Anda di halaman 1dari 5

BAB VI

SLUMP TEST
6.1 Tujuan Praktikum
Tujuan dari pemeriksaan uji slump adalah untuk menentukan ukuran
derajat kekentalan adukan beton segar, sehingga dapat diketahui kemudahan
untuk dikerjakan.

6.2 Dasar Teori


Cara uji slump beton bertujuan untuk menyediakan langkah kerja bagi
para pengguna untuk menentukan slump dari beton semen hidrolis plastis. Hasil
dari uji slump beton digunakan dalam pekerjaan, perencanaan campuran beton
dan pengendalian mutu beton pada pelaksanaan pembetonan. Pengujian slump
dilakukan dengan menggunakan kerucut Abrams. Kerucut Abrams, yaitu
cetakan berbentuk kerucut terpancung dengan diameter bawah 20 cm, diameter
atas 10 cm dan tinggi 30 cm. Bagian atas dan bawahnya terbuka.
Sebetulnya, cara uji ini merupakan suatu teknik untuk memantau
homogenitas dan workability adukan beton segar dengan suatu kekentalan
tertentu yang dinyatakan dengan satu nilai slump. Dalam kondisi laboratorium,
dengan material beton yang terkendali secara ketat, nilai slump umumnya
meningkat sebanding dengan nilai kadar air campuran beton, dengan demikian
berbanding terbalik dengan kekuatan beton. Tetapi dalam pelaksanaan di
lapangan harus hati-hati, karena banyak faktor yang berpengaruh terhadap
perubahan adukan beton pada pencapaian nilai slump yang ditentukan, sehingga
hasil slump yang diperoleh di lapangan tidak sesuai dengan kekuatan beton
yang diharapkan.
Mengenai Cara Uji Slump Beton, mengacu pada “Standar Nasional
Indonesia” (SNI 1972-2008). Berikut penggunaan slump untuk beton :
1) Konsistensi dari beton harus diperiksa dengan pemeriksaan slump.
2) Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana
nilai slump harus dalam batasan-batasan yang sisyaratkan dalam SNI
1972.2.2008 tentang Cara Uji Slump Betondan “American Society for

48
Testing and Materials” (ASTM C143 dan ASTM C231), pada saat
yang sama pada percobaan silinder.
3) Beton dengan mutu kekuatan yang memuaskan, yang akan
menghasilkan hasil akhir yang bebas keropos, ataupun berrongga-
rongga (honey-comb). Kekuatan dan penyelesaian yang memenuhi
syarat batas slump, bila dipakai pompa beton, slump harus 100 mm
sampai dengan 150 mm.
Tabel 6.1. Nilai-nilai Slump Untuk Pekerjaan Beton

Min Max
No. Konstruksi Beton (cm)
(cm)

Dinding pelat pondasi dan pondasi telapak 12,5


1. 7,5
bertulang
Pondasi telapak tidak bertulang, kaison dan 17,5
2. 12,5
konstruksi di bawah tanah

3. Pelat, balok, kolom, dinding 10,0 14,5

4. Pembetonan missal 2,5 7,5

Nilai toleransi terhadap slump yang didasarkan dari nilai slump


maksimum yang diharapkan dalam campuran beton dan tertulis dalam
spesifikasinya tercantum dalam tabel 6.2.

49
Tabel 6.2. Batas Toleransi Nilai Slump
Nilai Slump Maksimum Tertulis Dalam Spesifikasi Toleransi
[ cm (cm) ] [ cm (cm) ]

7,62 (7,6) atau lebih kecil 0- 38,1 (0-3,8)

Lebih besar dari 7,62 (7,6) 0- 6,35 (0-6,3)

Nilai Slump Maksimum Tidak Tertulis Dalam Spesifikasi

Lebih kecil dari atau sama dengan 5,08 (5,0) ± 1,27 (1,3)

5,08 – 10,16 (5,0-10,0) ± 2,54 (2,5)

Lebih besar dari 10,16 (10,0) ± 3,81 (3,8)

a. Peralaatan dan Bahan


Peralatan
1) Kerucut Abrams, yaitu cetakan berbentuk kerucut terpancung dengan
diameter bawah 203 ± 3, mm, diameter atas 102 ± 3,2 mm dan tinggi
305 ± 3,2 mm. Bagian atas dan bawahnya terbuka.
2) Tongkat baja dengan diameter 16 mm dan panjangnya 600 mm, ujung
dari tongkat baja ini dibulatkan.
3) Pelat baja yang kedap air, digunakan sebagai alas.
4) Sekop.

Gambar 5.3. Peralatan Uji Slump

50
Bahan
1) Adukan beton segar yang diambil dari adukan
b. Cara Kerja
1) Periksa dan bersihkan peralatan yang akan digunakan,
2) Masukkan beton segar dalam cetakan sampai penuh dalam 3 lapis, tiap
lapis berisi ± 1/3 isi cetakan, tiap lapis dipadatkan dengan tongkat baja
sebanyak 25 kali tumbukan secara semasa dengan arah vertical,
3) Setelah penuh, ratakan permukaan beton segar dalam cetakan,
4) Diamkan selama 30 detik sambil membersihkan semua kelebihan
beton segar di sekitar cetakan,
5) Angkat cetakan perlahan-lahan pada arah vertical,
6) Tempatkan kerucut Abrams pada posisi terbalik di samping adukan,
7) Taruh tongkat baja di atas kerucut dalam posisi horizontal,
8) Ukurlah slump yang terjadi dengan menentukan beda tinggi cetakan
dengan tinggi rata-rata benda uji,
9) Apabila nilai slump sudah mencapai nilai rencana, lakukan pembuatan
benda uji silinder beton, jika belum tercapai slump yang diinginkan,
tambahkan sisa air dan lakukan pengadukan kembali.
c. Data yang Diperoleh
Tabel 5.7. Hasil Uji Slump
Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi
Fakultas Teknik Jurusan Sipil
Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA)
Semarang
Pengkuran Tertinggi (cm) Terendah (cm)

I 3 4

II 2 2,5

6.3 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan uji slump, diketahui bahwa :
 Pengujian I = 3 cm
 Pengujian II = 2 cm

51
Nilai slump yang diperoleh dari percobaan tersebut sebesar pengujian I = 3
cm dan pengujian II = 2 cm. Jadi, nilai slump tersebut hanya memenuhi syarat
workability dalam pekerjaan pembetonan missal (Tabel 5.5. Nilai-nilai
Slump Untuk Pekerjaan Beton)

52

Anda mungkin juga menyukai