Buku PA
Buku PA
Dosen Pembimbing :
i
PROYEK AKHIR
Dosen Pembimbing :
ii
PERNYATAAN ORISINILITAS
iii
SISTEM MONITORING DAN KLASIFIKASI CUACA
MENGGUNAKAN JARINGAN INTERNET
Oleh :
Achmad Nurdien Fadhilah
NRP. 1110191052
.
NIP. .
Mengetahui
Ketua Program Studi D4 Teknik Elektronika
iv
Abstrak
v
Abstract
vi
KATA PENGANTAR
Penulis
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah S.W.T dan tanpa
menghilangkan rasa hormat yang mendalam, saya selaku penyusun dan
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-
pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan proyek akhir
ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Keluarga besar saya Bani Sumardji dan Bani Soetomo yang
selalu memberi do’a, dukungan dan motivasinya tiada henti, serta
kasih sayangnya tidak pernah terbalaskan.
2. Bapak Aliridho Barakbah, S.Kom., Ph.D., selaku Direktur dari
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.
3. Bapak Dr.Eng.I Gede Puja Astawa,S.T., M.T., selaku Kepala
Departemen Teknik Elektro dari Politeknik Elektronika Negeri
Surabaya.
4. Bapak Dr.Ing. Arif Irwansyah, S.T., M.Eng., selaku Ketua
Program Studi Diploma-4 Teknik Elektronika dari Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya.
5. Bapak Hendhi Hermawan, S.ST, M.Tr.T. dan Bapak Niam
Tamami, S.ST, M.T. selaku dosen pembimbing proyek akhir
saya.
6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang telah membimbing dan
membekali ilmu kepada penulis selama penulis menempuh
pendidikan di kampus tercinta ini, Politeknik Elektronika Negeri
Surabaya (PENS).
7. Teman-teman D4 Elektronika 2019 yang telah memberikan
semangat untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Khususunya teman
teman kelas D4 Elektronika B yang telah memberikan arti makna
pertemanan, dan menemani dari awal masuk hingga keluar dari
kampus ini.
8. Tim Bamantara EEPISAT yang telah yang memberikan saya ilmu,
pengalaman, dan menjadi salah satu alasan saya untuk bertahan di
kampus ini.
viii
9. Anggi, Nabil, Rizka, Fitri, Rois selaku anggota Grub Pencari
Syafaat yang telah menjadi tempat saya untuk keluar dari masa
masa lelah di perkuliahan.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis hingga terselesainya
proyek akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan.
Semoga Allah S.W.T selalu memberikan perlindungan, rahmat dan
nikmat-Nya bagi kita semua. Aamiin
ix
PERSETUJUAN PUBLIKASI TERBATAS
x
DAFTAR ISI
Abstrak v
Abstract vi
KATA PENGANTAR vii
UCAPAN TERIMA KASIH viii
PERSETUJUAN PUBLIKASI TERBATAS x
DAFTAR ISI xi
DAFTAR GAMBAR xv
DAFTAR TABEL xvii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Program 2
1.4 Luaran yang Diharapkan 2
1.5 Manfaat Program 3
1.6 Batasan Masalah 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Dasar Teori 4
2.2 Sensor BME280 4
2.2.1 Pengukuran Ketinggian 5
2.2.2 Pengukuruan Kelembapan 5
2.2.3 Pengukuran Tekanan Air Laut 6
2.3 Anemometer 6
2.4 ESP32-WROOM-32 7
2.5 Panel Surya 10
2.6 Algoritma SVM (Support Vector Machine) 11
2.7 Klasifikasi Cuaca 13
2.7.1 Cerah 14
2.7.2 Panas 14
2.7.3 Berawan 14
2.7.4 Hujan 14
2.7.5 Sejuk 15
2.7.6 Berangin 15
2.8 Teknologi Low Power Wide Area Network (LPWAN) 15
2.9 Penelitian terkait 16
BAB 3 PERANCANGAN DAN DESAIN SISTEM 18
3.1 Perancangan Sistem 18
3.1.1 Blok Diagram Keseluruhan Sistem 18
xi
3.1.2 Perancangan Metode dan Flowchart 19
3.2 Perancangan dan Desain Hardware 20
3.3 Perancangan dan Desain Mekanik 23
BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA 25
4.1 Pengujian Sensor Tipping Bucket 25
4.2 Pengujian Sensor BME280 26
4.3 Pengujian Sensor Lux 31
4.4 Pengujian Sensor Anemometer 33
4.5 Pengujian Daya Tahan Baterai 35
BAB 5 PENUTUP 38
DAFTAR PUSTAKA 39
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
Gambar 4. 1 Pengujian Tipping Bucket (Botol 200ml).........................25
xiv
DAFTAR TABEL
xv
Tabel 4. 10 Setting Pengujian Anemometer.......................36
xvi
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cuaca merupakan faktor penting dalam semua bidang
kehidupan. Perubahan cuaca yang signifikan dapat mempengaruhi
terhadap aktivitas manusia. Kegiatan yang berhubungan dengan
cuaca seperti kegiatan pertanian, perkebunan, dan penerbangan.
Perubahan cuaca yang signifikan dapat menyebabkan beberapa
bencana seperti tanah longsor, banjir, maupun kebakaran hutan [1].
Perubahan cuaca tergantung pada berbagai faktor, termasuk suhu,
kelembaban, kecepatan angin, awan (intensitas cahaya), tekanan
udara, dan curah hujan [2].
Direktorat Jendral Sumber Daya Air (Dirjen SDA) merupakan
salah satu direktorat jendral dibawah naungan Kementrian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (Kementrian PUPR) yang
bertanggung jawab melaksanakan kebijakan sumber daya air [3].
Salah satu kebijakan dari Dirjen SDA adalah untuk penanggulangan
banjir yang dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)
berupa Sistem Monitoring dan Flood Forecasting and Early Warning
System (FFEWS). Dalam sistem besar, FFEWS ini terdari dari
beberapa bagian seperti pemantauan curah hujan, ketinggian air, debit
air sungai, dan radar cuaca [4]. Beberapa sub-sistem ini diletakkan
pada beberapa titik yang berbeda, seperti radar cuaca yang diletakkan
pada di bagian tepi sungai dari hulu ke hilir, dan radar pemantauan
sungai yang diletakkan pada tanggul sungai. Dalam penelitian ini
berfokus pada pembuatan dan penerapan dari radar cuaca dalam
pemantauan cuaca di sekitar sungai.
Salah satu penyebab dari datangnya banjir adalah perubahan
cuaca yang tidak menentu. Daerah tinggi merupakan daerah yang
rentan terhadap perubahan cuaca, tak terkecuali hujan. Di daerah ini
yang membentur isi gunung akan dipaksa naik, sehinga udara akan
bergerak naik mengikuti ketinggian gunung yang membentuk titik air
dan mengembun sehingga terbentuklah awan yang dapat
menyebabkan hujan [5]. Hujan yang terjadi di daerah dataran tinggi
2
ini secara deras dan terus menerus dapat membuat aliran sungai
menjadi deras dan mukai sungai menjadi naik, sehingga berpotensi
untuk terjadinya bencana banjir apabila kondisi tanggul dan
bendungan tidak cukup untuk menahan volume air.
Berdasarkan dari latar belakang tersebut, penulis berencana
untuk membuat salah satu sub-sistem dari sebuah Flood Forecasting
and Early Warning System (FFEWS) berupa radar cuaca yang dapat
mengklasifikan beberapa tipe cuaca. Sistem tersebut dibuat
menggunakan beberapa parameter seperti suhu, kelembapan,
kecepatan angin, intensitas cahaya, sensor curah hujan, sensor
tekanan udara, sekaligus modul GPS untuk mendapatkan titik lokasi.
Sistem ini akan dipasang dihiliran sungai untuk memonitoring
kondisi cuaca sehingga dapat membantu Balai Besar Wilayah Sungai
(BBWS) untuk strategi dan penanganan dalam mengantisipasi
terjadinya banjir.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Pemantauan variabel atmosfer memiliki dampak besar dalam
berbagai bidang studi cuaca antara lain dalam mengetahui infomasi
cuaca saat ini [6]. Atmosfer merupakan sistem yang kompleks,
dengan berbagai parameter yang akan berimpas satu sama lain,
sehingga untuk menentukan parameter perubahan atmosfer tidak
semudah untuk dilakukan. Stasiun Cuaca merupakan salah satu cara
untuk memfasilitasi untuk mengetahui peramalan parameter atmosfer
yang berubah [7]. Suhu udara, kecepatan angin, intensitas cahaya dan
kelembaban udara adalah faktor meteorologi terpenting yang
menentukan kondisi sekitar. Suhu, kelembaban, arah angin, dan
kecepatan angin dapat digunakan secara luas di berbagai bidang
Permintaan meliputi pertanian dan non-pertanian.
Jumlah curah hujan bervariasi dari satu daerah ke daerah lain
dan dari musim ke musim. Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh
di permukaan tanah datar selama periode tertentu yang diukur dengan
satuan tinggi (mm) di atas permukaan horizontal [8].
Udara sendiri merupakan kumpulan gas yang mana masing-
masing memiliki massa & menempati ruang. Karena massa yang
dimilikinya, udara memiliki tekanan. Tekanan udara merupakan suatu
gaya yang timbul dikarenakan adanya berat dari lapisan udara.
Sumber : https://www.circuitbasics.com/set-bmp180-
barometric-pressure-sensor-arduino/
5
( ( ))
1
P 5.255
Altitude=44330 x 1−
P0
P : Atmospheric pressure at current location ( hPa )
Po : Atmospheric pressure at sea level ( hPa ) (1)
Sumber : https://www.circuitbasics.com/set-bmp180-
barometric-pressure-sensor-arduino/
Relative Humidity =
( )
ρw
ρs
x 100 %
Sumber : https://www.circuitbasics.com/how-to-set-
up-the-dht11-humidity-sensor-on-an-arduino/
P
P 0=
( )
5 . 255
Altitude
1−
4430
P0= Atmospheric pressure at sea level ¿
P= Atmospheric pressure at your location ( hPa )
Altitude: Altitude of your current location ( m ) (3)
Sumber : https://www.circuitbasics.com/set-bmp180-
barometric-pressure-sensor-arduino/
2.3 Anemometer
Pengertian Anemometer adalah sensor kecepatan angin untuk
mengukur kecepatan angin lokal dan sering digunakan di di
Departemen Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
7
(Sumber : adafruit.com)
2.4 ESP32-WROOM-32
ESP32-WROOM-32 merupakan sebuah modul chip keluaran
manufaktur chip Espressif System © yang memiliki kecepatan tinggi
dan juga cocok digunakan untuk penggunaan daya rendah seperti
voice encoding , musik, dan MP3 decoding. Modul ini juga sudah
termasuk dengan Wi-Fi, Bluetooth, dan Bluetooth Low Energy (BLE)
yang dapat juga digunakan untuk berbagai kebutuhan untuk
keperluan komunikasi nirkabel, seperti penggunaan smart home. [13]
8
(Sumber : Mouser.id)
ESD
802.11 b/g/n (802.11n up to
150 Mbps)
A-MPDU and A-MSDU
Protocols
aggregation and 0.4 µs guard
interval
Wi-Fi support
Center
frequency
range of 2412 ~ 2484 MHz
operating
channel
Bluetooth v4.2 BR/EDR and
Protocols
Bluetooth LE specification
NZIF receiver with –97 dBm
sensitivity
Bluetooth Radio Class-1, class-2 and class-3
transmitter
AFH
CVSD and SBC
Audio
Hardware SD card, UART, SPI, SDIO,
I2C, LED PWM, Motor
Module PWM,
interfaces I2S, IR, pulse counter, GPIO,
capacitive touch sensor, ADC,
DAC, Two-Wire Automotive
Interface (TWAI®), compatible
with ISO11898-1 (CAN
Specification 2.0)
On-chip
Hall sensor
sensor
Integrated
40 MHz crystal
crystal
Integrated SPI
4 MB
flash
Operating 3.0 V ~ 3.6 V
10
voltage/Power
supply
Operating
Average: 80 mA
current
Minimum
current
delivered by 500 mA
power supply
Recommende
d operating
ambi-
ent –40 °C ~ +85 °C
temperature
range
Package size 18 mm × 25.5 mm × 3.10 mm
Moisture
sensitivity Level 3
level (MSL)
(Sumber : buttmkp.karantina.pertanian.go.id)
12
(Sumber : [15])
Sumber : (hackerearth.com)
(Sumber : hackerearth.com)
2.7.1 Cerah
Cuaca cerah adalah cuaca dimana ketika kondisi
langsit dalam kondisi terang, dan sinar matahari dalam
keadaan jernih terang tetapi suhu tidak begitu panas.
Angin juga bertiup tidak begitu kencang saat cuaca
cerah.
2.7.2 Panas
Udara panas adalah ketika udara terasa kring karena
tidak banyak uap air yang terdapat dalam sekitar.
15
2.7.3 Berawan
Cuaca berawan adalah cuaca yang identik dengan
jumlah awan yang terluhar mengumpul banyak di
langit. Kondisi matahari juga tidak terasa tidak terlalu
terasa panas karena cahaya matahari terserap kedalam
awan.
2.7.4 Hujan
Kondisi cuaca ini adalah kondisi yang paling mudah
ditebak karena tandanya sudah jelas ialah terjadinya
hujan (jatuhnya partikel air dari armosfer ke bawah
permukaan bumi). Pada saat ini kondisi udara akan
terasa sangat lembab karena udara sekitar akan banyak
mengandung partikel uap air. Hujan juga terdapat
banyak jenis, seperti hujan ringan, sedang, maupun
berat / lebat. Hujan yang sangat lebat biasanya dapat
disertai dengan angin yang berhembus sangat kencang
disertai kilat yang menyambar.
2.7.5 Sejuk
Cuaca sejuk ditandai dengan suhu udara sekitar yang
terasa dingin, dan angin yang bertiup lumayan
kencang disertai dengan kelembapan udara yang
tinggi.
2.7.6 Berangin
Kondisi berangin dapat identik dengan pergerakan
partikel udara dari tempat yang memiliki tekanan
tinggi ke tempat yang memiliki tekanan lebih rendah
sengan waktu yang cepat. Pada saat ini biasanya langit
tampak sedikit berawan sehingga sinar matahari yang
menyentuh permuakaan bumi sedikit akibat terserap
oleh awan. Selain itu suhu yang terjadi juga lumayan
rendah disertai dengan angin yang bertiup lumayan
16
(Sumber : allaboutelectronics.com)
2.1
2.2
18
2.3
BAB 3
PERANCANGAN DAN DESAIN SISTEM
BAB 4
PENGUJIAN DAN ANALISA
Pada Bab ini akan dilakukan pengujain dan juga analisa terhadap
kinerja dari berbagai sensor yang digunakan sehingga dalam realisasi
nanti diharapkan nilai sensor menghasilkan pembacaaan yang baik
dan dapat menghasilkan hasil dengan baik.
c. Setting pengujian
VCC 3.3V
Data Interrupt (GPIO 27)
GND GND
d. Langkah pengujian
1. Menyiapkan program untuk menampilkan hasil intensitas air dari
tipping bucket.
2. Mengisi air pada gelas ukur (200ml).
3. Memasukkan air pada corong Tipping Bucket
4. Mengamati hasil yang didapatkan.
27
1 208.74 4.37
2 207.32 3.66
3 208.74 4.37
4 200.22 0.11
5 201.54 0.77
Rata - Rata 200.913 3.97
f. Analisa
Pada pengujian intensitas air yang turun pada tipping bucket
didapatkan hasil bahwa pembacaan tipping bucket memiliki error
sebesar 0.11 – 4.37%.
g. Dokumentasi
BME280 ESP32
VCC 3.3V
SCL SCL (GPIO 21)
SDA SDA (GPIO 22)
GND GND
d. Langkah pengujian
1. Menyiapkan program untuk menampilkan hasil pengukuran air
dari
2. Setting Thermostat dengan suhu 28 C
3. Mengamati hasil yang didapatkan.
Hasil
Pengujian Error (%)
Pembacaan
1 27.56 1,60
1,19
2 27.67
0,04
3 27.99
29
0,11
4 28.03
0,36
5 28.10
1,27
6 28.36
1,16
7 28.33
1,03
8 28.29
1,13
9 28.32
0,64
10 28.18
Hasil
Pengujian
Pembacaan
1 1007.85
2 1007.83
3 1007.87
4 1007.88
5 1007.85
6 1007.85
7 1007.84
8 1007.83
9 1007.83
10 1007.85
Hasil
Pengujian
Pembacaan
1 67,5
2 67,4
3 68,8
4 67,0
5 68,1
6 68,4
7 68,6
8 67,3
9 67,4
10 68,8
31
Hasil
Pengujian
Pembacaan
1 20,2
2 19,9
3 19,82
4 20,08
5 20,08
6 20,16
7 20,24
8 20,24
9 20,08
10 20,08
f. Analisa
Pada pengujian sensor BME280 didapatkan sensor BME280
dapat membaca ke empat parameter mulai dari suhu, tekanan
udara, kelembapan, dan ketinggian.
g. Dokumentasi
32
BH1750 ESP32
VCC 3.3V
SCL SCL (GPIO 21)
SDA SDA (GPIO 22)
GND GND
33
d. Langkah pengujian
1. Menyiapkan program untuk menampilkan hasil pengukuran air
dari
2. Setting Thermostat dengan suhu
3. Mengamati hasil yang didapatkan.
1 1000.56 0.56
2 1000.89 1.66
3 998.7 2.67
4 980.9 0.11
5 1000.56 0.77
f. Analisa
Pada pengujian sensor BME280 didapatkan sensor bh1750
mengukur Lux dengan error sebesar 0.77 – 4.37%
g. Dokumentasi
34
Anemometer ESP32
VCC 3.3V
Data Digital Interrupt (GPIO 32)
GND GND
d. Langkah pengujian
1. Menyiapkan program untuk menampilkan hasil pengukuran
anemometer
35
2. Siapkan Kipas
3. Mengamati hasil yang didapatkan.
Penggukuran
Percobaan Ke
(m/s)
1 2.63
2 2.76
3 2.90
4 2.84
5 2.61
6 2.72
7 2.72
8 2.65
9 2.65
10 2.65
Penggukuran
Percobaan Ke
(m/s)
1 3.45
2 3.34
3 3.37
4 3.46
5 3.73
36
6 3.58
7 3.41
8 3.49
9 3.77
10 3.80
f. Analisa
Pada pengujian sensor Anemometer didapatkan bahwa sensor
Anemo mampu memberikan nilai kecepatan yang bertambah
seiring bertambahnya nilai kecepatan pada kipas angin.
g. Dokumentasi
BME280
BH1750 I2C
RTC DS3231
SD CARD SPI
Anemometer Digital Interrupt (GPIO 32)
Tiping Bucket Digital Interrupt (GPIO 27)
d. Langkah pengujian
1. Menyiapkan program integrasi seluruh sensor dan data logger.
2. Memasang baterai dan memasang sistem.
3. Memasang baterai
f. Analisa
Pada pengujian daya tahan baterai dilakukan data logger untuk
kinerja keseluruhan sistem. Untuk melihat waktu berapa lama baterai
dapat bekerja, dilakukan perhitungan antara selisih antara waktu
mulai penyimpanan data hingga waktu terakhir data dapat
menyimpan pada micro sd. Berikut adalah perhitungan selisih antara
waktu mulai dan waktu berhenti :
g. Dokumentasi
BAB 5
PENUTUP
3. Sensor BH1750 memiliki hasil yang baik meskipun alat ukur yang
digunakan bukan merupakan alat ukur standar.
DAFTAR PUSTAKA