Anda di halaman 1dari 17

MODUL MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN (KERUSAKAN LINGKUNGAN,

BENCANA DAN USAHA MENANGGULANGINYA)


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah BUMI ANTARIKSA
Yang diampu Anugrah Ramadhan Firdaus, M.Pd.

Perubahan Lingkungan
(Kerusakan Lingkungan, Bencana dan Usaha menaggulanginya)

KELOMPOK 4
Fefi Budhi Rohmani (21060340) - Fitri Puasha (21060349)
Frida Sulistiawaty (21060056) - Lidya Kostamianti Dewi (21060200)
Nanda Ayu Fuji Lestari (21060236) - Nurlisnawati (21060310)
Raissa Diantina Agustine (21060107) - Rani Triani (21060090)
Siti Hasanah (21060031) - Ulva Ulima (21060219)
W. Herawati (21060035)

KELAS : B3 CROSSING / LANJUTAN 2021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SILIWANGI
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang maha mengetahui dan maha bijaksana yang telah memberi
petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepada-Nya. Salawat serta salam
semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang membimbing umat-Nya degan suri
teladan-Nya yang baik.
Syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan anugerah, kesempatan dan
pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini merupakan
pengetahuan tentang Bencana Alam, semua ini dirangkum dalam makalah ini, agar pemahaman
terhadap permasalahan lebih mudah dipahami dan lebih singkat dan akurat.
Sistematika makalah ini dimulai dari pengantar yang merupakan apersepsi atas materi
yang telah dan akan dibahas dalam bab tersebut. Selanjutnya, Pembaca akan masuk pada inti
pembahasaan dan diakhiri dengan kesimpulan, dan saran makalah ini. Diharapkan pembaca
dapat mengkaji berbagai permasalahan tentang Bencana Alam. Akhirnya, kami penyusun
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses pembuatan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna untuk menjadi lebih
sempurna lagi kami membutuhkan kritik dan saran dari pihak lain untuk membagikannya kepada
kami demi memperbaiki kekurangan pada makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.

November 2021,

Penulis
ii.
DAFTAR ISI

COVER/SAMPUL……….…………………………………………………………………….....i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………
ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Lingkungan Hidup
1.3 Tujuan Makalah
1.4 Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kerusakan Lingkungan
2.2 Bencana
2.3 Cara Penanggulangan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
iii.
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Semakin bertambahnya umur manusia maka bertambah pula perubahan yang terjadi pada
fisik, sifat dan lain-lain. Seperti halnya manusia bumi juga mengalami perubahan misalnya
dalam fisiknya. Semakin tua bumi maka semakin banyak perubahan fisik lingkungan di bumi
terhadap daratan.Perubahan lingkungan terjadi karena adanya faktor alam dan faktor manusia
yang menyebabkan struktur dari sebuah daratan menjadi tidak seperti umumnya,
karenamengalami perbedaan yang signifikan yang bahkan mempengaruhi keadaan lingkungan
daniklim.Dari faktor manusia sendiri terjadi karena ulah manusia yang semena-
menamemperlakukan alam seperti menebang pohon sembarangan yang berakibat hutan
hutantandus dan berakibat tanah longsor, Membuang sampah di sembarang tempat yang
berakibat banjir, dll.Dari faktor alam terjadinya perubahan lingkungan fisik terjadi akibat adanya
bencanaalam, tetapi bancana alam juga banyak yang terjadi karena ulah manusia.Perubahan
lingkungan ini yang menyebabkan pemanasan global, perubahan bentukmuka bumi dan lain-lain.
Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup dijelaskan
bahwa upaya penanganan terhadap permasalahan pencemaran terdiri dari langkah pencegahan
terhadap permasalahan pencemaran permasalahan pencemaran terdiri dari langkah pencegahan
dan pengendalian. Upaya pencegahan adalah mengurangi sumber dampak lingkungan yang lebih
berat. Ada pun penanggulangan atau pengendaliannya adalah upaya pembuatan standar bahan
baku mutu lingkungan, pengaweasan lingkungan dan penggunaan teknologi dalam upaya
mengatasi masalah pencemaran lingkungan. Secara umum, berikut ini merupakan upaya
pencegahan atas pencemaran lingkungan.
1. Mengatur sistem pembuangan limbah industri sehingga tidak mencemari lingkungan
2. Menempatkan industri atau pabrik terpisah dari kawasan permukiman penduduk
3. Melakukan pengawasan atas penggunaan beberapa jenis pestisida, insektisida dan
bahan
kimia lain yang berpotensi menjadi penyebab dari pencemaran lingkungan.
4. Melakukan penghijauan.
5. Memberikan sanksi atau hukuman secara tegas terhadap pelaku kegiatan yang
mencemari lingkungan
6. Melakukan penyuluhan dan pendidikan lingkungan untuk menumbuhkan kesadaran
masyarakat tentang arti dan manfaat lingkungan hidup yang sesungguhnya.

