Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut para ahli, Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang
mempelajari bumi menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di
dalamnya termasuk juga meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika
ionosfer. Penelitian geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan
bumi melibatkan pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-
parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Dari pengukuran ini
dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah permukaan bumi
baik itu secara vertikal maupun horisontal.
Sedangkan pengertian Eksplorasi disebut juga penjelajahan atau
pencarian menurut para ahli dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
adalah tindakan mencari atau melakukan penjelajahan dengan tujuan
menemukan sesuatu; misalnya daerah tak dikenal termasuk antariksa
(penjelajahan angkasa), minyak bumi, gas alam, batubara, mineral, gua, air
ataupun informasi.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
Teknologi Eksplorasi Geofisika merupakan cabang terapan geofisika, yang
menggunakan metode fisik (seperti seismik, gravitasi, magnet, listrik dan
elektromagnetik) di permukaan bumi untuk mengukur sifat fisik di bawah
permukaan bumi, bersama dengan hal-hal yang berkaitan.
Tujuan utama dari kegiatan eksplorasi geofisika adalah untuk
membuat model permukaan bumi dengan mengandalkan data lapangan yang
diukur bisa pada permukaan atau didalam bumi dengan ketinggian dan
kedalaman tertentu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, didapatlah beberapa rumusan
masalah, yaitu :
1. Apa pengertian dari Teknologi Eksplorasi?
2. Apa saja tahapan dari Teknologi Eksplorasi?
3. Apa saja tujuan dari Teknologi Eksplorasi?

1
4. Apa saja macam-macam metode dari Teknologi Eksplorasi?

C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, didapat tujuan pembahasan yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian dari Teknologi Eksplorasi
2. Untuk memahami tahapan dari Teknologi Eksplorasi
3. Untuk memahami tujuan dari Teknologi Eksplorasi
4. Untuk memahami metode dari Teknologi Eksplorasi

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teknologi Eksplorasi
1. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Eksplorasi adalah Penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh
pengetahuan lebih banyak tentang keadaan, terutama sumber-sumber alam
yang terdapat di tempat itu; penyelidikan; penjajakan.
2. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI)
Eksplorasi adalah kegiatan penyelidikan geologi yang dilakukan untuk
mengidentifikasi,menetukan lokasi, ukuran, bentuk, letak, sebaran,
kuantitas dan kualitas suatu endapan bahan galian untuk kemudian dapat
dilakukan analisis/kajian kemungkinan dilakukanya penambangan.
Dari pengertian tentang eksplorasi diatas, dapat disimpulkan
bahwa Teknologi Eksplorasi adalah suatu kegiatan lanjutan dari prospeksi yang
meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk mengetahui ukuran,bentuk, posisi, kadar
rata-rata dan besarnya cadangan serta “studi kelayakan” dari endapan bahan
galian atau mineral berharga yang telah diketemukan.
Teknologi Eksplorasi adalah penyelidikan lapangan untuk
mengumpulkan data/informasi selengkap mungkin tentang keberadaan
sumberdaya alam di suatu tempat. Kegiatan eksplorasi sangat penting
dilakukan sebelum pengusahaan bahan tambang dilaksanakan mengingat
keberadaan bahan galian yang penyebarannya tidak merata dan sifatnya
sementara yang suatu saat akan habis tergali. Sehingga untuk menentukan
lokasi sebaran, kualitas dan jumlah cadangan serta cara pengambilannya
diperlukan penyelidikan yang teliti agar tidak membuang tenaga dan modal,
disamping untuk mengurangi resiko kegagalan, kerugian materi, kecelakaan
kerja dan kerusakan lingkungan. Eksplorasi, disebut juga penjelajahan atau
pencarian, adalah tindakan mencari atau melakukan penjelajahan dengan
tujuan menemukan sesuatu; misalnya daerah tak dikenal, termasuk antariksa
(penjelajahan angkasa), minyak bumi (eksplorasi minyak bumi), gas alam,

3
batubara, mineral, gua, air, ataupun informasi. Suatu kegiatan eksplorasi harus
direncanakan sebaik - baiknya dengan memperhitungkan untung - ruginya,
efisiensi, ekonomis serta kelestarian lingkungan daerah eksplorasi tersebut.
B. Tahapan Teknologi Eksplorasi
Dahulu, kegiatan eksplorasi hanya mengandalkan penemuan
singkapan di permukaan oleh para ahli geologi dan kemudian diekstrapolasi ke
bawah permukaan untuk mengetahui sebarannya secara vertical maupun
lateral. Namun sekarang eksplorasi sudah sangat berkembang sesuai kebutuhan
manusia akan air dan mineral.
Geofisika berperan dengan menerapkan hampir semua metode fisika
untuk mengungkap struktur bawah permukaan bumi. Hasil pengukuran di
permukaan bumi, dianalisis dan diinterpretasikan sehingga lebih mudah
menafsir isi fisisnya (batuan), menentukan posisi dan sebaran, kedalaman serta
ukuran juga proses dinamisnya.
Penggunaan metode geofisika dalam kegiatan eksplorasi memiliki
aturan yakni metode geofisika hannya akan berhasil jika terdapat kontras atau
variasi physical properties dari batuan terkait yang mengidikasikan adanya
keberadaan mineral ekonomis. Selain itu, target harus dikenalai secara geologi
sehingga metode geofisika dapat dipilih sesuai sifat dan karakteristik target.
Perencanaan eksplorasi meliputi beberapa hal sebagai berikut :
1. Pemilihan daerah eksplorasi.
2. Studi pendahuluan.
3. Perencanaan eksplorasi dan pembiayaannya.
4. Hasil serta tujuan yang didapatkan dari seluruh operasi.
Kegiatan eksplorasi terdiri atas berbagai penyelidikan yang mendukungnya.
Penyelidikan tersebut adalah :
1. Penyelidikan Geologi
2. Penyelidikan Geokimia
Penyelidikan ini dilaksanakan untuk mengetahui perkiraan kadar logam,
senyawa kimia dan unsur-unsur penyerta dimana logam tersebut berada.

4
3. Penyelidikan Geofisika
Penyelidikan ini terdiri atas 4 metode yaitu :
a) Metode Geolistrik
b) Metode Seismik
c) Metode Magnet
d) Metode Gaya berat/Gravitasi
4. Pemboran Eksplorasi
Dilaksanakan untuk mengetahui kedalaman mineral, kualitas dan kalkulasi
cadangan kasar/minimum untuk dapat ditambang secara ekonomis.
C. Tujuan Teknologi Eksplorasi
Tujuan dilakukannya eksplorasi adalah untuk mengetahui sumber
daya cebakan mineral secara rinci, yaitu untuk mengetahui, menemukan,
mengidentifikasi dan menentukan gambaran geologi dalam pemineralaran
berdasarkan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas suatu endapan
mineral untuk kemudian dapat dilakukan pengembangan secara ekonomis.
1. Kegiatan untuk mengetahui keberadaan endapan bahan galian dengan
menggunakan metode tertentu.
2. Mengetahui jenis bahan galian dan sebaran di permukaan.
3. Mengetahui sebaran bahan galian kearah dalam dan bentuknya.
4. Mengetahui besaran dannilai ekonominya (sumber daya mineral dan
cadangan)
D. Metode Teknologi Eksplorasi
Metoda dalam eksplorasi dapat digolongkan dalam dua kelompok
besar, yaitu :
1. Metoda Langsung, terdiri dari :
a) Metoda Langsung di Permukaan
Metoda ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu :
1) Penyelidikan Singkapan (Out Crop)
Singkapan segar umumnya dijumpai pada :
 Lembah-lembah sungai, hal ini dapat terjadi karena pada lembah
sungai terjadi pengikisan oleh air sungai sehingga lapisan yang

5
menutupi tubuh batuan tertransportasi yang menyebabkan tubuh
batuan nampak sebagai singkapan segar
 Bentuk-bentuk menonjol pada permukaan bumi, hal ini terjadi
secara alami yang umumnya disebabkan oleh pengaruh gaya yang
berasal dari dalam bumi yang disebut gaya endogen misalnya
adanya letusan gunung berapi yang memuntahkan material ke
permukaan bumi dan dapat juga dilihat dari adanya gempa bumi
akibat adanya gesekan antara kerak bumi yang dapat
mengakibatkan terjadinya patahan atau timbulnya singkapan ke
permukaan bumi yang dapat dijadikan petunjuk letak tubuh
batuan.
2) Tracing Float (Penjejakan)
Float adalah fragmen-fragmen atau potongan-potongan biji
yang berasal dari penghancuran singkapan yang umumnya
disebabkan oleh erosi, kemudian tertransportasi yang biasanya
dilakukan oleh air, dan dalam melakukan tracing kita harus berjalan
berlawanan arah dengan arah aliran sungai sampai float dari bijih
yang kita cari tidak ditemukan lagi, kemudian kita mulai melakukan
pengecekan pada daerah antara float yang terakhir dengan float yang
sebelumnya dengan cara membuat parit yang arahnya tegak lurus
dengan arah aliran sungai, tetapi jika pada pembuatan parit ini dirasa
kurang dapat memberikan data yang diinginkan maka kita dapat
membuat sumur uji sepanjang parit untuk mendata tubuh batuan
yang terletak jauh dibawah over burden.
3) Tracing dengan Panning (Mendulang)
Caranya sama seperti tracing float, tetapi bedanya terdapat
pada ukuran butiran mineral yang dicara biasanya cara ini digunakan
untuk mencari jejak mineral yang ukurannya halus dan memiliki
masa jenis yang relatif besar. Persamaan dari cara tracing yaitu pada
kegiatan lanjutan yaitu trencing atau test pitting.

6
Cara-cara tracing, baik tracing float maupun tracing dengan
panning akan dilanjutkan dengan cara trenching atau test pitting.
 Trenching (Pembuatan Parit)
Pembuatan parit memiliki keterbatasan yaitu hanya bisa
dilakukan pada overburden yang tipis, karena pada pembuatan parit
kedalaman yang efektif dan ekonomis yang dapat dibuat hanya
sedalam 2 - 2,5 meter, selebih dari itu pembuatan parit dinilai tidak
efektif dan ekonomis. Pembuatan parit ini dilakukan dengan arah
tegak lurus ore body dan jika pembuatan parit ini dilakukan di tepi
sungai maka pembuatan parit harus tegak lurus dengan arah arus
sungai. Paritan dibangun dengan tujuan untuk mengetahui tebal
lapisan permukaan, kemiringan perlapisan, struktur tanah dan lain-
lain.
 Test Pitting (Pembuatan Sumur Uji)
Jika dengan trenching tidak dapat memberikan data yang
akurat maka sebaiknya dilakukan test pitting untuk menyelidiki
tubuh batuan yang letaknya relatif dalam. Kita harus ingat bahwa
pada test pitting kita harus memilih daerah yang terbebas dari
bongkahan-bongkahan maka hal ini akan menyulitkan kita pada
waktu pembuatan sumur uji dan juga daerah yang hendak kita buat
sumur uji harus bebas dari air, karena dengan adanya air dapat
menyulitkan kita pada waktu melakukan penyelidikan struktur
batuan yang terdapat pada sumur uji yang kita buat. Pada pembuatan
sumur uji ini kita juga harus mempertimbangkan faktor keamanan,
kita harus dapat membuat sumur dengan penyangga sesedikit
mungkin tetapi tidak mudah runtuh. Hal ini juga akan mempengaruhi
kenyamanan pada waktu melakukan penelitian. Kedalaman sumur
uji yang kita buat bisa mencapai kedalaman sampai 30 meter. Hal-
hal yang perlu diperhatikan dari penggalian sumur adalah gejala
longsoran, keluarnya gas beracun, bahaya akan banjir dan lain-lain.

