Kak Walfatring
Kak Walfatring
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SOTIMORI
Kecamatan Landu Leko
A. PENDAHULUAN
Dalam upaya mengatasi masalah gizi buruk dan gizi kurang pada balita,
kementerian Kesehatan telah menetapkan kebijakan yang komprehensif, meliputi
pencegahan, promosi atau edukasi dan penanggulangan balita gizi buruk. Upaya
pencegahan di laksanakan melalui pemantauan pertumbuhan di posyandu.
Penanggulangan balita gizi kurang dilakukan dengan pemberian makanan tambahan
(PMT) sedangkan balita gizi buruk harus mendapatkan perawatan sesuai tata laksana
anak gizi buruk yang ada . Untuk meningkatkan kualitas pelayanan gizi dalam
penanganan anak gizi dilakukan melalui pelatihan tata laksana anak gizi buruk bagi
tenaga kesehatan.
B. LATAR BELAKANG
Kurang Energi dan Protein pada anak masih menjadi masalah gizi dan
kesehatan masyarakat indonesia. Salah satu cara untuk menanggulangi masalah gizi
kurang dan gizi buruk adalah dengan menjadikan tata laksana gizi buruk sebagai
upaya menangani setiap kasus yang ditemukan. Pada saat ini seiring dengan
perkebangan ilmu dan teknologi tata laksana gizi buruk menunjukkan bahwa kasus ini
dapat ditangani dengan dua pendekatan. Gizi buruk dengan komplikasi harus di rawat
di rumah sakit, puskesmas perawatan, pusat pemulihan gizi (PPG) atau Theurapeutic
Feeding Center (TFC), sedangkan gizi buruk tanpa komplikasi dapat dilakukan secara
rawat jalan. Penanganan gizi buruk secara rawat jalan dan rawat inap merupakan
jawaban terhadap pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Perbaikan
Gizi, yaitu setiap anak gizi burukyang ditemukan harus mendapatkan perawatan.
C. TUJUAN
1. TujuanUmum :
Kegiatan kunjungan bayi balita dengan masalah gizidilakukanuntukpencegahan,
promosi atau edukasi dan penanggulangan balita dengan masalah gizi.
2. Tujuan Khusus:
a. Memberikan pemahaman tentang pola makan dan pola asuh yang baik
dan benar untuk bayi dan balita.
b. Mendampingi orang tua balita dalam pengaturan makan yang baik dan benar
pada bayi dan balita
c. Memberikan pemahaman tentang hygiene sanitasi.
d. Orang tua dapat memahami dan secara mandiri dapat mempraktikkan
pengaturan pola makan, pola asuh dan hygiene sanitasi untuk
kesehatan bayi dan balita.
e. Memberikan penanganan pada bayi dan balita dengan masalah gizi
sehingga status gizi bayi dan balita menjadi baik.
G. SASARAN
Sasaran kegiatan ini adalah bayi balita dengan masalah gizi WALFATERING.