Anda di halaman 1dari 12

Portofolio

PORTOFOLIO BEDAH
“Hernia Inguinalis Lateralis Inkarserata”

Disusun oleh :
dr. Steffi Isliana

Pendamping :
dr. Fitri Isneni

Wahana :
RS Siti Aisyah Lubuklinggau

KOMITE INTERNSIP DOKTER INDONESIA


PUSAT PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN
BADAN PPSDM KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Portofolio
Dengan Judul :

Hernia Inguinalis Lateralis Inkarserata

Oleh:
dr. Steffi Isliana

Pendamping:
dr. Fitri Isneni

Wahana:
RS Siti Aisyah Lubuklinggau

Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk mengikuti


Program Internsip Dokter Indonesia

Lubuklinggau, November 2021


Pendamping

dr. Fitri Isneni


NIP. 198107282008032001
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan portofolio ini
dengan judul “Hernia Inguinalis Lateralis Inkarserata”. Pada kesempatan ini,
penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Fitri
Isneni, selaku pendamping yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan
memberikan arahan dalam penyusunan portofolio ini.
Dalam penyusunan portofolio ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan, baik dari isi maupun teknik penulisan. Sehingga
apabila ada kritik dan saran dari semua pihak untuk kesempurnaan portofolio,
penulis ucapkan banyak terima kasih. Demikianlah penulisan portofolio ini,
semoga dapat berguna bagi kita semua.

Lubuklinggau, November 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

Hernia adalah penonjolan sebagian isi organ atau jaringan melalui


lubang yang abnormal. Hernia terdiri dari cincin, kantong dan isi hernia. Semua
hernia terjadi melalui celah lemah kelemahan yang potensial pada dinding
abdomen yang dicetuskan oleh peningkatan tekanan intraabdomen yang berulang
atau berkelanjutan.
Hernia inguinalis merupakan kasus bedah digestif terbanyak setelah
appendisitis. Sampai saat ini masih merupakan tantangan dalam peningkatan
status kesehatan masyarakat karena besarnya biaya yang diperoleh dalam
penanganannya dan hilangnya tenaga kerja akibat lambatnya pemulihan dan
angka rekurensi. Dari keseluruhan operasi di Eropa tindakan bedah hernia
terbanyak 17,2% dan 24,1% di Amerika Serikat.
Di negara maju, orang yang berusia lebih dari 85 tahun yang terdiri
dari 2% populasi umum pada tahun 2050 diperkirakan akan meningkat dua kali
lipat mengalami penyakit hernia inguinalis. Ini berarti bahwa tingkat presentasi ke
rumah sakit pada penderita hernia inguinalis juga akan meningkat. Tindakan
bedah dalam penyembuhan hernia inguinalis adalah salah satu prosedur yang
paling sering dilakukan dan kekambuhan hernia inguinalis jarang terjadi. Risiko
kekambuhan hernia bisa mencapai hingga 15% tergantung pada berbagai faktor
termasuk keahlian dokter bedah. Risiko pertambahan hernia inguinalis yang
sebanyak 1,7% dari populasi umum dapat meningkat sekitar 4% setelah usia 45
tahun. Insiden hernia inguinalis pada populasi yang berusia antara 16 dampai 24
tahun adalah 11/10.000 orang tiap tahun. Jumlah ini akan meningkat sampai di
atas 200/10.000 orang tiap tahun pada populasi yang berusia diatas 72 tahun.
Elektif hernia inguinalis umumnya dikaitkan dengan tingkat kematian yang
diperkirakan di bawah 0,01%. Hernia inguinalis dapat terjadi disebelah kanan
60%, sebelah kiri 20-25%, di bilateral 15%. Sekitar 75% dari semua hernia yang
berada di dinding perut terlihat di selangkangan.

1
Data Kementerian Kesehatan Indonesia menyebutkan bahwa
berdasarkan distribusi penyakit sistem cerna pasien rawat inap menurut golongan
sebab sakit di Indonesia tahun 2004, hernia menempati urutan ke-8 dengan jumlah
18.145 kasus, 273 diantaranya meninggal dunia. Dari total tersebut, 15.051 kasus
diantaranya terjadi pada pria dan 3.094 kasus terjadi pada wanita.
Hampir 75% dari hernia abdomen merupakan hernia inguinalis. Untuk
memahami lebih jauh tentang hernia diperlukan pengetahuan kanalis inguinalis.
Hernia inguinalis dibagi menjadi hernia lateralis dan hernia medialis dimana
hernia inguinalis lateralis lebih banyak dua pertiga dari hernia inguinalis medialis.
Sepertiga sisanya adalah hernia inguinalis medialis.

