Update Skripsi Putra 11 TRB
Update Skripsi Putra 11 TRB
SKRIPSI
Oleh :
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
TIM MUNAQOSYAH
iii
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Pembimbing I Pembimbing II
iv
NOTA DINAS PEMBIMBING
Kepada Yth,
Assalamu’alaikum Wr.Wb
NIM : 18.1119
Saya berpendapat bahwa Skripsi tersebut dapat diajukan kepada program studi
Manajemen Pendidikan Islam Sultan Abdurahman Kepulauan Riau untuk diujikan
dalam rangka untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.Ag)
v
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
Keywords:
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN
Konsonan Tunggal
Huruf
Huruf Arab Nama Keterangan
Latin
ا Alif Tidak dilambangkan
ب ba’ B Be
ت ta’ T Te
ج Jim J Je
د Dal D De
ر ra’ R Er
س Sin S Es
viii
ع ‘ain ‘ Koma terbalik di atas
غ Gain G Ge
ف Fa’ F Ef
ق Qaf Q Qi
ك Kaf K Ka
ل Lam L El
م Mim M Em
ن Nun N En
و Wawu W We
ه Ha H Ha
ي ya’ Y Ye
Ta’ marbutah
(ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke
dalam Bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila
dikehendaki lafal aslinya).
Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah,
maka ditulis dengan h.
كرامة األولياء Ditulis Karamah al-auliya’
ix
2. Bila ta’ marbutah hiduo atau dengan harkat, fathah, kasrah, dan dammah
ditulis.
Vokal Panjang
Vokal Panjang
Fathah + alif A
Ditulis
جا هلية Jahiliyyah
Fathah + ya’ mati A
Ditulis
يسعى yas’a
Kasrah + ya’ mati L
Ditulis
كريم Karim
Dammah + wawu mati U
Ditulis
فروض Furud
Vokal Rangkap
Fathah + ya’ mati Ai
Ditulis
بينكم Bainakum
Fathah + ya’ mati Au
Ditulis
قول Qaulun
KATA PENGANTAR
x
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiq serta inayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini tepat pada waktunya. Sholawat
serta salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun
Peneliti sangat menyadari bahwa Skripsi ini tentunya masih jauh untuk
dorongan dan motivasi dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Dari itulah, dengan segala hormat dan rendah hati peneliti
1. Bapak Dr. Muhammad Faisal, M. Ag, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama
2. Bapak Aris Bintania, M.Ag selaku wakil ketua I Bidang Akademik Sekolah
3. Ibu Dian Rahmawati, S.Th.I MA selaku Ketua Program Studi Ilmu Al-
Qur’an dan Tafsir Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan
xi
pemikiran, motivasi serta kemudahan kepada penulis dengan penuh
dapat penulis sebutkan satu persatu, yang selama ini telah memberikan
pengetahuan yang nantinya dapat berguna serta bermanfaat bagi penulis dan
7. Kedua orang tua penulis yaitu abah tersayang dan emak saya tercinta
kasih sayang, serta dukungan moral dan material yang selalu diberikan
9. Saudari Anisa Ulfa yang telah menemani dan meluangkan waktu dalam
Penulis tidak dapat membalas apa yang telah mereka berikan, semoga Allah
SWT memberikan balasan dan mencatat semua itu sebagai amal perbuatan yang
skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, baik dalam isi
pengetahuan serta wawasan penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya skripsi ini. Demikian
xii
dengan penuh harapan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
xiii
MOTTO
َّاس ِ َا
ُ ك الن
َ َصلُ ْح ل
ْ َك ي
َسَ صل ْح َن ْف
ْ
Artinya :
Perbaiki Dirimu, Maka Semua Akan Baik Kepadamu
xiv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sebagai tanda cintaku yang tiada terkira kupersembahkan sebuah karya skripsi ini
untuk kedua orangtuaku ayahanda dan ibunda yang selama ini membesarkanku
yang tidak pernah putus-putus do’amu disetiap sujud demi kesuksesan anaknya
serta tetesan keringat yang tiada kira dan tidak bisa diganti oleh apapun yang ada
dunia ini, demi sebuah ribuan tujuan yang harus dicapai, jutaan impian yang akan
dikerjar, sebuah pengharapan agar hidup lebih bermakna
Sahabat-sahabatku, terimakasih atas do’a dan segala bantuan yang telah kalian
berikan serta telah mengajarkan ukhuwah islamiah yang sangat luar biasa, semoga
Allah membalas seluruh kebaikan kalian semua dan kembali Allah pertemukan di
jannah-Nya.
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN KEASLIAN
PENGESAHAN
PERSETUJUAN PEMBIMBING
NOTA DINAS PEMBIMBING
ABSTRAK
ABSTRACT
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN
KATA PENGANTAR
MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
DAFTAR ISIvi
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Manfaat Teoritis
E. Kajian Terdahulu
F. Kerangka Teori
G. Metodelogi Penelitinan
H. Sistematika Pembahasan
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an menegaskan bahwa manusia diciptakan oleh Allah swt
sebagai pengemban tugas dan tanggung jawab. Tugas dan tanggung jawab
tersebut merupakan amanat ketuhanan yang sungguh besar dan berat. Oleh
karena itu, semua yang ada di langit dan di bumi menolak amanat tersebut,
yaitu :
Ibn Abbas, sebagaimana dikutip oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya “Tafsir
dalam ayat di atas adalah ketaatan dan penghambaan atau ketekunan beribadah.
Ada juga yang memaknai kata amanat sebagai pembebanan, karena orang yang
garis-garis yang telah Allah tetapkan, dan tidak boleh menyalahinya. Aturan
Allah wajib ditaati dan begitu pula aturan Rasulullah Muhammad saw, hal
perlu dan pentingnya kepemimpinan dalam sistem sosial. Berbagai diksi yang
bersifat mutlak, dalam kata lain istilah kepemimpinan bersifat variatif. Semua
istilah itu telah digunakan umat Islam dalam mencari format sistem
Hlm. 23-24.
3
Al-Qur’an Al- Baqarah Ayat :30
4
Abdusshomad Buchori, Bungai Rampai Kajian Islam (Jawa Timur: MUI, 2009), Hlm 33.
2
Kepemimpinan adalah salah satu tanggung jawab yang amat berat karena
ada dua pihak yang berperan antara lain yang dipimpin dan yang memimpin
(imam).5
umatnya dalam segala hal; keilmuan dan perbuatan, pengabdian dan ibadah,
atau pengetahuan (manajerial dan strategi) yang lebih, berperilaku yang baik,
pengikut atau umatnya bahkan pemimpin tidak bisa disebut pemimpin jika
tidak ada pengikutnya, dalam konsep ini pemimpin harus lah diikuti oleh
pengikutnya dalam artian yang lebih dalam setiap pengikut harus patuh dan
5
Ernita Dewi, Menggagas Kriteria Pemimpin Ideal, cet 1, (Yogykarta: AK Group, 2006),
Hlm.2
Syamsir Torang, Organisasi & Manajemen (perilaku, struktur, budaya dan perubahan
6
3
beberapa dimensi bukan hanya kepada pemimpin namun lebih utama kepada
bentuk ketaatan yang harus dilaksanakan, seperti shalat, zakat, puasa, dan lain
mewariskan dua hal kepada umatnya yaitu Al-Qur’an dan hadis yang dapat
4
kemudian ditulis dan dihafalkan oleh para sahabat. Ditambah lagi Allah Swt.
Ayat 59 :
taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Taat tersebut dilandaskan pada Al-
Qur’an dan Sunnah. Ketaatan ini bersifat mutlak dan tidak dapat diabaikan.
Jika kita tidak menaati Rasulullah, maka sama saja bahwa kita juga tidak taat
Rasulullah tidak ada satupun yang bertentangan dengan firman Allah SWT.
Rasulullah pun dalam hal menyampaikan wahyu, seluruhnya murni dari Allah
SWT, tidak ada yang berdasarkan hawa nafsunya belaka. Ibnu Katsir
menjelaskan, bahwa taat kepada Allah berarti mengikuti segala hal yang
9
Abdullah Karim, Pengantar Studi Al-Qur‟an (Banjarmasin: Kafusari Press, 2011), Hlm
66
10
Al-Qur’an, An- Nisa’ Ayat 59,
5
berdasarkan dengan ajaran Al-Qur’an. Sedangkan taat kepada Rasulullah
taat pada ulil amri. Ulil amri adalah seseorang atau sekelompok orang yang
bertugas mengurus kepentingan umat atau disebut juga pemimpin. Menaati ulil
amri menjadi kewajiban bagi umat, selama ulil amri tersebut tidak menyuruh
kepada perbuatan yang munkar. Ulil amri yang ditaati haruslah yang
berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah. Dalam hal ibadah, tentu haruslah
didasarkan pada ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Taat pada ulil amri
merupakan sifat yang tidak mutlak, meskipun ulil amri tersebut sangatlah
hebat, tapi yang namanya manusia pasti melakukan suatu kesalahan. Jika ulil
amri tersebut menerapkan hukum yang sesuai dengan ketetapan oleh Allah dan
Rasul-Nya, maka wajib bagi umat untuk menaatinya. Begitu pula sebaliknya,
umat tidak harus taat jika ulil amrinya tidak berdasarkan pada ketetapan Allah
dan Rasul-nya.12
Taat akan hukum yang dibuat oleh pemimpin haruslah yang sesuai
bertentangan dengan perintah Allah atau perintah Rasulullah, maka tidak akan
menjadi wajib untuk taat kepada pemimpin tersebut. Tetapi, di samping ada
beberapa warga yang taat akan aturan dari pemimpinnya. Adanya pemimpin
11
Ibn Katsir Al-Dimasyqy, Abi Fada‟, Tafsir Ibn Katsir, (Bairut: Darul Kutub Ilmiyah,
2006), Juz V, Hlm 54.
12
Kaizal Bay, “Pengertian Ulil Amri dalam al-Qur‟an dan Implementasinya dalam
Masyarakat Muslim”, dalam Jurnal Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Vol.
XVII No. 1, (2011), Hlm 7.
6
sebagai sesosok yang harus ditaati, jelas merupakan perejawantahan dalam
antara mereka.13
Ulil amri sebuah kata yang disebutkan dalam Al-Qur’an tetapi jarang
pustaka yang membahas tentang ulil amri yang berbahasa Indonesia. Padanan
kata ulil amri dalam Al-Qur’an antara lain, Ula al albab (pemikir), ula al-
memiliki kekuatan, yang dilambangkan dengan tangan yang kuat), ulu al-ilm
(para pakar), ulu al-fadl (yang memiliki kedudukan istimewa) ulu al-ba’s
(orang-orang yang peduli), ulu azmi, dan ulu al-absar (orang yang memiliki
Dalam catatan kaki terjemahan Al-Qur’an, Depag, kata ulil amri dalam
kaki tersebut tidak menjelaskan kedudukan dari mereka yang disebut ulil amri
tetapi lebih menunjukkan kepala golongan. Ulil amri secara etimologi berarti
pemimpin dalam suatu negara. Istilah ini terdapat dalam pembahasan tafsir dan
fiqh siyasah (politik). Sementara itu, Ibnu Abas memaknai ulil amri pada ayat
(Q.S Anisa 4:59) tersebut sebagai ulama; ulama tafsir lain menyebut sebagai
umara dan penguasa. Namun demikian menurut Abdul Wahab, kata tersebut
13
Tafsir KEMENAG Diakses Pada11 Mei 2023 11:50, https://quran.kemenag.go.id
/quran/per-ayat/surah/4?from=59
14
Hasan Muarif Ambary (Dkk), Ensiklopedi Islam, Suplemen 2, Ichtiar Baru Van Hoeve,
Jakarta, 1996, hlm.246
15
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, catatan kaki no. 322, hlm. 132
7
mencakup semuanya termasuk kewajiban taat kepada kelompok penafsir
Dari uraian di atas, ternyata bahwa ulil amri tidak semata-mata mereka
lainnya. Dengan demikian, ulil amri hanya merupakan sebutan umum untuk
yang seperti apa yang wajib untuk ditaati, Berdasarkan latar belakang di atas
tugas akhir perkuliahan berbentuk skripsi dengan judul ” telaah konsep taat
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti
16
Abdul Wahab Khallaf, Idem, hlm. 64-65
8
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Sayyid Quthb.
2. Manfaat Penelitian
Secara garis besar, Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
sendiri. Adapun harapan dari peneliti mengenai manfaat yang diperoleh dari
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
9
Mengulas pandangan Tafsir Fi Zhilalil Qur’an tentang konsep
pemimpin dan siapa yang bisa disebut sebagai pemimpin (ulil amri)
D. Kajian Terdahulu
Kajian terdahulu berisi tentang penelitian tedahulu yang memiliki
relevansi dan hubungan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan saat ini,
tentu saja penelitian yang dilakukan oleh peneliti memiliki letak perbedaan
1. Skripsi yang berjudul Ketaatan Pada Ulil Amri Dalam Penentuan Awal
penelitian yang penulis lakukan adalah, pertama, ulil amri perspektif LDII
jika dalam hal penentuan awal bulan Kamariah berarti Kementerian Agama
kajian yang sama, tentang konsep taat, juga menggunakan metode kualitatif,
ada yang tidak mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh pemimpinnya.
aturan yang telah ditetapkan oleh pemimpinnya. Dan juga masyarakat tidak
11
batasan ketaatan terhadap pemimpin18 Penelitian ini memiliki kesamaan
dengan penelitian yaitu, memiliki kajian yang sama, tentang konsep taat,
taat kepada pemimpin (ulil amri) dalam Al Qur’an analisis tafsir Fi Zhilalil
ini adalah dengan dokumen. Sedangkan analisis data bersifat induktif dan
analysis). Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa menurut hadis,
khalîfah merupakan sebutan untuk orang yang menjadi pelayan rakyat dan
dia juga seorang pemimpin agama dan pemimpin dunia. Ketaatan kepada
18
Cut Raihan Saida,“Penerapan Ayat 59 Surat Al-Nisa‟ dalam Menaati Pemimpin di
Gampong Batoh”, (Skripsi, UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh 2021).
19
Muhamad Thaib ” Ketaatan Kepada Pemimpin Menurut Hadis Dalam Kitab Shahȋh Al-
Bukhȃri.( Tesis, UIN Sultan Syarif Kasim Riau 2021)
12
penelitian kajian pustaka. Perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti
serta, penelitian terdahulu ini bertujuan untuk Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tentang makna pemimpin menurut hadis dalam kitab Shahîh al-
E. Kerangka Teori
1. Taat menurut bahasa bahasa Arab merupakan kalimat dari Isim masdar
dari Tha’a, Yath’u, Thou’an dengan arti kata tunduk/patuh.20 Menurut
istilah taat yaitu perintah-perintah Allah yang harus di taati,
menghendaki keikhlasan dan ketulusan hati dalam melaksanakannya.21
Sedangkan ketaatan merupakan upaya untuk menampilkan arahan dalam
menghayati dan mengamalkan ajaran agama.22
2. Kata ulil amri terdiri dari dua kata yaitu اوليdan األمرkata أولى األمر
dari segi bahasa yaitu أوليadalah bentuk jama‟ dari وليyang berarti
pemilik atau yang mengurus serta menguasai, dapat dilihat dari bentuk
jama‟nya dari kata tersebut mengartikan bahwa mereka itu banyak.
Sedangkan kata األمرbermakna perintah atau urusan.23 أألمرmerupakan
isim masdar sekaligus mudhaf ilaih dari kata ulil, adapun asal kata dari al-
20
Mahmud yunus, Kamus Arab Indonesia (Jakarta : Hidayakarya Agung, 1990)hlm.242
21
Moh Ardani, Akhlak Tasawuf (Jakarta : Cv Karya Mulia, 2005) cet 2 hlm.118
22
Jalaludin , Psikologi Agama (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada 2005)cet 9, hlm.251
23
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Volume 2 hlm . 484
13
atau urusan. Jika dilihat dari bentuk masdar dari kata kerja amara
ya‟muru yang berarti memerintah atau menuntut agar sesuatu dikerjakan. 24
Menurut Ibn Ishaq ulil amri itu para sahabat Nabi, bisa dikatakan
juga sebagai umara yakni para penguasa yang ahli dalam bidang
agama.25 Secara umum ulil amri adalah seorang yang mempunyai perintah
atau sebagai pemerintah.
3. Tafsir fizilalil Qur’an dapat dikatakan sebagai karya yang monumental pada
abad 20-an. Tafsir ini terdiri dari 30 juz yang diterbitkan secara
setiap bulan. Tafsir ini diterbitkan oleh Dar Ihya’ al-Kutub al-Arabiyah
metode tahlili atau, suatu metode tafsir yang menjelaskan kandunagn ayat
metode ini dengan mengikuti susunan ayat sesuai mushaf (tertib mushafi).
seni dan sastra dalam tafsir tafsir fizilalil Qur’an sudah dapat dilihat sejak
yang bersifat sajak dan naghom. Gaya bahasa yang dipakai Al- Qur’an
singkat. Dengan penjelasan yang sedikit saja sudah tampak sisi keindahan,
24
Syauqi Dhaif, Al-Mu‟jam Al-Wasith, (Mesir: Maktabah Shurouq Ad-Dauliyyah,
2011).Hlm 25
25
Miftahur Rahman, Ulil Amri Dalam Al-Qur‟an: Sebuah Aplikasi Teori Konstektual
Abdullah Saeed, Jurnal Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur‟an dan Hadist, Vol, 18, No, 2, Juli 2017 Hlm 25
261
Nuim Hidayat, Sayyid Quthb Biografi Dan Kejernihannya (Jakarta: prespektif, 2005),
hlm 26
27
Ilyas, Kuliah Ulumul Qur’an (ITQAN Publishing:2013) hlm..278
14
keserasian irama dan keutuhan makna.28 Corak penafsiran sastranya Ia
F. Metodelogi Penelitian
1. Jenis Penelitian
teori30. Dilihat dari objeknya, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian
serta segala bentuk buku, literatur dan jurnal serta, kitab-kitab tafsir terkait
2. Teknik Penelitian
dari metode deskriptif analitis adalah suatu metode yang berfungsi untuk
melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
15
Dengan kata lain penelitian deskriptif analitis mengambil masalah
atau memusatkan perhatian kepada ayat QS. An-Nisa ayat 59 menurut tafsir
3. Pendekatan Penelitian
ilmu tafsir, dalam pendekatan ilmu tafsir ini, peneliti menggunakan metode
cara menghimpun seluruh ayat dari berbagai surah yang berbicara tentang
merangkaikan dan mengaitkan ayat-ayat itu satu dengan yang lain, lalu
Metode tafsir mauḍui bisa juga disebut dengan tafsir tematik karena
yang dinilai kurang fokus dan paripurna dalam mengkaji ayat-ayat al-
permasalahan yang berkaitan dengan tema tau topic penelitian ini yakni
16
menurut al-Farmawi adalah tafsir yang menghimpun ayat-ayat al-Quran
a. Data Primer
Data primer adalah suatu data yang diperoleh secara langsung dari
b. Data Sekunder
sumber data sekunder antara lain adalah segala buku dan jurnal terkait.
5. Analisis penelitian
36
Abdul Hayy Al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu’i dan Cara Penerapannya, terj.
Rosihon
Anwar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2002),Hlm 43
37
Chalid Narbuko, Dan Abu Dawud, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991),
hlm 43.
38
Chalid Narbuko, Dan Abu Dawud, Metodologi Penelitian, …hlm. 43.
17
yaitu:
surahnya masing-masing
antara yang mutlaq dan muqayyad, sehingga semua bertemu dalam satu
G. Sistematika Pembahasan
Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang mengacu pada pedoman
sebagai berikut:
39
Abd al-Hayy al-Farmawy, Al-Bidayah fi Tafsir al-Maudhu'i, (Qahirah: Maktabah
Jumhuriyyah, 1977), hlm. 62
18
sistematika penulisan untuk mengarahkan pembaca kepada
19
BAB II
BIOGRAFI DAN KARAKTERISTIK TAFSIR FI ZHILALIL
QUR’AN
sebuah desa yang terletak di Provinsi Asyut, pesisir Mesir.40 Desa itu terkenal
dengan sebutan kampung nya Syeikh Abdul Fattah, yang merupakan salah
Secara georafis, Desa Musya terletak di antara dua bukit kecil yang
sungai Nil yang melintasi areal pertaniannya, desa ini memiliki area khusus
untuk menggarap tanaman mereka. Di areal pertanian yang luas itu lah mereka
merupakan salah satu daerah di Mesir yang mempunyai tradisi agama yang
kental. Dengan tradisi yang seperti itu, maka tak heran jika Quthb kecil
menjadi seorang anak yang pandai dalam ilmu agama. Di usianya yang masih
belia, ia sudah hafal Alquran. Bakat dan kepandaian menyerap ilmu yang itu
tak disia-siakan terutama oleh kedua orang tua Quthb. Selama hidupnya selain
aktif menulis, ia juga aktif dalam gerakan Islam yang dipimpin oleh Hasan Al-
Banna.43
40
Amirullah Kandu, Ensiklopedia Dunia Islam Dari Masa Nabi Adama.s Sampai Dengan
Abad Modern, (Bandung:CV Pustaka Setia , 2010 ) Hlm 670
41
Shalah al-Khalidiy,“Sayyid Quthb minal Milad ilal Istisyhad”Terj.Misran, Biografi
Sayyid Quthb (Yogyakarta: Pro-U Media, 20116), Hlm. 36
42
Shalah al-Khalidiy, Sayyid Quthb...,Hlm. 37
43
Andi Rosa, Tafsir KontemporerMetode dan Orientasi Modern dari Para Ahli dalam
Dia merupakan anak tertua dari lima bersaudara, dua laki- laki dan tiga
satu majalah yang berkembang pada saat itu.Ibunya bernama Fatimah lahir dari
tidak hanya terpandang karena berasal dari keluarga berilmu, melainkan juga
karena salah dua dari mereka memiliki ilmu agama.46 Salah satu dari kedua
paman Sayyid Quthb, yang bernama Ahmad Husain Ustman, memilih menetap
Zaytun. Sang paman, yang bekerja sebagai jurnalis dan sering menulis dengan
Quthb muda adalah seorang yang sangat pandai. Konon, pada usianya
yang relatif muda, dia telah berhasil menghafal Alquran diluar kepala,
pada umurnya yang ke-10 tahun pendidikan dasarnya dia peroleh dari
Pada tahun 1912, saat usia Sayyid Quthb genap enam tahun, keluarganya
Menafsirkan Ayat Alquran, (Serang:Depdikbud Banten Pres, 2015), Hlm 103
44
Andi , Tafsir Kontemporer..., Hlm. 103
45
Shalah al-Khalidiy, Sayyid Quthb... Hlm. 46
46
Shalah al-Khalidiy, Sayyid Quthb... Hlm. 48
47
Shalah al-Khalidiy, Sayyid Quthb... Hlm. 48
48
Andi Rosa, Tafsir Kontemporer... Hlm 103
21
aktif mengirimnya ke sekolah. Namun, waktu itu ia belum begitu tertarik untuk
belajar dan lebih suka tinggal di rumah, bermain bersama kedua adik
kepada desa asalnya Musya. Ahmad juga aktif di politik dan menjadi anggota
Partai Al-Wafd dan berteman baik dengan Abbas Mahmud Al- Aqqad.51 Pada
tahun 1925 M, ia masuk ke institusi diklat keguruan, dan lulus tiga tahun
Ulum hingga memperoleh gelar sarjana (Lc) dalam bidang sastra sekaligus
diploma pendidikan.52
berkembang di luar kota asal tak disia-siakan oleh Quthb. Semangat dan
49
Shalah al-Khalidiy, Sayyid Quthb.... Hlm 66
50
Rosa, Tafsir Kontemporer..., Hlm. 103-104
51
Shalah al-Khalidiy, Sayyid Quthb..Hlm. 78
52
Rosa, Tafsir Kontemporer... Hlm. 103-104
22
Sebagai buktinya, ia berhasil masuk pada perguruan tinggi Tajhisziyah Dar Al
Ulum, sekarang Universitas Cairo. Kala itu, tak sembarang orang bisa
meraih pendidikan tinggi di tanah Mesir, dan Quthb beruntung menjadi salah
satunya. Tentunya dengan kerja keras dan belajar. Tahun 1933 Quthb dapat
pendidikannya dari Dar al-Ulum pada musim panas 1933. Beliau langsung
Selama bekerja, Quthb menunjukkan kualitas dan hasil yang luar biasa,
sebelumnya.
tak ketinggalan diselami pula.55 Beliau tinggal di Amerika kurang lebih dua
tahun, lalu pulang pada tanggal 20 Agustus 1950. Setelah kembali bekerja,
Pendidikan, yang waktu itu di kepalai oleh Menteri Pendidikan, Ismail al-
April 1952 dan bekerja sebagai Asisten Pemilik pada bagian Penelitian Teknis
53
Rosa, Tafsir Kontemporer.., Hlm 104
54
Shalah al-Khalidiy, Sayyid Quthb... Hlm 88
55
Andi Rosa, Tafsir Kontemporer.., Hlm 105
23
dan proyek. Dan akhirnya, beliau mengajukan pengunduran diri pada tanggal
18 November 1952.56
ini pada tahun 1906 dan meningalkan dakwah ini pada 12 Februari 1949, Al
dengan kondisi Mesir yang saat itu berada dalam penjajahan Barat. Hasan Al
Banna muncul di tengah kedu arus yang sedang bertarung sengit. Pertama, arus
cara dan sarana, sistem pemikiran, pemerintahan dan politik, kehidupan sosial,
seluruh budaya tersebut melalui propaganda, perang opini dan media. Mereka
memanfaatkan putra-putra bangsa yang telah dididik ala Barat sebagai kaki
56
Shalah al-Khalidiy, Sayyid Quthb... Hlm. 90
57
Nuim Hidayat, Sayyid Quthb: Biografi den Kejernihan Pemikirannya, hal. 5
58
Zabir Rizq, Hasan Al Banna, hal. 98.
24
atas tidak adanya nilai-nilai kemanusaian, yang sebelumnya menjadi kiblat
pemikirannya. 59
dari Amerika Serikat (1952). Sayyid di angkat menjadi editor mingguan Al-
Muslimin).60 Pada Juli 1952, terjadi revolusi Mesir yang dilancarkan oleh
Gamal Adbul Nasser itu mendapat dukungan kuat dari Sayyid Quthb
Nasser) memberikan senjata dan latihan bagi para anggota Ikhwan. Bahkan
kalangan sipil maupun militer, untuk menjadi pendukung revolusi. Al- Khalidi
berkata; "ketika revolusi itu berhasil, maka Syyid Quthb menjadi sangat
dihormati dan dimuliakan oleh para tokoh revolusi seluruhnya. Sayyid adalah
kebaikan serta jasa-jasanya. Dalam acara ini yang tampil bicara adalah para
59
Zabir Rizq, Hasan Al Banna, hal. 98.
60
Nuim Hidayat, Sayyid Quthb: Biografi den Kejernihan Pemikirannya, hal. 5
25
Para tokoh revolusi pernah menawarkan kepada Sayyid jabatan mentri
itu ditolak oleh Sayyid. Dalam waktu yang tidak begitu lama, Sayyid sudi
kerja sama Ikhwan dan Nasser tidak berjalan begitu lama. Sayyid kecewa
Sayyid Quthb pernah berkata “ Jari telunjuk yang setiap hari memberi
kesaksian tauhid kepada Allah. Saat shalat menolak menulis satu kata
pengakuan untuk penguasa tiran. Jika saya dipenjara karena kebenaran , saya
rela dengan hukum kebenaran. Jika saya dipenjara dengan kebatilan, pantang
bagi saya minta belas kasih pada kebatilan.63 Sesudah sepuluh tahun menjalani
hukumannya, Qutb dibebaskan dari penjara oleh Nasser karena campur tangan
pribadi presiden Irak, Abdul Salam Arif. Siksaan mental dan fisik yang dialami
61
Nuim Hidayat, Sayyid Quthb: Biografi den Kejernihan Pemikirannya, hal. 11
62
Nuim Hidayat, Sayyid Quthb: Biografi den Kejernihan Pemikirannya, hal. 12
63
Amirullah Kandu, Ensiklopedia Dunia..., Hlm. 672
26
(Petunjuk Jalan/Rambu-rambu Jalan), dan mengakibatkan Qutb ditangkap lagi
disebut-sebut sebagai sahabat dan guru Usama bin Ladin pada tahun 1965 itu,
Dinas Intelijen Amerika mengirim surat kepada Gamal Abdul Nasser. Surat itu
Islam di negeri Muslim. Tapi itu keliru, sebab disana masih ada gerakan Islam
Sebanyak 30 ribu buah buku laku terjual dalam waktu relative singkat. Semua
dibeli oleh kaum militant" Pemerintahan Mesir tidak hanya terkesima dengan
antara mereka adalah ahli hukum, ilmuan, guru besar universitas, guru sekolah,
dan mahasiswa. Quthb dipandang begitu berbahaya bagi tatanan politik Nasser,
hukuman mati tetap dilaksanakan juga oleh pemerintah Mesir (Gamal Abdul
Nasser).64
puluh buah karya dalam berbagai bidang. Penulisan buku-bukunya juga sangat
berhubungan erat dengan perjalan hidupnya. Sebagai contoh, pada era sebelum
tahun 1940-an, beliau banya menulis buku-buku sastra yang hampa akan
unsur- unsur agama. Hal ini terlihat pada karyanya yang berjudul “Muhimmat
agama di dalam karyanya. Hal itu terlihat pada karya beliau selanjutnya yang
Semasa dalam penjara, yaitu mulai dari tahun 1954 hingga 1966, Sayyid
65
Andi Rosa, Tafsir Kontemporer..., hlm104
66
Andi Rosa, Tafsir Kontemporer..., hlm 104
67
Amirullah Kandu, Ensiklopedia Dunia Islam Dari Masa Nabi Adam a.s Sampai Dengan
Abad Modern, ( Bandung:CV Pustaka Setia , 2010 ), hlm. 671
28
ia tulis dalam penjara adalah Hāẓa al-Din, al-Mustaqbal li Hāẓa al-Din,
68
Andi Rosa, Tafsir Kontemporer...,hlm 105
69
Andi Rosa, Tafsir Kontemporer..., hlm 104-105
70
Andi Rosa, Tafsir Kontemporer..., hlm 108
29
Tafsir Fi Ẓilālil Quran disebut juga dengan “tafsir pergerakan”, yang
Sedangkan juz 17-18 ditulis pada masa rezim Nasser. Sayyid Quthb
(penggambaran dengan prosa lirik) adalah cara yang tepat dalam memahami
manusia dapat terungkap dalam berbagai ide abstrak, suasana dan kondisi
tersendiri dalam menafsirkan Alquran. Salah satu yang menonjol dari corak
71
Andi Rosa, Tafsir Kontemporer..., Hlm 109
72
Andi Rosa, Tafsir Kontemporer..., Hlm 110
73
Sri Aliyah, Kaedah-kaedah Tafsir Fi Zhilalil Quran, Jurnal JIA /Desember 2013/ Th.
XIV /Nomor 2/39-60,hlm.48-49
30
2. Metode Penafsiran
tafsirnya.
3. Pendekatan
tafsir Al-Qur’an dengan Al-Qur’an, Al-Qur’an dengan sunnah Nabi, dan Al-
Qur’an dengan pendapat atau penfsiran para Sahabat Nabi dan Tabi’in. 75
31
penafsirannya sebagai berikut:
4. Corak Penafsiran
sebagai corak.77 Sedangkan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, arti corak
antara lain berjenis-jenis warna pada warna dasar, faham, macam, dan
76
Agus Suprianto, Sabar Dalam Al-Qur ’an Analisis Perbandingan Hilal Dan Al Azhar,
Skripsi (Jakarrta, UIN Syarif Hidayatullah : 2008) hlm. 15
77
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur ’an Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat (Bandung: Mizan, 1992) hlm.12
32
bentuk.78 Kata corak dianggap yang paling tepat daripada warna karena
tafsirnya.79
pula dengan tafsir Fi Zilal al-Qur 'an dengan latar belakng sosial Mesir saat
itu, wawasan Sayyid Quthb yang luas ditambah pengalaman pribadi Ia maka
ketiga situasi ini mewarnai corak dan isi tafsir ini. Corak seni dan sastra
Corak seni dan sastra dalam tafsir Fi Zilal al-Qur 'an sudah dapat
sastrawan yang bersifat sajak dan naghom. Gaya bahasa yang dipakai Al-
Qur’an dalam mengajak masyarakat Madinah dengan bahasa yang khas dan
singkat. Dengan penjelasan yang sedikit saja sudah tampak sisi keindahan,
masyarakat tentang Islam atau yang sering disebut dengan corak adabi
dengan kehidupan yang keras telah melahirkan corak baru dalam tafsirnya
78
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990) hlm. 113
79
Ilyas, Kuliah Ulumul Qur ’an.........hlm.283
80
Sri Aliyah, Kaedah-Kaedah Tafsir fi zhilali Al-Qur’an, jurnal JIA, no. 2, Desember 2013,
hlm. 48
33
yaitu corak pergerakan.81
5. Sistematika Penulisan
kepada Allah
kapada Manhaj Allah dalam kitabnya. Dalam hal ini Ia juga kembali
Qur’an.
tahlili atau tertib mushafi. Berikut sistematikanya secara lengkap dan lebih
rinci 83:
81
Suprianto, Sabar Dalam Al-Qur ’an Analisis hlm 15
82
Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur ’an jilid 1, hlm.13
83
Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur ’an jilid 1, hlm.13…hlm. 33
34
c. Penafsiran perkelompok ayat dalam setiap surat m’embawa pemahaman
baru yang selaras. Dan menjadikan setiap tafsiran itu satu unit yang
tersusun jelas bagi penegak konsep tauhid uluhiyah dan rububiyah Allah
SWT.
paling penting adalah terhindar dari penafsiran secara parsial yang bisa
adanya munasabah dalam urutan ayat, selain munasabah antara ayat (tafsir
peneliti84
baik yang positif atau negatif. Berikut beberapa pandangan ulama tentang
tafsir Fi Zilal al-Qur 'an, Subhi Shalih menilai bahwa dalam tafsir Fi Zilal
al-Qur 'an lebih banyak bersifat pengarahan dari pada pengajaran dan
Jansen menilai bahwa tafsir Sayyid Quthb hampir bukan merupakan tafsir
Al- Qur’an dalam pengertian yang ketat tetapi lebih merupakan kumpulan
84
Hasnijar, Konsep Birrul Walidain,…hlm. 46
35
33 khutbah-khutbah keagamaan. 85
AI-Quran mengatakan bahwa: " Tafsir Fi Zilal al-Qur 'an adalah wajar
menanggap pengertian, gagasan dan fikiran yang halus yang belum pernah
didapat oleh penulis tafsir lain". Kemudian Saleh Abdul Fatah Al-Khalidi,
Indonesia tafsir Fi Zilal al-Qur 'an adalah tafsir yang mengerakan. Pribadi
Sayyid Quthb yang aktif berdakwah hingga akhir hayatnya member nuansa
hakiki yang kuat pada tafsirnya. Sementara itu, keindahan sastar pada tafsir
Tafsir Fi Zilal al-Qur 'an dihasilkan dari pendidikan Ia di bidang sastra dan
ini akan menggarakan umat islam untuk mencapai cita-cita mulia Izzul
Islam Wal Muslimin. Serta menghadirkan Islam yang tidak menjadi beban
85
Muhammad Chirzin,, Jihad Menurut Sayyid Quthb Dalam Tafsir Fi Zhilali Al-Qur ’an,
(Jakarta: Era Intermedia,2001) hlm 135
86
Aliyah, Kaedah-Kaedah Tafsirhlm. 56
36
37
BAB III
KONSEP TEORITIS
Kata ulil amri terdiri dari dua kata yaitu ulil dan amri, kata dari segi
bahasa yaitu ulil adalah bentuk jama dari wali yang berarti pemilik atau yang
mengurus serta menguasai, dapat dilihat dari bentuk jama‟nya dari kata
perintah atau urusan.87 Adapun asal kata dari al-amr adalah amara dengan
fathah yang berarti pekerjaan, perintah atau urusan. Jika dilihat dari bentuk
masdar dari kata kerja amara ya‟muru yang berarti memerintah atau
rahman) ulil amri itu para sahabat Nabi, bisa dikatakan juga sebagai
umara yakni para penguasa yang ahli dalam bidang agama89 Secara umum
ulil amri adalah seorang yang mempunyai perintah atau sebagai pemerintah.
mengartikan ulil amri sebagai golongan ahlul halli wal aqdi atau sekelompok
orang-orang Islam yang ahli bisa disebut juga umara‟ (pemerintah), hakim,
ulama, pemimpin militer atau orang-orang yang dijadikan sebagai rujukan oleh
masyarakat dalam masalah publik. Menurut Syaikh Abd Al-Rahman bin Nashr
87
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Volume 2 Hlm. 484.
88
Syauqi Dhaif, Al-Mu‟jam Al-Wasith, (Mesir: Maktabah Shurouq Ad-Dauliyyah, 2011).
Hlm 20
89
Miftahur Rahman, Ulil Amri Dalam Al-Qur‟an: Sebuah Aplikasi Teori Konstektual
Abdullah Saeed, Jurnal Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur‟an dan Hadist, (Vol, 18, No, 2, Juli 2017, )Hlm
10.
al-Sa‟id (dalam Kaizal Bay :2011) bahwa yang dimaksud ulil amri adalah
imam-imam kaum muslim atau sebagai penguasa yang jabatannya paling tinggi
atau bisa disebut sebagai amir, qadhi, orang yang memiliki kekuasaan yang
mengatur segala urusan baik dari hal kecil maupun hal besar.90
lain. Pemimpin dalam pandangan orang kuno adalah mereka yang dianggap
paling pandai tentang berbagai hal yang ada hubungannya kepada kelompok,
negara yang bersifat umum. Sedangkan menurut Abdul Wahab Khallaf ulil
amri dilihat dari lafad al-amr yang bermakna perkara atau keadaan yang
bersifat umum karena dapat berhubungan dengan masalah agama atau dunia,
dalam hal ini ia mengartikan ulil amri dalam masalah dunia adalah raja, atau
pemimpin sedangkan masalah agama adalah para mujtahid dan ahli fatwa.92.
Menurut Muhammad Abduh kata ulil amri berarti sekelompok ahlu halli
90
Kaizal Bay, Pengertian Ulil Amri Dalam Al-Qur‟an Dan Implikasinya Dalam
Masyarakat Muslim, Jurnal Ushuluddin, Vol, XVII. (No, 1, Januari 2011, )Hlm. 118.
91
Ngalim Porwanto, et.all, Administrasi Pendidikan, mutiara, Jakarta, 1984, Hlm. 38.
92
Toto Tohir, Ulil Amri dan Ketaatan Kepadanya, Jurnal, Vol, XVIII, No. 3. September
2002, Hlm. 270-271.
39
dan profesi. Meraka itu adalah umara‟ (pemerintah), ulama, hakim, pemimpin
kemiliteran, dan semua penguasa yang dipercaya oleh ummat dalam masalah
urusan, kita sebagai rakyat harus mentaatinya dengan syarat yaitu pemimpin
kita termasuk individu yang muslim yang tidak sedang berbuat kemunkaran
kepada Allah dan Rasul-Nya. Wilayah otoritas ulil amri sendiri hanyalah
kedzaliman yang tidak mengeluarkan mereka dari Islam, maka umat disamping
ta‟at dalam perkara yang bukan maksiat juga punya kewajiban besar untuk
megingatkannya.
Tujuan kepemimpinan ini wajib dicapai oleh ulil amri dengan menjalankan
wajib ditaati dan dibela oleh rakyat. Maka dari itu kepemimpinan bukanlah
muslimin dengan syariat Islam Imam al-Mawardi (W. 450 H) dalam kitabnya
di dalamnya mencakup aspek agama, politik, keamanan dalam dan luar negeri,
agama yang jelas dan sesual ijma , menerangkan yang benar, dan
agama tetap terjaga dari segala penyimpangan dan ummat terjaga dari
usaha penyesatan.
94
Abdul Rosyid, “ulil amri dalam Al-qura’an (studi tafsir tematik ayat-ayat tentang Ulil
Amri)., (Bogor :Lembaga Penelitian dan Pengabdian masyarakat Sekolah Tinggi Agama Islam Al-
hidayah, 2019).Hlm 92-94
41
4. Menegakkan hukum hudid untuk menjaga larangan-larangan Allah
8. Menentukan gaji pegawai dan apa saja yang dikeluarkan dari bait al-mil
menunda pengeluarannya
42
sehingga tugas-tugas negara dikerjakan oleh orang-orang yang ahli dan
10. Terjun langsung menangani segala persoalan penting dalam negara dan
Taat berarti patuh maupun tunduk atas apa yang diperintahkan, jika
merupakan perintah.95 Taat secara istilah adalah patuh atau berbakti atas semua
arahan serta aturan-aturan yang sedang belaku. Mentaati Allah berarti patuh
atas perintah dan aturan-aturan yang dibuat oleh Allah dalam segala hal, baik
aturan itu berhubungan dengan sasama manusia dan makhluk yang lainnya. 96
Jadi, taat adalah tunduk dan patuh terhadap apa yang diperintahkan oleh
masyarakat yang baik kita harus mentaati perintah pemimpin kita selagi itu
sudah umum diketahui umat Islam, kewajiban ini tetap berlaku baik mereka
95
Purwadinata, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), Hlm 987
96
Ida Farida, “Pengertian Taat”, islamicahaya (blogspot), diakses tanggal 20 Januari
2023. http://islamicahaya.blogspot.com/2023/01/pengertiantaat.html?m=1
43
senang dengan penguasa ataupun tidak, baik penguasanya adil maupun dzalim.
Taat kepada pemimpin merupakan suatu ibadah serta akan diberi imbalan
adalah mematuhi dan tunduk dengan peraturan yang telah dibuat oleh
Sekalipun kita wajib mentaati pemimpin, hal itu juga ada batasan-batasannya.
yang dibatasi oleh syari‟at, yaitu selama pemimpin tersebut tidak kafir, serta
kritis terhadap penguasa (pemerintah) tersebut dapat dilihat dalam hadis Nabi
يد َع ْن عَُبْي ِد اللَّ ِه َح َّدثَيِن نَ افِ ٌع َع ْن ٍ ِح َّد َثنا مس دَّد ح َّد َثنا حَي بن س ع
َ ُ ْ َ َ ُ َ ٌ َ َ ْىَي
َ َص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق ِ ِ ِ
الس ْم ُع
َّ ال َ ِّ َعْب د اللَّه َرض َي اللَّهُ َعْن هُ َع ْن النَّيِب
ص يَ ٍة
ِ ب و َك ِره م ا مَل ي ْؤ مر مِب َع ِ ِ ِ
ْ ْ َ ُ ْ َ َ َ َّ َأح َ يم ا َ اع ةُ َعلَى الْ َم ْرء الْ ُم ْس ل ِم فَ ََّوالط
ٍ ِ ِ مِب
َ َفَِإ َذا ُأمَر َْعصيَة فَاَل مَسْ َع َواَل ط
اعة
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah
menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dari 'Ubaidullah,
44
telah menceritakan kepadaku Nafi' dari Abdullah
radhiallahu'anhu, dari Nabi ﷺbersabda, "Mendengar dan
taat adalah wajib bagi setiap muslim, baik yang ia sukai
maupun yang tidak ia sukai, selama ia tidak diperintahkan
melakukan kemaksiatan, adapun jika ia diperintahkan
melakukan maksiat, maka tidak ada hak mendengar dan
menaati.”97
berkaitan dengan hal yang ma‟ruf. Sebaliknya, tidak ada ketaatan kepada
kemaksiatan.98
berlaku zhalim dan berbuat maksiat kepada Allah tidak wajib untuk
ditaati.
97
Elijah Nzogele Judah, Hukum-Hukum mendengar dan taat kepada imam selama tidak
untuk kemaksiatan. No 73 Bab 3738, Hadits No 6611.
98
Annisa Nur Zaqia, Nor Fatmah, dan Siti Mawaddah Rumisa, Hlm …28.
99
Annisa Nur Zaqia, Nor Fatmah, dan Siti Mawaddah Rumisa, Hlm …29.
45
Pemimpin tersebut tidak menyuruh rakyatnya untuk berbuat maksiat.
wajib kita taati apabila mentaati perintah Allah serta Rasul-Nya dan
ditetapkan Negara, maka rakyat wajib melakukan amr ma‟ruf nahi munkar.
punya hak untuk melakukan legislasi), dia tidak kehilangan salah satu dari
yang tulus pada mereka, apakah mereka suka atau tidak suka akan
100
Murtadha Muthahhari, Kepemimpinan islam (Banda Aceh: Penerbit Gua Hira, 1991),
Hlm 24
46
hal itu, dan membimbing mereka ke jalan yang lurus ketika ada
Muslim adalah penipuan paling buruk.” Jelas sekali bahwa kedzoliman yang
diperbuat oleh Imam sama dengan kecurangan yang diperbuat oleh semua
saw, Nabi yang menjadi contoh dan suri tauladan bagi umat manusia.
saw menata secara teknis tata cara kehidupan bermasyarakat.102 Dalam Al-
101
Murtadha Muthahhari, Kepemimpinan islam ,…Hlm 25
102
Veithzal rivai, Pemimpin dan kepemimpinan dalam Organisasi, Jakarta : Rajgrefindo
Persada,2013) Hlm 329
47
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah Swt dan
taatilah Rasul-Nya dan ulil amri di antara kamu. kemudian
jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah Swt (Al-Qur’an) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu sungguh-sungguh beriman kepada
Allah dan hari akhir. yang demikian lebih utama (bagimu)
dan lebih baik akibatnya. (Qs. An-Nisa Ayat 59)103
Seruan Al-Quran dalam surah An-Nisa: 59 sangat jelas bahwa kita
kita harus taat kepada Allah Swt dan Rasul-Nya. Selain itu, kita diperintah
pendapat. Ayat 59 Surat An-Nisa‟ ini juga menjelaskan bahwa orang yang
diserahkan amanat kepada mereka (Ulil Amri) harus ditaati, selagi Ulil
Amri itu menjalankan perintah dan ketaatan kepada aturan yang telah dibuat
Allah.104
keridhaan maka sikap ini pada hakikatnya telah mencelakakan diri sendiri,
104
Kaizal Bay, “Pengertian Ulil Amri dalam Al-Qur‟an dan Implementasinya dalam
Masyarakat,” Jurnal Ushuluddin 17, No. 1 (Januari 2011): hlm 118
48
kehidupan bermasyarakat. Jadi, selain kita berkewajiban mentaati pemimpin
49
BAB IV
ANALIS PENAFSIRAN SAYYID QUTHB TERHADAP KONSEP TAAT
KEPADA PEMIMPIN QS. AN-NISA [4] AYAT 59
QS. An-Nisa [4] Ayat 5 berisi tentang ketaatan dan sumber hukum
sering kali digunakan sebagai dalil hukum sumber Islam dalam ilmu
Hudzafah bin Qais ketika ia diutus bersama satu pasukan." Imam Al-
51
sebagian lain ingin melakukannya." Ad-Dawudi berkata, "jikalau ayat
kepada yang lain? Dan jika ayat ini turun setelah peristiwa itu,
menghindari api. Jadi, ayat ini sesuai jika turun pada mereka untuk
bahwasanya ayat ini turun pada kisah yang terjadi Ammar bin Yasir
bersama Khalid bin Walid, pada saat itu yang menjadi gubernur
adalah Khalid bin Walid, Pada suatu hari Ammar mengupah seorang
Imam As-Sayuthi, Asababunu Nuzul sebab sebab turunnya ayat , (terj), Andi
107
ِ َ َع ْن َأن،اح
س بْ ِن ِ َ َع ْن َأيِب التَّي،َ َع ْن ُش ْعبَة،يدٍ ِ ح َّد َثنا حَي بن سع،ح َّدثَنا مسدَّد
َ ُ ْ َ َ ُ َ ٌ َ َ ْىَي
"امْسَعُوا:ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ِ ُ قَ َال رس:ك ر ِض ي اللَّه عْن ه قَ َال ٍ ِ
َ ول اهلل َُ ُ َ ُ َ َ مال
َّ َك،اسُت ْع ِم َل َعلَْي ُك ْم َعْب َد َحبَ ِش ُّي
ًَأن َرْأ َسهُ َزبِيبَة ِ ِ
ْ َوِإن،َوَأطيعُوا
Artinya : "Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah
menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id, dari
Syu'bah, dari Abu al-Tayyah bahwasanya Anas bin
Mâlik Ra berkata, Rasûlullah Saw bersabda,
"Dengarkanlah dan taatilah sekalipun yang
memimpin kamu seorang budak Habasyi yang
kepalanya seperti kismis.108
Ibnu Hajar berkata, "Mungkin dia disebut budak berdasarkan
tertinggi,109
108
Abû Abdillâh Muhammad bin Ismâ’îl al-Bukhâriy, Shahîh al-Bukhâriy,
(Beirût:Maktabah al-‘Ashriyyah, 2005) kitab: al-Ahkâm, bab: al-Sam’u wa al-Thâ’ah li al-
Imâm Mâ Lam Takun Ma’shiyah, nomor hadis: 7142, hlm. 1269.
109
Ibnu Hajar al-Asqalâniy, Fath al-Bâriy, (Kairo: Al-Maktabah al-Taufîqiyyah, 2004),
vol. XIII, hlm. 424.
53
Penjelasan Ibnu Hajar ini menunjukkan bahwa menaati
pemimpin tidak memandang suku, warna kulit, dan status sosial. Jika
pada kata 'ulil amri sebagai isyarat bahwa ada di antara mereka yang
tidak wajib ditaati. Kemudian Allah menjelaskan hal itu dalam firman-
tentang ayat itu, maka dia berkata, "Bacalah ayat sebelumnya maka
engkau akan tahu. Aku kemudian membaca surat al-Nisa' ayat 58.
َأخَب َريِن َأبُو َس لَ َمةَ بْ َن ِ ُّ ع ِن، عن ي ونُس، َأخبرنَا عب ُد اللَّ ِه،حنَ ا عب َدا ُن
ْ ،الز ْه ِرن َ َ ُ َْ َْ َ َ ْ َْ َ
َأنَّهُ مَسِ َع أنا هريرة رض ي اهلل عنه أن رس ول اهلل صلى اهللُ َعلَْي ِه،عب ِد الرَّمْح َ ِن ْ
ِ َ رس:هري ر َة ر ِض ي اللَّه عْن ه
َ َاعيِن َف َق ْد َأط
اع َ َ"م ْن َأط َ : قَ َال،ول اللَّه اللَّهُ َو َس لَّ َم ُ َ ُ َ ُ َ َ َ ْ َُ
ومن عمىت، َو َم ْن أطاع أمريي فقد أطاعين،َص ى اللَّه َ صايِن َف َق ْد َع
َ اللَّهَ َو َم ْن َع
أمريي فقد عصايب
Artinya :"Telah menceritakan kepada kami Abdán, telah
mengabarkan kepada kami Abdullah, dari Yinus, dari al-
Zuhriy, telah mengabarkan kepadaku Abú Salamah bin
Abdirrahman bahwasanya dia mendengar Abu Hurairah
Ra berkata bahwasanya Rasûlullâh Saw bersabda:
"Barangsiapa taat kepadaku maka sungguh dia telah
taat kepada Allah, dan barangsiapa durhaka kepadaku
maka sungguh dia telah durhaka kepada Allah.
Barangsiapa taat kepada pemimpinku maka dia telah
taat kepadaku, dan barangsiapa durhaka kepada
pemimpinku maka sungguh dia telah durhaka kepadaku.
"112
Penyataan ini diambil dari firman Allah:
114
Fath al-Bâriy, hlm. 386.
56
bisa dipercaya dan tidak menyalahi ketentuan Allah dan Rasul-
Nya.115
mengatakan, "Tidak ada arti Islam tanpa jamaah, tidak ada arti
115
Abdul Qadir Jaelani, Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam, (Surabaya: Bina Ilmu,
1995), hlm. 93
116
180 Muhammad Abdul Qadir Abu Faris, Sistem Politik Islam, (Jakarta: Robbani
Press, 1999), hlm. 45
57
mewujudkan hak, menjamin keamanan, menegakkan keadilan,
iman dan batasan Islam. Dalam waktu yang sama dijelaskan pulalah
hal-hal yang tidaj ada nashnya, seperti urusan-urusan parsial yang terjadi
milik Allah, bagi kehidupan manusia, dalam urusan yang besar maupun
yang kecil. Untuk semua itu, Allah telah membuat syariat yang
117
Muhammad Al-Mubarak, Sistem Pemerintahan dalam Perspektif Islam,
(Solo:Pustaka Mantiq 1995), hlm. 58
58
kepada manusia. Oleh karena itu, syariat Rasulullah saw, termasuk
yang beriman wajib taat kepada Allah-sejak semula-dan wajib taat pula
dari Allah, karena itu, menaati Rasul berarti menaati Allah yang telah
manusia di dalam sunahnya. Sunnah dan keputusan beliau dalam hal ini
Iman itu ada atau tidak adanya tergantung pada ketaatan dan
“jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian”. 120
yang telah memenuhi syarat iman dan batasan Islam yang dijelaskan
dalam ayat itu, yaitu ulil amri yang taat kepada Allah dan Rasul. Juga ulil
118
Sayyid Quthb, Tafsirfi Zhilalil Qur’an, Jilid 2.....hlm. 399
119
Sayyid Quthb, Tafsirfi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,…hlm. 399
120
Sayyid Quthb, Tafsirfi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,…hlm. 399
121
Sayyid Quthb, Tafsirfi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,…hlm. 400
122
Sayyid Quthb, Tafsirfi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,…hlm. 400
59
dan hak membuat syariat bagi seluruh manusia, menerima hukum dari-
Demikian juga taat kepada Rasul karena beliau diutus oleh Allah.
kepada Allah dan Rasul. Karena itulah, lafal taat tidak diulangi ketika
Rasul saw, untuk menetapkan bahwa taat kepada ulil amri ini merupakan
bahwa ulul amri itu adalah “minkum” dari kalangan kamu sendiri dengan
dalam batas- batas yang makruf dan sesuai dengan syariat Allah, dan
dalam hal yang tidak terdapat nash yang mengharamkannya. Juga tidak
ketaatan kepada ulil Amri ini dengan cara yang pasti dan meyakinkan,
Nabi saw., “Wajib atas orang muslim untuk mendengar dan taat
imannya sendiri dan agamanya, diri dan akalnya, dan mengenai posisinya
terang. Syariat yang wajib ditaati dan sunnah yang wajib diikuti hanya
125
Sayyid Quthb, Tafsirfi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,… hlm. 400
126
Sayyid Quthb, Tafsirfi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,… hlm. 400
127
Sayyid Quthb, Tafsirfi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,… hlm. 400
128
Sayyid Quthb, Tafsirfi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,… hlm. 401
61
masalah-masalah yang tidak terdapat nashnya, dan persoalan-persoalan
manusia serta perbedaan lingkungan yang dalam hal ini tidak terdapat
nash qath’i yang mengaturnya, atau tidak terdapat nash secara mutlak,
dibiarkan tanpa timbangan, tidak dibiarkan tanpa ada metode yang dapat
pendek ini telah meletakan manhaj ijtihad dalam menghadapi semua itu,
hari akhir itu. Maka, tidak ada iman bagi orang yang kehilangan syarat
ini. Juga tidak ada iman kalau tidak ada pengaruhnya yang kuat bagi
keadilan. 133
Lebih utama di dunia dan akhirat dan lebih baik akibatnya di dunia
akan mendapatkan ridha Allah dan pada akhirat, sesuati yang besar dan
kelebihan manhaj yang dibuat oleh Allah untuk mereka. Yaitu, manhaj
ciptaan Allah Sang Maha Pencipta Yang Maha Bijaksana lagi Maha
mengenal pilih kasih terhadap orang, kelas, bangsa, jenos dan generasi
bangsa, jenis atau generasi tertentu. Maha suci Allah dari semua itu !. 136
yang demikian itu-dalam uji coba untuk mencari manhaj yang cocok. Dia
tidak membebani manusia untuk membayar mahal uji coba yang keras
merupakan lapangan yang luas sekali bagi akal pikiran manusia. Cukup
pula bagi akal mereka untuk menerapkan manhaj ini, dan melakukan
136
Sayyid Quthb, Tafsirfi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,… hlm. 401
64
analogi (qiyas) dan ijtihad mengenai hal-hal yang diperselisihkan oleh
pikiran. 137
Maka, dia menjamin bagi manusia manhaj yang sesuai dengan kaidah-
Manhaj ini pun memberikan tempat bagi akal manusia untuk berbuat di
yang beriman wajib taat kepada Allah sejak semula dan wajib taat pula
kepada Rasulullah SAW karena tugasnya itu, yaitu tugas yang ditaati
risalah dari Allah. Karena itu, menaati Rasul berarti menaati Allah yang
ini, adalah bagian dari syariat Allah yang wajib dilaksanakan. Iman itu
ada atau tidak adanya bergantung pada ketaatan dan pelaksanaan syariat
Menurut Sayyid Quthb, maksud dari ulil amri adalah dari kalangan
batasan Islam yang dijelaskan dalam ayat ini itu, yaitu ulil amri yang taat
kepada Allah dan Rasul. Ulil amri yang mengesakan Allah SWT sebagai
prinsip- prinsip umum yang terdapat dalam nash. Ulil amri juga bukan
orang-orang elite yang dikenal dalam fiqh dengan sebutan fuqaha atau
66
mujuhidin yang mereka harus menguasai sejumlah disiplin ilmu bahasa
dan ilmu-ilmu al-Qur’an dan hadis. Sebab pengetahuan mereka atau tidak
sampai kepada sisi ini dan tidak biasa meneliti untuk mengetahui
adanya, bahwa mereka (ulil amri) mempunyai bidang khusus yang dapat
ulil amri di bidangnya tersebut. Di sini ada tiga macam ulil amri:
dipercaya dan dipilih untuk itu. Mereka memutar pikiran sesuai prinsip
musyawarah dan suara banyak. Kedua, umara dan para penguasa. Ketiga,
Demikian juga taat kepada Rasul, karena beliau adalah diutus oleh Allah.
SAW, untuk menetapkan bahwa taat kepada ulil amri ini merupakan
bahwa ulil amri itu adalah “minkum’ dari kalangan kamu sendiri dengan
dalam batas- batas yang makruf dan sesuai dengan syariat Allah, dan
dalam hal yang tidak terdapat nash yang mengharamkannya. Juga tidak
ketaatan kepada ulil amri ini dengan cara yang pasti dan meyakinkan.
Islam begitu jelas, dalam batas-batas ketaatan. Syariat yang wajib ditaati
yang dalam hal ini, tidak terdapat nash qathii yang mengaturnya atau
68
tidak terdapat nash secara mutlak. Namun, yang bisa menentukan kepada
Sayyid Quthb, dalam Nash yang ini telah meletakkan manhaj ijtihad
Taat kepada Allah SWT, Rasul, dan Ulil amri, yang beriman dan
telah dijelaskan bahwa, konsekuensi beriman kepada Allah dan hari akhir
itu. Maka, tidak ada iman kalau tidak ada pengaruhnya kuat bagi yang
bersangkutan.
posisi sebagai syarat, maka pada kali lain dikemukakannya dalam bentuk
Di sini dinilai bahwa, antara dunia dan akhirat sama-sama baik tetapi,
Namun, bagaimana cara mendapatkan ridha dari Allah SWT dan pahala
akhirat, itu sebuah keagungan Allah kepada hambanya, tapi bukan itu
tentunya begitu luas kajian sayyid quthb tentang pemimpin dalam kitab fi
ini untuk manusia. Di sini, dalam suasana ini datanglah kisah penciptaan
menukar, dan menggali apa yang ada di Bumi ini baik serupa kekuatan,
semuanya itu dengan izini Allah-untuk tugas besar yang diserahkan Allah
141
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,… hlm. 66
142
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,… hlm. 66
71
kepadanya. 143
undang- undang yang mengatur bumi dan seluruh alam, dan undang-undang
dan yang itu, dan potensi manusia tidak hancur di dalam menghadapo batu
besar alam semesta. Semua ini adalah sebagian pengarahan dari ungkapan
mata hati yang terbuka, dan melihat apa yang terjadi di muka bumi melalui
tangan makhluk yang menjadi khalifah dalam kerajaan yang luas ini.
143
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,… hlm. 66
144
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,… hlm. 67
145
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,… hlm. 67
146
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,… hlm. 67
147
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,… hlm. 67
72
bukti- bukti keadaan, atau berdasarkan pengalaman masa lalunya di bumi,
tabiat makhluk ini atau tentang tuntutan hidupnya di muka bumi, dan yang
tidak tergambar olehnya kecuali kebaikan yang mutlak dan kepatuhan yang
itu sajalah yang menjadi tujuan mutlak penciptaan alam ini, dan in sajalah
alasan utama penciptaan makhluk. Hal yang demikian ini telah terealisasi
yang lebih besar dan lebih luas, kebaikan pertumbuhan yang abadi,
148
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,… hlm. 67
73
pembangunan, kebaikan usaha-usaha dan penelitian yang tak pernah
pada pasukan Islam, yang jiwanya belum sadar berorganisasi, dan belum
yang dilontarkan oleh mulut itu kadang- kadang menimbulkan akibat yang
sebelumnya sama sekali dan tidak terantisipasi apa yang bakal terjadi
149
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,… hlm. 67
150
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 2, … hlm. 38
74
loyalitas yang sebenarnya dan utuh terhadap pasukannya. 151
atau ketakutan itu kepada Rasulullah saw, apabila bersama mereka, atau
itulah yang ber- wenang untuk menganalisa aya dan menggali haki- katnya,
diajarkannya kedisip linan tentara dalam sebuah ayat, bahkan sebagian ayat.
tentara, yaitu mene- rima berita tentang keamanan atau ketakutan, lantas
untuk bersyukur atas karunia-Nya itu, serta diwanti-wanti- nya mereka agar
kesempatan, yang dijamin akan dapat merusak hati seandainya tidak ada
155
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 2, hlm,…39
156
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,.. hlm. 39
157
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,...hlm. 39
76
Satu ayat ini mengandung seluruh muatan, yang membicarakan
persoalan dari berbagai seginya, yang meraskuk ke dalam hati dan nurani,
dengan pengarahan dan pengajarannya. Hal ini terjadi karena Alquran itu
dari sisi Allah, “kalau kiranya Alquran itu bukan dari sisi Allah, tentulah
manusia dengan benar, dan tidak mengikuti hawa nafsu. Dan mengikuti
dan mutlak atas hasil-hasil kesesatan dari jalan Allah. Yaitu, Allah tidak
158
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,...hlm. 39
159
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 5,…hlm. 43
77
mengacuhkanya dan orang itu pun mendapatkan azab yang pedih pada hari
perhitungan. 160
Salah satu bentuk perhatian Allah terhadap Nabi Dawud adalah dia
belum melangkah satu langkah pun ke arah sesuatu yang terlarang itu! Itu
cobaan. 161
160
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 5,…hlm. 43
161
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 5,…hlm. 43
162
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an,…hlm. 341
78
Kemudian ia mengingatkan pula kepada mereka mengenai kelebihan-
Diberi-nya mereka fisik yang kuat dan besar sehingga dapat mendaya
keperkasaan. 163
tentu mereka wajib mensyukuri nikmat ini, jangan sombong. Juga supaya
menjaga diri agar tidak mengalami seperti apa yang dialami oleh orang-
akhirat. 165
tidak mau merenungkan, dan tidak mau sadar, sebagimana keadaan para
Tsamud itu. Tetapi, di dalam surah lain disebutkan bahwa mereka bertempat
karakteristik daerah tempat mereka hidup. Dari isyarat itu kita menangkap
kesan bahwa tempat tinggal mereka berada di dataran rendah dan daerah
Ad, meskipun negeri tempat tinggalnya tidak sama. Akan tetapi tampak
169
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an Jilid 8,… hlm. 344
170
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 8,…hlm. 344
171
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 8,… hlm. 344
172
Sayyid Quthb, Tafsirfi Zhilalil Qur’an, Jilid 8,… hlm. 420
81
beganti berkuasa di kerajaan bumi ? bukankan Allah yang telah
kehidupan itu rusak, maka kehidupan di bumi ini menjadi mustahil. 173
pemikiran selalu baru. Sehingga, terjadi percobaan dan penelitian tanpa ada
pertentangan antar yang lama dengan yang baru melainkan dalam alam
maka pasti akan terjadi bentrokan dan pertentahngan. Bahkan, pasti perahu
Sesungguhnya semua itu adalah hakikat yang ada dalam jiwa seperti
hakikat yang ada dalam jiwa seperti hakikat-hakikat yang ada di alam
Siapa?. 175
tersembunyi dalam jiwa yang paling dalam ini, dapat disaksikan dalam
173
Sayyid Quthb, Tafsirfi Zhilalil Qur’an, Jilid 8,… hlm. 420
174
Sayyid Quthb, Tafsirfi Zhilalil Qur’an, Jilid 8,… hlm. 420
175
Sayyid Quthb, Tafsirfi Zhilalil Qur’an Jilid 8,… hlm. 420
176
Sayyid Quthb, Tafsirfi Zhilalil Qur’an, Jilid 8,… hlm. 420
82
kehidupan yang nyata.”...Amat sedikitlah kamu mengingat(-Nya).” 177
pertama, tidak akan pernah lalai dari Tuhannya dan tidak akan
dekat, juga dalam penjelas yang tegas dan pasti. Dan terulang penggunaan
tauhid, yaitu tauhid shiraath (jalan) dan agama. Tauhid arah tujuan dan
gerakan. Tauhid Ilah dan Rabb. Tauhid ubudiah serta ibadah. Bersama
177
Sayyid Quthb, Tafsirfi Zhilalil Qur’an, Jilid 8,… hlm. 421
178
Sayyid Quthb, Tafsirfi Zhilalil Qur’an, Jilid 8,… hlm. 421
179
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 4,… hlm. 256
83
faktor-faktor penunjangnya. 180
kalian semua akan kembali dan dia akan menghisab kalian atas apa yang
kalian perselishkan itu ? pribadi. Yaitu, tidak ada seorang pun yang
menanggung kesalahan orang lain sedikit pun, dan tak ada seorang pun yang
dapat membantu orang lain sedikit pun di akhirat nanti. Alquran juga
Dan, orang dimurkai dengan sangat oleh Rabbnya, kerugian apalagi yang
180
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 4,… hlm. 256
181
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 4,… hlm. 256
182
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 4,… hlm. 256
183
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,… hlm. 136
84
dan tugas-tugas, lalu Ibrahim menunaikannya dengan setia.” Dan, Allah
Itulah suatu kedudukan tinggi yang telah dicapai Ibrahim, yaitu maqam
kepercayaan,
dan untuk menjembatani masa lalu dan masa, depannya dan supaya seluruh
184
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,… hlm. 136
185
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,… hlm. 136
186
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an Jilid 2,…. hlm. 136
85
generasi bantu-membantu dan tunjang-menunjang. itulah perasaan yang
fitrah untuk merealisasikan tujuan jangka panjang itu. Di atas prinsip inilah
sosial yang menyimpang. Dan, semua obat yang berbenturan dengan fitrah
kekal. Dan, di sana ada obat lain yang dapat memperbaik penyimpangan
diupayakan. 188
187
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,… hlm. 137
188
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,… hlm. 137
189
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,… hlm. 137
86
Maka, datanglah jawaban dari Tuhannya yang telah mengujinya dan
hubungan agama dan akidah. Dan, anggapan tentang kekerabatan, suku dan
sendiri dengan berbuat syirik dan kezaliman terhadap orang lain dengan
orang-orang yang zalim itu meliputi semua makna imamah, yaitu imamah
melakukan kezaliman jenis yang mana pun, maka telah lepas darinya dari
190
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,… hlm. 137
191
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,… hlm. 138
192
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 2,… hlm. 138
87
Artinya : Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami,
anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan
keturunan kami sebagai penyenang hati (Kami), dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
(Q.S Al-Furqon ayat 74).193
Ini adalah perasaan fitrah keimanan yang mendalam. Perasaan senang
yang pertama adalah keturunan dan pasangan mereka. Karena mereka itu
adalah orang-orang yang terdekat dengan mereka, dan mereka itu adalah
amanah yang paling pertama yang akan ditanyakan kepada mereka. Mereka
teladan bagi kebaikan, dan dijadikan contoh oleh orang-orang yang ingin
menuju Allah. Dalam hal ini, tak ada indikasi kesombongan atau merasa
hebat, karena seluruh rombongan berada dalam perjalanan menuju Allah. 194
193
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 8,… hlm. 318
194
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 8,….hlm. 318
195
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 10,… hlm 318
88
alquran dengan kitab-kitab sebelumnya, terutama dengan kitab musa, karena
memandang kitab Isa sebagai penyempurna dan perluasan dari kitab Musa.
Taurat tetap merupakan pokok syariah dan akidah. Karena itu, kitab Musa
disebut “Imam” dan disifati sebagai rahmat. Setiap risalah langit merupakan
oleh umat manusia agar dia dapat berkomunikasi dengan Rabbnya Yang
196
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 10,… hlm 318
197
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 10,… hlm 318
198
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 10,… hlm 318
199
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 10,… hlm 318
89
Artinya : Jika mereka merusak sumpah (janji)nya sesudah mereka
berjanji, dan mereka mencerca agamamu, Maka perangilah
pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, Karena
Sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang (yang tidak
dapat dipegang) janjinya, agar supaya mereka berhenti. (Q.S
At-Taubah ayat 12).200
Pelanggaran dan perusakan terhadap baiat dan sumpah untuk beriman
Mereka tidak dapat lagi dipegang janji dan tidak pula dapat diikat dalam
menerima hidayah, tanpa paksaan dan tanpa kekerasan pula. Namun, benar-
benar disebabkan oleh jiwa dan hati yang puas setelah melihat dengan jelas
200
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 10,… hlm. 301
201
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 10,… hlm. 301
90
kebenaran yang menang. Itulah yang terjadi dan akan terus terjadi pada
kepada Allah. Sungguh suatu ganti yang indah dan balasan yang
202
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 10,… hlm. 301
203
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 8,… hlm. 75
204
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 8,… hlm. 75
91
mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang
yang mewarisi (bumi). ( Q.S Al-Qashas ayat 5).205
dengan hawa nafsunya yang kejam dan sombong. Sehingga, dia pun
wanita mereka, sambil menimpahkan pelbagai azab dan siksa yang pedih.
Meskipun demikian, ia tetap merasa takut dan khawatir terhadap jiwa dan
bayi--bayi lelaki itu dengan cara seperti jagal. Orang-orang yang lemah itu
dengan tanpa batas, dan menjadikan mereka sebagai para imam dan
pemimpin, bukan hamba sahaya juga bukan pengikut. Juga supaya mereka
mewarisi tanah yang diberkahi (yang diberikan kepada mereka oleh Allah
ketika mereka berhak terhadap tanah itu, setelah mereka beriman dan
205
Sayyid Quthb, Tafsirfi Zhilalil Qur’an, Jilid 9,… hlm. 28
206
Sayyid Quthb, Tafsirfi Zhilalil Qur’an, Jilid 9,… hlm. 28
207
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 9,… hlm. 50
92
kepemimpinan seperti itu!. Itu adalah kekalahan di dunia, juga kekalahan di
juga laknat di bumi ini, dan dijauhkan dari rahmat Allah pada hari kiamat. 208
Ayat ini merupakan isyarat bagi minoritas muslim di Mekah pada saat
itu agar bersabar sebagaimana orang-orang pilihan dari bani Israel telah
ayat yakni Q.S An-Nisa Ayat 59 sebagai pembahasan utama pada sub bab
208
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 9,… hlm. 50
209
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an Jilid 9,… hlm. 205
210
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an Jilid 9,… hlm. 205
93
NO AYAT AL-QUR’AN ANALISA
1. (Q.S An-Nisa ayat 59) Memenuhi syarat keimanan,
mengembalikan persoalan kepada Allah
(alquran) dan Sunnah (Rasul)
2. (Q.S An-Nisa Ayat 83) Beriman, mampu menganalisa masalah,
mampu mengambil keputusan.
3. (Q.S Al-Baqarah ayat 30) Berpengetahuan yang luas
4. (Q.S Shad ayat 26) Memutuskan hukum dengan benar, tidak
dengan hawa nafsu, mampu menganalisa.
5. (Q.S Al-A’raf ayat 69) Fisik yang kuat untuk melindungi wilayah
kepemimpinannya
6. (Q.S Al-A’raf ayat 74) X
7. (Q.S An-Naml ayat 62) Keahlian, kekuatan
8. (Q.S Al-An’am ayat 165) Berakal yang lebih, fisik dan rezeki
9. (Q.S Yunus ayat 14) Kesadaran, kepekaan, ketakwaan
10. (Q.S Yunus ayat 73) Kesabaran, keimanan
11. (Q.S Fatir ayat 39) Tanggung jawab
12. (Q.S Al-Baqarah ayat Menyempurnakan janji, Iman, cerdas, adil
13. (Q.S Al-Furqan ayat 74) Amanah, tidak menyombongkan diri
14. (Q.S Al-Ahqaf ayat 12) X
15. (Q.S At-Taubah ayat Tidak ingkar terhadap janji
16. (Q.S Al-Anbiya ayat 73) Keturunan Quraisy atau Memiliki sifat suku
Quraisy
17. (Q.S Al-Qashas ayat 5) Bukan hamba sahaya atau budak, saleh
94
1. Memenuhi syarat keimanan, mengembalikan persoalan kepada allah
(alquran) dan sunnah (rasul)
2. Beriman, mampu menganalisa masalah, mampu mengambil keputusan
3. Berpengetahuan yang luas
4. Memutuskan hukum dengan benar, tidak dengan hawa nafsu, mampu
menganalisa.
5. Fisik yang kuat untuk melindungi wilayah kepemimpinannya
6. Memilki keahlian, kekuatan
7. Berakal yang lebih, fisik dan rezeki
8. Memilki Kesadaran, kepekaan, ketakwaan
9. Memilki Kesabaran, keimanan
10. Memilki Tanggung jawab
11. Menyempurnakan janji, iman, cerdas, adil
12. Amanah, tidak menyombongkan diri
13. Keturunan quraisy atau memiliki sifat suku quraisy
14. Bukan hamba sahaya atau budak, saleh
15. Menyerukan kebaikan
16. Menyerukan kebaikan
17. Bersabar dan yakin
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ulil Amri terbagi menjadi tiga yaitu : Pertama, ahli pikir dalam perkara-
perkara rakyat yang telah dipercaya dan dipilih untuk itu. Mereka memutar
pikiran sesuai prinsip musyawarah dan suara banyak. Kedua, umara dan
para penguasa. Ketiga, para mufti yang menjadi rujukan dalam hal-hal yang
dan para Rasul-Nya,.Sayyid Quthb memaknai taat kepeda ulil amri hanya
mengikuti ketaatan kepada Allah dan Rasul. Karena itulah, taat kepada ulil
amri ini merupakan pengembangan dari taat kepada Allah dan Rasul,
sesudah menetapkan bahwa ulil amri itu adalah dari kalangan kamu sendiri
(13).Keturunan quraisy atau memiliki sifat suku quraisy (14). Bukan hamba
B. Saran
peneliti dalam proses penelitian hingga sampai kepada simpulan diatas penulis
1. Kokoh pada jalan keimanan dalam bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan
baik memimpin diri kita, sebagai bagian terkecil keluarga atau bahkan
A. Buku-Buku
Azra Azyumardi (ed.), Sejarah & Ulum Al-Qur’an (Jakarta: Pustaka Firdaus,
2013)
B. Penelitian/Jurnal Ilmiah
Umam Choerul, “Konsep Pemimpin Negara Menurut Al-Ghazali Dan Ali
Syari‟ati”, (Skripsi, UIN Raden Intan, Lampung, 2015).
Nur Annisa Zaqia, siti Nurkamalia Nor Fatmah, dan Inawati Siti Mawaddah
Rumisa, “Konsep Munzhaharah terhadap pemimpin dalam Perspektif
Hukum Tata Negara dan Hadits NabiSaw,” Jurnal of Islamic and Law
Studies 2, no. 1 (Juni 2018)
Ali Mohammad Masyrofi, “Ketaatan Pada Ulil Amri Dalam Penentuan Awal
Bulan Kamariah Perspektif Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)”,
(Skripsi, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang 2020).
101
Daftar Riwayat Hidup
Data Pribadi
Nama : Putra Satria Wibowo
Tempat, tanggal lahir : Dabo Singkep,29 Oktober 2000
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat : Senggarang
No Hp : 085273646893
Riwayat Pendidikan
SD 008 Singkep Barat : Tahun 2006-2012
SMP 01 Singkep Barat : Tahun 2012-2015
SMA 01 Singkep Barat : Tahun 2015-2018
Pengalaman Organisasi
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya sehingga
dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Hormat Saya
102