1. Pengertian Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun adalah pemisahanan
pengurangan volume. Jenis limbah harus di identifikasi dan di pilah serta mengurangi volume limbah. Klinis sebagai sarat keamanan yang penting untuk petugas pembuangan sampah, petugas emergency dan masyarakat. 2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. 3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Simpong Nomor: 076 / KAPUS / VIII / 2016 tentang Penanganan dan pembuangan bahan berbahaya. 4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat) 2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik 3. Panduan bagi Petugas Laboratorium. Pemeriksaan Mikroskopis Tuberkulosis. Depkes RI tahun 2007 4. Modul Pelatihan Pemeriksaan Dahak Mikroskopis TB. Kementrian Kesehatan RI tahun 2012. 5. Prosedur 1. Petugas melakukan pemisahan limbah B3 dan non B3. 2. Petugas mengusahakan menggunakan bahan kimia non B3 3. Petugas menggunakan kantong plastik hitam untuk limbah non B3. 4. Petugas menggunakan kantong plastik kuning untuk jenis limbah B3. 5. Petugas menempatkan limbah B3 jarum, spoit pada safety box 6. Petugas menempatkan tempat penampungan pada tempat yang aman 7. Petugas membakar semua limbah B3 dan non B3 menggunakan insenerator. 8. Petugas melakukan dekontaminasi pada limbah sisa pemeriksaan yang mengandung bahan B3 kemudian menaruhnya pada tempat sampah dengan plastic berwarna kuning. 9. Petugas melakukan desinfeksi meja kerja sebelum dan sesudah pemeriksaan untuk mencegah kontaminasi bahan berbahaya. 6. Unit Terkait Laboratorium Kesling 7. Rekaman Tgl. Mulai No Isi Perubahan Historis Diberlakukan Perubahan