Anda di halaman 1dari 8

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG BINAWALUYA

No: 046/DIR/SK/RSBW/II/2017

Tentang

KEBIJAKAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ( K3 )


RUMAH SAKIT JANTUNG BINAWALUYA
Direktur Rumah Sakit Jantung Binawaluya

Menimbang :

a. bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan upaya untuk memberikan
jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja dengan cara
pencegahan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi
kesehatan , pengobatan dan rehabilitasi;
b. bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bertujuan bagi terciptanya cara kerja,
lingkungan kerja yang sehat dan aman, nyaman dan dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan karyawan;
c. bahwa untuk maksud tersebut di atas perlu ditetapkan sebuah kebijakan tentang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di S Jantung Binawaluya.

Mengingat :

1. Undang undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Undang undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang undang nomor I tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
4. Permenkes nomor 432/ Mnkes/ SK/ IV/ 2007 tentang Pedoman Manajemen K3 Rumah
Sakit
5. Permenkes nomor 432/ Menkes/ SK/ VI/ 2010 tentang Standar K3 Rumah Sakit

MEMUTUSKAN
Menetapkan:

KESATU: MEMBERLAKUKAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAN


KESELAMATAN KERJA RUMAH SAKIT JANTUNG BINAWALUYA

Kedua: Memberlakukan kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) sebagaimana terlampir
dalam keputusan ini

Ketiga: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila dikemudaina hari terdapat
kekeliruan akan diperbaharui sebagaimana mestinya
LAMPIRAN SK DIREKTUR NO.
046/DIR/SK/RSBW/II/2017
TENTANG KEBIJAKAN
KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA RUMAH
SAKIT JANTUNG BINAWALUYA

KEBIJAKAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) RUMAH


SAKIT JANTUNG BINAWALUYA

1. Kebijakan K3 dan Keamanan Rumah Sakit

Rumah Sakit Jantung Binawaluya berkomitmen untuk menjaga keselamatan dan


kesehatan kerja setiap pasien, karyawan dan pengunjung serta lingkungan Rumah Sakit,
memenuhi peraturan perundangan dan persyaratan lain yang relevan dengan rumah sakit,
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dari pencemaran lingkungan serta mencegah
dan mengantisipasi terjadinya potensi kecelakaan kerja, ancaman bom, kebakaran dan
kegawat daruratan dengan tujuan peningkatan efisiensi dan produktifitas kerja secara
berkesinambungan.

Komitmen tersebut difasilitasi dengan dibentuknya Komite K3RS yang bertanggung


jawab untuk merencanakan, mengkoordinasi, memonitor dan mengevaluasi program
terkait K3 di RS Jantung binawaluya serta mengimplementasikannya melalui pelatihan
K3 kepada karyawan. Komite K3RS berwenang untuk melakukan identifikasi bahaya dan
analisa resiko K3 yang ada di lingkungan RS Jantung Binawaluya serta memberikan
rekomendasi perbaikan dan/ atau improvement agar kondisi kerja dan lingkungan kerja
yang aman dan sehat tercapai.

Rumah sakit mempunyai program untuk memberikan keselamatan dan keamanan radiasi
bagi fasilitas fisik, termasuk memonitor dan mengamankan area yang teridentifikasi
sebagai resiko keamanan. Progam tersebut memastikan bahwa semua staf, pengunjung
dan pedagang/ vendor dapat diidentifikasi, dan semua area yang beresiko keamanannya
dimonitor dan dijaga keamanannya. Program tersebut efektif untuk mencegah cedera dan
mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung. Progam
tersebut meliputi keselamatan dan keamanan selama pembangunan dan renovasi.
Pimpinan memanfaatkan sumber daya sesuai rencana yang disetujui. Bila terdapat badan
independen dalam fasilitas pelayanan pasien akan disurvei, rumah sakit memastikan
bahwa badan tersebut mematuhi program keselamatan
2. Kebijakan Pengelolaan Material B3 dan Limbah/ Sampah.

