Anda di halaman 1dari 14

KLASIFIKASI KURIKULUM BIPA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Perencanaan Pembelajaran BIPA”

Disusun oleh:

Ervina Damayanti (126210212077)

Nafit Datul Hikmah (126210213119)

Nike Nurdiana (126210211027)

Wahyu Andika (126210212109)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan serta
kesehatan. Semoga hidayah-Nya senantiasa melekat pada kita semua. Selawat serta salam kita
panjatkan kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan syafaat dan
penerang bagi kehidupan. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
judul “Klasifikasi Kurikulum BIPA”
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
“Perencanaan Pembelajaran BIPA”. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang pola perencanaan dan klasifikasi dalam pembelajaran BIPA. Maka dari itu,
makalah ini dapat membantu untuk mengenal serta memahami kurikulum dalam
pembelajaran BIPA.
Terima kasih kepada Dosen kami ucapkan, selaku dosen pada mata kuliah
“Perencanaan Pembelajaran BIPA” yang sudah memberikan tugas untuk menambahkan
wawasan maupun pengetahuan kepada kami. Terima kasih juga kami ucapkan kepada seluruh
pendukung dan orang terdekat kami yang memberi semangat dan bantuan arahan agar lebih
baik dan benar dalam pembuatan makalah ini. Maka dengan adanya makalah ini semoga juga
bisa bermanfaat bagi para pembaca.
Kami sadar bahwa makalah yang kami buat masih diluar kata sempurna dan masih perlu
bimbingan untuk lebih baik. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran dari
para pembaca mengenai makalah ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tulungagung, 31 Agustus 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN ............................................................................................................................... i

KLASIFIKASI KURIKULUM BIPA ........................................................................................ i

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Kurikulum BIPA ..................................... Error! Bookmark not defined.

2.3 Kurikulum ACTFL.................................................... Error! Bookmark not defined.

2.4 Kurikulum LOTE ...................................................... Error! Bookmark not defined.

2.5 Kurikulum CEFR ...................................................... Error! Bookmark not defined.

BAB III PENUTUP ................................................................. Error! Bookmark not defined.

3.1 Kesimpulan................................................................ Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA .............................................................. Error! Bookmark not defined.

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam kegiatan proses pembelajaran, kurikulum sangat dibutuhkan sebagai


pedoman untuk menyususn target dalam proses belajar mengajar. Karena dengan
adanya kurikulum maka akan memudahkan setiap pengajar dalam porses belajar
mengajar, maka dengan itu perlu untuk diketahui apa arti dari kurikulum itu. Yang
dimaksud dengan kurikulum adalah suatu usaha untuk menyampaikan asas-asas dan
ciri-ciri yang penting dari suatu rencana dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga
dapat dilaksanakan oleh seorang pengajar. Setelah mengetahui apa yang dimaksud
dengan kurikulum maka perlu untuk diketahui bagaimana perkembangan kurikulum.
Karena seperti halnya tekhnologi dalam suatu zaman, selalu terjadi perkembangan,
begitu juga halnya dengan perkembangan kurikulum. Kurikulum merupakan salah satu
perangkat pembelajaran yang sangat penting di Indonesia. Kurikulum menjadi acuan
dalam kegiatan pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran Bahasa Indonesia bagi
Penutur Asing (BIPA). Kurikulum dalam pembelajaran BIPA bertujuan agar tujuan
dari pembelajaran BIPA dapat terwujud secara sistematis dan teratur. Akan tetapi,
sampai saat ini kurikulum BIPA di Indonesia masih belum jelas

Agar pembelajaran BIPA di Indonesia lebih terarah maka, perlu ada kurikulum
BIPA sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuan pembelajaran BIPA. Kurikulum
sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar merupakan instrumen
penting dalam mengarahkan perkembangan kompetensi siswa. Yamin (2012:4)
menjelaskan bahwa kurikulum menjadi vital bagi perkembangan bangsa. Artinya,
kurikulum dihadirkan sebagai alat utama agar pendidikan yang dijalankan selaras
dengan cita-cita bangsa. Pesatnya perkembangan pembelajaran BIPA, juga berdampak
pada perkembangan kurikulum yang digunakan dalam mengembangkan program BIPA
di Indonesia. Akan tetapi, problematika yang terjadi saat ini, masih belum ada
kurikulum BIPA yang jelas dan diterapkan di semua lembaga yang menyelenggarakan
program BIPA. Penyelenggara BIPA di Indonesia rata-rata mengebangkan kurikulum
yang mereka gunakan dalam menarik minat pebelajar asing agar mengikuti program
BIPA di lembaga mereka. Hal tersebut, tentunya mengakibatkan adanya kompetisi
antarlembaga untuk memperoleh pebelajar asing. Karut-marut kurikulum BIPA ini

1
lambat laun akan menjadi masalah besar dalam perkembangan BIPA. Oleh sebab itu,
perlu adanya tindakan untuk mengatasi masalah karut-marut dalam penerapan
kurikulum BIPA di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pendefinisian kurikulum BIPA?


2. Bagaimana pengertian kurikulum ACTFL?
3. Bagaimana pengertian kurikulum LOTE?
4. Bagaimana pengertian kurikulum CEFR?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Dapat menjelaskan definisi kurikulum BIPA


2. Dapat memahami pengertian kurikulum ACTFL
3. Dapat memahami pengertian kurikulum LOTE
4. Dapat memahami pengertian kurikulum CEFR

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kurikulum BIPA

Menurut KEMDIKBUDRISTEK program BIPA adalah program pembelajaran


keterampilan berbahasa Indonesia (berbicara, menulis, membaca, dan mendengarkan) bagi
penutur asing.1 BIPA merupakan pembelajaran bahasa Indonesia yang subjeknya adalah
pembelajar asing bukan penutur bahasa Indonesia. BIPA dipandang lebih pada faktor
pembelajarnya. Bahasa Indonesia merupakan bahasa asing bagi pembelajar, entah sebagai
bahasa kedua, bahasa ketiga, bahasa keempat, atau yang lain. BIPA menjadikan orang asing
atau pembelajar dapat menguasai bahasa Indonesia atau mampu berbicara bahasa
Indonesia.2 Program pembelajaran pada BIPA meliputi semua keterampilan berbahasa
Indonesia, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran BIPA
berbeda dengan pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya.

Pembelajaran BIPA memerlukan kurikulum, bahan ajar, metode pembelajaran yang


tepat, dan media belajar audio-visual yang dirancang secara khusus. Dalam pembelajaran
bahasa Indonesia sebagai bahasa asing mengadopsi kurikulum dari CEFR yakni Cammon
Europen Framework of Refference Language, sebuah kurikulum pembelajaran bahasa
asing di Eropa yang diadopsi oleh pemerintah Indonesia melalui Badan Bahasa dan Pusat
Perbukuan.

Ada banyak panduan kurikulum yang diperlukan dalam penyusunan BIPA. Rujukan
kurikulum diperlukan sesuai dengan kebutuhan pemelajar. Ada beberapa rujukan
kurikulum, misalnya Pedoman Kecakapan American Council on the Teaching of Foreign
Languages (ACTFL), Language Other than English (LOTE), dan The Common European
Framework of Reference (CEFR).3

1
“Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) – Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara,” diakses 30 Agustus
2023, https://bbsulut.kemdikbud.go.id/layanan/bahasa-indonesia-bagi-penutur-asing-bipa/.
2
Ari Kusmiatun, MENGENAL BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) DAN PEMBELAJARANNYA, ketiga
(Yogyakarta: K-Media, 2018).
3
“Page 1 | 19 BIPA TUJUAN KHUSUS UNTUK TKA KOREA DI BANK WOORI SAUDARA: SEBUAH RESPONS
TERHADAP KEBIJAKAN MENAKER Ade Mulyanah B,” diakses 31 Agustus 2023,
https://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:Ygv9SoTBepcJ:scholar.google.com/+kurikulum+bipa+
cefr&hl=id&as_sdt=0,5.

