Tubes Irigasi Ananda Aurellie Bab 1-7
Tubes Irigasi Ananda Aurellie Bab 1-7
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Dengan rumusan masalah di atas, dapat disimpulkan tujuan yang ada
diantaranya:
Menghitung besar debit rencana.
Merencanakan dimensi bendung tetap.
Menghitung kestabilan bendung.
1.4 Manfaat
Terwujudnya pembangunan bendung di Desa Brondong, Desa Gembiro, Desa
Podosari dan Kecamatan Kesesi. Diharapkan bisa menyediakan air untuk
tanaman padi pada daerah irigasi seluas 3,212 Ha saat musim kemarau.
1.5 Ruang Lingkup
Berdasarkan pembahasan dalam proposal tugas besar ini, ruang lingkup yang
dibahas adalah:
Analisa Hidrologi
Analisa Hidrolika
Merencanakan bendung tetap
Stabilitas konstruksi Bendung
1.6 Lokasi
Lokasi bendung terletak di Desa Brondong, Desa Gembiro, Desa Podosari
dan Kecamatan Kesesi. Untuk mencapai ke lokasi pekerjaan dapat dicapai
dari Kantor Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana dengan menggunakan
kendaraan roda empat (mobil) dengan jarak tempuh ± 128 Km dengan waktu
tempuh ± 2 jam 8 menit. Perjalanan ditempuh dari Kantor Balai Besar
Wilayah Sungai Pemali – Juana dengan melewati arah Tol Tanjung Mas –
Srondol dengan waktu tempuh ± 1 jam 7 menit. Diteruskan menuju ke lokasi
pekerjaan di Daerah Irigasi Sragi, Kabupaten Pekalongan dengan kondisi
jalan beraspal cukup baik.
1. Kantor Balai Besar Wilayah Sungai Pemali – Juana kearah Jalan Tol
Tanjungmas – Srondol sepanjang (3.7 Km / ± 8 Menit).
BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, maksud dan tujuan, lokasi perencanaan, lingkup
pembahasan dan sistematika penulisan.
Bab ini berisi tentang teori-teori dan dasar-dasar perhitungan yang akan
digunakan untuk pemecahan masalah yang ada baik untuk menganalisis
faktor-faktor dan data-data pendukung maupun perhitungan teknis
perencanaan bendung.
Bab ini berisi tentang bagaimana alur penyusunan tugas. Dengan pengolahan
data dan analisis yang sesuai akan diperoleh variabel-variabel yang nantinya
akan digunakan untuk perencanaan bendung.
Bab ini berisi tentang analisis data hidrologi yang digunakan untuk mencari
debit banjir rencana, debit andalan, kebutuhan air dan neraca air sehingga
dapat digunakan dalam perhitungan perencanaan bendung. Analisis data yang
dilakukan meliputi peta topografi, data curah hujan, dan data klimatologi.
Selain itu, terdapat analisis elevasi muka air dari saluran primer sampai
elevasi muka air di bangunan pengambilan utama (intake) yang bertujuan
untuk menentukan elevasi mercu bendung, desain bangunan pelengkap
meliputi desain saluran primer, kantong lumpur dan bangunan pembilas. Dan
analisis stabilitas gaya-gaya yang bekerja pada bendung baik kondisi air
normal maupun kondisi air banjir.
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis
perencanaan juga saran yang bisa diberikan.
BAB II
STUDI PUSTAKA
alamiah.
Berdasarkan Standar Perencanaan Irigasi pada Kriteria
Perencanaan Jaringan lrigasi dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
(KP-01 Perencanaan Jaringan Irigasi, 1986), klasifikasi sistem jaringan
irigasi berdasarkan cara pengaturan pengukuran aliran dan kelengkapan
fasilitasnya, dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, antara lain :
daerah yang tinggi, air yang terbuang itu tidak selalu dapat mencapai
daerah rendah yang lebih subur.
b. Terdapat banyak penyadapan yang memerlukan lebih banyak biaya lagi
dari penduduk karena setiap desa membuat jaringan dan pengambilan
sendiri-sendiri.
c. Karena bangunan pengelaknya bukan bangunan tetap/permanen, maka
umurnya mungkin pendek.
Kemampuan
bangunan dalam
2 Baik Sedang Jelek
mengukur dan
mengaturdebit
didefinisikan sebagai suatu wilayah yang dibatasi oleh batas alam seperti
punggung bukit-bukit atau gunung, maupun batas buatan seperti jalan atau
tanggul, dimana air hujan yang turun di wilayah tersebut memberi
konstribusi aliran ketitik control (outlet). DAS ditentukan dengan
menggunakan peta topografi yang dilengkapi dengan garis-garis kontur.
Untuk maksud tersebut dapat digunakan peta topografi dengan skala
1 : 50.000. luas DAS dapat diperkirakan dengan mengukur daerah itu pada
peta topografi. Luas DAS sangat berpengaruh terhadap debit sungai. Pada
umumnya semakin besar DAS semakin besar jumlah limpasan permukaan
sehingga semakin besar pula aliran permukaan atau debit sungai.
2.5.3 Analisis Curah Hujan Rencana
Stasiun penakar hujan hanya memberikan kedalaman hujan di titik di
mana stasiun termasuk berada, sehingga hujan pada suatu luasan harus
diperkirakan dari titik pengukuran tersebut. Apabila pada suatu daerah
terdapat lebih dari suatu stasiun pengukuran yang ditempatkan secara
terpencar, hujan yang tercatat dimasing-masing stasiun dapat tidak sama.
Dalam analisis hidrologi sering diperlukan untuk menentukan hujan rerata
pada daerah tersebut, yang dapat dilakukan dengan tiga metode, salah
satunya menggunakan metode polygon thiessen.
Dimana:
A1 Batas
DAS
Sta.2 A3 Sta.3
Sta.6
A2
A6
A5
A4
Sta.4
Sta.5
Qt = α. β. qn. f
Dimana :
Intensitas Hujan
t. R24
Rt =
t + 1 − 0,0008 x (260 − R 24 )(2 − t)2
t. R24
R =
t
t+1
Rt
qn =
3,6 x t
Dimana :
Rumus :
Ir = S + Et + P − R
Dimana :
Ir : Kebutuhan air untuk irigasi (mm/hari)
Et : Evapotranspirasi (crop consumptive) (mm/hari)
S : Kebutuhan air untuk pengolahan tanah atau penggenangan (mm)
P : Perkolasi (mm)
Re : Hujan efektif (mm/hari)
elevasi muka air pengambilan, di mana elevasi ini digunakan sebagai acuan
dalam menentukan tinggi mercu bendung. Setelah elevasi mercu diketahui
maka analisis struktur bendung dapat dihitung, yaitu menentukan lebar
bendung, kolam olak, lantai muka, bangunan pembilas.
Dimana :
b. Gaya gempa
b. Tekanan hidrostatis
a. Terhadap guling
b. Terhadap geser
d1 d2
h m
1
b
BAB III
METODOLOGI
Metode perencanaan disusun untuk mempermudah pelaksanaan
perencanaan, dan untuk memperoleh penyelesaian masalah yang sesuai dengan
tujuan perencanaan yang ditetapkan melalui prosedur kerja yang sistematis,
teratur, dan tertib, sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Berikut
adalah metode perencanaanya.
3.1 Persiapan
Dalam tahap persiapan ini yang harus dilakukan adalah :
1. Membuat surat ijin untuk Dinas pengairan dan pertambangan kota
Ngawi untuk pengambilan data – data yang diperlukan dalam Tugas
Besar ini.
3.2 Survey Lapangan
Survey lapangan meliputi :
1. Kondisi lokasi
2. Kondisi sungai yang ada saat ini.
3. Kondisi wilayah daerah pengaliran.
4. Kendala dan masalah yang sering terjadi pada daerah study.
3.3 Study Literatur
Beberapa literature atau buku referensi yang dipakai untuk Tugas Besar
ini antara lain:
3.3.1 Analisa Hidrologi
3.3.1.1 Curah Hujan Rata-rata
Tinggi curah hujan terjadi di suatu wilayah yang di batasi
oleh suatu Das, berdasarkan data hujan yang diperoleh dari
beberapa stasiun hujan. Poligon Thiesen ini cocok untuk daerah
dengan tingkat persebaran stasiun hujan tidak merata dalam satu
Das. Cara ini didapatkan dengan megambil nilai rata- rata hitung
tinggi curah hujan dari beberapa stasiun hujan yang mempunyai
pengaruh terhadap DAS itu sendiri
Keterangan :
R = Hujan rata – rata (mm).
R1, R2, ... Rn = curah hujan pada stasiun 1,2,3,
....., n.