7
b) Metoda Langsung di Bawah Permukaan
Eksplorasi langsung bawah permukaan dilakukan bila tidak
ada singkapan di permukaan atau pada eksplorasi permukaan tidak
dapat memberikan informasi yang baik, karena pada eksplorasi
langsung permukaan, kedalaman maksimum yang dapat dicapai + 30
meter. Eksplorasi langsung bawah permukaan juga dapat dilakukan
apabila keadaan permukaan memungkinkan untuk diadakan eksplorasi
bawah permukaan, sebab apabila permukaan tidak memungkinkan,
misalnya permukaan itu tergenang air atau tertutup bongkah batu yang
tidak stabil, maka hal ini akan memberikan resiko yang besar jika
dilakukan eksplorasi permukaan.
Dalam eksplorasi bawah permukaan ada hal-hal yang harus
diperhatikan misalnya, pekerjaan harus berlangsung tetap didalam
badan bijih, hal ini untuk memudahkan diadakan pengamatan dan
proses sampling pekerjaan juga diusahakan dimulai dari daerah-daerah
yang memiliki singkapan yang baik, karena dengan singkapan yang
baik dapat memudahkan kita untuk menentukan strike atau dipnya,
yang tidak kalah pentingnya yang harus diperhatikan adalah masalah
biaya, dimana dalam pekerjaan eksplorasi ini biaya tidak boleh terlalu
besar, hal ini bertujuan untuk menghindari adanya dana yang terbuang
percuma jika nantinya eksplorasi yang dilakukan hasilnya
mengecewakan.
Eksplorasi bawah permukaan dapat dilakukan dengan
membuat Tunel, Shaft, Drift, Winse dan lain-lain.
1) Tunnel : Suatu lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang
menembus kedua kaki bukit.
2) Shaft : Suatu lubang bukaan yang menghubungkan tambang bawah
tanah dengan permukaan bumi dan berfungsi sebagai jalan
pengangkutan karyawan serta alat-alat kebutuhan tambang, ventilasi
dan penirisan.

8
3) Drift : Suatu bukaan mendatar yang dibuat dekat atau pada endapan
bijih yang arahnya sejajar dengan jurus atau dimensi terpanjang dari
endapan bijihnya (dalam pengeboran).
4) Winze : Lubang bukaan vertikal atau arah miring yang dari “level”
ke arah “level” yang dibawahnya.
Eksplorasi bawah tanah juga dapat dilakukan dengan
pengeboran inti. Pengeboran sumur minyak yang pertama dilakukan
oleh Kol. Drake pada tahun 1959 dengan menggunakan bor (RIG)
permanen (tidak dapat dipindah-pindah) dan pada pengeborannya
menggunakan sistem perkusif (tumbuk), pada pengeboran ini
kedalaman maximum yang dapat dicapai adalah 60 ft (+ 20 m) dengan
bor lurus (vertical drilling). Saat ini pengeboran dilakukan dengan
teknik bor putar (rotary drilling) dengan menara bor yang dapat
dipindah-pindah (portablering) dan dilakukan dengan beberapa cara
pengeboran yaitu dengan cara perkusif, rotasi atau dengan perkusif-
rotasi. Pemboran dapat dilakukan di darat maupun di laut (on shore atau
off shore). Pemboran tidak terbatas pada pemboran decara vertikal saja
tetapi dapat dilakukan secara miring (kemiringan dapat mencapai 90o),
apabila saat pengeboran kita menemukan batuan yang keras dan susah
ditembus oleh mata bor, maka dengan teknologi sekarang, pipa yang
berada jauh di dalam tanah dapat dirubah arahnya (dibelokkan) untuk
menghidari batuan yang keras tersebut. Pengeboran yang dilakukan
pada eksplorasi bertujuan untuk mengambil contoh (sampling) untuk
diamati, pengeboran juga bisa bertujuan untuk produksi atau konstruksi
(misalnya air tanah, minyak bumi) dan pemboran dapat juga untuk
memudahkan proses peledakan (pada kegiatan penambangan material
keras). Dari data pengeboran dan sampling kita dapat membuat peta
stratigrafi daerah pengeboran. Dari peta ini kita dapat mengetahui
susunan batuan dan ketebalan cadangan dan akhirnya kita dapat
memperkirakan besar cadangan secara keseluruhan.
2. Metode Tidak Langsung, terdiri dari :

9
a) Metoda tidak langsung cara geokimia, yang mencakup antara lain
mengenai bed rock, soil, air, vegetasi dan stream deposit. Pengukuran
sistematika terhadap satu atau lebih unsur jejak (trace elements) pada
batuan, tanah, stream, air atau gas. Tujuannya untuk mencari anomali
geokimia berupa konsentrasi unsur-unsur yang kontras terhadap
lingkungannya atau background geokimia. Anomali dihasilkan dari
mobilitas dan dispresi unsur-unsur yang terkonsentrasi pada zona
mineralisasi. Anomali merupakan perbedaan-perbedaan yang mencolok
antara satu titik atau batuan dengan titik lainnya. Pada dasarnya
eksplorasi jenis ini lebih cenderung untuk menentukan perbedaan
mendasar (anomali) unsur-unsur yang terdapat pada tanah atau sampel
yang kita cari. Proses untuk membedakan unsur ini dilakukan dengan
beberapa reaksi kimia.
b) Metoda tidak langsung cara geofisika
Geofisika merupakan disiplin ilmu atau metoda untuk
memperkirakan lokasi akumulasi bahan/tambang dengan cara
pengukuran besaran-besaran fisik batuan bawah permukaan bumi.
Metoda yang dapat dilakukan eksplorasi geofisika diantaranya :
1) Metoda gravitasi
Metoda ini berdasarkan hukum gaya tarik antara dua benda di
alam. Bumi sebagai salah satu benda di alam juga menarik benda-
benda lain di sekitarnya. Kalau sebuah bandul digantung dengan
sebuah pegas, maka pegas tersebut akan merengganng akibat
bandulnya mengalami gravitasi, di tempat yang gravitasinya rendah
maka regangan tadi kecil dan di tempat yang gravitasinya besar
maka regangan tadi juga lebih besar. Dengan demikian dapat
diperkirakan bentuk struktur bawah tanah dari melihat besarnya nilai
gravitasi dari bermacam-macam lokasi dari suatu daerah
penyelidikan. Di lapangan besarnya gravitasi ini diukur dengan alat
yang disebut gravimeter, yaitu suatu alat yang sangat sensitif dan
presisi. Gravimeter bekerja atas dasar “torsion balance”, maupun
bantuk atau pendulum, dan dapat mengukur perbedaan yang kecil

10
dalam gravitasi bumi di berbagai lokasi pada suatu daerah
penyelidikan. Gaya gravitasi bumi dipengaruhi oleh besarnya ukuran
batuan, distribusi atau penyebaran batuan, dan kerapatan (density)
dari batuan. Jadi kalau ada anomali gravitasi pada suatu tempat,
mungkin di situ terdapat struktur tertentu, seperti lipatan, tubuh
intrusi dangkal, dan sebagainya. Juga jalur suatu patahan besar,
meskipun tertutup oleh endapan aluvial, sering dapat diketahui
karena adanya anomali gravitasi.

Gambar 1. Metode Gravitasi dari Saluran Pra-Glociol yang


Terkubur di Sungai Connecticut (Zohdy, 1974).
2) Metoda magnetik
Bumi adalah suatu planet yang bersifat magnetik, dimana
seolah-olah ada suatu barang magnet raksasa yang membujur sejajar
dengan poros bumi. Teori modern saat ini mengatakan bahwa medan
magnet tadi disebabkan oleh arus listrik yang mengalir pada inti
bumi.

11
Gambar 2. Metode Magnetik
Alat yang digunakan yaitu magnetometer adalah sebuah
instrumen pengukuran yang digunakan untuk dua tujuan umum -
untuk mengukur magnetisasi bahan magnetik seperti feromagnet,
atau untuk mengukur kekuatan dan, dalam beberapa kasus, arah
medan magnet pada suatu titik dalam ruang angkasa (juga dikenal
sebagai Gaussmeter atau magnetometer survei). Magnetometer
pertama kali ditemukan oleh Carl Friedrich Gauss pada tahun 1833
dan perkembangan penting dalam abad ke-19 termasuk Hall Effect
yang masih banyak digunakan.
Setiap batang magnet yang digantung secara bebas di muka
bumi. Di setiap titik permukaan bumi medan magnet ini memiliki
dua sifat utama yang penting di dalam eksplorasi, yaitu arah dan
intensitas. Arah dari medan magnet dinyatakan dalam cara-cara yang
sudah lazim, sedang intensitas dinyatakan dalam apa yang disebut
gamma. Medan magnet bumi secara normal memiliki intensitas
35.000 sampai 70.000 gamma jika diukur pada permukaan bumi.
Bijih yang mengandung mineral magnetik akan menimbulkan efek
langsung pada peralatan, sehingga dengan segera dapat diketahui.
Metoda eksplorasi dengan magnet untuk mengetahui variasi
kerentanan magnet batuan, sangat berguna dalam pencarian sasaran
eksplorasi sebagai berikut :

12
 Mencari endapan placer magnetik pada endapan sungai
 Mencari deposit bijih besi magnetik di bawah permukaan
 Mencari bijih sulfida yang kebetulan mengandung mineral
magnetit sebagai mineral ikutan
 Intrusi batuan basa dapat diketahui kalau kebetulan mengandung
magnetit dalam jumlah cukup
 Untuk dapat mengetahui ketebalan lapisan penutup pada suatu
batuan beku yang mengandung mineral magnetik.
3) Metoda seismik
Metoda ini jarang dipergunakan dalam penyelidikan
pertambangan bijih tetapi banyak dipergunakan dalam penyelidikan
minyak bumi. Suatu gempa atau getaran buatan dibuat dengan cara
meledakan dinamit pada kedalaman sekitar 3 meter dari permukaan
bumi dan kecepatan merambatnya getaran yang terjadi diukur. Untuk
mengetahui kecepatan rambatan getaran tersebut pada perlapisan-
perlapisan batuan, disekitar titik ledakan dipasang alat penerima
getaran yang disebut geofon (seismometer). Geofon-geofon yang
dipasang secara teratur di sekitar lobang ledakan tadi akan terbias
atau refraksi. Dengan mengetahui waktu ledakan dan waktu
kedatangan gelombang-gelombang tadi, maka dapat diketahui
kecepatan rambatan waktu getaran melalui perlapisan-perlapisan
batuan. Dengan demikian konfigurasi struktur bahwa permukaan
dapat diketahui. Gelombang akan merambat dengan kecepatan yang
berbeda pada batuan yang berbeda-beda. Geophone merupakan alat
penerima gelombang yang dipantulkan kepermukaan, hidrophone
untuk gelombang di dasar laut.

13
Gambar 3. Survei Garis Seismik (McDowell, 2002)
Cepat rambat gelombang seismik pada batuan tergantung pada :
 Jenis batuan
 Derajat pelapukan
 Derajat pergerakan
 Tekanan
 Porositas (kadar air)
 Umur (diagenesa, konsolidasi, dll)

4) Metode geolistrik
Dalam metoda ini yang diukur adalah tahanan jenis
(resistivity) dari batuan. Yang dimaksud dengan tahanan jenis batuan
adalah tahanan yang diberikan oleh masa batuan sepanjang satu
meter dengan luas penampang satu meter persegi kalau dialiri listrik
dari ujung ke ujung, satuannya adalah Ohm-m2/m atau disingkat
Ohm-meter.

14
Gambar 4. Metode Geolistrik
Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi
biasanya dipakai sistem empat elektrode yang dikontakan dengan
baik pada bumi. dua elektrode dipakai untuk memasukan arus listrik
ke dalam bumi, disebut elektrode arus (current electrode) disingkat
C, dan dua elektrode lainnya dipakai untuk mengukur voltage yang
timbul karena arus tadi, elektrode ini disebut elektrode potensial atau
“potential electode” disingkat P. ada beberapa cara dalam penyusun
ke empat elektode tersebut, dua diantaranya banyak yang dipakai
adalah cara Wenner dan cara Shlumberger.
Cara yang terakhir yaitu cara radiokatif yang masih jarang
digunakan, hal ini disebabkan karena cara ini relatif lebih mahal dan
lebih rumit dari cara - cara sebelumnya.
Menurut Philip Kearey (2002) dalam bukunya yang berjudul
An Introduction to Geophysical Exploration, metode geofisika
dibagi menjadi empat metode utama, yaitu metode seismik, metode
gravitasi, metode magnetik, dan metode elektrik. Metode elektrik
sendiri dibagi lagi menjadi metode resistivitas, induksi polarisasi,
potesial diri, elektromagnetik, dan radar. Perbedaan dari keempat
metode tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

15
Tabel 1. Metode Teknologi Eksplorasi Geofisika (Kearey,
2002)

Metode geofisika tersebut di atas dipergunakan sesuai dengan


tujuan dari survey geofisika itu sendiri. Masing-masing metode
geofisika memiliki sensitivitas yang berbeda terhadap parameter
fisika yang diukur. Sebagai contoh, jika ingin melakukan eksplorasi
mineral logam, akan jauh lebih efektif menggunakan metode
magnetik dan elektrik dibandingkan dengan menggunakan metode
gravitasi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

16
1. Teknologi Eksplorasi adalah suatu kegiatan lanjutan dari prospeksi yang
meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk mengetahui ukuran,bentuk, posisi,
kadar rata-rata dan besarnya cadangan serta “studi kelayakan” dari endapan
bahan galian atau mineral berharga yang telah diketemukan.
2. Perencanaan eksplorasi meliputi beberapa hal sebagai berikut :
 Pemilihan daerah eksplorasi.
 Studi pendahuluan.
 Perencanaan eksplorasi dan pembiayaannya.
 Hasil serta tujuan yang didapatkan dari seluruh operasi.
3. Tujuan dilakukannya eksplorasi adalah untuk mengetahui sumber daya
cebakan mineral secara rinci, yaitu untuk mengetahui, menemukan,
mengidentifikasi dan menentukan gambaran geologi dalam pemineralaran
berdasarkan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas suatu endapan
mineral untuk kemudian dapat dilakukan pengembangan secara ekonomis.
4. Metode dalam eksplorasi dapat digolongkan dalam dua kelompok besar,
yaitu :
 Metoda langsung
 Metode tidak langsung
B. Saran
Para pembaca yang budiman, di penghujung tulisan ini kami berharap semoga
kita semua mampu menjaga dan mengamalkan perintah-perintah agama yang
terkandung di dalamnya sehingga kita bias menjadi orang-orang yang
beruntung dan mendapat petunjuk-Nya. Semoga pembaca yang budiman tidak
puas akan hasil makalah ini dan dapat menindaklanjutinya.

DAFTAR PUSTAKA

17
Djoko Santoso, nn. Pengantar Teknik Geofisika. Bandung : Institut Teknologi
Bandung.
Moore, E. Jhone. 2012. Field hydrogeologi. Second Edition. New York: CRC
Press.
Purnama, setyawan. 2000. Bahan Ajar Geohidrologi. Yogyakarta: Fakultas
Geografi Universitas Gadjah Mada
Tim Geolistrik. 2018. Modul Geolistrik : GF Instrument Ares (Automatic
Resistivity) & Software Res2Dinv. KemenPUPR Dirjen Sumber Daya Air.
Madiun: KemenPUPR Dirjen Sumber Daya Air.
ZohdY, A.A.R., Eaton, G.P dan Mabey, D.R. 1974. Aplication Of Surface
Geophysics To Ground-Water Investigations. United States America:
Unites States Geological Survey.
Kearey, Philip. 2002. An Intoduction to Geophysical Exploation. Third Edition.
USA : Blackwell Science Ltd.

18

Anda mungkin juga menyukai