1.2 Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Lingkungan Hidup

1. Faktor Alam
Kerusakan lingkungan hidup karena faktor alam terjadi karena adanya bencana alam, seperti
banjir, gempa bumi, dan gunung meletus.

2. Banjir
Selain karena ulah manusia, banjir juga dapat terjadi karena faktor alam, misalnya hujan yang
terus-menerus. Curah hujan seperti ini akan membuat sungai meluap atau membuat tanggul jebol
karena tidak mampu lagi menampung debit air. Banjir yang sering terjadi saat musim penghujan
dapat membuat bangunan dan tempat tinggal makhluk hidup rusak, lapisan tanah yang subur
hilang terbawa air, serta tanaman-tanaman rusak.

3. Gempa Bumi
Gempa bumi terjadi karena adanya pergerakan lempeng bumi atau aktivitas gunung berapi dan
dampaknya bergantung pada besarnya kekuatan gempa. Gempa bumi akan mengakibatkan
banyak bangunan yang roboh, terjadi tanah longsor, dan terputusnya jalur transportasi. Jika
kekuatan gempa sangat besar, kemungkinan akan menimbulkan tsunami.

4. Gunung Berapi Meletus


Saat meletus, gunung berapi akan mengelurkan abu vulkanik, lahar, lava, uap panas, dan material
lainnya yang dapat merusak lingkungan. Dampak dari letusan tersebut dapat berlangsung lama
bergantung pada besarnya kekuatan letusan, tetapi saat kembali normal, daerah yang terdampak
letusan akan menjadi subur. Letusan gunung berapi akan mengakibatkan gangguan pernapasan,
gas beracun, kerusakan lingkungan, bahkan dapat mematikan lingkungan sekitar.

5. Faktor Manusia
Selain faktor alam, faktor manusia juga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan hidup.

6. Membuang Sampah Sembarangan


Saat ini, masih banyak orang yang membuang sampah sembarangan, terutama di sungai. Hal ini
akan mengakibatkan banjir jika musim penghujan tiba.

7. Limbah Industri
Limbah industri ini dapat berasal dari pabrik dan rumah tangga. Jika tidak dikelola dengan tepat,
limbah-limbah tersebut akan merusak lingkungan hidup.

8. Menebang Hutan Secara Liar


Saat ini, luas hutan di Indonesia semakin berkurang karena maraknya aksi penebangan liar.
Hutan yang gundul tidak dapat meresap dan menahan aliran air hujan sehingga dapat terjadi
banjir dan longsor.

1.3 Tujuan Masalah


Makalah yang kami susun dengan judul Perubahan Lingkungan (Kerusakan Lingkungan,
Bencana, dan Cara Penanggulanginnya) bertujuan untuk mengetahui tentang :
a. Bagaimana proses terjadinya perubahan lingkungan?
b. Untuk mengetahui penyebab kerusakan lingkungan;
c. Untuk mengetahui tindakan yang dilakukan dalam penanggulangan lingkungan;
d. Untuk mengetahui tentang apa yang harus dilakukan agar tidak ada jatuh korban saat bencana datang.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan tujuan makalah diatas, maka masalah-masalah yang di bahas dapat di rumuskan
sebagai berikut :
a. Bagaiman proses terjadinya perubahan lingkungan?
b. Apa penyebab terjadinya kerusakan lingkungan?
c. Bagaimana cara menanggulanginya?
d. Bagaimana cara mencegah bencana?