2
BAB II
STATUS PASIEN

A. IDENTIFIKASI
Nama : Tn. Suganak
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : 01-07-1965
Umur : 56 tahun
Agama : Islam
Alamat : Musi Rawas
Tingkat Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Kuli bangunan
Tanggal Masuk IGD : 11 November 2021

B. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Benjolan di skrotum sebelah kanan

Riwayat Penyakit Sekarang


Keluhan ini sudah dialami sejak 5 bulan yang lalu sebelum masuk
rumah sakit. Awal timbul benjolan kecil di lipat paha sampai skrotum sebelah
kanan. Benjolan timbul terutama saat pasien berdiri, mengedan, atau
mengangkat beban berat saat pasien mengangkat bahan bangunan. Pasien
tidak mengeluh nyeri saat benjolan muncul, benjolan dapat masuk dengan
sendirinya saat pasien beristirahat atau berbaring.
Sejak 1 hari ini benjolan tersebut mulai turun sampai ke area
kemaluan dan bertambah besar, sebesar bola kasti, benjolan tidak bisa
dimasukkan lagi dan nyeri. Pasien juga mengeluh mual (+) muntah (+)
frrekuensi > 5 x volume ½ aqua gelas berisi makanan yang dimakan. Pasien
juga mengeluh nafsu makan berkurang (+),demam disangkal. BAB (+), BAK
(+), kentut (+).

3
Riwayat Penyakit Sebelumnya
 Riwayat keluhan serupa : disangkal
 Riwayat penyakit jantung : disangkal
 Riwayat penyakit jantung : disangkal
 Riwayat diabetes mellitus : disangkal
 Riwayat hipertensi : disangkal

Riwayat Keluarga
 Riwayat keluhan serupa : disangkal
 Riwayat penyakit jantung : disangkal
 Riwayat penyakit jantung : disangkal
 Riwayat diabetes mellitus : disangkal
 Riwayat hipertensi : disangkal

C. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Sensorium : Compos Mentis
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Heart Rate : 88x/i
Respiratory Rate : 20x/i
Suhu : 37,2oC

Pemeriksaan Fisik
Kepala : normocepali
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut : sianosis (-)
Leher : pembesaran KGB (-)
Thoraks
 Paru-paru
- Inspeksi : simetris kiri = kanan
- Palpasi : stem fremitus kiri = kanan
- Perkusi : sonor seluruh lapang paru

4
- Auskultasi : vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
 Jantung
- Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
- Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
- Perkusi : Tidak dilakukan
- Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen
- Inspeksi : Perut tampak datar, scar (-)
- Auskultasi : Bising usus (+) normal, nyeri tekan (-)
- Palpasi : Lemas, hepar dan lien tidak teraba
- Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)

Ekstremitas : Pitting edema (-/-), akral hangat, CRT < 2 detik


Genitalia : Skrotum kanan tampak membesar, nyeri tekan (+)
Rectal Touche : Sphinter ani ketat, mukosa rectum licin, nyeri tekan (+),
tidak teraba massa, handscoon feses (-), darah (-)

STATUS LOKALIS
Regio Inguinalis – Scrotalis Dextra
- Inspeksi : Terlihat benjolan sebesar bola kasti di daerah skrotum
dextra, warna sama dengan kulit sekitarnya
- Palpasi : Teraba benjolan sebesar bola kasti, konsistensi kenyal,
permukaan rata, nyeri tekan (+), benjolan tidak dapat di
dorong masuk kerongga abdomen

Foto Klinis

5
D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM (03 Mei 2021)
Hematologi
Hemoglobin : 15,0 gr/dL
Leukosit : 20.000/uL
Hematokrit : 51%
Trombosit : 246.000/uL
Eritrosit : 5,2 juta/uL
MCV : 83 fL
MCH : 29 fL
MCHC : 33 fL
CT : 14,7 detik
BT : 31,4 detik
GDS : 123 mg/dL
Anti HIV : Non-reaktif
HbsAg : Non-reaktif
Kesan : Leukositosis

E. DIAGNOSIS KERJA
Hernia Inguinalis Lateralis Inkarserata

F. PENATALAKSANAAN
- Kateterisasi Urin
- IVFD RL 20 tpm
- Inj. Pantoprazole 40 mg / 24 jam
- Inj. Ondancentron 2x4mg
- Inj. Ceftriaxone 2x1gr st
- Rencana operasi

G. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad functionam : Bonam
Quo ad sanationam : Bonam

6
BAB III
ANALISA MASALAH

Berdasarkan autoanamnesis dari Tn. Suganak datang dengan keluhan


benjolan di skrotum sebelah kanan. Keluhan ini sudah dialami sejak 5 bulan yang
lalu sebelum masuk rumah sakit. Awal timbul benjolan kecil di lipat paha sampai
skrotum sebelah kanan. Benjolan timbul terutama saat pasien berdiri, mengedan,
atau mengangkat beban berat saat pasien mengangkat bahan bangunan. Pasien
tidak mengeluh nyeri saat benjolan muncul, benjolan dapat masuk dengan
sendirinya saat pasien beristirahat atau berbaring.
Sejak 1 hari ini benjolan tersebut mulai turun sampai ke area
kemaluan dan bertambah besar, sebesar bola kasti, benjolan tidak bisa
dimasukkan lagi dan nyeri. Pasien juga mengeluh mual (+) muntah (+) frrekuensi
> 5 x volume ½ aqua gelas berisi makanan yang dimakan. Pasien juga mengeluh
nafsu makan berkurang (+),. BAB (+), BAK (+), kentut (+).
Adapun beberapa pemeriksaan fisik yang telah dilakukan pada pasien
ini yaitu : Pemeriksaan Finger Test menggunakan jari ke-2 atau hari ke-5,
dimasukkan lewat skrotum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal. Penderita
disuruh batuk : bila impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis Lateralis, bila
impuls disamping jari Hernia Inguinalis Medialis.

Pemeriksaan Ziemen Test, posisi pasien berbaring, bila ada benjolan


masukkan dulu (biasanya oleh penderita), hernia kanan diperiksa dengan tangan
kanan, lalu penderita disuruh batuk bila rangsangan pada jari ke-2 Hernia
Inguinalis Lateralis, bila pada jari ke-3 Hernia Inguinalis Medialis, dan bila pada
jari ke-4 Hernia Femoralis.

7
Pemeriksaan Thumb Test, anukus internus ditekan dengan ibu jari
dan penderita disuruh mengejan, bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis
Medialis, bila tidak keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis Lateralis.

Hasil dari pemeriksaan fisik dari pasien ini mendukung diagnosis


hernia inguinalis lateralis inkarserata dimana pada daerah inguinal kanan
ditemukan benjolan dari inguinal kanan ke skrotum, berbentuk lonjong di mana
ini menandakan hernia inguinalis lateralis. Benjolan juga kenyal, mobile dan
finger test teraba benjolan di ujung jari pemeriksa. Warna kulit sama dengan
warna kulit di sekitarnya (untuk menyingkirkan adanya radang)
Dari pemeriksaan penunjang seperti laboratorium, EKG dan rontgen
thoraks tidak ditemukan adanya kelainan sehingga diagnosis Hernia Inguinalis
Lateralis Inkarserata bisa ditegakkan dan dapat dilakukan penanganan pada
pasien ini yaitu tindakan operasi herniotomi dan hernioplasty. Dikarenakan pasien
menderita hernia inguinalis lateralis inkarserata yang tidak disertai komplikasi dan
penanganan yang tepat dan baik maka prognosis pasien ini baik sehingga bisa
segera pulang dari rumah sakit setelah dilakukan operasi.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Brunicardi, F Charles. 2005. Inguinal Hernias. Schwartz’s Principles


of Surgery. Eighth edition. New York. Mc Graw-Hill. 1353-1394.
2. Townsend, Courtney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook of
Surgery. 17thEdition. Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-1217
3. Syamsuhidayat, R, and Wim de Jong, (2012), Buku Ajar Ilmu Bedah,
edisi revisi, 706- 710, EGC, Jakarta.
4. Inguinal Hernia: Anatomy and Managementhttp://www.medscape.com/
5. Dunphy, J.E, M.D, F.A.C.S. dan Botsford, M.D, F.A.C.S,
Pemeriksaan Fisik Bedah, edisi ke-4, 145-146, Yayasan Essentia
Medika, Yogyakarta.
6. Dudley and Waxmann, Scott; An Aid to Clinical Surgery, 4nd ed,
247, Longman Singapore Publisher Ltd, Singapore.
7. Darmokusumo, K, Buku Pegangan Kuliah Ilmu Bedah, Fakultas
Kedokteran, Universitas Muhamadiyah Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai