Anda di halaman 1dari 15

Gambar III.

41 Site Plan Proyek

III.4.1.3 Pekerjaan Persiapan


Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan pertama yang dilakukan saat proses
konstruksi dimulai. Pekerjaan persiapan dilakukan untuk menjamin kebutuhan
konstruksi tersedia dan lahan konstruksi sudah dalam keadaan siap kerja. Selain itu,
pekerjaan persiapan juga menjamin keamanan dan keselamatan bagi semua
komponen yang berada di sekitar proyek konstruksi.

III.4.1.3.1 Pembersihan Lahan dan Pemagaran


a. Pembersihan Lahan
Sebelum proses kontruksi dimulai, lokasi dibersihkan dari pohon, semak-
semak, dan hal menganggu lainnya oleh pekerja dan bantuan alat bulldozer.
Selanjutnya semua sisa pembersihan lapangan akan dibuang ke disposal
area (lokasi pembuangan) yakni Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Talang
Gulo, di Jalan Lingkar Selatan, Kelurahan Kenali Asam Bawah, Kota Baru,
Jambi. TPA ini berjarak sejauh 13,9 km dari lokasi terminal. Sisa
pembersihan akan diangkut dengan menggunakan dump truck. Kapasitas
dump truck yang digunakan tidak terlalu besar dikarenakan lahan proyek
yang akan dibersihkan tidak memiliki bangunan eksisting. Pembersihan

223
lahan dilakukan bersamaan dengan pengeupasan lapisan tanah permukaan
(top soil). Luas lahan yang harus dibersihkan sebesar 102 m x 206 m =
21,012 m2. Diasumsikan tebal lapisan tanah yang disingkirkan sebesar 5 cm
sehingga volume pekerjaan pembersihan lahan dengan luas lahan areal
proyek 21,012 m2 sebesar 1050,6 BCM.

b. Pemagaran
Pembuatan pagar dilakukan pada awal pekerjaan untuk memberi batas dan
melindungi semua komponen yang terdapat di dalam kawasan proyek.
Pagar terbuat dari seng gelombang dengan tebal 3 inci, panjang 6 m per
lembar dan tinggi 2 m. Kolom dan penopang pagar merupakan dolken kayu
yang diperkuat dengan semen. Kaso kayu akan dipasang melintang
sepanjang pagar dan akan mengikat seng dengan kolom. Panjang pagar yang
dibutuhkan sama dengan keliling site plan sebesar 2 x (102 m + 206 m) =
616 m. Koefisien bahan berdasarkan RSNI-T-12-2012. Rekapitulasi hasil
kuantifikasi adalah sebagai berikut:

Tabel III.51 Kuantifikasi Pembuatan Pagar


Pembuatan Pagar
Panjang 616 m
Bahan Koefisien Total Satuan
Dolken Kayu D10/400 cm 1,25 770 batang
Semen Portland 2,5 1540 kg
Seng Gelombang 3 inci 1,2 740 lembar
Pasir Beton 0,005 4 m3
Koral Beton 0,009 6 m3
Kayu 5/7 0,072 45 m3
Paku 2-5 inci 0,06 37 kg
Meni besi 0,45 278 liter

III.4.1.3.2 Pengukuran Lahan dan Pematokan (Staking Out)


Pekerjaan pengukuran lahan dan pematokan bertujuan untuk memperoleh posisi
yang akurat sebagai rujukan tapak bangunan, rujukan dimensi, geometri dan elevasi
yang sesuai dengan gambar rencana (denah dan potongan).

224
Gambar III.42 Denah Penempatan Patok

Patok yang digunakan untuk proyek ini tidak terbuat dari kayu, melainkan dibuat
dari besi baja yang ditanam didalam beton dengan konfigurasi sebagai berikut.

Gambar III.43 Detail Patok

Luas tanah yang diukur seluas tapak bangunan yakni 75 m x 180 m = 13500 m 2.
Asumsi tebal patok sebesar 30 cm. Berdasarkan denah kolom lantai 1, diperoleh
jumlah patok yang harus disediakan sebanyak 94 buah, sehingga dapat dihitung
total volume beton patok sebesar 0,846 𝑚3 . Digunakan besi tulangan dengan
diameter 19 mm dan panjang 1000 mm, sehingga dapat dihitung total volume besi
patok sebesar 0,027 𝑚3 .

III.4.1.3.3 Pembangunan Fasilitas Sementara


Guna menunjang pekerjaan pekerjaan pada konstruksi gedung, dibutuhkan fasilitas
fasilitas penunjang pekerjaan yang sifatnya sementara. Dengan adanya fasilitas

225
fasilitas yang dibangun pekerjaan akan berjalan sebagaimana mestinya. Fasilitas-
fasilitas sementara yang akan dibangun adalah sebagai berikut:

Tabel III.52 Rekapitulasi Ukuran Fasilitas Sementara


Luas
Fasilitas Jumlah Ukuran
(m2)
Pos Jaga 1 2x2 4
Washing Bay 1 12 x 8 96
Area Parkir 1 12 x 12 144
Kantor Sementara 1 8 x 10 80
Suplai Air dan Listrik 1 4x4 16
Toilet 5 2 x 1,5 3
Disposal Area 1 3 x 15 45
Gudang 1 5 x 15 75
Area Fabrikasi 1 10 x 20 200
Pos Pekerja 1 10 x 15 150
Bedeng Pekerja 1 5 x 20 100
Mobile Crane 2 -

Tabel III.53 Kuantifikasi Pekerjaan Pembuatan Fasilitas Sementara 1


Pos Jaga
Luas= 4 m2
Bahan Koefisien Total Satuan
Dolken kayu D8/400cm 1,25 5 Batang
Kayu Biasa 0,85 3 Kg
Besi Strip 1,1 4 Kg
Semen Portland 35 140 Kg
Pasir Pasang 0,15 1 m3
Pasir Beton 0,1 0 m3
Koral Beton 0,15 1 m3
Bata merah 30 120 Buah
Seng Plat 0,25 1 Lembar
Jendela Nako 0,2 1 Buah
Kaca Polos 0,08 0 m3
Kunci Tanam 0,15 1 Buah
Plywood 4mm 2x2m 0,060 0,240 Lembar

Tabel III.54 Kuantifikasi Pekerjaan Pembuatan Fasilitas Sementara 2


Kantor Sementara

226
Luas= 80 m2
Bahan Koefisien Total Satuan
Dolken kayu D8/400cm 1,25 100 Batang
Kayu Biasa 0,85 68 Kg
Besi Strip 1,1 88 Kg
Semen Portland 35 2800 Kg
Pasir Pasang 0,15 12 m3
Pasir Beton 0,1 8 m3
Bahan Koefisien Total Satuan
Koral Beton 0,15 12 m3
Bata merah 30 2400 Buah
Seng Plat 0,25 20 Lembar
Jendela Nako 0,2 16 Buah
Kaca Polos 0,08 6 m3
Kunci Tanam 0,15 12 Buah
Plywood 4mm 2x2m 0,06 5 Lembar

Tabel III.55 Kuantifikasi Pekerjaan Pembuatan Fasilitas Sementara 3


Gudang
Luas= 75 m2
Bahan Koefisien Total Satuan
Dolken kayu D8-
10/400cm 1,7 128 Batang
Paku Biasa 0,3 23 Kg
Semen Portland 10,5 788 Kg
Pasir Beton 0,03 2 m3
Koral Beton 0,05 4 m3
Seng gelombang bwg 32 1,5 113 Lembar

Tabel III.56 Kuantifikasi Pekerjaan Pembuatan Fasilitas Sementara 3


Pos Pekerja
Luas= 150 m2
Bahan Koefisien Total Satuan
Dolken kayu D8-
10/400cm 1,25 188 Batang
Kayu Biasa 0,3 45 Kg
Semen Portland 18 2700 Kg
Pasir Beton 0,03 5 m3
Koral Beton 0,05 8 m3
Seng gelombang bwg 32 1,5 225 lembar

227
Plywood 4mm 1,35 203 lembar

Tabel III.57 Kuantifikasi Pekerjaan Pembuatan Fasilitas Sementara 4


Bedeng Pekerja
Luas= 100 m2
Bahan Koefisien Total Satuan
Dolken kayu D8-
10/400cm 1,25 125 batang
Bahan Koefisien Total Satuan
Kayu Biasa 0,3 30 kg
Semen Portland 18 1800 kg
Pasir Beton 0,03 3 m3
Koral Beton 0,05 5 m3
Seng gelombang bwg 32 1,5 150 lembar
Plywood 4mm 1,35 135 lembar

Tabel III.58 Kuantifikasi Pekerjaan Pembuatan Fasilitas Sementara 5


Jalan Sementara
Luas 3766 m2
Bahan Koefisien Total Satuan
Batu belah 15/20 0,15 565 m3
Batu pecah 5/7 0,09 339 m3
Pasir pasang 1,01 3804 m3

III.4.1.3.4 Mobilisasi Alat


Akses masuk untuk keperluan mobilisasi/transportasi alat berat maupun material
harus direncanakan dengan baik agar proyek berjalan secara efektif dan kondusif.
Lebar jalan dan kekuatan jalan menjadi hal yang dipertimbangkan dalam
menentukan akses jalan terutaman bagi alat alat berat. Objek alat yang akan
dimobilisasi untuk pekerjaan persiapan adalah sebagai berikut :

1. Excavator sebagai alat untuk pekerjaan penggalian tanah, sebanyak


satu alat
2. Bulldozer sebagai alat untuk pekerjaan top soil stripping dan timbunan
tanah sebanyak 1 alat
3. Mobile Crane alat untuk memindahkan material sebanyak dua alat
4. Vibratory Roller alat untuk memadatkan tanah sebanyak satu alat

228
Lebar serta kekuatan jalan akses yang didesain, didasarkan pada objek alat berat
yang akan masuk ke lokasi proyek, jalan akses proyek dibagi menjadi 2 yaitu.

a. Off site Access Road


Merupakan akses jalan diluar lokasi proyek ke daerah proyek yang akan
menjadi akses jalan oleh proyek. Garis berwarna kuning adalah jalan akses
bandara, garis berwarna merah adalah jalan utama menuju bandara yakni
Jalan Soekarno Hatta, dan garis berwarna ungu adalah jalan-jalan menuju
jalan utama.

Gambar III.44 Jalan Akses Off Site

b. On site Access Road


Merupakan akses jalan di dalam lokasi proyek, yang bertujuan untuk
pergerakan dari alat berat dalam site dan kendaraan kendaraan lainnya.
Pembuatan jalan akses didalam site dibuat dengan membuat jalan
mengelilingi site dengan asumsi lebar 7 m (dengan pertimbangan alat berat
yang hendak masuk). Jalan akses ini terbuat dari material sesuai dengan
RSNI T-12-2002 tentang pekerjaan persiapan yaitu batu belah, batu pecah,
dan pasir pasang.

229
Gambar III.45 Jalan Akses On Site

III.4.1.4 Pekerjaan Tanah


Perhitungan volume galian dan timbunan tanah akan dilakukan dengan
menggunakan four corner averaging method. Berdasarkan metode ini, peta kontur
lahan akan dibagi menjadi beberapa grid. Pada keempat titik sudut masing-masing
grid dihitung perbedaan ketinggian dari elevasi yang diinginkan (21 m) dengan
elevasi eksisting. Setelah itu dihitung volume galian dan timbunan pada masing-
masing grid yang kemudian dijumlahkan untuk memperoleh volume galian dan
timbunan keseluruhan site plan. Volume tanah hasil perhitungan kemudian
dikalikan dengan swell factor sebesar 1,35 agar berubah menjadi volume loose
cubic meter (LCM) yang akan digunakan nilainya untuk perhitungan produktivitas
aklat berat.

230
Gambar III.46 Alur Pekerjaan Tanah

Gambar III.47 Arah Galian dan Timbunan

231
Diperoleh volume timbunan total = 35.555,18 LCM dan volume galian total =
16.123,94 LCM. Untuk pekerjaan timbunan tanah, tanah yang digunakan adalah
tanah hasil galian yang disimpan di tempat pembuangan sementara yang terletak di
dekat site plan. Setelah ditimbun, selanjutnya dilakukan pekerjaan pemadatan
tanah.

III.4.1.5 Pekerjaan Struktur Bawah


III.4.1.5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor

Gambar III.48 Tahapan Pengerjaan Bore Pile


(sumber: http://docplayer.biz.tr)
Berikut ini merupakan tahapan pengerjaan bored pile:
a. Mobillisasi alat
Alat yang akan dimobilisasi adalah alat untuk pengeboran yakni hydraulic
rotary rig.
b. Pesiapan lokasi
Alat bor ditempatkan pada posisi titik awal pengeboran. Pada proyek ini
alur pengeboran mengikuti pola galian tanah.

c. Staking Out
Tahap pertama dalam pekerjaan ini adalah pengecekan benchmark di
lapangan. Kemudian setting out titik untuk menentukan
pemindahan/pembuatan tanda untuk titik koordinat bore pile sesuai
gambar rencana dengan menggunakan theodolite.
c. Pengeboran

232
Pekerjaan pengeboran dimulai dari elevasi 21 m dan dilakukan dengan
menggunakan alat hydraulic rotary rig tipe SR-20.

Tabel III.59 Panjang Pengeboran Bore Pile


Kedalaman Panjang Pengeboran
Tipe Pile Jumlah Pile
(m) (m)
P1 16 60 960
P2 16 93 1488
P3 16 156 2496
P4 6 232 1392
Total Panjang Pengeboran (m) 6336

d. Pemasangan casing
e. Pembersihan lubang dan inspeksi
f. Penulangan
Besi yang sudah dirakit pada site akan dipasang kedalam lubang bor
menggunakan mobile crane dalam posisi tegak lurus terhadap lubang bor
dan diturunkan dengan hati-hati agar tidak terjadi banyak singgungan
dengan lubang bor. Jika terlalu dalam, maka penulangan harus disambung
di lapangan.

Tabel III.60 Berat Tulangan Bore Pile 1


Diameter Volume
Jumlah
Tipe Panjang Jumlah Tulangan Tulangan
Tulangan
Pile Pile (m) Pile Longitudinal Longitudinal
Longitudinal
(mm) (m3)
P1 16 60 25 16 7,540
P2 16 93 25 12 8,765
P3 16 156 25 12 14,703
P4 6 232 13 4 0,739

Tabel III.61 Berat Tulangan Bore Pile 2


Diameter Jarak Total
Panjang Volume
Tulangan Tulangan Volume
Tipe Pile Tulangan Tulangan
Spiral Spiral Tulangan
Spiral (m) Spiral (m3)
(mm) (mm) (m3)
P1 13 200 16,330 0,130 7,670

233
P2 13 200 16,330 0,202 25,095
P3 13 200 16,330 0,338 31,033
P4 10 200 6,074 0,111 6,813
Total Volume Tulangan (m )3
70,61
Total Berat Tulangan (kg) 554.292,96

g. Pengecoran
Pekerjaan pengecoran dilakukan dengan menggunakan pipa tremi yang
dihubungkan ke truck mixer dengan interval pengecoran tidak melebihi 30
menit. Beton ready mix yang digunakan memiliki fc’=35 Mpa, dengan
slump 18 ± 2 cm supaya beton dapat mengisi lubang secara maksimal dan
untuk mempermudah proses pengecoran bored pile atau supaya beton
tidak terhenti di dalam pipa tremi. Curing dilakukan selama 7 hari.

Tabel III.62 Volume Pengecoran Bore Pile


Panjang Diameter
Tipe Pile Jumlah Pile Volume Beton (m3)
(m) (m)
P1 16 1 60 746,31
P2 16 0,8 93 722,86
P3 16 0,6 156 674,69
P4 6 0,2 232 36,92
Total Volume Beton (m )
3
2.180,78

h. Pemotongan pondasi bored pile


i. Loading Test
Loading test bertujuan untuk meyakinkan bahwa daya dukumg bored pile
yang terpasang di lapangan sesuai dengan daya dukung bored ple yan telah
didesain. Tipe loading test yang akan dilakukan pada proyek ini adalah
Pile Driving Analyzer (PDA) atau disebut juga uji pembebanan dinamik.
Loading test akan dilakukan pada pile yang memikul beban terberat yaitu
pile pada pile cap tipe 1 dengan beban sebesar 3592,49 kN setelah beton
sudah mencapai umur 28 hari.

234
PDA Test
TEST

Gambar III.49 Pile Untuk PDA Test

III.4.1.5.2 Pekerjaan Pile Cap


Pile cap adalah elemen struktur yang mengikat bore pile dengan struktur di atasnya,
yaitu tie beam dan slab. Pile cap berfungsi untuk menerima beban dari kolom yang
kemudian disalurkan ke bore pile.

Gambar III.50 Alur Pekerjaan Pile Cap

1. Persiapan

235
Pekerjaan pile cap diawali dengan pekerjaan persiapan, yaitu menentukan
as pile cap dengan menggunakan theodolit dan waterpass.berdasarkan
shop drawing yang dilanjutkan dengan pemasangan patok as pile cap.
2. Penggalian Tanah
Tanah harus digali terlebih dahulu agar dapat dipasang bekisting dari pile
cap. Penggalian ini dilakukan sesuai dengan lokasi dan dimensi dari pile
cap yang direncanakan.

Tabel III.63 Volume Galian Pile Cap


Dimensi (m)
Tipe Pile Cap Jumlah Volume Galian (m3)
Panjang Lebar Tinggi
PC1 5 5 1 15 375
PC2 4 4 0,8 19 243,2
PC3 3 3 0,6 39 210,6
PC4 1,6 1,6 0,8 17 34,816
PC5 0,4 0,4 0,2 232 7,424
Total Volume Galian (m )
3 871,04

3. Pekerjaan Pembobokan Bore Pile


Pada pile dilakukan pembobokan pada bagian betonn hingga tersisa
tulangan besinya yang kemudian dijadikan sebagai stek pondasi sebagai
pengikat dengan pile cap. Pembobokan dilakukan sampai elevasi dasar pile
cap. Pembobokan akan dilakukan secara manual oleh tukang dengan alat-
alat pertukangan.

Tabel III.64 Volume Pembobokan Pile


Pembo
Tipe
Jumlah Jumlah Total Tipe Diameter Panjang bokan
Pile
Pile Cap Tiang Tiang Pile Pile (m) Pile (m) Pile
Cap
(m3)
PC1 15 4 60 P1 1 16 47,124
PC2 19 4 76 P2 0,8 16 30,561
PC3 39 4 156 P3 0,6 16 26,465
PC4 17 1 17 P2 0,8 16 6,836
PC5 232 1 232 P4 0,2 6 1,458
112,44
Total Volume Pembobokan Pile Cap (m3)
4

236
4. Pembuatan Lantai Kerja
Bagian dasar pile cap diberi lantai kerja yang terbuat dari sand fill setebal
100 mm dan lean concrete setebal 50 mm. Hal yang sama juga akan
dilakukan pada pekerjaan tie beam.

Tabel III.65 Volume Lantai Kerja Pile Cap


Lua Volume Pasir Volume Lean
Tipe Pile Jumla s Urug Concrete
Cap h
(m2) (m3) (m3)
PC1 15 25 2,5 1,25
PC2 19 16 1,6 0,8
PC3 39 9 0,9 0,45
PC4 17 2,56 0,256 0,128
PC5 232 0,16 0,016 0,008
Total Volume (m3) 5,272 2,636

5. Pekerjaan Bekisting
Bekisting terbuat dari batako yang diperlukan untuk memberi bentuk pile
cap dan memisahkan beton dengan tanah. Penggunaan batako ini dipilih
karena batako cukup kuat untuk menahan beban sebagai bekisting serta
cukup murah untuk pada akhirnya ditimbun bersama saat pengecoran.

Tabel III.66 Luas Bekisting Pile Cap


Dimensi (m)
Tipe Pile Cap Jumlah Luas Bekisting (m2)
Panjang Lebar Tinggi
PC1 5 5 1 15 300
PC2 4 4 0,8 19 243,2
PC3 3 3 0,6 39 280,8
PC4 1,6 1,6 0,8 17 87,04
PC5 0,4 0,4 0,2 232 74,24
Total Luas Bekisting (m )
2 985,28

6. Pekerjaan Penulangan Pile Cap


Penulangan pile cap dikerjakan berdasarkan spesifikasi dan gambar rencana
dan dirakit di lapangan.

237

Anda mungkin juga menyukai