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kerusakan Lingkungan


Lingkungan hidup merupakan tempat tinggal manusia beserta makhluk hidup lainnya.
Sudah seharusnya manusia menjaga dan merawat lingkungan hidup demi kelestarian dan
keutuhan ciptaan. Namun, masih ada pihak atau masyarakat yang abai untuk melestarikan atau
merawat lingkungan hidup. Tiap harinya mereka berulah untuk kepentingan atau keuntungan
mereka sendiri. Sudah jelas dampak kerusakan lingkungan hidup semakin di depan mata. Contoh
paling mudah yang dapat kita temui ialah banjir dan tanah longsor ketika musim hujan tiba.
Penyebab utamanya karena masyarakat membuang sampah di aliran sungai atau selokan.
Pengertian dan penyebab kerusakan lingkungan.
Pencemaran lingkungan terus menerus terjadi, bahkan cenderung meningkat dari waktu
ke waktu. Berbagai aktivitas manusia, seperti transportasi dan industri telah menimbulkan
dampak buruk bagi lingkungan. Akibatnya, lingkungan menjadi rusak dan pada akhirnya
berdampak buruk bagi kehidupan manusia. Karena itulah, manusia harus segera melakukan
berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan agar dampak negatif pencemaran lingkungan
bagi manusia dan makhluk hidup lainnya dapat dikurangi. Jika kita dapat mencegah dan
menanggulangi pencemaran lingkungan, maka lingkungan yang nyaman dan sehat serta
fungsinya lestari dapat dinikmati pula oleh generasi yang akan datang.
Pengertian Kerusakan Lingkungan Menurut Para Ahli Menurut Munadjad
Danusaputro Kerusakan lingkungan sebagai suatu keadaan dalam suatu materi, energi dan atau
informasi masuk atau dimasukkan di dalam lingkungan oleh kegiatan manusia dan atau secara
alami dalam batas–batas dasar atau kadar tertentu, hingga mengakibatkan terjadinya gangguan
kerusakan dan atau penurunan mutu lingkungan, sampai lingkungan tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya dilihat dari segi kesehatan, kesejahteraan dan keselamatan rakyat.
Menurut Sastra Wijaya Kerusakan lingkungan terjadi apabila ada penyimpangan dari
lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran dan berakibat buruk terhadap lingkungan.
Menurut R.T.M Sutamihardja Kerusakan lingkungan ialah penambahan bermacam–macam
bahan sebagai hasil dari aktivitas manusia ke lingkungan dan biasanya memberikan pengaruh
yang berbahaya terhadap lingkungan tersebut. Menurut Otto Soemarwoto Apabila dilihat dari
segi ilmiah, suatu lingkungan disebut sudah rusak atau tercemar bila memiliki beberapa unsur, di
antaranya: 1. Kalau suatu zat, organisme atau unsur lainnya seperti gas, cahaya, energi telah
tercampur ke dalam sumber daya atau lingkungan tertentu. 2. Karenanya mengganggu fungsi
atau peruntukkan daripada sumber daya atau lingkungan tersebut.

2.2 Bencana
Menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
menyebutkan definisi bencana sebagai berikut. Secara umum pengertian mengenai beberapa
istilah bencana dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda dan dampak psikologis.
b. Bencana Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan dan tanah longsor.
c. Bencana Non Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemic dan
wabah penyakit.
d. Bencana Sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok dan antar komunitas
masyarakat serta terror.
e. Kejadian Bencana adalah banyaknya peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan
tanggal kejadian, lokasi (kabupaten/kota), jenis bencana, korban dan atau kerusakan harta benda.
Jika terjadi bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu kecamatan/desa, satu
kabupaten/kota dan atau propinsi, maka dihitung sebagai satu kejadian.
f. Gempa Bumi adalah berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng
bumi, patahan aktif aktivitas gunung api atau runtuhan batuan.
g. Letusan Gunung Api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah “
erupsi “. Bahaya letusan gunung api dapat berupa awan panas, lontaran material (pijar), hujan
abu lebat, lava, gas beracun, tsunami dan banjir lahar.

h. Tsunami adalah rangkaian gelombang laut dengan periode panjang yang ditimbulkan oleh
gangguan impulsive dari dasar laut. Tsunami dapat disebabkan oleh : (1) gempa bumi diikuti
dengan dislokasi/perpindahan masa tanah/batuan yang sangat besar di bawah air (laut/danau); (2)
tanah longsor di dalam laut; (3) letusan gunung api di bawah laut atau gunung api pulau.
i. Tanah Longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun
percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau
batuan penyusun lereng tersebut.
j. Banjir merupakan kejadian alam yang dapat terjadi setiap saat dan sering mengakibatkan
kerugian jiwa, harta dan benda. Kejadian banjir tidak dapat dicegah, namun hanya dapat
dikendalikan dan dikurangi dampak kerugian yang diakibatkannya. Karena datangnya relatif
cepat, untuk mengurangi kerugian akibat bencana tersebut perlu dipersiapkan penanganan secara
cepat, tepat, dan terpadu. Banjir juga dapat diartikan sebagai limpasan air yang melebihi tinggi
muka air normal, sehingga melimpas dari palung sungai menyebabkan adanya genangan pada
lahan rendah di sisi sungai. Pada umumnya banjir disebabkan oleh curah hujan yang tinggi
diatas normal sehingga sistem pengaliran air yang terdiri dari sungai dan anak sungai alamiah
serta sistem drainase dan kanal penampung banjir buatan yang ada tidak mampu menampung
akumulasi air hujan tersebut sehingga meluap. Adapun yang dimaksud banjir di bidang pertanian
adalah banjir yang terjadi di lahan pertanian yang ada tanaman (padi, jagung, kedelai, dan lain-
lain) yang sedang dibudidayakan. Sedangkan banjir bandang biasanya terjadi pada aliran sungai
yang kemiringan dasar sungai curam. Aliran banjir yang tinggi dan sangat cepat, dapat mencapai
lebih dari 12 meter, limpasannya dapat membawa batu besar/bongkahan dan pepohonan serta
merusak/menghanyutkan apa saja yang dilewati namum cepat surut. Banjir semacam ini dapat
menyebabkan jatuhnya korban manusia (karena tidak sempat mengungsi) maupun kerugian harta
benda yang besar dalam waktu yang singkat.
k. Kekeringan adalah hubungan antara ketersedian air yang jatuh di bawah kebutuhan air untuk
kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Adapun yang dimaksud
kekeringan di bidang pertanian adalah kekeringan yang terjadi di lahan pertanian yang ada
tanaman (padi, jagung, kedelai dan lain-lain) yang sedang dibudidayakan dan tanaman tersebut
terkena kekeringan karena kebutuhan air tanaman tidak dapat dipenuhi.

Kebakaran Hutan dan Lahan adalah perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik
dan atau hayati yang menyebabkan kurang berfungsinya hutan atau lahan dalam menunjang
kehidupan yang berkelanjutan sebagai akibat dari penggunaan api yang tidak terkendali maupun
faktor alam yang dapat mengakibatkan terjadinya kebakaran hutan dan atau lahan.
l. Angin Topan atau Badai merupakan pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120
km/jam atau lebih yang sering terjadi di wilayah tropis diantara garis balik utara dan selatan,
kecuali di daerah-daerah yang sangat dekat dengan khatulistiwa. Angin badai ini disebabkan oleh
perbedaan tekanan dalam suatu sistem cuaca.
m. Gelombang Pasang/Badai adalah gelombang tinggi yang ditimbulkan karena efek terjadinya
siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia dan berpotensi kuat menimbulkan bencana alam.
Indonesia bukan daerah lintasan siklon tropis tetapi keberadaan siklon tropis akan memberikan
pengaruh kuat terjadinya angin kencang, gelombang tinggi disertai hujan deras.
n. Kegagalan Teknologi adalah semua kejadian bencana yang diakibatkan oleh kesalahan desain,
pengoperasian, kalalaian dan kesengajaan manusia dalam penggunaan teknologi dan atau
industri. Bencana ini antara lain adalah kebakaran, kegagalan/kesalahan desain keselamatan
pabrik, kesalahan prosedur pengoperasian pabrik, kerusakan komponen, kebocoran reaktor
nuklir, kecelakaan transportasi (darat, laut dan udara), semburan gas atau lumput panas akibat
eksploitasi minyak bumi atau bahan tambang lainnya.
Banjir merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia. Definisi banjir
adalah keadaan dimana suatu daerah tergenang oleh air dalam jumlah yang besar. Kedatangan
banjir dapat diprediksi dengan memperhatikan curah hujan dan aliran air. Namun kadangkala
banjir dapat datang tiba-tiba akibat dari angin badai atau kebocoran tanggul yang biasa disebut
banjir bandang. Penyebab banjir mencakup curah hujan yang tinggi; permukaan tanah lebih
rendah dibandingkan muka air laut; wilayah terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi
perbukitan dengan sedikit resapan air; pendirian bangunan disepanjang bantaran sungai; aliran
sungai tidak lancar akibat terhambat oleh sampah; serta kurangnya tutupan lahan di daerah hulu
sungai. Meskipun berada diwilayah "bukan langganan banjir'. Setiap orang harus tetap waspada
dengan kemungkinan bencana alam ini

2.3 Cara Penanggulangan


Penanggulangan banjir dilakukan secara bertahap, dari pencegahan sebelum banjir
(prevention), penanganan saat banjir (response/intervention), dan pemulihan setelah banjir
(recovery).3 Tahapan tersebut berada dalam suatu siklus kegiatan penanggulangan banjir yang
berkesinambungan. Kegiatan penanggulangan banjir mengikuti suatu siklus (life cycle), yang
dimulai dari banjir, kemudian mengkajinya sebagai masukan untuk pencegahan (prevention)
sebelum bencana banjir terjadi kembali. Pencegahan dilakukan secara menyeluruh, berupa
kegiatan fisik seperti pembangunan pengendali banjir di wilayah sungai (in-stream) sampai
wilayah dataran banjir (off-stream), dan kegiatan non-fisik seperti pengelolaan tata guna lahan
sampai sistem peringatan dini bencana banjir.
Membuat fungsi sungai dan selokan dapat bekerja dengan baik. Sungai dan selokan
adalah tempat aliran air sehingga jangan sampai tercemari dengan sampah atau menjadi tempat
pembuangan sampah yang akhirnya menyebabkan sungai dan selokan menjadi tersumbat.
Melakukan reboisasi tanaman khususnya jenis tanaman dan pepohonan yang dapat menyerap air
dengan cepat. Memperbanyak dan menyediakan lahan terbuka untuk membuar lahan hijau untuk
penyerapan air. Berhenti membangun perumahan di tepi sungai, karena akan mempersempit
sungai dan sampah rumah juga akan masuk sungai. Berhenti membangun gedung-gedung tinggi
dan besar, karena akan menyebabkan bumi ini akan semakin sulit menahan bebanya dan
membuat permukaan tanah turun.
Hindari penebangan pohon-pohon di hutan secara liar dan juga di bantaran sungai, karena
pohon berperan penting untuk pencegahan banjir. Sebenarnya menebang pohon tidak dilarang
bila kita akan menanam kembali pohon tersebut dan tidak membiarkan hutan menjadi gundul.
Dengan melakukan cara penanggulangan banjir tersebut kita dapat mencegah bencana banjir.
Karena selama ini pemerintah pun telah bekerja keras untuk mencegah terjadinya banjir, tetapi
semua masyarakat pun harus mendukung agar semua bisa teratasi dengan baik.
Prinsip pencegahan penanggulangan pencemaran lingkungan (reduce, reuse, dan recycle)
Jumlah manusia terus bertambah dan kebutuhannya pun terus meningkat. Kebutuhan tersebut
dapat berupa kebutuhan primer maupun sekunder. Kebutuhan primer merupakan kebutuhan
pokok yaitu makanan, pakaian, perumahan, sedangkan kebutuhan sekunder merupakan
kebutuhan tambahan berupa kebutuhan rekreasi, transportasi dan lain-lain.