RS Jantung Binawaluya berupaya seoptimal mungkin untuk melaksanakan pengolahan


terhadap material B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) serta limbah/ sampah yang berada
di lingkungan RS Jantung Binawaluya, yaitu :

a. Melakukan pemakaian APD setiap petugas yang bertugas memisahkan dan


mengangkut limbah B3
b. Pemakaian APD telah mengikuti prosedur yang ditentukan Pemerintah.
c. Melakukan identifikasi dan pendataan terhadap seluruh bahan kimia terutama yang
tergolong B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) yang digunakan di RS Jantung
Binawaluya di lokasi penggunaanya dan mempunyai daftar terbaru/ mutakhir dari
bahan berbahaya tersebut di rumah sakit.
d. Melakukan rencana untuk penanganan penyimpanan dan penggunaan yang aman
disusun dan diimplementasikan/ diterapkan.
e. Melakukan pelaporan dan investigasi dari tumpahan, paparan (exposure) dan insiden
lainnya disusun dan diterapkan.
f. Melakukan rencana penanganan limbah yang benar di dalam rumah sakit dan
pembuangan limbah berbahaya secara aman dan sesuai ketentuan hukum disusun dan
diterapkan.
g. Melakukan review terhadap hasil identifikasi dan pendataan bahan kimia secara
berkala.
h. Memastikan bahwa setiap bahan kimia terutama yang tergolong B3 dilengkapi
dengan symbol dan label sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
i. Memastikan bahwa setiap bahan kimia terutama yang tergolong B3 dilengkapi
dengan MSDS (Material Safety Data Sheet) termasuk jika terdapat pengadaan/
pembelian bahan kimia yang baru.
j. Memastikan pelaksanaan pemantauan/ inspeksi terhadap kondisi keemasan ada saat
penerimaan dan penyimpanan untuk setiap bahan kimia terutama yang tergolong B3.
k. Memastikan bahwa penyimpanan bahan kimia terutama yang tergolong B3 sesuai
dengan sifat bahayanya.
l. Memastikan bahwa MSDS (Material Safety Data Sheet) untuk setiap bahan kimia
terutama yang tergolong B3 tersedia disetiap area yang mengunakan dan/ atau
menyimpan bahan tersebut.
m. Memastikan bahwa masing masing pengguna termasuk penanggung jawab di area
penyimpanan bahan kimia, memahami isi, maksud, tujuan dan kegunaan dari MSDS
untuk setiap bahan.
n. Memastikan bahwa jika terdapat tumpahan bahan kimia terutama yang tergolong B3
ditangani sesuai standar yang berlaku dan rencana untuk alat dan prosedur
perlindungan yang benar dalam penggunaan, ada tumpahan dan paparan disusun dan
diterapkan.
o. Melakukan penilaian terhadap limbah/ sampah yang ada di area RS Jantung
Binawaluya menjadi limbah B3, sampah umum non infeksius (organic dan non
organic ), sampah klinis/ infeksius, sampah benda tajam. Limbah cair.
p. Melakukan pengolahan untuk limbah medis dengan proses insenerasi dan
penyimpanan sementara untuk limbah B3 di TPS limbah B3.
q. Melakukan pengolahan untuk limbah cair dengan menggunakan IPAL (Instalasi
Pengolahan Air Limbah).
r. Melakukan pemantauan dan pengukuran terhadap proses pengelolaan limbah yang
dilakukan di RS Jantung Binawaluya serta melaksanakan evaluasinya.
s. Melakukan rencana untuk mendokumentasikan persyaratan, meliputi setiap izin,
lisensi atau ketentuan persyaratan lainnya disusun dan ditetapkan.
t. Adanya keamanan bagian dari program K3 rumah sakit dan dilaporkan sekurang
kurangnya sekali setahun dan bila ada kejadian/ insiden
u. Pelaksanaan keamanan radiai dengan prosedur atau peralatan khusus untuk
mengurangi resiko (seperti; apron timah, film badg radiasi yang sejnis)
v. Staf radiologi diberi orientasi dan pelatihan tentang prosedur praktek keselamatan
untuk prosedur baru dan bahan berbahaya
w. Memastikan bila terdapat unit independen dalam fasilitas pelayanan pasien yang akan
disurvei, rumah sakit memastikan bahwa unit tersebut mematuhi rencana penanganan
bahan berbahaya

3. Kebijakan Manajemen Kegawat daruratan/ Kewaspadaan Bencana dan Kebakaran

RS Jantung Binawaluya berupaya seoptimal mungkin untuk pengelolaan kondisi gawat


darurat/ bencana/ kejadian luar biasa serta kebakaran, melalui :

a. Melaksanakan identifikasi potensi kedaruratan dan kebakaran serta mengidentifikasi


kemungkinan terjadinya bencana internal dan eksternal, seperti keadaan darurat
dalam masyarakat, wabah dan bencana alam atau bencana lainnya, serta terjadinya
kejadian wabah yang menimbulkan terjadinya resiko yang signifikan.
b. Menyediakan infra struktur yang dibutuhkan untuk penanganan medaruratan dan
kebakaran.
c. Membentuk Tim Tanggap Darurat termasuk tugas dan tanggung jawab serta
kompetensi yang dibutuhkan apabila ada ancaman bom lewat telepon
d. Menetapkan rencana/ prosedur penanggulangan kedaruratan dan kebakaran yang
meliputi pencegahan, deteki dini/ early warning, penghentian (supresi), pemadaman,
evakuasi, mitigai sampai dengan penanganan pasca bencana/ kedaruratan dan
kebakaran.
e. Melakukan uji coba/ simulasi secara berkala untuk setiap potensi kedaruratan/
bencana dan kebakaran termasuk menguji setiap infra struktur yang terkait dengan
deteksi dini/ early warning dan penghentian (supresi) serta mendokumentasikan
pelaksanaan uji coba/ simulasi tersebut.
f. Melaksanakan pelatihan atau edukasi secara berkalakepada seluruh staf RS Jantung
Binawaluya dan penghuninya mengenai kesiapan menghadapi kedaruratan/ bencana
dan kebakaran
g. Merencanakan program untuk memastikan seluruh penghuni rumah sakit aman dari
kebakaran, asap dan kedaruratan lain yang bukakn kebakaran.
h. Melaksanakan program secara terus menerus dan komprehensif untuk memeatikan
bahwa seluruh ruang rawat pasien dan tempat kerja staf termasuk dalam program.
i. Bila terdapat badan independen di fasilitas pelayanan pasien yang akan disurvei,
rumah sakit memastikan bahwa badan tersebut mematuhi rencana pengamanan
kebakaran.
j. Melaksanakan sistem deteksi kebakaran dan pemadaman diinspeksi dan diiuji coba
serta dipelihara, yang frekuensinya diteapkan oleh rumah sakit.
k. Melatih staf untuk berpartisipasi dalam perencanaan pemngamanan kebakaran dan
asap.
l. Semua staf berpartisipasi sekurang kurangnya setahun sekali dalam rencana
penanganan kebakaran dan asap.
m. Staf dapat memperagakan cara membawa pasien ke tempat yang aman.
n. Melakukan pemeriksaan uji coba dan pemeliharaan peralatan dan sistem kemudian
didokumentasikan
o. Staf dapat menjelaskan atau memperagakan peran mereka dalam menghadapi
kebakaran.
p. Staf dapat menjelaskan atau memperagakan tindakan untuk menghilangkan,
mengurangi/ meminimalisir atau melaporkan tentang keselamatan, keamanan dan
resiko lainnya.
q. Staf dapat menjelaskan dan memperagakan tindakan, kewaspadaan, prosedur dan
partisipasi dalam penyimpanan, penanganan dan pembuangan limbah gas medis,
bahan limbah berbahaya dan berkaitan dengan kedaruratan.
r. Staf dapat menjelaskan dan memperagakan prosedur dan peran mereka dalam
penanganan kedaruratan dan bencana interna dan eksternal (community)
s. Staf dilatih untuk mengoperasikan peralatan medis dan sistm utility sesuai ketentuan
pekerjaan.
t. Staf dilatih untuk memelihara peralatan medis dan sistem utility sesuai pekerjaan.

4. Kebijakan Manajemen Fasilitas Fisik RS dan Peralatan Medis

RS Jantung Binawaluya berupaya seoptimal mungkin untuk melakukan pengelolaan


terhadap fasilitas fisik rumah sakit dan Peralatan Medis, melalui :
a. Pelaksanaan identifikasi terhadap seluruh fasilitas fisik dan peralatan medis yang
dimiliki oleh RS Jantung Binawaluya
b. Pelaksanaan upaya pemeliharaan, pemantauan/ inspeksi dan pengukuran terhadap
kondisi setiap fasilitas fisik dan peralatan medis yang dimiliki oleh RS Jantung
Binawaluya termasuk memastikan status kalibrasi dari setiap peralatan medis
c. Pelaksanaan tindakan perbaikan untuk setiap fasilitas fisik dan peralatan medis yang
mengalami kerusakan.
d. Jika terdapat upaya perbaikan maupun proses konstruksi untuk fasilitas fisik rumah
sakit yang melibatkan pihak ke-3 (seperti kontraktor) maka harus dipastikan bahwa
setiap petugas pihak ke-3 (kontraktor) yang bekerja di area RS Jantung Binawaluya
mengetahui dan mengikuti peraturan RS Jantung Binawaluya terkait standar Infection
Controll dan juga K3, menggunakan APD yang sesuai dengan pekerjaan yang
dilakukan, menginformasikan kepada penanggung jawab K3 rumah sakit jika terdapat
material B3 yang digunakan saat bekerja, serta memastikan penyediaan shield
(perlindungan) selama proses pekerjaan konstruksi.
e. Data hasil monitoring dikumpulkan dan dikomunikasikan untuk program manajemen
peralatan medis.
f. Data hasil monitoring digunakan untuk keperluan perencanaan dan perbaikan
g. Pengetahuan staf ditest berdasarkan perannya dalam memelihara fasilitas yang aman
dan efektif
h. Pelatihan dan testing staf didokumentasikan dengan mencatat siapa yang dilatih serta
hasilnya.

5. Kebijakan Manajemen Sistem Utiliti dan Sistem Kunci RS

RS Jantung Binawaluya berkomitmen untuk melakukan pengelolaan terhadap sistem


utility dan sistem kunci rumah sakit, melalui :

a. Memastikan ketersediaan air minum dan listrik selama 24 jam sehari 7 hari seminggu
baik melalui sumber regular maupun sumber alternative.
b. Melakukan identifikasi area dan pelayanan yang beresiko paling tinggi jika terjadi
kegagalan listrik ataupun kontaminasi air minum.
c. Rumah sakit berusaha untuk mengurangi resiko bila hal itu terjadi.
d. Rumah sakit merencanakan sumber listrik dan air minum alternative dalam keadaan
emergensi.
e. Melakukan uji coba sumber air minum dan listrik alternative sekurang kurangnya
setahun sekali atau lebih sering jika dipersyaratkan oleh peraturan perundangan yang
berlaku atau oleh kondisi sumber air atau sumber listrik itu sendiri.
f. Melakukan upaya pemeliharaan, pemantauan, pmeriksaan/ pengukuran dan
improvement untuk seluruh sistem kunci di RS seperti sistem listrik, sistem
pengelolaan limbah, ventilasi, air minum, gas medis, sistem RO dan sistem
pendukung utility lainnya.
g. Kualitas air minum dimonitor secara teratur, air yang digunakan untuk hemodialisis/
chronic renal dialysis diperiksa secara teratur.
h. Sistem kunci diperiksa secara teratur, dipelihara secara teratur dan sistem kunci
ditingkatkan secara teratur.
i. Melakukan upaya perbaikan dengan segera terhadap sistem kunci jika terjadi
kerusakan

6. Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok

Sesuai instruksi Menteri kesehatan RI No. 84/ Menkes/ Ins/ II/ 2002 tentang Kawasan
Tanpa Rokok di tempat kerja dan saran kesehatan menetapkan Kebijakan bahwa seluruh
area RS Jantung Binawaluya adalah kawasan tanpa rokok.

Pemberlakuan ketentuan ini berlaku untuk di dalam area RS Jantung Binawaluya,


meliputi ; halaman parkir, ruangan terbuka hijau, fasilitas umum, gudang/ instalasi.
Rumah Sakit membuat prosedur untuk melarang merokok, prosedur tersebut berlaku bagi
pasien, keluarga pengunjung dan staf. Prosedur tersebut telah diimplementasikan.

Penerapan Kebijakan ini dilakukan dengan cara :

a. Penetapan gugus tugas pengawasan Kawasan Tanpa Rokok


b. Pembuatan dan pemasangan tanda/ petunjuk/ peringatan larangan merokok
c. Monitoring/ inspeksi untuk melihat kesesuaian dari Kebijakan ini di lapangan.

7. Kebijakan Penarikan Alat.

RS Jantung Binawaluya menetapkan bahwa proses Penarikan Alat dilakukan dengan


cara:

a. Terdapat regulasi yang mengatur terhadap Ketentuan Penarikan Alat


b. Memiliki prosedur yang mengatur peralatan yang dalam proses penarikan kembali.
c. Kebijakan dan prosedur diimplementasikan
d. Kompetensi penggunaan dari alat tersebut tidak sesuai.
e. Terdapat alat rusak tidak dapat digunakan kembali
f. Terdapat penarikan alat dari suku cadang tidak lagi diproduksi oleh produsen

Proses penarikan alat dilakukan dengan cara, Departemen Umum mengajukan


permohonan penarikan kepada Direktur yang selanjutnya ditindak lanjuti oleh Manager
Umum untuk memberikan instruksi kepada bagian maintenance untuk segera melakukan
penarikan alat.
Apabila alat tersebut masih digunakan untuk unit yang bersangkutan, maka sebelum
dilakukan penarikan harus diberikan alat penggantinya terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai