Anda di halaman 1dari 14

Membaca

Cepat
KELOMPOK
3
ANGGOTA
KELOMPOK
Devi Hartiwi (1860210221026)
Fitria Choirun Nisa’ (1860210223111)
Mustikaningtyas Nisya P. (1860210222068)
Ila Lutfiatul Fitria (1860210222094)
Yuni Eka Sulistiana (1860210223109)
A. PENGERTIAN
MEMBACA
CEPAT
Nurhadi (2010: 39) yang mengungkapkan bahwa membaca
cepat merupakan membaca yang mengutamakan kecepatan
dengan tidak mengabaikan pemahmannya. Penerapan
kemampuan membaca cepat itu disesuaikan dengan tujuan
membacanya, aspek bacaan yang digali (keperluan), dan
berat ringannya bahan bacaan.
PENGERTIAN
MENURUT AHLI
• Henry Guntur Tarigan (2008: 122) mengistilahkan
membaca cepat dengan to scan.

• Henry Guntur Tarigan adalah


membaca segala sesuatu secara cepat untuk mencari hal tertentu yang dia inginkan. Membaca cepat yang
baik ratarata 800-1000 kata dalam satu menit.
Pelaksanaan membaca cepat
menurut St.

• Y. Slamet (2009: 87)


dilakukan secara zig-zag atau vertikal, punya prinsip melaju terus. Ia hanya mementingkan kata-kata kunci
atau halhal yang penting saja, ditempuh dengan jalan melompati kata-kata dan ide-ide penjelas. Kegiatan
membaca cepat, biasanya dikaitkan dengan tiga hal, yaitu tujuan membaca, keperluan membaca, dan bahan
bacaan.
B. Pengkategorian Pembaca
Berdasarkan Kecepatan
Membaca
Pengkategorian Pembaca Berdasarkan Kecepatan
MembTerdapat pertanyaan tentang berapakah kecepatan
membaca yang memadal in? Bila Anda seorang siswa kelas
akhir sekolah dasar atau siswa setingkat dengan sekolah
lanjutan tingkat pertama, kecepatan membaca Anda
dianggap memadai bila berkisar 200 kata per menit. Bila
1. 500 KPM →Pembaca hebat Anda siswa sekolah lanjutan tingkat atas. kecepatan
membaca anda dianggap memadai bila mampu membaca
sekitar 250 kata per menit. Untuk mahasiswa sekitar 325
2. -250 KPM→ Pembaca biasa kata per menit, sedangkan mahasiswa pascasarjana dan
program doktor sekitar 400 kata per menit
3. <150 KPM→ Pembaca bersuara
Bagi orang dewasa (tidak bersekolah) kecepatan itu bisa
lebih rendah dan dianggap memadai pada kecepatan 200
kata per menit. Sekali lagi perlu diingat bahwa kecepatan
membaca ini harus diikuti oleh tingkat pemahamannya
terhadap bacaan. Minimal 50% (40-60%) Lebih tinggi lebih
baik. Selain itu, terdapat kategori pembaca berdasarkan
KPM sebagai berikutaca
C. Teknik Membaca
Cepat
1. Teknik Scanning
Scanning dapat diartikan sebagai kegiatan membaca suatu informasi dari sebuah bacaan dengan
cara melompat-lompat dengan melibatkan imajinasi dan asosiasi. Membaca dengan teknik ini
melibatkan partisipasi aktif sehingga seluruh emosi dan hasrat ikut terlibat dalam proses membaca.
Waktu yang terbatas biasanya akan membuat membaca secara selektif dan efektif. Dengan
tenggang waktu yang sama pada akhirnya akan mampu memperoleh inti dari lebih banyak bacaan.
Namun, teknik membaca cepat ini tidak berlaku untuk buku-buku fiksi atau sastra. Hal itu
dikarenakan buku sastra lebih mengutamakan seorang pembaca untuk menikmati jalannya sebuah
cerita dan sajian emosi serta rangkaian kata-katanya. Jadi, teknik scanning mengharuskan untuk
melihat pokok dari isi suatu tulisan.
Berikut ini contoh scanning, antara lain:
1.Menyaksikan rute kendaraan umum seperti kereta api untuk menuju tempat yang dikehendaki.
Misalkan seseorang yang hendak menuju tempat wisata Rumah Bambu di Bandung  Barat maka
dapat melakukan proses scanning dengan melihat peta pada aplikasi google maps tanpa mesti
mengetahui keseluruhan peta.
2.Melakukan pencarian tempat duduk ujian pada denah lokasi ujian di kelas
3.Pencarian tanggal libur atau tanggal merah pada kalender
4.Menemukan dan mencari lokasi ruangan perkuliahan pada denah kampus.
C. Teknik Membaca
2. Teknik Scimming
Cepat
Skimming bisa dipahami sebagai kegiatan membaca secara garis
besar untuk mendapatkan gambaran umum mengenai isi dari 3. Previewing
buku. Teknik skimming biasanya dilakukan pada saat mencari Previewing berarti teknik membaca untuk
sesuatu yang khusus dalam teks. Nah, cara untuk melakukan memperoleh gambaran umum dari bahan
skimming adalah dengan membaca judul bab, sub bab, dan bacaan. Cara untuk memperoleh gambaran
beberapa alinea pertama per babnya. Apabila bahan bacaan yang umum dengan menggunakan teknik ini yaitu,
dibaca memuat kesimpulan pada tiap babnya, maka kamu bisa bisa membaca buku yang baru saja diterbitkan.
membaca ringkasan tadi. Contoh skimming adalah pada waktu Teknik previewing sendiri bisa digunakan untuk
seseorang membaca sebuah artikel tanpa membaca penuh artikel mendapatkan berbagai informasi tentang judul
tersebut. Yang didapatkan dan dibaca adalah poin-poin utama dari buku, penulis buku, interpretasi , jenis bacaan
artikel tersebut. Contoh lainnya bisa membaca suatu opini atau hingga prediksi terkait bahan bacaan. Beberapa
berita di surat kabar atau koran dll bagian dalam yang bisa ditemukan dengan
teknik ini yaitu, seperti tahun terbit, jumlah
halaman, pengantar, jumlah bab, daftar isi,
kesimpulan, lampiran, indeks, bibliografi, tabel,
grafik, dan bagan.
HAL-HAL YANG
MENGHAMBAT Penghambat membaca cepat diturunkan karena
kegiatan membaca yang dilakukan sewaktu kecil.
KECEPATAN Kebiasaan itu terbawa sampai dewasa. Membaca
dengan bersuara (vokalisasi), menggerakkan bibir,
MEMBACA 2 menunjuk kata demi kata dengan jari,
menggerakkan kepala dari kiri ke kanan,
seperti dilakukan semasa kanak-kanak,
merupakan kegitan yang menghambat
(Soedarso, 2002:5). Selain hambatan
tersebut, ada hambatan yang sulit diatasi
adalah regresi dan subvokalisasi.
1. Vokalisasi
Membaca dengan bersuara adalah salah satu yang menghambat
kecepatan membaca cepat. Seorang yang membaca dan bersuara
dua pekerjaan sekaligus akan menghambat pemahaman yang
diperoleh dari membaca cepat karena mengucap kata demi kata
secara lengkap.
2. Gerak Bibir
Mengerakkan bibir ketika sedang membaca akan membuat
kecepatan membaca lambat. (Soedarso, 2002:5) menambahkan
kecepatan seseorang yang membaca dengan bersuara ataupyn
dengan gerak bibir hanya seperempat dari kecepatan seseorang
membaca secara diam.

3. Gerak Kepala
Kebiasaan ini biasanya muncul karena kebiasaan pada masa
kanak-kanak. Hal itu karena jangkauan mata waktu kecil belum
mencukupi. Setelahdewasa, walaupun sudah mencukupi tapi
sulit meninggalkan kebiasaan itu.
4. Menunjuk dengan Jari
Hal ini juga sama berhubungan dengan sebelumnya melalui
kebiasaan saat kecil. Dulu membaca dengan metode menunjuk
dengan jari agar huruf tidak terlewat dan sampai dewasa.
Menurut Soedarsono (2002:7) bahwa cara membaca dengan
menunjuk dengan jari atau benda lain itu sangat menghambat
membaca sebab gerakan tangan lebih lambat dari gerakan mata.

5. Regresi
Pengulangan gerak mata. Hal ini sering diiringi dengan
a. Kurang percaya diri terhadap apa
yang sedang di baca.
b. Merasa ada sesuatu yang tertinggal.
c. Salah persepsi.
d. Terpaku pada detail.
e. Mempersoalkan tentang salah cetak, yakin ada salah ejaan,
dan kata sulit.
Menurut Soedarsono (2002:6) melamun merupakan penyebab
kebiasaan regresi.
6. Subvokalisasi
Suara yang biasa ikut membaca dalam pikiran pembaca.
Menurut Dwi, hal itu menghambat dikarenakan lebih
memperhatikan bagaimana pelafalan daripada berusana
memahami ide yang dikandung dalam kata-kata yang
dibicarakan. Hal tersebut membuat pembaca tidak fokus
pada ide pokok bacaan tetapi terpecah menjadi
pelafalannya juga.
Tujuan Membaca
Cepat Dalam kehidupan sekolah, kemampuan membaca
sangat diperlukan, karena jika
siswa tidak memiliki kemampuan membaca yang
2
memadai terutama dalam
membaca cepat maka siswa tersebut akan mengalami
kesulitan dalam belajar,
karena membaca cepat sangat bermanfaat untuk
membaca sebuah wacana dengan
waktu yang seminimal mungkin serta diimbangi
dengan pemahaman isi bacaan
yang baik. Kamarudin (2005:29) menyatakan
“kecepatan membaca haruslah
fleksibel, artinya kecepatan itu tidaklah harus sama”..
TERIMA
KASIH!

Sumber Rujukan

1. Asih Ade. CARA MEMAKSIMALKAN KEMAMPUAN MEMBACA


CEPAT. Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNDIKSHA.
2. Mulyaningtyas, Rahmawati. 2022. Keterampilan Membaca:Diklat.
Tidak diterbitkan. Tulungagung: UIN SATU Tulungagung.
3. Nurhadi. 2016. Teknik Membaca. Jakarta: Bumi Aksara.
4. Awram Pezi. 2015. PROBLEMATIKA MEMBACA CEPAT SISWA
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Prosiding Seminar
Nasional Bulan Bahasa UNIB.

Anda mungkin juga menyukai