Anda di halaman 1dari 16

Portofolio

PORTOFOLIO BEDAH
“Vertigo”

Disusun oleh :
dr. Steffi Isliana

Pendamping :
dr. Fitri Isneni

Wahana :
RS Siti Aisyah Lubuklinggau

KOMITE INTERNSIP DOKTER INDONESIA


PUSAT PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN
BADAN PPSDM KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Portofolio
Dengan Judul :

Vertigo

Oleh:
dr. Steffi Isliana

Pendamping:
dr. Fitri Isneni

Wahana:
RS Siti Aisyah Lubuklinggau

Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk mengikuti


Program Internsip Dokter Indonesia

Lubuklinggau, November 2021


Pendamping

dr. Fitri Isneni


NIP. 198107282008032001
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan portofolio ini dengan judul “vertigo”.
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr.
Fitri Isneni, selaku pendamping yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan
memberikan arahan dalam penyusunan portofolio ini.
Dalam penyusunan portofolio ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan, baik dari isi maupun teknik penulisan. Sehingga apabila ada kritik dan saran dari
semua pihak untuk kesempurnaan portofolio, penulis ucapkan banyak terima kasih.
Demikianlah penulisan portofolio ini, semoga dapat berguna bagi kita semua.

Lubuklinggau, November 2021

Penulis

3
1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. Ahmad afandi

Umur : 24 tahun Jenis


Kelamin : laki- laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : belum menikah
Menikah Pekerjaan : swasta
Alamat : pulasari remajang

Masuk RS : 10 NOVEMBER 2021, pukul 22.36 WIB

1. DATA SUBYEKTIF

Anamnesis diperoleh dari : Pasien (autoanamnesis)

Keluhan utama : Pusing berputar sejak ± 4 jam SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien mengeluh pusing berputar sejak tadi sore, 4 jam SMRS, pusing berputar terasa
sampai tidak dapat berdiri. Pusing dirasakan selama 5-15 menit.Pusing terjadi tiba-tiba, tidak
dipengaruhi rasa lelah maupun ketika istirahat. Pusing dirasa bertambah jika badan berubah
posisi dan membaik jika pasien berbaring dan menutup mata. Pasien mengeluhkan mual dan
muntah sebanyak 1 kali SMRS.

Pasien baru pertama mengalami pusing berputar. Jika pusing datang pasien mengeluh
mual (+) muntah (-).

Pasien menyangkal adanya penglihatan dobel dan kabur, telinga berdenging,


demam, kejang, nyeri kepala kelemahan anggota tubuh dan kesemutan.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

 Riwayat gangguan telinga :disangkal


 Riwayat hipertensi: disangkal.
 Riwayat DM: disangkal
 Riwayat cedera kepala/leher: disangkal
 Riwayat gangguan tidur: disangkal

Riwayat penyakit keluarga

 Riwayat keluhan serupa : disangkal


 Riwayat hipertensi : disangkal
 Riwayat DM : disangkal

4
Anamnesis Sistem

Sistem Serebrospinal : Pusing berputar (+)


Sistem Kardiovaskular : Tidak ada keluhan
Sistem Respirasi : Tidak ada keluhan
Sistem Gastrointestinal : Mual, 5 jam terakhir
Sistem Muskuloskeletal : Tidak ada keluhan
Sistem Integumental : Tidak ada keluhan
Sistem Urogenital : Tidak ada keluhan
Resume anamnesis
5JAM SMRS seorang laki-laki usia 24 tahun mengeluhkan sering pusing berputar hilang
timbul disertai dengan mual. Pusing dirasakan bertambah ketika terjadi perubahan posisi
tubuh dan membaik jika memejamkan mata dan berbaring.

Pasien menyangkal adanya penglihatan dobel dan kabur, telinga berdenging, demam,
kejang, atau sakit kepala.

DISKUSI I

Vertigo adalah halusinasi gerakan lingkungan sekitar terasa seperti berputar


mengelilingi pasien, atau pasien merasa seperti berputar
mengelilingi lingkungan sekitar.1 Keluhan yang sering disampaikan pasien beragam,
misalnya puyeng, sempoyongan, mumet, muter, pusing, rasa seperti mengambang, dan rasa
seperti melayang. Vertigo berasal dari bahasa latin vertere yang artinya memutar, merujuk
pada sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan seseorang, umumnya
disebabkan oleh gangguan pada sistem keseimbangan.1

Langkah-langkah sistematis manajemen pasien vertigo, antara lain:2

1. Memastikan keluhan
2. Memastikan jenis dan letak lesi
3. Mencari penyebab
4. Memantau terapi

1. Memastikan keluhan

Pasien dapat menyampaikan keluhan kepala dengan sebutan pusing. Untuk memudahkan dan
menghindarkan salah persepsi dari gangguan kepala lainnya adalah dengan menanyakan
pasien mengenai apa yang dirasakan pasien saat terjadinya serangan Pastikan bahwa keluhan
yang dirasakan pasien benar-benr pusing berputar. Bukan nyeri kepala atau bingung.