3
1. Kurikulum ACTFL (American Council on the Teaching of Foreign Languages)

Sampai saat ini kurikulum pembelajaran BIPA yang disusun oleh lembaga
pembelajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing belum tesedia. Kurikulum yang
sering digunakan dalam pembelajaran BIPA masih mengadaptasi standar pembelajaran
bahasa asing yang disusun oleh lembaga pembelajaran bahasa asing Eropa, Amerika,
ataupun Australia. Kurikulum BIPA yang diadaptasi dari Amerika bernama American
Council for Teaching Foreign Language (ACTFL)

Dari segi kondisi pelajarnya, pengajaran BIPA di Indonesia memiliki


karakteristik yang tidak sama dengan pengejaran bahasa Indonesia pada umumnya.
Pelajar BIPA merupakan pelajar asing yang memiliki latar belakang yang berbeda dari
budaya bahasa yang dipelajarinya. Kebanyakan pelajar BIPA di Indonesia berusia
dewasa. Perbedaan-perbedaan karakteristik tersebut tampak pada semua komponen
pembelajarannya, baik pada komponen kurikulum, dosen, mahasiswa, bahan ajar,
proses belajar mengajar maupun pada aspek evaluasinya. Dengan kata lain, secara
keseluruhan, program BIPA baik secara kurikulum, instruksional dan asesmen didesain
untuk para penutur asing yang ingin mempelajari bahasa Indonesia dan budaya
Indonesia.

Adapun persamaan dalam pembelajaran bahasa pada umumnya dengan


program BIPA yaitu mempunyai empat keterampilan berbahasa dalam pelajarannya
yang terdiri atas empat komponen, yaitu (a) keterampilan menyimak atau listening skill,
(b) keterampilan berbicara atau speaking skill, (c) keterampulan membaca atau read-
ing skill, dan (d) keterampilan menulis atau writing skill. Keterampilan menyimak atau
listening skill dan keterampilan membaca atau reading skill termasuk dalam
keterampilan reseptif, sedangkan keterampilan berbicara atau speaking skill dan
keterampilan menulis atau writing skill termasuk dalam keterampilan produktif. Baik
belajar bahasa untuk tujuan khusus (BIPA) maupun belajar bahasa Indonesia untuk
tujuan umum, bagi pelajar bahasa Indonesia digunakan sebagai alat. Bahasa Indonesia
difungsikan sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun tulis. Oleh karena itu,

4
dalam pembelajaran BIPA, tujuan yang ingin dicapai adalah kemampuan pelajar untuk
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang dipelajarinya. 4

Dilihat dari aspek kurikulum, pembelajaran bahasa Indonesia untuk orang


Indonesia dan pembelajaran BIPA juga berbeda. Kurikulum bahasa Indonesia acuannya
adalah kurikulum nasional yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan serta diberlakukan secara nasional. Sementara itu, kurikulum BIPA
ditetapkan oleh masing-masing lembaga penyelenggara BIPA. Di Indonesia, tidak ada
kurikulum BIPA yang ditetapkan dan diberlakukan secara nasional. Oleh karena itu,
setiap lembaga penyelenggara BIPA diberi otonomi untuk mengembangkan kurikulum
BIPA. Pengembangan kurikulum BIPA di setiap lembaga BIPA disesuaikan dengan
karakteristik program BIPA yang dikelola oleh masing-masing lembaga penyelenggara
BIPA tersebut. American Council on the Teaching of Foreign Languages (ACTFL)

Menurut acuan ACTFL (2012), pemeringkatan kemahiran berbahasa asing


dibagi menjadi 11 tingkatan sebagai berikut: (1) Distinguished, (2) Superior, (3)
Advance High, (4) Advance Mid, (5) Advance Low, (6) Intermediate High, (7)
Intermediate Mid, (8) Intermediate Low, (9) Novice High, (10) Novice Mid dan (11)
Novice Low. Acuan ACTFL ini dalam kurikulum BIPA biasanya diadopsi menjadi
BIPA tingkat Dasar, BIPA tingkat Menengah dan BIPA tingkat Lanjut. BIPA tingkat
Dasar dibagi menjadi BIPA Dasar I yang setara dengan Novice Low dan BIPA Dasar
II yang setara dengan Novice High. Dalam kurikulum, tingkat Madya dibagi menjadi
Madya 1 yang setara dengan Intermediate Low dan Madya II yang setara dengan
Intermediate High. Sedangkan, BIPA tingkat Lanjut dibagi menjadi BIPA tingkat
Lanjut I yang setara dengan Advance Lowdan BIPA tingkat Lanjut II yang setara
dengan Advance High.5

4
Azza Aulia Ramadhani. “Analisis Kebutuhan Belajar Untuk Menyusun Perangkat Pembelajaran Bipa Tingkat
Pemula Yang Berorientasi American Council for Teaching Foreign Language (Actfl)”. Jurnal Filsafat, Sains,
Teknologi, dan Sosial Budaya. Volume 23, Nomor 2, Juli - Desember 2017.
5
Gatut Susanto,dkk. “The Emotional Geography of International Students in Online Bahasa Indonesia Learning
during the COVID-19 Pandemic Geografi Emosi Mahasiswa Internasional dalam Belajar Bahasa Indonesia
secara Daring pada Masa COVID-19”. Journal of International Students, 10(S3), 161–179. 2020.

5
2. Kurikulum LOTE (Language Other than English)

Salah satu kurikulum dalam pengajaran BIPA yang diajarkan di sekolah


Australia dan di sekolah New York adalah kurikulum LOTE. Kurikulum LOTE atau
Language Other Than English (Bahasa Indonesia : Bahasa- Bahasa selain Bahasa
Inggris)6 adalah panduan kurikulum Bahasa Indonesia yang merupakan pelajaran
bahasa asing di sekolah-sekolah di Australia dan di New York. LOTE berdasarkan
sejarahnya berhubungan dengan kebijakan multikulturalisme. Hal ini juga
menunjukkan bahasa asing yang paling banyak digunakan di daerah lokal sekolah, dan
untuk pemeliharaan identitas budaya masyarakat lokal.7
Jenis LOTE tersebut dibedakan dengan pemeringkatan sebagai berikut:

Tingkat I Tingkat II Tingkat III

Italia Jepang Arab

Tionghoa/Cina Prancis Yunani

Indonesia Vietnam

Korea

Spanyol

Jerman

Tingkat I dipilih karena mereka memenuhi kebutuhan jumlah terbesar siswa.


Italia dipelajari karena oleh banyak siswa dan Tionghoa yang menjadi prioritas
nasional. Tingkat II dipilih karena Jepang, Prancis, Indonesia, dan Jerman adalah

6
Ade Mulyanah, M. Hum. “Materi Pengajaran BIPA di Glenroy Collenge, Melbourne: Pengenalan Bahasa Dan
Budaya.
7
Ade Mulyanah. “BIPA Tujuan Khusus Untuk TKA Korea di Bank Woori Saudara: Sebuah Respons Terhadap
Kebijakan Menaker

6
beberapa bahasa yang sering diajarkan sekolah-sekolah Australia. Indonesia, Jepang,
dan Korea adalah prioritas nasional dan Spanyol adalah “bahasa kepentingan global”.
Tingkat III dipilih karena Arab, Yunani, dan Vietnam adalah bahasa yang sering
digunakan di rumah-rumah Australia, dan Arab abadalah bahasa kepentingan global.8

Di Australia pelajaran bahasa Indonesia diwajibkan di kurang lebih 500 sekolah


dasar dan menjadi bagian dari kurikulum di sekolah sebagai pelajaran bahasa Asing
yang disebut Language Other Than English (LOTE). Bahasa Indonesia menjadi bahasa
populer keempat di Australia. Di New South Wales saja diperkirakan ada 28 Sekolah
Dasar (SD) dan 51 sekolah menengah yang mengajarkan bahasa Indonesia. Sementara
di Jepang, setidaknya terdapat 26 universitas yang mengajarkan bahasa Indonesia.
Adapun lembaga penyelenggara BIPA di Jepang yang cukup lama antara lain Tenri
Daigaku (sejak 1925), Kyoto Sangyo Daigaku (sejak 1967), Setsunan Daigaku (sejak
1967) (Suyitno, 2004:1).

Universitas lainnya di Jepang yang menyelenggarakan pengajaran BIPA antara


lain Universitas Kajian Asing Tokyo, Universitas Kajian Asing Osaka, dan lainnya. Di
China beberapa universitas juga telah menyelenggarakan jurusan bahasa Indonesia dan
bahkan melakukan transfer kredit dengan universitas di Indonesia agar pembelajaran
BIPA lebih nyata, misalnya saja Guangdong University of Foreign Studies, Yunan
University of Nationalities, Nanging University. Pengajaran BIPA di Tiongkok
dikelola oleh Universitas Beijing, sedangkan di Korea Selatan oleh Universitas Bahasa
Asing Hankuk. Bidang studi Jurusan Malay-Indonesia ini diselenggarakan di dua
kampus yaitu Kampus Seoul (sejak 1964) dan Kampus Yongin (sejak 1982).9

8
Ibid.
9
Ari Kusmiatun. “Mengenal BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) dan Pembelajaranya”. Yogyakarta: K-
Media (2018).

7
3. Kurikulum CEFR (The Common European Framework of Reference)

The Common European Framework of Reference atau CEFR merupakan model


dasar pembelajaran bahasa kedua yang mengelaborasikan silabus kebahasaan,
kurikulum, beragam bentuk tes, buku teks, dan sebagainya.10 CEFR adalah standar
yang diakui secara internasional untuk menggambarkan kecakapan berbahasa. CEFR
ini diakui secara luas di seluruh Eropa dan semakin umum di seluruh dunia. CEFR
merupakan skala Eropa dan secara khusus dirancang untuk diterapkan pada bahasa
Eropa mana pun, sehingga dapat digunakan untuk menggambarkan kecakapan bahasa
Inggris, bahasa Jerman dan lain-lain.11 Jadi bisa dikatakan bahwa CEFR tidak terikat
pada tes bahasa tertentu.

Di banyak negara, CEFR telah menggantikan sistem penentuan level yang


sebelumnya digunakan dalam pengajaran bahasa asing. Sebagian besar kementerian
pendidikan Eropa menetapkan sasaran berbasis CEFR yang jelas bagi semua siswa
yang lulus dari sekolah menengah, misalnya B2 dalam bahasa asing pertama dan B1
untuk bahasa asing kedua mereka.12 Namun demikian, meskipun beberapa negara di
Asia dan Amerika Latin telah menerapkan CEFR dalam sistem pendidikan, penerapan
CEFR di luar Eropa jauh lebih terbatas.

CEFR muncul guna menangani masalah komunikasi di antara para pekerja


profesional di tengah situasi perkembangan bahasa yang sedemikian rupa dengan
sistem pembelajaran bahasa berbeda-beda di wilayah Eropa. CEFR dapat membantu
para administrasi pendidikan, penyelenggara kursus, guru, instruktur untuk
merefleksikan praktik mengajarnya.

Ada beberapa hal yang menjadi prinsip CEFR, yaitu aktivitas kebahasaan
(language activities), proses kebahasaan (language processes), teks (text), ranah
pembelajaran bahasa (domain), strategi pembelajaran bahasa (strategy), dan tugas-
tugas kebahasaan (task). Kolaborasi keseluruhan elemen ini menjadikan penguasaan
pembelajaran bahasa asing akan lebih baik.13

10
Rishie Purnama Dewi, “Pengembangan buku ajar pemula bahasa Indonesia bagi penutur asing berbasis
CEFR,” Jurnal Tarbawy 3, no. 2 (Desember 2016): 21–24.
11
EF-Education First, “Memahami Common European Framework of Reference for Languages (CEFR) | EF SET,”
EF Standard English Test, diakses 30 Agustus 2023, https://www.efset.org/id/cefr/.
12
First.
13
Dewi, “Pengembangan buku ajar pemula bahasa Indonesia bagi penutur asing berbasis CEFR.”.

8
CEFR hadir guna mengatasi praktik pembelajaran bahasa yang hanya dilakukan
untuk mendapatkan skor dan sertifikat tanpa mampu menggunakan bahasa dengan baik
atau kontekstual. Selain itu, CEFR dipergunakan untuk mengukur secara utuh
kemampuan berbahasa seseorang sehingga hasil tes pastinya sejalan dengan
kemampuan nyata berbahasa pembelajar. CEFR memberikan kemudahan kepada para
pengajar bahasa dan pembelajar bahasa dengan memuat enam tingkatan pembelajaran
bahasa. Keenam tingkatan pembelajaran ini menjadi patokan di seluruh dunia.

Keenam tingkatan tersebut ialah pengguna basic user (pengguna/pembelajar


tingkat dasar yang dikenal dengan penggolongan A1 dan A2), pembelajar tingkat
independen yang digolongkan dalam B1 dan B2, dan pembelajar mahir yang
digolongkan dalam C1 dan C2. Dasar penentuan ini dilakukan menggunakan sejumlah
item pertanyaan yang nantinya mengelompokkan tingkat kemampuan pembelajar.
Berikut ini contoh item pertanyaan yang dimaksud.14

Pengajaran bahasa asing dalam CEFR tersebut diadaptasi dalam pengajaran


BIPA Badan Bahasa menjadi kompetensi pengajaran BIPA. Pengajaran dalam CEFR
pada tingkat A1 dan A2 mencakup materi mengenai informasi pribadi: nama, alamat,
pekerjaan, negara asal, keluarga, kepentingannya di tempat umum, misalnya, di bank,
ATM, kantor imigrasi, rumah sakit, kampus, perpustakaan, dan sebagainya. Pada
tingkat B1 dan B2 ditujukan bahwa pembelajar mampu berbicara dengan penutur jati
dengan intonasi yang normal. Materi yang diajarkan antara lain, memahami radio atau
televisi yang berkaitan dengan berita sehari-hari. Tingkat C1 dan C2, pembelajar harus
mampu berkomunikasi mendekati penutur jati yakni dapat merespon gagasan yang
disimak dari ceramah dengan lancar dan spontan.15

14
Ibid.
15
“Page 1 | 19 BIPA TUJUAN KHUSUS UNTUK TKA KOREA DI BANK WOORI SAUDARA: SEBUAH RESPONS
TERHADAP KEBIJAKAN MENAKER Ade Mulyanah B.”

9
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pada dasarnya, pembelajaran bahasa Indonesia memiliki tujuan yang sama, yakni untuk
melatih keterampilan berbahasa mereka. Akan tetapi, program kegiatan pembelajaran
yang terstruktur juga menentukan keberhasilan penguasaan keterampilan berbahasa
pebelajar. Oleh sebab itu, diperlukan kurikulum yang jelas bagi pembelajaran BIPA agar
kegiatan pembelajaran BIPA dapat lebih terarah dan sitematis.Setiap penyelenggara BIPA
memiliki cara tersendiri untuk meningkatkan keeksistensian mereka di mata pebelajar
asing. Akan tetapi, ada baiknya BIPA memiliki landasan kegiatan pembelajaran yang jelas
agar tidak terjadi ketimpangan sosial antara penyelenggara BIPA yang satu dengan yang
lainnya. Dengan adanya kurikulum standart BIPA maka diharapkan pembelajaran BIPA
lebih terarah dan memiliki tujuan yang sama, meskipun program dan strategi
pembelajarannnya berbeda pada tiap-tiap penyelenggara.

10
DAFTAR RUJUKAN

“Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) – Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara.”
Diakses 30 Agustus 2023. https://bbsulut.kemdikbud.go.id/layanan/bahasa-indonesia-bagi-
penutur-asing-bipa/.

Dewi, Rishie Purnama. “Pengembangan buku ajar pemula bahasa Indonesia bagi penutur
asing berbasis CEFR.” Jurnal Tarbawy 3, no. 2 (Desember 2016): 21–24.

First, EF-Education. “Memahami Common European Framework of Reference for


Languages (CEFR) | EF SET.” EF Standard English Test. Diakses 30 Agustus 2023.
https://www.efset.org/id/cefr/.

Kusmiatun, Ari. MENGENAL BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) DAN
PEMBELAJARANNYA. Ketiga. Yogyakarta: K-Media, 2018.

“Page 1 | 19 BIPA TUJUAN KHUSUS UNTUK TKA KOREA DI BANK WOORI


SAUDARA: SEBUAH RESPONS TERHADAP KEBIJAKAN MENAKER Ade Mulyanah
B.” Diakses 31 Agustus 2023.
https://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:Ygv9SoTBepcJ:scholar.google.com/
+kurikulum+bipa+cefr&hl=id&as_sdt=0,5.

11

Anda mungkin juga menyukai