Anda di halaman 1dari 30

MEKANISME PREPARASI SAMPEL BIJIH NIKEL

LATERIT PADA PT MAHKOTA SEMESTA NIKELINDO


DESA UNGKAYA KECAMATAN WITA PONDA
KABUPATEN MOROWALI

LAPORAN KERJA PRAKTEK

HARTA SANJAYA
09320190103

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2023
HALAMAN PENGESAHAN

HARTA SANJAYA
09320190103

MEKANISME PREPARASI SAMPEL BIJIH NIKEL LATERIT


PADA PT MAHKOTA SEMESTA NIKELINDO DESA UNGKAYA
KABUPATEN MOROWALI SULAWESI TENGAH

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktek (KP) Pada
Program Studi Teknik Pertambangan FakultasTeknologi Industri
Universitas Muslim Indonesia

Disetujui oleh,
Pembimbing

Ir. Andi Fahdli Heriansyah, S.T., M.T.


Nips. 109 18 1509

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Pertambangan
Universitas Muslim Indonesia

Ir. Nur Asmiani, ST., MT., IPP.


Nips. 109 10 1031

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualikum Warrahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT tuhan semesta alam atas
berkat, hidayah, taufik, serta rahmat kesehatan-Nya saya dapat menyelesaikan laporan
Kerja Praktek pada PT. Mahkota Semesta Nikelindo Kabupaten Morowali ini dengan
lancar dan tepat pada waktunya. Penyusunan laporan Kerja Praktek dengan judul
“Mekanisme Preparasi Sampel Bijih Nikel Laterit Pada PT. Mahkota Semesta
Nikelindo Desa Ungkaya Kabupaten Morowali” sebagai salah satu syarat kelulusan
untuk mata kuliah Kerja Praktek (KP) serta syarat untuk menyelesaikan program studi
Strata Satu (S1) pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Muslim Indonesia.
Selama melakukan kegiatan kerja praktek hingga penyusunan laporan, penulis
banyak menemukan kendala-kendala namun berkat dukungan dari berbagai pihak,
akhirnya penulisan laporan kerja praktek ini dapat terselesaikan dengan baik. Olehnya,
dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Ir. Nur Asmiani, S.T., M.T., IPP. Selaku Ketua Program Studi Teknik
Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
2. Bapak Ir. Muhammad Idris Juradi, S.T., M.T. Selaku Sekretaris Program Studi
Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
3. Bapak Ir. Andi Fahdli Heriansyah, S.T., M.T. Selaku Pembimbing Praktek Kerja
Lapangan.
4. Seluruh Staf Pengajar yang telah banyak membekali ilmu pengetahuan kepada
penulis selama menuntut ilmu.
5. Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan do’a, materi, dan moral yang
tiada hentinya.
6. Teman-teman mahasiswa Teknik Pertambangan Universitas Muslim Indonesia
yang selalu setia membantu baik dalam suka maupun duka.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari titik
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan dukungan dan partisipasinya
berupa kritik dan saran demi kesempurnaan laporan ini.

iii
Akhir kata, penulis menghaturkan maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
penulisan laporan kerja praktek ini masih terdapat banyak kesalahan maupun
kekhilafan. Semoga dikemudian hari, laporan ini dapat memberikan sumbangsih bagi
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat bagi pembacanya.
Billahi Taufik Walhidayah, Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu.

Makassar, 8 November 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ….. iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan .................................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.4 Batasan Penelitian ...................................................................................... 2
1.5 Alat dan Bahan ........................................................................................... 2
1.6 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 2
1.7 Metode Penelitian ...................................................................................... 3
1.8 Lokasi dan Kesampaian Daerah ................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Nikel Laterit ............................................................................. 5
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Bijih Nikel Laterit. 6
2.3 Profil Endapan Nikel Laterit ...................................................................... 7
2.4 Preparasi Sampel ........................................................................................ 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 T ahapan Pendahuluan ............................................................................. 11
3.2 Tahapan Pengambilan Data...................................................................... 11
3.3 Tahapan Pengolahan ................................................................................ 11
3.4 Tahap Penulisan Laporan Kerja Praktek .................................................. 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil ......................................................................................................... 14
4.2 Pembahasan ............................................................................................. 14

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 23
5.2 Saran ........................................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1.1 Peta Lokasi Kerja Praktek ...................................................................... 4
4.1 Hasil Preparasi Sampel ........................................................................ 14
4.2 Sampel yang telah di ambil .................................................................. 15
4.3 Proses Crusher ................................................................................... 16
4.4 Proses Sampling Dengan Metode Matriks............................................ 16
4.5 Persiapan Proses Dewatering dengan Metode Oven ............................ 17
4.6 Proses Dewatering Menggunakan drying oven ................................... 17
4.7 Hasil dari proses Dewatering menggunakan oven ............................... 18
4.8 Proses Pengecilan Ukuran Material Dengan Double Roll Crusher.......18
4.9 Hasil dari pengecilan material menggunakan double roll crusher.........19
4.10 Proses pengecilan Sampel 200 mesh dengan alat Pulverizer ............... 19
4.11 Hasil Penghalusan Sampel 200 mesh dengan alat Pulverizer................20
4.12 Hasil dari alat Pulverizer. .................................................................... 20
4.13 Proses penekanan sampel pada alat press XRF.................................... 21
4.13 Cup yang digunakan untuk mengisi sampel pada mesin press XR ...... 21
4.13 Control panel alat press XRF ............................................................... 22
4.13 Hasil dari press sampel......................................................................... 22

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengolahan bahan balian merupakan metode yang dilakukan untuk


meningkatkan mutu dan kualitas bahan galian karena umumnya material bahan
berharga pada saat proses penambangan masih belum bisa digunakan secara langsung
karna masih bercampur dengan impurutis atau zat pengotor (tailing) yang umumnya
berasal dari material koalisinya. Umumnya setelah ditambang, bahan galian tidak dapat
langsung digunakan. Namun kembali digunakan sebagai bahan baku dari industri lain
dengan diadakannya pengolahan awal. Setelah proses pengolahan awal, bahan galian
utama biasanya didapatkan dalam bentuk konsentrat bahan galian. Dari segi ekonomis
pengolahan serta memaksimalkan jumlah daya angkut dengan dipisahkannya antara
tailing dengan konsentrat. (Abjan Hi. Masuara, 2018)
Indonesia merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya alam. Nikel laterit
merupakan sumber daya alam yang melimpah di daerah Sulawesi, di mana nikel
digunakan sebagai bahan campuran untuk pembuatan baja tahan karat (stainlees steel)
yang banyak diperuntukan bagi alat-alat anti karat, seperti bodi pesawat, mobil, dan
alat-alat dapur. Untuk itu keberadaan endapan nikel laterit sangat penting bagi
perkembangan teknologi, sehinggga dilakukan eksplorasi terhadap daerah yang
potensial endapan nikel laterit terutama di daerah Sulawesi. Oleh sebab itu maka kita
harus mengetahui proses dari preparasi sampel pada bijih nikel laterit.
Bagi penulis sendiri latar belakang dilakukannya praktek kerja lapangan ini
yaitu sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan di program studi Strata satu
Teknik pertambangan. Dengan demikian, melalui Laporan Kerja Praktek ini penulis
hendak mengkaji Mekanisme Preparasi Sampel Bijih Nikel Laterit Pada PT Mahkota
Semesta Nikelindo Desa Ungkaya Kabupaten Morowali” sebagai tempat kerja praktek
dengan harapan akan mendapatkan ilmu dan pengalaman lebih tentang penambangan
nikel.

1
1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari kerja praktek saya untuk mengamati serta mempelajari
langsung Proses Preparasi Sampel Bijih Nikel Laterit Pada PT Mahkota Semesta
Nikelindo Desa Ungkaya Kabupaten Morowali.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan kerja praktek ini adalah Mengetahui tahap-tahap dalam kegiatan
preparasi sampel nikel laterit
1.3 Rumusan Masalah

Dalam kegiatan kerja praktek ini, penulis memfokuskan pada proses preparasi
sampel di PT. Mahkota Semesta Nikelindo.
1. Bagaimana cara kerja alat dari lab preparasi sampel
2. Bagaimana menggunakan alat di lab preparasi sampel
1.4 Batasan Penelitian

Pada kegiatan Kerja Praktek (KP) ini, penulis tertarik dan memfokuskan pada
mekanisme preparasi sampel bijih nikel laterit serta peralatan yang digunakan dalam
kegiatan tersebut.

1.5 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan kerja praktek adalah :
a. Alat Tulis Menulis;
b. APD (Alat Pelindung Diri);
c. Laptop;
d. Kamera.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :


a. Manfaat untuk Mahasiswa
Mendapatkan gambaran tentang kondisi real dunia industri dan memiliki
pengalaman terlibat langsung dalam aktivitas industri. Serta mengembangkan
wawasan berpikir, bernalar, menganalisa dan mengantisipasi suatu
permasalahan, dengan mengacu pada materi teoritis dari disiplin ilmu yang

2
ditempuh. Juga meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam peningkatan
kualitas industri dimasa depan.
b. Manfaat bagi perusahaan
Dapat memperoleh masukan mengenai kondisi dan permasalahan yang
dihadapi perusahaan.
c. Manfaat bagi universitas
Sebagai tambahan referensi khususnya mengenai perkembangan industri di
Indonesia maupun proses dan teknologi yang mutakhir, dan dapat digunakan
oleh pihak-pihak yang memerlukan.

1.7 Metode Penelitian

Beberapa metode yang digunakan dalam penyusunan laporan praktek kerja


lapangan ini antara lain:
a. Metode Observasi adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
dengan mengamati secara langsung dilapangan.
b. Metode Interview adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
dengan cara bertanya langsung pada karyawan atau nara sumber yang terkait.
c. Metode Literatur atau Studi Pustaka adalah suatu metode yang didapat
dibangku kuliah, berupa laporan hasil praktikum dan buku yang dianggap
relevan dalam penyusunan laporan ini.

1.8 Lokasi dan Kesampaian Daerah

Kerja Praktek dilaksanakan selama ± 1 bulan. Secara admistratif terletak di


Desa Ungkaya Kecamatan Wita Ponda Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah dan
secara geografis terletak 3°54'57.14" Lintang Selatan dan 122°18'28.27" Bujur Timur.
Lokasi ini dapat dicapai dengan menggunakan jalur darat, darat dan laut.
Melalui jalur darat dapat dicapai dari Makassar-Morowali. kemudian perjalanan
dilanjutkan dengan jalur darat kurang lebih 15 menit menuju Kecamatan Wita Ponda.
Bila menggunakan jalur darat dapat di tempuh ± 18 jam Menggunakan Bus dari
Makassar kemudian tiba di Kecamatan Bahodopi. Keadaan daerah sekitar PT.
Mahkota Semesta Nikelindo umumnya adalah gunung, perbukitan, perkebunan sawit.

3
Gambar 1.1 Peta Lokasi Kerja Praktek/Penelitian

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Nikel Laterit

Nikel Laterit merupakan salah satu sumber Nikel dan feroNikel yang penting,
dimana endapan ini merupakan hasil dari pelapukan intensif dari batuan ultrabasa
pembawa Ni-silikat, dan pada umumnya terdapat pada daerah sekitar khatulistiwa.
Pada batuan ultrabasa misalnya peridotit sebagian besar terdiri dari mineral olivin dan
piroksen, yang mengandung kurang dari 45% berat silika dan mengandung magnesium
yang tinggi dengan kadar besi yang cukup besar. Adapun pada batuan beku peridotit
merupakan kelompok batuan yang paling banyak mengandung Nikel jika dibandingkan
dengan gabro, diorit, dan granit. Achmad (2002)
Adapun kelompok batuan yang termasuk dalam batuan peridotit adalah batuan
Dunite, Harzbugite, Wehrlite, dan Lherzolite. Dari kelompok batuan ini dibedakan
berdasarkan komposisi mineralnya. Batuan yang termasuk mineral- mineral minor pada
peridotite adalah plagioclase, spinel (biasanya varietas chromite), garnet (khususnya
varietas pyrope), amphibole, dan phlogopite. Achmad (2002)
Nikel terbentuk dari batuan yang berkomposisi kimia basa atau dikenal juga
sebagai batuan peridotit. Berdasarkan teori tektonik lempeng, daerah yang banyak
batuan periodit terutama di zona tumbukan lempeng benua dan samudera. Melalui
proses pelapukan, batuan ultrabasa mengurai dalam bentuk mineral yang terlarut
(koloid) seperti (magnesium, besi, nikel, kobalt, silikatdan magnesium oksida) dan
tidak terlarut (residu) seperti (besi, aluminium, mangan, sebagian nikel, sebagian
kobalt, berbagai oksida dan senyawa nikel-kobalt). (Yulinda Ambar Sari, 2013)
Endapan nikel laterit merupakan endapan hasil proses pelapukan lateritik
batuan induk ultramafik (peridotit, dunit dan serpentinit) yang mengandung Ni dengan
kadar tinggi, agen pelapukan tersebut berupa air hujan, suhu, kelembaban, topografi,
dan lain-lain. Umumnya pembentukan endapan nikel laterit terjadi pada daerah tropis
atau sub-tropis. (Nurliah jafar, 2016)
Pada dasarnya nikel memiliki sifat yang heterogen sehingga nilai kadarnya
dapat berubah. Kegiatan penambangan bijih atau ore nikel salah satu tahapannya adalah
ore control dengan cara sampling produksi.(Indri Wardani, 2017)

5
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Bijih Nikel Laterit

2.2.1 Batuan Asal


Adanya batuan asal merupakan syarat utama untuk terbentuknya endapan Nikel
laterit, macam batuan asalnya adalah batuan ultra basa. Dalam hal ini pada batuan ultra
basa tersebut: - terdapat elemen Ni yang paling banyak diantara batuan lainnya -
mempunyai mineral-mineral yang paling mudah lapuk atau tidak stabil, seperti olivin
dan piroksin - mempunyai komponen-komponen yang mudah larut dan memberikan
lingkungan pengendapan yang baik untuk Nikel.
2.2.1 Iklim
Adanya pergantian musim kemarau dan musim penghujan dimana terjadi
kenaikan dan penurunan permukaan air tanah juga dapat menyebabkan terjadinya
proses pemisahan dan akumulasi unsur-unsur. Perbedaan temperatur yang cukup besar
akan membantu terjadinya pelapukan mekanis, dimana akan terjadi rekahan-rekahan
dalam batuan yang akan mempermudah proses atau reaksi kimia pada batuan.
2.2.3 Reagen-reagen Kimia dan Vegetasi
Yang dimaksud dengan reagen-reagen kimia adalah unsur-unsur dan
senyawa-senyawa yang membantu mempercepat proses pelapukan. Air tanah yang
mengandung CO2 memegang peranan penting didalam proses pelapukan kimia. Asam-
asam humus menyebabkan dekomposisi batuan dan dapat merubah ph larutan. Asam-
asam humus ini erat kaitannya dengan vegetasi daerah. Dalam hal ini, vegetasi akan
mengakibatkan penetrasi air dapat lebih dalam dan lebih mudah dengan mengikuti jalur
akar pohon-pohonan. Akumulasi air hujan akan lebih banyak. Humus akan lebih tebal.
Keadaan ini merupakan suatu petunjuk, dimana hutannya lebat pada
lingkungan yang baik akan terdapat endapan Nikel yang lebih tebal dengan kadar yang
lebih tinggi. Selain itu, vegetasi dapat berfungsi untuk menjaga hasil pelapukan
terhadap erosi mekanis.

2.2.4 Topografi
Keadaan topografi setempat akan sangat mempengaruhi sirkulasi air beserta
reagen-reagen lain. Untuk daerah yang landai, maka air akan bergerak perlahan-lahan
sehingga akan mempunyai kesempatan untuk mengadakan penetrasi lebih dalam
melalui rekahan-rekahan atau pori-pori batuan. Akumulasi andapan umumnya terdapat

6
pada daerah-daerah yang landai sampai kemiringan sedang, hal ini menerangkan bahwa
ketebalan pelapukan mengikuti bentuk topografi. Pada daerah yang curam, secara
teoritis, jumlah air yang meluncur (run off) lebih banyak dari pada air yang meresap ini
dapat menyebabkan pelapukan kurang intensif.
2.2.5 Waktu
Waktu yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan yang cukup intensif
karena akumulasi unsur Nikel cukup tinggi. (Achmad, 2002)

2.3 Profil Endapan Nikel Laterit

Lapisan-lapisan pada profil Laterit dari endapan Nikel Laterit dibedakan


menjadai beberapa zona menurut (Achmad, 2002)
2.3.1 Lapisan T anah Penutup (Overburden)
Lapisan ini terletak di bagian atas permukaan, lunak dan berwarna cokelat
kemerahan hingga gelap dengan kadar air antara 25% sampai 35%, kadar Nikel sangat
rendah dan di permukaan atas dijumpai lapisan iron capping yang mempunyai
ketebalan berkisar antara 1-12 meter, merupakan kumpulan massa geothite dan
limonite. Iron capping mempunyai kadar besi yang tinggi namun mempunyai kadar
Nikel yang rendah. Terkadang terdapat mineral- mineral hematite, chromiferous.
2.3.2 Lapisan Limonit berkadar menengah (Medium Grade Limonite)
Lapisan ini terletak di bawah lapisan penutup, berbutir halus, berwarna merah-
-cokelat atau kuning, agak lunak, berkadar air antara 30%-40%, mengandung kadar Ni
1.5%, Fe 44%, MgO 3 %, SiO2%, lapisan kaya besi dari tanh limonit menyelimuti
seluruh area dengan ketebalan rata-rata 3 meter. Lapisan ini tipis pada lereng yang
terjal, dan setempat hilang karena erosi. Sebagian dari Nikel pada zona ini hadir
didalam mineral manganese oxide, lithiophorite. Terkadang terdapat mineral talc,
tremolite, chromiferous, quartz, gibsite, maghemite. Lapisan limonit dibedakan
menjadi 2, yaitu red limonite yang biasa disebut hematit dan yellow limonite yang
disebut goethite. (Achmad, 2002)
2.3.3 Lapi san Bij ih (Saprolite')
Lapisan ini merupakan hasil pelapukan batuan dasar (bed rock), berwarna
kuning kecokelatan agak kemerahan, terletak dibagian bawah dari lapisan limonit
berkadar menengah, dengan ketebalan rata-rata 7 meter. Lapisan ini biasa terdiri dari

7
campuran dari sisa-sisa batuan, butiran halus limonit, saprolit, rims, vein dari endapan
garnierit , nickeli ferous quartz, mangan dan pada beberapa kasus terdapat silica
boxwork yang akan membentuk suatu zona transisi dari limonit ke bed rock. Terkadang
terdapat yang biasa diidentifikasi sebagai mineral kuarsa yang mengisi rekahan,
mineral-mineral primer yang terlapukkan seperti klorit. Pada lapisan ini juga dijumpai
mineral garnierit sebagai hasil proses leaching yang biasanya diidentifikasi sebagai
colloidal talc. struktur dan tekstur batuan asal masih terlihat. Lapisan ini terdapat
bersama batuan yang keras atau rapuh dan sebagian saprolit. Mempunyai komposisi
umum yaitu Ni 1.85%, Fe16%, MgO 25%, Sio2 35%. Lapisan ini merupakan lapisan
yang bernilai ekonomis untuk ditambang sebagai bijih. (Achmad, 2002)
2.3.4 Lapisan batuan dasar (Bedrock)
Lapisan batuan dasar merupakan bagian terbawah dari suatu profil Nikel
Laterit. Lapisan ini merupakan batuan ultrabasa yang tidak atau belum mengalami
pelapukan. Blok batuan Bedrock (batuan dasar) secara umum sudah tidak mengandung
mineral ekonomis lagi ( kadar logam yang sudah mendekati atau sama dengan batuan
dasar ). Berwarna kuning pucatsampai abu-abu kehijauan. Zona ini biasanya
memperlihatkan rekahan-rekahan (frakturisasi) yang kuat, kadang membuka dan terisi
oleh mineral garnierit dan silika akibat proses pelindihan. Frakturisasi ini diperkirakan
menjadi adanya suatu gejala yang sering disebut dengan root zone yaitu zona high
grade Ni, akan tetapi posisinya tersembunyi. (Achmad, 2002)

2.4 Preparasi Sampel

Preparasi sample adalah pengurangan massa dan ukuran dari gross sample
sampai pada massa dan ukuran yang cocok untuk analisa di Laboratorium. Tahap- tahap
preparasi sample adalah sebagai berikut :

2.4.1 Pengeringan Udara/Air Drying


Pengeringan udara pada gross sample dilakukan jika sample tersebut terlalu
basah untuk diproses tanpa menghilangnya moisture atau yang menyebabkan
timbulnya kesulitan pada crusher atau mill. Pengeringan udara dilakukan pada suhu
ambient sampai suhu maksimum yang dapat diterima yaitu 400C. Waktu yang
diperlukan untuk pengeringan ini bervariasi tergantung dari typical batubara yang akan
dipreparasi, hanya prinsipnya batubara dijaga agar tidak mengalami oksidasi saat

8
pengeringan. (Jobsheet. 2010)
2.4.2 Pengecilan Ukuran Butir
Pengecilan ukuran butir adalah proses pengurangan ukuran atas sample tanpa
menyebabkan perubahan apapun pada massa sample. Contoh alat mekanis untuk
melakukan pengecilan ukuran butir adalah Jaw Crusher, Rolls Crusher, Swing Hammer
Mills.
Jaw Crusher atau Roll Crusher biasa digunakan untuk mengurangi ukuran butir
dari 50 mm sampai 11,2 mm; 4,75 mm atau 2,36 mm. Roll Crusher lebih
direkomendasikan untuk jumlah/massa sample yang besar. Swing Hammer Mill
digunakan untuk menggerus sample sampai ukuran 0,2 mm yang akan digunakan untuk
sample yang akan dianalisa di Laboratorium. (Jobsheet. 2010)
2.4.3 Mixing atau Pencampuran
Mixing atau pencampuran adalah proses pengadukan sample agar diperoleh
sample yang homogen.Pencampuran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu Metode
manual degan menggunakan riffle atau dengan membentuk dan membentuk kembali
timbunan berbentuk kerucut dan Metode mekanis menggunakan Alat Rotary Sample
Divider (RSD. (Jobsheet. 2010)
2.4.4 Pembagian atau Dividing
Proses untuk mendapatkan sample yang representatif dari gross sample tanpa
memperkecil ukuran butir. Sebagai aturan umum, pengurangan sample ini harus
dilakukan dengan melakukan pembagian sample. Pembagian dilakukan dengan metode
manual (riffling atau metode increment manual) dan metode mekanis (Rotary Sample
Divider Sampling secara umum dapat didefinisikan sebagai; “ Suatu proses
pengambilan sebagian kecil contoh dari suatu material sehingga karakteristik contoh
material tersebut mewakili keseluruhan material”. (Jobsheet. 2010)
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai cadangan nikel dalam
bentuk bijih laterit terbesar di dunia. Hingga saat ini proses pengolahan dan pemurnian
bijih nikel laterit di Indonesia lebih banyak dilakukan untuk bijih saprolit, yaitu untuk
memproduksi ferronikel dan nikel matte, sementara bijih limonit yang berkadar nikel
lebih rendah belum banyak dimanfaatkan. Pemanfaatan bijih limonit sangat mendesak
untuk dilakukan karena ketersediaan bijih berkadar tinggi yang semakin berkurang.
(Muhammad, 2015)

9
Nikel merupakan logam yang penting dan mempunyai banyak kegunaan.
Penggunaan nikel sangat beragam, baik nikel primer (produk nikel yang berasal dari
psroses bijih nikel) maupun nikel sekunder (produk nikel yang berasal dari proses nikel
primer). Sebanyak 48% nikel primer digunakan untuk produksi baja tahan karat
(stainless steel) dan baja paduan, 39% digunakan untuk produksi paduan non logam
(nonferrous alloy) dan superalloy dan 10% untuk elektroplating. Sedangkan untuk
nikel sekunder, 30% digunakan untuk transportasi, 14% digunakan untuk produksi
produk-produk metal, 12% untuk peralatan elektronik, 10% digunakan pada industri
petroleum, dan masing-masing 8% digunakan pada industri kimia, konstruksi,
peralatan rumah tangga dan industri mesin. (Wahyu, 2017)

10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tahap Pendahuluan

Pada tahap ini, persiapan awal yang dilakukan berupa kelengkapan


administrasi, studi pustaka, perlengkapan lapangan dan orientasi lapangan.

3.2 Tahap Pengambilan Data

Tahap pengambilan data merupakan tahap pelaksanaan pengamatan dan


pencatatan data di lapangan, dimana segala data yang dibutuhkan untuk menunjang
kegiatan penyusunan laporan nantinya.
3.2.1 Sumber Data
Data-data yang digunakan dalam penulisan laporan kerja praktek ini diperoleh
dari hasil pengamatan langsung di PT. Mahkota Semesta Nikelindo dan data sekunder
yang diperoleh dari PT. Mahkota Semesta Nikelindo, juga dari beberapa referensi
lainnya
3.2.2 Jenis Data
A. Data Primer
1. Data dokumentasi hasil kerja praktek;
2. Data Hasil Preparasi Sampel
B. Data Sekunder
1. Referensi baik dari literatur yang tersedia,
2. Daerah lokasi penambangan.

3.3 Tahap Pengolahan Data

Data-data yang diperoleh atau didapatkan baik dari lapangan maupun dari PT.
Mahkota Semesta Nikelindo, kemudian diolah sebelum dilanjutkan kepada tahap
selanjutnya, yaitu tahap penulisan laporan.

11
3.4 Tahap Penulisan Laporan Kerja Praktek

Tahap ini merupakan tahap paling akhir dalam rangkaian kegiatan kerja
praktek, dimana keseluruhan data yang telah diperoleh dan diolah, diakumulasikan
kemudian dituangkan dalam bentuk draft laporan hasil kerja praktek (KP) sesuai
dengan format dan kaidah penulisan laporan Kerja Praktek yang telah ditetapkan pada
Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Muslim Indonesia.

12
METODOLOGI PENELITIAN

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Aktifitas Pertambangan dilakukan dari pembersihan lahan (land clearing), top


soil removal, pengupasan overburden, hingga penambangan bijih nikel, hasil dari
penambangan tersebut diangkut, dimuat kemudian diletakkan pada stockpile,
selanjutnya dilakukan pengambilan sampel pada stockpile dan dilakukan proses
preparasi sampel hingga menghasilkan sampel yang siap di Analisa di laboratorium.

4.1 Hasil Preparasi Sampel

4.2 Pembahasan

Preparasi sampel adalah pengurangan massa dan ukuran dari gross sampel
sampai pada massa dan ukuran yang cocok untuk analisa di laboratorium. Adapun
tahapan dan mekanisme preparasi sampel nikel laterit pada PT. Mahkota Semesta
Nikelindo Kabupaten Morowali sebagai berikut:

4.2.1 Tahapan pengambilan sampel di stockpile


Tahapan awal pada proses preparasi sampel nikel laterit yaitu pengambilan
sampel pada stockpile

14
4.2.2 Tahapan membawa sampel ke tempat preparasi

Sampel dari stockpile terdiri dari 10 ret atau sebanyak 10 kantong sampel,
Sampel yang telah diambil dibawa ke tempat preparasi.

Gambar 4.2 Sampel yang telah di ambil

4.2.3 Tahapan crusher

Sampel dituangkan ke atas plat tiap 10 sampel dihancurkan menggunakan


palu (crusher) sampai berukuran Mesh 15, kemudian akan dilakukan matriks 3 x 4
atau pengambilan sebanyak 2 kali mewakili dari sampel-sampel tersebut. Setelah
matriks 3 x 4 kemudian dilakukan pengambilan satu skop per matriks

15
Gambar 4.4 Proses crusher

Gambar 4.5 Proses sampling dengan Metode Matriks

16
4.2.4 Tahapan Dewatering
Tahapan ini dilakukan untuk mengurangi kadar air pada sampel dan proses
pengeringan pada sampel dengan menggunakan oven.

Gambar 4.7 Persiapan Proses Dewatering dengan Metode Oven

Gambar 4.8 Persiapan Proses Dewatering dengan Metode Oven

17
Gambar 4.9 Hasil dari proses Dewatering menggunakan oven

4.2.5 Tahapan Sizing menggunakan double roll crusher setelah Dewatering


Pada proses ini dilakukan pemilahan bijih yang telah melalui proses
dewatering untuk mendapatkan sampel yang lebih kecil yaitu 200 mesh. Kemudian
sampel yang telah di sizing ditempatkan pada 3 kantongan sampel, yaitu kantongan
sampel untuk di uji memakai niton, sampel berikutnya untuk arsip perusahaan, dan
arsip selanjutnya untuk dibawah uji laboratorium.

Gambar 4.10 Proses Pengecilan Ukuran Material Dengan Double Roll Crusher

18
Gambar 4.11 Hasil dari pengecilan material menggunakan double roll crusher

4.2.6 Tahap pengecilan sampel menggunakan alat Pulverizer


Pada proses ini dilakukan pengecilan sampel mesh 200 untuk memudahkan
proses selanjutnya yaitu press sampel untuk memudahkan ke tahap selanjutnya.

Gambar 4.12 Proses pengecilan Sampel 200 mesh dengan alat Pulverizer

19
Gambar 4.13 Hasil Penghalusan Sampel 200 mesh dengan alat Pulverizer

Gambar 4.14 Hasil dari alat Pulverizer.

20
4.2.7 Tahap proses press sampel menggunakan alat press XRF

Gambar 4.15 proses penekana sampel pada alat press XRF

Gambar 4.16 Wadah yang digunakan untuk mengisi sampel pada mesin press XRF

21
Gambar 4.17 Control panel alat press XRF

Gambar 4.18 Hasil dari press sampel

22
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dapat di simpulkan bahwa:


1. Dari hasil kerja praktek yang telah dilakukan di PT. Mahkota Semesta
Nikelindo Sulawesi Tengah dapat disimpulkan bahwa tahapan tahapan dalam
kegiatan preparasi sampel nikel laterit dimulai dari pengambilan sampel pada
stokpile selanjutnya dilakukan pencampuran yaitu mencampur (Mixing)
sebanyak 5 kali menggunakan sekop kemudian akan dilakukan matriks 3 x 4
atau pengambilan sebanyak 2 kali mewakili dari sampel-sampel tersebut.
Setelah matriks 3 x 4 kemudian dilakukan pengambilan satu skop per matriks.
Kemudian dicampur dan dilakukan matriks 3 x 4, setelah itu di lakukan proses
pengeringan (dewatering) dimana proses ini dilakukan untuk mengurangi kadar
air pada sampel dan proses pengeringan pada sampel dengan cara di masukkan
kedalam oven. Setelah itu dilakukan tahapan pengecilan ukuran menggunakan
double roll crusher yaitu Pada proses ini dilakukan pemilahan bijih yang telah
melalui proses dewatering untuk mendapatkan sampel yang lebih kecil yaitu
200 mesh. Kemudian sampel yang telah di haluskan dengan alat Pulverizer
ditempatkan pada kantongan sampel, yaitu kantongan sampel untuk di uji
memakai niton, sampel berikutnya untuk arsip perusahaan, dan arsipkan lanjut
pada proses press pada sampel untuk selanjutnya dibawah uji laboratorium.
2. Preparasi sampel yang dilakukan oleh PT. Mahkota Semesta Nikelindo. Pada
preparasi sampel tidak menggunakan APD dengan baik dan benar selama
bekerja seperti : Kacamata Safety dan masker.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan penulis dalam penelitian ini, yaitu
diharapkan perusahaan agar lebih memperhatikan pekerjaan tiap karyawan terutama
seorang sampler yang harus menggunakan APD dengan baik dan benar selama bekerja.

23
DAFTAR PUSTAKA

Abjan Hi. Masuara. (2018). “ Evaluasi Kadar Produksi Nikel Laterit, PT. Antam, Tbk.
Achmad Waheed. (2002).”Chemistry Mineralogy and Formation of nickel laterite,
"Inco "indonesia”.
Ardiansyah Rahman. (2015). “Pemodelan Sumberdaya Nikel Laterit pada Block, PT.
Anugerah Harisma Barakah Kabaena Selatan Talaga Raya Provinsi Sulawesi
Tenggara”
Arif, A. Taufik, 2014, Pengolahan Bahan Galian (Mineral dressing). Buku ajar
Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya,
Sumatra Selatan.
Indri Wardani. 2017. “Analisis Fundamental Sampling Error Terhadap Quality
Assurance Dan Quality Control, Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan”.
Jobsheet. 2010. “Praktikum Analisa Batubara”. Polsri : Palembang.
Muhammad. 2015. “Studi Perilaku Pelindian Bijih Besi Nikel Limonit Dari Pulau
Halmahera Dalam Larutan Asam Nitrat
Nurliah Jafar. 2016. “Analisis Perbandingan Kandungan Unsur Nikel (Ni) Dan
Besi (Fe) Dari Data Titik Bor Dengan Realisasi Penambangan”.
Wahyu Mayangsari. 2016. “Proses Reduksi Selektif Bijih Nikel Limonit Menggunakan
Zat Aditif Caso4
Yulinda Ambar Sari. 2013. “ Penentuan Kadar Nikel Dalam Mineral Laterit Melalui
Pemekatan Dengan Metode Kopresipitasi Menggunakan Cu-Pirolidin
Dithiokarbamat”. Semarang.

24

Anda mungkin juga menyukai