Anda di halaman 1dari 12

KONSULTASI SECARA INSTITUSI DIBIDANG PERTANIAN BERSIFAT KONSEP

Konsultasi Dalam Rangka Strategi Pengembangan Sorgum Di Sumsel

OLEH : Annisa, SP

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA SELATAN


2022
KONSULTASI SECARA INSTITUSI DIBIDANG PERTANIAN
BERSIFAT KONSEP

1. Identitas yang berkonsultasi :


a. Nama : Yuyun, SP
b. Umur : 41 Tahun
c. jenis Kelamin : perempuan
d. Pekerjaan : Penyuluh Pertanian
e. Alamat :
2. Waktu dan Tempat
a. Hari/tanggal : 10 November 2021
b. jam : 10.00 s/d 12.00 WIB
c. Tempat : Bptp Sumsel
3. Masalah :Konsultasi Perorangan Dalam Rangka Strategi
Pengembangan Shorgum
4. Informasi Pemecahan Masalah :
Konsultasi Penyuluh Dalam Rangka Strategi Pengembangan Sorgum Di Sumatera Selatan

BAB. I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sorgum merupakan salah satu tanaman pangan lahan kering yang potensial
dikembangkan di Indonesia. Sorgum dapat digunakan sebagai pangan, pakan, dan
bioenergi (bioetanol), mampu beradaptasi pada lahan marginal dan membutuhkan air
relatif lebih sedikit karena lebih toleran terhadapkekeringan dibanding tanaman pangan
lain (Deptan 1990). Biji sorgum mempunyai kualitas nutrisi sebanding dengan jagung
dan beras, bahkan kandungan proteinnya lebih tinggi, namun kandunganlemaknya lebih
rendah. Oleh karena itu, sorgum dimanfaatkan sebagai penyangga pangan penduduk di
lebih 30 negara. Selain sebagai bahan pangan, biji sorgum juga digunakan sebagai bahan
baku industri pangan seperti gula, monosodium glutamate, asam amino, minuman, dan
hijauannya digunakan sebagai pakan ternak. Bahkan saat ini sorgum juga digunakan
sebagai bahan baku energi, terutama sorgum manis.Di Amerika Serikat sorgum biasanya
ditanam untuk pakan ternak.
B.
1. Apa yang dimaksud dengan Tanaman Sorgum
2. Apa saja kendala dalam menanam Sorgum
3. apa saja manfaat dan keuntungan yang diperoleh dari bertanam sorgum

C. Tujuan Masalah

Tujuan masalah ini untuk menginformasikan keuntungan apa saja yang akan didapat
dalam bertanam sorgum untuk petani/peternak di Sumatera Selatan. Selain itu juga bagi mereka
yang telah terampil dalam membuat dan atau mengembangkan soegum dapat menjadi tambahan
untuk membantu perekomian keluarga .
BAB II . PEMBAHASAN

2.1. Shorgum

Sorgum merupakan salah satu tanaman pangan lahan kering yang potensial dikembangkan
di Indonesia. Sorgum dapat digunakan sebagai pangan,pakan, dan bioenergi (bioetanol), mampu
beradaptasi pada lahan marginal dan membutuhkan air relatif lebih sedikit karena lebih toleran
terhadap kekeringan dibanding tanaman pangan lain (Deptan 1990).Biji sorgum mempunyai
kualitas nutrisi sebanding dengan jagung danberas, bahkan kandungan proteinnya lebih tinggi,
namun kandungan lemaknya lebih rendah. Oleh karena itu, sorgum dimanfaatkan sebagai
penyangga pangan penduduk di lebih 30 negara. Selain sebagai bahan pangan, biji sorgum juga
digunakan sebagai bahan baku industri pangan seperti gula, monosodium glutamate, asam amino,
minuman, dan hijauannya digunakan sebagai pakan ternak. Bahkan saat ini sorgum juga
digunakansebagai bahan baku energi, terutama sorgum manis. Di Amerika Serikat sorgum
biasanya ditanam untuk pakan ternak (University of Arkansas 1998).
Tanaman sorgum telah lama dikenal di Indonesia dan dengan penyebutan berbeda untuk
setiap daerah. Selama ini pengembangan sorgum kurang mendapat perhatian oleh pemerintah
sehingga sudah jarang ditemui di lahan petani. Bahkan dalam data statistik di tingkat daerah
maupun pusat, komoditas sorgum sudah tidak dijumpai karena keberadaan tanaman ini sudah
mulai langka di lapangan. Pemanfaatan biji sorgum dimasyarakat masih sebatas untuk pangan
olahan tradisonal. Namun dengan adanya program diversifikasi pangan dari Kementerian
Pertanian, pengembangan sorgum diharapkan mendapat perhatian yang lebih baik,karena
komoditas ini mempunyai potensi yang cukup besar untuk dijadikan berbagai produk pangan
olahan maupun pakan dan bahan baku industri(Deptan 2004). Ketahanan pangan nasional sangat
riskan jika hanya mengandalkan komoditas beras. Oleh karena itu, upaya pengembangan pangan
alternative berbasis umbi-umbian dan biji-bijian selain beras menjadi sangat penting.
Di Sumatera Selatan sendiri setidaknya ada Enam daerah di Sumatera Selatan mulai melirik
sorgum (Sorghum sp) sebagai sumber pangan baru. Adapun 6 Kabupaten tersebut antara lain
seperti Ogan Komering Ulu Timur, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ulu Selatan, Lahat,
Banyuasin, dan Ogan Komering Ilir. Pada tahun 2021, areal penanaman sorgum diharapkan
semakin meluas.
2.2. Kendala Dalam Budidaya Sorgum
Tantangan dalam pengembangan sorgum adalah harga sorgum di tingkat petani yang
rendah terutama pada saat panen serta kesulitan dalam pengupasan biji. Nilai sorgum yang
rendah dapat diatasi apabila sorgum dapat diangkat menjadi salah satu komoditas strategis dalam
pengembangan sistem agribisnis dan agroindustri. Sementara itu kesulitan pengupasan biji
sorgum diatasi dengan pengadaan mesin penyosoh beras tipe “Satake Polisher Rice Machine”.
Penyosohan dengan alat ini dapat menghasilkan beras sorgum yang bersih dan tidak pahit.
Masalah penggunaan sorgum sebagai bahan pakan adalah kandungan tanin yang cukup tinggi.
Namun masalah ini dapat diatasi dengan menyosoh beras sorgum dengan mesin penyosoh beras
yang dilengkapi dengan silinder gurinda batu. Secara umum, masalah utama dalam
pengembangan sorgum adalah sebagai berikut :
1. Nilai keunggulan komparatif dan kompetitif ekonomi sorgum relative rendah
dibandingkan komoditas serealia lain.
2. Pascapanen sorgum (peralatan dan pengolahan) pada skala rumah tangga masih sulit
dilakukan.
3. Pangsa pasar sorgum belum kondusif, baik di tingkat regional maupun nasional.
4. Penyebaran informasi serta pembinaan usaha tani sorgum di tingkat petani belum intensif.
5. Biji sorgum mudah rusak selama penyimpanan.
6. Ketersediaan varietas yang disenangi petani masih kurang.
7. Penyediaan benih belum memenuhi lima tepat (jenis, jumlah, mutu, waktu, dan tempat).

2.3. Keuntungan Budidaya Sorgum


Penggunaan sorgum sangat beragam, tetapi secara garis besar dapat digolongkan menjadi
tiga kelompok, yaitu sebagai bahan pangan, bahan pakan, dan bahan industri.
a. Sorgum sebagai Bahan Pangan
Sorgum mempunyai potensi cukup besar sebagai bahan pangan, namun pemanfaatannya
belum berkembang karena pengupasan biji sorgum cukup sulit dilaksanakan. Di Indonesia,
biji sorgum digunakan sebagai bahan makanan substitusi beras, namun karena kandungan
taninnya cukup tinggi (0,40−3,60%), hasil olahannya kurang enak. Masalah ini telah dapat
diatasi dengan memperbaiki teknologi pengolahan. Kulit biji dan lapisan testa dikikis
dengan menggunakan mesin penyosoh beras merek “Satake GrainTesting Mill” atau “Satake
Polisher Rice Machine” yang dilengkapi dengan silinder gurinda batu dengan permukaan
yang kasar. Kandungan nutrisi sorgum juga cukup tinggi dibanding bahan pangan lainnya,
sehingga cukup potensial sebagai bahan pangan substitusi beras. Begitu pula kandungan
asam aminonya tidak kalah dengan bahan makanan lainnya. Beberapa jenis makanan dari
sorgum berdasarkan cara pengolahannya yaitu :
- Makanan sejenis roti tanpa ragi, misalnya chapati, tortila.
- Makanan sejenis roti dengan ragi, misalnya injera, kisia, dosai.
- Makanan bentuk bubur kental, misalnya to, tuwu, ugali, bagobe, sankati

b. Sorgum sebagai Pakan Ternak

Penggunaan biji sorgum dalam ransum pakan ternak bersifat suplemen (substitusi) terhadap
jagung, karena nilai nutrisinya tidak berbeda dengan jagung. Namun karena kandungan tannin
yang cukup tinggi (0,40-3,60%), biji sorgum hanya digunakan dalam jumlah terbatas karena
dapat mempengaruhi fungsi asam amino dan protein. Kandungan tanin dalam ransum di atas
0,50% dapat menekan pertumbuhan ayam, dan apabila mencapai 2% akan menyebabkan
kematian. Biji sorgum dapat diberikan langsung berupa biji atau diolah terlebih dulu dan
dicampur dengan bahan-bahan lain dengan komposisi sebagai berikut: biji sorgum 55-60%,
bungkil kedelai/kacang tanah 20%, tepung ikan 2,50-20%, dan vitamin-mineral 2-8%.
Penggunaan sorgum 30−60% dalam ransum tidak berpengaruh terhadap performa ayam.
Sorgum dapat mengganti seluruh jagung dalam ransum pakan ayam, itik, kambing, babi, dan
sapi tanpa menimbulkan efek samping.
Penggunaan biji sorgum dalam ransum dengan berbagai rasio tidak mempengaruhi produksi
telur dan bobot ayam. Limbah sorgum (daun dan batang segar) dapat dimanfaatkan sebagai
hijauan pakan ternak. Potensi daun sorgum manis sekitar 14-16% dari bobot segar batang atau
sekitar 3 t daun segar/ ha dari total produksi 20 t/ha. Setiap hektar tanaman sorgum dapat
menghasilkan jerami 2,62 t bahan kering. Konsumsi rata-rata setiap ekor sapi adalah 15 kg
daun segar/hari. Daun sorgum tidak dapat diberikan secara langsung kepada ternak, tetapi
harus dilayukan dahulu sekitar 2-3 jam. Nutrisi daun sorgum setara dengan rumput gajah dan
pucuk tebu.

c. Sorgum sebagai Bahan Industri

Biji sorgum mengandung 65-71% pati yang dapat dihidrolisis menjadi gula sederhana. Biji
sorgum dapat dibuat gula atau glukosa cair atau sirup fruktosa sesuai dengan kandungan gula
pada biji. Gula sederhana yang diperoleh dari biji sorgum selanjutnya dapat difermentasi
untuk menghasilkan alkohol.
Setiap ton biji sorgum dapat menghasilkan 384 liter alkohol. Alkohol umumnya dibuat dari
biji sorgum yang berkualitas rendah atau berjamur. Alkohol dapat juga dibuat dari nira
sorgum yang terdapat dalam batang. Kualitas nira sorgum manis setara dengan nira tebu,
kecuali kandungan amilum dan asam akonitat yang relative tinggi. Kandungan amilum yang
tinggi tersebut merupakan salah satu masalah dalam proses kristalisasi nira sorgum sehingga
gula yang dihasilkan berbentuk cair. Untuk mengatasi masalah tersebut, Pusat Penelitian
Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) telah merekayasa alat “Amylum Separator” yang mampu
menurunkan kandungan amilum sampai 50% dari kadar awal.
Biji sorgum juga dapat dibuat pati (starch) yang berwarna putih. Pati sorgum digunakan dalam
berbagai industri, seperti perekat, bahan pengental, dan aditif pada industri tekstil, sedangkan
hasil samping dari pembuatan pati dapat digunakan sebagai makanan ternak. Pati merupakan
bahan utama pada berbagai sistem pengolahan pangan, antara lain sebagai sumber energi
utama, serta berperan sebagai penentu struktur, tekstur, konsistensi, dan penampakan bahan
pangan.
Sorgum dapat digunakan sebagai pengganti dalam industri pati jagung karena adanya beberapa
persamaan, namun ekstraksi pati sorgum masih menjadi masalah. Pengikatan pati pada sorgum
berkisar antara 35-38%, sedangkan pada jagung 8-15% .

III. Strategi Pengembangan Sorgum

Salah satu strategi pengembangan sorgum sebagai salah satu pangan alternatif yang
bergizi tingi tidak terlepas dari usaha memperbanyak berbagai produk olahan dari biji sorgum.
Pengembangan hasil olahan biji sorgum baik dari segi kualitas maupun kuantitas sangat
diperlukan terutama dalam upaya lebih memasyarakatkan sorghum di masyarakat. Selain itu
dengan semakin beragamnya hasil olahan sorgum yang diminati masyarakat akan memberi
dampak kepada semakin tingginya permintaan akan biji sorgum. Semakin terbukanya peluang
peluang pemasaran biji sorgum akan mendorong petani untuk melakukan budidaya sorgum
karena meningkatnya nilai jualnya. Teknologi pengolahan hasil yang dapat meningkatkan rasa
maupun penampilan dari produk olahan sorgum, merupakan dua hal penting yang perlu
dikembangkan. Pengembangan teknologi pengemasan hasil olahan sorgum merupakan salah satu
usaha yang perlu dilakukan untuk lebih meningkatkan nilai jual dari produk sorghum. Untuk itu
perlu dilakukan perintisan kerjasama baik dengan industri kecil maupun besar dalam usaha
peningkatan nilai jual produk olahan sorgum maupun dalam hal pemasaran produknya sendiri.
Pengolahan limbah sorgum untuk tujuan pakan ternak juga perlu dikembangkan untuk
mendapatkan nilai tambah dari usaha tani sorgum.pemasaran biji sorgum akan mendorong petani
untuk melakukan budidaya sorgum karena meningkatnya nilai jualnya. Teknologi pengolahan
hasil yang dapat meningkatkan rasa maupun penampilan.

Dokumentasi Kegiatan

https://edysof.wordpress.com/2011/04/21/aspek-budidaya-prospek-kendala-dan-solusi-
pengembangan-sorgum-di-indonesia/

https://www.republika.co.id/berita/qbl6g5382/sumsel-dan-lampung-mulai-kembangkan-
pangan-lokal-sorgum

https://www.kompas.id/baca/nusantara/2021/01/07/budidaya-sorgum-dikembangkan-di-
enam-daerah-di-sumsel

Anda mungkin juga menyukai