Anda di halaman 1dari 6

IMPLEMENTASI NILAI KESELARASAN DAN NILAI KEADILAN DALAM

BERMASYARAKAT
Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Multikultural & Kearifan
Budaya Lokal pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Dosen Pengampu : H. Hendra Permana, S.Pd.,M.Pd.

Disusun oleh :
THYAN QIRDASANOVALIA
NIM : 20844002
3D-PGSD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU SOSIAL BAHASA DAN SASTRA
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA
2023
I. IDENTITAS ARTIKEL
a) JUDUL ARTIKEL : IMPLEMENTASI NILAI KESELARASAN DAN
NILAI KEADILAN DALAM BERMASYARAKAT
b) PENULIS : Dr. Elfi Sukaisih, Dra., M.AB., M.M.
c) ISBN : 978-623-6398-22-7
d) PENERBIT : Zahir Publishing
II. DESKRIPSI ARTIKEL
a) TOPIK :
Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam bermasyarakat
b) GAGASAN PENULIS :
Pancasila adalah dasar bagi negara Indonesia yang dibuat dengan
tujuan sebagai landasan dalam mengatur jalannya pemerintahan di Indonesia,
dan kehidupan masyarakat dalam berbangsa dan Bernegara. Kehidupan
masyarakat akan jauh lebih sejahtera, jika implementasi nilai-nilai pancasila
benar-benar dilakukan dengan baik.
c) ALUR GAGASAN :
Pancasila sangat penting untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari
untuk kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila harus
dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan agar cita-cita dan harapan
bangsa Indonesia dapat tercapai.
Untuk meminimalisir terjadinya perpecahan dalam kehidupan
masyarakat, maka perlunya masyarakat Indonesia menerapkan nilainilai yang
terkandung dalam sila ke dua yaitu nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.
Selain itu untuk, mengaplikasikan nilai pada sila kelima juga hal yang
sangat penting. Sila kelima yang berbunyi “keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia” memiliki makna bahwa setiap warga Negara harus diperlakukan
sama, tanpa adanya perbedaan suku, ras, agama, bahasa, kaya dan miskin,
maupun jabatan.
d) RESUME :
Pancasila merupakan pandangan hidup dan kepribadian bangsa yang
nilai-nilainya bersifat nasional yang mendasari kebudayaan bangsa, maka
nilai-nilai tersebut merupakan perwujudan dari aspirasi (cita-cita hidup
bangsa) (Muzayin, 1992:16). Dengan Pancasila, perpecahan bangsa Indonesia
akan mudah dihindari karena pandangan Pancasila bertumpu pada pola hidup
yang berdasarkan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian sehingga
perbedaan apapun yang ada dapat dibina menjadi suatu pola kehidupan yang
dinamis, penuh dengan keanekaragaman yang berada dalam satu keseragaman
yang kokoh (Muzayin, 1992:16).
Pancasila terdiri dari lima sila, dan sila-sila yang mengandung nilai
unsur keselarasan dan keadilan dalam masyarakat adalah sila kedua dan sila
kelima. Untuk meminimalisir terjadinya perpecahan dalam kehidupan
masyarakat, maka perlunya masyarakat Indonesia menerapkan nilainilai yang
terkandung dalam sila ke dua yaitu nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.
Nilai kemanusiaan yang dimaksud yaitu manusia yang adil dan beradab,
menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan martabat manusia sebagai makhluk
Tuhan, yang diwujudkan dalam semangat saling menghargai, toleran, yang
dalam perilaku sehari-hari didasarkan pada nilai-nilai moral yang tinggi, serta
untuk kepentingan bersama. Karena dengan mengimplementasikan sila kedua
ini diharapkan bahwa permasalahan yang dialami bangsa saat ini seperti tidak
adanya toleransi, konflik antar golongan, pengangguran, kemiskinan, korupsi,
diskriminasi dan kesenjangan sosial, tindakan kekerasan, baik secara vertical
maupun horizontal dapat teratasi.
Selain itu untuk meminimalisir terjadinya perpecahan,
mengaplikasikan nilai pada sila kelima juga hal yang sangat penting. Sila
kelima yang berbunyi “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
memiliki makna bahwa setiap warga Negara harus diperlakukan sama, tanpa
adanya perbedaan suku, ras, agama, bahasa, kaya dan miskin, maupun jabatan.
Semua warga Negara Indonesia harus diperlakukan adil oleh Negara.
Perwujudan dari sila keadilan sosial ini dapat berupa penegakan hukum
dengan asas keadilan bukan keuangan atau bahkan jabatan, tidak ada tekanan
fisik maupun mental terhadap rakyat, mendapatkan kehidupan yang sejahtera
atau terbebas dari kemiskinan, dan kebodohan, serta dari tekanan pihak asing.
Prinsip keadilan yang terkandung dalam sila kelima dalam pada
pancasila merupakan anak tangga pertama yang yang harus dipijak dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Keadilan dalam konteks aturan,
kebijakan, tindakan, dan perlakuan yang adil. Tegaknya keadilan akan
membuat bangsa lebih mudah dalam menyatukan kekuatan untuk dapat
mewujudkan kemakmuran yang bermartabat, Keadilan juga akan mempertebal
rasa kemanusiaan dan saling mencintai terhadap sesama manusia. Perwujudan
dari sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia diwujudkan melalui
kegiatan sehari-hari yang dilakukan masyarakat. Setiap warga harus
mengembangkan sikap kekeluargaan, kerjasama, kerja keras, peduli sesama,
dan adil terhadap sesama warganya. Sikap suka memberikan pertolongan
kepada orang ini perlu diajarkan sejak usia dini agar dapat berdiri sendiri dan
dengan sikap yang demikian ia tidak menggunakan hak miliknya untuk usaha-
usaha yang bersifat semena-mena terhadap orang lain, tidak melakukan hal hal
yang bersifat pemborosan, dan hal-hal lain yang bertentangan dengan nilai-
nilai Pancasila.
Nilai pancasila digali oleh nilai-nilai luhur nenek moyang bangsa
Indonesia termasuk nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Realita
dalam kehidupan sehari hari implementasi nilai keselarasan dan nilai keadilan
Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat tidak dapat rasakan. Kadang kala
kita merasakan tidak terwujudnya nilai keadilan alam suatu aktivitas. Missal:
dalam mengemukakan pendapat seringkali pendapat orang-orang memiliki
kekuatan atau power diantaranya kuat secara ekonomi, kedudukan, atau
martabat yang tinggi di mata masyarakat, seringkali pendapat dan keputusan
mereka lebih didengar atau dipegang yang secara hukum belum tentu benar.
Pendapat rakyat biasa sering terabaikan yang pada akhirnya tidak ada
keadilan. Ketidakadilan ini yang menjadikan kehidupan tidak selaras.
Terkadang hukum yang ada di Indonesia saat ini juga seringkali tumpul ke atas
dan tajam ke bawah, sehingga keadilan kurang dapat dirasakan bagi
masyarakat yang lemah.
Secara umum, pengamalan sila pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Pengamalan secara objektif
Pengamalan secara objektif dilakukan dengan mentaati
peraturan perundang-undangan sebagai norma hukum negara yang
berdasarkan Pancasila. Pengamalan Pancasila yang objektif yaitu
aktualisasi Pancasila dalam berbagai bidang kehidupan bernegara yang
meliputi kelembagaan negara dan bidang-bidang lainnya seperti
ekonomi, politik, hukum terutama penjabarannya dalam undang-
undang. Pengamalan secara objektif membutuhkan dukungan
kekuasaan negara dalam menerapkannya. Setiap warga negara atau
penyelenggara negara tidak boleh menyimpang dari peraturan
perundang-undangan, jika menyimpang maka akan dikenakan sanksi.
Pengamalan secara objektif bersifat memaksa artinya jika ada yang
melanggar aturan hukum maka akan dikenakan sanksi. Pengamalan
secara objektif ini merupakan konsekuensi dari mewujudkan nilai
pancasila sebagai norma hukum Negara.
2. Pengamalan secara Subjektif
Pengamalan secara subjektif adalah dengan menjalankan nilai-
nilai Pancasila secara pribadi atau kelompok dalam berperilaku atau
bersikap pada kehidupan sehari-hari. Pengamalan secara subjektif
dilakukan oleh siapa saja baik itu warga negara biasa, aparatur negara,
kalangan elite politik maupun yang lainnya. Pancasila menjadi sumber
etika dalam bersikap dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Melanggar norma etik tidak mendapat sanksi hukum namun akan
mendapat sanksi dari diri sendiri. Adanya pengamalan secara subjektif
ini merupakan konsekuensi dari mewujudkan nilai dasar Pancasila
sebagai norma etik bangsa dan Negara.
III. DIMENSI MULTIKULTURAL DALAM ARTIKEL
a) Yang pertama hubungan manusia, yaitu tentang persamaan derajat, hak asasi
manusia, solidaritas antar manusia, keadilan, serta sikap yang beradab. Hal ini
terkandung dalam Pancasila sila ke 2, dari nilai-nilai Pancasila tersebut
mengakibatkan perasaan sama dan sederajat sehingga tidak adanya
diskriminasi antar manusia, saling menghormati, mengharagi, menjunjung
tinggi hak asasi manusia, serta mendorong setiap warga negara untuk bersikap
adil dan beradab.
b) Terkandung dalam Pancasila sila ke 5 yaitu keadilan sesuai dengan tujuan dan
cita-cita Bersama. Keadilan sosial, kesejahteraan sosial, serta jaminan sosial
kepada seluruh warga negara Indonesia. Tidak ada ketimpangan, sehingga dari
nilai sila kelima ini sebagai warga negara kita ikut berpartisipasi dalam
mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial, bahu membahu membantu
sekitar kita tanpa melihat golongannya ataupun latar belakang budayanya.
IV. PENUTUP
a) SIMPULAN
Kesimpulan dari penulisan ini adalah pertama, bangsa Indonesia
memiliki banyak perbedaan namun masih dapat bersatu dengan adanya
pancasila. Karena pancasila adalah dasar bagi negara Indonesia yang dibuat
dengan tujuan sebagai landasan dalam mengatur jalannya pemerintahan di
Indonesia, dan kehidupan masyarakat dalam berbangsa dan Bernegara.
Kehidupan masyarakat akan jauh lebih sejahtera, jika implementasi nilai-nilai
pancasila benar-benar dilakukan dengan baik. Yang kedua masyarakat
Indonesia memiliki kebebasan untuk bersikap dan berbuat yang tetap
memegang prinsip keadilan tanpa memandang dirinya lebih dibanding dengan
manusia lain, sehingga tidak bersikap semena-mena terhadap orang lain.
b) SARAN
Saran, sebagai masyarakat yang bermartabat, kita harus saling
menghormati dan menjaga dalam berperilaku serta jadilah contoh dalam
bertindak dan menjaga keselarasan hidup Bersama.

Anda mungkin juga menyukai