I. LATAR BELAKANG
Sudah menjadi suatu kelaziman, dalam suatu kelompok sosial terdapat
seorang leader (pemimpin). Bahkan, dua atau tiga orang pun sudah lazim atau
layak adanya leader (pemimpin) diantaranya (Muhammad SAW). Sehingga
dengan demikian, akan terarah dengan satu tujuan (misi) bersama yang jelas,
kemana perahu ini akan berlayar dan menepi ?
Namun hal ini tidak berlaku secara permanen. Oleh karena itu
regenerasi merupakan suatu hal yang sangat diperlukan dalam menjaga
eksistensi dari suatu kelompok sosial tersebut. Karena jika tidak, maka akan
terjadi lost generation.
Selayaknya suatu negara yang dipimpin oleh presiden, raja, atau
sejenisnya. Hal ini juga berlaku di lembaga pendidikan yang basisnya adalah
kaum menengah elit intelaktual.
Dengan kondisi sosial masyarakat yang heterogen, mulai dari gaya
rambut yang berminyak disisir dan berpenampilan rapi dengan baju kemeja
serta memakai sepatu, sampai pada yang berpenampilan serba gaul pakai kaus
oblong, sandal dan rambut ala duri landak (funky). Itupun baru sebatas
penampilan. Sekelompok mahasiswa yang so (study oriented) dan
organisatoris juga memberikan nuansa heterogenitas dalam suatu miniatur
sebuah negara.
Baik buruknya suatu negara dimasa yang akan datang, terletak pada
pemudanya. Terlebih adalah pemuda yang berbasis intelektual. Karena
merekalah penerus atau pemegang estafet bangsa. Oleh karena itu,
terbentuknya pemerintahan negara dalam koridor demokratis, bermoral, adil,
dan lebih mengutamakan kesejahteraan masyarakat, merupakan harapan kita
semua demi terwujudnya kehidupan yang harmonis ditengah heterogenitas
yang tinggi.
Mahasiswa juga memiliki tanggung jawab moral akan amanah dari
orang tua masing-masing dalam memperdalam wawasan atau khasanah, baik
secara intelektual, ataupun pembentukan idealisme diri yang kelak dapat
dijadikan panutan ditengah masyarakat. Sehingga dengan demikian ia akan
mampu membangun karakter ditengah masyarakat yang berada dalam
struktur sosial suatu negara dengan segala heterogenitas yang ada di
dalamnya.
Hal ini sesuai dengan fungsinya, bahwa mahasiswa adalah sebagai
”iron stock (perangkat keras/cadangan), the future leader (pemimpin yang
akan datang), dan agent of change (agen perubahan)”.
Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan lembaga-lembaga yang
mampu mengkoordinir dan menyalurkan kepentingan-kepentingan dalam
upaya pencapaian tujuan bersama. Dengan adanya gerakan dan barisan yang
dibentuk kokoh dan tangguh dalam menghadapi halangan dan rintangan baik
dari internal maupun eksternal.
Berdasarkan yang tersurat dalam Surat Keputusan Ketua STKIP NU
Tegal, masa bakti pengurus BEM 2020 - 2021 telah berakhir. Maka Komisi
Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) yang dibentuk oleh Dewan
Perwakilan Mahasiswa (DPM) STKIPNU Tegal,
mengadakan Pemilihan umum Raya (PEMIRA) STKIP NU 2022 sebagai
sebuah proses regenerasi kepemimpinan, baik tingkat legislatif ataupun
eksekutif.
PEMIRA ini merupakan pesta demokrasi terbesar mahasiswa STKIP
NU TEGAL karena merupakan proses pemilihan Presiden Mahasiswa
dan Dewan Perwakilan Mahasiswa STKIP NU TEGAL yang secara langsung
melibatkan peran aktif mahasiswa secara keseluruhan. PEMIRA juga
merupakan momentum berharga dalam terbentuknya proses regenerasi
kepemimpinan, karena kualitas pimpinan yang dihasilkan adalah tergantung
kepada kualitas ajang seleksi tersebut. Dengan dilaksanakannya PEMIRA
2022 maka akan lahirlah sebuah generasi baru dalam sejarah Negara
Mahasiswa STKIP NU TEGAL yang diharapkan dapat menyampaikan
aspirasi seluruh mahasiswa STKIP NU TEGAL dan memperkaya
pengalaman sebagai proses pembelajaran dalam menghadapi heterogenitas
yang kompleks dalam mewujudkan negara indonesia sejahtera.
III. TEMA
Adapun tema dari pesta demokrasi ini adalah “Mewujudkan PEMIRA
yang Berkualitas dan Demokratis demi menuju Negara Mahasiswa yang
Ideal”
IV. TUJUAN
1. Sebagai fasilitator dalam proses regenerasi atau estafet dari lembaga
eksekutif dan legeslatif STKIP NU TEGAL
2. Mendorong peran aktif mahasiswa menyalurkan haknya dalam kancah
perpolitikan mahasiswa, sebagai miniatur warga dalam suatu negara
3. Menumbuhkan pemahaman dalam berpolitik
4. Terpilihnya pemegang estafet lembaga mahasiswa, baik eksekutif
maupun legislatif STKIP NU TEGAL yang bertanggung jawab,
berakhlak, dan mampu membangun peradaban kampus.
V. SASARAN
Sasaran dari kegiatan PEMIRA STKIP NU TEGAL 2022 adalah seluruh
mahasiswa STKIP NU yang masih aktif atau terdaftar dalam kegiatan
akademik tahun ajaran 2022/2023.
VII. PENUTUP
Demikianlah proposal ini kami buat. Semoga dapat memberikan
gambaran yang jelas pada semua pihak yang membacanya dan dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Atas perhatian, bantuan, serta kerja sama yang diberikan, kami
ucapkan tarima kasih.
WAHYU BAKTI MUGIYONO DESI FITRIANA
Ketua Sekretaris
Menyetujui,
B. Humas