Bahan Ajar Perencanaan Dan Instalasi Sistem Audio Video
Bahan Ajar Perencanaan Dan Instalasi Sistem Audio Video
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman
A. KOMPETENSI DASAR
1. Pengetahuan
3.1 Memahami gelombang suara dan system akustik ruang.
2. Keterampilan
4.1 Mengukur gelombang suara dan dimensi system akustik
ruang.
C. TUJUAN
1. Peserta didik dapat menginterprestasikan elemen gelombang,
jenis-jenis dan interaksi gelombang suara.
2. Peserta didik dapat menginterprestasikan karakteristik
gelombang suara pada berbagai macam media.
3. Peserta didik dapat enginterprestasikan level suara dalam
satuan decibel (dB).
4. Peserta didik dapat merencanakan system akustik ruang kecil.
5. Peserta didik dapat merencanakan kebutuhan mikrofon pada
sistem akustik suara.
D. MATERI
1. Gelombang Suara
1.1 Elemen Gelombang, jenis-jenis dan interaksi
gelombang
Akustik adalah ilmu suara, yang dimaksud suara
adalah getaran mekanik suatu material. Materi dapat seperti
udara (bunyi udara), air (bunyi air) atau benda pejal (bunyi
benda pejal). Suara melalui media udara disampaikan ke
telinga.
b. Tekanan Bunyi
Gelombang bunyi merambat dalam suatu medium
melalui penebalan dan penipisan yang periodis. Penebalan
suatu materi berarti sama dengan penaikan tekanan,
penipisan berarti sama dengan pengurangan tekanan
dibanding dengan tekanan normal dalam keadaan diam.
Pada penyebaran suara , seperti dalam udara, tekanan
normal udara diubahg secara periodis dalam irama
gelombang suara. Yaitu tekanan saat diam dari udara
ditumpangi tekanan yang berubah. Tekanan berganti suara
ini disebut sebagai tekanan suara p.
Tekanan suara kecil = kuat suara rendah
Tekanan suara besar = kuat suara tinggi
Dalam fisika didefinisikan : tekanan menunjukkan,
berapa besar tenaga yang berpengaruh secara tegak lurus
diatas sebuah luasan.
𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎
Atau dalam rumusan : tekanan =
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛
Gambar 1.5
c. Penyebaran Bunyi
Bunyi dapat menyebar dalam bahan padat, cairan dan
bahan gas. Kecepatan penyebaran bergantung dari
ketebalan medium, seperti diperlihatkan oleh tabel 1.1.
f. Referensi
Hermanto, Hendro. 2013. Perekayasaan Sistem Audio Kelas
X. Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
BAB II
PSIKOAKUSTIK
A. KOMPETENSI DASAR
1. Pengetahuan
3.2 Memahami psikoakustik anatomi telinga manusia.
2. Keterampilan
4.2 Mendimensikan ambang batas daerah dengar telinga.
C. Tujuan
1. Menjelaskan anatomi dan fungsi telinga manusia
2. Memahami anatomi dan fungsi telinga manusia.
3. Memahami ambang batas daerah dengar sensai telinga
manusia.
4. Menginterprestasikan level suara dalam satuan decibel (dB).
5. Menginterprestasikan level suara dalam satuan decibel (dB-
SPL).
D. Materi
2. Psikoakustik Telinga Manusia
2.1 Anatomi dan Fungsi Telinga Manusia
Manusia mendengarkan suara dengan telinganya. Dalam
telinga getaran suara diubah menjadi perasaan terhadap suara,
yang di otak akan menimbulkan efek suara subyektif.
Gambar 2.1 Susunan telinga
Secara anatomi, telinga manusia terdiri dari 3 bagian,
telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar
berfungsi untuk menangkap suara, yang kemudian dilalukan
ke telinga tengah dan terakhir ke telinga dalam, yang
sesungguhnya sebagai organ pendengaran.
Telinga luar yang terdiri dari daun telinga, karena
bentuknya sangat baik untuk mengetahui arah dari mana suara
datang. Pada telinga tengah yang berupa tabung, karena
dimensinya, menyebabkan penerimaan yang baik pada
frekuensi 3.000Hz. Pada telinga tengah ini mengubah tekanan
udara menjadi gerakan mekanis. “Mekanik “ terdiri dari “Palu,
landasan, sanggurdi.dengan hubungan yang elastis bagian ini
mengakibatkan ketidak linieran dari perasaan bunyi yang
didengar, maksudnya : Frekuensi tertentu dilakukan lebih baik
dari yang lain. Pada tekanan bunyi yang besar timbul cacat.
Telinga tengah yang dimulai gendang telinga, Getaran
mekanis diubah menjadi pulsa listrik, yang mana oleh urat
syaraf dialirkan ke otak. Pulsa listrik ini mengakibatkan
penekanan subyektif kuat suara dari bunyi. Dengan melalui
sekitar 24.000 saraf yang satu sama lain terisolasi,
menghubungkan pulsa listrik yang didapat ke otak. Maka
telinga manusia dapat membedakan sekitar 3.000 tingkatan
nada, jika dibandingkan dengan piano hanya memiliki 84 nada
dan orgen memiliki 108 nada.
2.2. Ambang Dengar dan Batas Sakit
Telinga manusia mempunyai kepekaan yang luar biasa,
selain mampu membedakan nada juga kuat suara. Serta dengan
kemampuan Dengan kemampuan menangkap frekuensi dari
16Hz hingga 20.000Hz,telinga mempunyai kepekaan terbesar,
ditentukan oleh susunannya, dalam jangkauan frekuensi dari
1.000Hz sampai 4.000Hz.
-4μbar dan
maksimum telinga dapat mendengar (batas sakit) berharga 200
μbar.Dengan demikian telinga mengamati tekanan bunyi dari
2.10-4μbar sampai 200μbar atau dalam perbandingan telinga
memiliki daerah kepekaan 1:1.000.000.
fo = Frekuensi atas
fu = frekuensi bawah
Pada musik atau reproduksi pembicaraan hanya dalam
kejadian khusus direproduksi frekuensi murni. Lebih banyak
reproduksi dari campuran suara dimana terdapat nada dasar
dan perbanyakan nada dasar yang disebut dengan hamonisa.
Nada dasar dan hamonisa menimbulkan bunyi. Bagaimana
bunyi berbunyi (warna bunyi) ditentukan oleh hitungan dan
amplitudo harmonisa. Harmonis adalah, yang memungkinkan
instrumen, pembicaraan dsb berbunyi berlainan.
Gambar 2.6 Harmonisa Instrumen Musik
Gambar 2.8 Kenaikan kuat suara pada sumber bunyi yang sama
kuat.
Pada waktu yang lain kuat suara keseluruhan hampir tidak
lebih besar dari pada yang lebih besar dari keduanya. Gambar
2.8 menunjukkan , sekitar berapa phon kuat suara dinaikkan,
jika beberapa sumber bunyi yang sama kuatnya bekerja
bersama.
E. Kesimpulan
1. Kuat suara dalam Phon sesuai dengan level suara absolut
dalam dB pada frekuensi 1.000Hz .
F. Referensi
Hermanto, Hendro. 2013. Perekayasaan Sistem Audio
Kelas X. Jakarta: Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan.
BAB III
MIKROPHONE
A. KOMPETENSI DASAR
1. Pengetahuan
3.3 Menerapkan instalasi macam-macam tipe mikrofon pada
sistem akustik
2. Keterampilan
4.3 Menguji mikrofon pada sistem akustik pada posisi dengan
level sumber bunyi yang berbeda-beda.
C. TUJUAN
1. Menjelaskan terminologi karakteristik mikrofon sistem
akustik suara.
2. Mengklasifikasi mikrofon sistem akustik suara.
3. Memahami konsep dasar struktur mikrofon berdasarkan data
teknis.
4. Menentukan sensivitas sebuah mikrofon berdasarkan data
teknis.
5. Memahami sistem mikrofon tanpa kabel (wireless
microphone) pada sistem akustik suara.
D. MATERI
3. Instalasi Macam-macam Tipe Mikrofon pada Sistem
Akustik
Mikropon mengubah energi bunyi kedalam energi listrik dan
dengan demikian mikropon sebagai penerima bunyi sebaliknya
yang merubah energi listrik kedalam energi bunyi disebut
Loudspeaker dan dengan demikian sebagai pemancar bunyi.
keduanya disebut pengubah elektro akustik (pengubah bunyi).
Berdasarkan hukum fisika sebagian dapat digunakan
berkebalikan, bahwa sebuah pengubah bunyi dapat bertindak
sebagai mikropon ataupun loudspeaker seperti pada pesawat
intercom.
3.1 Karakteristik Mikrofon
3.1.1 Kepekaan
Kepekaan sebuah mikropon adalah besar tegangan
bolak-balik keluaran mikropon pada keadaan bunyi bebas
dengan tekanan 1 μbar. Sebagai satuan diberikan mV/μbar
(mili volt per mikro bar). Kepekaan mikropon bergantung
frekuensi, sehingga besarnya frekuensi harus diberikan.
Secara umum diambil frekuensi sebesar 1000 Hz. Kepekaan
juga disebut “faktor pemindahan medan beban kosong”
Faktor ini diukur dalam medan bunyi bebas dan tanpa beban.
Menurut sistim SI, faktor pemidahan medan beban kosong
tidak lagi ditarik atas 1 /μbar, melainkan 1N/m2 (newton
1mV//μbar = 10mV/Pa.
3.1.2 Daerah Frekuensi
Daerah frekuensi atau daerah pemindahan aalah
daerah dimana mikropon tanpa kerugian kepekaan dan tanpa
cacat dapat mengubah gelombang bunyi kedalam sinyal
listrik. Untuk perekaman musik, mikropon seharusnya
mempunyai daerah frekuensi dari 40 Hz sampai 15 kHz dan
tanpa perubahan kepekaan yang besar, sedang untuk
percakapan cukup dari 200 Hz sampai 5000 Hz.
3.1.3 Tanggapan Frekuensi
Tanggapan frekuensi atau kurva frekuensi
menandakan keterpengaruhan frekuensi dari kepekaan. Pada
pengukuran ini gelombang bunyi dengan frekuensi berlainan
dijatuhkan tegak lurus dimuka mikropon dan tegangan
keluarannya diukur. Faktor pemindahan a dalam dB yang
sebelumnya mV/μbar, karena kurva frekuensi dengan level
yang diambil berlaianan.
Dimana :
B = kepekaan dalam V/μbar
Bo = kepekaan patokan dari 1 V/μbar
3.1.4 Ketergantungan Arah
Sebuah mikropon tidak dapat mengambil bunyi dari
semua sisi sama kuat, jadi tegangan keluaran bergantung arah
dari mana bunyi datang. Ketergantungan ini digambarkan
melalui sifat arah, ketergantungan arah menentukan
kemungkinan penggunaan mikropon.
3.1.5 Impedansi
Sebuah mikropon tidak dapat mengambil bunyi dari
semua sisi sama kuat, jadi tegangan keluaran bergantung arah
dari mana bunyi datang. Ketergantungan ini digambarkan
melalui sifat arah, ketergantungan arah menentukan
kemungkinan penggunaan mikropon.
3.1.6 Tahanan Hubungan Seharusnya
Juga dinamakan tahanan hubungan adalah hubungan
semu, dengannya mikropon seharusnya dihubungkan. Pada
tahanan hubungan yang kecil akan memperburuk sifat-sifat
mikropon.
3.1.7 Batas Pengendalian Lebih
Batas pengendalian lebih adalah batas tekanan
dimana mikropon masih bekerja dengan baik, maksudnya
masih tanpa cacat. Mikropon dinamis dapat bekerja pada
tekanan bunyi yang tinggi dan batas pengendalian lebih
belum tercapai. Pada mikropon kondenser pernyataan ini
diperlukan, pada pelanggaran batas yang disyaratkan akan
mendatangkan cacat tidak linier dan dengan demikian faktor
cacat akan naik. Batas pengendalian lebih ini diberikan
dalam μbar atau pascal (Pa).
E. KESIMPULAN
F. REFERENSI
Hermanto, Hendro. 2013. Perekayasaan Sistem Audio Kelas X.
Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
BAB IV
RANGKAIAN PENGUAT DEPAN AUDIO
(UNIVERSAL PRE-AMPLIFIER)
A. KOMPETENSI DASAR
1. Pengetahuan
3.4 Merencanakan rangkaian penguat depan audio (universal
pre-amplifier)
2. Keterampilan
4.4. Membuat rangkaian penguat depan audio (universal pre-
amplifier)
C. TUJUAN
1. Memahami arsitektur rangkaian penguat depan universal
audio (universal pre-amplifier).
2. Merencana rangkaian penguat depan universal audio
(universal pre-amplifier)
3. Mendeskripsikan faktor cacat dan cakap silang (cross talk)
penguat depan universal audio sistem stereo.
4. Mengerti kegunaan dan penerapan spesifikasi data teknis
penguat depan universal pada sistem audio.
D. MATERI
4.Rangkaian Penguat Depan Audio
4.1 Arsitektur Rangkaian Penguat Depan Universal Audio
(Universal Pre-amplifier)
Secara rangkaian blok, sebuah system penguat suara dapat
dilihat pada Gambar 4.1. Pada gambar tersebut memperlihatkan
rangkaian blok mulai dari sumber sinyal, dapat berupa
mikrophon, pemungut piringan hitam atau lainnya, hingga
diakhiri loudspeaker.
b. Titik Kerja
Tugas rangkaian arus searah adalah:
Menetapkan titik kerja.
Untuk menghindari penggeseran titik kerja yang
disebabkan pengaruh temperatur.Perubahan
temperatur yang diakibatkan misal oleh temperatur
sekeliling atau melalui perubahan daya rugi dari
transistor. Perubahan temperatur mengakibatkan
perubahan:
Arus basis IB jika UCE konstan (faktor 2 tiap
kenaikan 100 K).
Tegangan basis UBE jika IBE konstan (-2mV/0K
pada kenaikan temperatur)
Penguatan arus (bertambah sekitar 1%/ºK pada
kenaikan temperatur
Arus halang ICB (faktor 2 tiap kenaikan 10ºK).
Semua perubahan di atas akan mengarah pada perubahan
arus kolektor Ic. Transistor-transistor TR1, TR2 disambung
secara tegangan searah (DC). Secara teknis jika dibandingkan
dengan penggandeng kapasitor mempunyai kelebihan
terutama pada penampilan tegangan bolak-balik (sinyal)
.Frekuensi batas bawah terletak pada DC (0Hz). Keburukan
pada frekuensi batas DC terletak pada penstabilan titik kerja.
Setiap penggeseran tegangan DC dari TR1 dipindahkan ke
TR2 (tegangan pada TR2 juga akan ikut bergeser).Maka dari
itu titik kerja dari penguat tergandeng langsung (penguat DC)
harus distabilkan dengan baik.
Gambar 4.9 Akibat Titik Kerja Bergeser
Titik kerja tepat (Gambar 4.9 Titik kerja tidak stabil (Gambar
kiri) 4.9 kanan) (bergeser dari A ke
Sinyal dapat dikendalikan A').
penuh baik amplitudo positif Sinyal hanya dapat
maupun negatif dikendalikan penuh pada
amplitudo positif. Pada
amplitudo negatif UCE
mencapai tegangan jenuh .
Akibatnya : sinyal keluaran
cacat
Tujuan penetapan titik kerja adalah, untuk
membangkitkan arus kolektor IC sekaligus juga menetapkan
tegangan kolektor (UCE) yang konstan dan tidak bergantung
temperatur.
Dalam rangkaian yang dibahas, bekerja dua upaya
penstabilan atas perubahan Ic yang disebabkan oleh perubahan
temperatur.
Umpan balik negatif arus dengan R9 pada emitor TR2.
Penggandengan basis TR1 melalui R2 ke emitor TR2
bekerja sebagai umpan balik negatif tegangan.
Keluaran
Gambar 4.18 Arus AC dan DC Untuk sinyal AC
pada rangkaian penguat transistor RL terletak paralel
ke RC. dengan
demikian RtC
dikolektor untuk
sinyal AC :
RtC=RC//RL.
A. KOMPETENSI DASAR
1. Pengetahuan
3.5 Merencenakan rangkaian pengatur nada (tone control)
penguat audio.
2. Keterampilan
4.5 Mengukur rangkaian pengatur nada (tone control)
penguat audio.
C. TUJUAN
1. Arsitektur rangkaian pengatur nada rangkaian penguat audio.
2. Faktor cacat dan cakap silang (cross talk) rangkaian pengatur
nada penguat audio sistem stereo.
3. Kegunaan dan penerapan nada pada penguat audio.
D. MATERI
5. Rangkaian Pengatur Nada (tone control) Penguat Audio
5.1 Arsitektur Rangkaian Penguat Pengatur
Diantara blok rangkaian penguat depan denngan penguat
akhir terdapat blok penguat pengatur. Dalam penguat pengatur ini
terdapat pengaturan kuat suara, pengaturan nada dan pengatur
kesetimbangan kanal untuk sistem stereo. Pengatur kuat suara
berfungsi menyesuaiakan kuat suara sekeliling dengan kebiasaan
mendengar. Sedang pengatur nada untuk menyesuaikan dengan
akustik ruangan.
Gambar 5.1 Diagram sebuah penguat suara
E. KESIMPULAN
F. REFERENSI
Hermanto, Hendro. 2013. Perekayasaan Sistem Audio Kelas X.
Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
BAB VI
RANGKAIAN PENCAMPUR (MIXER) AUDIO
A. KOMPETENSI DASAR
1. Pengetahuan
5.4 Merencanakan rangkaian pencampur (mixer) audio.
2. Keterampilan
4.6 Mengukur rangkaian pencampur (mixer) audio.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6.1 Memahami arsitektur rangkaian pencampur (mixer)
penguat audio.
3.6.2 Mendeskripsikan faktor cacat dan cakap silang (cross talk)
rangkaian pencampur (mixer) pada penguat audio sistem
stereo.
3.6.3 Mengerti kegunaan dan penerapan spesifikasi data teknis
penguat pengatur nada pada sistem audio
C. TUJUAN
1. Memahami arsitektur rangkaian pencampur (mixer) penguat
audio.
2. Memahami faktor cacat dan cakap silang (cross talk)
rangkaian pencampur (mixer) pada penguat audio sistem
stereo.
3. Memahami kegunaan dan penerapan spesifik
D. MATERI
6. Rangkaian Audio Mixer
6.1 Arsitektur rangkaian pencampur (mixer) penguat audio
Audio mixer adalah suatu perangkat elektronik yang
berfungsi sebagai pencampur dari beberapa input audio menjadi
satu keluaran audio. Dari kebanyakan mixer yang beredar di
pasaran rata-rata menggunakan op amp. Audio mixer ini terdiri
dari beberapa bagian, yaitu pre-amp, tone control dan adder.
Audio mixer secara luas digunakan dalam berbagai
keperluan, termasuk studio rekaman, sistem panggilan public
(public address), sistem penguatan bunyi, dunia penyiaran baik
radio maupun televise, dan juga pasca produksi pembuatan
film.suatu conton pnerapan yang sederhana, dalam suatu
oertunjukan music misalnya, sangatlah tidak efisien jika kita
menggunakan masing-masing amplifier untuk menguatkan setiap
bagian baik suara vocal penyanyi dan alat-alat music yang
dimainkan oleh band pengiringnya. Di sini audio mixer akan
menjadi bagian penting sebagai titik pengumpul dari masing-
masing mikrofon yang terpasang, mengatur besarnya level suara
sehingga keseimbangan level bunyi baik dari vocal maupun
music akan dapat dicapai sebelum diperkuat oleh amplifier.
Mixer adalah salah satu perangkat paling popular setelah
mikrofon. Kita lebih mengenalnya dengan sebutan mixer,
mingkun kebanyakan kita menyebytnya demikian karena
fungsinya yang memang mencampur segalasuarayang masuk,
kemudian menyeimbangkannya, menjadikannya dua (L-R kalua
stereo da satu kalua mono), kemudian mengirimkannya ke cross-
over baru ke power amplifier dan akhirnya ke speaker.
Rangkaian Audio Mixer adalah rangkaian yang biasanya
digunakan untuk mengukur sinyal elektrik dari microphone
studio, sinyal processor dan tape recorder. Audio mixer sendir
berfungsi sebagai alat pencampur dari beberapa audio yang
kemudian dikeluarkan menjadi satu audio. Dari beberapa jenis
rangkaian audio mixer yang sering dijual di pasaran, beberapa
hanya menggunakan op amp. Op amp befungsi untuk
menggerakan knob atau tombol dan kemudian mengarahkan
kembali sinyal ke tape recorder, monitor power amplifier dan
sinyal processor.
Gambar 6.1 Skema rangkaian audio mixer.
Rangkaian audio mixer terdiri dari beberapa bagian penting,
yaitu tone control, pre amp dan adder. Selain berfungsi sebagai
pencampur beberapa unit audio, audio mixer juga dapat kita
gunakna sebagai pemroses data. Audio micer juga dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu audio mixer analog dan audio mixer
digital. Dari kedua audio mixer tadi memiliki fungsi yang hampir
sama, yaitu untuk mencampur getaran suara yang dikirim oleh
input atau oleh microphone. Input dari audio mixer ada dua jenis,
salah satunya input balance (600 ohm) dan input unbalance (1,2
k ohm sampai 47 k ohm).
6.2 Faktor cacat dan cakap silang
E. KESIMPULAN
F. REFERENSI
Hermanto, Hendro. 2013. Perekayasaan Sistem Audio Kelas X.
Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
BAB VII
RANGKAIAN PENGUAT DAYA AUDIO (Power Amplifier)
A. Kompetensi Dasar
3.7 Merancanakan rangkaian penguat daya audio (power
amplifier)
3.8 Menganalisis rangkaian penguat daya audio (power
amplifier)
C. Tujuan
1. Menjelaskan dasar penguat akhir, penguat daya dan rangkaian
tegangan bolak balik
2. Merencanakan rangkaian penguat daya audio
3. Mendimensikan komponen DC (statis) dan komponen AC
(dinamis)
4. rangkaian penguat daya audio
5. Mendimensikan tanggapan rekuensi rangkaian penguat daya
audio
6. Mendeskripsikan faktor cacat dan cakap silang (cross talk)
rangkaian penguat daya audio sistem stereo
7. Mengerti kegunaan dan penerapan spesifikasi data teknis
penguat pengatur nada pada sistem audio
8. Mendimensikan rangkaian proteksi arus lebih penguat daya
D. Materi
7.1 Dasar Penguat Akhir
Penguat akhir bertugas menguatkan sinyal sejauh mungkin
dengan daya guna yang sesuai. Kepentingan utama sebuah penguat
akhir, yang juga disebut penguat daya, terletak pada pembangkitan
daya bolak-balik untuk loudspeaker. Transistor harus dikendalikan
maksimal jika dia seharusnya memberikan daya yang besar, karena
tidak liniernya kurva transistor timbul cacat.
Selain masalah efesiensi penguat daya, maksudnya
perbandingan dari daya bolak-balik yang diberikan dan daya arus
searah yang diambil sebesar mungkin, karena biaya operasi dan
pendinginan transistor yang besar.
a. Penguat Tunggal
Penguat dengan transistor tunggal bekerja selalu dalam kelas
A. Dalam Gambar 7.2 terlihat bahwa titik kerja penguat kelas A
berada kira-kira ditengah daerah pengendalian. Kedua sinyal
setengah gelombang dikuatkan oleh sebuah transistor. Penguat
kelas A seperti tegambar pada Gambar 7.1, mempunyai keku-
rangan bahwa catu dayanya besar.
c. Penguat Komplementer
Penguat komplementer ini penguat push pull yang
menggunakan dua transistor akhir yang berpasangan komplementer
NPN dan PNP seperti diperlihatkan Gambar 7.3. Transistor NPN
akan hidup jika mendapat tegangan bias basis positif dan transistor
PNP akan hidup jika mendapat tegangan bias basis negatif.
Gambar 7.4. Kerja penguat push pull tanpa tegangan bias pada
TR1- TR2
c. Bootstrap
Seperti yang telah pernah dibahas untuk dapat memberlakukan
jaringan umpan balik luar sebagai penentu sifat diperlukan
penguatan open loop yang besar. Salah satu upaya menaikkan Vuo
dengan memasang bootstrap pada transistor TR2 (Gambar 7.12).
a. Daya Keluaran
Besaran pengenal daya keluaran dibedakan dalam dua
pengertianyaitu:
1) Daya keluaran nominal
Disebut pula daya terus menerus sinus, daya sinus atau daya terus
menerus. Penguat suara dikendalikan hingga mencapai faktor cacat
nominal dengan frekuensi 1000 Hz selama paling tidak 10 menit
pada temperatur sekitar 15oC sampai 30oC. Tegangan catu daya
harus stabil, perubahan yang dibolehkan maksimum 1 %.
2) Daya musik
Akhir-akhir ini dikenal daya musik dengan istilah PMPO (Peak
Music Power Output), istilah ini terkenal dalam iklan produk
penguat suara. Istilah PMPO belum pernah didefinisikan dalam
standar apapun. Konversi daya RMS ke daya PMPO-pun tidak ada
rumusan yang tepat. Bisa jadi rumusan PMPO merupakan kuadrat
tegangan puncak-puncak keluaran dibagi dengan beban. Ada juga
yang memanjangkan PMPO dengan Peak Momentary Power Output,
istilah yang masih kotroversi dan untuk kepentingan dagang. PMPO
sebuah loudspeaker pada dasarnya merupakan daya keluaran
maksimum dalam waktu yang sangat pendek (orde mikro detik).
b. Lebar Band Daya (power bandwidth)
Lebar band daya adalah daerah frekuensi, padanya dicapai
daya keluaran nominal separuh harga nominal dengan cacat
maksimum seperti faktor cacat yang dibolehkan. Pengukuran sama
seperti mengukur daerah pemindahan, dengan patokan penguat
dikendalikan sampai daya nominal pada frekuensi 1 kHz (sebagai 0
dB)
F. Daftar Pustaka
Hermanto, hendro.2013. Perekayasaan Sistem Audio kelas X.
Jakarta:Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
BAB VIII
RANGKAIAN PROTEKSI LOUDSPEAKER, MUTING,
LIMITER DAN INDIKATOR SISTEM AUDIO
A. Kompetensi Dasar
3.9 Merencanakan rangkaian proteksi loudspeaker,
muting,limiter dan indikator sistem audio
C. Tujuan
1. Memahami rangkaian proteksi
2. Merencanakan rangkaian indikator sistem audio
D. Materi
8.1 Rangkaian Proteksi
a. Arsitektur rangakaian pengamana loudspeaker sistem
penguat audio
Loudspeaker merupakan komponen pengubah sinyal listrik
kedalam suara, dan harganya cukup mahal, untuk itu keberadaannya
harus diamankan. Hal yang dapat membahayakan loudspeaker
adalah mengalirnya arus searah ke dalam kumparan bicara dan
besarnya arus yang mengalir dalam kumparan bicara. Pada dasarnya
penguat suara Hi-Fi maupun profesional sudah dilengkapi beberapa
perlindungan, baik untuk melindungi speaker dari kesalahan
penguat, dan atau sebaliknya. Pada saat penguat dihidupkan dan juga
dimatikan, ada terdapat pergerakan arus dengan besaran tertentu
hingga pada masa siap digunakan (standby).
Gambar 8.1. Diagram blok pengaman loudspeaker.
Untuk ini salah-satu cara dengan membangun tunda waktu.
Artinya, loudspeaker terhubung ke amplifier setelah beberapa saat
dan dilepaskan sebelum penguat suara dimatikan. Secara blok
diperlihatkan pada Gambar 8.1.
Tegangan untuk TR1 bisa aktif jika tegangan UC1 (tegangan pada
C1) sebesar 1,38V
LED VU-meter.
Gambar 8.8 memperlihatkan rangkaian lengkap VU-meter
dengan penampil LED. Dalam bahasan ini digunakan IC penggerak
penampil Dot/Bar monolitik buatan National Semiconductor,
LM3915. Tegangan masukan analog dari pin 5 akan menggerakkan
penampil 10LED secara logaritmik dengan 3dB/step. Tegangan
sinyal disearahkan dahulu dengan dioda D1 dan difilter dengan
kapasitor C2.
Jika mengukur daya, 3 dB berarti peningkatan daya dua kali
lipat. Sebagai daya ganda, maka LED tambahan akan menyala
setelah dicapai nilai maksimum. Penampil dapat diatur bergerak
secara dot (titik) atau bar (balok = LED menyala dari rendah hingga
hargayang diukur).
E. Kesimpulan
Untuk melengkapi penguat audio dari hal-hal yang tidak
diinginkan yang pada akhirnya dapat merusak loudspeaker amupun
penguat itu sendiri. Maka dibuatlah rangkaian-rangkaian pengaman
dan pemonitor.
Pengaman untuk loudspeaker, menghindarkan loudspeaker dari
letupan saat on maupun off serta aman dari teraliri arus DC, jika
terjadi kesalahan pada penguat. Pada kondisi tanpa daya, rele yang
menghubungkan antara penguat dan loudspeaker dalam keadaan
terbuka, saat saklar daya dihubungkan (on) rele tidak langsung aktif
karena adanya rangkaian tunda (R dan C). Konstanta waktu
rangkaian tunda harus diatur sedemikian rupa, sehingga proses “on”
penguat selesai, semua kapasitor dalam rangkaian sudah terisi
penuh. Pada saat sakalar daya diputus (off), rele harus yang pertama
kali memutuskan hubungan loudspeaker ke penguat. Sehingga saat
tegangan pada titik hubung ke loudspeaker dari tegangan tertentu ke
0Volt tidak akan menimbulkan bunyi di loudspeaker.
Untuk memonitor seberapa besar sinyal yang dibangkitkan
penguat dibuatlah VU-meter. Dengan mnggunakan meter analog,
daya penguat ditampilkan dalam bentuk simpangan jarum. Untuk
dapat menyimpangkan jarum meter, tegangan sinyal harus
disearahkan dahulu dan kemudian diturunkan levelnya, karena meter
analog yang digunakan berkemampuan rendah.
Pada perkembangannya, VU meter ditampilkan dengan deretan
LED. Mulai dengan rangkaian sederhana dengan pembagi tegangan,
dengan menggunaka transistor dan terkhir menggunakan rangkaian
terintegrasi (IC).
F. Daftar Pustaka
Hermanto,hendro.2016.Perencanaan Sistem Audio.
Jakarta:PPPPTK VEDC Malang
BAB IX
SISTEM AKUSTIK RUANG KECIL
A. Kompetensi Dasar
3.10 Merencanakan sistem akustik ruang kecil
C. Tujuan
1. Memahami dasar sistem akustik ruang kecil
2. Merencanakan sistem akustik ruang kecil
D. Materi
9.1 Perilaku Suara di dalam Ruangan (Akustik Ruangan)
Pada kasus awal pengamatan di luar ruangan, jika dimiliki
kombinasi mikropon / amplifier / loudspeaker dalam ruang yang
sama dan secara berangsur-angsur penguatan amplifier mengeraskan
suara sampai mendekati titik batas umpan balik. Frekuensi respon
kelistrikan berubah dengan penguatan berubah. Ini dinamakan gain
bandwidth product yaitu hasil kali besar bandwidth dan penguatan
tetap, sehingga bila penguatan diturunkan respon frekuensi
bertambah dan sebaliknya .
Akibatnya mempengaruhi jalur umpan balik akustik antara
loudspeaker dan mikropon. Sebagaimana orang berbicara dengan
mikropon, mikropon mendengar tidak hanya langsung dari suara
pembicara, namun juga gema yang dihasilkan oleh loudspeaker
dengan baik.
Tujuan menggunakan loudspeaker dan mikropon kualitas
tinggi karakteristik respon rata, dan penyamaan sistem suara rata
diseluruh titik potensial umpan balik, diharapkan bahwa lintasan
datar pada pendistribusian mencakup frekuensi audio yang dapat
didengarkan.
Diharapkan keluaran rata-rata dalam cara demikian,
tingkatan yang dihasilkan oleh loudspeaker yang mencapai
mikropon tak pernah lebih besar dari yang dihasilkan pembicara
tanpa mengakibatkan osilasi berkelanjutan. Dalam kata lain,
asumsikan bahwa penguatan ekstra yang diberikan oleh semua spike
umpan balik positip dikeluarkan seimbang berupa rugi-rugi yang
dikarenakan semua umpan balik negatip.
Kriteria Borner untuk optimalisasi sistem secara geometri
ditunjukan berikut, mikropon didekatkan pada pembicara sehingga
yang banyak didengar mikropon adalah suara langsung pembiacara.
Pengeras suara cukup jauh, menjadi baik terhadap pantulan
loudspeaker, sehingga suara langsung dari loudspeaker tidak
menjadi faktor pemicu terjadinya sistem umpan balik. Asumsikan
bahwa pendengar juga dalam bidang pantul loudspeaker, ini
memungkinkan bahwa tingkatan suara dalam area pendengaran
dengan pengaturan sistem on tidak dapat menjadi lebih besar dari
pada pembicara tanpa bantuan. Dalam hal ini posisi mikropon
dengan pengaturan sistem kondisi off. Dengan menggunakan sistem
delta konsep Borner, situasi pada hubungan penguatan maksimum
delta adalah satu. (Delta) didefinisikan sebagai perbedaan decibel
antara tingkatan suara pada
sistem mikropon pada saat sistem off dan tingkat area audience
pada saat sistem on (gambar 9.1).
Meskipun telah diuraikan sebagai kondisi potensi penguatan
sistem maksimum, dalam prakteknya kemungkinan delta dapat
mencapai lebih besar dari pada satu. Misal, jika mikropon digunakan
langsung dapat memdiskriminasi terhadap bidang pantul dan
memungkinkan penguatan sistim lain 3 sampai 4 dB. Kemungkinan
lain adalah tempat pendengar dalam bidang langsung dari
loudspeaker, memungkinkan adanya penambahan penguatan sistem.
Jika tingkat bidang pantul dalam area performansi lebih rendah dari
pada area pendengaran, dihasilkan tambahan penguatan sistem.
Situasi ini diuraikan Borner sebagai konstanta ruangan dalam area
mikropon berbeda dari area tempat duduk. Hasil serupa mungkin
dinotasikan dalam ruang yang mempunyai area lantai yang lebih
luas, langit-langit relatip rendah dan substansi penyerap suara.
Dalam ruang demikian, suara dari titik sumber cenderung berkurang
menuju DC dengan kecepatan 2 atau 3 dB untuk setiap penggandaan
jarak. Cara lain, menambah penguatan dengan menekan secara
listrik umpan balik positip pada frekuensi individual dengan filter
lebar band yang sangat sempit.
Gambar 9.1. Tata suara ruangan www.jbl.com
Jika satu kanal dapat mendapatkan semua energy frekuensi
umpan balik negatip, penguatan sistem potensial secara teori
menjadi tak hingga. Sayangnya, jalur umpan balik akustik tidak
cukup stabil untuk mengijinkan ke tingkat ini dari penyamaan band
sempit. Dalam situasi lain, pengaturan penguatan dicapai pada saat
terjadi osilasi berkelanjutan. Sistem tidak dapat dioperasikan secara
memuaskan pada suatu titik di bawah osilasi karena tidak sesuai
respon filter comb dan timbul ringing disebabkan oleh puncak
umpan balik positip. Untuk kembali ke respon frekuensi datar dan
bebas ringing yang terdengar, biasanya direkomendasikan sistem
diekualisasi secara tepat, sistem dioperasikan 6 dB di bawah titik
penguatan maksimum. Bahkan secara rinci sistem disetel
menggunakan filter bandsempit dioperasikan pada penguatan lebih
besar dari pada 3 dB dibawah osilasi berkelanjutan.
E. Kesimpulan
Dalam akustik ruangan merangkum semua problem
penyebaran bunyi dalam ruangan yang tertutup. Didalam ruang bebas
yang absolut, bunyi menyebar dari sumber bunyi berbentuk bola.
Untuk membuat suatu perancangan sistem akustik ruang kecil harus
diperhatikan yaitu kalkulasi bidang suara, perhitungan distribusi
sistem loudspeaker, penyamaan penguatan dalam ruangan,
perancangan sound sistem dan penguatan sound sistem.
F. Daftar Pustaka
Hermanto,hendro.2016.Perencanaan Sistem Audio.
Jakarta:PPPPTK VEDC Malang
Waluyanti,Sri.2008.Sistem Suara Edit. Jakarta: Direktorat
Pembinaan SMK
BAB X
SISTEM PENGATURAN PERALATAN STUDIO REKAMAN
AUDIO VIDEO UNTUK KEBUTUKAN RUANG KECIL
(Home Studio)
A. Kompetensi Dasar
3.11 Merencanakan sistem pengaturan peralatan studio rekaman
audio video untuk kebutuhan ruang kecil (home studio)
C. Tujuan
1. Memahami proses perekaman untuk kebutuhan ruang kecil
(Home studio)
2. Memahami peralatan rekam audio untuk kebutuhan ruang
kecil
3. Menerapkan teknik penempatan mikropom dalam rekaman
untuk kebutuhan ruang kecil (Home studio)
D. Materi
10.1 Proses Perekaman
Saat ini, “Analog” merupakan satu-satunya jenis rekaman
yang dilakukan kebanyakan musisi. Kemampuan yang luas dari alat
rekam DAT, Alesis ADAT 8 trek, Tascam DA-88 8 trek dan
perekam hard disk seperti Emu Darwin, Akai dan Vestax telah
merubah situasi ini. Tetapi prosesnya sama meskipun ada perbedaan
teknikal dan spesifikasi format.
a. Proses Perekaman Analog
Peralatan perekaman analog menggunakan sebuah tape plastik
yang dilapisi dengan partikel-partikel magnet bergerak melintasi
head perekam magnet dengan kecepatan yang konstan untuk
merekam dan memutar ulang.
Gambar 10.1. Tape recorder
Selalu ada sebuah head penghapus, pada jalur tape, untuk
menghapus dan mengatur kembali partikel-partikel sebelum
menyentuh head rekam. Pada mesin dua head terdapat satu head
untuk merekam maupun playback. Disain tiga head mempunyai satu
head untuk merekam, sinkronisasi (sync head) dan yang lain untuk
playback. Mesin-mesinprofesional mempunyai tiga head.
Ada keterbatasan banyaknya sinyal partikel tape dapat serap
dan produksi ulang. Dua buah parameter berkaitan
denganmemaksimalkan kemampuan tape untuk merekam dan
playback adalah kecepatan tape dan bias. Pada kecepatan yang lebih
cepat, lebih banyak sinyal yang diberikan, dengan kata lain lebih
banyak partikel yang terekam. Kebanyakan perekam multitrack
analog profesional bekerja pada 30 ips (inches per second / inch per
detik). Sinyal frekuensi tinggi, 100Khz atau lebih, jauh lebih tinggi
dari yang manusia sanggup dengar, ketika direkam bersama sinyal
normal, partikel magnet bekerja lebih baik untuk menghasilkan
frekuensifrekuensi yang lebih tinggi.
Pada proses yang komplex banyak kemungkinan terjadi
kesalahan. Mesin tape harus secara mekanis dan elektronik diatur
pada spesifikasi yg sangat akurat. Pertama, untuk memastikan bahwa
secara fisik memungkinkan tape secara lembut berbalik (shuttle),
rewind atau forward. Meskipun formula tape berkembang sangat
pesat, problem mekanik dapat merusak tape karena meregang atau
mengusutkan. Tidak ada yang dapat memperbaiki kesalahan ini.
Gambar 10.2. Studio rekaman digital
Problem lain termasuk kehilangan partikel kaset, dinamakan
“shedding”(penghancuran), fluktuasi cepat yang memproduksi
“wow and flutter” dan kaset yang tidak layak untuk kontak dengan
head. Lebih jauh lagi, elektronik harus merekam sinyal input dan
melakukan plyback dengan baik. Inilah mengapa tone/frekuensi
pada kaset master anda menjadi sangat penting. Frekuensi tone
dibutuhkan untuk mengatur secara elektronik pada mesin tape
sehingga ketika bekerja pada studio yang berbeda, tape terdengar
sama seperti yang diingat. Ketika semua parameter diatur secara
benar, dapat didengarkan kembali apa yang telah direkam
sebelumnya.
b. Proses Perekaman Digital
Proses perekaman digital secara mekanik jauh lebih sederhana,
tetapi sangat banyak melibatkan elektronika. Sinyal masukan dikopi
1000 kali /detik dan setiap potongan akustik masing-masing diberi
angka digital, yang berisikan nomor 0 dan 1.
Secara teori, pengubah analog ke digital (ADC converter)
menerima masukan analog dan merubahnya menjadi sekelompok
angka kombinasi 0 dan 1. Sedangkan pengubah digital ke analog
(digital-toanalog converter / DAC) berfungsi mengubah sinyal
digital ke analog. Sampling rate adalah kecepatan pengambilan
sampel atau berapa banyak suara dipotong dalam satu detik
merupakan faktor utama pada seberapa baik sebuah suara dapat
melalui proses digitalisasi. CD dikopi atau disampel pada 44,1 K
atau 44.100 kali/detik, dan itu menjadi standard industri. Beberapa
format menawarkan 48 K sampling. Mesin tape digital
menggunakan pemindahan mekanik dan tape plastik sebagai sebuah
media penyimpanan informasi digital. Alesis ADAT dan Tascam
DA-88 adalah contoh digital track ganda yang tidak terlalu mahal.
Cara lain yang dapat diterima adalah perekam hard disk. Beberapa
diantaranya memakai komputer dengan software sebagai pengontrol
yang canggih, seperti digi-design dan soundscape, sementara yang
lainnya memberikan kotak tempat hard disk untuk menyimpan,
seperti Emu Darwin, Vestax dan Akai.
b. Audio Mixer
f. Audio Multigate
Gate bisa dianalogikan sebagai volume control otomatis. Ketika
menerima trigger berupa suara, maka volume akan terbuka, dan
ketika suara tidak ada, maka
volume akan di tutup lagi begitu sinyal berada di bawah titik batas
yang di tentukan.
g. Komputer (PC)
k. Pre Amplifier
Preamp digunakan untuk memperkuat sinyal, baik sinyal
yang datang dari mikropon ataupun dari instrumen musik. Gitar
maupun bass listrik tidak dapat direkam secara langsung karena
instrumen tersebut memiliki impendansi yang tidak sesuai pada
soundcard. Sinyal yang didapat akan terkesan kurus dan pecah.
Caranya yaitu output gitar masuk ke input preamp lalu output
preamp ke input soundcard. Mixer juga memiliki fungsi sebagai
preamp selain itu DI box juga dapat digunakan sebagai pengganti
preamp. Pada perusahaan rekaman, fungsi preamp terdapat pada
audio mixer. Jadi audio mixer tersebut digunakan pada proses
rekaman (difungsikan sebagai penguat awal atau preamp) dan
mixing.
E. Kesimpulan
Peralatan perekaman analog menggunakan sebuah tape
plastik yang dilapisi dengan partikel-partikel magnet bergerak
melintasi head perekam magnet dengan kecepatan yang konstan
untuk merekam dan memutar ulang sedangkan Proses perekaman
digital secara mekanik jauh lebih sederhana, tetapi sangat banyak
melibatkan elektronika. Sinyal masukan dikopi 1000 kali /detik dan
setiap potongan akustik masing-masing diberi angka digital, yang
berisikan nomor 0 dan 1.
Untuk proses perekaman peralatan yang digunakan yaitu:
mikropon, audio mixer, ekualizer, audio reverb, audio compressor,
audio multigate, komputer, soundcard, software, speaker monitor
dan headphone, pre amplifier, kabel penghubung dan konektor.
F. Daftar Pustaka
Waluyi,Sri.2008.Sistem Pembuatan Master dan
Rekaman.Jakarta:Direktorat Pembinaan SMK.
BAB XI
MACAM-MACAM MIKROFON
A. Kompetensi Dasar
3.12 Memahami prinsip kerja macam-macam mikrofon
C. Tujuan
1. Memahami macam-macam mikrofon
2. Memahami prinsip kerja macam-macam mikrofon
D. Materi
11.1 Karakteristik Mikrofon
Mikrofon mengubah energi bunyi kedalam energi listrik dan
dengan demikian mikrofon sebagai penerima bunyi sebaliknya yang
merubah energi listrik kedalam energi bunyi disebut Loudspeaker.
Dan dengan demikian sebagai pemancar bunyi, keduanya disebut
pengubah elektro akustik (pengubah bunyi). Berdasarkan hukum
fisika sebagian dapat digunakan berkebalikan, bahwa sebuah
pengubah bunyi dapat bertindak sebagai mikrofon ataupun
loudspeaker seperti pada pesawat intercom.
a. Kepekaan
Kepekaan sebuah mikrofon adalah besar tegangan bolak-
balik keluaran mikrofon pada keadaan bunyi bebas dengan tekanan
1 μbar.Sebagai satuan diberikan mV/μbar (mili volt per mikro
bar).Kepekaan mikrofon bergantung frekuensi, sehingga besarnya
frekuensi harus diberikan.Secara umum diambil frekuensi sebesar
1000 Hz.
Kepekaan juga disebut “faktor pemindahan medan beban
kosong” Faktor ini diukur dalam medan bunyi bebas dan tanpa
beban. Menurut sistim SI, faktor pemidahan medan beban kosong
tidak lagi berdasarkan atas 1μbar, melainkan 1N/m2 (newton
1mV//μbar = 10mV/Pa.
b. Daerah Frekensi
Daerah frekuensi atau daerah pemindahan adalah daerah
dimana mikrofon tanpa kerugian kepekaan dan tanpa cacat dapat
mengubah gelombang bunyi kedalam sinyal listrik. Untuk
perekaman musik, mikrofon seharusnya mempunyai daerah
frekuensi dari 40 Hz sampai 15 kHz dan tanpa perubahan kepekaan
yang besar, sedang untuk percakapan cukup dari 200 Hz sampai
5000 Hz.
c. Tanggapan Frekuensi
Tanggapan frekuensi atau kurva frekuensi menandakan
keterpengaruhan frekuensi dari kepekaan.Pada pengukuran ini
gelombang bunyi dengan frekuensi berlainan dijatuhkan tegak lurus
dimuka mikrofon dan tegangan keluarannya diukur. Faktor
pemindahan a dalam dB yang sebelumnya mV/μbar, karena kurva
frekuensi dengan level yang diambil berlaianan.
Dimana B = kepekaan dalam V/μbar
Bo = kepekaan patokan dari 1 V/μbar
d. Ketergantungan Arah
Sebuah mikrofon tidak dapat mengambil bunyi dari semua
sisi sama kuat, jadi tegangan keluaran bergantung arah dari mana
bunyi datang. Ketergantungan ini digambarkan melalui sifat arah,
ketergantungan arah menentukan penggunaan mikrofon.
Sifat arah dipengaruhi oleh kunstruksi badan mikrofon, seperti
ditunjukkan dalam Gambar 11.1. Dengan lobang berada didepan
membran, mikrofon dapat menerima dari segala penjuru (pola
bentuk bola). Sedang Gambar 11.1 kanan pola penerimaan seperti
angka delapan.
d. Mikrofon Kristal
f. Mikrofon Elektrek
Mikrofon elektret sama seperti mikrofon kondenser hanya
tanpa tegangan arussearah. Dan mempunyai sifat seperti mikrofon
kondensator. Elektret adalah seperti kapasitor yang terisi dengan
muatan yang konstan (lihat Gambar 11.17).
Membran elektret dan elektrode lawan membentuk kondensator
dengan jarak plat d dan muatan Q gelombang bunyi yang
mengenai membran mengubah jarak d, sehingga kapasitansi Co
berubah pula, maka timbullah tegangan bolak-balik yang
sebanding dengan gerakan membran.
E. Kesimpulan
Mikrofon mengubah energi bunyi kedalam energi listrik,
disebut pengubah elektro akustik (pengubah bunyi). Terdapat
banyak pengubah, berdasarkan hukum fisika, maka mikrofon diberi
nama sesuai dengan prinsip pengubahan bunyi tersebut.Masing-
masing jenis mikrofon berdasarkan cara kerjanya, masing-masing
akan memiliki sifat yang berbeda pula.
Mikrofon dengan kepekaannya, dengan tanggapan frekuensi
yang berbeda menurut sistem pengubahannya dan bentuk
kemasannya. Bentuk dan susunan kemasan mikrofon menentukan
kepekaan arah.
F. Daftar Pustaka
Hermanto,hendro.2016.Perencanaan Sistem Audio.
Jakarta:PPPPTK VEDC Malang
BAB 12
LOUDSPEAKER
A. Kompetensi Dasar
1. Pengetahuan
3.13 Memahami prinsip kerja macam-macam loudspeaker
2. Keterampilan
4.13 Menguji prinsip kerja macam macam Loudspeaker
C. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan Pengertian loudspekaer
2. Menjelaskan Fungsi loudspeaker
3. Menjelaskan Jenis-jenis loudspeaker
4. Menjelaskan Prinsip kerja loudspeaker
D. Uraian Materi
1. Pengertian dan Fungsi Loudspeaker
Kita dapat mendengarkan musik radio, mendengarkan suara
dari drama televisi ataupun suara dari lawan bicara kita di ponsel,
semua ini karena adanya komponen Elektronika yang bernama
Loudspeaker yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan
Pengeras Suara. Loudspeaker atau lebih sering disingkat dengan
Speaker adalah Transduser yang dapat mengubah sinyal listrik
menjadi Frekuensi Audio (sinyal suara) yang dapat didengar oleh
telinga manusia dengan cara mengetarkan komponen membran
pada Speaker tersebut sehingga terjadilah gelombang suara.
Gambar 12.1 simbol dan bentuk louspeaker
Speaker yang digunakan untuk Sound System Entertainment
pada umumnya dapat dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu
Speaker Pasif dan Speaker Aktif. Berikut ini adalah penjelasan
singkat mengenai kedua jenis Speaker ini.
a. peaker Pasif (Passive Speaker)
Speaker Pasif adalah Speaker yang tidak memiliki Amplifier
(penguat suara) di dalamnya. Jadi Speaker Pasif memerlukan
Amplifier tambahan untuk dapat menggerakannya. Level
sinyal harus dikuatkan terlebih dahulu agar dapat
menggerakan Speaker Pasif. Sebagian besar Speaker yang
kita temui adalah Speaker Pasif.
b. Speaker Aktif (Active Speaker)
Speaker Aktif adalah Speaker yang memiliki Amplifier
(penguat suara) di dalamnya. Speaker Aktif memerlukan
kabel listrik tambahan untuk menghidupkan Amplifier yang
terdapat didalamnya.
2. Jenis-jenis Louspekaer
Berdasarkan Frekuensi yang dihasilkan, Speaker dapat
dibagi menjadi :
a. Speaker Tweeter, yaitu speaker yang menghasilkan
Frekuensi Tinggi (sekitar 2kHz – 20kHz)
b. Speaker Mid-range, yaitu speaker yang menghasilkan
Frekuensi Menengah (sekitar 300Hz – 5kHz)
c. Speaker Woofer, yaitu speaker yang menghasilkan
Frekuensi Rendah (sekitar 40Hz – 1kHz)
d. Speaker Sub-woofer, yaitu speaker yang menghasilkan
Frekuensi sangat rendah yaitu sekitar 20Hz – 200Hz.
e. Speaker Full Range, yaitu speaker yang dapat
menghasilkan Frekuensi Rendah hingga Frekuensi
Tinggi.
Berdasarkan Fungsi dan bentuknya, Speaker juga dapat
dibedakan menjadi:
a. Speaker Corong
b. Speaker Hi-fi
c. Speaker Handphone
d. Headphone
e. Earphone
f. Speaker Televisi
g. Speaker Sound System (Home Theater)
h. Speaker Laptop
3. Prinsip Kerja Loudspeaker
Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai Loadspeaker
(Pengeras Suara), sebaiknya kita mengetahui bagaimana suara
dapat dihasilkan. Yang dimaksud dengan “Suara” sebenarnya
adalah Frekuensi yang dapat didengar oleh Telinga Manusia yaitu
Frekuensi yang berkisar di antara 20Hz – 20.000Hz. Timbulnya
suara dikarenakan adanya fluktuasi tekanan udara yang
disebabkan oleh gerakan atau getaran suatu obyek tertentu.
Ketika Obyek tersebut bergerak atau bergetar, Obyek tersebut
akan mengirimkan Energi Kinetik untuk partikel udara
disekitarnya. Hal ini dapat di-anologi-kan seperti terjadinya
gelombang pada air. Sedangkan yang dimaksud dengan
Frekuensi adalah jumlah getaran yang terjadi dalam kurun waktu
satu detik. Frekuensi dipengaruhi oleh kecepatan getaran pada
obyek yang
menimbulkan suara, semakin cepat getarannya makin tinggi
pula frekuensinya.
Gambar 12.2 komponen speaker
Pada gambar diatas, dapat kita lihat bahwa pada dasarnya
Speaker terdiri dari beberapa komponen utama yaitu Cone,
Suspension, Magnet Permanen, Voice Coil dan juga Kerangka
Speaker. Dalam rangka menterjemahkan sinyal listrik menjadi
suara yang dapat didengar, Speaker memiliki komponen
Elektromagnetik yang terdiri dari Kumparan yang disebut dengan
Voice Coil untuk membangkitkan medan magnet dan berinteraksi
dengan Magnet Permanen sehingga menggerakan Cone Speaker
maju dan mundur. Voice Coil adalah bagian yang bergerak
sedangkan Magnet Permanen adalah bagian Speaker yang tetap
pada posisinya. Sinyal listrik yang melewati Voice Coil akan
menyebabkan arah medan magnet berubah secara cepat sehingga
terjadi gerakan “tarik” dan “tolak” dengan Magnet Permanen.
Dengan demikian, terjadilah getaran yang maju dan mundur pada
Cone Speaker. Cone adalah komponen utama Speaker yang
bergerak. Pada prinsipnya, semakin besarnya Cone semakin besar
pula permukaan yang dapat menggerakan udara sehingga suara
yang dihasilkan Speaker juga akan semakin besar. Suspension
yang terdapat dalam Speaker berfungsi untuk menarik Cone ke
posisi semulanya setelah bergerak maju dan mundur. Suspension
juga berfungsi sebagai pemegang Cone dan Voice Coil.
Kekakuan (rigidity), komposisi dan desain Suspension sangat
mempengaruhi kualitas suara Speaker itu sendiri.
E. Kesimpulan
Disini kita akan mengetahui pengertian speaker dan mengapa
bisa menimbulkan suara. Loudspeaker atau Speaker adalah
peralatan transduser electromagnetic yang pada proses kerjanya
adalah mengubah sinyal listrik yang bervariatif dari sebuah
amplifier menjadi sinyal gelombang suara oleh "komponen/
elemen getar" sehingga hasil olahan itu dapat didengar telinga.
Dengan bantuan komponen getar berupa coil dan magnit serta
daun membran pada perangkat Speaker tersebut sehingga timbul
getaran yang mirip dengan sinyal yang datang dari sebelum
Amplifier (source).
BAB 13
RANGKAIAN CROSSOVER
A. Kompetensi Dasar
1. Pengetahuan
3.14 Memahami prinsip kerja rangkaian crossover.
2. Keterampilan
4.14 Menguji prinsip kerja rangkaian Crossover
C. Tujuan Pembelajaran
1. Pengertian rangkaian crossover
2. Komponen-komponen rangkaian crossover
3. Prinsip kerja rangkaian crossover
D. Uraian Materi
1. Pengertian rangkaian crossover
Dalam dunia elektro, crossover adalah perangkat audio yang
berfungsi sebagai pembagi frequensi nada. Jadi suara yang di
keluarkan oleh speaker akan lebih akurat karena setiap speaker
memiliki tugas yang khusus, dan pada suara tidak akan bercampur
aduk jadi 1 speaker dalam semua frequenzi nada. untuk
menggunkan crossover baik yang aktif maupun pasif, syaratnya
anda harus memiliki lebih dari satu speaker yang karakternya
berbeda. Pada umumnya crossover di bagi menjadi 2 yaitu
crossover aktif dan crossover pasif, dan tentunya harga crossover
lebih murah yang pasif jika di bandingkan dengan crosover aktif.
di antara 2 jenis crossover ini tentunya juga lebih rumit crossover
aktif jika di bandingkan dengan crossover pasif.
a. Crossover aktif
Crosover ini umum di gunakaan pada sound system,
crossover ini memiliki model yang berbeda dari crossover
pasif karena sistem pemasangan nya yang berbeda. misalnya
anda mempunyai crossover aktif 2way, maka syaratnya anda
harus mempunyai 2 buah power amplifier dan 2 buah speaker.
jika anda ingin memasang crossover untuk membagi nada
saya sarankan menggunakan crossover pasif saja karena pada
crossover aktif banyak mengeluarkan biaya, dan urutan
memasang crossover aktif adalah sebagai berikut:
E. Kesimpulan
Crossover adalah suatu komponen atau alat yang
ditambahkan untuk memisahkan sinyal suara atau frekwensi
Rendah Juga Frekwensi lain nya seperti midle dan High sesuai
kebutuhan dari speaker yang kita punya,dan jenis nya macam -
macam ada yang one way,two way tree way dan lain nya,jadi
sebelum masuk sinyal suara dari amplyfire ke speaker,maka akan
di pisahkan dulu, suara suara tersebut menurut jenis dan karakter
speaker masing - masing.
BAB 14
SAMBUNGAN KABEL DAN INTERKONEKSI
A. Kompetensi Dasar
1. Pengetahuan
3.15 Menerapkan macam-macam sambungan kabel dan
interkoneksi
2. Keterampilan
4.15 Membuat macam-macam sambungan kabel dan
interkoneksi
C. Tujuan Pembelajaran
1. Jenis-jenis kabel
2. Macam-macam sambungan kabel dan interkoneksi
D. Uraian Materi
1. Jenis-jenis kabel
Yang paling utama yaitu memperkirakan bahan yang akan di
kerjakan, mengapa harus memperhatikan bahan/jenis kabel yang
akan dikerjakan terlebih dahulu, karena tidak akan mungkin
seorang yang menyambungkan kabel sebesar tiang listrik dengan
cara memuntirnya menggunakan tang. jenis kabel yang di
anjurkan sebaiknya kabelnya (kabel tunggal) yang berukuran 2,5
mm, karena kabel dengan ukuran ini memiliki ketahanan yang
lebih lama dan memiliki ruang yang lebih besar untuk arus yang
mengalir sehingga kabel tidak mudah panas. dalam instalasi
listrik rumah tangga sebaiknya tidak menggunakan kabel serabut,
karena kabel jenis ini tidak dapat di sambungkan secara akurat
dengan cara di puntir, jika pun bisa nantinya dapat membuat
logam yang terdapat dalam kabel menjadi rapuh sehingga kabel
panas dan menimbulkan percikan bunga api.
Setiap jenis-jenis kabel listrik mempunyai spesifikasi ukuran
dan kapasitas yang berbeda-beda dalam menyalurkan energi
listrik. Bagian isolator pada kabel listrik merupakan bahan yang
tidak dapat menghantarkan arus listrik. Yang mana bagian ini
terdiri dari pembungkus kabel yang terbuat dari bahan
thermoplastik atau thermosetting. Semakin baik tingkat isolator
dari suatu kabel, maka semakin bagus kualitas dari kebel tersebut.
Bagian konduktor dari kabel listrik merupakan bagian yang
berfungsi untuk menghantarkan arus listrik. Bagian konduktor
suatu kabel listrik pada umumnya terbuat dari bahan tembaga atau
alumunium. Daya hantar atau konduktansi dari sebuah kabel
listrik ditentukan oleh parameter yang disebut dengan KHA
(Kemampuan Hantar Arus). Kemampuan hantar arus dari kabel
listrik berbeda-beda tergantung dari elemen atau bahan konduktor
dari kebel listrik itu sendiri.
Kemampuan daya hantar arus kabel listrik ditentukan oleh
beberapa faktor, diantaranya oleh bahan konduktor, dan luas
penampang atau diameter kabel konduktor. Biasanya semakin
besar diameter suatu kabel, maka kemampuan kabel listrik untuk
dilalui arus (Ampere) juga semakin tinggi.
Selain kualitas kabel ditentukan oleh bahan isolator yang
digunakan, kualitas kabel listrik juga ditentukan oleh kualitas
bahan dari konduktornya. Semakin tinggi daya handar suatu
kabel, maka semakin tinggi kualitas kabel listrik tersebut. Saat ini
ada dua bahan terbaik yang digunakan pada kabel listrik, yakni
tembaga murni dan emas. Tembaga murni dan emas merupakan
bahan yang dapat menghantarkan arus listrik paling baik.
Namun tidak jarang dipasaran banyak ditemui jenis kabel,
terutama kabel murah yang menggunakan bahan tembaga
campuran. Tembaga campuran ini dibuat untuk menekan ongkos
produksi agar harga jual semakin terjangkau. Sebuah kabel listrik
dengan bahan konduktor tembaga murni atau tembaga murni
yang dilapisi emas tentu memiliki harga yang jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan kabel listrik berbahan konduktor campuran.
Untuk lebih memahami tentang kabel listrik, berikut adalah jenis-
jenis kabel listrik yang beredar.
a. Jenis-jenis kabel listrik: kabel NYA
Gambar14.1 kabel NYA
Kabel NYA merupakan salah satu jenis-jenis kabel listrik tunggal
yang banyak digunakan pada instalasi listrik rumah. Kabel NYA
rata-rata memiliki diameter 1,5mm atau 2,5mm yang dilapisi
isolator berbahan PVC. Untuk isolatornya sendiri memiliki kode
warna yang menunjukan bahan dari isolator itu sendiri, kode
warna untuk isolator pada kabel NYA adalah warna merah,
kuning, biru dan hitam. Kabel NYA memiliki kekurangan lebih
mudah terkena cacat akibat goresan, gigitan tikus atau cuaca,
karena lapisan isolator pada kabel NYA hanya satu lapis. Agar
lebih tahan lama biasanya kabel NYA dipasangkan pada saluran
tertutup seperti pipa, atau dipasang di udara agar jauh dari
jangkauan.
b. Jenis-jenis kabel listrik: kabel NYM
E. Kesimpulan
Membuat sambungan kabel pada instalasi listrik rumah tidak
bisa dilakukan dengan sembarangan. Setiap jenis-jenis kabel
listrik mempunyai spesifikasi ukuran dan kapasitas yang berbeda-
beda dalam menyalurkan energi listrik. Bagian isolator pada
kabel listrik merupakan bahan yang tidak dapat menghantarkan
arus listrik. Yang mana bagian ini terdiri dari pembungkus kabel
yang terbuat dari bahan thermoplastik atau thermosetting.
Semakin baik tingkat isolator dari suatu kabel, maka semakin
bagus kualitas dari kebel tersebut.
BAB 15
PERENCANAAN DAN INSTALASI HOME TEATER
A. Kompetensi Dasar
1. Pengetahuan
3.16 Merencanakan instalasi system suara hiburan
pertunjukkan rumah (home theater)
3.17 Menerapkan instalasi system hiburan pertunjukkan
rumah (home theater
2. Keterampilan
4.16 Merancang instalasi system hiburan pertunjukkan
rumah (home theater)
4.17 Membuat instalasi system hiburan pertunjukkan
rumah (home theater)
C. Tujuan Pembelajaran
1. Pengertian home teater
2. Kebutuhan home teater
3. Dasar-dasar suara surround
4. Format suara surround
5. Langkah-langkah Instalasi home theater
6. Perawatan home theater
D. Uraian Materi
1. Home Teater
Home teater sebenarnya istilah ini lebih mendekati hiburan
rumah. Sistem home teater pada umumnya merupakan
kombinasi dari perancangan komponen elektronik untuk
menciptakan pengalaman menonton film dalam suatu ruang
teater yang mengasyikan dari pada bila menonton televisi.
Untuk melihat bagaimana home teater melakukan hal ini,
marilah kita perhatikan model asli gedung bioskop. Pada saat
gambar dan suara datang, teater dapat memberikan
pengalaman yang menakjubkan yang tidak dapat diperoleh di
rumah. Terdapat beberapa komponen utama yang membuat
menonton televisi dan pergi ke gedung bioskop sangat
berbeda.
a. Salah satu perbedaan terbesar adalah pengalaman suara.
Bila melihat film kualitas gedung bioskop, akan
merasakan pendengaran musik, efek suara dan dialog
tidak berasal dari layar namun semua ada disekitar.
Terdapat standar teater film bioskop yaitu memiliki tiga
speaker di belakang layar, satu di sebelah kiri, satu di
tengah dan satu lagi di sisi kanan dan beberapa speaker
lain menyebar diruang teater. Ini dinamakan sistem suara
surround, akan terdengar berbeda suara soundtrack yang
berasal dari tempat yang berbeda. Bila seseorang berada
disisi kiri layar mengatakan sesuatu, akan lebih
terdengar dari speaker kiri. Sebagaimana dalam film Star
Wars suara gemuruh kepergian berasal dari depan teater
menuju belakang pesawat angkasa yang terbang
mengarah kamera hilang di layar. Penonton akan
dilibatkan dalam pengalaman menonton film karena
dunia film ada disekitar penonton.
b. Komponen utama kedua bioskop adalah ukuran layar
film yang besar. Dalam gedung bioskop layar
mengambil bidang penglihatan yang sangat penting,
membuat sangat mudah untuk melihat dan penonton
membenamkan diri pada film. Setelah duduk di ruang
gelap hanya satu yang dilihat dan semua nampak lebih
besar dan hidup.
c. Menonton lebih nyaman karena dapat menonton
semuanya dengan baik. Proyektor film menampilkan
gambar dalam ukuran besar, lebih jelas. Detail gambar
lebih tajam dari pada jika dilihat dari televisi 19 inci, dan
gerakan kelihatan lebih mengalir. Mungkin tidak dengan
sadar mengenali ini, tetapi ini membuat suatu perbedaan
penting bagaimana kita menikmati suatu bioskop. Bisa
dilihat lebih detail, lebih memikat dalam dunia
perfilman. Gagasan dasar home teater merupakan
penciptaan kembali elemen-elemen peralatan rumah.
2. Kebutuhan home teater
Berdasarkan identifikasi perbedaan kenyamaan menonton
film di gedung bioskop tersebut maka kebutuhan peralatan
yang diperlukan untuk memenuhi gambar besar, jelas dan
sistem suara surround. Sehingga untuk membuat home teater
dibutuhkan elemen-elemen minimum sebagai berikut.
Layar televisi yang besar (sekurang-kurangnya 27 inchi
diukur secara
diagonal) dengan gambar yang jelas.
a. Sekurang-kurang 4 speaker
b. Pemecah sinyal suara surround dan pengirimannya ke
speaker
c. Peralatan player atau film broadcast dengan suara
surround, terutama dengan gambar yang jernih.
Terdapat sejumlah cara yang memenuhi kriteria untuk
membuat home teater. Sistem home teater tergantung
seberapa banyak uang yang dialokasikan dan seberapa
penting ketercapaian performansi.
E. Kesimpulan
1. Karena saat kita nonton pertunjukan musik, kita tidak hanya
melihat si pemusik saja tapi juga mendengarkan suara yang
dihasilkan oleh system tata suaranya. Memang tidak dipungkiri
lagi bahwa sisi ini memang sangat menarik untuk dibahas,
setidaknya bagi anda yang penasaran dengan system audio
profesional. ound reinfocement adalah sederetan peralatan yang
ditata sedemikia rupa untuk penguatan suara atau musik untuk
didengarkan oleh banyak orang. Prinsip dasarnya selalu sama.
Mulai dari system yang sederhana samapi yang paling rumit
2. Sampai sekarang cara terbaik menonton film adalah pergi ke
gedung bioskop. VCR telah memudahkan orang untuk
menyewa atau membeli film dan menontonnya dirumah, namun
TV tidak sebanding dengan layer lebar di gedung bioskop dan
sistem suara yang surround. Tidak hanya layar TV yang dapat
dibandingkan melainkan juga kualitas speaker rendah, format
film tidak sesuai dengan layar TV. Keberadaan DVD yang
mampu menghadirkan kualitas gambar setara dengan gambar
layar lebar, mengakibatkan banyak orang kembali ke ruang TV
untuk dijadikan sebagai home teater. Home teater diupayakan
menggunakan proyektor dan layar yang mahal. Perkembangan
teknologi
BAB 16
PERENCANAAN DAN INSTALASI AUDIO MOBIL
A. Kompetensi Dasar
3.18 Merencanakan instalasi audio pada sistem hiburan audio
video mobil
3.19 Menerapkan instalasi system hiburan audio video mobil
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menjelaskan Komponen car audio
video
2. Peserta didik mampu menjelaskan Pameran audio video
mobil
3. Peserta didik mampu menjelaskan Komponen-komponen
pendukung car audio video
4. Peserta didik mampu melakukan instalasi sistem audio video
5. Peserta didik menjelaskan Entertaiment dalam mobil
D. Uraian Materi
1. Car audio
Perangkat hiburan berupa home theater mungkin bagi
kebanyakan orang sudah menikmati dan dapat menilai
kualitasnya. Menikmati film ataupun musik dengan kualitas
setara dengan yang ada di gedung bioskop, mampu memberikan
suatu nilai kepuasan tersendiri. Namun, jika hal itu dinikmati
dalam mobil, akan lain lagi ceritanya.
Diawali tahun 1983 Zed audio merupakan perusahaan
pertama kali yang membuat penguat mobil 200 watt per kanal.
Speaker pertama kali digunakan dari home audio yang ada dalam
pasaran professional diinstall sederhana pada kendaraan.
Bagaimanapun, ini tidak cocok untuk temperatur ekstrim dan
getaran yang normal suatu mobil. Pengarah dimodifikasi dan
dikembangkan untuk mengatasi faktor ini.
Persaingan car audio dimulai sejak awal tahun 1980 setelah
ditemukan instalasi yang paling keras. Misal tahun 1985 Wayne
Harris terkenal memodifikasi Cadillac Hearse 3 fitur subwoofer
24 inchi sebaik seperti 8 subwoofer 12 inchi. Awalnya sedikit
pertimbangan diberikan untuk kualitas suara, namun pada awal
tahun 1990 beberapa organisasi termasuk di dalamnya IASCA,
mengawali persaingan car audio difokuskan pada kualitas suara.
Terdapat dua gaya SPL dibandingkan kualitas suara, satu sama
lain hamper menjadi ekslusif. Persaingan dalam hal kenyaringan
dikenal sebagai dB drag racing. Sekarang MEASQ mengantarkan
persaingan kualitas suara secara nasional di Australia.
Keberhasilan home theater sebagai hiburan rumah telah
mengimbas pada dunia modifikasi mobil, dalam hal ini sistem
audio dan video mobil sehingga mencuatlah sebuah tren yang
bernama car theatre atau car audio video atau kadang disebut juga
in car entertainment. Konsepnya, tentu berbeda dengan sistem
audio dan video biasa, meski kualitas suara serta display gambar
sama-sama diaplikasi. Perbedaan yang paling mendasar adalah
dengan hadirnya speaker khusus yang disebut center channel
speaker untuk ditempatkan di bagian depan tengah yang memang
tidak dipakai dalam tatanan SQ (sound quality) dan SPL (sound
pressure level). Dalam sebuah sistem car audio video yang dicari
adalah suatu suara yang bisa menghasilkan berbagai efek suara,
seperti staging (efek panggung), maging, surround, ambience,
serta akurasi suara yang baik. Sistem surround termasuk salah
satu yang paling dititik beratkan, di mana dewasa ini dikenal
beberapa sistem surround, di antaranya Dolby Digital, THX, DTS
5.1, serta yang tercanggih DTSES. Surround DTS 5.1 merupakan
yang paling banyak dipakai saat ini. Tak beda dengan sistem
home theater DTS 5.1 merupakan sistem surround dengan output
berbeda-beda untuk setiap kanalnya. Jadi terdapat 5 kanal
keluaran yang berbeda. Surround DTS 5.1 sendiri dihasilkan oleh
sebuah processor DTS 5.1 yang terdapat pada main unit
DVDDTS. Contohnya, Pioneer AVH P7550 DVD dan Clarion
VRX935 DVD, yang merupakan main unit berupa indash TV
monitor dengan dilengkapi processor DTS 5.1 berikut
kelengkapan player DVD, VCD, MP3, CD-RW, CD, dan radio.
Jika main unit bukan sebuah DVD DTS, keluarannya akan
memakai Dolby Digital atau Virtual Surround 5.1. Namun,
menurut Erwin Kosasih dari rumah audio Radius Mobile Works
Bandung, jika main unit berupa DVD biasa yang berarti belum
memiliki format dts, sebuah processor DTS 5.1 bisa
dicangkokkan untuk menghasilkan surround DTS 5.1 tersebut.
Kebutuhan sebuah sistem car theatre meliputi:
a. sebuah main unit DVD
b. satu set speaker depan yang terdiri dari mid bass 6 inci dan
sepasang tweeter
c. satu set speaker belakang coaxial (sesumbu) atau terpisah,
berukuran 5 atau 6 inci.
d. satu unit centre channel
e. satu atau dua unit subwoofer
f. satu atau dua unit power amplifier yang sudah mendukung
sistem surround DTS 5.1
g. beberapa TV monitor.
Dan yang paling penting tentu pemasangan dan penempatan
dari perangkat-perangkat tersebut, karena berbeda dengan
penempatan untuk sistem SQ dan SPL. Centre channel bisa
ditempatkan di atas dashboard atau di atas TV monitor. Dan untuk
speaker depan bisa dipasang pada panel pintu bagian paling depan
atas. Sementara untuk speaker belakang, sudut paling atas di
bagian mobil bisa jadi pilihan.
Khusus untuk subwoofer, bagian depan kabin mobil
merupakan tempat yang paling ideal. Namun, sehubungan dengan
penempatan di bagian tersebut cukup menyulitkan, maka
menempatkan subwoofer di bagian belakang mobil kerap menjadi
pilihan yang sulit untuk ditolak lagi. Pemasangan benar menjadi
keutamaan agar subwoofer di belakang tidak menjadi masalah.
Penggunaan TV monitor, hendaknya cukup dipakai beberapa
saja disesuaikan dengan kebutuhan. Begitu pula dengan
pemakaian power amplifier dan subwoofer. Cukup masing-
masing satu unit. Asalkan sanggup mendukung dan memenuhi
kebutuhan, efisiensi ruang mobil akan lebih mudah diwujudkan.
Selain itu, dalam segi pemeliharaan, jumlah perangkat yang lebih
sedikit tentu perawatannya akan lebih efektif.
2. Pameran audio Mobil
Alasan yang mendasari ketenaran audio mobil, di seluruh
dunia, adalah tersedianya peluang untuk berbagi cinta dan minat
akan mobil, bersaing dengan penggemar audio mobil lain dan
untuk memenangkan hadiah dan penghargaan. USA and
Canada.banyak diselenggarakan pameran audio mobil di banyak
negara berkembang, terutama kanada Amerika.
E. Kesimpulan
2. Speaker merupakan jawaban sempurna untuk orang yang
mengandalkan keluaran terbaik dari mobilnya. Ini penting untuk
pemuataran music yang keras, namun harus diyakini masih
dapat dipahami apa yang sedang dikatakan dan berasal dari
komponen speaker yang mana. Sebelum berbicara bagaimana
mengambil dalam komponen speaker, terlebih dahulu harus
mengetahui apa itu dan apa yang dikerjakan. Komponen speaker
adalah sebuah speaker yang biasanya berasal dari dua bagian.
Bagian tersebut biasanya speaker bass dan tweeter.
3. Dalam sebuah sistem car audio video yang dicari adalah suatu
suara yang bisa menghasilkan berbagai efek suara, seperti
staging (efek panggung), maging, surround, ambience, serta
akurasi suara yang baik. Sistem surround termasuk salah satu
yang paling dititik beratkan, di mana dewasa ini dikenal
beberapa sistem surround, di antaranya Dolby Digital, THX,
DTS 5.1, serta yang tercanggih DTSES. Surround DTS 5.1
merupakan yang paling banyak dipakai saat ini. Tak beda
dengan sistem home theater DTS 5.1 merupakan sistem
surround dengan output berbeda-beda untuk setiap kanalnya.
Jadi terdapat 5 kanal keluaran yang berbeda. Surround DTS 5.1
sendiri dihasilkan oleh sebuah processor DTS 5.1 yang terdapat
pada main unit DVDDTS.
BAB XVII
SISTEM HIBURAN PERTUNJUKAN SIARAN LANGSUNG
DI RUANGAN TERBUKA ATAU TERTUTUP
A. KOMPETENSI DASAR
3.20 Merencanakan instalasi sistem hiburan pertunjukan
siaran langsung di ruangan terbuka atau di ruang tertutup.
C. TUJUAN
1. Mengetahui perencanaan dalam istalasi sistem hiburan
pertunjukan siaran langsung di ruangan terbuka atau di
ruang tertutup.
D. MATERI
17.1 Pengertian Sistem Hiburan Pertunjukan
Hiburan adalah siaran yang memberikan kepuasan
batin (satisfaction) sesaat kepada pendengar atau pemirsa
yang dapat berdampak pada timbulnya suasan rileks, merasa
terbebas dari berbagai persoalan dan mendapatkan suasana
baru. Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang
bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk music, lagu,
cerita, dan permainan. Program yang termasuk dalam
kategori hiburan adalah drama, permainan (game), music,
dan pertunjukan.
Program yang menampilkan kemampuan atau
performance seseorang atau beberapa orang pada suatu
lokasi baik di dalam studio maupun di luar studio, di dalam
ruangan atau di luar ruangan. Jika mereka yang tampil adalah
para musisi maka disebut pertunjukan musik, atau jika yang
tampil adalah para olahragawan maka pertunjukan itu
disebut pertunjuk olahraga, begitu pula dengan pertunjukan
memasak, lawak, dan sebagainya.
Siaran langsung (live): Proses shooting (produksi)
dilakukan secara bersamaan dengan penyangan atau
penyiarannya kepada audien. Siaran ini membutuhkan
konsentrasi dan persiapan yang sangat matang, karena dalam
proses siaran ini kesalahan yang dilakukan sekecil apapun
tidak dapat diperbaiki atau diputar ulang. Artinya siaran
secara live tidak melalui proses penyuntingan (editing)
terlebih dahulu. Siaran secara langsung dibedakan lagi
menjadi dua macam yaitu siaran langsung dari studio dan
siaran langsung yang berasal dari luar area stasiun televisi
tersebut. Namun pada perkembangannya, ada beberapa
stasiun televisi yang menggabungkan kedua jenis siaran
langsung tersebut pada program acara olahraga, khususnya
pertandingan olahraga.
Blok diagram sound sistem pertunjukan :
E. KESIMPULAN
1. Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan
untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita,
dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori
hiburan adalah drama, permainan (game), musik, dan
pertunjukan.
2. Komponen sound sistem pertunjukan :Mic, Mixer,
Equalizer, Tone control, Crossover, Amplifier, Speaker,
Kabel, Compressor/limitter,
BAB XVIII
SISTEM AUDIO PAGING
A. KOMPETENSI DASAR
KD 3.21 Memahami peralatan instalasi sistem audio paging
KD 3.22 Menerapkan instalasi sistem audio paging
C. TUJUAN
1. Memahami peralatan instalasi sistem audio paging.
2. Menerapkan instalasi sistem audio paging.
D. MATERI
18.1 Defenisi sistem audio paging
Audio paging merupakan sistem audio panggilan
baik di dalam ruangan maupun diluar ruangan, ciri
khasnya menggunakan high impedance atau
menggunakan trafo pada output dan inputnya.
Audio paging sistem adalah fasilitas pengaturan
sistem penyampaian informasi suara antar ruangan kelas
(indoor) maupun antar lokasi (outdoor) dalam suatu
komplek / area sekolahan. Dilengkapi dengan switch
control untuk melakukan panggillan/pengumuman ke
semua ruang kelas atau acak ( ruang tertentu ), di
lengkapi pula dengan digital automatic bell, yaitu
perangkat bel alarm elektronik yang dapat bekerja secara
otomatis (bernada mp3), telah dilengkapi dengan sistem
operasi microcontroller sehingga tidak lagi memerlukan
perangkat komputer.sehingga audio paging system ini
sangat tepat digunakan gedung-gedung sekolah, akademi
/ universitas dan lain sebagainnya,suara jernih dan merata
ke seluruh ruangan kelas,suara speaker bagus untuk vocal
& musik.
18.2 Peralatan Instalasi Audio Paging
Adapun peralatan dalam instalasi audio paging adalah
sebagai berikut:
a. Amplifier, menggunakan jenis output trafo (ot) atau
sering disebut dengan power trafo (pt), yang terdiri
dari sistem: 100v, 70v dan 50v, tapi yang umum
digunakan 100v, yaitu merubah sinyal output audio
menjadi tegangan 100v.
Contoh :
1. Sebuah loudspeaker mempunyai tekanan bunyi keluaran
sebesar 92 dB (1m, 1Watt) bila diberi masukan sebesar 3
watt maka tekanan bunyi yang dihasilkan 92 dB + 5 dB =
97dB. 2. Berapa watt yang harus diberikan pada masukan
loudspeaker bila tekanan bunyi keluaran loudspeaker 95 dB
dan diperlukan bunyi dengan tekanan 106 dB ?
Jawab : Tekanan bunyi keluaran loudspeaker 95 dB dianggap
sama dengan standar 0 dB. Maka bunyi dengan tekanan 106
dB maka level bunyi yang harus ditambahkan = 106 dB - 95
dB = 11dB
Sesuai dengan tabel bahwa 11dB mempunyai
masukan sebesar 13 watt.
Tekanan bunyi yang sama dapat diperoleh dengan
penguat yang berdaya lebih rendah bila loudspeaker yang
digunakan mempunyai efisiensi yang lebih besar. Sebagai
contoh loudspeaker pertama mempunyai tekanan bunyi
keluaran sebesar 87 dB, loudspeaker kedua mempunyai
tekanan bunyi keluaran sebesar 90 dB. Untuk memperoleh
tekanan bunyi 90 dB pada 1 meter loudspeaker pertama
memerlukan masukan 2 watt dan yang kedua hanya 1 watt
saja.
Bila sinyal 1 watt dicatukan pada dua loudspeaker
yang mempunyai tekanan bunyi keluaran 90 dB maka akan
dihasilkan bunyi sebesar 93 dB (bertambah 3 dB). Ini lebih
menguntungkan bila diinginkan bunyi 93 dB dengan
loudspeaker 90 dB diperlukan masukan 2 watt. Jika hal di
atas untuk tiga loudspeaker maka akan diperoleh kalau
loudspeaker dicatu dengan 3 watt.
Tabel berikut memperlihatkan tekanan bunyi bila dua
loudspeaker atau lebih yang memiliki kapasitas yang sama
diinstal pada tempat yang sama.
Tabel 18.4 tekanan bunyi bila dua loudspeaker atau
lebih yang memiliki kapasitas yang sama diinstal pada
tempat yang sama.
Selain hal-hal yang telah diperhitungkan diatas,
perhitungan bunyi harus ditambah dengan faktor puncak. Hal ini
untuk menghindari terjadinya cacat bila sinyal informasi
mengalami kenaikan amplitudo secara insidental. Untuk
pembicaraan dan latar belakang musik faktor ini antara 6-10 dB
dan untuk musik sampai 20 dB.
b. Pelemahan bunyi.
Tekanan bunyi keluaran loudspeaker dapat berkurang
dengan bertambahnya jarak. Kuat suara berkurang secara
proporsional dengan kuadrat jaraknya. Tabel berikut
memperlihatkan pelemahan terhadap jarak dalam ruang bebas
(out door) dengan faktor angin, pantulan, tekanan udara,
temperatur dan sebagainya tidak diperhitungkan.
Tabel 18.5 pelemahan terhadap jarak dalam ruang bebas
(out door) dengan faktor angin, pantulan, tekanan udara,
temperature.
Pelemahan bunyi dalam ruangan (in door) lebih
rendah dibanding di luar ruangan hal ini tergantung dari
karakteristik akustik ruangan. Secara umum sistem
penyuaraan umum dirancang dengan pelemahan suara dalam
ruangan bebas digunakan sebagai patokan dan digunakan
sebagai faktor puncak. Pelemahan bervariasi tergantung pula
dengan frekuensi, pada frekuensi tinggi pelemahan lebih
besar dibanding dengan frekuensi rendah.
18.6 Penghantar
a. Tahanan penghantar
Tahanan Penghantar Sebuah penghantar tahanan
yang dipengaruhi oleh jenis bahan, luas penampang (A)
,panjang penghantar serta temperatur. Semakin panjang
penghantar dan semakin kecil luas penampang sebuah
penghantar akan memperbesar nilai tahannya. Tahanan
jenis bahan penghantar (P) adalah merupakan pengaruh
bahan terhadap nilai tahanan penghantar. Dimana nilai
tahanan jenis ini terpengaryh oleh temperatur
sekelilingnya.
Aluminium Al 0,029
Besi Fe 0,096
Emas Au 0,24
Germanium Ge 890
Perak Ag 0,0163
Platina Pt 0,108
Silikon Si 1000
Tembaga Cu 0,0175
b. Pengaruh Tahanan Penghantar
E. KESIMPULAN
1. Audio paging merupakan sistem audio panggilan baik di
dalam ruangan maupun diluar ruangan, ciri khasnya
menggunakan high impedance atau menggunakan trafo
pada output dan inputnya.
2. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam instalasi
sistem paging, diantaranya adalah, SPL (sound presure
level), tingkat tekanan suara adalah satuan yang
memberikan gambaran besar tekanan suara yang di
keluarkan oleh sebuah sumber bunyi yang di sebutkan
dalam satuan db (baca : decibel). semakin besar nilai spl
berarti semakin besar / tinggi sumber bunyi tersebut
mengeluarkan suara.
BAB XIX
MASTER REKAMAN AUDIO
A. KOMPETENSI DASAR
KD 3.23 Menerapkan pembuatan master rekaman audio
C. TUJUAN
1. Mengetahui fungsi dari mastering.
2. Mengetahui fungsi alat rekaman audio.
3. Mengetahui penerapan software editing dan rekaman audio
(cool edit pro).
D. MATERI
19.1 Fungsi mastering
Mastering audio, suatu bentuk audio pasca produksi,
adalah merupakan suatu proses penyusunan dan atau
transfer audio (yang direkam dalam suatu perangkat
penyimpanan audio dan berisi hasil fix-mixing audio) ke
dalam suatu perangkat penyimpanan data (file), hasil
mastering audio inilah yang nantinya merupakan bahan
dasar untuk sebuah produksi audio (audio production).
Adapun proses mastering audio ini biasanya merupakan
kombinasi dari beberapa proses semacam compressing,
limiting, duplication dan levelling. Dewasa ini -seiring
dengan kemajuan tehnologi- format mastering audio lebih
cenderung mempergunakan format digital-mastering,
walaupun beberapa kalangan masih tetap mempertahankan
format analog-mastering.
Dalam rangka membuat proses determinasi, maka
dalam suatu proses mastering sangat membutuhkan suatu
'pendengaran' yang kritis dan tidak akan dapat tercapai tanpa
adanya seorang Mastering Engineer. Meskipun terdapat
berbagai macam software mastering yang dapat membantu
kita dalam menyelesaikan proses mastering itu sendiri,
tetapi hasil akhirnya masih bergantung kepada kualitas
monitor-speaker. Disamping itu seorang mastering engineer
wajib melakukan proses pemerataan, perbaikan dinamisasi
audio dan lain-lain, agar hasil daripada proses mastering
audio ini dapat diperdengarkan di berbagai sistem pemutar
audio dengan baik (dengan kata lain dapat didengar secara
baik di berbagai macam alat pemutar audio).
Sejak sekitar tahun 1990-an, segala proses elektro
mekanis, sebagian besar telah digantikan dengan proses
tehnologi-digital, mulai dari proses recording secara digital
yang tersimpan dalam bentuk HDD atau Digital Tape dan
dipindahkan ke dalam Cakram Digital (CD). Proses digital
audio workstation (DAW) menjadi suatu hal yang umum
dalam proses mastering, karena memungkinkan untuk
memanipulasi line-off audio yang direkam dalam suatu
graphical user interface (GUI).
Meskipun proses digital-mastering ini telah banyak
digunakan, namun pada kenyataannya proses analog -
mastering (dengan mempergunakan alat-alat analog) pun
masih tetap dipertahankan dalam rangka menyelesaikan
proses mastering audio ini. Masih sering pula terjadi
perdebatan mengenai kelebihan dan kekurang proses
digital-mastering ini, utamanya diperbandingkan dengan
hasil proses analog-mastering. Perdebatan ini biasanya
berkisar pada proses pengolahan sinyal audio (pengolahan
sinyal analog versus pengolahan sinyal digital). Namun
perdebatan ini tidak menampik proses digital dalam rangka
penyimpanan audio hasil mastering.
Di dalam proses mastering ini tidak mengenal apa
yang disebut dengan "optimum mix level for mastering",
meskipun demikian para mastering-engineer sepakat bahwa
-3 dB sampai -6 dB headroom (pada saat mixing audio)
adalah merupakan syarat mutlak untuk dapat menghasilkan
mastering-audio yang baik, sehingga pada akhir proses
mastering dapat menghasilkan rata-rata level antara -12
dBFS sampai -10 dBFS pada sisi kiri dan atau kanan.
Proses mastering audio ini selalu didahului dengan
suatu proses mixing-audio yang bertujuan mengedit,
cutting, meratakan, panning dari berbagai instrument musik
(termasuk vokal) yang telah selesai direkam. Setelah selesai
proses fix-mixing, barulah menginjak tahap mastering
audio, yang dalam tulisan ini lebih menekankan pada proses
digital-mastering. Dalam proses digital-mastering ini
banyak metode yang berkembang dan dipergunakan oleh
para mastering engineer, diantaranya adalah tehnik
mastering dengan Wave-Lab, mastering dengan T-Rack,
Har Ball mastering tehnik dan AMT mastering.
Jadi, Audio perlu dimastering karena agar audio itu
menghasilkan tingkat Loudness (kekerasan suara),
ekualisasi, harmoni, stereo image mirip dengan hasil
rekaman profesional (seperti yang adala pada audio di CD
komersil).
19.2 Kebutuhan dan Fungsi alat rekaman audio
Saat ini, “Analog” merupakan satu-satunya jenis rekaman
yang dilakukan kebanyakan musisi. Kemampuan yang luas
dari alat rekam DAT, Alesis ADAT 8 trek, Tascam DA-88 8
trek dan perekam hard disk seperti Emu Darwin, Akai dan
Vestax telah merubah situasi ini. Tetapi prosesnya sama
meskipun ada perbedaan teknikal dan spesifikasi format.
Proses Perekaman Analog
Peralatan perekaman analog menggunakan sebuah
tape plastik yang dilapisi dengan partikel-partikel magnet
bergerak melintasi head perekam magnet dengan kecepatan
yang konstan untuk merekam dan memutar ulang. Selalu ada
sebuah head penghapus, pada jalur tape, untuk menghapus
dan mengatur kembali partikel-partikel sebelum menyentuh
head rekam.
Pada mesin dua head terdapat satu head untuk
merekam maupun playback. Disain tiga head mempunyai
satu head untuk merekam, sinkronisasi (sync head) dan yang
lain untuk playback. Mesin-mesin profesional mempunyai
tiga head. Ada keterbatasan banyaknya sinyal partikel tape
dapat serap dan produksi ulang. Dua buah parameter
berkaitan dengan memaksimalkan kemampuan tape untuk
merekam dan playback adalah kecepatan tape dan bias. Pada
kecepatan yang lebih cepat, lebih banyak sinyal yang
diberikan, dengan kata lain lebih banyak partikel yang
terekam. Kebanyakan perekam multitrack analog profesional
bekerja pada 30 ips (inches per second / inch per detik).
Sinyal frekuensi tinggi, 100Khz atau lebih, jauh lebih tinggi
dari yang manusia sanggup dengar, ketika direkam bersama
sinyal normal, partikel magnet bekerja lebih baik untuk
menghasilkan frekuensifrekuensi yang lebih tinggi. pada
proses yang komplex banyak kemungkinan terjadi
kesalahan. Mesin tape harus secara mekanis dan elektronik
diatur pada spesifikasi yg sangat akurat. Pertama, untuk
memastikan bahwa secara fisik memungkinkan tape secara
lembut berbalik (shuttle), rewind atau forward.
Meskipun formula tape berkembang sangat pesat,
problem mekanik dapat merusak tape karena meregang atau
mengusutkan. Tidak ada yang dapat memperbaiki kesalahan
ini. Problem lain termasuk kehilangan partikel kaset,
dinamakan “shedding”(penghancuran), fluktuasi cepat yang
memproduksi “wow and flutter” dan kaset yang tidak layak
untuk kontak dengan head. Lebih jauh lagi, elektronik harus
merekam sinyal input dan melakukan plyback dengan baik.
Inilah mengapa tone/frekuensi pada kaset master anda
menjadi sangat penting. Frekuensi tone dibutuhkan untuk
mengatur secara elektronik pada mesin tape sehingga ketika
bekerja pada studio yang berbeda, tape terdengar sama
seperti yang diingat. Ketika semua parameter diatur secara
benar, dapat didengarkan kembali apa yang telah direkam
sebelumnya.
Proses Perekaman Digital
Proses perekaman digital secara mekanik jauh lebih
sederhana, tetapi sangat banyak melibatkan elektronika.
Sinyal masukan dikopi 1000 kali /detik dan setiap potongan
akustik masing-masing diberi angka digital, yang berisikan
nomor 0 dan 1. Secara teori, pengubah analog ke digital
(ADC converter) menerima masukan analog dan
merubahnya menjadi sekelompok angka kombinasi 0 dan 1.
Sedangkan pengubah digital ke analog (digital-toanalog
converter / DAC) berfungsi mengubah sinyal digital ke
analog.
Sampling rate adalah kecepatan pengambilan sampel
atau berapa banyak suara dipotong dalam satu detik
merupakan faktor utama pada seberapa baik sebuah suara
dapat melalui proses digitalisasi. CD dikopi atau disampel
pada 44,1 K atau 44.100 kali/detik, dan itu menjadi standard
industri. Beberapa format menawarkan 48 K sampling.
Mesin tape digital menggunakan pemindahan
mekanik dan tape plastik sebagai sebuah media penyimpanan
informasi digital. Alesis ADAT dan Tascam DA-88 adalah
contoh digital track ganda yang tidak terlalu mahal. Cara lain
yang dapat diterima adalah perekam hard disk. Beberapa
diantaranya memakai komputer dengan software sebagai
pengontrol yang canggih, seperti digi-design dan
soundscape, sementara yang lainnya memberikan kotak
tempat hard disk untuk menyimpan, seperti Emu Darwin,
Vestax dan Akai.
Ukuran hard disk membatasi lama waktu perekaman.
Pencarian menjadi sangat cepat, begitu pula saat melakukan
pengeditan. Ketika cara ini dipadukan dengan komputer
sebagai antar muka, didapatkan sebuah processor musik yang
tangguh.
Peralatan Rekam Audio
Alat musik menghasilkan gelombang audio. Ketika
orang berbicara atau menyanyi maka dihasilkan gelombang
audio. Gelombang audio itulah yang akan direkam dan
diproses menjadi sebuah lagu. Peralatan yang digunakan
didalam proses rekaman meliputi :
Mikrofon, Mikropon adalah suatu alat yang dapat
mengubah getaran suara menjadi getaran listrik.
Mikropon merupakan salah satu sumber pokok
berkaitan dengan masukan sinyal pada studio rekaman
/ studio produksi. Karena mkropon pada umumnya
sangat peka dalam menerima getaran suara, peletakan
mikropon memerlukan pengaturan khusus agar suara-
suara yang tidak diperlukan tidak ikut masuk
menggetarkan membrane mikropon. Terdapat beraneka
jenis mikropon yang mempunyai karakteristik berbeda
oleh karena itu untuk terapan yang bereda diperlukan
jenis mikropon yang berbeda. Agar hasilnya optimal
diperlukan keterampilan pemilihan mikropon yang
sesuai dengan tujuan pengambilan suara.
Tampilan Awal
1. Buka aplikasi Cool Edit dan anda akan menemukan
tampilan awal seperti ini:
Memasukkan Suara
1. Ada dua cara memasukkan suara di aplikasi ini.
Pertama, merekam langsung menggunakan Cool
Edit, dan kedua memasukkan file suara yang
telah jadi ke aplikasi ini.
2. Untuk merekam suara diperlukan microphone
yang disambungkan ke komputer. Perlu
diperhatikan apakah computer tersambung
dengan benar di computer dengan mengecek di
control panel komputer.
3. Setelah microphone tersambung dengan
computer, klik tombol record berwarna merah
berikut ini:
Menghilangkan Noise
Noise merupakan suara yang mengganggu
seperti misalnya seringkali karena microphone yang
kita gunakan mengalami gangguan atau kualitasnya
tidak baik. Untuk mendapatkan suara yang jernih, kita
perlu menghilangkannya. Langkah pertama
menghilangkannya adalah klik dua kali file yang telah
dimasukkan di cool edit(kotak sebelah kiri). Setelah
di klik dua kali, tampilan akan berganti ke single
track. Kemudian sorot salah satu noise yang ada di
sebuah file suara, kemudian klik menu effect > noise
reduction > noise reduction. Berikut ini tampilannya:
Gambar 19.20 noise
20. Setelah menu noise reduction di klik akan muncul
kotak menu Noise reduction. Langkah selanjutnya
adalah, Ubah FFT sizeb point ke 512. Kemudian
klik menu “Get Profile From Selection” dan klik
OK.
E. KESIMPULAN
1. Mastering audio, suatu bentuk audio pasca produksi, adalah
merupakan suatu proses penyusunan dan atau transfer audio
(yang direkam dalam suatu perangkat penyimpanan audio
dan berisi hasil fix-mixing audio) ke dalam suatu perangkat
penyimpanan data (file), hasil mastering audio inilah yang
nantinya merupakan bahan dasar untuk sebuah produksi
audio (audio production).
2. Peralatan yang digunakan didalam proses rekaman
diantaranya ialah, microphone, audio mixer, equalizer, audio
reverb, audio compressor,dll.
3. Cool Edit merupakan aplikasi computer yang mampu
memanipulasi file suara seperti memotong, menyambung,
menggabungkan, menjernihkan, dan berbagai macam
rekayasa suara lainnya. Aplikasi ini bias membantu
pembuatan program radio ataupun menunjang pembuatan
karya videografi.
BAB XX
DOKUMENTASI VIDEO
A. KOMPETENSI DASAR
KD 3.24 Memahami peralatan pembuatan dokumentasi
video
KD 3.25 Merencanakan pembuatan dokumentasi video
C. TUJUAN
1.Mengetahui peralatan pembuatan dokumentasi video.
2. Mengetahui perencanaan dalam pembuatan dokumentasi
video.
D. MATERI
20.1 Peralatan pembuatan dokumentasi video.
a. Kamera Video (Camcorder)
Gambar 20.1 kamera video
Camcorder adalah alat yang digunakan dalam
pengambilan gambar dan video.
b. Komputer
E. KESIMPULAN
1. Adapun alat yang harus disiapkan dalam pembuatan
dokumentasi video adalah kamera video, computer,
compact disk, dll.
2. Banyak teknik pengambilan gambar yang harus
diperhatikan dalam dokumentasi video, diantaranya
seperti lighting, focus kamera, dan fungsi fungsi lain
yang ada pada kamera.
BAB XXI
INSTALASI SISTEM PENGAMANAN GEDUNG
MENGGUNAKAN CCTV
A. KOMPETENSI DASAR
KD 3.26 Menerapkan instalasi sistem pengamanan gedung
menggunakan CCTV.
C. TUJUAN
1. Mengetahui penerapan instalasi sistem pengamanan gedung
menggunakan CCTV
D. MATERI
21.1 Elemen Sistem CCTV
Perancangan sistem CCTV membutuhkan seorang
perancang untuk memadukan sejumlah peralatan penting.
Secara individu, peralatan rumit, namun bagaimana
masing-masing berinteraksi satu sama lain sangat penting.
Ditunjukkan dalam gambar di bawah ini sistem terdiri dari
6 elemen yang perlu dipertimbangkan bila digunakan
dalam perancangan sistem CCTV meliputi :
- pengambilan gambar lingkungan
- lensa kamera
- media transmisi
- monitor
- manajemen sinyal video
- dan peralatan pengendali.
E. KESIMPULAN
1. Sistem cctv terdiri dari 6 elemen yang perlu
dipertimbangkan bila digunakan dalam perancangan
sistem CCTV meliputi :
- pengambilan gambar lingkungan
- lensa kamera
- media transmisi
- monitor
- manajemen sinyal video dan peralatan pengendali.
2. Faktor kunci lain dalam perancangan sistem CCTV
adalah kamera. Sekarang ini, aplikasi produk kamera
CCD kamera lebih disukai. Oleh karena itu di dalam
pembahasan ini akan difokuskan pada teknologi
CCD.CCD kependekan dari Charge Couple Device
sensor image yang menawarkan beberapa keuntungan :
• Mudah dioperasikan
• Meningkatkan umur pemakaian
• Kecil, terbungkus ringkas
• Sensitivitas sempurna
• Sedikit lebih peka terhadap EMI (Electromagnetic
Interference) dan RFI (Radio Frekuensi
Interference).
• Biaya efektif.