembangan teori yang signifikan.7

2) Penyajian data
Mengumpulkan data atau informasi secara tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan penyajian data dalam

7
Sugiyono, Metode Penelitian dilengkapi dengan Metode R&D. (Bandung: Alfabeta,
2011), h. 341
43

bentuk tabel atau grafik,maka data terorganisasi dengan baik, tersusun


dalam pola hubungan, sehingga akan mudah dipahami.8
3) Penarikan kesimpulan atau verifikasi
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Penarikan kesimpulan bersifat
sementara, karena jika tidak ditemukan bukti-bukti yang valid untuk
menguatkan kesimpulan, maka penarikan kesimpulan bisa berubah atau
tidak kredibel. Semua data dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriptif.

8
Sugiyono, Metode Penelitian dilengkapi dengan Metode R&D. (Bandung: Alfabeta,
2011), h. 345
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


1. Sejarah singkat berdirinya
Yayasan Sekolah Darussalam Kabupaten Tangerang adalah
Sekolah yang berada di wilayah Kecamatan Panongan, terletak di Jl. Raya
Panongan-Cikupa atau sekitar 5 Km dari pusat pemerintahan kabupaten
Tangerang telah berdiri sejak tahun 2004. Sekolah SMP Darussalam Kota
Kabupaten Tangerang, mulai izin 2004 (TK), 2006 (MI/SD), 2007 (SMP),
2010 (SMK) di bangun atas dasar membantu Pemerintah, berpatisipasi
mencerdaskan bangsa.1
Kepala Sekolah saat ini dipegang oleh Drs. Isep Rusmawan, MM.
lulusan bidang studi PAI IAIN Sultan Hasanudin Banten. Dalam
menjalankan proses belajar mengajar beliau dibantu 42 guru/pengajar.
Tujuan sekolah ini adalah "Mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki

1
Profil Sekolah Darussalam Panongan Tangerang Pada Tahun 2014-2015

44
45

pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,


berkepribadian yang mantap serta penuh tanggung jawab.
Dengan status akreditasi, Yayasan Sekolah Darussalam Kabupaten
Tangerang sejak tahun 2011 dan sekarang terakreditasi dengan nilai B,
SMP. MI 2012 terakreditasi B, SMK 2013 terakreditasi B. Yayasan SMP
Darussalam Kabupaten Tangerang berkomitmen kuat mewujudkan visi
pendidikannya sebagaimana yang tertuang di atas.
Sekolah Darussalam Panongan memiliki 15 ruang kelas. Kelas VII
memiliki 6 ruang kelas, kelas VIII memiliki 5 ruang kelas, dan kelas IX
memiliki 4 ruang kelas. Ruang penunjang lainnya terdiri dari : ruang
Kepala Sekolah, ruang Tata Usaha (TU), ruang Bimbingan Konseling
(BK), ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), ruang praktek komputer,
ruang perpustakaan, musholla, ruang OSIS, ruang koperasi, ruang
keterampilan, ruang bermain musik, laboratorium, ruang tamu, kantin,
kamar kecil, gudang, lapangan olah raga dan ruang keamanan. Jumlah
siswa yang aktif belajar di Sekolah Darussalam kabupaten tangerang pada
tahun pelajaran 2014-2015 sebanyak 530 siswa. Kelas VII memiliki 215
siswa, kelas VIII memiliki 175 siswa, kelas IX memiliki 140 siswa.
Kondisi orang tua siswa sangat beragam dari berbagai status sosial dan
pekerjaan, seperti pegawai negeri sipil, TNI/POLRI, petani, wiraswasta,
buruh dan sebagainya.2
Kondisi lingkungan sekolah sangat kondusif dan strategis untuk
proses kegiatan belajar mengajar, dikarenakan letaknya yang sejuk,
nyaman dan jauh dari pusat keramaian. Jalur transportasi berada tepat di
depan sekolah Darussalam panongan angkutan umum mudah didapat, dan
ini memudahkan siswa, guru, karyawan maupun masyarakat umum
menuju ke sekolah Darussalam kabupaten Tangerang.
Sekolah termasuk salah satu sekolah terbaik di Kecamatan
panongan dikarenakan prestasi siswa baik akademik maupun non
akademik yang dicapai tiap tahunnya semakin meningkat, serta sarana

2
Buku Induk Siswa Sekolah Darussalam Panongan Tangerang, Tahun Ajaran 2014-2015
46

prasarana yang tersedia cukup memadai untuk proses kegiatan


pembelajaran.
Tabel 4.1
Struktur Organisasi Sekolah

Komite Kepala
Sekolah Sekolah

TataUsaha

Wk. Bidang Wk. Bidang Wk. Bidang


Kurikulum Kesiswaan Sarana
Prasarana

Berdasarkan bagan di atas maka puncak pimpinan tertinggi dalam


struktur organisasi Sekolah adalah Kepala Sekolah. Kepala Sekolah
diawasi oleh komite Sekolah yang dipilih melalui rapat antara Kepala
Sekolah, wali kelas, guru bidang studi dan wali murid. Dalam menjalankan
kegiatan Sekolah, Kepala Sekolah dibantu oleh tata usaha yang
mengurangi administrasi. Dibawah kepemimpinan Kepala Sekolah
terdapat tiga wakil Kepala Sekolah yaitu wakil bidang kurikulum, wakil
bidang kesiswaan dan wakil bidang sarana dan prasarana. Adapun wakil
bidang kesiswaan membawahi guru mata pelajaran dan guru bimbingan
penyuluhan.

2. Visi, Misi dan Strategi SMP Darussalam


Visi merupakan pandangan jauh kedepan kemana Sekolah akan
dibawa, sedangkan misi adalah tindakan untuk mewujudkan visi tersebut.
Sedangkan misi adalah tindakan untuk mewujudkan visi tersebut. Adapun
visi dan misi adalah sebagai berikut:
47

a. Visi
1) Membantu Pemerintah, berpatisipasi mencerdaskan bangsa.
2) Unggul dalam Prestasi, bersahaja dan memiliki akhlak mulia.
b. Misi
1) Membekali generasi beriman dan bertaqwa.
2) Memberikan pelayanan prima dengan fasilitas yang mumpuni.
3) Menghantarkan generasi menjadi manusia sejajar antar bangsa.
4) Membingkai semua perilaku generasi dengan akhlak karimah.
c. Strategi
1) Peningkatan sarana dan pembaharuan metode belajar
2) Peningkatan kualitas pendidik dengan mengikut sertakan
pendidik dalam seminar, loka karya, pelatihan dan lain-lain.
3) Meningkatkan simulasi kegiatan sosial, kemasyarakatan bagi
siswa.
4) Meningkatkan kemampuan berkompetensi ditingkat
kabupaten, propinsi bagi siswa, baik ilmu pengetahuan
maupun keterampilan.
5) Penerapan prinsip-prinsip pendidikan disetiap pengambilan
kebajikan dalam proses pendidikan.
6) Memperluas komunikasi horizontal dan vertikal pada dunia
pendidikan.3 Untuk mencapai visi di atas Sekolah darussalam
menerapkan pembelajaran dengan pendekatan Project Based
Learning (PjBL) sebagai salah satu strategi yang digunakan.
Ini sesuai dengan misi sekolah yaitu menyelenggarakan proses
belajar dengan metode terbaru dan didukung sarana yang
memadai. Penerapan dari misi ini salah satunya juga terlihat
dari kondisi penataan sekolah yang menyediakan ruang hijau,
asri dan bersih sehingga tercipta suasana yang nyaman dalam
proses pembelajaran. Terlihat dari banyaknya pepohonan di
sekolah serta penataan tempat sampah yang rapi dan bersih.

3
Analisis dokumen Laporan Perbulan April 2015, tahun pelajaran 2014-2015
48

d. Kurikulum
Kurikulum yang digunakan yang digunakan di sekolah
Darussalam mengacu pada kurikulum yang ditetapkan oleh
departemen pendidikan nasional (Depdiknas) untuk mata
pelajaran umum dan departemen agama (Depag) untuk kurikulum
pendidikan Agama Islam. Kedua kurikulum itu mengacu kepada
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
e. Keadaan Guru SMP Darussalam Tangerang
1. Keadaan Guru
Guru yang mengajar di Sekolah Darussalam Tangerang pada
tahun ajaran 2014/2015 berjumlah 42 Untuk mengetahui nama,
pendidikan, bidang studi pengajarannya dapat dilihat pada tabel
berikut.4

Tabel 4.2
Daftar Guru SMP Darussalam Tangerang

MATA
PENDIDIKAN MULAI BEKERJA di
NO NAMA PELAJARAN
TERAKHIR SMP INI TANGGAL
YANG DIAMPU
Drs. Isep Rusmawan Kepsek Strata 2 1 Juli 2014
1 MM.
2 Rosmiyati S.pd TU Strata 1 9 Juli 2009
3 Mumuh Muhidin S.Pd Komite Sekolah Strata 1 1 Januari 2009
Drs. Suharli Hasan Wk.Bidang Strata 2 2 Februari
4 Kurikulum

4
SMP Darussalam Kab. Tangerang Laporan Perbulan April 2015, tahun pelajaran 2014-
2015
49

Kholid Mawardi S.Pd Wk.bidang Strata 1 1 Juni 2000


5 Kesiswaan
6 Iin Batara S.Pd PKN Strata 1 1 Juni 2000
Ika wahyuningsih BK Strata 1 1 Juni 2000
7 S.Pd
8 Lina Eliana S.Pd English Strata 1 1 Maret 2009
9 Martuti S.Pd Matematika Strata 1 15 Mei 2009
10 Muhamad Najib S.Pd B. Indonesia Strata 1 20 Juni 2010
11 Nati Sunarti S.Pd IPA Strata 1 5 Januari 2009
12 Nurhidayat S.Pd Penjas/Orkes Strata 1 20 Juni 2010
Ra Wiwi Widiyawati Matematika Strata 1 16 November 2009
13 S.Pd
14 Ripan Sapaat S.og Penjas/Orkes Strata 1 20 Juni 2010
15 Ati Suhaeti S.Pd PKN Strata 1 1 Juni 2000
16 Saefullah S.Pd.I PAI Strata 1 5 Januari 2005
17 Dra. Sri hastuti PAI Strata 1 20 Juni 2010
18 Ahmad Muhidin S.Pd IPA Strata 1 20 Juni 2012
19 Abdullah S.Pd B.Arab Strata 1 16 Juli 2014
20 Fitriyani Firda S.Sos English Strata 1 5 Januari 2009
21 Towilatun Umri SE B. Indonesia Strata 1 5 Januari 2009
Novia Jumiati Rahayu TIK Strata 1 1 Juni 2013
22 S.Pd
23 Siti Nurhayati S.Pd.I PAI Strata 1 7 April 2012
24 Yuniar Puspita S.Pd English Strata 1 6 Mei 2012
25 Ainur Rodifah S.Pd B.Arab Strata 1 24 Mei 2013
26 Erni Erlinawati S.Pd SBK Strata 1 7 April 2012
27 Nari Ansori ST TIK Strata 2 5 Mei 2011
28 Ahmad Jumaedi S.Pd Matematika Strata 1 5 Mei 2011
29 Rosi Utami S.Pd IPS Strata 1 1 Juni 2010
30 Romanti siamy S.Pd PKN Strata 1 10 Desember 2012
50

31 Wulan Novivia S.Pd IPA Strata 1 8 Mei 2010


32 Helmi Nurhayati S.Pd TIK Strata 1 4 Februari 2012
33 Endang S.Pd SBK Strata 1 1 Juni 2000
34 Slamet S.Og Penjas/Orkes Strata 1 9 Juli 2011
35 Didin Wahyudin S.Pd IPS Strata 1 11 Agustus 2012
36 Juni Setiawan S.Pd B. Indonesia Strata 1 12 Juni 2014
37 Imam S.Pd IPS Strata 1 7 September 2004
Jejen Jaenal Qubra Matematika Strata 1 20 Mei 2013
38 S.Pd
39 Muryanah, S.Pd B. Arab Strata 1 1 Mei 2002
40 Didin Muhidin S.Pd IPS Strata 1 7 April 2012
41 Edi Humaedi S.Pd TIK Strata 1 16 Juni 2010
42 Herawati. S.Pd SBK Strata 1 10 Mei 2007

Pada penerapan pembelajaran Project Based Learning terdapat


pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam di sekolah SMP Darussalam
Terdapat 2 guru yang berprofesi sebagai guru mata pelajaran pendidikan
Agama Islam yaitu Asep Saefullah, S.Pd.I dan Dra. Sri Hastuti Hasan

B. Pembahasan
1. Pelaksanaan Pembelajaran Project Based Learning Pada Pelajaran
PAI di Sekolah Darussalam Tangerang
Penerapan Pembelajaran Project Based Learning pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di sekolah SMP Darussalam dilakukan melalui
beberapa tahapan dan proses, melalui tahapan perencanaan dan pelaksanaan.
a. Perencanaan Pembelajaran Project Based Learning
Dalam tahapan perencanaan dibuat rencana pembelajaran RPP yang
telah disusun dengan baik dan benar, di dalam RPP terdapat metode
51

Pembelajaran Project Based Learning, dengan maksud melakukan


pengembangan inovasi pendidikan di dalam meningkatkan mutu
pendidikan, khususnya di dalam meningkatkan prestasi belajar.
Setelah rencana RPP disusun dengan baik dan benar, tahapan kedua
adalah pelaksanaan Pembelajaran Project Based Learning yang
terdapat dipembuatan rencana RPP yang telah disusun dengan baik
dan benar. Adapun pelaksanaan Pembelajaran Project Based Learning
di sekolah SMP Darussalam Tangerang adalah:
b. Penerapan Pembelajaran Project Based Learning
Penerapan Pembelajaran Project Based Learning pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam dilakukan pertama Pendidikan
Agama Islam merupakan ilmu yang mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia didunia, dimana kehidupan dunia tidak dapat
terpisahkan dengan ilmu Agama dan penerapan metode Project
Based Learning merupakan pembelajaran sistematik yang
mengajak siswa untuk belajar dan meningkatkan keterampilan
hidup melalui sebuah perluasan proses kompleks terstruktur
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja membentuk
pengetahuannya sendiri pada situasi nyata dan menghasilkan
produk Project Based Learning yaitu pembuatan mading.
Sebelum pelajaran dimulai guru memberikan salam kepada siswa dan
menanyakan kabar kepada siswa dikelas, untuk mempersingkat waktu akhirnya
pelajaran dimulai, sebelum Penerapan Pembelajaran Project Based Learning
pada mata pelajaran pendidikan agama Islam pada materi ajar makanan dan
minuman halal dan haram, guru pendidikan agama Islam menggunakan teknik
apersepsi terlebih dahulu. Ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan dasar siswa dalam materi guru memberikan penjelasan tentang apa
yang harus dipersiapkan oleh siswa. Selanjutnya guru menerapkan pendekatan
Project Based Learning yang meliputi tahapan sebagai berikut.
52

Tahapan yang dilakukan oleh guru pada penerapan pembelajaran


Project Based Learning sebagai berikut:
a. Penyajian permasalahan. Permasalahan diajukan dalam
bentuk pertanyaan. Pertanyaan awal yang diajukan adalah
pertanyaan esensial (penting) yang dapat memotivasi siswa
untuk terlibat dalam belajar. Permasalahan yang dibahas
adalah permasalahan dunia nyata yang membutuhkan
investigasi mendalam. Guru harus memastikan bahwa
permasalahan relevan untuk siswa agar mereka terlibat secara
mental.
Pada awal pembelajaran dimulai, guru memberikan sebuah
pertanyaan terkait proyek yang dapat menumbuhkan rasa ingin tahu
peserta didik. Pertanyaan yang diajukan sesuai dengan realita dunia nyata
dan relevan untuk peserta didik. Pada tahapan ini guru memberikan
Pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan permasalahan materi
ajar makanan dan minuman yang halal dan haram. Pemberian pertanyaan
tersebut dimaksudkan untuk memberikan masalah awal dan memancing
keingin tahuan siswa terhadap materi ajar makanan dan minuman yang
halal dan haram.5
Daftar pertanyaan yang diajukan pada materi ajar makanan dan
minuman yang halal dan haram diantaranya sebagai berikut:
1) Penyajian permasalahan. Permasalahan diajukan dalam bentuk
pertanyaan. Pertanyaan awal yang diajukan adalah pertanyaan esensial
(penting) yang dapat memotivasi siswa untuk terlibat dalam belajar.
Permasalahan yang dibahas adalah permasalahan dunia nyata yang
membutuhkan investigasi mendalam. Guru harus memastikan bahwa
permasalahan relevan untuk siswa agar mereka terlibat secara mental.
Pada awal pembelajaran dimulai, guru memberikan sebuah
pertanyaan terkait proyek yang dapat menumbuhkan rasa ingin tahu
peserta didik. Pertanyaan yang diajukan sesuai dengan realita dunia nyata

5
Observasi (Guru PAI Sekolah Darussalam)
53

dan relevan untuk peserta didik. Pada tahapan ini guru memberikan
Pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan permasalahan materi
ajar makanan dan minuman yang halal dan haram. Pemberian pertanyaan
tersebut dimaksudkan untuk memberikan masalah awal dan memancing
keingin tahuan siswa terhadap materi ajar makanan dan minuman yang
halal dan haram.
Daftar pertanyaan yang diajukan pada materi ajar makanan dan
minuman yang halal dan haram diantaranya sebagai berikut:
1) Sebutkan ciri-ciri makanan dan minuman yang halal dan
haram?
2) Bagaimana kalian mengetahui makanan tersebut halal atau
haram?
3) Apa manfaat makanan dan minuman yang halal bagi tubuh ?
4) Bagaimana cara kita menghindari makanan yang haram di
sekolah?
5) Hikmah apa yang dapat kita ambil dari diharamkannya
makanan dan minuman?
Melalui pertanyaan awal tersebut, guru mulai mengarahkan peserta
didik pada proyek yang akan dikerjakan peserta didik Kegiatan
pembelajaran selanjutnya peneliti memulai pelajaran dengan
memperlihatkan media papan mading yang telah disusun menjadi sebuah
majalah dinding yang berkaitan dengan materi PAI.
Guru menginstruksikan tentang bagaimana cara mereka membuat
suatu proyek papan mading/kliping yang berisi tentang cara menghindari
makanan dan minuman yang haram di sekolah secara berkelompok dan
harus bekerja sama. Pada awalnya peserta didik merasa tidak yakin dapat
menyelesaikan proyek tersebut, akan tetapi guru berusaha agar peserta
didik merasa yakin dapat menyelesaikan proyek. Setelah guru memberikan
pertanyaan terkait dengan proyek guru kemudian membagi siswa menjadi
kelompok-kelompok. Pemilihan kelompok-kelompok berdasarkan
elaborasi kemampuan siswa, artinya dalam satu kelompok terdapat siswa
54

yang memiliki kemampuan dasar yang baik dan ada juga yang kurang baik
dalam pembelajaran pendidikan agama islam ini bertujuan agar terjadi
dinamika dalam kelompok, maksudnya siswa yaang pandai mendorong
siswa lainnya untuk semangat belajar, dan menularkan kecerdasannya
kepada siswa yang kurang cerdas. Sementara siswa yang kurang baik
memampuan dasarnya termotivasi untuk semangat belajar.

2). Membuat perencanaan. Guru perlu merencanakan standar kompetensi


yang akan dikaji ketika membahas permasalahan.
Kompetensi yang dikaji sebaiknya mencakup konsep penting yang ada
dalam kurikulum. Guru seharusnya melibatkan siswa dalam bertanya,
membuat perencanaan, dan melengkapi rencana kegiatan pembuatan
proyek/ karya. Tahapan ini melibatkan guru dan siswa dalam
melakukan curah pendapat yang mendukung inkuiri untuk penyelesaian
permasalahan.
Pada tahapan ini Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara
pengajar dan peserta didik dengan demikian siswa merasa memiliki proyek
yang direncanakan. Perencanaan ini berisi aturan main, pemilihan aktivitas
yang mendukung dalam menjawab pertanyaan essensial mengintegrasikan
berbagai subjek yang mungkin dan mengetahui alat serta bahan yang dapat
diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
Pada tahapan ini mulai terlihat interaksi siswa dengan kelompok-
kelompoknya dimana mereka mulai saling bertanya satu dengan yang
lainnya, mereka mulai menanyakan bahan – bahan dan alat apa saja yang
dibutuhkan untuk membuat mading berisi makanan dan minuman yang
halal dan haram.
“Pada tahapan ini saya bersama-sama siswa melakukan
perencanaan pembuatan mading tentang bagaimana cara mencegah
makan dan minum yang haram dilingkungan sekolah, dalam tahap
perencanaan ini menentukan bahan dan alat apa saja yang
dibutuhkan dalam proses pembuatan mading”.6

6
Hasil Wawancara (Guru PAI Sekolah Darussalam)
55

3). Menyusun penjadwalan. Siswa harus membuat penjadwalan


pelaksanaan proyek yang disepakati bersama guru. Siswa mengajukan
tahapan pengerjaan proyek dengan menetapkan acuan yang akan
dilaporkan pada setiap pertemuan di kelas. Pada pembelajaran PjBL
menyusun penjadwalan sangatlah penting dimana setiap kelompok
harus bisa menyelesaikan tugas proyeknya dengan batas waktu yang
telah ditentukan. Pada awal mula penentuan fase ini kondisi kelas
sedikit gaduh dikarenakan belum ada kesepakatan kapan batas waktu
pengumpulan proyek, dimana ada sebagian kelompok siswa merasa
waktu yang ditentukan terlalu singkat. Tetapi setelah ada kata
kesepakatan antara guru dan kelompok-kelompok siswa kelas kembali
kondusif.
“Tahap penjadwalan ini saya bersama-sama siswa membuat
timeline dan deadline. Hal ini bertujuan agar siswa dapat
mengerjakan proyeknya sesuai dengan apa yang direncanakan,
pada tahap ini siswa diajarkan bagaimana cara mengahargai waktu
dan melatih sikap disiplin”. 7

4). Memonitor pembuatan proyek. Pelaksanaan pekerjaan siswa harus


dimonitor dan difasilitasi prosesnya, paling sedikit pada dua tahapan
yang dilakukan oleh siswa (checkpoint). Fasilitasi yang juga perlu
dilakukan adalah memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja di
laboratorium atau fasilitas lainnya jika dibutuhkan. Guru perlu
melakukan mentoring pelaksanaan proses, serta menyediakan rubrik
dan instruksi tentang apa yang harus dilakukan untuk setiap konten
pembelajaran. Pada monitoring proyek ini terlihat bahwa siswa sangat
aktif mengerjakan proyek yg diperintahkan terlihat kreatifitas mereka
dalam mengembangkan ide dan gagasan bagaimana cara mencegah
makan makanan dan minuman yang diharamkan. Terlihat siswa
membuat kaligrafi hadist yang berisi larangan untuk makan dan minum
dari makanan dan minuman yang diharamkan.

