Anda di halaman 1dari 4

PENATALAKSANAAN DIBETES

MELLITUS TIPE 2
No. :SOP/NA-BPU-22/
Dokumen 2023
No. Revisi : 03
SOP Tanggal
: 10 April 2023
Terbit
Halaman : 1/4

PUSKESMAS drg.RR.SITI NUR HIDAJATI FL


PLANDAAN NIP. 197011192006042007

1. Pengertian Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penanganan


klinis pada pasien yang mengalami gangguan metabolik dengan
ditandai oleh tingginya kadar gula darah ( hiperglikemia ) akibat
gangguan kerja insulin / resistensi insulin dan sekresi insulin atau
kedua-duanya
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas
kesehatan dalam melakukan penanganan pasien dengan Diabetes
Mellitus Tipe 2
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Plandaan No. 188.4/3922/415.17.15/2023
Tentang Standar Pelayanan Klinis
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.01.07 / MENKES / 1186 /
2022 tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Alat dan Bahan 1. ATK
2. Tensimeter
3. Stetoscope
4. Blangko rujukan internal
5. Blangko pemeriksaan laboratorium
6. Kertas resep
7. Aplikasi P-care / SIMPUS
6. Langkah – 1. Petugas pemberi layanan klinis ( selanjutnya disebut petugas )
langkah memanggil pasien ke ruang periksa
2. Petugas menanyakan kembali identitas pasien
3. Petugas melakukan anamnesa yang biasanya didapatkan tanda
dan gejala sebagai berikut :
a. Keluhan klasik DM : polifagia, polidipsi, poliuria, penurunan
berat badab yang tidak jelas penyebabnya
b. Keluhan tidak khas dapat berupa : lemah, kesemutan ( rasa
baal di ujung-ujung ekstremitas ), gatal, mata kabur,
disfungsi ereksi pada pria, pruritus vulvae pada wanita, luka
yang sulit sembuh
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
1/4
penunjang ( bila diperlukan )
5. Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesa dan
pemeriksaan yang telah dilakukan dengan kriteria diagnostik
sebagai berikut :
a. Gejala klasik DM + GDA ( Gula Darah Acak ) ≥ 200 mg/dl.
Gula Darah Acak adalah hasil pemeriksaan sesaat pada
suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir
ATAU
b. Gejala klasik DM + GDP ( Gula Darah Puasa ) ≥ 126 mg/dl.
Gula Darah Puasa adalah hasil pemeriksaan pada saat
pasien puasa / tidak mendapat kalori tambahan minimal
selama 8 jam ATAU
c. Kadar glukosa darah 2 jam pada Tes Toleransi Glukosa Oral
( TTGO ) > 200 mg/dl.
TTGO dilakukan dengan standar WHO, menggunakan
beban glukosa anhidrous 75 gram yang dilarutkan dalam air
 Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria Normal
atau DM, maka dapat digolongkan ke dalam Gangguan
Toleransi Glukosa ( GTG ) atau Gangguan GDP tergantung
hasil pemeriksaan yang diperoleh
6. Petugas melakukan konseling dan edukasi ( KIE ) kepada
pasien / keluarga antara lain :
a. Pengaturan diet dengan pembatasan kalori ( selanjutnya
konsultasi petugas gizi )
b. Latihan jasmani, 3 – 4 kali seminggu selama kurang lebih 30
menit
c. Minum obat secara teratur sesuai petunjuk dan dianjurkan
kontrol rutin bila obat sudah habis
7. Petugas memberi resep obat hipogilemia oral ( OHO ) sebagai
berikut :
a. Pilihan OHO yang ada :
 Glibenclamid mulai dari 5 mg / hari dan dapat dinaikkan
menjadi 10 mg / hari, sebelum makan
 Glimepiride ( tablet 1 mg, 2 mg, 3 mg ), diberikan 1 x 0,5
- 6 mg / hari, sebelum makan
b. Penambah sensitivitas terhadap insulin :
 Metformin ( tablet 500 mg ) diberikan 1 - 3 x 250-3000
mg / hari, selama atau sesudah makan
8. Petugas merujuk pasien ke ruang konsultasi gizi unruk
mendapatkan konseling dan edukasi gizi
9. Petugas mempersilahkan pasien mengambil obat di ruang obat
atau membeli obat di apotik luar Puskesmas bila obat tidak
tersedia di Puskesmas
10. Petugas mendokumentasikan hasil kegiatan pada buku Rekam
2/4
Medis, Register Rawat Jalan serta aplikasi P-care / SIMPUS

7. Diagram Alir -
8. Hal – hal yang -
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait 1. Loket pendaftaran
2. Laboratorium
3. Konsultasi gizi
4. Ruang obat
10. Dokumen 1. Register Rawat Jalan
Terkait 2. Rekam medis
3. Arsip Rujukan Pasien
11. Rekaman Historis Perubahan
Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan

Revisi 1 a. Langkah- Semua item langkah-langkah dan diagram alir 02 Januari


langkah dan dirubah sehingga secara keseluruhan 2019
diagram alir perubahan tersebut dapat dilihat pada
langkah-langkah dan diagram alir seperti
yang sekarang ini
b. Penulisan Semula:
unit kerja UPTD Puskesmas Plandaan 02 Januari
Puskesmas Menjadi: 2019
Puskesmas Plandaan
( tanpa UPTD )
c. Penulisan Semula: BPU-18 02 Januari
kode Menjadi: NA-BPU-18 2019
dokumen

Revisi 2 a. Penulisan Semula: 04 Januari


unit kerja Puskesmas Plandaan 2020
Puskesmas Menjadi:
BLUD Puskesmas Plandaan
b. Penulisan Semula : 04 Januari
kode SOP /NA-BPU-22 / 2019 2020
dokumen Menjadi :
SOP /NA-BPU-22 / 2020
Revisi 3 a. Format Semula penulisan nama dan tanda tangan 10 April 2023
penulisan Kepala Puskesmas berada di bagian kanan
kop heading kop heading SOP diubah
SOP menjadi berada di bagian tengah kop heading
SOP
b. Diagram alir Semula memakai diagram alir diubah menjadi 10 April 2023
tidak memakai diagram alir
c. Peraturan Semula: 10 April 2023
yang SK Kepala Puskesmas Plandaan No.
menjadi 188.4/235.19/415.25.15/2015 tentang Standar
dasar Layanan Klinis Menjadi

3/4
kebijakan SK Kepala Puskesmas Plandaan No.
188.4/3922/415.17.15/2023 Tentang Standar
Pelayanan Klinis
d. Bahan Semula: 10 April 2023
Referensi Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
yang HK.02.02 / MENKES / 514 / 2015 tentang
menjadi Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter Di
dasar Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
pembuatan Pertama
SOP https://id.scribd.com > document > SOP DM
Tipe II Terbaru – Scribd > Uploaded by
adheline
Menjadi:
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
HK.01.07 / MENKES / 1186 / 2022 tentang
Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama

4/4

Anda mungkin juga menyukai