Berbagai kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan memanfaatkan berbagai jenis sumberdaya
alam, baik sumberdaya alam yang dapat diperbarui maupun yang tidak dapat diperbarui.
Pengambilan yang dilakukan secara terus menerus berdampak pada semakin berkurangnya
cadangan sumberdaya alam, khususnya yang tidak dapat diperbarui. Pengambilan dan
pemanfaatan sumberdaya alam juga menimbulkan kerusakan lingkungan yang mengancam
keberadaan manusia itu sendiri.
Apa yang harus dilakukan manusia untuk mengurangi dampak buruk pemanfaatan
sumberdaya alam terhadap lingkungan? Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah dan
menanggulangi pencemaran lingkungan adalah dengan mengurangi penggunaan bahan pencemar
(reduce), menggunakan kembali barang untuk kegunaan yang sama (reuse), dan melakukan daur
ulang barang (recycle).
1. bahan pencemar (reduce)
a. Mengurangi pemakaian bahan-bahan pencemar lingkungan (reduce). Pencemaran lingkungan
terutama terjadi karena berbagai kegiatan manusia. Kegiatan tersebut diantaranya adalah
kegiatan transportasi, industri, penambangan, pertanian dan lain-lain. Semua kegiatan tersebut
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat, baik jumlah maupun
jenisnya. Akibatnya pencemaran lingkungan juga terus meningkat. Salah satu upaya untuk
mengurangi pencemaran lingkungan adalah dengan mengurangi konsumsi barang dan bahan
yang dapat merusak lingkungan. Kebiasaan-kebiasaan berikut ini mencerminkan upaya untuk
mengurangi penggunaan barang-barang atau bahan-bahan yang dapat mencemari lingkungan,
yaitu: Menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan. Pencemaran udara diantaranya terjadi
karena banyaknya bahan-bahan pencemar dari kendaraan bermotor. Untuk mengurangi
pencemaran tersebut, sebaiknya manusia mulai mengurangi pemakaian kendaraan bermotor yang
konsumsi bahan bakarnya tinggi dan memilih kendaraan bermotor yang berteknologi ramah
lingkungan. Cara lainnya dapat dilakukan dengan menggunakan kendaraan alternatif berbahan
bakar listrik, tenaga surya atau jika memungkinkan menggunakan sepeda.

b. Mengurangi pemakaian kendaraan bermotor. Mengurangi pemakaian kendaraan bermotor


dapat dilakukan dengan cara mengurangi frekuensi penggunaan kendaraan bermotor.
Menggunakan bermotor dilakukan pada saat-saat tertentu, misalnya karena jarak bepergian yang
jauh, perlu waktu yang cepat dan lain-lain. Jika jarak yang ditempuh relatif dekat, sebaiknya
menggunakan sepeda atau berjalan kaki, selain sehat juga hemat energi dan tidak mencemari
lingkungan. Pergi ke sekolah sebaiknya juga dibiasakan berjalan kaki atau naik sepeda jika
jaraknya tidak terlampau jauh.

c. Mengurangi penggunaan bahan-bahan yang sulit terurai. Sampah dari bahan kaleng, plastik
dan kaca, almunium, timah sulit diurai atau hancur dalam waktu cepat jika dibuang ke
lingkungan. Karena itu, sebaiknya kita mengurangi penggunaan bahan-bahan tersebut dengan
yang lebih ramah lingkungan. Alangkah lebih baik, jika bahan-bahan tersebut dipakai ulang atau
didaur-ulang. Beberapa perilaku berikut yang merupakan upaya mengurangi konsumsi bahan-
bahan sulit terurai.

d. Menghindari penggunaan detergen secara berlebihan. Salah satu kegiatan rumah tangga yang
dapat mencemari lingkungan adalah kegiatan mencuci. Kegiatan tersebut menghasilkan bahan
pencemar berupa deterjen yang mengalir ke selokan dan akhirnya mencemari sungai. Seringkali
penggunaan deterjen dilakukan secara berlebihan atau tidak sesuai dengan takaran yang
dianjurkan oleh produsennya. Karena itu, mengurangi atau menghindari pemakaian deterjen
yang berlebihan akan mengurangi beban pencemaran lingkungan.

e. Menghindari penggunaan pupuk dan insektisida yang berlebihan Pemakaian pupuk kadang
tidak sesuai dengan takaran yang seharusnya atau berlebihan. Sisa pupuk yang tidak diserap oleh
tanaman, terbawa air hujan masuk ke dalam sungai dan danau. Akibatnya terjadilah pencemaran
pada sungai dan danau dalam bentuk eutrofikasi (pengkayaan). Jadi, eutrofikasi adalah
penyuburan yang berlebihan pada sungai, danau, dan laut dangkal, terutama karena penggunaan
pupuk (nitrat dan posfat) yang berlebihan dari aktivitas pertanian. Karena berlebihan, maka tidak
semua pupuk diserap oleh tanaman, sehingga sebagian masuk ke sungai terbawa oleh aliran air
hujan. Eutrofikasi mendorong pertumbuhan algae dan bakteri yang mengkonsumsi banyak
oksigen di air, sehingga mengurangi jatah oksigen untuk ikan dan binatang lainnya. Eutrofikasi
juga mempercepat pertumbuhan tumbuhan air, misalnya eceng gondok, yang dapat menyumbat
saluran air dan menghalangi sinar matahari yang sampai ke bawah permukaan air. Akibatnya,
proses dan kehidupan organisme di bawah air menjadi terganggu karena kurangnya penyinaran
matahari. Tanaman air yang tumbuh cepat juga meningkatkan penguapan, sehingga volume air
cepat berkurang dan terjadi proses pendangkalan.

2. Memakai ulang (reuse)

Sesuai dengan istilahnya, reuse berarti memanfaatkan sampah atau limbah atau barang
yang sudah tidak dipakai untuk kepentingan yang sama dengan peruntukan semula. Sebagai
contoh, botol minuman dari gelas yang telah diminum isinya, kemudian diserahkan lagi ke
pengecer. Dari pengecer, botol tersebut dikembalikan ke pabrik dan digunakan lagi sebagai botol
minuman yang sama berkali-kali. Cara ini sangat bermanfaat dalam menghemat sumber daya
alam karena tidak perlu membuat botol baru terus menerus. Penambangan bahan galian untuk
membuat botol dapat dikurangi, sehingga menghemat cadangan bahan pembuat botol dan
mengurangi kerusakan lingkungan akibat kegiatan penambangan.
Banyak perilaku lainnya yang dapat kalian terapkan dalam kehidupan sehari-hari
sehubungan dengan prinsip penggunaan ulang. Jika kalian memiliki pakaian, buku, dan barang-
barang lainnya yang sudah tidak lagi dipakai, sebaiknya tidak dibuang tapi diberikan pada
mereka yang memerlukan. Begitu pula dengan peralatan elektronik, seperti tv, radio, komputer
yang sudah tak terpakai sebaiknya diberikan atau dijual.
Kebiasaan lainnya adalah selalu menggunakan barang-barang yang dapat diisi ulang.
Contohnya adalah bulpen isi ulang, tempat menyimpan sabun cair dan detergen isi ulang, dan
lain-lain. Dengan menggunakan prinsip pakai ulang berarti kita telah ikut serta dalam
mengurangi pengambilan sumberdaya alam dari bumi. Tentu saja sekaligus kita juga mengurangi
pencemaran dan kerusakan lingkungan.