2. Memastikan jenis dan letak lesi

5
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan
tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik kanan dan kiri akan
diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih
lanjut. Semua rangsang yang diterima reseptor masing-masing sistem diintergrasikan di
batang otak dan serebellum, sehingga terjadi hubungan fungsional yang terpadu antara 3
sistem. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam
keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap
lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi
tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka
proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala
otonom. Di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul
gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan,
dan gejala-gejala lainnya.3

Vertigo dapat timbul bila ada gangguan pada salah satu atau lebih dari ketiga sistem tersebut
pada tingkat resepsi, integrasi, maupun resepsi. Vertigo dibagi menjadi dua, vertigo vestibular
bila kelainan pada vestibular, dan vertigo non vestibular apabila terjadi pada visual dan
proprioseptif.
Vertigo juga dibagi menjadi vertigo yang terjadi dengan letak lesi di perifer.(labirin dan n.
Vestibularis) dan vertigo yang terjadi dengan letak lesi di sentral (batang otak hingga korteks).

VERTIGO PERIFER VERTIGO SENTRAL

Labirin dan N. Batang otak hingga


Letak lesi
korteks
Vestibularis
Melayang, hilang
Rasa berputar (true keseimbangan
Sifat vertigo
vertigo)

Serangan Episodik Kontinyu

Mual/muntah + –

Gangguan
pendengaran +/– –
dan/atau tinitus

Gerakan pencetus Gerakan kepala Gerakan obyek visual

6
Gejala gangguan SSP + (diplopia, parestesi,

gejala fokal serebral)

7
Gejala Otonom ++ –

Nistagmus Horizontal Vertikal

3. Mencari penyebab

Berbagai macam proses patologis dapat terjadi pada ketiga sistem somatosensorik,
vestibular, maupun visual, baik pada tingkat resepsi, integrasi, maupun persepsi. 4

Vertigo timbul jika terdapat gangguan alat keseimbangan tubuh yang mengakibatkan
ketidakcocokan antara posisi tubuh (informasi aferen) dengan apa yang dipersepsi oleh
susunan saraf pusat. Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap
oleh reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik.Reseptor vestibuler memberikan
kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang
paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.5

Beberapa teori mengenai mekanisme terjadinya vertigo diantaranya adalah:

1. Teori rangsang berlebihan (overstimulation).


Teori ini berdasarkan asumsi bahwa rangsang yang berlebihan menyebabkan hiperemi
kanalis semisirkularis, akibatnya akan timbul vertigo, nistagmus, mual, dan muntah.

1. Teori konflik sensorik.

Menurut teori ini terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari berbagai
reseptor sensorik perifer, yaitu antara mata, vestibulum, dan proprioseptik.Atau karena
ketidakseimbangan masukan sensoris dari sisi kiri dan kanan. Ketidakcocokan tersebut
menimbulkan kebingungan sensorik di sentral sehingga timbul respons yang dapat berupa
nistagmus, ataksia,rasa melayang, berputar.

1. Teori neural mismatch.

Teori ini merupakan pengembangan teori konflik sensorik.Menurut teori ini otak
mempunyai memori tentang pola gerakan tertentu, sehingga jika pada suatu saat dirasakan
gerakan yang tidak sesuai dengan pola gerakan yang telah tersimpan, timbul reaksi dari
susunan saraf otonom.Jika pola gerakan yang baru tersebut dilakukan berulang-ulang akan
terjadi mekanisme adaptasi, sehingga berangsur-angsur tidak lagi timbul gejala.

1. Teori otonomik.

Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebagai usaha adaptasi
perubahan posisi.Gejala klinis timbul jika sistem simpatis terlalu dominan, sebaliknya
hilang jika sistem parasimpatis mulai berperan.
8
1. Teori neurohumoral.

Di antaranya teori histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl), dan teori serotonin (Lucat),
yang masing-masing menekankan peranan neurotransmiter tertentu dalam mempengaruhi
sistim saraf otonom yang menyebabkan timbulnya gejala vertigo.

PENYEBAB

Vertigo Perifer Vertigo Sentral

· BPPV

· Labirinitis

· Vestibular neuritis
· Vascular
· Meniere’s Disease
· Demyelinating
· Labyrinthie
Ischemia · Neoplasm

· Trauma

· Toxin

DIAGNOSIS SEMENTARA

 Diagnosa klinik: pusing berputar onset akut berulang, mual, dan muntah
 Diagnosa topik : organ vestibularis, arteri vertebrobasiler
 Diagnosa etiologik : central : vaskulogenik Perifer :
otogenik
 DATA OBYEKTIF

Pemeriksaan Fisik

1. Status Generalis (tanggal 10 NOVEMBER


2021)
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Denyut nadi : 92 x/menit

Pernapasan : 20x/menit

Suhu : 36,5oC

9
Keadaan umum : baik

10
Kesadaran : GCS E4V5M6

Kepala : mesocephal

 Mata : edema palpebra -/-, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/, pupil isokor 3
mm, RCL +/+, RCTL +/+, refleks kornea +/+, tes nistagmus +.
 Telinga : OD à bentuk normal, lubang lapang, serumen -, MT intak

OS à bentuk normal, lubang lapang, serumen -, MT perforasi total, cairan


-, massa –

Leher : simetris, tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, tidah ada


deviasi trakhea, tidak terdapat pembesaran KGB, kaku kuduk -, meningeal sign -.

Thorax : Cor dan pulmo dalam batas normal.

Abdomen : Supel, datar, BU +

STATUS NEUROLOGIS

Sikap tubuh : normal


Gerakan abnormal :–
NERVUS KRANIALIS

N I (Olfaktorius) Kanan Kiri

Daya Penghidu N N

N II (Optikus)

Daya penglihatan N N

Pengenalan warna N N

Medan penglihatan N N

N III (Okulomotorius)

Ptosis – –

Gerakan bola mata ke

Superior N N

Inferior N N

11
Medial N N

Ukuran pupil 3 mm 3 mm

Bentuk pupil bulat bulat

Reflek cahaya langsung + +

Reflek kornea + +

N IV (Troklearis)

Gerak bola mata ke lateral bawah N N

Diplopia – –

Strabismus – –

N V (Trigeminus)

Menggigit N N

Membuka mulut N N

N VI ( Abdusens)

Gerakan mata ke lateral N N

N VII (Facialis)

Kerutan kulit dahi N N

Kedipan mata N N

Mengerutkan dahi N N

Mengerutkan alis N N

Menutup mata N N

Lipatan nasolabial N N

Sudut mulut N N

Meringis N N

Menggembungkan pipi N N

Lakrimasi + +

12
N VIII (Akustikus)

Mendengar suara + +

Mendengar detik arloji + +

N IX (Glosofaringeus)

Daya kecap lidah 1/3 belakang + +

Reflek muntah + +

Sengau – –

Tersedak – –

N X (Vagus)

Denyut nadi 92x/ menit 92x/menit

Bersuara + +

Menelan + +

N XI (Asesorius)

Memalingkan kepala + +

Sikap bahu N N

Mengangkat bahu N N

Trofi otot bahu eutrofi eutrofi

N XII (Hipoglosus)

Sikap lidah N N

Tremor lidah – –

Menjulurkan lidah + +

Trofi otot lidah eutrofi eutrofi

ANGGOTA GERAK

RP

RF

13
Tr

TN

B B 5 5 N N E E

B B 5 5 N N E E

+ + – – – –

+ + – –

Sensibilitas : dalam batas normal


Vegetatif : dalam batas normal
Pemeriksaan tambahan
 Romberg test: +
 Nistagmus: –
 Stepping test: sulit dilakukan
 Pemeriksaan telinga: perforasi membran timpani kiri
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Darah rutin : dalam batas normal
 Kimia darah: dalam batas normal
 Rontgen servikal AP/Lateral/Obliq :
 Alignment lordotik
 Tampak listesis C4 ke posterior
 Tak tampak kompresi
 Penyempitan diskus intervertebralis C 3-4
 Tak tampak penyempitan foramen intervertebralis

DIAGNOSIS AKHIR

Diagnosis klinik : vertigo akut, mual, muntah


Diagnosis topic : organ vestibularis
Diagnosis etiologik : vertigo vestibular perifer otogenik

PENATALAKSANAAN

Pada pasien ini diberikan terapi:

 Omeprazole 1x20mg
14
 domperidon
tab 3x1
 flunarizin 3 x 5 mg
 Betahistin 3 x 1
PROGNOSIS

Death : dubia ad bonam

Disease : dubia ad bonam Disability


: dubia ad bonam Discomfort
: dubia ad bonam
Dissatisfaction : dubia ad bonam Distitution

DAFTAR PUSTAKA

1. 2004. Vertigo: aspek neurologi. Bogor: Cermin Dunia Kedokteran.


2. Longo, D.L., kasper, D.L., Jameson, J.L., Fauci, A.S., Hauser, S.L. & Loscalzo, J.
2011. Harrison’s Principle of Internal Medicine. 18th Edition. New York:
McGraw-Hill.

1. Chain, TC.2009. Practical Neurology 3rd edition: Approach to the Patient with
Dizziness and Vertigo. Illnois:wolter kluwerlippincot William and wilkins)

15
4. Luxon, L. M. 2004. Evaluation and Management of The Dizzy Patient.
Journal

Neurology and Neurophysiology. 75 (4) p 45-52.

5. Swartz, R, Longwell, P. 2005. Treatment of Vertigo in Journal of American


Family Physician March 15,2005:71:6.

16

Anda mungkin juga menyukai