7
Hasil Wawancara (Guru PAI Sekolah Darussalam)
56

Gambar 4.2
Aktifitas siswa dalam pembuatan proyek

Gambar 4.3
Guru memonitoring pembuatan proyek
57

5). Melakukan penilaian. Penilaian dilakukan secara autentik dan guru


perlu memvariasikan jenis penialaian yang digunakan. Penilaian proyek
merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu
investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan, dan penyajian data. Penilaian proyek
dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan
mengaplikasikan, kemampuan melakukan penyelidikan, dan
kemampuan menerapkan keterampilan membuat prodak atau karya.8
Pada tahapan ini siswa mengumpulkan hasil project yang dibuat secara
berkelompok selama batas waktu yang telah ditentukan. Para siswa
bersama-sama mengumpulkan tugas mading yang telah mereka buat
secara berkelompok. Setelah tugas dikumpulkan, peneliti memberikan
instrusi kepada siswa untuk mempresentasikan hasil proyek mereka di
depan kelas, tak lama, perwakilan dari tiap-tiap kelompok mulai
mempresentasikan hasil project mereka dan menceritakan apa saja isi
dari isi mading tersebut. Setelah itu, peneliti mencoba menjelaskan
kembali hasil project mereka sesuai materi yang dipelajari agar siswa
memahami pelajaran yang mereka dapati dengan project yang mereka
telah buat bersama-sama.

8
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014). Cet, 1. Hlm, 180-181
58

Gambar 4.4
siswa mempresentasikan hasil proyek
6). Evaluasi. Pada akhir pelajaran guru dan siswa melakukan refleksi
terhadap aktifitas dan hasil proyek mading yang sudah dijalankan baik
secara individual maupun kelompok. Siswa berbagi perasaan dan
pengalaman, mendiskusikan apa yang sukses, mendiskusikan apa yang
perlu diubah, dan berbagi ide yang mengarah pada inkuiri baru.
Adapun secara garis besar prosedur dalam pembelajaran Project
Based Learning dapat dilihat pada bagan dibawah ini.9

9
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013 (Jakarta:
Bumi Aksara, 2014). Cet,1. h, 182.
59

Tabel 4.3

Prosedur Pembelajaran Project Based Learning

Guru memaparkan topik yang akan dikaji, tujuan


belajar, motivasi,dan kompetensi yang akan di
capai

Peserta didik mengidentifikasi permasalahan atau


pertanyaan yang terkait dengan topik yang dikaji,
pertanyaan juga dapat diajukan oleh guru

Kelompok membuat perencanaan proyek terkait Guru melakukan


dengan penyelesaian permasalahan yang penilaian
diidentifikasikan

Kelompok membuat proyek atau karya dengan Guru melakukan


memahami konsep atau prinsip terkait dengan monitoring dan
materi pelajaran penilaian

Guru atau sekolah memfasilitasi pameran atas Guru melakukan


pekerjaan/karya yang dihasilkan oleh peserta penilaian
didik

Evaluasi (Refleksi kegiatan belajar)


Pembelajaran Project Based learning dengan membuat mading
sangat baik digunakan karena memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bekerja sama dengan kelompoknya didalam menyelesaikan suatu
proyek terkait mata pelajaran di mana siswa dituntut untuk dapat terlebih
dahulu memahami materi makanan dan minuman yang halal dan haram
sehingga siswa dapat mengetahui dengan jelas permasalahan atau
60

pertanyaan-pertanyaan dari guru yang ingin dipecahkan. pada pertanyaan


atau masalah yang kompleks, sehingga dalam menjawab pertanyaan atau
memecahkan masalah melalui proses penyelidikan kolaboratif dengan
periode waktu yang cukup. Proyek digunakan untuk menyelidiki isu dan
topik secara otentik yang ditemukan di luar sekolah. Selama proses
penyelidikan, siswa mempelajari konten, informasi, dan fakta yang
diperlukan untuk menarik kesimpulan tentang pertanyaan. Siswa juga
belajar keterampilan yang berharga dan kebiasaan berpikir selama proses
tersebut. Untuk itu guru pendidikan Agama Islam mendorong siswa di
dalam menyelesaikan proyeknya sehingga tergugah rasa keingintahuannya
untuk menyelesaikan permasalahan pembelajaran dengan menggunakan
proyek.
Pembelajaran Project Based learning suatu strategi yang berpusat
pada siswa dimana kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada suatu
persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan oleh guru, contoh pada pembahasan penelitian yang
mempertanyakan bagaimana mencegah makanan dan minuman yang
haram? di dalam hubungan ini perlu dibahas pendekatan generalisasi
terhadap inquiry yang berbasis pada proyek. Karena dalam pembelajaran
Project Based Learning menuntun siswa untuk berpikir secara sistematis,
kritis, dalam memecahkan masalah secara komprehenshif dan
memotivasikan kepada siswa untuk membuat suatu proyek terkait
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.10
Dalam pembelajaran berbasis proyek membuat mading ini
berfokus pada pembelajaran yang terletak pada prinsip dan konsep inti dari
suatu disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam investigasi dalam pemecahan
masalah dan kegiatan tugas-tugas yang bermakna lainnya, dan memberi
kesempatan siswa bekerja secara otonom dalam mengkontruksi
pengetahuan mereka sendiri dan puncaknya untuk menghasilkan produk
10
Umar Tirtarahardja, Pengantar Pendidikan (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2005). Cet,2. h,
207.
61

nyata, Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang besar untuk


memberi pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi
siswa.
62

Gambar 4.5
Proses pembuatan proyek mading
Setelah siswa menerapkan pembelajaran Project Based Learning
dengan proyek membuat mading siswa menunjukan ekspesi wajah ceria
dan tidak tegang seperti berani berbuat dan mencoba, siswa menerapkan
suatu konsep ketika mereka melakukan kegiatan pemecahan masalah
menyelesaikan proyeknya,11
Dari keterangan diatas menunjukan bahwa sebagian besar siswa
terlibat secara aktif dalam mengaitkan materi selama proses pembelajaran
berlangsung dengan kehidupan nya sehari-hari, seperti siswa mengaitkan
keterlibatan dalam kegiatan perencanaa proyek, mendiskusikan hasil
proyeknya, selain itu siswa beserta kelompoknya mendemonstarikan dan
memepresentasikan hasil kegiatan proyeknya di depan kelas.
Selama melakukan penelitian Penerapan pembelajaran Project
Based Learning dengan membuat mading ini sangat efektif dan berjalan

11
Hasil Observasi di SMP Darussalam di kelas VIII.A dengan Bapak Asep Saefullah(
Guru SMP Darussalam Tangerang).
63

dengan baik siswa sangat senang sekali dengan pembelajaran proyek ini
dimana siswa diberikan pengalaman dalam belajar, penulis melihat adanya
perubahan sikap dan tingkah laku siswa didalam proses pembelajaran
Project Based Learning di mana pembelajaran ini menuntun siswa untuk
berpikir sistematis, dengan guru memberikan tugas proyek. Siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok untuk menyelesaikan proyek terkait materi
pembelajaran makanan dan minuman yang halal dan haram.12
Sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran diatas, materi
pelajaran dengan menggunakan Pembelajaran Proyek Based Learning
sudah berjalan dengan baik. Dengan hal ini senada dengan apa yang
diungkapkan dengan guru PAI di Sekolah Darussalam Tangerang.
Penerapan pembelajaran Project Based Learning sangat baik sekali
diterapkan dalam pembelajaran PAI sesuai dengan materi ini yakni
tentang makanan dan minuman yang halal dan haram karena
dengan pembelajaran PJBL dengan pembuatan mading tersebut
siswa akan aktif dalam memecahkan masalah selain itu siswa akan
saling berinteraksi dengan siswa lain dalam proses pembuatan
proyek mading sehingga akan timbul kerjasama dalam kegiatan
belajar dengan demikian siswa dapat menerapkan konsep PAI yang
dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.13

Pada pembelajaran Project Based Learning dengan membuat


mading siswa dituntut mengalami sebuah proses keterlibatan menemukan
sebuah hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan
nyata dengan aplikasi pembuatan proyeknya, proyek memuat tugas-tugas
yang kompleks berdasarkan permasalahan (problem) yang sangat
menantang, dan menuntut siswa untuk melakukan kegiatan merancang,
memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan
investigasi, serta memberikan kesempatan siswa untuk bekerja secara

12
Hasil Observasi di Sekolah Darussalam di kelas VIII.A ( Guru Sekolah Darussalam
Tangerang).
13
Hasil Wawancara dengan Ibu Dra. Sri Hastuti (Guru PAI SMP Darussalam)
64

mandiri maupun kelompok14. Hal ini ditunjukan dengan sikap tubuh dan
ketertarikan siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran, terkesan dan
dari seorang guru kepada siswa dengan memberikan latihan yang
realistik dan relevan.
Berdasarkan hasil interview dengan guru bidang studi PAI tentang
pelaksanaan Pembelajaran Project Based Learning di SMP Darussalam:
Pembelajaran Project Based Learning pada pelajaran PAI materi
makanan dan minuman yang halal dan haram dengan proyek
mading sangat baik diterapkan karena dapat membantu siswa
dalam belajar pengetahuan dan keterampilan karena PJBL lebih
menekankan pada belajar kontekstual sehingga melibatkan siswa
secara aktif dalam proses belajar meningkatkan pemahaman siswa
secara mendalam. Dengan ini siswa aktif menemukan ide pokok
dari materi pelajaran, memecahkan persoalan dan mengaplikasikan
apa yang mereka baru pelajari kedalam suatu persoalan yang ada
dalam kehidupan nyata. Sehingga disini siswa yang berperan aktif
untuk mengikuti proses belajar mengajar dan guru hanya sebagai
fasilitator.15

Penerapan pembelajaran Project Based Learning diakui oleh para


Guru PAI bukan merupakan sebuah pelaksanaan yang hanya memenuhi
tuntunan secara normatif belaka, namun penerapan Pembelajaran Project
Based Learning hendaknya dilakukan secara benar dan sungguh-sungguh
agar pemahaman siswa terhadap materi tidak diperoleh secara parsial.
2. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pembelajarana
Project Based Learning di SMP Darussalam
Yang dimaksud faktor pendukung dan faktor penghambat adalah
segala langkah atau proses situasi yang dapat mendukung atau
menghambat keberhasilan dalam penerapan pembelajaran Project Based
Leraning dalam pelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Darussalam
Tangerang.

14
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014). Cet,1. h, 172.
15
Hasil wawancara Bapak Asep Saefullah, S.Pd.I (Guru PAI SMP Darussalam)
65

a. Faktor pendukung
Faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan penerapan Project
Based Learning dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah
Darussalam antara lain adanya sarana dan sumber belajar yang lengkap,
hal ini didasarkan pada observasi dan wawancara dengan guru pendidikan
agama Islam (Ibu Sri Hastuti) yang mana beliau mengungkapkan:
Pembelajaran Project Based Learning tidak terlepas dari faktor-
faktor yang mendukungnya. Diantaranya adalah adanya sarana dan
prasarana yang lengkap disekolahan, seperti gedung sekolahan
yang kondusif, tempat beribadah, ruang laboratorium dan guru
yang terlatih, adanya media pembelajaran seperti tipe, televisi,
VCD, dan sumber belajar seperti buku panduan dan buku-buku
bacaan.16
Kemudian faktor pendukung pembelajaran Project Based Learning
yang kedua adalah profesionalisme dan semangat guru pendidikan agama
Islam sendiri dalam membimbing, membina, mengarahkan, mengontrol dan
mengevaluasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar dikelas, hal ini
berdasarkan pada hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, yang dapat
digambarkan sebagai berikut:
1) Sebelum mengajar guru membuat RPP dan mempersiapkan media-
media yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar.
2) Sabar dan telaten dalam bimbingan siswa dalam pembuatan proyek
madingnya.
3) Setalah berkeliling kelas untuk mengontrol tiap-tiap kelompok dalam
pembuatan proyek mading
4) Memberi pengarahan kepada siswa masih kurang paham dalam proses
pembuatan proyek mading.
5) Menegur siswa yang masih kurang memperhatikan pelajaran17

16
Hasil Wawancara (Guru PAI Sekolah Darussalam)
17
Hasil Wawancara (Guru PAI Sekolah Darussalam)
66

Jadi dalam penerapan pembelajaran Project Based Learning di


Sekolah Darussalam Tangerang tidak terlepas pula faktor-faktor sebagai
berikut:
1) Faktor sarana dan prasarana yang memadai
Dengan adanya sarana dan prasarana yang lengkap, semua kegiatan
pembelajaran akan berjalan dengan baik dan efektif. Diantaranya
perpustakaan yang mana siswa dapat mencari sumber-sumber referensi
ilmu pengetahuan.
2) Minat belajar siswa
Dalam belajar pendidikan agama islam salah satu faktor yang
mendukung dari siswa itu sendiri, siswa sangat antusias dalam belajar
menggunakan Project Based Learning meskipun masih ada juga siswa
yang malas mengikuti pelajaran pendidikan agama Islam.
3) Profesionalisme dan semangat baru
Profesionalisme adalah salah satu faktor yang mendukung dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam. Yang mana sekolah Darussalam
sesuai hasil observasi dimana guru harus mampu menguasai materi
pembelajaran secara luas dan mendalam dan dituntut untuk membuat
silabus dan RPP. Sabar dalam membimbing, mengarahkan ketika dalam
mengajar, mempunyai kecakapan, keterampilan dan kemahiran dalam
mengajar.
b. Faktor penghambat
Faktor-faktor penghambat penerapan pembelajaran Project Based
Learning dalam pembelajaran agama Islam di Sekolah Darussalam.
Diantaranya pembelajaran berbasis proyek memerlukan banyak waktu
yang harus disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek.
Sebagaimana yang diungkapakan oleh Ibu Sri Hastuti Guru PAI di
Sekolah Darussalam bahwa:
67

“pemetaan waktu Project Based Learning ketika praktik terkadang


kurang sesuai, jam yang telah disiapkan mengalami penambahan
yang tidak teratur, sehingga rencana kerja siswa selanjutnya
menjadi tertunda serta dibutuhkan biaya tambahan dalam
pembuatan proyek”
Faktor penghambat siswa yang kedua adalah latar belakang siswa
yang berbeda-beda, yaitu keberadaan keluarga siswa dalam menciptakan
kondisi belajar siswa dirumah. Hal ini dibuktikan, pada hasil wawancara yang
dilakukan oleh peneliti yang dapat digambarkan sebagai berikut:
1) Adanya sebagai siswa yang kurang memperhatikan penjelasan dari guru,
malah mereka ramai sendiri.
2) Adanya sebagai siswa yang belum berani, untuk mengungkapkan
pendapatnya tentang proyeknya dikelas.18
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut, menunjukan
bahwa kebiasaan individu dari masing-masing siswa berbeda-beda, serta tidak
semua siswa menyukai metode yang diterapkan oleh guru, meskipun metode
tersebut sudah ditawarkan terlebih dahulu kepada siswa sehingga dalam
pembelajaran tersebut untuk keaktifan siswa kurang berjalan secara optimal,
selain itu dalam proses pembelajaran Project Based Learning membutuhkan
banyak tambahan waktu serta biaya dalam pembuatan proyek.

18
Hasi Wawancara (Guru PAI Sekolah Darussalam)
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian di sekolah SMP Darussalam Panongan
kabupaten Tangerang mengenai “Penerapan Pembelajaran Project Based
Learning Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Darussalam
Panongan Tangerang dapat disimpulkan bahwa :
1. Penerapan pembelajaran Project Based Learning pada mata pelajaran PAI
di Sekolah Darussalam Tangerang dilaksanakan pada materi makanan dan
minuman yang halal dan haram dimana siswa ditugaskan membuat suatu
proyek berupa poster / mading guna mencegah makan dan minum dari
makanan dan minuman yang diharamkan khususnya dilingkungan sekolah.
Secara garis besar tahap-tahap pada pembelajaran Project Based Learning
seperti Penyajian permasalahan, membuat perencanaan, menyusun
penjadwalan, memonitor pembuatan proyek, melakukan penilaian dan
evaluasi sudah terlaksana sepenuhnya dengan baik.
Pembelajaran Project Based Learning pada mata pelajaran PAI di Sekolah
Darussalam memberikan respon positif siswa terhadap pembelajaran
Sebagian besar siswa merasa senang, lebih semangat dalam belajar, Siswa

68
69

memperoleh beberapa pengalaman belajar yang sangat bermakna,


diantaranya pengalaman sosial dalam kerja kelompok.
2. Penerapan pembelajaran Project Based Learning dalam pelajaran
pendidikan agama Islam di Sekolah Darussalam Tnagerang dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu faktor pendukung dan faktor penghambat
Diantara faktor pendukung adalah adanya sarana dan sumber belajar yang
memadai, minat belajar siswa yang tinggi serta semangat dan
profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam dalam membimbing anak
didiknya, sedangkan faktor penghambat antara lain: latar belakang siswa
yang berbeda-beda, adanya sebagian siswa yang masih enggan
mengemukakan pendapat tentang proyeknya, serta pemeblajaran Project
Based Learning membutuhkan banyak tambahan waktu yang cukup
banyak serta penggunaan biaya yang tidak sedikit dalam pembauat proyek.

B. Saran
1. Bagi Pemerintah
Agar lebih memberikan perhatian terhadap pendidikan terutama
memberikan latihan-latihan mengenai metode-metode pengajaran sebab
masih banyak guru yang belum menguasai tentang berbagai macam
metode pengajaran, oleh karenanya peran pemerintah dalam masalah
pendidikan perlu ditingkatkan.
2. Bagi Guru
Guru sebagai seorang pendidik harus mampu meningkatkan kinerjanya
dengan meningkatkan kemampuan diri dalam mengajar dan berperan
aktif dalam mengikuti kegiatan – kegiatan pemerintah yang bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan profesioanal guru.
70

3. Bagi Siswa
Siswa diharapkan mengembangkan potensi yang dimiliki secara
maksimal dengan terus menggali pengetahuan, tidak hanya dilingkungan
sekolah melainkan di luar lingkungan sekolah sehingga menciptakan
siswa yang kritis terhadap materi yang disampaikan
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Ridwan Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum


2013, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014).
Al-Qarni Aidh, La Tahzan jangan bersedih, (Jakarta: Qisthi Press, 2004)
Arikunto Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara
2009), cet. 9
, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2006).
Bahri, Saiful Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
cet. 4
Buku Induk SMP Darussalam Panongna Tangerang, Tahun Ajaran 2014-2015
Daryanto, Pendekatan Pembelajaran SAINTIFIK Kurikulum 2013, (Yogyakarta:
Gava Media, cet. 1, 2014).
Hamalik Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
(Jakarta: PT. Bumi Aksara 2002).
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, ( Bandung: Pustaka Setia, 2011).
Kurniasih Imas, Perencanaan Pembelajaran Prosedur Pembuatan RPP, (Kata
Pena, cet. 1, 2014).
Nata, Abuddin, Sosiologi Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2014).
Profil Sekolah SMP Darussalam Panongan Tangerang Pada Tahun 2014
Proyek Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama.
Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. IAIN di Jakarta Direktorat
Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1984/1985. hal. 133
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, cet. 4, 2002)
, Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2014), cet. 4
Sadulloh Uyoh, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011).
Silberman, Men Active Learning 101 cara belajar aktif, (Bandung: Nuda Media,
2011).

71
72

SMP Darussalam Kab. Tangerang Laporan Perbulan April 2015, tahun pelajaran
2014-2015
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif R & D, (Bandung: Alfabeta,
2011).
, Metode Penelitian R & D, (Bandung: Alfabeta, 2007).
Suryana. A Toto, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Tiga Mutiara, 1997).
Thobroni. M, Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011)
Tirtahardja Umar, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, cet. 2,
2005).
www. Kapai.gp.id/artikel/implementasi
Yani Ahmad, Mindset Kurikulum 2013, (Bandung: Alfabeta, 2014

71
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMP Darussalam


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VIII/2
Standar : Membiasakan perilaku terpuji
Kompetensi
Kompetensi Dasar : Menjelaskan adab makan dan minum
Indikator  Menjelaskan pengertian adab makan dan minum
 Membaca dan mengartikan dalil naqli tentang adab
makan dan minum
 Menjelasakan tata krama makan dan minum dalam
berbagai situasi
 Menjelaskan fungsi adab makan dan minum dalam
kehidupan
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit ( 1 pertemuan)

Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat memahami adab makan dan minum melalui dalil naqlinya serta menjelaskan fungsinya
dalam kehidupan.
Karakter Siswa Yang Diharapkan: Dapat dipercaya (Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian (respect)
Tekun (diligence)
Tanggung Jawab (responsibility)
Kecintaan (Lovely)
Materi Pembelajaran
 Pengertian adab makan dan minum
 Dalil naqli tentang adab makan dan minum
 Tata krama makan dan minum dalam berbagai situasi
 Fungsi adab makan dan minum dalam kehidupan

Metode Pembelajaran
 Ceramah
 Tanya jawab
 Project Based Learning (PjBL)

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan
 Apersepsi
 Guru memotivasi siswa mengenai pentingnya berakhlak mulia.

Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
 Guru mengemukakan pertanyaan esensial yang bersifat eksplorasi pengetahuan yang telah
dimiliki siswa berdasarkan pengalaman belajarnya yang bermuara pada penugasan peserta
didik dalam melakukan suatu aktivitas.
 Guru Mengorganisir siswa kedalam kelompok-kelompok yang heterogen (4-5) orang.
Heterogen berdasarkan tingkat kognitif atau etnis
 Guru memfasilitasi setiap kelompok untuk menentukan ketua dan sekretaris secara
demokratis, dan mendeskripsikan tugas masing-masing setiap anggota kelompok.
 Guru dan peserta didik membicarakan aturan main untuk disepakati bersama dalam proses
penyelesaian proyek. Hal-hal yang disepakati: pemilihan aktivitas, waktu maksimal yang
direncanakan, sansi yang dijatuhkan pada pelanggaran aturan main, tempat pelaksanaan
proyek, hal-hal yang dilaporkan, serta alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu
penyelesaian proyek

2. Elaborasi
 Guru memfasilitasi peserta didik untuk membuat jadwal aktifitas yang mengacu pada waktu
maksimal yang disepakati.
 Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyusun langkah alternatif, jika ada sub aktifitas
yang molor dari waktu yang telah dijadwalkan.
 Guru meminta setiap kelompok menuliskan alasan setiap pilihan yang telah dipilih.
 Guru Membagikan Lembar Kerja siswa yang berisi tugas proyek dengan tagihan: 1)
menuliskan informasi yang secara eksplisit dinyatakan dalam tugas, 2) menuliskan beberapa
pertanyaan yang terkait dengan masalah/tugas yang diberikan, 3) menuliskan konsep-
konsep/prinsip-prinsip berdasarkan pengalaman belajarnya yang terkait dengan tugas, 4)
mengaitkan konsep-konsep yang dinyatakan secara eksplisit dalam tugas dengan konsep-
konsep/prinsip-prinsip yang dimiliki oleh siswa berdasarkan pengalaman belajarnya, 5)
melakukan dugaan-dugaan berdasarkan kaitan konsep poin 4), 6) menguji dugaan dengan
cara mencoba, 6) menarik kesimpulan
 Guru memonitoring terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek dengan
cara melakukan skaffolding jika terdapat kelompok membuat langkah yang tidak tepat dalam
penyelesaian proyek.

3. Konfirmasi
 Guru menanyakan kembali tentang materi yang telah disampaikan untuk menyamakan
presepsi tentang materi dimaksud
 Guru telah melakukan penilaian selama monitoring dilakukan dengan mengacu pada rubrik
penilaian.yang bertujuan: mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi
kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman
yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran
berikutnya
 peserta didik secara berkelompok melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang
sudah dijalankan. Hal-hal yang direfleksi adalah kesulitan-kesulitan yang dialami dan cara
mengatasinya dan perasaan yang dirasakan pada saat menemukan solusi dari masalah yang
dihadapi. Selanjutnya kelompok lain diminta menanggapi

Kegiatan Penutup
 Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam KD ini. Bermanfaat
atau tidak ? Menyenangkan atau tidak ?
 Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyimpulkan hasil temuan barunya,

Sumber Belajar
 Buku PAI Kelas VIII Tim Abdi Guru Penerbit Erlangga
 LKS MGMP PAI SMP
 Mushaf Al-Quran
Penilaian
Teknik
 Tes tertulis
Bentuk Instrumen
 Tes uraian

Instrumen
1. Jelasakan pengertian adab makan dan minum!
2. Tulislah dalil naqli tentang adab makan dan minum!
3. Bagaimana tata krama makan ketika di rumah?
4. Bagaimana tata krama makan dan minum saat di jamuan makan?
5. Jelasakan fungsi adab makan dan minum dalam kehidupan!

Tangerang, Januari 2015


Mengetahui Guru Mapel PAI
Kepala Sekolah

Drs. Isep Rusmawan, MM. Asep Saefullah, S.Pd.I


NIP. NIP.

Saran Kepala Sekolah :


...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMP Darussalam


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VIII/2
Standar : Membiasakan perilaku terpuji
Kompetensi
Kompetensi Dasar : Menampilkan contoh adab makan dan minum
Indikator  Membedakan kebiasaan makan minum yang baik dan
yang kurang baik
 Mensimulasikan tata krama (adab) makan dan minum
dalam berbagai situasi
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit ( 1 pertemuan)

Tujuan Pembelajaran
Siswa mamahami perbedaan makan minum yang baik dan yang kurang baik dan mensimulasikannya.
Karakter Siswa Yang Diharapkan: Dapat dipercaya (Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian (respect)
Tekun (diligence)
Tanggung Jawab (responsibility)
Kecintaan (Lovely)

Materi Pembelajaran
 Perbedaan makan minum yang yang baik dan yang kurang baik
 Simulasi tata krama (adab) makan dan minum dalam berbagai situasi

Metode Pembelajaran
 Ceramah
 Tanya jawab
 Project Based Learning (PjBL)

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan
 Apersepsi
 Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil.

Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
 Guru mengemukakan pertanyaan esensial yang bersifat eksplorasi pengetahuan yang telah
dimiliki siswa berdasarkan pengalaman belajarnya yang bermuara pada penugasan peserta
didik dalam melakukan suatu aktivitas.
 Guru Mengorganisir siswa kedalam kelompok-kelompok yang heterogen (4-5) orang.
Heterogen berdasarkan tingkat kognitif atau etnis
 Guru memfasilitasi setiap kelompok untuk menentukan ketua dan sekretaris secara
demokratis, dan mendeskripsikan tugas masing-masing setiap anggota kelompok.
 Guru dan peserta didik membicarakan aturan main untuk disepakati bersama dalam proses
penyelesaian proyek. Hal-hal yang disepakati: pemilihan aktivitas, waktu maksimal yang
direncanakan, sansi yang dijatuhkan pada pelanggaran aturan main, tempat pelaksanaan
proyek, hal-hal yang dilaporkan, serta alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu
penyelesaian proyek

2. Elaborasi
 Guru memfasilitasi peserta didik untuk membuat jadwal aktifitas yang mengacu pada waktu
maksimal yang disepakati.
 Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyusun langkah alternatif, jika ada sub aktifitas
yang molor dari waktu yang telah dijadwalkan.
 Guru meminta setiap kelompok menuliskan alasan setiap pilihan yang telah dipilih.
 Guru Membagikan Lembar Kerja siswa yang berisi tugas peroyek dengan tagihan: 1)
menuliskan informasi yang secara eksplisit dinyatakan dalam tugas, 2) menuliskan beberapa
pertanyaan yang terkait dengan masalah/tugas yang diberikan, 3) menuliskan konsep-
konsep/prinsip-prinsip berdasarkan pengalaman belajarnya yang terkait dengan tugas, 4)
mengaitkan konsep-konsep yang dinyatakan secara eksplisit dalam tugas dengan konsep-
konsep/prinsip-prinsip yang dimiliki oleh siswa berdasarkan pengalaman belajarnya, 5)
melakukan dugaan-dugaan berdasarkan kaitan konsep poin 4), 6) menguji dugaan dengan
cara mencoba, 6) menarik kesimpulan
 Guru memonitoring terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek dengan
cara melakukan skaffolding jika terdapat kelompok membuat langkah yang tidak tepat dalam
penyelesaian proyek.

3. Konfirmasi
 Guru menanyakan kembali tentang materi yang telah disampaikan untuk menyamakan
presepsi tentang materi dimaksud
 Guru menanyakan kembali tentang materi yang telah disampaikan untuk menyamakan
presepsi tentang materi dimaksud
 Guru telah melakukan penilaian selama monitoring dilakukan dengan mengacu pada rubrik
penilaian.yang bertujuan: mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi
kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman
yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran
berikutnya
 peserta didik secara berkelompok melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek
yang sudah dijalankan. Hal-hal yang direfleksi adalah kesulitan-kesulitan yang dialami dan
cara mengatasinya dan perasaan yang dirasakan pada saat menemukan solusi dari masalah
yang dihadapi. Selanjutnya kelompok lain diminta menanggapi

Kegiatan Penutup
 Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam KD ini. Bermanfaat
atau tidak ? Menyenangkan atau tidak ?
 Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyimpulkan hasil temuan barunya,

Sumber Belajar
 Buku PAI Kelas VIII Tim Abdi Guru Penerbit Erlangga
 LKS MGMP PAI SMP
 Mushaf Al-quran
Penilaian
Teknik
 Tes tertulis

Bentuk Instrumen
 Tes uraian

Instrumen
Diskusikan perbedaan makan minum yang baik (sesuai dengan adab/ajaran Islam) dengan
makan dan minum yang kurang baik.

Tangerang, Januari 2015


Mengetahui Guru Mapel PAI
Kepala Sekolah

Drs. Isep Rusmawan, MM Asep Saefullah, S.Pd.I


NIP. NIP.

Saran Kepala Sekolah :


...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMP Darussalam


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VIII/2
Standar : Membiasakan perilaku terpuji
Kompetensi
Kompetensi Dasar : Memperaktekkan adab makan dan minum dalam kehidupan
sehari-hari
Indikator  Membiasakan diri bertata krama ketika makan dan
minum di rumah maupun di kantin sekolah.
 Membiasakan diri bertata krama ketika makan dan
minum di rumah makan, resepsi, atau dalam situasi yang
lain.
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit (1 pertemuan)

Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat bertata krama ketika makan dan minum di rumah, kantin sekolah, di rumah makan,
resepsi, atau dalam situasi yang lain.
Karakter Siswa Yang Diharapkan: Dapat dipercaya (Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian (respect)
Tekun (diligence)
Tanggung Jawab (responsibility)
Kecintaan (Lovely)

Materi Pembelajaran
 Pembiasaan diri bertata krama ketika makan dan minum di rumah maupun di kantin sekolah.
 Pembiasaan diri bertata krama ketika makan dan minum di rumah makan, resepsi, atau dalam
situasi yang lain.

Metode Pembelajaran
 Ceramah
 Tanya jawab
 Project Based Learning (PjBL)

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan
 Apersepsi
 Guru memotivasi siswa mengenai indahnya makan minum yang beradab.

Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
 Guru mengemukakan pertanyaan esensial yang bersifat eksplorasi pengetahuan yang telah
dimiliki siswa berdasarkan pengalaman belajarnya yang bermuara pada penugasan peserta
didik dalam melakukan suatu aktivitas.
 Guru Mengorganisir siswa kedalam kelompok-kelompok yang heterogen (4-5) orang.
Heterogen berdasarkan tingkat kognitif atau etnis
 Guru memfasilitasi setiap kelompok untuk menentukan ketua dan sekretaris secara
demokratis, dan mendeskripsikan tugas masing-masing setiap anggota kelompok.
 Guru dan peserta didik membicarakan aturan main untuk disepakati bersama dalam
proses penyelesaian proyek. Hal-hal yang disepakati: pemilihan aktivitas, waktu
maksimal yang direncanakan, sansi yang dijatuhkan pada pelanggaran aturan main,
tempat pelaksanaan proyek, hal-hal yang dilaporkan, serta alat dan bahan yang dapat
diakses untuk membantu penyelesaian proyek

2. Elaborasi
 Guru memfasilitasi peserta didik untuk membuat jadwal aktifitas yang mengacu pada waktu
maksimal yang disepakati.
 Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyusun langkah alternatif, jika ada sub aktifitas
yang molor dari waktu yang telah dijadwalkan.
 Guru meminta setiap kelompok menuliskan alasan setiap pilihan yang telah dipilih.
 Guru Membagikan Lemba Kerja siswa yang berisi tugas peroyek dengan tagihan: 1)
menuliskan informasi yang secara eksplisit dinyatakan dalam tugas, 2) menuliskan beberapa
pertanyaan yang terkait dengan masalah/tugas yang diberikan, 3) menuliskan konsep-
konsep/prinsip-prinsip berdasarkan pengalaman belajarnya yang terkait dengan tugas, 4)
mengaitkan konsep-konsep yang dinyatakan secara eksplisit dalam tugas dengan konsep-
konsep/prinsip-prinsip yang dimiliki oleh siswa berdasarkan pengalaman belajarnya, 5)
melakukan dugaan-dugaan berdasarkan kaitan konsep poin 4), 6) menguji dugaan dengan
cara mencoba, 6) menarik kesimpulan
 Guru memonitoring terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek dengan
cara melakukan skaffolding jika terdapat kelompok membuat langkah yang tidak tepat dalam
penyelesaian proyek.

3. Konfirmasi
 Guru menanyakan kembali tentang materi yang telah disampaikan untuk menyamakan
presepsi tentang materi dimaksud
 Guru telah melakukan penilaian selama monitoring dilakukan dengan mengacu pada
rubrik penilaian.yang bertujuan: mengukur ketercapaian standar, berperan dalam
mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang
tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam
menyusun strategi pembelajaran berikutnya
 peserta didik secara berkelompok melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek
yang sudah dijalankan. Hal-hal yang direfleksi adalah kesulitan-kesulitan yang dialami dan
cara mengatasinya dan perasaan yang dirasakan pada saat menemukan solusi dari masalah
yang dihadapi. Selanjutnya kelompok lain diminta menanggapi

Kegiatan Penutup
 Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam KD ini. Bermanfaat
atau tidak ? Menyenangkan atau tidak ?
 Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyimpulkan hasil temuan barunya,

Sumber Belajar
 Buku PAI Kelas VIII Tim Abdi Guru Penerbit Erlangga
 LKS MGMP PAI SMP
 Mushaf Al-Quran
Penilaian
Teknik
 Unjuk kerja
Bentuk Instrumen
 Tes simulasi

Instrumen
Lakukan kegiatan pembiasaan makan dan minum di rumah, kantin sekolah, di rumah makan,
resepsi, atau dalam situasi yang lain. Buatlah laporan dan tulislah kesan-kesanmu.

Tangerang, Januari 2015


Mengetahui Guru Mapel PAI
Kepala Sekolah

Drs. Isep Rusmawan, MM. Asep Saefullah, S.Pd.I


NIP. NIP.

Saran Kepala Sekolah :


...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
LEMBAR DESAIN PROYEK

Pertanyaan

Judul Proyek Menangani Masalah Pencegahan Makanan dan Minuman yang


haram di Sekolah

Nama Kelompok

Kelompok 1 (Satu)
Alat dan Bahan Alat

Bahan

Prosedur Kerja

1. Mengapa kelompokmu mengambil judul proyek tersebut?


2. Mengapa kalian yakin bahwa kelompok kalian akan menyelesaikan proyek tepat
waktu?
Desain (rencana) penyelesaian tugas proyek
No Deskripsi Kegiatan Petugas
1 Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber Semua anggota kelompok
misal : pedagang kantin,bagaimana ciri-ciri
makanan dan minuman yang halal dan haram?
2 Mencari atau mengamati atau menyelidiki makanan Semua anggota kelompok
dan minuman halal yang ada di lingkungan sekolah
(kantin).
3 Menulis catatan serta memfoto atau merekam Semua anggota kelompok
makanan dan minuman halal yang ada di lingkungan
sekolah (kantin). Dengan kamera atau ponsel

4 Konsultasi guru terkait dengan kegiatan yang sudah Semua anggota kelompok
dilakukan
5 Membuat laporan dalam bentuk paparan atau Anggota 3 dan anggota 4
presentasi serta anggota 5 dari
kelompok
6 Membuat laporan dalam bentuk majalah dinding Anggota 1 dan anggta 2 dari
kelompok
7 Membuat undangan yang hadir dari kelas lain dan Anggota 1 dan anggota 2 dari
guru lain pada waktu presentasi kelompok

8 Konsultasi guru terkait dengan kegiatan yang sudah Semua


dilakukan anggota kelompok
9 Persiapan presentasi(pengecekan kelas yang akan Semua anggota kelompok
digunakan, papan untuk menempelkan majalah
dinding, lcd, dll)
10 Perencanaan presentasi Anggota 3 dan anggota 4 dan
anggota 5 dari kelompok
11 Pelaksanaan presentasi Semua anggota kelompok
12 Mencatat komentar dan saran dari teman teman dan Semua anggota kelompok
guru
TABEL MANAJEMEN TUGAS

Tugas Tanggal Penyelesaian Penanggung Keterangan


Jawab
Sekolah : SMP Darussalam Panongan
Mata Pelajaran : PAI
Judul Proyek : Menangani Masalah Pencegahan Makanan
dan Minuman yang haram di Sekolah

Penilaian Tugas proyek


Alokasi Waktu :
Nama Kelompok :

Aspek yang dinilai Kriteria penskoran


Nama Tahap Tahap Tahap 4 = tanpa kesalahan
Skor Nilai 3 = ada sedikit
No Kelompok Persiapan Pelaksanaan Pelaporan
kesalahan
1.
2 = ada banyak
2.
kesalahan
3. 1= tidak melakukan
4. kegiatan yang
5. ditugaskan
Skor maksimal = 12
Skor minimal = 4
Nilai =
Tahun Pelajaran : 2015
Periode Penyelesaian :
Rubrik Penilaian Tugas
Proyek
Skor
NO Kategori Keterangan
1 2 3 4
1 Persiapan 4= pembagian tugas anggota kelompok, pembu-atan rencana
penyelesaian proyek, pembuatan rencana jadwal,
perencanaan persiapan peralatan, pembuatan rencana
undangan pembuatan rencana presentasi sudah lengkap
3 = sebagian besar sudah ada pembagian tugas anggota
kelompok, pembuatan rencana penyelesaian proyek,
perencanaan persiapan peralatan, pembuatan rencana
jadwal, pembuatan rencana undangan pembuatan
rencana presentasi secara lengkap
2 = sebagian kecil sudah ada untuk pembagian tugas anggota
kelompok, pembuatan rencana penyelesaian proyek,
perencanaan persiapan peralatan, pembuatan rencana
jadwal, pembuatan rencana undangan pembuatan
rencana presentasi
1= tidak ada untuk pembagian tugas anggota kelompok,
pembuatan rencana penyelesaian proyek, perencanaan
persiapan peralatan, pembuatan rencana jadwal,
pembuatan rencana undangan pembuatan rencana
presentasi secara lengkap
2 Pelaksanaan 4 = item nomer 1, 2, 3 dan 4 dalam deskripsi kegiatan pada
desain penyelesain proyek sudah dilaksanakan lengkap
3 = item nomer 1, 2, 3 dan 4 dalam deskripsi kegiatan pada
desain penyelesain proyek sebagian besar sudah
dilaksanakan
2 = item nomer 1, 2, 3 dan 4 dalam deskripsi kegiatan pada
desain penyelesain proyek sebagian kecil sudah
dilaksanakan
1= item nomer 1, 2, 3 dan 4 dalam deskripsi kegiatan pada
desain penyelesain proyek tidak dilaksanakan
3 Pembuatan Presentasi 4= item nomer 5 s.d.12 dalam deskripsi kegiatan pada desain
atau majalah Dinding penyelesain proyek sudah dilaksanakan
3= item nomer 5 s.d.12 dalam deskripsi kegiatan pada desain
penyelesain proyek sebagian besar sudah dilaksanakan
2= item nomer 5 s.d.12 dalam deskripsi kegiatan pada desain
penyelesain proyek sebagian kecil sudah dilaksanakan
1= item nomer 5 s.d.12 dalam deskripsi kegiatan pada desain
penyelesain proyek tidak dilaksanakan
RIWAYAT HIDUP GURU PAI

Dra. Sri Hastuti Hasan dilahirkan di Tangerang Propinsi Banten


pada tanggal 01 Juni 1972, dari keluarga yang sederhana berasal dari desa
Pasirnangka, Kelurahan Pasirnnagka, kecamatan Tigaraksa, Kabupaten
Tangerang, Banten.
Pendidikan SDN Cogreg 1, tamat pada tahun 1984 dan menempuh
Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTS) Daar el qolam hingga lulus pada
tahun 1987, kemudian melanjutkan ke Sekolah Madrasah Aliyah ( MA)
Daar el qolam hingga lulus pada tahun 1990, kemudian melanjutkan ke
Fakultas Syariah tahun 1992, hingga selesai pada tahun 1996 sehinggga
berhak menyandang gelar sarjana, dari IAIN Sunan Djati Serang.
Sejak tahun 1997 sampai sekarang menjadi guru tetap di SMP
Darussalam Panongan sebagai guru Pendidikan Agama Islam. Allah
menitipkan satu orang suami dan 1 orang anak, Sandytia Fahma Alfarizki.
Kesatu anak saya masih dalam proses pendidikan.

Demikian sekilas profil untuk memudahkan berkomunikasi.


RIWAYAT HIDUP

Asep Saefullah, S.Pd.I dilahirkan di Tangerang Desa. Peusar, kec.


Panongan Propinsi Banten lahir pada tanggal 10 Juni 1990, dari keluarga
sederhana yang sederhana.
Pendidikan MI Nurul Islam Sempur masuk pada tahun 1996, tamat
pada tahun 2002 dan masuk Sekolah MTS Fathul Ibaad tahun 2002, tamat
pada tahun 2005, kemudian melanjutkan ke Sekolah Madrasah Aliyah
(MA) masuk pada tahun 2005 hingga lulus pada tahun 2009, kemudian
melanjutkan ke Fakultas Tarbiyah tahun 2009 hingga selesai pada tahun
2013, sehinggga berhak menyandang gelar sarjana agama (S.Pd.I) dari
STIT Daaru Fatah Kota Tangerang Selatan, Pondok Aren.
Sejak tahun 2009 sampai sekarang menjadi guru tetap di SMP
Darussalam Panongan sebagai guru Pendidikan Agama Islam.

Demikian sekilas profil untuk memudahkan berkomunikasi.


PEDOMAN WAWANCARA

1. Pada contoh pembahasan materi apa bapak menggunakan


Pembelajaran Project Based Learning?
2. Apa pendapat bapak tentang Pembelajaran Project Based Learning?
3. Apa yang bapak rasakan ketika menggunakan pembelajaran Project
Based Learning?
4. Ada berapa fase dalam pembelajaran Project Based Learning?
5. Apa yang bapak lakukan pada fase :
a. ke-1
b. ke-2
c. ke-3
d. ke-4
e. ke-5
f. ke-6
6. Menurut bapak Apa kelebihan pembelajaran Project Based Learning?
7. Menurut bapak apakah pembelajaran Project Based Learning
mempunyai kelemahan? kalau ada apa saja?
8. Bagaimana sikap dan semangat belajar siswa ketika mengikuti
pelajaran menggunakan Project based learning?
9. Apa kesulitan yang bapak hadapi dalam menerapkan pembelajaran
Project Based Learning?
10. Apa saran anda untuk mengatasi kesulitan tersebut ?
11. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam
penerapan pembelajaran Project Based Learning?
12. Apa saran bapak untuk guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
?
13. Berikan kesimpulan apakah dalam materi pembelajaran materi ini
sebaiknya setiap guru menggunakan metode Project Based Learning
atau tidak?
BERITA WAWANCARA

Interview : Asep Saefullah, S.Pd.I

Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam

Hari / Tanggal : 16 Februari 2015

Pokok Pembahasan :

1. Pertanyaan: Pada contoh pembahasan materi apa bapak


menggunakan pembelajaran Project Based Learning?
Jawaban: Pembahasan makanan dan minuman pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam.
2. Pertanyaan: Apa pendapat bapak tentang Pembelajaran Project
Based Learning?
Jawaban: Metode ini lebih menarik dan membuat siswa senang
karena mereka dapat dengan bebas menuangkan ide dan kreasinya
dalam belajar
3. Pertanyaan: Apa yg bapak rasakan ketika menggunakan
Pembelajaran Project Based Learning?
Jawaban: Alhamdulillah, saya sebagai guru Pendidikan Agama Islam
setelah menggunakan Pembelajaran Project Based Learning saya
merasa bahagia dan bangga melihat siswa aktif dan semangat di dalam
proses belajar.
4. Pertanyaan: Ada berapa fase dalam pembelajaran Project Based
Learning?
Jawaban: Ada 6 Fase dalam pembelajaran Project Based Learning.
5. Pertanyaan: Apa yang bapak lakukan pada fase- fase tersebut?
Jawaban:
a. ke-1 : Menentukan pertanyaan mendasar
b. ke-2 : Mendesain perencanaan proyek
c. ke-3 : Menyusun jadwal
d. ke-4 : Pengamatan terhadap peserta didik dan kemajuan proyek
e. ke-5 : Penilaian
f. ke-6 : Evaluasi
6. Pertanyaan: Menurut bapak apa kelebihan pembelajaran Project
Based Learning?
Jawaban: Kelebihan pembelajaran Project Based Learning
diantaranya
 Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar,
mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan
penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
 Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan Membuat
peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan
problem-problem yang kompleks
 Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan
praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi
waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk
menyelesaikan tugas.
 Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga
peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
7. Pertanyaan: Menurut bapak apakah pembelajaran Project Based
Learning mempunyai kelemahan? kalau ada apa saja?
Jawaban: Setiap metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan
kekurangan tak terkecuali pembelajaran Project based Learning.
Kelemahan- kelemahan nya adalah sebagai berikut:
 Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah
 Membutuhkan biaya yang cukup banyak
 Banyaknya peralatan yang harus disediakan
 Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja
kelompok
8. Pertanyaan: Bagaimana sikap dan semangat belajar siswa ketika
mengikuti pelajaran menggunakan Project based learning?
Jawaban: Sikap siswa sangat baik mereka sangat semangat
mengikuti pelajaran. Karena belajar bukan Cuma hanya menghapal
tapi mempraktekannya langsung dengan tugas proyeknya yang
berhubungan dengan materi pelajaran.
9. Pertanyaan: Apa kesulitan yang bapak hadapi dalam menerapkan
pembelajaran Project Based Learning?
Jawaban: diawal pembelajaran kita harus sabar mengingat siswa
belum terbiasa dengan metode ini. Terkadang siswa masih harus
dibantu dalam mencari sumber belajar
10. Pertanyaan: Apa saran anda untuk mengatasi kesulitan tersebut ?
Jawaban: Guru harus siap menjadi fasilitator dalam menyediakan
sumber belajar dan terus memotivasi siswa agar lebih kreatif mencari
sendiri sumber belajar yang dibutuhkan.
11. Pertanyaan: Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat
dalam penerapan pembelajaran Project Based Learning?
Jawaban: faktor pendukung dalam PjBL adalah: adanya sarana dan
sumber belajar yang memadai, minat belajar siswa yang tinggi serta
semangat dan profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam dalam
membimbing anak didiknya, sedangkan faktor penghambat antara
lain: pembelajaran Project Based Learning membutuhkan banyak
tambahan waktu yang cukup banyak serta penggunaan biaya yang
tidak sedikit dalam pembuatan proyeknya.
12. Pertanyaan: Apa saran bapak untuk guru mata pelajaran pendidikan
agama Islam?
Jawaban: saran saya gali terus kreativitas dan inovasi dalam
mengembangkan model-model pembelajaran sehingga pembelajaran
dapat semakin bermakna.
13. Pertanyaan: Berikan kesimpulan apakah dalam materi pembelajaran
materi ini sebaiknya setiap guru menggunakan metode Project Based
Learning atau tidak?
Jawaban: Iya, karena model pembelajaran ini mengajak siswa
bahwasannya belajar tidak hanya menghafal saja tetapi mempraktekan
langsung ide-ide mereka yang dituangkan dalam bentuk tugas proyek.
F a

LAPORAN FOTO PENELITIAIY


Fi

LEMBAR UJI RET'ERENSI

Nnma t Hrfti Nupus Galbina

I\ilM : 109011000053

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : '?enerepan Pembelaiaran Praiect Based


Lcaming Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMP l)arusssalam Tangerang'
Parafdoscn
Referensi Judul Buku dan Pembimbins
NO Ilatram*n
Nama Pengarzng Siti Khadijeh,
MA
BAB I
Uyoh Sadullotu Pengantar
I Filsafat Pendidikan, @andung: I
Alfabeta 201l)- h. 57
2 AbuddinNata Sosiologi
Pendidikon Islam, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2014), cet 2
l. h.82

3 Aidh alqanri, La TakzanJangan


Bersedih, (Jakarta: Qisthi Pt€ss, 2
2004)- h.391
4 Ramayulis, Metodologt
a
P e ndi dikon I s I am, (Jakarta: J
Kalam Mulia 2014)cet, 4.h-21
5 Ramayulis, Emu P endidikan
Islam, (Jakarta: Kalarn Mulia, 3
2002)- h. 3
6 M. Thobroni, Belajm dan
Pembelajaran" ( Yogyakarta: Ar- 3
Rrrzz media 2011), h. 20
Melvin Silbennan, Active
Learning 101 cara belajar siswa
7 chfi (Bau&me:NedaMedia" 4
2or 1) h" 9

Daryanto, Pendekatan
8 5
Pembelaiwan Saintifik
Fr! !

Kurihium 2A I 3, (Yogyakarta:
GavaMediu2AA',. cet. 1, h.23
BAB II
1
Daryanto,pende*,atan
Pembelajaran Saintifik
9 Kurihtlum 2 0 I 3, (Yogyakuta: I
Gava Medi420l4),
cet. 1. h.23
Ridwan AMullah Sani,
P e mb e I aj ar an S aint ifi k ant uk
10 Implementasi Kurihtlum 20 I 3 9
(Jakarta: Bumi Aksara, 2AI4).
CeL l. h"172-173
Ridwan AMullah Sani,
P e mb e I aj ar an Saintifi k untuk
ll Implementasi Kurihilum 20 I 3 10
(Jakarta: Bumi Aksara 2014).
Cet. 1. h-23-24
Umar Tirtarahardj 4 P e ngant w
Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka
t2 l0
cipta 2005). cet" 2. h" 207

Imas Kurnias il4 P e r e nc ana an


Pembelajaran Prasedur
l3 l0
P embuotan RP P {Katfl Pur4
2014). CeL oertama. h.36
RidwanAbdullah Sani,
P emb el aj ar an Saintifik untuk
l4 Implementasi Kurikulum 2 0 I 3 lt
(Jakarta: Bumi Aksara, 2AA)"
Cet, l. h,175-176
AlNmad Yani, Mindset Kurikulum
t5 2013. @andung: Alfabeta 2014), ll
h. 138
Ridwan Abdullah Sani,
P emb e I aj or an Ssint iJik untuk
l6 Implementasi Kurikulum 20 1 i ll
(Jakarta: Bumi Aksara 2014).
Cet" l. h.176
Hamdani, Strategi Belajar
Mengaj ar, @andrxrg: CV.
t7
Pustaka Setia 201 l), t 276
ll
"

Ridwan Abdullah Sani,


18 P e mb el aj aran Saint ifik untuk t2
Implementasi Kurihium 2 0 1 i
F! 'a

(Jakarta: Bumi Aksara, 2AM), h.


172 1
Imas Kurniasih dan Berlin Sani,
P er enc anaan P e mb e I aj ar an
19 t2
Prosedur Pembuat RPP. (Kata
Pena" 2014). Cet, 1. h,36
Daryanlo, pendekatan
Pembelajaran Saintifik
20 l3
IQtriktlum 2 0 I 3, (Yogyakarta:
Gava Media" 2014), c,et. l, b" 24
Ridwan AMullah Sani,
Pembelajarcn Saintifik untuk
Implementasi Kurihium 2013
2t t3
(Jakarta; Bumi Aksara, 24rc).
h.173

Ibid,.h.l74 t4
22

Lnas Kurniasih dan Berlin Sani,


e laj ar an
P er enc anaan P emb
23 15
Prosedur Pembuat RPP. (Kata
Pena 2014\. Cet 1.h,24
Ridwan AMullah Seni, op, crt,.
24 h.176 16

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi


3
25
Belajar Mengajar, (Jakarta:
l6
Rineka Ciptu, 2010), cet. 4. h. 83

Daryanto, pendekatan
Pembelajaran SaintiJik
26 krihrltnn 2013, (Yogyakarta: t7
GavaMediq 2014),cet. l, tfl.25

Ridwan Abdullatr Sani,


P emb e I qi ar an Satntifi k unt uk
27 hnplewentasi Kurikulum 2 0 I 3 18
(Jakarta: Bumi Aksara 2014).
CeL 1. hil-177-17&
Harrdani, Strategi Belojar
28
Mengajar, (Bandrmg : Pustaka
l8
Setiq 20t4),h.276

Ahmad Yani, Mindset Kurihium


29 2013. (Ban&ng. Alfaka, 2A14), zt
h.138
Ridwan Abdultrah Sani,
Pembel*j aran Scintifi k untuk
30 Irnplenrentasi Kurifulum 2 0 I 3 23
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014).
Cet" 1. h, 180-l8l
31 Ibid,.h" 183 23
Imas Kurniasih dan Berlin Sani,
Perencanaan Pembelajaran
32 Prosedur Pembuat RPP. (Kata 23
Penq 2014). Cet, l. h,36-38

Daryanto, pendekntan
P e mb e I aj ar an Sa int iJi k
33 25
Kurihrlum 20 I 3, (Yogyakarta:
GavaMedia 2014). cet. l. h. 139
A. Toto Snryma, Pendidikan
34 Agoma Islam @andung: Tiga 26
Mutiara 1994. h,30
Abuddin Nata, Sosiologi
Pendidikan Islam. (Jakarta: PT
35 RajaGrafindo Persada 2014). h 26
t5l-152

36 A. Toto Suryana, op, cit,. h.30-31 27

Abuddin Nata Sosiologi


Pendidikan Islam. (Jakarta: PT
f7 Raja Grafindo Persada, 2014). 29
Cet. l, hlm. 80

A. Toto Suryana, dkh


P endidikanAgama Islam.,
38 (Bandmg: Tiga Mutiar4 1997), 30
hal.l35

Oemar Hamatih Perencanaan


P engaj ar an Ber da s ar kan
39 3I
Pendekatan Sistem. (Jakarta: PT.
Burni Aksara 2A02't, lilm. 32
Ramayulis, Metodologi
Pendidiksn Agawa Islam
40 (Jakarta: Kalam Muli42014) cet, 31
4.h,34
q

Abuddin Natq Sosiologi


Pendidikan Islsm, (Jakarta: PT.
4t RajaGrafindo Persada, 2014), eet 35
l. tr 134
IB Siswa Penguuh Pembelajman
Berbasis Proyek dalam
Pembelajaran Kimia Terhadap
Keterampilan Proses Sains
42 Ditinjau dari Gaya Kognitif 37
Siswa, E-Journal Program Pasca
sarjana Universrtas Pendidikan
Ganesha, vol.3,2013

BAB III
Sugiyono, Metofu Penelitian R &
D. @andtmg: Alfabeta 2007), h.
43 38
I

Suharsimi Arikunto, Dasar-


Dasm Evalwasi Pendidikart
M (Jakarta: Bumi Aksaq 2009), cet.
40
g, h.30

Sugiono, Metode Penelitisn


45
Pendidikon Pendekatan
knlrtatif,, dan R&D, (Bandung: 40
Alfabeta" 2011), aet.12, h. 1954
Suharsimi Arikunto, Prasedur
Penelitian Sustu Pendekatan
46 Prakih (Jakarta: PT. Rineka 40
Ciptu,2010), cet. 14, h. 201

47 Sugiyono, op, crt,. h,272-273


41

48 Ibid,.h.330 42

Sugiyono, Metode Penelitian


if
pendi di kan p ende kat an fu al i t at
49 dilengkapi dengan Metode R&D. 43
@andung: Alfabetq 20ll), h.345
E

I
BAB IV ".)
Profil Sekolah SMP Darussalarn
50 Panongan Tangerang Pada Tatrm 45
2014

Buku Induk Sisrra SMP


51 Darussalam Panongan Tangerang, 46
Tahun Ajaran 2AW-2015

Analisis dokumen Laporan


Perbulan April 2015, SMP
52 Darussalam Kab.Tangerang 48
tahun pelajaran 201 4-ZAl 5

SMP Darussalam Kab. TangefiIl&g


53
Laporan Perbulan April 2415, 49
tahun pelajaran 2Al 4-2Al 5

Observasi Bapak Asep Saefullah,


S.Pd.I (Guru PAI SMP
54 54
Danrssalam)

Hasil Wawancara Bapak Asep


Saefirllah, S.Pd (Guru PAI SMP
55 55
Darussalam)

Hasil $/awancara Bapak Asep


56 Saefirllah, S.Pd (Guru PAI SMP 57
Darussalam)
Ridwan AMullah Sani,
P e mb e I aj ar an Saintifi k untuk
57 Implementasi Kurifubm 2A I 3 59
(Jakafra: Bumi Aksara z0lq.
Cet, l. h, 180-181
Ridwan AMullah Sani,
Pembelajaran Saintifik untuk
Imple*wntasi Y"urikulum 2013
58 6t
(Jakmta: Bumi Aksara, 2A14).
CeL 1. \ 182

Umar Tirtarahardja, Pengantar


59 62
Pendidikon (Jakarta: PT.Rineka
Cipta 200il. CeL2. tt" 207 .
Hasil Observasi di SMP
Darussalam di kelas VIII.A
dengan Bapak Asep Saefullah(
Guru SMP Darussalam

Hasil Observasi di SMP


Darussalam di kelas VIII.A
dengan Bapak Asep Saefullah(
Guru SMP Darussalam

Hasil wawancma Ibu Dr4 Sri


Hastuti (Guru PAI SMP

Ridwan Abdullah Sani,


P e mb e I aj aran Saint ifi k untuk
Impl ement asi Kurikulum 2 A I 3
(Jakarta: Btrmi Aksam, zDru)"

Hasil wawancara Bapak Asep


Saetullalr" S.Pd.I (Guru PAI SMp

Hasil wawancara Ibu Dra, Sri


Hastuti (Guru PAI SMP

Hasil wawancala Ibu Dra, Sri


Hastuti (Guru PAI SMP

Jal€rta" 07 Januari 2016


Pembimbing

'.197N727 1997A3 2 W4
No Dokumen : FITK-FR-AKD-082
I<CTVITruTERIAN AGAMA
: l Maret 2010
UIN JAKARTA FORM (FR) Revisi: : 01
No.
lrrr:l FITK : 'ii'i
ILIIITI Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia
Haf
'-2"
SURAT PERMOHONAN IZIN K'EN IELI I IAN
Jakarta, 28 Januari 2015
Nomor : Un.01/F.1/KM.01 .31.0.t.rn015
Lamp. :-
Hal : Permohonan lzin Penelitian

Kepada Yth.
K6;i; sekolah SMP Darussalam Panongan Tangerang
di
Tempat

Assal am u' al aiku m wr.wb.


Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Nama : Hayati Nufus Galbina

NIM : 109011000053
Jurusan : Pendidikan Agama lslam
Semester :Xll
Judul skripsi :"Penerapa n Proiect Based Learning Pada Pembelajaran

pendidikan Agama lslam Di sMP Darussalam Panongan Tangerang"


adalah Lrenar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Jaka.tta.yang
penelitian (r"itet) di
sedang menyusu; skripsi, dan .akan mengadakan
m.i"niiit"kolih/madrasah yang Saudara pimpin'
tersebut
untuk itu kami mohon saudara dapat mengizinkan mahasiswa
melaksanakan penelitian dimaksud'
terima kasih'
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan

Wassal am u' al aikum wr.wb.

ikan Agama Islam

M.Ag
198703 I 005
Tembusan:
1. Dekan FITK
2. Pembantu Dekan Bidang Akademik
3. Mahasiswa Yang bersangkutan
YAYASAN MADANIA DARUSSAI,AM
SEKOI-AH DARUSSAI-A]\,I PANIONGAhI
AlamacJlH.lvtasirun Rr01/03 N0.32 KeL MetarbaktiT+. 0S521835 0403
Panoogan'l'ange"a"g Banten 15710

SI]RAT KETERANGAN
Nomor : ffiS/SMP DARSAUtrfr0lS

Yang bertanda tangan dibawah ini


Nama : Drs.Isep Rusmawan, MM
NIP :-
Jabatan : Ke,pala Sekolah

Dengan ini menerangkan bahwa :

Nama : HayatiNupus Galbina


NIM :109011000053
Jurusan/Prodi : PendidikanAgama Islam
Pergrruan Tingg : Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN)
Telah melaksanakan penelitian di sekolah SMP Darussalam guna merlyelesaikan skripsinya
yang berjudul Penerapan Pembetajann hoject Basd Lurning Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Damssalam Tangerang. Terhitung dari bulan
Januari sampai bulan Maret 2015.

Tangerang 30 Maret2015

seroun uarurGnil
PERTA[JI,A,
BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama lengkap Hayati Nupus Galbina lahir di Kabupaten


Tangerang Provinsi Banten pada tanggal 24 Mei 1991 merupakan
anak terakhir dari 9 bersaudara. Penulis lahir dari pasangan suamu
istri Bapak H. Hasan Subandi (Alm) dan Ibu Hj. Khaeriyah.
Penulis sekarang bertempat tinggal di RT. 005 RW. 001 Desa
Pasirnangka Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang Banten.

Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti yaitu Taman Kanak-


Kanak pada tahun 1998, dan melanjutkan Sekolah Dasar di SDN Cogreg 1 Pasirnangka
pada tahun 1999 sampai tahun 2000. Serta melanjutkan Sekolah Madrasasah Tsanawiyah
Miftahul Huda Pairnangka tahun 2006, dan menyelesaikan Sekolah Menengah Akhirnya di
MA Miftahul Huda Pasirnangka pada tahun 2009. Dan mulai tahun 2009 mengikuti
Program S1 Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam Kampus Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta sampai dengan sekarang. Sampai dengan penulisan skripsi ini
peneliti masih terdaftar sebagai Mahasiswi Program S1 Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.

Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya atas terselesaikannya
skripsi ini yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Project Based Learning Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Darussalam Tangerang”

Anda mungkin juga menyukai