Laporan KP Harta Sanjaya 09320190103
Laporan KP Harta Sanjaya 09320190103
HARTA SANJAYA
09320190103
MAKASSAR
2023
HALAMAN PENGESAHAN
HARTA SANJAYA
09320190103
Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktek (KP) Pada
Program Studi Teknik Pertambangan FakultasTeknologi Industri
Universitas Muslim Indonesia
Disetujui oleh,
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Pertambangan
Universitas Muslim Indonesia
ii
KATA PENGANTAR
iii
Akhir kata, penulis menghaturkan maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
penulisan laporan kerja praktek ini masih terdapat banyak kesalahan maupun
kekhilafan. Semoga dikemudian hari, laporan ini dapat memberikan sumbangsih bagi
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat bagi pembacanya.
Billahi Taufik Walhidayah, Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ….. iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan .................................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.4 Batasan Penelitian ...................................................................................... 2
1.5 Alat dan Bahan ........................................................................................... 2
1.6 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 2
1.7 Metode Penelitian ...................................................................................... 3
1.8 Lokasi dan Kesampaian Daerah ................................................................ 3
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 23
5.2 Saran ........................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Peta Lokasi Kerja Praktek ...................................................................... 4
4.1 Hasil Preparasi Sampel ........................................................................ 14
4.2 Sampel yang telah di ambil .................................................................. 15
4.3 Proses Crusher ................................................................................... 16
4.4 Proses Sampling Dengan Metode Matriks............................................ 16
4.5 Persiapan Proses Dewatering dengan Metode Oven ............................ 17
4.6 Proses Dewatering Menggunakan drying oven ................................... 17
4.7 Hasil dari proses Dewatering menggunakan oven ............................... 18
4.8 Proses Pengecilan Ukuran Material Dengan Double Roll Crusher.......18
4.9 Hasil dari pengecilan material menggunakan double roll crusher.........19
4.10 Proses pengecilan Sampel 200 mesh dengan alat Pulverizer ............... 19
4.11 Hasil Penghalusan Sampel 200 mesh dengan alat Pulverizer................20
4.12 Hasil dari alat Pulverizer. .................................................................... 20
4.13 Proses penekanan sampel pada alat press XRF.................................... 21
4.13 Cup yang digunakan untuk mengisi sampel pada mesin press XR ...... 21
4.13 Control panel alat press XRF ............................................................... 22
4.13 Hasil dari press sampel......................................................................... 22
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari kerja praktek saya untuk mengamati serta mempelajari
langsung Proses Preparasi Sampel Bijih Nikel Laterit Pada PT Mahkota Semesta
Nikelindo Desa Ungkaya Kabupaten Morowali.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan kerja praktek ini adalah Mengetahui tahap-tahap dalam kegiatan
preparasi sampel nikel laterit
1.3 Rumusan Masalah
Dalam kegiatan kerja praktek ini, penulis memfokuskan pada proses preparasi
sampel di PT. Mahkota Semesta Nikelindo.
1. Bagaimana cara kerja alat dari lab preparasi sampel
2. Bagaimana menggunakan alat di lab preparasi sampel
1.4 Batasan Penelitian
Pada kegiatan Kerja Praktek (KP) ini, penulis tertarik dan memfokuskan pada
mekanisme preparasi sampel bijih nikel laterit serta peralatan yang digunakan dalam
kegiatan tersebut.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan kerja praktek adalah :
a. Alat Tulis Menulis;
b. APD (Alat Pelindung Diri);
c. Laptop;
d. Kamera.
2
ditempuh. Juga meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam peningkatan
kualitas industri dimasa depan.
b. Manfaat bagi perusahaan
Dapat memperoleh masukan mengenai kondisi dan permasalahan yang
dihadapi perusahaan.
c. Manfaat bagi universitas
Sebagai tambahan referensi khususnya mengenai perkembangan industri di
Indonesia maupun proses dan teknologi yang mutakhir, dan dapat digunakan
oleh pihak-pihak yang memerlukan.
3
Gambar 1.1 Peta Lokasi Kerja Praktek/Penelitian
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Nikel Laterit merupakan salah satu sumber Nikel dan feroNikel yang penting,
dimana endapan ini merupakan hasil dari pelapukan intensif dari batuan ultrabasa
pembawa Ni-silikat, dan pada umumnya terdapat pada daerah sekitar khatulistiwa.
Pada batuan ultrabasa misalnya peridotit sebagian besar terdiri dari mineral olivin dan
piroksen, yang mengandung kurang dari 45% berat silika dan mengandung magnesium
yang tinggi dengan kadar besi yang cukup besar. Adapun pada batuan beku peridotit
merupakan kelompok batuan yang paling banyak mengandung Nikel jika dibandingkan
dengan gabro, diorit, dan granit. Achmad (2002)
Adapun kelompok batuan yang termasuk dalam batuan peridotit adalah batuan
Dunite, Harzbugite, Wehrlite, dan Lherzolite. Dari kelompok batuan ini dibedakan
berdasarkan komposisi mineralnya. Batuan yang termasuk mineral- mineral minor pada
peridotite adalah plagioclase, spinel (biasanya varietas chromite), garnet (khususnya
varietas pyrope), amphibole, dan phlogopite. Achmad (2002)
Nikel terbentuk dari batuan yang berkomposisi kimia basa atau dikenal juga
sebagai batuan peridotit. Berdasarkan teori tektonik lempeng, daerah yang banyak
batuan periodit terutama di zona tumbukan lempeng benua dan samudera. Melalui
proses pelapukan, batuan ultrabasa mengurai dalam bentuk mineral yang terlarut
(koloid) seperti (magnesium, besi, nikel, kobalt, silikatdan magnesium oksida) dan
tidak terlarut (residu) seperti (besi, aluminium, mangan, sebagian nikel, sebagian
kobalt, berbagai oksida dan senyawa nikel-kobalt). (Yulinda Ambar Sari, 2013)
Endapan nikel laterit merupakan endapan hasil proses pelapukan lateritik
batuan induk ultramafik (peridotit, dunit dan serpentinit) yang mengandung Ni dengan
kadar tinggi, agen pelapukan tersebut berupa air hujan, suhu, kelembaban, topografi,
dan lain-lain. Umumnya pembentukan endapan nikel laterit terjadi pada daerah tropis
atau sub-tropis. (Nurliah jafar, 2016)
Pada dasarnya nikel memiliki sifat yang heterogen sehingga nilai kadarnya
dapat berubah. Kegiatan penambangan bijih atau ore nikel salah satu tahapannya adalah
ore control dengan cara sampling produksi.(Indri Wardani, 2017)
5
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Bijih Nikel Laterit
2.2.4 Topografi
Keadaan topografi setempat akan sangat mempengaruhi sirkulasi air beserta
reagen-reagen lain. Untuk daerah yang landai, maka air akan bergerak perlahan-lahan
sehingga akan mempunyai kesempatan untuk mengadakan penetrasi lebih dalam
melalui rekahan-rekahan atau pori-pori batuan. Akumulasi andapan umumnya terdapat
6
pada daerah-daerah yang landai sampai kemiringan sedang, hal ini menerangkan bahwa
ketebalan pelapukan mengikuti bentuk topografi. Pada daerah yang curam, secara
teoritis, jumlah air yang meluncur (run off) lebih banyak dari pada air yang meresap ini
dapat menyebabkan pelapukan kurang intensif.
2.2.5 Waktu
Waktu yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan yang cukup intensif
karena akumulasi unsur Nikel cukup tinggi. (Achmad, 2002)
7
campuran dari sisa-sisa batuan, butiran halus limonit, saprolit, rims, vein dari endapan
garnierit , nickeli ferous quartz, mangan dan pada beberapa kasus terdapat silica
boxwork yang akan membentuk suatu zona transisi dari limonit ke bed rock. Terkadang
terdapat yang biasa diidentifikasi sebagai mineral kuarsa yang mengisi rekahan,
mineral-mineral primer yang terlapukkan seperti klorit. Pada lapisan ini juga dijumpai
mineral garnierit sebagai hasil proses leaching yang biasanya diidentifikasi sebagai
colloidal talc. struktur dan tekstur batuan asal masih terlihat. Lapisan ini terdapat
bersama batuan yang keras atau rapuh dan sebagian saprolit. Mempunyai komposisi
umum yaitu Ni 1.85%, Fe16%, MgO 25%, Sio2 35%. Lapisan ini merupakan lapisan
yang bernilai ekonomis untuk ditambang sebagai bijih. (Achmad, 2002)
2.3.4 Lapisan batuan dasar (Bedrock)
Lapisan batuan dasar merupakan bagian terbawah dari suatu profil Nikel
Laterit. Lapisan ini merupakan batuan ultrabasa yang tidak atau belum mengalami
pelapukan. Blok batuan Bedrock (batuan dasar) secara umum sudah tidak mengandung
mineral ekonomis lagi ( kadar logam yang sudah mendekati atau sama dengan batuan
dasar ). Berwarna kuning pucatsampai abu-abu kehijauan. Zona ini biasanya
memperlihatkan rekahan-rekahan (frakturisasi) yang kuat, kadang membuka dan terisi
oleh mineral garnierit dan silika akibat proses pelindihan. Frakturisasi ini diperkirakan
menjadi adanya suatu gejala yang sering disebut dengan root zone yaitu zona high
grade Ni, akan tetapi posisinya tersembunyi. (Achmad, 2002)
Preparasi sample adalah pengurangan massa dan ukuran dari gross sample
sampai pada massa dan ukuran yang cocok untuk analisa di Laboratorium. Tahap- tahap
preparasi sample adalah sebagai berikut :
8
pengeringan. (Jobsheet. 2010)
2.4.2 Pengecilan Ukuran Butir
Pengecilan ukuran butir adalah proses pengurangan ukuran atas sample tanpa
menyebabkan perubahan apapun pada massa sample. Contoh alat mekanis untuk
melakukan pengecilan ukuran butir adalah Jaw Crusher, Rolls Crusher, Swing Hammer
Mills.
Jaw Crusher atau Roll Crusher biasa digunakan untuk mengurangi ukuran butir
dari 50 mm sampai 11,2 mm; 4,75 mm atau 2,36 mm. Roll Crusher lebih
direkomendasikan untuk jumlah/massa sample yang besar. Swing Hammer Mill
digunakan untuk menggerus sample sampai ukuran 0,2 mm yang akan digunakan untuk
sample yang akan dianalisa di Laboratorium. (Jobsheet. 2010)
2.4.3 Mixing atau Pencampuran
Mixing atau pencampuran adalah proses pengadukan sample agar diperoleh
sample yang homogen.Pencampuran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu Metode
manual degan menggunakan riffle atau dengan membentuk dan membentuk kembali
timbunan berbentuk kerucut dan Metode mekanis menggunakan Alat Rotary Sample
Divider (RSD. (Jobsheet. 2010)
2.4.4 Pembagian atau Dividing
Proses untuk mendapatkan sample yang representatif dari gross sample tanpa
memperkecil ukuran butir. Sebagai aturan umum, pengurangan sample ini harus
dilakukan dengan melakukan pembagian sample. Pembagian dilakukan dengan metode
manual (riffling atau metode increment manual) dan metode mekanis (Rotary Sample
Divider Sampling secara umum dapat didefinisikan sebagai; “ Suatu proses
pengambilan sebagian kecil contoh dari suatu material sehingga karakteristik contoh
material tersebut mewakili keseluruhan material”. (Jobsheet. 2010)
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai cadangan nikel dalam
bentuk bijih laterit terbesar di dunia. Hingga saat ini proses pengolahan dan pemurnian
bijih nikel laterit di Indonesia lebih banyak dilakukan untuk bijih saprolit, yaitu untuk
memproduksi ferronikel dan nikel matte, sementara bijih limonit yang berkadar nikel
lebih rendah belum banyak dimanfaatkan. Pemanfaatan bijih limonit sangat mendesak
untuk dilakukan karena ketersediaan bijih berkadar tinggi yang semakin berkurang.
(Muhammad, 2015)
9
Nikel merupakan logam yang penting dan mempunyai banyak kegunaan.
Penggunaan nikel sangat beragam, baik nikel primer (produk nikel yang berasal dari
psroses bijih nikel) maupun nikel sekunder (produk nikel yang berasal dari proses nikel
primer). Sebanyak 48% nikel primer digunakan untuk produksi baja tahan karat
(stainless steel) dan baja paduan, 39% digunakan untuk produksi paduan non logam
(nonferrous alloy) dan superalloy dan 10% untuk elektroplating. Sedangkan untuk
nikel sekunder, 30% digunakan untuk transportasi, 14% digunakan untuk produksi
produk-produk metal, 12% untuk peralatan elektronik, 10% digunakan pada industri
petroleum, dan masing-masing 8% digunakan pada industri kimia, konstruksi,
peralatan rumah tangga dan industri mesin. (Wahyu, 2017)
10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Data-data yang diperoleh atau didapatkan baik dari lapangan maupun dari PT.
Mahkota Semesta Nikelindo, kemudian diolah sebelum dilanjutkan kepada tahap
selanjutnya, yaitu tahap penulisan laporan.
11
3.4 Tahap Penulisan Laporan Kerja Praktek
Tahap ini merupakan tahap paling akhir dalam rangkaian kegiatan kerja
praktek, dimana keseluruhan data yang telah diperoleh dan diolah, diakumulasikan
kemudian dituangkan dalam bentuk draft laporan hasil kerja praktek (KP) sesuai
dengan format dan kaidah penulisan laporan Kerja Praktek yang telah ditetapkan pada
Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Muslim Indonesia.
12
METODOLOGI PENELITIAN
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Preparasi sampel adalah pengurangan massa dan ukuran dari gross sampel
sampai pada massa dan ukuran yang cocok untuk analisa di laboratorium. Adapun
tahapan dan mekanisme preparasi sampel nikel laterit pada PT. Mahkota Semesta
Nikelindo Kabupaten Morowali sebagai berikut:
14
4.2.2 Tahapan membawa sampel ke tempat preparasi
Sampel dari stockpile terdiri dari 10 ret atau sebanyak 10 kantong sampel,
Sampel yang telah diambil dibawa ke tempat preparasi.
15
Gambar 4.4 Proses crusher
16
4.2.4 Tahapan Dewatering
Tahapan ini dilakukan untuk mengurangi kadar air pada sampel dan proses
pengeringan pada sampel dengan menggunakan oven.
17
Gambar 4.9 Hasil dari proses Dewatering menggunakan oven
Gambar 4.10 Proses Pengecilan Ukuran Material Dengan Double Roll Crusher
18
Gambar 4.11 Hasil dari pengecilan material menggunakan double roll crusher
Gambar 4.12 Proses pengecilan Sampel 200 mesh dengan alat Pulverizer
19
Gambar 4.13 Hasil Penghalusan Sampel 200 mesh dengan alat Pulverizer
20
4.2.7 Tahap proses press sampel menggunakan alat press XRF
Gambar 4.16 Wadah yang digunakan untuk mengisi sampel pada mesin press XRF
21
Gambar 4.17 Control panel alat press XRF
22
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan penulis dalam penelitian ini, yaitu
diharapkan perusahaan agar lebih memperhatikan pekerjaan tiap karyawan terutama
seorang sampler yang harus menggunakan APD dengan baik dan benar selama bekerja.
23
DAFTAR PUSTAKA
Abjan Hi. Masuara. (2018). “ Evaluasi Kadar Produksi Nikel Laterit, PT. Antam, Tbk.
Achmad Waheed. (2002).”Chemistry Mineralogy and Formation of nickel laterite,
"Inco "indonesia”.
Ardiansyah Rahman. (2015). “Pemodelan Sumberdaya Nikel Laterit pada Block, PT.
Anugerah Harisma Barakah Kabaena Selatan Talaga Raya Provinsi Sulawesi
Tenggara”
Arif, A. Taufik, 2014, Pengolahan Bahan Galian (Mineral dressing). Buku ajar
Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya,
Sumatra Selatan.
Indri Wardani. 2017. “Analisis Fundamental Sampling Error Terhadap Quality
Assurance Dan Quality Control, Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan”.
Jobsheet. 2010. “Praktikum Analisa Batubara”. Polsri : Palembang.
Muhammad. 2015. “Studi Perilaku Pelindian Bijih Besi Nikel Limonit Dari Pulau
Halmahera Dalam Larutan Asam Nitrat
Nurliah Jafar. 2016. “Analisis Perbandingan Kandungan Unsur Nikel (Ni) Dan
Besi (Fe) Dari Data Titik Bor Dengan Realisasi Penambangan”.
Wahyu Mayangsari. 2016. “Proses Reduksi Selektif Bijih Nikel Limonit Menggunakan
Zat Aditif Caso4
Yulinda Ambar Sari. 2013. “ Penentuan Kadar Nikel Dalam Mineral Laterit Melalui
Pemekatan Dengan Metode Kopresipitasi Menggunakan Cu-Pirolidin
Dithiokarbamat”. Semarang.
24