A1, A2, ... An = luas poligon stasiun 1,2,3, ,
n.\ (Soemarto, 1999 hal 10)
3.3.1.2 Deviasi Standar (S)
√
2
∑ ( Xi−X )
S=
n−1
Dimana :
S = Deviasi standart
Xi = Nilai varian ke i
X = Nilai rata-rata varian
N = Jumlah data
3.3.1.3 Koefisien Skewness (CS)
Kemencengan (skewness) adalah suatu nilai
yang menunjukkan derajat ketidak simestrisan dari
suatu bentuk distribusi :
Rumus :
n n 3
Σ i=1 ( x −x )
CS = ( n−1 ) ( n−2 )
3
s
Dimana :
CS = Koefesien Skewness
Xi = Nilai varian ke i
X = Nilai rata-rata varian
N = Jumlah data
S = Deviasi standar
3.3.1.4 Koefisien Kurtosis (CK)
Pengukuran kurtosis dimaksud untuk mengukur
keruncingan dari bentuk kurva distribusi, yang
umumnya dibandingkan dengan distribusi normal.
Rumus :
2 n 4
n Σ i=1 ( Xi−X )
Ck =
( n−1 ) ( n−2 )( n−3 ) s 4
Dimana :
CK = Koefisien Kurtosis
Xi = Nilai varian ke i
X = Nilai rata-rata varian
N = Jumlah data
S = Deviasi standar
3.3.1.5 Curah Hujan Rencana
Curah hujan rencana adalah prediksi terjadinya curah
hujan ekstrem yang terjadi pada periode ulang tertentu.
metode yang dipakai
Metode Distribusi Normal
Rumusan yang dipakai adalah
X = X + k . S
Dimana:
X = nilai varian yang diharapkan terjadi
X = Nilai rata-rata hitung varian
S = Standart deviasi
K = Faktor frekuensi, merupakan fungsi dari pada
peluang atau periode ulang dan tipe model matematik
dari distribusi peluang yang digunakan untuk analisis
peluang (Soewarno, 1995. Hal 116).
Metode Distribusi Gumbel
Rumusan yang dipakai adalah :
s
X = X + sn ( y t − y n )
Dimana:
X = nilai varian yang di harapkan terjadi
X = nilai rata-rata hitung varian
S = Standar deviasi
Yt = nilai reduksi varian dari variable yang diharapkan terjadi
pada pariode ulang tertentu (hubungan antara periode ulang T
dan Y dapat dilihat pada tabel)
Yn = nilai rata-rata dari reduksi varian, nilainya tergantung dari
jumlah data (n) dan dapat dilihat pada tabel.
Sn = deviasi standart dari reduksi varian nilainya tergantung
dari jumlah data (n) dan dapat dilihat pada table
Untuk mencari nilai besaran Yn dan Sn dapat dilihat pada Tabel
berikut :
Tabel 3.1 Hubungan Reduksi Variat Rata-Rata
(Yn) dan Deviasi Standar (Sn) Terhadap Jumlah
Data (N)
N Yn Sn
1 0,4592 0,9496
0
1 0,4996 0,9676
1
1 0,5053 0,9933
2
1 0,5070 0,9971
3
1 0,5100 1,0095
4
1 0,5128 1,0206
5
1 0,5157 1,0316
6
1 0,5181 1,0411
7
1 0,5202 1,0493
8
1 0,5220 1,0565
9
2 0,5236 1,0628
0
2 0,5252 1,0696
1
n Yn Sn
22 0,5268 1,0754
23 0,5283 1,0811
24 0,5296 1,0864
25 0,5309 1,0915
26 0,5320 1,1961
27 0,5332 1,1004
28 0,5343 1,1047
29 0,5353 1,1086
30 0,5362 1,1124
(Soewarno, 1995. Hal 127;128;129)
∑logX
logX =
n
√
2
∑ ( logX −log X )
S logX =
n−1
3
nΣ ( logX −logX )
s= 3
( n−1 )( n−2 ) ( S log X )
Keterangan :
Log X = perkiraan nilai logaritma yang diharapkan
terjadi dengan periode ulang tertentu
logX = nilai rata-rata,dengan rumus :
n = jumlah data
S logX = nilai deviasi standar dari log X
Cs = nilai kemencengan
Untuk mendapatkan nilai X yang diharapkan terjadi
pada periode tertentu, hitung anti log dari log X sesuai
dengan nilai CS nya.
(Soewarno, 1995. Hal 143)
Dari ketiga metode diatas akan diambil satu metode
yang akan digunakan dalam perhitungan selanjutnya
dengan ketentuan sebagai berikut :
Tabel 3.2 Syarat-syarat Jenis Distribusi
Distribusi Syarat Nilai
Distribusi Normal Cs ≈ 0
Ck ≈ 3
Distribusi Gumbel Cs ≤ 1,1396
Ck ≤ 5,4002
Distribusi Log Person Type Cs ± 0
III Ck ± 0
Chi-Kuadrat
i=1 Ei
Dimana :
Xh 2 = Parameter chi-kuadrat terhitung
G = Jumlah sub kelompok
Oi = Jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok ke i
Ei = Jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke i
Uji Smirnov-Kolmogorov
Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorov sering disebut juga
uji kecocokan non parametrik (non parametric test),
karena pengujiannya tidak menggunakan fungsi
distribusi tertentu.
Prosedurnya adalah sebagai berikut :
1. Urutkan data (dari besar ke kecil atau sebaliknya) dan
tentukan besarnya peluang dari masing- masing data
tersebut.
X1 P( X1)
X2 P ( X2)
X n P ( Xn)
X m P ( Xm )
X n P ' ( Xn)
3. Dari kedua nilai peluang tersebut tentukan selisih
terbesarnya antara peluang pengamatan dengan peluang
teoritis.
D=maksimum [ P ( X m ) −P' ( X m ) ]
Dimana:
Q p = debit puncak banjir (m3/det)
R0 = hujan satuan (mm)
T p = tenggang waktu dari permulaan hujan sampai
puncak banjir (jam)
T 0,3 = waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari
K = v2/2g
(Mawardi, 2006. Hal 44)
3.3.2.2 Tinggi Muka Air di atas Mercu Bendung
Tinggi muka air di atas mercu dapat dihitung dengan
persamaan tinggi energi-debit, untuk ambang bulat dan
pengontrol segi empat, yaitu :
2
Qd =C d x x beff √ 2/3 g+ H
3 /2
3
Keterangan :
Qd = debit (m3/det)
Cd = koefisien debit (Cd = C0.C1.C2)
g = percepatan gravitasi (m/det2)
beff = panjang mercu efektif (m)
H = tinggi energi di atas mercu (m)
(KP 02. Hal 41)
3.3.3 Stabilitas Konstruksi Bendung
3.3.3.1 Perhitungan Gaya Tekanan Uplift
Gaya tekanan uplift disetiap titik untuk keadaan air
normal dan banjir dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
(
U x = hx +
Lx
∑L )
ΔH γw
Keterangan :
Ux = gaya tekanan ke atas di titik x (ton/m2)
Hx = tinggi air upstream bendung sampai titik x (m)
Lx = jarak sepanjang bidang kontak dari elevasi muka air
upstream sampai titik x (m)
L = panjang total bidang kontak (m)
∆H = beda tinggi energi (m)
Lv = panjang bidang vertikal (m)
LH = panjang bidang horizontal (m)
(Mawardi, 2006. Hal 128)
Guling
∑ Mt
faktor keamanan ( FK )= ≥1,5−2
∑ Mg
Keterangan :
ƩMt = jumlah momen tahan (ton.m)
ƩMg = jumlah momen guling (ton.m)
(Mawardi, 2006. Hal 128)
Geser
f ∑V
faktor keamanan ( FK )= ≥ 1,3
∑H
koefesien geser (f) = tg
φ
Keterangan
ƩV = jumlah gaya-gaya vertikal
(ton)
ƩH = jumlah gaya-gaya horizontal (ton)
φ = sudut geser dalam sedalam pondasi
bendung (Mawardi, 2006. Hal 128)
Turun
Syarat terhadap daya dukung tanah pada keadaan
air normal dan keadaan air banjir dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
σ 1,2=
∑V
B(1±
6e
B )
Keterangan :
σ1,2 = tegangan tanah (kN/m2)
ƩV = jumlah gaya-gaya vertikal (ton)
B = lebar dasar (m)
E = eksentrisitas
persyaratannya yaitu bila σ1 < ̅σ dan σ2 > 0
(Mawardi, 2006. Hal 129)
Rembesan
∑ LV +1/3∑ L H
C L=
ΔH
Keterangan :
CL = angka rembesan lane
ƩLV = jumlah panjang vertical (m)
ƩLH = jumlah panjang horizontal (m)
H = beda tinggi muka air (m)
(Mawardi, 2006. Hal 128)
3.4 Pengumpulan Data
Data – data yang dikumpulkan untuk Tugas Akhir ini antara lain :
1. Peta Topografi
Untuk mengetahui lokasi yang akan ditinjau serta untuk
mengetahui kondisi topografi disekitar lokasi tersebut.
2. Data Curah Hujan
Melakukan perhitungan curah hujan rata – rata daerah, hujan
harian maksimum, intensitas hujan dan pemilihan rumus
intensita serta pemilihan metode intensitas hujan.
3. Data Eksisting sungai
Melakukan perhitungan long section sungai dan cross
section penampang saluran sungai sehingga mendapat
data – data yang diperlukan untuk membuat Tugas Akhir.
4. Data Mekanika Tanah
Untuk mengetahui karakteristik tanah di sekitar lokasi
yang ditinjau.
3.5 Pengolahan Data
MULAI
STUDY LITERATUR
PENGUMPULAN DATA
DATA DATA
PETA DATA DATA
CURAH CATCHMEN
TOPOGRAFI SUNGAI MEKTAN
HUJAN AREA
ANALISA ANALISA
HIDROLOGI HDROLOGI
PERENCANAAN DIMENSI
BENDUNG CEK DIMENSI
BENDUNG
TIDAK
KONTROL KESTABILAN STABIL?
YA
HASIL
KESIMPULAN
SELESAI
BAB IV
ANALISA HIDROLOGI
Ja Fe Ma Ap Me Ju Agus Se Ok No
Tahun Jul Des Jumlah
n b r r i n t p t v
21 12 27
1998 416 193 230 169 100 18 131 131 353 2342
1 0 0
19
1999 389 495 183 173 64 23 16 117 27 391 174 2244
2
32 15
2000 680 358 565 235 206 65 0 15 513 230 3343
2 4
20
2001 400 314 294 239 80 98 97 10 112 450 243 2546
9
20
2002 631 616 0 195 0 0 1 8 0 153 347 2153
2
13
2003 129 508 453 126 79 24 0 4 19 209 369 2050
0
19
2004 401 898 331 49 77 92 0 10 9 211 279 2551
4
14
2005 354 403 229 337 99 65 0 46 9 268 608 2566
8
19
2006 605 299 148 229 47 0 0 0 0 93 742 2354
1
17
2007 309 710 368 176 47 74 3 0 0 357 578 2794
2
11 15
2008 435 671 191 197 68 0 39 11 379 336 2595
2 6
17
2009 401 617 207 176 49 40 3 0 89 265 194 2215
4
35 11 32
2010 609 270 373 285 113 135 270 150 410 3407
3 1 8
14 17
2011 430 448 366 303 71 40 44 49 346 213 2622
1 1
2012 452 150 351 259 83 127 0 0 0 0 0 0
13 17 10
2013 759 414 208 398 206 129 17 279 364 3185
3 6 2
19 12
2014 680 825 200 182 209 67 0 35 201 193 2910
5 3
17
2015 383 650 277 399 12 12 4 0 0 216 276 2402
3
17 17 24
2016 118 555 204 359 84 135 708 262 459 3488
7 8 9
19
2017 466 313 320 232 43 91 35 17 93 249 355 2407
3
4.4 Data Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan Pos Gembiro
Tahu Ja Fe Ma Ap Me Ju Ju Agus Se Ok No De HHM
n n b r r i n l t p t v s T
1990 130 52 120 57 48 45 72 14 18 28 19 115 130
1991 111 139 45 85 35 32 5 9 5 8 60 35 139
1992 65 64 66 14 16 41 30 62 91 56 55 86 91
1993 226 69 42 71 52 92 8 64 7 60 72 16 226
1994 88 51 60 38 5 7 0 0 0 72 60 64 88
1995 76 158 99 57 54 67 42 1 38 69 89 115 158
1996 78 160 72 29 21 35 36 35 21 89 42 59 160
1997 140 44 67 59 33 22 12 13 0 0 14 76 140
1998 103 38 95 41 45 24 35 7 48 63 32 88 103
1999 80 74 34 38 25 10 16 70 24 90 67 44 90
2000 77 76 65 60 60 73 36 0 15 52 73 65 77
2001 46 115 65 90 41 30 30 10 39 65 86 49 115
Significant U Group 1 Group 2 Mann-Whitney Significant test Kn Statistic Batas max Batas min
Garung 5% -0.284 15 15 73 -1.64 2.563 190.2 58.9 diterima
Gembiro 5% -0.32 14 14 76.50 -0.99 2.53 334.00 51.50 diterima
Ponolawen 5% -0.73 12 12 56.00 -0.92 2.47 362.80 49.30 diterima
Kajen 5% -0.02 12 13 65.00 -0.71 2.49 269.70 67.70 diterima
Brondong 5% -0.69 11 12 62.50 -0.22 2.45 200.40 77.00 diterima
Kaliwadas 5% -1.87 10 11 50.00 -0.35 2.41 278.00 44.20 diterima
Sumub Kidul 5% -1.27 12 13 74.00 -0.22 2.49 303.10 43.90 diterima
Karangtengah 5% 1.40 13 13 60.50 -1.23 2.50 255.90 45.40 diterima
Kebadinan 5% 0.41 11 12 51.00 -0.92 2.45 188.40 47.60 diterima
Sragi 5% -0.27 12 12 65.00 -0.40 2.47 223.20 63.50 diterima
Delegtukang 5% 1.22 12 12 38.50 -1.94 2.47 225.00 58.40 diterima
Wangandowo 5% 0.74 11 11 35.50 -1.64 2.43 185.30 64.70 diterima
Kedungwuni 5% -1.49 10 11 47.00 -0.56 2.41 231.70 58.40 diterima
Pesantren Kletak 5% 0.03 13 14 80.00 -0.53 2.52 233.70 55.40 diterima
Karangsari 5% -0.13 12 13 48.00 -1.63 2.49 226.50 74.00 diterima
Karang Gondang 5% -0.64 14 14 93.00 -0.23 2.53 287.60 68.00 diterima
Kletak
Karangsari 131 148 166 189 219 241 264
Karang
133 150 172 203 249 290 337
Gondang
yang sedang dianalisa. Jenis datanya berupa intensitas, volume, atau komulatif
volume hujan. Setiap sub basin dianggap sebagai suatu tandon yang non linier
dimana inflownya adalah data hujan. Aliran permukaan, infiltrasi, dan
penguapan adalah komponen yang keluar dari subbasin.
Komponen utama dalam model HEC-HMS adalah sebagai berikut:
1) Basin model – berisi elemen-elemen DAS, hubungan antar elemen
dan parameter aliran
2) Meteorologic model – berisi data hujan dan penguapan
3) Control Specifications –berisi waktu mulai dan berakhirnya
hitungan
4) Time series data – berisi masukan data antara lain hujan, debit
5) Paired data – berisi pasangan data seperti hidrograf satuan
Simulasi hujan-aliran dalam setiap sub-DAS memerlukan beberapa
komponen model yaitu:
1) Hujan (precipitation) model - merupakan masukan pada sistem
DAS.
2) Loss models - untuk menghitung volume runoff (hujan efektif).
3) Direct runoff models – untuk mentransformasikan dari hujan
efektif menjadi aliran/limpasan permukaan.
4) Baseflow models – untuk menghitung besarnya aliran dasar.
Sedangkan untuk menyelesaikan analisis hidrologi ini, pemilihan
komponen hidrologi disesuaikan dengan ketersediaan data dengan menganalisa
beberapa parameter didalamnya baik untuk analisa ketersediaan air maupun
banjir.
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Debit Rencana Berbagai Periode Ulang.
Qpeak (m3/s)
Daerah Luas
Irigasi (km2) 2 5 10 25 50 100
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Bd.
Brondong 69.4 160.8 227.1 281.7 365.7 440.9 528.2
Bd. Gembiro 184.8 306.1 442.2 555.9 720.4 868.6 1032.8
Gambar 4.3 Skema HEC HMS dan hidrograf banjir yang dihasilkan di DAS DI
Sragi
Tabel 4.9 Parameter Banjir di DAS Bendung Brondong
Loss Transform Baseflow
Initial
SubDA Luas Initial Impe Lag Reces Rati
DAS Curve Disch
S (km2) Abstra rviou Graph Time sion o to
Numb arge
ction s Type (Menit Const Pea
er (m3/s/
(mm) (%) ) ant k
km2)
Delmarv
W250 29.30 9.16 82.73 0.00 51.09 0.004 0.30 0.10
a
Bd.
Delmarv
Brondon W260 15.30 9.11 82.80 0.00 60.22 0.004 0.30 0.10
a
g
Delmarv
W290 24.84 9.72 81.94 0.00 59.94 0.004 0.30 0.10
a
Tabel 4.10 Parameter Banjir di DAS Bendung Gembiro
Loss Transform Baseflow
Luas Initial
SubD Initial Lag Reces Rati
DAS (km2 Curve Dischar
AS Abstract Impervi Graph Time sion o to
) Numb ge
ion ous (%) Type (Men Consta Pea
er (m3/s/k
(mm) it) nt k
m2 )
W15 19.5 Delmarv 227.
9.96 81.60 0.00 0.004 0.30 0.10
0 0 a 71
W16 Delmarv 190.
5.45 10.43 80.97 0.00 0.004 0.30 0.10
Bd. 0 a 45
Gembi W17 Delmarv 74.9
0.80 9.15 82.74 0.00 0.004 0.30 0.10
ro 0 a 6
W18 32.1 9.59 82.12 0.00 Delmarv 82.0 0.004 0.30 0.10
0 5 a 5
W19 0.44 9.07 82.85 0.00 Delmarv 10.1 0.004 0.30 0.10
0 a 4
W20 Delmarv 16.5
0.06 7.59 85.00 0.00 0.004 0.30 0.10
0 a 5
W21 18.8 Delmarv 76.8
10.55 80.81 0.00 0.004 0.30 0.10
0 0 a 3
W22 11.2 Delmarv 53.8
10.52 80.84 0.00 0.004 0.30 0.10
0 5 a 3
W23 10.9 Delmarv 68.3
11.63 79.37 0.00 0.004 0.30 0.10
0 9 a 3
W25 29.3 Delmarv 51.0
9.16 82.73 0.00 0.004 0.30 0.10
0 0 a 9
W26 15.3 Delmarv 60.2
9.11 82.80 0.00 0.004 0.30 0.10
0 0 a 2
W28 Delmarv 53.5
1.81 9.83 81.78 0.00 0.004 0.30 0.10
0 a 3
W29 24.8 Delmarv 59.9
9.72 81.94 0.00 0.004 0.30 0.10
0 4 a 4
W34 14.1 Delmarv 259.
11.04 80.15 0.00 0.004 0.30 0.10
0 2 a 95
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Debit Bulanan SIWAMI di Brondong
Bulan
N Tahu
Ja Fe Ma Ap Ju Au Se No De
o n
n b r r Mei n Jul g p Okt v s
5.5 9.8 9.6 6.7 3.0 1.8 1.2 1.0 0.9 3.5 4.6
1 2003 2 6 0 0 4.22 3 6 2 0 9 9 0
4.9 8.4 9.8 5.9 3.9 2.8 1.4 1.3 1.6 3.8 8.8
2 2004 7 9 8 8 6.18 5 1 7 5 2 7 2
6.2 6.9 6.1 5.8 2.7 1.8 1.1 1.2 1.4 2.1 6.0
3 2005 4 6 9 1 4.77 3 0 0 9 3 4 2
7.7 7.3 5.8 7.1 2.9 1.6 1.0 0.8 0.6 1.0 4.3
4 2006 2 5 0 8 4.76 5 1 8 1 3 0 8
4.3 6.4 7.8 9.4 5.0 2.8 1.8 1.1 1.1 4.1 5.8
5 2007 5 4 5 0 6.07 1 3 0 1 8 6 1
5.2 7.5 8.8 7.6 3.0 1.8 1.4 0.9 1.8 5.6 4.8
6 2008 8 0 0 3 5.67 4 5 7 2 7 5 7
5.8 9.0 6.0 6.8 4.6 2.8 1.6 1.1 1.7 3.7 4.5
7 2009 9 4 6 3 6.93 7 5 1 1 2 7 3
6.6 9.0 8.7 8.1 10.1 7.5 5.8 4.6 8.2 7.5 8.4 9.0
8 2010 3 0 8 7 6 0 6 0 3 8 8 8
7.4 7.5 7.3 8.7 4.1 2.9 1.7 1.4 2.1 7.4 7.8
9 2011 3 2 2 6 7.32 9 9 8 0 6 7 0
8.5 9.2 6.2 7.6 4.4 2.3 1.5 1.1 1.8 3.5 6.4
10 2012 0 5 8 8 6.37 6 5 9 2 0 4 1
8.3 7.8 7.7 8.8 4.6 4.4 2.4 1.4 1.5 4.2 6.2
11 2013 2 8 5 0 5.61 2 0 5 2 2 4 6
6.2 7.3 6.4 7.4 3.5 2.3 1.3 0.9 1.1 3.7 6.4
12 2014 8 5 6 1 5.11 4 4 4 0 8 2 9
6.5 7.6 7.0 8.9 3.1 1.8 1.2 0.9 0.8 2.9 5.7
13 2015 2 2 7 5 5.06 8 6 7 3 2 8 5
4.7 7.5 7.7 7.3 5.7 4.7 2.9 3.6 4.5 5.9 6.3
14 2016 9 4 1 4 4.91 4 2 0 3 1 8 8
4.1 4.0 2.7 1.9 1.0 0.7 0.5 0.6 0.9 1.7 2.6
15 2017 9 4 4 9 1.25 2 3 8 0 0 0 6
2.1 4.0 3.6 2.5 0.9 0.7 0.5 0.4 0.4 0.4 1.1
16 2018 4 3 8 3 1.24 7 0 5 7 5 7 4
Rata - 5.9 7.4 7.0 6.9 3.7 2.6 1.6 1.6 1.9 3.9 5.6
rata 2 9 0 5 5.35 9 0 8 4 0 2 9
Bulan
N Tahu
Ja Fe Ma Ap Ju Au Se No De
o n
n b r r Mei n Jul g p Okt v s
4.5 6.6 5.9 5.8 2.8 1.6 1.0 0.8 0.8 1.8 4.4
Q80 2 5 0 7 4.44 2 9 9 5 5 7 4
3.5 5.2 4.7 4.1 1.8 1.1 0.8 0.7 0.7 1.3 3.5
Q90 8 4 4 7 2.73 7 7 3 0 3 5 2
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Debit Bulanan SIWAMI di Gembiro
N Tah Bulan
o un Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des
33.4 61.1 66.1 35.4 22.3 16.5 18.5 22.7
1 2003 6 1 3 6 7 8 9.69 6.85 5.38 5.05 7 1
27.5 49.6 60.0 29.7 28.9 17.9 13.5 18.9 49.3
2 2004 2 8 9 0 7 9 4 7.96 7.85 9.31 6 7
32.1 38.4 35.6 28.6 19.5 13.7 19.7
3 2005 2 8 0 9 1 5 9.07 6.50 7.60 7.99 7.17 1
34.7 38.3 29.1 37.5 20.0 13.7 21.4
4 2006 2 1 6 2 3 9 8.21 5.64 4.05 3.13 6.34 5
20.1 34.7 37.2 50.0 23.4 20.2 14.0 17.1 26.5
5 2007 0 2 6 2 9 8 7 9.22 5.87 5.84 0 4
27.8 40.2 46.3 39.7 23.1 12.1 26.9 23.3
6 2008 5 8 6 9 7 8 8.20 6.06 4.88 9.88 6 0
28.7 48.7 33.8 39.5 31.1 24.3 12.7 18.3 24.5
7 2009 1 1 8 6 6 5 9 8.25 6.16 7.99 5 8
35.8 46.5 50.4 46.8 50.4 42.8 25.0 19.1 42.5 41.1 39.6 43.7
8 2010 8 2 2 7 2 3 9 1 5 1 8 6
33.3 39.5 33.1 43.4 33.1 17.9 12.6 33.9 37.1
9 2011 8 4 0 0 0 6 5 7.82 6.36 9.49 1 9
1 45.1 46.3 30.8 38.8 27.0 19.7 10.4 15.1 28.6
0 2012 5 7 7 8 0 7 0 7.41 5.30 7.25 5 3
1 43.6 38.9 41.5 45.5 27.1 25.2 20.3 12.6 14.4 27.6
1 2013 8 5 1 1 1 0 3 7 7.98 7.94 1 0
1 24.6 36.6 31.1 36.9 23.5 18.1 13.0 15.2 25.4
2 2014 3 8 9 2 7 9 1 8.81 5.31 6.43 3 4
1 32.1 36.3 34.8 45.5 26.2 13.9 12.2 26.4
3 2015 0 5 9 9 3 9 8.62 6.26 4.53 3.44 3 5
1 20.2 37.5 38.2 33.0 23.6 27.1 22.6 13.4 19.8 20.6 23.6 32.8
4 2016 6 7 1 9 8 5 5 8 0 0 5 1
1 22.2 20.9 14.5 12.3 15.2
5 2017 9 1 3 9 7.72 6.11 4.28 2.97 2.53 4.25 7.40 1
1 13.0 22.6 19.5 12.8
6 2018 5 0 9 5 7.97 5.68 3.93 2.70 2.02 1.75 2.23 7.00
Rata - 29.6 39.8 37.6 36.0 24.7 18.4 12.2 17.3 26.9
rata 8 0 7 1 2 9 8 8.23 8.63 9.47 4 8
21.0 35.3 29.8 29.0 19.7 12.8 20.4
Q80 7 7 5 9 2 1 8.20 5.81 4.24 3.76 7.26 1
17.9 22.1 18.0 12.7 12.7
Q90 9 0 7 1 7.90 5.98 4.18 2.89 2.37 2.71 5.11 5
Tabel 4.13 Rekap hasil perhitungan debit bulanan SIWAMI di DI Sragi
Bulan
N Daerah
Au No
o Irigasi
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul g Sep Okt v Des
Brondon 1.6 1.0 0.8 0.8 1.8
1 g 4.52 6.65 5.90 5.87 4.44 2.82 9 9 5 5 7 4.44
21.0 35.3 29.8 29.0 19.7 12.8 8.2 5.8 4.2 3.7 7.2 20.4
2 Gembiro 7 7 5 9 2 1 0 1 4 6 6 1
2 Evapotranspirasi ( ETo ) mm/day 3.65 3.65 3.23 3.23 2.86 2.86 2.69 2.69 2.88 2.88 3.20 3.20 3.36 3.36 3.36 3.36 3.27 3.27 3.39 3.39 3.66 3.66 3.87 3.87
3 Perkolasi mm/day 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
4 Hujan Efektif ( Re )
a. Padi mm/day 0.00 0.00 3.50 3.50 4.81 4.81 8.51 8.51 6.75 6.75 4.52 4.52 3.94 3.94 1.78 1.78 0.79 0.79 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
b. Palawija mm/day 2.01 2.01 5.18 5.18 7.59 7.59 9.78 9.78 11.20 11.20 6.44 6.44 5.06 5.06 3.27 3.27 1.66 1.66 1.47 1.47 0.23 0.23 0.35 0.35
Golongan A+D
5 Koefisien tanaman 0.95 LP LP 1.1 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 LP LP 1.1 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 0.5 0.59 0.96 1.05 1.02
6 Kebutuhan Air Tanaman (ET) mm/day 3.466 3.552 3.146 3.146 2.825 2.825 2.733 0.000 3.693 3.693 3.523 3.523 3.102 3.102 0.000 1.697 2.157 3.509 4.067 3.951
7 Kebutuhan air penyiapan lahan mm/day 12.308 12.031 12.015 12.015
8 WLR mm/day 3.3 3.3 3.3 3.3
9 Kebutuhan air netto (NFR) mm/day 1.456 12.308 8.531 2.052 3.636 0.336 -0.388 -3.688 -2.017 -4.750 7.499 7.499 1.749 5.049 3.739 7.039 4.308 4.308 2.000 0.229 1.931 3.283 3.717 3.601
Kebutuhan air netto (NFR) L/s/ha 0.169 1.425 0.987 0.238 0.421 0.039 0.000 0.000 0.000 0.000 0.868 0.868 0.202 0.584 0.433 0.815 0.499 0.499 0.231 0.027 0.223 0.380 0.430 0.417
Efisiensi irigasi 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650
Kebutuhan air irigasi di intake (DR) L/s/ha 0.259 2.192 1.519 0.365 0.648 0.060 0.000 0.000 0.000 0.000 1.335 1.335 0.311 0.899 0.666 1.253 0.767 0.767 0.356 0.041 0.344 0.585 0.662 0.641
Luas Irigasi A ha 933.40 933.40 933.40 933.40 933.40 933.40 933.40 933.40 933.40 933.40 933.40 933.40 933.40 933.40 933.40 933.40 933.40 933.40 933.40 933.40 933.40 933.40 933.40 933.40
Luas Irigasi D ha 735.70 735.70 735.70 735.70 735.70 735.70 735.70 735.70 735.70 735.70 735.70 735.70 735.70 735.70 735.70 735.70 735.70 735.70 735.70 735.70 735.70 735.70 735.70 735.70
Kebutuhan air irigasi di intake A L/s 242.04 2045.62 1417.96 341.12 604.38 55.91 0.00 0.00 0.00 0.00 1246.29 1246.29 290.73 839.20 621.51 1169.99 716.08 716.08 332.41 38.09 320.90 545.68 617.75 598.44
Kebutuhan air irigasi di intake D L/s 190.77 1612.35 1117.62 268.87 476.37 44.07 0.00 0.00 0.00 0.00 982.32 982.32 229.15 661.46 489.87 922.18 564.41 564.41 262.00 30.02 252.93 430.10 486.91 471.69
Kebutuhan air irigasi di intake A m3/s 0.242 2.046 1.418 0.341 0.604 0.056 0.000 0.000 0.000 0.000 1.246 1.246 0.291 0.839 0.622 1.170 0.716 0.716 0.332 0.038 0.321 0.546 0.618 0.598
Kebutuhan air irigasi di intake D m3/s 0.191 1.612 1.118 0.269 0.476 0.044 0.000 0.000 0.000 0.000 0.982 0.982 0.229 0.661 0.490 0.922 0.564 0.564 0.262 0.030 0.253 0.430 0.487 0.472
Golongan B
5 Koefisien tanaman 1.02 0.95 LP LP 1.1 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 LP LP 1.1 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 0.5 0.59 0.96 1.05
6 Kebutuhan Air Tanaman (ET) mm/day 3.721 3.466 3.146 3.146 2.959 2.825 3.021 2.733 0.000 3.693 3.691 3.691 3.428 3.428 3.224 0.000 1.828 2.157 3.718 4.067
7 Kebutuhan air penyiapan lahan mm/day 12.031 12.031 12.015 12.116
8 WLR mm/day 3.3 3.3 3.3 3.3
9 Kebutuhan air netto (NFR) mm/day 1.712 1.456 8.531 8.531 0.336 3.636 -3.554 -0.388 -1.729 -2.017 -2.516 7.499 8.172 1.749 7.207 3.907 7.935 4.635 5.224 2.000 1.602 1.931 3.368 3.717
Kebutuhan air netto (NFR) L/s/ha 0.198 0.169 0.987 0.987 0.039 0.421 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.868 0.946 0.202 0.834 0.452 0.918 0.536 0.605 0.231 0.185 0.223 0.390 0.430
Efisiensi irigasi 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650
Kebutuhan air irigasi di intake (DR) L/s/ha 0.305 0.259 1.519 1.519 0.060 0.648 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 1.335 1.455 0.311 1.283 0.696 1.413 0.825 0.930 0.356 0.285 0.344 0.600 0.662
Luas Irigasi ha 980.0 980.0 980.0 980.0 980.0 980.0 980.0 980.0 980.0 980.0 980.0 980.0 980.0 980.0 980.0 980.0 980.0 980.0 980.0 980.0 980.0 980.0 980.0 980.0
Kebutuhan air irigasi di intake L/s 298.69 254.12 1488.75 1488.75 58.70 634.56 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1308.51 1426.06 305.25 1257.68 681.82 1384.66 808.80 911.61 349.00 279.52 336.92 587.76 648.59
Kebutuhan air irigasi di intake m3/s 0.299 0.254 1.489 1.489 0.059 0.635 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 1.309 1.426 0.305 1.258 0.682 1.385 0.809 0.912 0.349 0.280 0.337 0.588 0.649
Golongan C
5 Koefisien tanaman 1.05 1.02 0.95 LP LP 1.1 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 LP LP 1.1 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 0.5 0.59 0.96
6 Kebutuhan Air Tanaman (ET) mm/day 3.831 3.721 3.068 3.146 2.959 2.959 3.021 3.021 3.044 0.000 3.691 3.691 3.592 3.428 3.563 3.224 0.000 1.828 2.285 3.718
7 Kebutuhan air penyiapan lahan mm/day 12.031 11.788 12.11555 12.11555
8 WLR mm/day 3.3 3.3 3.3 3.3
9 Kebutuhan air netto (NFR) mm/day 1.821 1.712 -2.112 8.531 6.978 0.336 -0.254 -3.554 1.571 -1.729 0.528 -2.516 8.172 8.172 3.907 7.207 4.798 7.935 5.563 5.224 2.000 1.602 1.935 3.368
Kebutuhan air netto (NFR) L/s/ha 0.211 0.198 0.000 0.987 0.808 0.039 0.000 0.000 0.182 0.000 0.061 0.000 0.946 0.946 0.452 0.834 0.555 0.918 0.644 0.605 0.231 0.185 0.224 0.390
Efisiensi irigasi 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650
Kebutuhan air irigasi di intake (DR) L/s/ha 0.324 0.305 0.000 1.519 1.243 0.060 0.000 0.000 0.280 0.000 0.094 0.000 1.455 1.455 0.696 1.283 0.854 1.413 0.991 0.930 0.356 0.285 0.345 0.600
Luas Irigasi ha 738 738 738 738 738 738 738 738 738 738 738 738 738 738 738 738 738 738 738 738 738 738 738 738
Kebutuhan air irigasi di intake L/s 239.31 224.93 0.00 1121.12 916.98 44.21 0.00 0.00 206.40 0.00 69.35 0.00 1073.91 1073.91 513.45 947.11 630.53 1042.73 731.10 686.50 262.82 210.49 254.30 442.62
Kebutuhan air irigasi di intake m3/s 0.239 0.225 0.000 1.121 0.917 0.044 0.000 0.000 0.206 0.000 0.069 0.000 1.074 1.074 0.513 0.947 0.631 1.043 0.731 0.687 0.263 0.210 0.254 0.443
Kebutuhan air irigasi di intake (DR) Okt I Okt II Nov I Nov II Des I Des II Jan I Jan II Feb I Feb II Mar I Mar II Apr I Apr II Mei I Mei II Jun I Jun II Jul I Jul II Ags I Ags II Sep I Sep II
Golongan A 0.26 2.19 1.52 0.37 0.65 0.06 0.00 0.00 0.00 0.00 1.34 1.34 0.31 0.90 0.67 1.25 0.77 0.77 0.36 0.04 0.34 0.58 0.66 0.64
Golongan D 0.26 2.19 1.52 0.37 0.65 0.06 0.00 0.00 0.00 0.00 1.34 1.34 0.31 0.90 0.67 1.25 0.77 0.77 0.36 0.04 0.34 0.58 0.66 0.64
Golongan B L/s/ha 0.30 0.26 1.52 1.52 0.06 0.65 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.34 1.46 0.31 1.28 0.70 1.41 0.83 0.93 0.36 0.29 0.34 0.60 0.66
Golongan C 0.32 0.30 0.00 1.52 1.24 0.06 0.00 0.00 0.28 0.00 0.09 0.00 1.46 1.46 0.70 1.28 0.85 1.41 0.99 0.93 0.36 0.29 0.34 0.60
Rata-Rata 0.29 1.24 1.14 0.94 0.65 0.21 0.00 0.00 0.07 0.00 0.69 1.00 0.88 0.89 0.83 1.12 0.95 0.94 0.66 0.34 0.33 0.45 0.57 0.64
Kebutuhan Air Irigasi Okt I Okt II Nov I Nov II Des I Des II Jan I Jan II Feb I Feb II Mar I Mar II Apr I Apr II Mei I Mei II Jun I Jun II Jul I Jul II Ags I Ags II Sep I Sep II
Golongan A 0.24 2.05 1.42 0.34 0.60 0.06 0.00 0.00 0.00 0.00 1.25 1.25 0.29 0.84 0.62 1.17 0.72 0.72 0.33 0.04 0.32 0.55 0.62 0.60
Golongan D 0.19 1.61 1.12 0.27 0.48 0.04 0.00 0.00 0.00 0.00 0.98 0.98 0.23 0.66 0.49 0.92 0.56 0.56 0.26 0.03 0.25 0.43 0.49 0.47
Golongan B m3/s 0.30 0.25 1.49 1.49 0.06 0.63 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.31 1.43 0.31 1.26 0.68 1.38 0.81 0.91 0.35 0.28 0.34 0.59 0.65
Golongan C 0.24 0.22 0.00 1.12 0.92 0.04 0.00 0.00 0.21 0.00 0.07 0.00 1.07 1.07 0.51 0.95 0.63 1.04 0.73 0.69 0.26 0.21 0.25 0.44
Total 0.97 4.14 4.02 3.22 2.06 0.78 0.00 0.00 0.21 0.00 2.30 3.54 3.02 2.88 2.88 3.72 3.30 3.13 2.24 1.10 1.12 1.52 1.95 2.16
BAB V
Perencaan lay out ( tata letak ) Jaringan Irigasi Utama ( saluran primer
dan saluran sekunder ).
Pembuatan skema Jaringan Irigasi Utama semua daerah – daerah
irigasi dapat dialiri air.
Perencanaan dimensi – dimensi saluran irigasi.
Perencanaan dibuat dalam bentuk skema tata letak jaringan pada peta
atau gambar yang bersangkutan disertai dengan penjelasan – penjelasan
yang diperlukan dan analisa perhitungan dimensi saluran, dalam suatu
laporan perencanaan.
100 %−10 %
Kehilangan air di saluran sekunder 8% es = =
100
0,92
- Efisiensi untuk saluran primer ( ep )
100 %−11%
Kehilangan air di saluran primer 5% ep = =
100
0,95
Karena saluran primer dipengaruhi oleh efisiensi tersier dan juga
efisiensi sekunder, maka :
e.total primer (ep total) = et x es x ep = 0,88 x 0,92 x 0,95 = 0,769
Karena saluran primer dipengaruhi oleh efisiensi tersier dan juga
efisiensi sekunder maka :
e.total primer = et x es x ep
= 0,88 x 0,92 x 0,95
= 0,769
Teriser
1 3,75 -
BRd 1 ka
2 18 -
BRd 2 ka
3 202,5 -
BRd 3 ta
4 102,4 -
BRd 4 ka.1
5 182,8 -
BRd 4 ka.2
6 47,95 -
BRd 5 ka
7 112,3 -
BRd 6 ka.1
8 106,35 -
BRd 6 ka.2
9 67,9 -
BRd 6 ka 3
10 77,2 -
BRd 7 ka
11 62 -
BRd 8 ka
12 133,15 -
BRd 9 ka.1
13 175,8 -
BRd 9 ka.1
116,65 - PL.8.ka 8
PL.1.ka
18,75 - PL.8.ki 88,1
PL.1.ki
19,75 - PL.9.ki 142,45
PL.2.ka
35 - PL.10.ka 22
PL.3.ki.1
94,5 - PL.10.ki 84,15
PL.3.ki.2
52,1 - PL.11.ki.1 91,55
PL.3.ki.3
30,25 - PL.11.ki.2 137,5
PL.3.ki.4
7,85 - PL.12.ki 45,45
PL.4.ka
56 - PL.13.ki 42,2
PL.5.ki
9,8 - PL.13.ka 81,3
PL.6.ka
97,25 -
PL.6.ki.1
19 -
PL.6.ki.2
88,2 -
PL.7.ki
Sekunder
1 SO.1.ki
40,75 -
2 SO.2.ki
43 -
3 SO.3.ki.1
174,6 -
4 SO.3.ki.2
113,92 -
5 SO.3.ki.3
134,25 -
Supleso
1 8 -
GB.1.ka
5.2 Perhitungan Hidrologi
Analisa debit banjir saluran drainase hujan periode ulang 10 tahunan
dengan data perencanaan sebagai berikut:
Luas catchment area (A) = 446 Ha = 4,46 Km2
Koefisien Pengaliran (C) = 0,73
Waktu Awal (t0) = 600 s = 10 menit
Waktu Konsentrasi (tc) = 4200 s = 70 menit
Panjang Saluran (L) = 4000 m
Kecepatan Rata-rata/Velocity (V) = 1,5 m/s
Hujan Rencana kala Ualng 10 tahunan (Rt) = 180 mm/Hari
Penyelesaian:
1. Waktu Pengaliran Sepanjang Saluran
L
td =
60 .V
4 00 0
=
60 x 1,5
= 44,4 menit
2. Waktu Konsentrasi
tc = t0 + td
= 10 + 44,4
= 54,4 menit
3. Koefisien Penyimpangan
2tc
Cs =
2tc+td
2 x 70
=
( 2 x 70 )+ 4 4 , 4
= 0,76
4. Intensitas Hujan
Rt 24 2 /3
It = x( )
24 t
2 /3
180 24
= x( )
24 70/4 4 , 4
= 40,1 mm/jam
5. Debit Air yang Masuk
Q = 0,278 x C x Cs x I x A
= 0,278 x 0,73 x 0,76 x 40,1 x 4,46
= 27,58 m3/det
Dimana:
Q = Debit banjir rencana (m3/det)
C = Koefisien Pengaliran yang tergantung
dari permukaan tanah daerah
perencanaan
C = Koefisien penyimpangan
s
BRd.1.ka
A = 3,75 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 3,75 x 1 x 1/0,88
= 4,261 liter/detik
= 0,004 m3/dt
BRd.2.ka
A = 18 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 18 x 1 x 1/0,88
= 20.45 liter/detik
= 0,020 m3/dt
BRd.3.ka
A = 205,55 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 205,55 x 1 x 1/0,88
= 233,579 liter/detik
= 0,233 m3/dt
BRd.4.ka.1
A = 102,4 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 102,4 x 1 x 1/0,88
= 116,36 liter/detik
= 0,116 m3/dt
BRd.4.ka.2
A = 182,8 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 182,8 x 1 x 1/0,88
= 207,72 liter/detik
= 0,207 m3/dt
BRd.5.ka
A = 47,95 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 47,95 x 1 x 1/0,88
= 54,488 liter/detik
= 0,054 m3/dt
BRd.6.ka.1
A = 112,3 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 112,3 x 1 x 1/0,88
= 127,613 liter/detik
= 0,127 m3/dt
BRd.6.ka.2
A = 106,35 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 106,35 x 1 x 1/0,88
= 120,852 liter/detik
= 0,120 m3/dt
BRd.6.ka.3
A = 67,9 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 67,9 x 1 x 1/0,88
= 77,159 liter/detik
= 0,077 m3/dt
BRd.7.ka
A = 77,2 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 77,2 x 1 x 1/0,88
= 87,72 liter/detik
= 0,087 m3/dt
BRd.8.ka
A = 62 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 62 x 1 x 1/0,88
= 70,45 liter/detik
= 0,070 m3/dt
BRd.9.ka.1
A = 133,15 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 133,15 x 1 x 1/0,88
= 151,306 liter/detik
= 0,151 m3/dt
BRd.9.ka.2
A = 175,8 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 175,8 x 1 x 1/0,88
= 199,772 liter/detik
= 0,199 m3/dt
6 Petak Sekunder Saluran Ponowalen
PL.1.ka
A = 116,65 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 116,65 x 1 x 1/0,88
= 132.556 liter/detik
= 0,132 m3/dt
PL.1.ki
A = 18,75 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 18,75 x 1 x 1/0,88
= 21,306 liter/detik
= 0,021 m3/dt
PL.2.ka
A = 19,75 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 19,75 x 1 x 1/0,88
= 22,443 liter/detik
= 0,022 m3/dt
PL.3.ki.1
A = 35 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 35 x 1 x 1/0,88
= 39,772 liter/detik
= 0,039 m3/dt
PL.3.ki.2
A = 94,5 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 94,5 x 1 x 1/0,88
= 107,386 liter/detik
= 0,107 m3/dt
PL.3.ka.3
A = 52,1 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 52,1 x 1 x 1/0,88
= 59,204 liter/detik
= 0,059 m3/dt
PL.3.ki.4
A = 30,25 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 30,25 x 1 x 1/0,88
= 34,375 liter/detik
= 0,034 m3/dt
PL.4.ka
A = 7,85 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 7,85 x 1 x 1/0,88
= 8,920 liter/detik
= 0,008 m3/dt
PL.5.ki
A = 56 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 56 x 1 x 1/0,88
= 63.63 liter/detik
= 0,063 m3/dt
PL.6.ka
A = 9,8 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 9,8 x 1 x 1/0,88
= 11,136 liter/detik
= 0,011 m3/dt
PL.6.ki.1
A = 97,25 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 97,25 x 1 x 1/0,88
= 110,511 liter/detik
= 0,110 m3/dt
PL.6.ki.2
A = 19 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 19 x 1 x 1/0,88
= 21,590 liter/detik
= 0,021 m3/dt
PL.7.ki
A = 88,2 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 88,2 x 1 x 1/0,88
= 100,277 liter/detik
= 0,100 m3/dt
PL.8.ka
A = 8 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 8 x 1 x 1/0,88
= 9,09 liter/detik
= 0,009 m3/dt
PL.8.ki
A = 81,1 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 81,1 x 1 x 1/0,88
= 92,159 liter/detik
= 0,092 m3/dt
PL.9.ki
A = 142,45 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 142,45 x 1 x 1/0,88
= 161,875 liter/detik
= 0,161 m3/dt
PL.10.ka
A = 22 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 22 x 1 x 1/0,88
= 25 liter/detik
= 0,025 m3/dt
PL.10.ki
A = 84,15 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 84,15 x 1 x 1/0,88
= 95,625 liter/detik
= 0,095 m3/dt
PL.11.ki.1
A = 91,55 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 91,55 x 1 x 1/0,88
= 104,034 liter/detik
= 0,104 m3/dt
PL.11.ki.2
A = 137,5 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 137,5 x 1 x 1/0,88
= 156,25 liter/detik
= 0,156 m3/dt
PL.12.ki
A = 45,45 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 45,45 x 1 x 1/0,88
= 51,647 liter/detik
= 0,051 m3/dt
PL.13.ki
A = 42,2 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 42,2 x 1 x 1/0,88
= 47,954 liter/detik
= 0,047 m3/dt
PL.13.ka
A = 81,3 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 81,3 x 1 x 1/0,88
= 92,386 liter/detik
= 0,092 m3/dt
= 176 x 1 x 1/0,88
= 200 liter/detik
= 0,200 m3/dt
SO.3.ki.2
A = 118,9 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 118,9 x 1 x 1/0,88
= 135,11 liter/detik
= 0,135 m3/dt
SO.3.ki.3
A = 134,25 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 134,25 x 1 x 1/0,88
= 152,556 liter/detik
= 0,152 m3/dt
8 Petak Suplesi Saluran Gembiro
GB.1.ka
A = 5 Ha
Qt = A x q x 1/et
= 5 x 1 x 1/0,88
= 5,681 liter/detik
= 0,005 m3/dt
Teriser
1 3,75 4,261
BRd 1 ka
2 18 20,45
BRd 2 ka
3 202,5 233,579
BRd 3 ta
4 102,4 116,36
BRd 4 ka.1
5 182,8 207,72
BRd 4 ka.2
6 47,95 54,488
BRd 5 ka
7 112,3 127,613
BRd 6 ka.1
8 106,35 120.852
BRd 6 ka.2
9 67,9 77,159
BRd 6 ka 3
10 77,2 87,72
BRd 7 ka
11 62 70,45
BRd 8 ka
12 133,15 151,306
BRd 9 ka.1
13 175,8 199,772
BRd 9 ka.1
Tabel 5.6 Debit Rencana Petak Sekunder Ponowalen
Sekunder
1 40,75 56,761
SO.1.ki
2 43 48,863
SO.2.ki
3 174,6 200
SO.3.ki.1
4 113,92 135,11
SO.3.ki.2
5 134,25 152,556
SO.3.ki.3
Tabel 5.8 Debit Rencana Petak Suplesi Gembiro
Supleso
1 8 5,681
GB.1.ka
5.4 Perhitungan Luas Areal Irigasi
Peta topografi pada data yang terampil berskala 1:5.000
Pengukuran luas petak menggunakan perhitungan skala dengan
pengukuran penggaris.
Berikut pengukuran luas petak:
1. Petak 1
= 337.500.000 cm²
= 337.500 m²
= 33,75 Ha
100 %−5 %
es= = 0,95
100 %
q = 1 liter/detik
A=33 ,75 Ha
1
Qs= A × q ×
et
1
Qs=33 ,75 ×1 × =35,526 liter /detik
0,95
2. Petak 2
100 %−5 %
es= =0,95
100 %
q = 1 liter/detik
A=16,875 Ha
1
Qs= A × q ×
et
1
Qs=16,875 ×1 × =17,763 liter /detik
0,95
= 28.125.000 cm
= 28.125 m²
= 2,8125 Ha
100 %−5 %
es= =0,95
100 %
q = 1 liter/detik
Ha
A=2,8125
1
Qs= A × q ×
et
1
Qs=2,8125× 1× =2,961 liter /detik
0,95
= 17,763 + 2,961
3. Petak 3
Luas Petak :
a = 5 cm = 5 x 5000 cm = 25500 cm = 255 m
b = 2 cm = 2 x 5000 cm = 10000 cm = 100 m
t = 8 cm = 8 x 5000 cm = 40000 cm = 400 m
a+b
Luas = xt
2
225+100
= x 400 = 110000 m2
2
= 11 Ha
100 %−8 %
es= = 0,92 %
100 %
q = 1 liter/detik
A=8Ha
1
Qs= A × q ×
et
1
Qs=8× 1× =8,696liter /deti k
0,92
4. Petak 4
Luas Petak :
a = 5,5 cm = 5 x 5000 cm = 27500 cm = 275 m
b = 2 cm = 2 x 5000 cm = 10000 cm = 100 m
t = 8 cm = 8 x 5000 cm = 40000 cm = 400 m
a+b
Luas = xt
2
275+100
= x 400 = 130000 m2
2
= 13 ha
100 %−8 %
es= = 0,92 %
100 %
q = 1 liter/detik
A=13Ha
1
Qs= A × q ×
et
1
Qs=13 × 1× =14,130 liter /detik
0,92
5. Petak 5
= 202.500.000 cm²
= 202.500 m²
= 20,25 Ha
q = 1 liter/detik
A=20,25 Ha
1
Qs= A × q ×
et
1
Qs=20,25× 1× =22,01 liter/detik
0,92
6. Petak 6
= 168.750.000 cm²
= 168.750 m²
= 16,875 Ha
q = 1 liter/detik
A=16,875 Ha
1
Qs= A × q ×
et
1
Qs=16,875 ×1 × =18,342 liter/detik
0,92
= 262.500.000 cm²
= 262.500 m²
= 26,25 Ha
q = 1 liter/detik
A=26,25 Ha
1
Qs= A × q ×
et
1
Qs=26,25× 1× =28,533 liter /detik
0,92
= 26,25 + 28,53
7. Petak 7
Luas Petak :
a = 8 cm = 8 x 5000 cm = 40000 cm = 400 m
b= 10 cm = 10 x 5000 cm = 50000 cm = 500 m
t = 2 cm = 2 x 5000 cm = 10000 cm = 100 m
a+b
Luas = xt
2
400+500
= x 100 = 65000 m2
2
= 6,5 ha
100 %−8 %
es= = 0,92 %
100 %
q = 1 liter/detik
A=6,5Ha
1
Qs= A × q ×
et
1
Qs=6,5× 1× =7,065 liter /detik
0,92
8. Petak 8
= 568.750.000 cm²
= 568.750 m²
= 56,875 Ha
q = 1 liter/detik
A=56,875Ha
1
Qs= A × q ×
et
1
Qs=56,875 ×1 × =61,821 liter/detik
0,92
9. Petak 9
= 356.250.000 cm²
= 356.250 m²
= 35,625 Ha
q = 1 liter/detik
A=35,625Ha
1
Qs= A × q ×
et
1
Qs=35,625 ×1 × =38,723 liter/deti
0,92
Luas Petak 2 :
a = 2 cm =2 x 5000 cm = 10000 cm = 100 m
b = 4 cm =4 x 5000 cm = 20000 cm = 200 m
t = 2,5 cm = 2,5 x 5000 cm = 125000 cm = 125 m
a+b
Luas = xt
2
100+200
= x 125 = 25000 m2
2
= 2,5 ha
100 %−8 %
es= = 0,92 %
100 %
q = 1 liter/detik
A=2,5Ha
1
Qs= A × q ×
et
1
Qs=2,5× 1× =2,717 liter /detik
0,92
= 38,723 + 2,717
10. Petak 10
= 730.000.000 cm²
= 730.000 m²
= 73 Ha
100 %−8 %
es= = 0,92 %
100 %
q = 1 liter/detik
A=73Ha
1
Q= A × q ×
et
1
Qs=73 × 1× =79,35 liter /detik
0,92
V = k. R2/3. I1/2
Q = V. A
A = b. h + m. h2
P = b +2h √ m2+1
A
R =
P
Keterangan :
b:h
=
=1
√ √
A
2
=
0,083
2
=0,20 m
b = 0,20
P = b+2h√ m2+12 =0,20+2∗0,20 √ 12 +12=0,76 m
A 0,083
R = = =0,109 m
P 0,76
2 2
v 0,30
I =( 2
) =( 2
) = 3,093x10-4 m
k R3 42,5 x 0,109 3
w
h
1
W = 0,30 m
Gambar Penampang Dimensi Saluran Tersier PB.Brondong Ki
5.2.2.2. Perhitungan Dimensi Saluran Primer
Dimensi Saluran Primer Brd 1 Ka
A = 3,75 Ha
Qt = 4,65 l/dt = 0,004 m3/dt
Dari tabel irigasi, didapat :
v = 0,40 m/dt
n =b:h=1
m =1
k = 42,5
Perhitungan
Q =vxA
Q 0,004
A = = =0,01 m2
v 0,4
b:h
=
=1
√ √
A
2
=
0,01
2
=0,005 m
b = 0,005
P = b+2h√ m 2+12 =0,005+2∗0,005 √12 +12=0,019 m
A 0,01
R = = =0,526 m
P 0,019
2 2
v 0,40
I =( 2
) =( 2
) = 1.44x10-4 m
k R3 42,5 x 0,526 3
w
h
1
W = 0,40 m
Dimensi Saluran Primer Brd 2 Ka
A = 18 Ha
Qt = 22,32 l/dt = 0,022 m3/dt
Dari tabel irigasi, didapat :
v = 0,40 m/dt
n =b:h=1
m =1
k = 42,5
Perhitungan
Q =vxA
Q 0,022 2
A = = =0,055 m
v 0,4
b:h
=
=1
√ √
A
2
=
0,055
2
=0,027 m
b = 0,027
P = b+2h√ m2+12 =0,027+2∗0,027 √ 12 +12=0,103m
A 0,055
R = = =0,533 m
P 0,103
2 2
v 0,40
I =( 2
) =( 2
) = 1.43x10-4 m
3 3
kR 42,5 x 0,533
w
h
1
W = 0,40 m
b:h
=
=2
√ √
A
2
=
0,182
2
=0,091 m
b = 0,182
P = b+2h√ m 2+12 =0,182+2∗0,182 √ 12+12 =0,696 m
A 0,182
R = = =0 ,261 m
P 0,696
2 2
v 0,40
I =( 2
) =( 2
) = 2,3x10-4 m
k R3 42,5 x 0,261 3
w
h
1
W = 0,40 m
N S. Qp v N m K h b A P R (m) I (m)
O Free (m3/dt) (m/dt (m) (m) (m2) (m)
Intake )
1 Free 25,79 0,30 1 1 42,5 0,20 0,20 0,083 0,76 0,109 0.0000
. Intake 3093
1
Analog Perhitungan Saluran Free Intake Brondong Tersebut, Dapat Diketahui :
N S. Qp v N m K h b A P R (m) I (m)
O Primer (m3/dt) (m/dt (m) (m) (m2) (m)
)
1 Primer 4,65 0,40 1 1 42,5 0,00 0,00 0,01 0,019 0,526 0.0000
. 1 5 5 144
2 Primer 22,23 0,40 1 1 42,5 0,02 0,02 0,055 0,103 0,533 0,0000
2 7 7 140
N S. Qp v N m K h b A P R (m) I (m)
O Sekunder (m3/dt) (m/dt (m) (m) (m2) (m)
)
1 Sekunder 73,43 0,40 1 2 42,5 0,09 0,18 0,182 0,696 0,261 0.0000
. 1 1 2 230
BAB VI
6.2. Saran
a. Kebutuhan air untuk penggunaan lahan di daerah irigasi Bendung Sragi
sangat banyak, untuk memenuhi kebutuhan air tersebut diperlukan jumlah
air yang banyak juga. Kebutuhan air untuk pengolahan lahan ditentukan
sebesar 324000 m3/hari, sedangkan untuk penggunaan konsumtif sebesar
3106994 m3/hari. Untuk memberikan hasil panen yang memuaskan para
petani harus memenuhi kebutuhan air tersebut, untuk itu dibutuhkan
tenaga dan keterampilan yang lebih besar dari para petani.
b. Jumlah ketersediaan air yang sampai ke daerah pertanian Sragi sebesar
3106994 m3/hari, kebutuhan air tak akan bisa tercapai. Untuk itu
diperlukan upaya untuk menambah debit air yang bisa sampai ke daerah
pertanian degan cara memperbesar saluran irigasi untuk bisa menampung
jumlah air yang mengalir, memperbaiki saluran irigasi agar tidak gampang
longsor pada saat hujan turun serta debit airnya berlebihan.
c. Disini peran pemerintah sangat dibutuhkan, dengan memperbaiki saluran
irigasi serta meningkatkan tanggung jawab dalam ke ikut sertaan petugas
pengairan dalam menjaga fasiliitas pengairan demi kelancaran debit air
yang mengalir. Selain itu jumlah air yang digunakan untuk instansi
perikanan tersebut bisa dikurangi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
petani di daerah irigasi Soangan.
BAB VII
PENUTUP
Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan semoga laporan tugas ini dapat
bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa pada umumnya.