Anda di halaman 1dari 23

Penegakkan Hukum terhadap Pelaku Korupsi: Tantangan dan

Strategi

MAKALAH

Dibuat untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan

oleh

Adhiena Ramadhany 10516069 Melinda Tanudirjo 10716025

Erizan Aldi Pratama 10516079 Mathias Lourdion 10716027

Indri Lestari 10716006 Hana Mutiara 10716028

Fauzi Akbar Rustandi 10716012 Edward Prasetyo 10716029


Alfiyani Fitria 10716016 Marha Nur Amalina 10716030

Bella Tania 10716019 Bernard Andrian 14516034

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Korupsi didefinisikan sebagai penyalahgunaan kekuasaan untuk kepentingan


pribadi. Saat ini, korupsi merupakan masalah sosial yang marak dan paling disoroti
dalam kehidupan bangsa ini. Bagaimana tidak, Indonesia termasuk dalam jajaran
negara dengan tingkat korupsi yang sangat tinggi. Runtuhnya kepercayaan rakyat
terhadap kinerja para pemimpin bangsa mulai muncul, karena banyaknya para
petinggi yang memanfaatkan jabatan dan kekuasaannya untuk memperoleh
keuntungan pribadi. Dalam kondisi seperti ini, negara mulai mengantisipasi dengan
suatu tindakan nyata, yaitu membuat suatu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
dan menyemarakkan pendidikan antikorupsi di tingkat mahasiswa.

Namun, dalam perjalanannya, memberantas korupsi ternyata tidak semudah


membalikkan telapak tangan. Dalam sejarahnya, Indonesia juga pernah mengenyam
peristiwa pahit dalam pemberantasan korupsi. Di kala itu, masyarakat merasakan
kekecewaan luar biasa saat pimpinan KPK dikriminalisasi oleh oknum pejabat
pemerintahan. Sehingga kinerja KPK tidak maksimal. Terpukulnya masyarakat akan
peristiwa-peristiwa seperti itu, lantas tidak membuat masyarakat terus terpuruk.
Tantangan demi tantangan mulai dari skala kecil hingga besar terus dihadapi oleh
bangsa ini dalam menerjang praktek korupsi. Seiring berjalannya waktu, pemerintah
dan masyarakat mulai belajar untuk menjadi lebih baik, semakin tegas dalam
menghadapi para koruptor. Strategi-strategi terus dikembangkan dalam
meminimalisir koruptor di Indonesia. Penegakan hukum terus diperbaiki sistemnya
dalam menghadapi masalah ini secara serius. Makalah ini akan membahas mengenai
tantangan dan strategi penegakan hukum terhadap para koruptor. Supaya kedepannya
penegakan hukum terhadap pelaku korupsi dapat lebih efektif.

2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi tantangan dalam penegakan hukum terhadap para koruptor
di Indonesia?
2. Apa yang menjadi strategi dalam upaya penegakan hukum terhadap para
koruptor di Indonesia?
3. Bagaimana menerapkan strategi yang tepat dalam upaya penegakan hukum
terhadap para koruptor di Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan dari makalah ini adalah membahas tantangan penegakan hukum


terhadap koruptor yang terjadi di Indonesia, membahas strategi dalam penegakan
hukum terhadap para koruptor dalam negara Indonesia, dan menjelaskan strategi yang
tepat dalam upaya penegakan hukum terhadap para koruptor di Indonesia. Manfaat
yang diharapkan setelah membaca makalah ini adalah mendapatkan strategi dalam
membantu penegakan hukum dan penyelesaian masalah korupsi di Indonesia mulai
dari diri sendiri.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Isu Aktual

Kasus korupsi bukan hal yang asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Orang-
orang yang terlibat di dalamnya pun bervariasi, mulai dari pejabat pemerintah pusat,
provinsi, bahkan pegawai di daerah. Salah satu isu nasional terkait korupsi yang
akhir-akhir ini banyak menjadi perbincangan ialah kasus korupsi e-KTP yang
melibatkan Ketua DPR RI, Setya Novanto. Dikutip dari CNN Indonesia, Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) sedikitnya sudah memeriksa 80 saksi dalam kasus
korupsi proyek pengadaan e-KTP untuk tersangka Ketua DPR, Setya Novanto. Setya
Novanto sudah sempat diperiksa sebagai saksi untuk para tersangka korupsi e-KTP
sebelumnya, yakni mantan dua pejabat Kementerian Dalam Negeri Irman dan
Sugiharto, serta pengusaha Andi Agustinus alias Andi Narogong.

Setya Novanto merupakan tersangka keempat dalam proyek yang ditaksir


merugikan negara hingga Rp2,3 triliun tersebut. Menurut Ketua KPK, Agus
Rahardjo di Gedung KPK Jakarta, Senin (17/7/2017), korupsi e-KTP sudah
direncanakan sejak proses perencanaan pada tahap anggaran dan pengadaan barang
dan jasa. Kasus ini sendiri baru mulai diselidiki oleh KPK pada 22 April 2014. Kasus
ini bertambah besar saat tanggal 11 Agustus 2017 salah satu saksi kunci kasus e-KTP
ini meninggal dunia.
Kasus ini bahkan turut menyeret Ketua KPK, Agus Rahardjo yang dilaporkan
ke Kejaksaan Agung oleh Koordinator Presidium Nasional Jaringan Islam Nusantara
(JIN) Razikin Juraid beberapa hari yang lalu. Menurut dia, pihaknya selama ini
melakukan investigasi terkait proses lelang dan pengadaan. Saat itu Agus menjabat
sebagai Ketua Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dan
diduga terlibat secara proaktif dalam kasus e-KTP (Kompas.com). Sejauh ini, KPK

4
baru menerima pengembalian uang kerugian negara dalam proyek e-KTP, --yang
diserahkan oleh sejumlah pihak, sebesar Rp236,930 miliar, US$1,3 juta dan Sin$368.
Tak hanya itu, KPK juga terus berkoordinasi dengan Pusat Pelaporan dan
Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) guna menyelusuri aliran uang dalam proyek
e-KTP.

B. Analisis
Teori penyebab korupsi

• Analisis umum tentang korupsi

Faktor-faktor umum yang mendasari terjadinya korupsi yaitu:

1. Adanya monopoli dalam regulasi dan otorisasi oleh pemerintah (Tanzi, 1998)
2. Monopoli investasi dan anggaran proyek (Tanzi, 1998)
3. Hukum yang mengatur ekonomi kurang atau tidak jelas (Tanzi, 1998)
4. Hukum yang meregulasi ekonomi teralu banyak (Arifianto)
5. Adanya campur tangan pemerintah dalam regulasi (Tanzi, 1998) (Arifianto)
6. Hukum dan aparat yang mengatur tindakan korupsi lemah (Arifianto)
(Freedom House, 2010)

• Kleptocratic State Theory

Menurut Arifianto, kleptocratic state adalah sistem pemerintahan yang


mengutamakan pejabat-pejabat untuk mendapatkan keuntungan pribadi sebesar-
besarnya melalui monopoli. Misalnya, monopoli pajak. Perilaku dari kleptocrat ini
akan diikuti oleh pejabat lainnya mulai dari strata yang tinggi hingga yang rendah.
Hal ini yang mengakibatkan masalah korupsi menjadi lebih parah. Salah satu contoh
kasus dari kleptocratic state ini terjadi saat zaman pemerintahan Presiden Republik
Indonesia, Suharto. (Thompson, 2017)

5
Korelasi teori dengan kasus korupsi

Dalam kasus korupsi E-KTP, ada beberapa hal yang dapat dihubungkan
dengan teori penyebab korupsi

Pertama, adanya monopoli anggaran proyek E-KTP. Hal ini terbukti ketika
KPK mengatakan terdapat kurang lebih 37 orang dari Komisi II DPR yang menerima
suap sebesar 5,9 triliun Rupiah untuk mengizinkan proyek tersebut berjalan. Menurut
Straits Time, Miryam S. Haryani, seorang politikus dari Partai Hanura, mencetuskan
ide dari penggelembungan proyek E-KTP.

Kedua, adanya campur tangan pemerintah dalam regulasi. Perlu diingatkan


bahwa KPK merupakan lembaga negara yang dalam melaksanakan tugasnya secara
independen sesuai dengan UU RI nomor 30 tahun 2002. Tetapi, dalam melaksanakan
tugasnya, KPK beberapa kali diintervensi oleh pihak luar. Pertama, Novel Baswedan,
investigator KPK, diserang dengan air keras oleh orang-orang yang tak dikenal.
(Chan, 2017) Kedua, adanya pembentukan pansus beberapa minggu setelah
penyerangan KPK tidak ingin membagikan rekaman pengakuan Miryam. (Chan,
2017) Dua hal ini membuktikan juga bahwa hukum dan aparat yang mengatur
tindakan korupsi lemah. (Freedom House, 2010)

Penanggulangan kasus korupsi

Psikis manusia tidak membiarkan dirinya bangun, melihat ke cermin, dan


melihat seorang penipu melihat ke belakang; Penipu atau pejabat publik yang korup
pasti merasionalisasi tingkah lakunya. (Hartman, 2016)

Dari bagian yang dikutip, dapat dinyatakan bahwa orang yang melakukan
kejahatan tidak ingin terlihat oleh orang lain sebagai penjahat, sehingga penanganan
langsung setelah korupsi terjadi akan lebih sulit, karena orang akan berusaha
menutupi keburukan yang dimiliki, bahkan yang terburuk adalah mencari orang lain
yang dapat dipercaya untuk menutupi apa yang ada. Selain itu, korupsi yang
dilakukan tidak akan dirasa oleh korban, dalam hal ini masyarakat Indonesia, yang

6
mengakibatkan kesulitan dari pihak non-pemerintah untuk mengidentifikasi korupsi
yang terjadi.

Berdasarkan faktor-faktor umum yang mendasari terjadinya korupsi bahwa


penyebab adanya korupsi berasal dari pemerintah itu sendiri dan hukum yang
berkaitan dengan korupsi itu lemah serta adanya monopoli di kalangan pemerintah itu
sendiri, maka dari itu kami dapat menyimpulkan bahwa cara penanggulangan tersebut
adalah pertama pemerintah harus dengan tegas memberi hukuman yang seberat-
beratnya terhadap pelaku korupsi jika perlu memberikan hukuman mati terhadap
koruptor supaya mendapat efek jera. Kedua Pemerintah harus mendukung lembaga
negara yang dapat menuntas kasus korupsi dalam hal ini KPK bukan sebaliknya.
Ketiga aparat yang mengurus kasus korupsi itu harus bersikap professional jangan
mudah terpancing dengan adanya kasus suap karena jika terjadi kasus penyuapan
terhadap aparat dan aparat tersebut menerimanya maka kasus korupsi ini tidak akan
selesai karena orang yang seharusnya menindak tegas orang yang melakukan korupsi
malah terlibat korupsi dan hal ini pula dapat mengakibatkan bibit –bibit untuk
melakukan korupsi. Terakhir kita sebagai insan yang berakal sudah seharusnya tidak
berpikir diri sendiri yang dapat merugikan orang lain.

Selain tiga penanggulangan diatas cara penanggulangan lain yang dapat


dilakukan adalah adanya partisipasi dari publik, selain dari pemerintah. Partisipasi
dari masyarakat secara praktis dapat menjadi bagian untuk membentuk sistem anti-
korupsi yang efektif. Masyarakat sipil adalah bidang ekspresi diri warga bebas yang
secara sukarela membentuk asosiasi dan organisasi, terlepas dari intervensi langsung
dan peraturan apa pun oleh otoritas publik. (Mamitova, 2016) Dari bagian ini,
pemerintah bisa memanfaatkan publik untuk membentuk asosiasi atau organisasi
independen selain dari bagian legislatif.

Penanggulangan lain yang dapat dilakukan adalah dari bagian peraturan.


Masalah dengan kebijakan adalah kurangnya implementasi oleh mereka yang dituntut
untut mengelola. (Hartman, 2016) Bahwa sebagian orang mengetahui kebijakan
tersebut ada, namun terkadang terabaikan karena tidak merasa terawasi atau bahkan

7
karena pernah melanggar kebijakan tersebut. Dari bagian ini, perlunya penekanan
terhadap kebijakan tersebut. Bagaimana caranya, di antaranya implementasi yang
dilakukan oleh atasan, dan melakukan training bagi yang terikat dengan kebijakan
dalam bidangnya. Selain itu, pengawasan terhadap kebijakan yang ada perlu
dilakukan, terutama saat ada penyimpangan secara etika dalam pelaksanaan tugas.

Pada dasarnya, orang perlu diberi pengarahan agar mengetahui hal yang
merugikan dari korupsi, sama halnya dengan analogi kodok yang direbus dimana jika
kodok langsung dimasukkan ke air mendidih, maka kodok akan melompat dari air
mendidih. Namun, jika kodok diberikan air yang sedang didihkan, awalnya kodok
akan merasa nyaman namun akhirnya mati terebus air. Sama halnya dengan korupsi,
orang perlu tahu bahwa korupsi seperti air panas, sudah tentu akan melukai diri
sendiri pada akhirnya.

8
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penjelasan yang telah dikemukakan di atas, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :

1. Terdapat beberapa tantangan dalam penegakan hukum terhadap pelaku


korupsi di Indonesia. Pertama adanya monopoli dan campur tangan
pemerintah dalam regulasi. Kedua hukum yang mengatur kurang atau tidak
jelas. Ketiga penegak dan aparat hukum yang mengatur masih lemah.
2. Cara penanggulangan atau strategi yang dapat dilakukan dalam penegakan
hukum terhadap pelaku korupsi di Indonesia adalah dengan memberikan
hukuman yang tegas dan seberat-beratnya agar memberikan efek jera,
mendukung lembaga negara dalam hal ini KPK, aparat harus bersikap
professional jangan tergoda oleh suap, publik ikut berpartisipasi dalam
penegakan hukum, dan perlunya penegakan terhadap kebijakan yang ada agar
tetap terawasi sehingga tidak terabaikan.
3. Untuk menerapkan strategi atau penanggulangan tersebut adalah dengan ikut
berpartisipasi bukan hanya pemerintah saja tetapi masyarakat pun ikut
berpartisipasi, seperti yang dijelaskan di atas pemerintah bisa memanfaatkan
publik untuk membentuk asosiasi atau organisasi independen selain dari
bagian legislatif, implementasi dari atasan, melakukan training, dan
melakukan pengawasan.

B. Saran

Untuk mengatasi permasalahan korupsi yang telah dikemukakan di atas, saran yang
dapat disampaikan oleh penulis sebagai berikut:

9
1. Pemerintah memperketat penegakan hukum, baik dalam bentuk peraturan
maupun pengawasan. Jika diperlukan, dibentuk peraturan dan badan
pengawas baru yang lebih efektif.
2. Seluruh masyarakat sipil turut andil dalam mengawasi kinerja pemerintah,
bukan hanya perwakilan masyarakat. Masyarakat harus lebih awas akan
politik dengan membentuk asosiasi independen, melakukan pelatihan, dan
melakukan pengawasan.

C. Daftar Pustaka

CNN Indonesia. 2017. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20170826035344-12-


237397/kpk-segera-panggil-setnov-sebagai-tersangka-korupsi-e-ktp/ . Diakses pada
hari Rabu, 6 September 2017 pukul 21.23

IDN Times. 2017. https://news.idntimes.com/indonesia/zother-veregrent/setya-


novanto-jadi-tersangka-c1c2/full. Diakses pada hari Rabu, 6 September 2017 pukul
21.00

Arifianto, A. (n.d.). Corruption in Indonesia: Causes, History, Impacts, and Possible


Cures. Retrieved September 9, 2017, from Brandeis University:
http://people.brandeis.edu/~cerbil/AlexCorruption.pdf

Chan, F. (2017, July 21). Indonesia's anti-graft agency battles lawmakers. Retrieved
September 9, 2017, from Straits Times: http://www.straitstimes.com/asia/se-
asia/indonesias-anti-graft-agency-battles-lawmakers

Freedom House. (2010). Countries at the Crossroad. Retrieved September 9, 2017,


from Freedom House: https://freedomhouse.org/report/countries-
crossroads/2010/indonesia

10
Tanzi, V. (1998, May). Corruption Around the World - IMF. Retrieved September 9,
2017, from International Monetary Fund:
https://www.imf.org/external/pubs/ft/wp/wp9863.pdf

Thompson, N. (2017, April 3). Indonesia’s Unfolding Corruption Scandal. Retrieved


September 9, 2017, from The Diplomat: http://thediplomat.com/2017/04/indonesias-
unfolding-corruption-scandal/

Hartman, Victor; Ramamoorti, Sidhar. Journal of Government Financial


Management Spring 2016 Vol.65, No.1. Retrieved September 10, 2017, from The
Hartman Firm, LLC. URL : http://www.hartmanfirm.com/wp-
content/uploads/2016/05/Public-Corruption-JGFM.pdf

11
Biodata Penyusun

Nama : Adhiena Ramadhany

NIM : 10516069

Jurusan : Kimia

Alamat : Jl. Bukit Indah Pasangrahan IX Blok I No. 3 04/013


Kec. Ujungberung

Harapan untuk Indonesia : Harapan terbesar saya adalah Indonesia dapat menjadi
bangsa yang dapat dijadikan cerminan bagi negara lain
karena pengembangan yang dilakukan terhadap aspek-
aspek kemasyarakatan dan kenegaraan untuk
menjadikan Indonesia maju, stabil, dan sejahtera.

12
Nama : Erizan Aldi Pratama

NIM : 10516079

Jurusan : Kimia

Alamat : Jl. Dago Asri Blok D No.6

Harapan untuk Indonesia : Saya berharap warga Indonesia lebih bisa berfikir
terbuka, tidak mudah terpengaruh oleh orang lain agar
tidak mudah diadu domba yang dapat memecah belah
warga Indonesia khususnya, karena Indonesia memiliki
keberagaman suku, agama, dan ras. Dan berharap
perbedaan suku, agama, dan ras tersebut tidak lagi
menjadi masalah.

13
Nama : Indri Lestari

NIM : 10716006

Jurusan : Sains dan Teknologi Farmasi

Alamat : Jl. Trs. Pasirkoja Gg. Pasantren Dalam No. 172

Harapan untuk Indonesia : Saya berharap, Indonesia dapat terus melakukan


perbaikan di segala bidangnya sehingga Indonesia
dapat berubah dari negara berkembang menjadi negara
maju yang mandiri dan berpengaruh di dunia
Internasional

14
Nama : Bella Tania

NIM : 10716019

Jurusan : Sains dan Teknologi Farmasi 2016

Alamat : Jl. Tubagus Ismail VII/15

Harapan untuk Indonesia : Aku berharap Indonesia dapat selalu belajar dan
berkembang menjadi lebih baik dalam segala
aspek kehidupan kebangsaan, serta kedepannya ,aku
berharap, Indonesia dapat menjadi negara maju (tidak
lagi negara berkembang) yang mampu menjadi Macan
Asia dengan tetap mempertahankan stabilitas nasional.

15
Nama : Alfiyani Fitria

NIM : 10716016

Jurusan : Sains dan Teknologi Farmasi

Alamat : Jl. Cigugur Girang No.01, Kec. Parongpong

Harapan untuk Indonesia : Saya berharap agar Indonesia memiliki generasi


generasi yang peduli terhadap negara dan rakyatnya,
melahirkan orang-orang yang cerdas dan jujur
berlandaskan Pancasila dan UUD’ 45, serta tidak
melupakan sejarah negaranya sendiri dan semoga bisa
belajar dari negara maju untuk mengembangkan segala
potensi yang ada di Indonesia.

16
Nama : Melinda Tanudirjo

NIM : 10716025

Jurusan : Sains dan Teknologi Farmasi

Alamat : Jl. Tubagus Ismail Raya 47A

Harapan untuk Indonesia : Saya berharap akan ada banyak pergerakan anak muda
yang peduli dengan bangsanya, tanpa melihat
perbedaan di antara mereka, sehingga muncul karya-
karya rakyat Indonesia di segala bidang, serta adanya
penggunaan sumber daya alam yang semakin maksimal
dan kemajuan teknologi, serta ada peningkatan
kecerdasan bangsa.

17
Nama : Mathias Lourdion Kusnaman

NIM : 10716027

Jurusan : Sains dan Teknologi Farmasi 2016

Alamat : Jl. Sultan Tirtayasa no.43 Citarum

Harapan untuk Indonesia : Saya berharap keberagaman yang ada di Indonesia


bukan menjadi penghambat untuk memajukan
kesejahteraan masyarakat. Melainkan menjadi
semangat yang memperkaya tiap individunya untuk
terus berjuang bersama membangun negeri. Saya juga
berharap Indonesia kedepannya dapat mandiri dalam
bidang kefarmasian. Artinya dapat memulai penelitian
dan pembuatan obat di dalam negeri agar kesehatan
masyarakat dapat lebih terjamin.

18
Nama : Marha Nur Amalina

NIM : 10716030

Jurusan : Sains dan Teknologi Farmasi

Alamat : Jl. Pelesiran No. 75/58

Harapan untuk Indonesia : Saya berharap tiap-tiap masyarakat Indonesia


memiliki ideologi seperti yang tertera pada Pancasila
sehingga pergerakan perkembangan bangsa menjadi
terarah dan teratur, serta mampu memperhatikan hal-hal
mayor yang berpengaruh bagi kemajuan Indonesia ke
depannya dibandingkan mempermasalahkan hal-hal
minor dalam kehidupan sehari-hari.

19
Nama : Bernard Andrian

NIM : 14516034

Jurusan : Teknik Bioenergi dan Kemurgi

Alamat : Jl. Tubagus Ismail, Kompleks Alamanda Dago Permai


Blok KKH

Harapan untuk Indonesia : Indonesia menjadi negara yang kaya dan kuat baik
dalam aspek social, budaya dan lainnya.
Pemanfaatan sumber daya dapat digunakan dengan
sebaik-baiknya dan tidak mudah dihasut oleh negara
lain.

20
Nama : Fauzi Akbar Rustandi

NIM : 10716012

Jurusan : Sains dan Tekonologi Farmasi

Alamat : Jl.Plesiran no.56/136

Harapan untuk Indonesia : Saya berharap bangsa Indonesia bisa belajar untuk
mandiri, negara Indonesia memiliki sumber daya
alam yang sangat melimpah, hal ini merupakan
potensi untuk menjadikan negara Indonesia maju,
akan tetapi kita masih kekurangan orang yang
mandiri yang dapat mengolah bahan alam untuk
menghasilkan produk yang bermanfaat dari bahan
alam yang kita miliki, semoha dengan banyaknya
bangsa Indonesia yang belajar bisa menghasilkan
orang orang yang mandiri yang dapat memajukan
negara Indonesia.

21
Nama : Hana Mutiara Nirwana

NIM : 10716028

Jurusan : Sains dan Teknologi Farmasi

Alamat : Jalan Cisitu Indah Dalam Gg Masjid 18b/160c,


Coblong, Dago.

Harapan untuk Indonesia : Saya berharap Indonesia menjadi negara yang selalu
berkembang dan maju dalam segi pendidikan, ekonomi,
politik dan pembangunan nya. Saya juga berharap agar
Indonesia menjadi negara yang damai dan sejahtera
seluruh rakyat nya.

22
Nama : Edward Prasetyo Johan

NIM : 10716029

Jurusan : Sains dan Tekonologi Farmasi

Alamat : Taman Rahayu 1 E4 no.10

Harapan untuk Indonesia : Saya berharap bangsa Indonesia maju


ekonominya di bidang maritim karena, pada
dasarnya Indonesia adalah negara maritim
yang kaya akan sumber daya alam.

23

Anda mungkin juga menyukai