3. Daur Ulang (Recycle)


Sampah yang seringkali kita anggap tidak bermanfaat ternyata dapat didaur ulang untuk
kepentingan lainnya yang bermanfaat. Bahkan, hasil daur ulang dapat dijual dan tentunya
menghasilkan keuntungan yang tidak sedikit. Banyak pengrajin atau pengusaha yang
memperoleh keuntungan besar dengan memanfaatkan bahan dari sampah atau barang-barang
yang sudah tidak terpakai lagi. Daur ulang merupakan upaya mengolah barang atau benda yang
sudah dipakai untuk dipakai kembali. Barang atau benda tersebut digunakan untuk keperluan
atau maksud yang berbeda dengan peruntukan semula.
Sebagai contoh sebuah kaleng makanan yang telah habis isinya, kemudian dibentuk
menjadi sebuah mainan anak-anak. Kaleng tersebut awalnya adalah untuk pembungkus
makanan, tapi kemudian diolah menjadi mainan anak- anak. Contoh lainnya adalah kain sisa
membuat pakaian dimanfaatkan untuk bahan membuat boneka. Kain tersebut awalnya digunakan
untuk membuat baju atau pakaian, tapi kemudian digunakan untuk bahan membuat boneka.
Sampah organik dapat pula didaur ulang. Sampah tersebut biasanya berupa sisa berbagai
jenis makanan. Sampah organik masih menyimpan kandungan zat tertentu yang dapat
dimanfaatkan oleh makhluk hidup lainnya yaitu hewan dan tumbuhan. Contoh yang sederhana
adalah pembuatan pelet atau pakan ikan dari sampah organik. Sampah tersebut tadinya
merupakan makanan manusia, kemudian setelah jadi sampah dan didaur ulang berubah
peruntukannya menjadi pakan ikan.
Selain limbah dalam bentuk padat atau disebut sampah, ternyata limbah dalam bentuk cair pun
dapat di daur ulang. Hal ini dilakukan terutama di daerah perkotaan karena kebutuhan air bersih
yang terus meningkat, sementara ketersediaan air bersih semakin menurun. Biasanya air yang
diolah merupakan air sungai yang belum tercemar oleh limbah bahan berbahaya dan beracun
(limbah B3). Pengolahan limbah cair dilakukan melalui beberapa tahap. Tahap pertama adalah
tahap fisik yaitu dengan mengambil benda-benda yang ada pada air. Tahap kedua adalah tahap
biologik dengan menggunakan bakteri atau protozoa. Tahap ketiga adalah tahap kimiawi dengan
maksud untuk mengambil bahan-bahan kimiawi yang tidak berguna atau beracun. Tahap
kimiawi dilakukan dengan menambahkan zat atau senyawa kimia dengan tujuan untuk
membunuh mikroorganisme yang merugikan. Cara tersebut dapat diterapkan dengan
menggunakan teknologi modern maupun sederhana. Cara modern biasanya diterapkan oleh
lembaga atau instansi yang bertugas menyediakan air bersih atau dikenal dengan PDAM
(Perusahaan Daerah Air Minum). Karena itu, agar kalian dapat menerapkannya di sekolah
masing-masing, maka daur ulang air yang akan dibahas adalah dengan cara sederhana.

Air sungai yang akan didaur ulang dengan alat sederhana ini harus air sungai yang tidak
mengandung limbah B3. Biasanya air limbah B3 dihasilkan oleh industri, sehingga air sungai
yang belum melewati wilayah industri kemungkinan belum tercemar limbah B3. Kotornya air
sungai seperti itu, biasanya karena membawa partikel-partikel tanah hasil erosi. Peralatan yang
diperlukan adalah drum atau tandon air plastik ukuran 100 liter, drum penyaring ukuran 25 liter
yang diisi dengan ijuk, arang tempurung kelapa, pecahan genteng, pasir halus, serbuk gergaji,
dan kerikil. Selain itu, sediakan pula bak penampun
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pencemaran lingkungan terus menerus terjadi, bahkan cenderung meningkat dari waktu
ke waktu. Berbagai aktivitas manusia, seperti transportasi dan industri telah menimbulkan
dampak buruk bagi lingkungan. Akibatnya, lingkungan menjadi rusak dan pada akhirnya
berdampak buruk bagi kehidupan manusia. Karena itulah, manusia harus segera melakukan
berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan agar dampak negatif pencemaran lingkungan
bagi manusia dan makhluk hidup lainnya dapat dikurangi.
Pencemaran lingkungan mengakibatkan banjir, longsor, gempa bumi, dan lain-lain.
Bencana banjir sangatlah rawan dan banyak terjadi diberbagai daerah di negeri kita. Sebetulnya
penyebab utama dari banjir adalah akibat dari perbuatan manusia sendiri, seperti penebangan
pohon secara liar yang tidak secara berkala serta tidak menggunakan system tebang pilih. Hal ini
akan mengakibatkan bencana banjir serta longsor yang tidak akan tertahan. Banjir diakibatkan
dari sampah pohon yang ditebang secara liar. Cara yang efektif untuk mencegah pencemaran
lingkungan kita harus memiliki sikap dan perilaku menjaga kebersihan lingkungan serta harus
menimbulkan rasa tanggung jawab didalam diri manusia itu sendiri. Menanggulangi suatu
bencana harus secara bersamaan tidak bisa perorangan karena lingkungan harus dijaga oleh kita
semua.

3.2 Saran
Saran dari kita penyusun merupakan “Marilah Kita Menjaga Lingkungan Agar
Pencemaran Lingkungan Yang Ada Disekeliling Kita Dapat Dicegah”. Kebersihan lingkungan
merupakan kewajiban bagi kita agar terhindar dari bencana alam karena bencana alam akan
mengakibatkan kerugian serta mengakibatkan kematian bagi manusia itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai