Journal Family Medicine

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 24

Jurnal Dokter Keluarga

Vitamin D Deficiency Is Associated With Higher Hospitalization Risk From


COVID-19
Edward B. Jude; Stephanie F. Ling; Rebecca Allcock; Beverly X. Y. Yeap; Joseph M.
Pappachan

Oleh:

Jesica Carla Umboh


210141010017

Masa KKM: 13 Desember 2021 – 23 Januari 2022

Supervisor Pembimbing:

dr Iyone E.T Siagian, M.Kes, SpKKLP

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Jurnal Dokter Keluarga

Ilmu Kedokteran Komunitas


“Vitamin D Deficiency Is Associated With Higher Hospitalization Risk From
COVID-19”

Edward B. Jude; Stephanie F. Ling; Rebecca Allcock; Beverly X. Y. Yeap; Joseph


M. Pappachan

DOI: 10.1210/clinem/dgab439

Dibacakan oleh:
Jesica Carla Umboh
210141010017
Masa KKM: 13 Desember 2021 – 23 Januari 2022

Telah dikoreksi dan disetujui pada tanggal, Januari 2022

Mengetahui,

Dokter Pembimbing

dr Iyone E.T Siagian, M.Kes, SpKKLP

NIP. 197209102000122001

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Vitamin D Deficiency Is Associated With Higher
Hospitalization Risk From COVID-19
Kekurangan Vitamin D Berhubungan Dengan Risiko Rawat Inap Lebih Tinggi
Dari COVID-19
Edward B. Jude; Stephanie F. Ling; Rebecca Allcock; Beverly X. Y. Yeap; Joseph M. Pappachan

Abstrak:

Latar Belakang: Salah satu faktor risiko untuk infeksi parah sindrom pernapasan
akut coronavirus 2 (SARS-CoV-2) didalilkan sebagai kekurangan vitamin D. Untuk
lebih memahami peran kekurangan vitamin D dalam perjalanan penyakit COVID-19,
kami melakukan studi kasus-kontrol retrospektif di Inggris Barat Laut.
Tujuan: Untuk memeriksa apakah rawat inap dengan COVID-19 lebih umum pada
individu dengan kadar vitamin D yang lebih rendah.
Metode: Penelitian ini melibatkan individu dengan hasil tes serum 25-
hidroksivitamin D (25[OH]D) antara 1 April 2020, dan 29 Januari 2021, dari 2 distrik
di Inggris Barat Laut. Tingkat 25(OH)D terakhir dalam 12 bulan sebelumnya
dikategorikan sebagai "kurang" jika kurang dari 25 nmol/L dan "tidak cukup" jika 25
hingga 50 nmol/L.
Hasil: Penelitian ini melibatkan 80.670 peserta. Dari jumlah tersebut, 1808 dirawat di
rumah sakit dengan COVID-19, 670 di antaranya meninggal. Dalam kohort primer,
serum median 25(OH)D pada peserta yang tidak dirawat di rumah sakit dengan
COVID-19 adalah 50,0 nmol/L (kisaran interkuartil [IQR], 34,0–66,7) vs 35,0
nmol/L (IQR, 21,0–57,0) pada mereka yang dirawat dengan COVID-19 (P < 0,005).
Dalam kelompok validasi, median serum 25(OH)D adalah 47,1 nmol/L (IQR, 31,8–
64,7) pada pasien yang tidak dirawat di rumah sakit vs 33,0 nmol/L (IQR, 19,4–54,1)
pada pasien yang dirawat di rumah sakit. Rasio odds yang disesuaikan dengan usia,
jenis kelamin, dan musim untuk masuk rumah sakit adalah 2,3 hingga 2,4 kali lebih
tinggi di antara peserta dengan serum 25(OH)D <50 nmol/L dibandingkan dengan
mereka dengan kadar serum 25(OH)D normal, tanpa kelebihan risiko kematian.

11
Kesimpulan: Kekurangan vitamin D dikaitkan dengan risiko rawat inap COVID-19
yang lebih tinggi. Pengukuran serum 25(OH)D yang luas dan pengobatan insufisiensi
atau defisiensi dapat mengurangi risiko ini.

12
LAMPIRAN PPT

13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
LAMPIRAN BUKTI PEMBACAAN JURNAL

Hari/ Tanggal : Selasa, 11 Januari 2022

23

Anda mungkin juga menyukai