Anda di halaman 1dari 98

KORELASI PENGHAYATAN ASMAUL HUSNA DENGAN

KECERDASAN SPIRITUAL SISWA KELAS XI MAN WONOKROMO

BANTUL TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam

Disusun Oleh:
Abdur Rouf
NIM. 10410040

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2014
SURATPERNYATAANKEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama Abdur Rouf
NIM 10410040
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kal aga
Yogyakarta
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya ini adalah hasil kaiya
atau penelitian saya sendiri bukan hasil karya atau penelitian orang lain.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benamya.

Yogyakarta, 12 Maret 2014


Yang menyatakan,

2s7e1Ac 1a66237

Abdur Rouf
NIM : 10410040

ii
1211a Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-05-03/RO

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI

Hal : Skripsi Sdr. Abdur


Rouf Lamp : 3 Eksemplar

Kepada
Yth. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Di Yogyakarta

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi
serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing
berpendapat bahwa skripsi Saudara:
Nama Abdur
Rouf
Judul 10410040
Skripsi Korelasi Penghayatan Asmaul Husna dengan
Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas XII MAN
Wonokromo Bantul Tahun Ajaran 2013/2014
sudah dapat diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan
Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam
Dengan ini kami mengharap agar skripsi saudara tersebut di atas dapat
segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Yogyakarta, 12 Maret 2014
Pembimbing

Drs. Radino, M. Ag.


NIP. 19660904 199403 1 001
Universitos Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UENSK-BM-05-07/RO

PENGESAHAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR


Nomor : UIN.2 /DT/PP.01.1/66/2014

Skripsi/Tugas Akhir dengan judul :

KORELASI PENGHAYATAN ASMAUL HUSNA DENGAN KECERDASAN


SPIRITUAL SISWA KELAS XI MAN WONOKROMO BANTUL TAHUN
AJARAN 2013/2014

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Nama Abdur Rouf


NIM 10410040
Telah dimunaqasyahkan pada Hari Kamis tanggal 27 Maret
2014 Nilai Munaqasyah A-

Dan dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Kalijaga.

TIM MUNAQASYAH :

Ketua Sidang

Drs. Radino, M.Ag.


NIP. 19660904 199403 1 001
Penguji I Penguji 11

Dr. Muqowim, M.#.g. Drs. Nur M ajat, M.Si.


NIP. 19730310 199803 1 002 NIP. 19680110 199903 2 001

Dekan
Faku lmu Tarbiyah dan
Keguruan Sunan Kalijaga

amruni, M.Si.
5 198503 1
005
MOTTO

 
     
  
  


Artinya: “Dan Allah memiliki Asmaul Husna (nama-nama yang terbaik), maka
bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu”1

v
1
Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Terjemah, Edisi Tahun 2002 (Jakarta: A-
Huda, 2005), hal. 175.

v
PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:


Almamaterku Tercinta
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan
Uiniversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

v
ABSTRAK
ABDUR ROUF, Korelasi Penghayatan Asmaul Husna dengan Kecerdasan
Spiritual Siswa Kelas m MAN U'onokromo Bantul Tahun Ajarar. 2013/2014.
Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2014. Latar belakang penelitian
ini adalah maraknya pelanggaran norma-ncrma agama dan budaya yang
justru banyak dilakukan oleh kaum terpelajar, ha1 ini terjadi karena
kurangnya implementasi sebuah teori pelajaran dan rendahnya tingkat
spiritualitas siswa. Sehingga perlu adariya upaya utuk meningkatkan
kecerdasan spa-itual. Salah satu metode untuk meningkatkan kecerdasan
spiritual adalah dengan mengkaji dan menghayati asmaul husna. Oleh karena
itu perlu diadakan penelitian tentang adatidaknya korelasi antara penghayatan
asmaul husna dengan keo-crdasan spiritual. Yang menjadi pokok
perniasalahan dalam penelitian ini adalah: bagaimana tingkat penghayatan
asmaul husna siswa dan tingkat kecerdasan spiritual siswa, kemudian adakah
korelasinya antara penghayatan asmaul husna dengan kecerdasan spiritual siswa
kelas XI MAN Wonokromo Bantul. Penelitian ini bertujuan untuk
mengungkap ada tidaknya hubungan yang signifikan antara penghayatan asmaul
husna dengan kecerdasan spiritual s-iswa kelas XI VIAL Wonokromo
Bantul.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas Xl MAN Wonokromo Bantul tahun
ajaran 2013/2014 sebanyak 202 siswa. Pengambilan sampel penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling dengan model
proportionate sfratified random sampling. Ukuran sampel diambil 28% dari
populasi berdasarkan ketentuan Suharsimi Arikunto sehingga jumlah sampelnya
56 siswa. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode angket,
wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis insmimen meliputi uji validitas
dan reliabilitas. Hasil dari uji validitas angket penghayatan asmaul husna dari
30 butir soal terdapat 25 butir soal dinyatakan valid dan angket kecerdasan
spiritual dari 30 butir soal terdapat 28 butir dinyatakan valid. Kemudian uji
reliabilitas kedua angket penelitian tersebut adalah 0.875 dan 0.900 sehingga
kedua angket tersebut dinyatakan reliabel. Analisis data dengan
menggunakan teknik korelasi product moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) tingkat penghayatan asmaul husna siswa
kelas XI MAN Wonokromo Bantul termasuk dalam kategori sedang dengan
frekwensi 26 siswa atau 46.43%; 2) tingkat kecerdasan spiritual siswa kelas
XI MAN Wonokromo Bantul termasuk dalam katcgori sedang dengan frckwensi
23 siswa atau 41.07%; 3) terdapat korelasi yang positif dan signifikan baik
dalam taraf signifikasi 5% maupun 1% antara penghayatan asmaul husna
dengan kecerdasan spiritual siswa kelas XI MAN Wonokromo Bantul
ditujukan dengan nilai ftgg = 0.777 dan termasuk dalam kategori kuat dengan
persentase 60.34%.
Kata Kunei: Korelasi, Penghayatan Asmaul Husna, Kecerdasan Spiritual.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, zat yang

Maha Rahman dan Maha Rahim. Shalawat dan salam semoga tercurahkan

kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw., manusia paling mulia yang telah

menuntun manusia menuju jalan yang lurus untuk mencapai kebahagiaan di

dunia dan akhirat. Semoga kita termasuk ke dalam golongan yang senantiasa

mencintai dan memuliakannya, amin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terwujud tanpa adanya bantuan,

bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala

kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga

Yogyak

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan b’IN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Bapak Drs. Radino, M.Ag selaku dosen pembimbing skripsi dan

dosen penasehat akademik yang senantiasa sabar dan telaten dalam

membimbing menyelesaikan skripsi.

4. Segcnap Dosen dan Karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

5. Bapak Drs. Rahmat Mizan, iMA., selaku Kepala Madrasah Aliyah Negeri

Wonokromo Bantul beserta Bapak/lbu dewan guru, staf dan karyawan


MAN Wonokromo Bantul yang telah banyak membantu dalam

pengumpulan data penyusunan skripsi.

6. Bapak dan ibu tercinta yang selalu memberikan doa, motivasi dan

dorongan baik moral maupun materil. Sehingga penulis dapat hidup

dan mengerti akan sebuah kesederhanaan, pe;juangan dan

pengorbanan.

7. Ibunda Hj. Hadiah Abdul Hadi, Bapak Drs. Jalal Suyuthi, S.H.

selaku pengasuh Pondok Pesantren Wahid Hasyim yang telah

memberikan banyak ilmu dan motivasinya.

8. Selunih teman-teman tercinta Quantum-D dan santri Pondok Pesantren

Wahid Hasyim yang selama ini telah setia menemani dan memberikan

bantuan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini.

Kepada semua pihak tersebut, semoga annal baik yang telah diberikan

dapat diterima oleh Allah swt dan mendapatkan limpahan rahmat dari-Nya,

amin.

Yogyakarta, 11 Februari 2014


Pen un,

ouf
NIM. 10410040
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i

HALAMAN SURAT PERNYATAAN..............................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................iv

HALAMAN MOTTO.........................................................................................v

HALAMAN PERSEMBAHAN.........................................................................vi

HALAMAN ABSTRAK.....................................................................................vii

HALAMAN KATA PENGANTAR...................................................................viii

HALAMAN DAFTAR ISI.................................................................................x

HALAMAN TRANSLITERASI........................................................................xii

HALAMAN DAFTAR TABEL.........................................................................xvi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR.....................................................................xviii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN.................................................................xix

BAB I : PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1


B. Rumusan Masalah...................................................................................8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...............................................................8
D. Kajian Pustaka.........................................................................................9
E. Landasan Teori........................................................................................13
F. Hipotesis..................................................................................................35
G. Metode Penelitian....................................................................................35
H. Sistematika Penulisan..............................................................................51

BAB II : GAMBARAN UMUM MAN WONOKROMO BANTUL................53

A. Letak Geografis.......................................................................................53
B. Sejarah Singkat dan Perkembangannya..................................................54
C. Visi dan Misi...........................................................................................57
D. Struktur Organisasi..................................................................................64
E. Keadaan Guru dan Karyawan.................................................................75

x
F. Keadaan Siswa........................................................................................81
G. Sarana dan Prasarana...............................................................................82

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA...............................85

A. Analisis Penghayatan Asmaul Husna Siswa Kelas XI MAN


Wonokromo Bantul Tahun Ajaran 2013/2014........................................85
1. Uji Validitas Instrumen...............................................................92
2. Uji Reliabilitas Instrumen...........................................................95
3. Kategori Penghayatan Asmaul Husna.........................................96
B. Analisis Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas XI MAN Wonokromo
Bantul Tahun Ajaran 2013/2014.............................................................106
1. Uji Validitas Instrumen...............................................................110
2. Uji Reliabilitas Instrumen...........................................................113
3. Kategori Kecerdasan Spiritual....................................................114
C. Korelasi Penghayatan Asmaul Husna dengan Kecerdasan Spiritual
Siswa Kelas XI MAN Wonokromo Bantul Tahun Ajaran
2013/2014................................................................................................124
1. Uji Prasyarat Analisis..................................................................124
a. Uji Normalitas Data..............................................................124
b. Uji Linieritas Data................................................................125
2. Analisis Data...............................................................................126
a. Korelasi Penghayatan Asmaul Husna dengan
Kecerdasan Spiritual.............................................................127
b. Mencari Besarnya Korelasi Penghayatan Asmaul
Husna dengan Kecerdasan Spiritual.....................................131
c. Uji Hipotesis.........................................................................132
d. Pembahasan..........................................................................134

BAB IV : PENUTUP.........................................................................................144

A. Kesimpulan.............................................................................................144
B. Saran-saran..............................................................................................145

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................147

LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................150

xi
TRANSLITERASI

Transliterasi dimaksudkan sebagai pengalihan huruf dari abjad yang satu ke abjad

yang lain. Berdasarkan surat keputusan bersama menteri agama RI dan menteri

pendidikan dan kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543 b/U/1987, tanggal 22

Januari 1988, transliterasi Arab ke Latin adalah sebagai berikut:1

A. Konsonan Tunggal

Huruf
Nama Huruf Latin Keterangan
Arab
‫ا‬ Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan
‫ة‬ Ba’ B Be
‫ت‬ Ta’ T Te
‫ث‬ Sa’ S Es (dengan titik di atas)
‫ج‬ Jim J Je
‫ح‬ Ha’ H Ha (dengan titik di bawah)
‫خ‬ Kha’ Kh Ka dan Ha
‫د‬ Dal D De
‫ذ‬ Zal Z Zet (dengan titik di atas)
‫ز‬ Ra’ T Er
‫ش‬ Zai Z Zet
‫س‬ Sin S Es
‫ش‬ Syin Sy Es dan Ye
‫ص‬ Sad S Es (dengan titik di bawah)
‫ض‬ Dad D De (dengan titik dibawah)
‫ط‬ Ta’ T Te (dengan titik dibawah)

1
Suwadi, dkk., Panduan Penulisan Skripsi Jurusan Pendindikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, (Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012), hal. 78.

xii
‫ظ‬ Za’ Z Zet (dengan titik dibawah)
‫ع‬ ‘ain - Koma terbalik di atas
‫غ‬ Gain G Ge
‫ف‬ Fa’ F Ef
‫ق‬ Qaf Q Qi
‫ك‬ Kaf K Ka
‫ل‬ Lam L El
‫و‬ Mim M Em
ٌ Nun N En
‫و‬ Wawu W We
ِ Ha’ H Ha
‫ء‬ Hamzah - Apostrof
ً Ya’ Y Ye

B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah ditulis Rangkap

Muta‟addidah ditulis ‫يت ع د دة‬


„iddah ditulis ‫ِع د ة‬

C. Ta‟ Marbutah di Akhir Kata

1. Bila dimatikan maka ditulis h

hikmah ditulis ‫ِح ْك ًة‬


„illah ditulis ‫ِعه ة‬
(Ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang sudah

terserap kedalam bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya,

kecuali dikehendaki lafal asli).

2. Bila ta‟ marbutah diikuti dengan kata sandang “al” serta kedua bacaan

tersebut terpisah, maka ditulis dengan h.

xii
karamah al-auliya‟ ditulis ‫ك‬ ‫ية س‬ ِ‫ْون‬
‫اال‬ ‫يب‬
‫ِء‬
zakah al-fitri ditulis ‫ش‬ ِ‫ْ ا ْنف‬ ‫ِس‬
‫ط كبة‬
3. Ta‟ marbuthah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah, dan

dammah, maka ditulis t:

ni‟matullah ditulis ِ‫َ ْع ًة لال‬


ِ
barakatan ditulis ‫ث‬ ‫كة س‬
D. Vokal Tunggal

Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,

transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Huruf Latin Contoh Transliterasi


a ‫ف ع م‬ fa‟ala
ِ i ‫س ِك ذ‬ zukira
u ‫ت‬ ‫ي ره‬ yazhabu

E. Vokal Rangkap

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara

harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

Harakat dan Huruf Huruf Latin Contoh Transliterasi


ًْ .. ... ai ‫ك ْي ف‬ kaifa

ْ‫ و‬.. ... au ‫ح ْو ل‬ haula

F. Vokal Panjang

Vokal panjang atau maddah yang lambangnya berupa harakat dan huruf,

transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

xi
Harakat dan Huruf Huruf Latin Contoh Transliterasi
‫ا‬.. .‫ى‬. .. ā ‫ ل ب‬- ‫يي ز‬ qāla - ramā
‫ق‬
‫ى‬.ِ... ī ‫ِق ْي م‬ qīla
‫و‬. ... ū ‫ل ْو ق ي‬ yaqūlu

G. Vokal Pendek yang berurutan dalam satu Kata dipisahkan dengan apostrof

a‟antum ditulis ‫ا ا َْت ْى‬


la‟in syakartum ditulis ‫ن ِئ ٍْ ش ك ْست‬
‫ْى‬
H. Kata sandang

Apabila kata sandang (‫ )ال‬diikuti dengan huruf qamariyah, maka dengan

menggunakan “al” yang ditulis secara terpisah dengan kata yang

mengikutinya. Kemudian apabila (‫ )ال‬diikuti dengan huruf syamsiyyah, maka

ditulis dengan menggandakan huruf syamsiyyah yang mengikutinya serta

menghilangkan huruf “al”nya.

al-qur‟an ditulis ‫انقسا‬


asy-syamsu ditulis ‫ان ًشس‬

I. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat dapat ditulis menurut bunyi atau

pengucapannya dan penulisannya.

zawil-furūd atau zawī al-


furūd
ditulis ‫و انفسوض‬
ً ‫ذ‬
ahlussunnah atau ahl as-
sunnah
ditulis ‫اهم انسُة‬

xv
DAFTAR TABEL

Tabel I : Asmaul Husna.........................................................................19

Tabel II : Daftar Sampel Penelitian........................................................39

Tabel III : Skor Alternatif Jawaban Angket.............................................40

Tabel IV : Kisi-kisi Angket Pengahayatan Asmaul Husna......................42

Tabel V : Kisi-kisi Angket Kecerdasan Spiritual....................................43

Tabel VI : Interpretasi Koefisien Alpha...................................................46

Tabel VII : Kepemimpinan MAN Wonokromo Bantul.............................56

Tabel VIII : Daftar Nama Wali Kelas.........................................................67

Tabel IX : Daftar Nama Guru...................................................................77

Tabel X : Daftar Nama Staf dan Karyawan............................................80

Tabel XI : Jumlah Siswa MAN Wonokromo Bantul...............................81

Tabel XII : Sarana dan Prasarana..............................................................82

Tabel XIII : Kisi-kisi Angket Penghayatan Asmaul Husna........................87

Tabel XIV : Angket Penghayatan Asmaul Husna.......................................88

Tabel XV : Hasil Uji Validitas Angket Penghayatan Asmaul Husna........93

Tabel XVI : Hasil Uji Reliabilitas Angket Penghayatan Asmaul Husna....95

Tabel XVII : Interpretasi Koefisien Alpha...................................................96

Tabel XVIII : Distribusi Frekwensi Relatif Penghayatan Asmaul Husna.....98

Tabel XIX : Mean Variabel Penghayatan Asmaul Husna...........................99

Tabel XX : Perhitungan Deviasi Standar...................................................101

Tabel XXI : Kategori Penghayatan Asmaul Husna.....................................104

Tabel XXII : Indikator Angket Kecerdasan Spiritual...................................106

xv
Tabel XXIII : Angket Kecerdasan Spiritual..................................................107

Tabel XXIV : Hasil Uji Validitas Angket Kecerdasan Spiritual...................111

Tabel XXV : Hasil Uji Reliabilitas Angket Kecerdasan Spiritual................113

Tabel XXVI : Interpretasi Koefisien Alpha...................................................113

Tabel XXVII : Distribusi Frekwensi Relatif Kecerdasan Spiritual.................116

Tabel XXVIII : Mean Variabel Kecerdasan Spiritual......................................117

Tabel XXIX : Perhitungan Deviasi Standar Angket Kecerdasan Spiritual....119

Tabel XXX : Kategori Kecerdasan Spiritual................................................122

Tabel XXXI : Hasil Uji Normalitas Data.......................................................124

Tabel XXXII : Hasil Uji Linieritas Data.........................................................126

Tabel XXXIII : Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r....................................127

Tabel XXXIV : Hasil Uji Korelasi Variabel X dan Y......................................128

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar I : Variabel Penelitian.........................................................................36

Gambar II : Struktur Organisasi MAN Wonokromo Bantul.............................65

Gambar III : Diagram Kategori Penghayatan Asmaul Husna Siswa..................105

Gambar IV : Diagram Kecerdasan Spiritual Siswa............................................123

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Data Angket Penelitian...........................................................150

Lampiran II : Hasil Uji Validitas Penghayatan Asmaul Husna....................162

Lampiran III : Hasil Uji Reliabilitas Penghayatan Asmaul Husna.................174

Lampiran IV : Hasil Uji Validitas Kecerdasan Spiritual................................176

Lampiran V : Hasil Uji Reliabilitas Kecerdasan Spiritual............................188

Lampiran VI : Hasil Uji Normalitas Data.......................................................190

Lampiran VII : Hasil Uji Linieritas Data.........................................................191

Lampiran VIII : Lembar Asmaul Husna...........................................................194

Lampiran IX : Bukti Seminar Proposal..........................................................195

Lampiran X : Kartu Bimbingan Skripsi........................................................196

Lampiran XI : Sertifikat PPL-KKN Integratif................................................197

Lampiran XII : Sertifikat TOEFL....................................................................198

Lampiran XIII : Sertifikat TOAFL....................................................................199

Lampiran XIV : Sertifikat ICT..........................................................................200

Lampiran XV : Sertifikat SOSPEM.................................................................201

Lampiran XVI : Surat Izin Penelitian................................................................202

Lampiran XVII : Daftar Riwayat Hidup.............................................................205

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses modernisasi berjalan terus menerus seiring dengan

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang

secara pesat dan mendasar seperti adanya internet, gadget dan smartphone.

Dalam bergelut dengan gejala modernisasi tidak jarang manusia

kehilangan arah, bahkan kehilangan eksistensi dirinya sebagai makhluk

sosial. Akibatnya manusia hanya dibutakan oleh kenikmatan yang bersifat

duniawi atau materialistik sehingga banyak mengesampingkan nilai-nilai

mental spiritual yang telah diwariskan oleh Allah SWT kepada Nabi Adam

AS sampai anak cucu dan keturunannya.2 Allah berfirman dalam Qur’an

surat as-Sajdah ayat 7-9:

                
   

             


    
    


     
  
Artinya:
  
Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai
penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunan-
keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). Kemudian Dia
menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-nya ke dalam (tubuh)-
nya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati bagimu,
(tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur.(QS. As-sajdah: 7-9)3

2
Saifudin Aman, Tren Spiritualitas Milenium Ketiga, (Banten: Ruhama, 2013), hal. 23.
3
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2012),
hal. 415.
Kondisi masyarakat Indonesia pada saat ini menunjukkan bahwa

telah terjadi suatu guncangan yang cukup memperihatinkan, nilai-nilai

fundamental agama tidak lagi dijadikan landasan dalam bertindak, rasa

kasih sayang antara sesama makhluk ilahi diganti dengan rasa kebencian.

Kondisi yang sangat mengerikan tersebut masih ditambah dengan

merosotnya moralitas anak bangsa yang banyak melanggar norma-norma

agama dan norma sosial kemasyarakatan. Seperti halnya mengkonsumsi

narkotika, minum-minuman keras, tawuran antar pelajar, dan seks bebas.

Dalam surat kabar online diberitakan:

“Video adegan mesum yang diduga diperagakan dua pelajar


tingkat SMA di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, membuat geger
warga. Pasalnya, masyarakat Sumenep yang dikenal santun dan
menjunjung tinggi moral agama, kini tercoreng dengan aksi liar
para pelajar itu. Video berdurasi 4 menit 20 detik itu dengan cepat
beredar ke tengah-tengah masyarakat melalui perangkat
handphone.” 4
hal tersebut terjadi karena nilai-nilai agama tidak diamalkan secara utuh

dan etika budaya cenderung diabaikan. Oleh karena itu perlu adanya

tindakan kuratif dan prefentif agar permasalahan moralitas dapat

ditanggulangi.5

Lingkungan pendidikan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi pembentukan dan perkembangan perilaku anak, baik

lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis, termasuk

didalamnya adalah belajar. Kehidupan pada masa anak dengan berbagai

4
Eko Hendrawan Sofyan, “Video Mesum Pelajar Sumenep Jadi Obrolan Warga”,
http://regional.kompas.com/read/2013/10/27/1615149/Video.Mesum.Pelajar.Sumenep.Jadi.Obrola
n.Warga, diakses 02 Januari 2014, jam 22:00 wib.
5
Darmiyati Zuchdi, “Humanisasi Pendidikan: Menemukan Kembali Pendidikan Yang
Manusiawi”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 132.

2
pengaruhnya adalah masa kehidupan yang sangat penting khususnya

berkaitan dengan diterimanya perangsangan (stimulasi) dan perlakuan dari

lingkungan hidupnya.6

Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang unggul dan

bermoral pendidikan di Indonesia tidak cukup hanya mengkaji sebuah

teori atau materi ajar saja, namun diperlukan pengimplementasian dari

sebuah teori atau materi ajar kedalam kehidupan sehari-hari, sehingga

akan membentuk sebuah dimensi kepribadian dalam diri siswa.

Pendidikan jika dipandang sebagai sebuah proses, maka akan

berakhir pada sebuah tujuan yang telah direncanakan. Tujuan yang hendak

dicapai oleh pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu perwujudan

dari nilai-nilai ideal yang terbentuk dalam pribadi manusia yang

diinginkan. Dalam al-Qur’an telah dijelaskan bahwa tujuan pendidikan

adalah membentuk insan kamil yang muttaqin, yaitu: hubungan baik

manusia dengan sang penciptanya, hubungan baik manusia dengan

sesamanya dan hubungan baik manusia dengan lingkungan sekitarnya.7

Selama ini banyak yang beranggapan bahwa kesuksesan itu

barometernya hanya dengan kecerdasan intelektual (Intellegensi Quotient),

karena dengan kecerdasan ini mampu mempercepat kemajuan teknologi,

mendapatkan pekerjaan yang layak, mendapat pangkat dan jabatan yang

tinggi. Namun kenyataanya seseorang yang hanya cerdas secara intelektual

6
S.C. Utami Munandar, Bunga Rampai Psikologi Perkembangan Pribadi, (Jakarta:
Gunung Agung, 2001) , hal. 127.
7
Triyo, Supriyatno, Humanitas Spiritual Dalam Pendidikan, (Malang: UIN Malang
Press, 2009), hal. 11.

3
tidak mampu membendung kerakusan, kekerasan dan pertikaian.

Selanjutnya karena cerdas secara intelektual kurang memenuhi kebutuhan

untuk mencari kesuksesan dan ketenangan hidup maka dibutuhkan EQ

(Emotional Quotient) yang memberikan seseorang rasa cinta, motivasi,

empati dan kemampuan untuk menanggapi kesedihan atau kegembiraan

secara tepat.8

Kedua kecerdasan itu tidak cukup mampu menghadapi

kompleksitas persoalan hidup, meskipun dalam sisi materi sudah

memadai. Oleh karena itu dibutuhkannya kecerdasan generasi ke tiga

yaitu kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient) dengan kecerdasan ini

seseorang dapat bersikap fleksibel dan mudah menyesuaikan diri dengan

lingkungan, memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, mampu menghadapi

penderitaan dan rasa sakit, mampu mengambil pelajaran yang berharga

dari suatu kegagalan dan mampu mewujudkan hidup sesuai dengan visi

dan misi yang kesemuanya tersebut terermin dalam perilaku jujur, sabar,

optimis dan percaya diri.9

Kecerdasan spiritual yang dimiliki dalam diri setiap anak didik

yang dibimbing secara berkelanjutan akan membentuk sebuah benteng

dan akan menjadikannya sebagai manusia yang mempunyai kepribadian

sesuai dengan tujuan pendidikan nasional berdasarkan UUD No. 20 Tahun

2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi sebagai berikut :

8
Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ: Kecerdasan Spiritual, Penerjemah: Rahmani Astuti,
(Bandung: Mizan, 2007), hal.3.
9
Saifudin Aman, Tren Spiritualitas Milenium Ketiga…, hal. 25.

4
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”10

Untuk mencapai tujuan pendidikan Indonesia secara umum lebih

ditekankan pada upaya untuk menanggulangi dampak negatif dari

perkembangan teknologi dan informasi yang berujung pada kemerosotan

moral anak bangsa. Cara penanggulangan yang tepat yaitu dengan cara

menghayati dan mengamalkan ajaran agama.

Pengamalan ajaran agama dalam hal ini dapat dilakukan dengan

berdzikir menyebut nama-nama Allah SWT. yang mulia (asmaul husna).

Asmaul husna apabila dibaca dan dipelajari akan mendorong seseorang

untuk menigkatkan keiman kepada Allah SWT. kemudian apabila dihayati

akan memotivasi seseorang untuk berbuat adil, rendah hati, penolong,

bermurah hati, pemaaf, dermawan, penyabar dan penyayang. 11 Firman

Allah SWT dalam al-Qur’an surat al-A’raf ayat 180 :

            


           
  
 
    

Artinya:
Dan Allah memiliki Asmaul Husna (nama-nama yang terbaik), maka
bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu dan

10
Republik Indonesia, “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional”, Bab II, pasal 3.
11
Syekh Tosun Bayrak Al Jerrahi, Asmaul Husna: Makna dan Khasiat, Penerjemah:
Nuruddin Hidayat, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2004), hal. 11.
5
tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-naman-Nya.
Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah
mereka kerjakan. (QS. Al-A‟raf: 180)12
Siswa yang menghayati asmaul husna akan mempunyai

kewibawaan atau martabat yang tinggi,13 mempunyai sikap rendah hati,

penolong, penyabar, dermawan dan penyayang antar sesama makhluk

Allah SWT sehingga dapat terhindar dari perbuatan-perbuatan tercela

seperti minum-minuman keras, seks bebas, tawuran antar pelajar dan

penyalah gunaan narkotika. Akan tetapi jika melihat realitas yang ada hal-

hal tersebut masih banyak dijumpai di kalangan pelajar. Fenomena ini

menunjukkan bahwa tingkat spiritualitas mereka rendah, padahal seharus-

nya mereka mempunyai tingkat keerdasan spiritual yang tinggi karena

dalam pembelajaran setingkat SMA atau MA telah mempelajari asmaul

husna.

Kesenjangan antara teori dan praktik penghayatan asmaul husna

dengan tingkat spiritualitas siswa ini perlu ditinjau kembali karena belum

ada hubungan yang signifikan antara penghayatan asmaul husna dengan

kecerdasan spiritual siswa atau keterkaitan faktor lain yang mempengaruhi

siswa sehingga penghayatan asmaul husna tidak sampai mempengaruhi

tingkat kecerdasan spiritual siswa.

Madrasah Aliyah Negeri Wonokromo Bantul telah mengambil

langkah antisipatif dan memberikan alternatif solusi terhadap problem-

problem pendidikan di Indonesia. Lembaga Pendidikan tersebut telah

12
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya…, hal. 174.
Haikal H. Habibillah al-Jabaly, Ajaibnya Asmaul Husna Atasi Masalah-Masalah
13

Harianmu, (Yogyakarta: Sabil, 2013), hal. 143.

6
menjadikan sebuah teori pelajaran ke dalam bentuk praktek keseharian

yaitu membaca asmaul husna di setiap awal pembelajaran akan dimulai.

Upaya ini bertujuan untuk melatih anak didik untuk mengembangkan

kepribadian serta kecerdasanya sesuai dengan nilai asmaul husna dalam

lingkungan madrasah. Siswa juga dilatih dan didik untuk mengembangkan

skill dan mental mereka ke arah yang lebih baik, sehingga lembaga

pendidikan tersebut dapat menghasilkan out put yang unggul dan tangguh,

yang tidak hanya mengandalkan teori-teori dalam belajarnya tetapi juga

berpengalaman dalam bidangnya untuk menghadapi arus modernisasi.

Menurut siswa kelas XI MAN Wonokromo Bantul berdzikir

asmaul husna disetiap awal pembelajaran mempunyai dampak positif

terhadap ketenangan hati, fikiran dan kedamaian jiwa, sehingga mereka

lebih siap dalam menerima pelajaran yang akan mereka pelajari.14 Nilai-

nilai yang terkandung dalam asmaul husna dapat memotivasi mereka

untuk selalu berakhak mulia, berjiwa mandiri, bersemangat dan bersabar

dalam menghadapi ujian.15

Maka dengan demikian penulis mencoba mengadakan penelitian

secara ilmiah dengan judul “KORELASI PENGHAYATAN ASMAUL

HUSNA DENGAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA KELAS XI

MAN WONOKROMO BANTUL TAHUN AJARAN 2013/2014”.

14
Wawancara pra penelitian dengan siswa kelas XI MAN Wonokromo Bantul tanggal 23
Desember 2013.
15
Ibid.

7
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dapat

dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Seberapa tingkat penghayatan asmaul husna siswa kelas XI Madrasah

Aliyah Negeri Wonokromo Bantul Tahun Ajaran 2013/2014?

2. Seberapa tingkat kecerdasan spiritual siswa kelas XI Madrasah Aliyah

Negeri Wonokromo Bantul Tahun Ajaran 2013/2014?

3. Adakah korelasi penghayatan asmaul husna dengan kecerdasan

spiritual siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wonokromo Bantul

Tahun Ajaran 2013/2014?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka

tujuan pelaksanaan penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat penghayatan asmaul husna siswa kelas

XI Madrasah Aliyah Negeri Wonokromo Bantul Tahun Ajaran

2013/2014.

2. Untuk mengetahui tingkat kecerdasan spiritual siswa kelas

Madrasah Aliyah Negeri Wonokromo Bantul Tahun Ajaran

2013/2014.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi penghayatan asmaul

husna terhadap kecerdasan spiritual siswa kelas XI Madrasah

Aliyah Negeri Wonokromo Bantul Tahun Ajaran 2013/2014.

8
2. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi

yang jelas tentang ada tidaknya korelasi penghayatan asmaul husna

dengan kecerdasan spiritual siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri

Wonokromo Bantul Tahun Ajaran 2013/2014 baik secara teoritik

maupun praktis.

a. Secara Teoritik

1) Dapat dijadikan bahan rujukan untuk mengembangkan kualitas

pendidikan khususnya upaya dalam meningkatkan kecerdasan

spiritual siswa.

2) Dapat dijadikan sumber referensi untuk perkembangan

keilmuan dalam penelitian selanjutnya.

b. Secara Praktis

1) Diharapkan penelitian ini menjadi sumber informasi bagi

lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya dan lembaga

pendidikan Madrasah Aliyah Negeri Wonokromo Bantul.

2) Untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada jurusan

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

D. Kajian Pustaka

Dalam kajian pustaka ini peneliti akan mendeskripsikan beberapa

penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu yang ada

9
relevansinya dengan judul skripsi ini. Adapun karya-karya skripsi tersebut

adalah:

1. Penelitian Eva Fairuzia dalam skripsinya yang berjudul “Pelaksanaan

Sholat Dhuha Dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual (Sq) Siswa

Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Pundong Bantul” Penelitian

yang saudari Eva Fairuzia lakukan terfokus pada peningkatan

kecerdasan spiritual siswa melalui shalat dhuha. Penelitian ini

merupakan penelitian lapangan (field research) yang menjadikan MTs

Negeri Pundong Bantul sebagai objek penelitiannya. Kemudian

metode yang digunakan untuk memperoleh data yaitu metode

wawancara, dokumentasi, angket/kuesioner. Sedangkan untuk

menganalisis data peneliti menggunakan analisis campuran yakni

analisis statistik dan analisis non statistik. Hasil penelitian

menunjukkan pelaksanaan shalat dhuha di madrasah ternyata dapat

memberikan dampak yang cukup baik terhadap peningkatan

kecerdasan spiritual siswa, yangmana hal tersebut dapat dicermati

dengan adanya perubahan pada kejiwaan seseorang yang berpengaruh

pada tindakan diantaranya bertanggung jawab, mampu menahan dan

mengendalikan diri, berjiwa sosial, meiliki kedekatan dengan tuhan,

ketenangan dan kedamaian batin dan mampu memaknai kehidupan

sebagai hal yang harus dinikmati dan disyukuri.16

16
Eva Fairuzia, “Pelaksanaan Sholat Dhuha Dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual
(Sq) Siswa Kelas Viii Madrasah Tsanawiyah Negeri Pundong Bantul”, Skripsi, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013.

1
2. Penelitian Eko Budi Raharjo dalam skripsinya yang berjudul

Pendidikan Kecerdasan Spiritual Anak Menurut Abdullah Nashih

Ulwan dan Relevansinya dengan Pendidikan Islam. Penelitian yang

saudara Eko Budi Raharjo lakukan bertujuan untuk menguraikan

konsep kecerdasan spiritual bagi anak dari sudut pandang tokoh yang

bernama Abdullah Nashih Ulwan yang kemudian dicari relevansinya

terhadap pendidikan agama islam. Penelitian ini merupakan jenis

penelitian kepustakaan (library research) dengan pendekatan

psikologis. Metode dokumentasi digunakan sebagai metode

pengumpulan data dan teknik hermeunetika, abstraksi dan induksi

untuk menganalisis data. Hasil penelitian ini terdapat beberapa konsep

dan metode pendidikan kecerdasan spiritual untuk anak diantaranya

yaitu menanamkan pendidikan iman, pendidikan moral atau akhlak

dan pendidikan kejiwaan. Kemudian metode yang digunakan untuk

menanamkan konsep kecerdasan spiritual terhadap anak yaitu dengan

menggunakan metode keteladanan, perhatian, memberikan nasihat,

adat kebiasaan dan memberikan hukuman.17

3. Penelitian Su’aib Ahmadi dalam skripsinya yang berjudul “Kontribusi

Meditasi Bagi Peningkatan Kecerdasan Spiritual (Studi Lapangan di

Lembaga Seni Pernafasan Satria Nusantara Yogyakarta”. Penelitian

yang saudara Ahmadi lakukan bertujuan untuk mendeskripsikan

metode yang diterapkan oleh Lembaga Seni Pernafasan Satria


17
Eko Budi Raharjo, “Pendidikan Kecerdasan Spiritual Anak Menurut Abdullah Nashih
Ulwan dan Relevansinya dengan Pendidikan Islam”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013.

1
Nusantara Yogyakarta serta menganalisa kontribusi penerapan metode

tersebut bagi peningkatan kecerdasan spiritual seseorang. Penelitian

ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan

menggunakan pendekatan psikologi. Metode yang digunakan untuk

memperoleh data yaitu dengan menggunakan metode observasi,

wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

metode latihan pernafasan Satria Nusantara ternyata dapat

memberikan sumbangan terhadap penigkatan spiritualitas seseorang

yang berpengaruh terhadap tindakan jujur, adil, santun, rendah hati,

mampu enahan dan mengendalikan diri, bertanggung jawab, berjiwa

sosial dan memiliki kedekatan dengan Tuhan.18

Berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu, penelitian ini lebih

difokuskan terhadap penghayatan asmaul husna yang dilakukan sebagai

bentuk penerapan pembiasaan yang memiliki tujuan pembentukan dan

peningkatan kualitas kepribadian siswa yang kemudian dicari apakah ada

korelasinya terhadap kecerdasan spiritual siswa. Metode yang digunakan

untuk mencari korelasi antar keduanya menggunakan kuesioner dalam

bentuk angket.

18
Su’aib Ahmadi,, “Kontribusi Meditasi Bagi Peningkatan Kecerdasan Spiritual (Studi
Lapangan di Lembaga Seni Pernafasan Satria Nusantara Yogyakarta)”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2005.

1
E. Landasan Teori

1. Korelasi Penghayatan Asmaul Husna

a. Korelasi

Kata “korelasi” berasal dari bahasa inggris correlation.

Sedangkan dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan

“hubungan”, atau “saling berhubungan” atau “hubungan timbal

balik”.19 Hubungan adalah jaringan yang terwujud karena interaksi

antara satuan-satuan yang aktif.20

Dalam ilmu statistic istilah “korelasi” diberi pengertian sebagai

“hubungan antar dua variabel atau lebih”. Hubungan antar dua

variable dikenal dengan istilah bivariate correlation, sedangkan antar

lebih dari dua variabel disebut multivariate correlation.21

b. Penghayatan

Penghayatan berasal dari kata “hayat” yang berati “hidup” yang

kemudian mendapat awalan “peng~” dan akhiran “~an” yang

mempunyai arti pengalaman batin.22 Dalam konteks ini penghayatan

yang dimaksud adalah pengalaman batin yang diperoleh karena

melafalkan asmaul husna secara berulang-ulang sehingga memperoleh

pengalaman batin dari aktifitas melafalkan asmaul husna tersebut.

19
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hal.
179.
20
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2005), hal. 313.
21
Anas Sudijono, Pengertian Statistik…, hal. 179.
22
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa…, hal. 301.

1
Bentuk pengalaman batin tersebut adalah mempunyai ketenangan hati,

rasa syukur, sabar dan ikhlas.23

c. Asmaul Husna

Kata asma dalam bahasa Arab berarti nama-nama, bentuk jamak

dari ism, kata asma berakar dari kata assumu yang berarti

“ketinggian” atau assimah yang berarti “tanda”. Bukankah nama

merupakan tanda sesuatu, yang sekaligus harus dijunjung tinggi.

Sedangkan, kata husna adalah muanats dari kata ahsan yang artinya

“terbaik”.24 Dijelaskan pula oleh Quraish Shihab dalam bukunya yang

berjudul “menyikap Tabir Illahi: Asmaul Husna dalam Perspektif

Alqur‟an”, penyifatan nama-nama Allah dengan kata yang berbentuk

superlatif itu menunjukkan bahwa nama-nama tersebut bukan saja

“baik”, tapi juga yang “terbaik” bila dibandingkan dengan yang baik

lainnya.25 Sifat “pengasih” misalnya adalah baik, sifat ini dapat

disanding oleh makhluk atau manusia, tapi karena Allah yang terbaik,

maka pastilah sifat kasih-Nya melebihi sifat kasih makhluk dalam

kapsitas kasih maupun substansinya.26 Disisi lain, sifat pemberani

merupakan sifat yang baik disandang oleh manusia. Namun, sifat, sifat

ini tidak wajar disbanding-Nya, karena keberanian mengandung kaitan

dengan substansinya dengan tubuh sehingga tidak mungkin

23
M. Ali Hasan, Memahami dan Meneladani Asmaul Husna, (Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 1997), hal. 9.
24
Haikal H. Habibillah al-Jabaly, Ajaibnya Asmaul Husna: Atasi Masalah-masalah
Harianmu, (Yogyakarta: Sabil, 2013), hal. 13.
25
M. Quraish Shihab, Menyingkap Tabir Ilahi: Asma al Husna Dalam Perspektif al-
Qur‟an, (Jakarta: Lentera Hati, 2005), hal. Xxxvi.
26
Ibid, hal. xxxvi .

1
disandangkan kepada-Nya. Ini berbeda dari sifat: kasih, pemurah, adil

dan sebagainya.27 Kesempurnaan manusia adalah jika ia memiliki

keturunan, tapi sifat kesempurnaan manusia ini tidak mungkin pula

disandang-Nya karena ini mengakibatkan adanya kesamaan Tuhan

dengan yang lain, disamping menunjukkan kebutuhan, sedang hal

tersebut mustahil bagi-Nya.28

Jadi dari uraian di atas asmaul husna jika ditinjau dari segi

bahasa adalah nama-nama yang terbaik. Sedangkan menurut istilah

asmaul husna adalah nama-nama terbaik yang disandarkan pada sifat-

sifat Allah SWT. Namun, sifat-sifat tersebut bukanlah sifat yang sama

dengan sifat makhluk-Nya karena Allah itu berbeda dan tidak serupa

dengan makhluk-Nya:

   

 


Artinya:
dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia. (QS: al-Ikhlas:
4)29
Sifat-sifat itu hanya ada pada Allah SWT, dan tidak mungkin ada pada

diri makhluk-Nya. Sedangkan usaha yang dilakukan manusia adalah

untuk mendekati atau menyerupai sifat-sifat Allah itu secara

manusiawi (kodrati).30

27
Al-Jabaly, Ajaibnya Asmaul Husna…,hal.14.
28
Shihab, Menyingkap Tabir…, hal. Xxxvi.
29
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya…, hal. 604.

1
30
Al-Jabaly, Ajaibnya Asmaul Husna…,hal.15.

1
Sifat-sifat itu menunjukkan kemahasempurnaan Allah yang

terangkum dalam segala sifat yang terpuji dan terbaik. Dan sifat-sifat

itu menunjukkan eksistensi (al-wujud) Allah Taala.31

1) Jumlah dan Bilangan Asmaul Husna

Sangat popular berbagai riwayat yang menyatakan bahwa

jumlah Al-Asma al Husna adalah Sembilan puluh Sembilan. Salah

satu riwayat tersebut berbunyi:

ِ ِ ِ ِ
‫َد َخل‬ َ َ ‫ َْي ا ًْْسا َم ْن َا ْح‬8‫وت ْس ْع‬8‫ع ٌَة‬8‫إِ َّن اهَلل ت ْ َس‬
‫ْاجَلن‬ ‫صا‬
).‫م‬8‫َّة (رواه البخارى ومسل‬ ‫َىا‬
Artinya:
Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama –
seratus kurang satu- siapa yang „Ahshaha
(mengetahui/menghitung/memeliharanya) maka dia masuk ke
surga. (H.R. Bukhari dan Muslim).

Memang para ulama yang merujuk kepada Alqur’an

mempunyai hitungan yang berbeda-beda. Seperti diantaranya Ath

Thabathaba’I dalam tafsir “al Mizan” mengumpulkan tidak kurang

dari 127 nama, ibnu Barjam Al Andalusi dalam karyanya “Syareh

al-Asma‟ al-Husna” mengumpulkan sebanyak 132 nama, Imam al

Qurthubi dalam tafsirnya mengemukakan bahwa ia telah

menghimpun dalam bukunya “Al Kitab al Asna‟ Fi Syareh Asma

Al Husna” nama-nama Tuhan yang disepakati dan yang

diperselisihkan dan yang bersumber dari para ulama sebelumnya,

keseluruhannya lebih dari 200 nama.32 Bahkan ada pula seorang

ulama bermadzhab Maliki ia bernama Abukabar Ibnul Araby

31
Ibid, hal. 81.

1
32
Sulaiman Abdurrahim & Abu Fawaz, Asmaul Husna Effects: Kedahsyatan Asmaul
Husna dalam Meraih Kebahagiaan Hakiki, (Bandung: Sygma Publising, 2009), hal. Xi.

1
seperti yang dikutip oleh Ibnu Kasir, ia menyebutkan bahwa

sebagian ulama telah menghimpun nama-nama Tuhan dari

Alqur’an dan Sunnah sebanyak 1000 nama, seperti antara lain

Mutimmun Nurihii, Khairul Waaritsin, Khairul Maakirin.33

Memang jika merujuk pada Alqur’an dan Sunnah

ditemukan sekian banyak kata atau nama yang dapat dinilai

sebagai Asma al Husna, misalnya: Al-Mauwla, An-Nashiir, Al-

Ghaalib, Ar-Rab, Syadidul Iqab, Qa bilit Taubi, Ghafiriz Zanb,

Muwlijil Laili Fin-Nahaar Wa Muliji Annahaara Fil Lail,

Mukhrijul Hayya Minal Mayyit Wa Mukhrijul Almayyita Minal

Hay dan sebagainya.

Dari As-sunah ditemukan juga nama-nama diantaranya: As-

Sayyid, Ad-dayyan, Al-Hannan, Al-Mannan dan masih banyak yang

lain. Jika demikian jelas, bahwa nama-nama Allah tidak terbatas

pada sembilan puluh sembilan nama, seperti diterangkan dalam

hadits nabi:

ِ ‫ نوَاوَْاسَُْلو‬8َ ِ‫ل‬8ْ‫َ س َكوَاو خ‬8ْ‫و س‬8ِ‫َتب ب‬ َ ‫ولَ َك‬8َ‫َا ْ َسألُ َك ِب ُك ِّل ا ْس ٍم ُى‬
ُ8ْ َ َ ْ َ َ
‫َّل‬ ‫س‬
‫م ْن‬8ِ‫ّ ََُُْو َ َح ًما‬
ّ
‫ِن َم َك (رواه‬
ّْ ‫ِل ِم ْالَْغي‬
ّْ ِ ‫و‬8ِ‫َكُِاِب َكوَاوا َُسْأثَس ر َت ب‬
8ْ ْ ْ
Artinya: ).‫امحم‬ ‫ِب‬
aku memohon kepada-Mu dengan segala nama milik-Mu yang
Engkau namakan diri-Mu dengannya atau yang telah Engkau
ajarkan kepada seorang makhluk-Mu yang telah Engkau turunkan
dalam kitab-Mu atau yang telah Engkau rahasiakan dalam ilmu
ghoib di sisi-Mu. (HR. Ahmad).

1
33
Shihab, Mengungkap Tabir…, hal. X1ii.

2
Disisi lain perlu ditambahkan bahwa Fakhruddin Arrazy

dalam tafsirnya mengklasifikasikan nama-nama Allah dan beberapa

kategori, antara lain: (1) Nama yang juga disandang makhluk (tapi

tentunya dengan kapasitas dan substansi yang berbeda. Seperti “Al

Karimm, Rahim, Aziz, Lathif, Kabir, dan Khaaliq; (2) nama yang

tidak boleh disandang makhluk, yakni Allah dan Ar-Rahimin. Pada

kategori pertamapun jika desertai dengan bentuk Superlatif atau

kalimat tertentu, maka ia tidak boleh disandang kecuali Allah,

seperti: Arhamur Rahimin (yang sebesar-besar pengasih), Akramul

Akrimin (yang paling mulia kemuliaan-Nya), Khaliqus Samawaati

Wal Ardh (pencipta langit dan bumi); (3) nama-nama yang boleh

disebut sendiri seperti: Allah, Rahmaan Rahiim, Kariim dan

sebagainya; (4) nama-nama yang tidak boleh disebut kecuali

berangkai, seperti “Mumit” (yang mematikan) atau “Ad-Dhar”

(yang menimpakan mudharrat) kesemuanya tidak boleh dibaca

secara terpisah namun harus secara berangkai, yaitu: “Muhyi Wa

Mumit” (yang menghidupkan dan yang mematikan) dan “Ya Dhar,

Ya Nafi‟” (wahai yang menimpakan mudharrat dan

menganugrahkan manfaat).34

Kembali kepada yang telah dikemukakan diatas, penulis

membatasi diri untuk menjelaskan nama-nama indah Allah itu

34
Shihab, Menyingkap Tabir…, hal. X1iii.

1
sebatas nama-nama yang popular yakni asmaul husna yang

berjumlah 99 nama Allah.

2) Asmaul Husna dan Artinya

Dalam buku yang berjudul Al-Aqaidul Islamiyah, Attirmizy

menyebutkan Sembilan puluh Sembilan (99) nama itu yang

urutannya sebagai berikut:35

Tabel I. Asmaul Husna

No Asmaul Husna Artinya


1. Allah
‫اهُلل‬
2. Yang Maha Pemurah
‫َمح ُن‬8ْ‫ّر‬8‫َال‬
3.
‫ي ُم‬8‫ ْح‬8ِ‫ّر‬8َ‫ال‬ Yang Maha Penyayang
4.
‫َاْل َلَ ِ ُك‬ Yang Maha Merajai
5. ‫و ُس‬8‫ل ُّ ْم‬8َ ُْ ‫َا‬ Yang Maha Suci
6. Yang Memberi Keselamatan
‫م‬8َُ‫َال َّسال‬
7. ‫ؤِم ُن‬8َُْ ‫َاْل‬ Yang Memberi Keamanan
8. ‫ي َِ ُن‬8‫ه‬ ْ َ َُ ‫َاْل‬
Yang Maha Mengamati
9.
ْ8‫ْْي ُس‬8ِ‫ع‬8‫َاْل‬ Yang Perkasa/kuat
10. Yang Maha Pemaksa
‫َا‬
‫ْ لََبج‬
‫ر‬8‫ّ ُا‬
11. Yang Mempunyai Kebesaran
ََُ ‫َا ْل‬
‫َك ُِب‬
‫ر‬8‫ّ ُس‬
12. ‫َا‬ Yang Menciptakan
ْ
‫َلالِ ُق‬
13.
‫َاْلَبا ِر ُئ‬ Yang Melepaskan
14. Yang Memberi Bentuk
‫ُّور‬8ِ‫َاْل َُ َص‬

1
15. Yang Maha Pengampun
‫ر‬8‫ ُا‬8َّ ‫َاْلَغ‬
16. Yang Maha Memaksa
‫ر‬8‫ل َّه ُا‬8َ ْ ‫َا‬
35
Zainal Abidin, Pengamalan Asmaul Husna dalam Kehidupan Sehari-hari, (Jakarta: PT.
Pertja, 2001), hal. 14.

2
17. Yang Maha Pemberi
‫ّىا ُب‬8َ‫و‬8‫َا َْل‬
18. ‫َّّرزا ُق‬8َ‫ال‬ Yang Maha Pemberi Rizqi
19. Pembuka Pintu Rahmat
‫َُل‬8ْ ‫َا‬
‫ّا ُح‬
20. ‫علِْي ُم‬8‫ا َْل‬ Yang Maha Mengetahui
21.
‫اِب ُض‬8َ ‫َاْل‬ Yang Menggenggam
22.
‫َاْلَبا ِس ُط‬ Yang Melapangkan Kehidupan Hamba
23. ‫َا‬ Yang Merendahkan Derajat
ْ
‫َلافِ ُض‬
‫ّرافِ ُع‬8‫ا َل‬
24. Yang Meninggikan Derajat
25.
ّْ8ِ‫َاْل َُ ُع‬ Yang Memuliakan
26.
‫َاْل َُ ِذ ُّل‬ Yang Menghinakan
27. Yang Maha Mendengar
‫ي ُع‬8َِْ ‫َال َّس‬
28.
‫ر‬8‫ي ُس‬8‫َاْلَب ِ ْص‬ Yang Maha Melihat
29. Yang Menetapkan Hukum
‫َا َْل َك ُم‬
30. Yang Maha Adil
‫ع ْم ُل‬8‫َاْل‬
31. َ‫َالل‬ Yang Maha Lembut

‫ي ُف‬8‫ّ ِ ْط‬
32. ‫َا‬ Yang Maha Waspada
ْ
‫ر‬8‫ ِْي ُس‬8‫َلب‬
33. ‫ َلِْي ُم‬8‫َا ْل‬ Yang Maha Amat Penyabar

34. ‫ي ُم‬8‫ع ِ ْظ‬8‫َاْل‬ Yang Maha Agung


35. Yang Maha Pengampun
‫ُور‬8َْ ‫َاْل َُغ‬
36. Yang Berterimakasih
‫ُور‬8‫َال َّش ُ ْك‬
37.
‫عِل ُّي‬8‫َاْل‬ Yang Maha Tinggi
38. ‫ر‬8‫ي ُس‬8ِْ ‫َاْل َكب‬ Yang Maha Besar
39.
‫ي ُظ‬88ََِْ 8‫اَ ْل‬ Yang Maha Menjaga dan Memelihara
40.
‫ي َُتب‬88َْ ُِ ‫َاْل‬ Yang Maha Menjaga-Yang Maha Kuasa

2
41. ‫ي ُب‬8‫َا َْل ِ ْس‬ Yang Maha Menghitung
42. ‫َا َْجلِْي ُل‬ Yang Maha Agung dan Mulia

2
43. Yang Maha Mulia
‫ْرُي‬8ِ‫َاْل َك‬
44.
‫ َّر ْقِي ُب‬8‫َال‬ Yang Mengawasi
45. ‫ي ُب‬8‫َاْل َُ ِ ْج‬ Yang Mengabulkan
46. ‫وا ِس ُع‬8َْ 8‫َال‬ Yang Maha Luas
47. ‫ي ُم‬8‫َا َْل ِ ْك‬ Yang Maha Bijaksana
48. Yang Maha Membuat Rasa Kasih Sayang
‫د‬8‫ ُو‬8‫ ْد‬8‫ ُو‬8َْ 8‫َال‬
49.
‫ي ُم‬8ْ‫َاْل ََ ِج‬ Yang Mulia dan Luhur
50.
‫ َْبا ِّ ُث‬8‫َال‬ Yang Membangkitkan
51. Yang Maha Menyaksikan
‫ي ُم‬8‫ه‬ْ ِ ‫َال َّش‬
52. Yang Maha Benar
‫َا َْل ُّق‬
53. ‫و ْكِي ُل‬8َْ 8‫َال‬ Yang Maha Mengurusi
54. Yang Maha Kuat
‫ ِو ُّي‬8َ ‫َاْل‬
55.
‫ ُْي‬8ََُِْ ‫َاْل‬ Yang Maha Kokoh
56. ‫وِ ُّل‬8َْ 8‫َال‬ Yang Maha Mengasihi dan Melindungi
57.
‫ي ُم‬88َْ َِ 8‫َا ْل‬ Yang Maha Terpuji
58.
‫َاْل َُ ْح ِصى‬ Yang Menghitung
59.
‫ب ِم ُئ‬8َُْ ‫َاْل‬ Yang Memulai
60.
‫َاْل َُ ْعِي ُم‬ Yang Mengembalikan
61. Yang Menghidupkan
‫َاْل َُ ْح ِي‬
62.
‫ي َُتب‬8َِْ َُ ‫َاْل‬ Yang Mematikan
63. Yang Maha Hidup
‫َا َْل ُّي‬
64. Yang Berdiri Sendiri
ُ‫ي‬8َ ْ 8‫َال‬
‫م‬8‫ ُو‬8‫ّ ْس‬
65. ‫وا ِج ُم‬8َْ 8‫َال‬ Yang Menemukan
66.
‫َاْل ََا ِج ُم‬ Yang Mempunyai Kemuliaan
67. Yang Maha Esa
‫َْا َْل َح ُم‬
68. Yang Menjadi Tempat Meminta
‫َال َّص ََ ُم‬

2
69.
‫ر‬8‫َا ِ ُد‬8‫َاْل‬ Yang Maha Kuasa
70.
‫ر‬8‫ََُ ِ ُم‬8ُْ ‫َاْل‬ Yang Sangat Kuasa
71. Yang Mendahului
‫َ ِّم ُم‬8ُ ‫َاْل‬
72. Yang Mengakhiri
‫ر‬8‫ؤ ِّ ُخ‬8ََُ ‫اَ ْل‬
73. ‫َاْ َّلَوُل‬ Yang Awal
74. ‫خر‬ ِ Yang Akhir
ُ ‫اَْ َل‬
75. َ‫َالظ‬ Yang Dhahir Kekuasaannya
‫ر‬8ُ‫ّا ِى‬
76. ‫َاْلَبا ِط ُن‬ Yang Tak Kelihatan Dzatnya
77. ‫ل‬8ِ‫وا‬8‫َا َْل‬ Yang Menguasai
78. ‫ل‬8ِ‫عا‬8‫َاْل ََُُس‬ Yang Maha Tinggi
79. Yang Maha Baik
‫ّر‬8ُ‫َاْلَبس‬
80. ‫اَُل‬ Yang Maha Menerima
‫ّوا ُب‬8َ‫س‬
81. ‫ ُم‬8َ َُِ‫ن‬8َُْ ‫َا ْل‬ Yang Maha Memberi Siksaan
82. Yang Maha Pemaaf
‫ّو‬8َُ8‫ع‬8‫َاْل‬
83. ‫ُّرؤ ُف‬8‫َال‬ Yang Maha Belas Kasihan
84.
‫َمالِ ُك اْل ُلَ ِك‬ Yang Memiliki Kerajaan
85. ‫ل َوْا ِإل‬8ِ‫ُذوا ْ َلجاَل‬ Yang Keagungan dan Kemuliaan
‫رِام‬8‫ْ َك‬
86.
‫َ ِس ُط‬8ُْ ‫َاْل‬ Yang Maha Tinggi
87.
‫م ُع‬8ِ‫َا ْ لَجا‬ Yang Mengumpulkan

88. Yang Maha Kaya


‫ن‬8ّ 8ُِ‫َاْلَغ‬
89. Yang Memberi Kekayaan
‫ن‬8ِ‫َاْل َُ ْغ‬
90.
‫ِْ ُع‬8‫َاْل ََا‬ Yang Mempertahankan
91. ‫ّر‬8ُ‫َال َّضا‬ Yang Membuat Bahaya
92. ‫َالَن‬ Yang Memberi Manfaat
‫ّافِ ُع‬
93. ‫َالُن‬ Yang Menjadikan Cahaya

2
‫ُور‬8‫ّ ْس‬
94.
‫َْاَْلا ِدى‬ Yang Memberi Petunjuk

2
95.
‫َاْلَب ِمْي ُع‬ Yang Menciptakan Sesuatu Yang Baru
96.
‫َاقِى‬8 ‫َاْلب‬ Yang Maha Kekal
97. ‫وا ِر ُث‬8‫َا َْل‬ Yang Mewarisi
98.
‫ي ُم‬8‫ ْش‬8ِ‫ّر‬8‫َال‬ Yang Maha Pandai
99. Yang Maha Penyabar
‫ُور‬8‫َال َّصُب ْس‬
Fokus penelitian penghayatan dari 99 asmaul husna adalah

As-Salam Al-„Aziz, Al-Khaliq, Al-Ghoffar, Al-Wahhab, Al-Fattah,

Al-Adl, Al-Qayyum, Al-Hadi, dan As-Sabbur.

3) Berdo’a dengan Asmaul Husna

Doa’a artinya permohonan, yaitu permintaan dari makhluk

kepada al-khaliq atau penciptanya.36 Manusia adalah salah satu

makhluk yang diciptakan Allah dan termasuk makhluk yang lemah,

manusia tidak akan bisa mengatasi semua persoalan yang diahadapi

dan juga tidak akan mampu memenuhi segala apa yang

dibutuhkannya. Oleh karena itulah manusia sangat perlu dan

bahkan disuruh agar berdo’a kepada Allah SWT. Firman Allah

dalam surat al-A’raf ayat 55-56:

        


   
   


           
       
  


 
Artinya: 

2
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang
lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas. dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi
36
Hamim Ruba’I, Meneliti Asmaul Husna…, hal. 110.

2
setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan
rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat
dekat kepada orang yang berbuat kebaikan. (QS: Al-A‟raaf:55-
56)37

Kemudian dijelaskan pula Allah menganjurkan untuk selalu

berdzikir dan berdo’a dengan nama-nama-Nya yang baik lagi

agung. Seperti dalam firman Allah SWT:

               
     
      

      
Artinya:   

Dan Allah memiliki Asmaul Husna (nama-nama yang terbaik),
maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna
itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-
naman-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa
yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-A‟raf: 180)38

Para sahabat Rasulullah saw mengamalkan Asmaul husna

dengan tiga cara, yaitu: (1) hanya membaca salah satu dari 99 nama

sesuai khasiat dan hajat yang akan dicapai; (2) membaca dua atau

lebih gabungan dari asmaul husna, dan; (3) asmaul husna dibaca

seluruhnya mulai dari pertama sampai terakhir.39

Apabila akan mengamalkan asmaul husna, baik diamalkan

dengan membaca secara keseluruhan maupun memilih salah satu

atau gabungannya sesuai dengan kebutuhan hajatnya maka dapat

37
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya…, hal. 157.

2
38
Ibid, hal. 174.
39
Zainal Abidin, Pengamalan Asmaul Husna…, hal. 25.

2
berdoa dengan menyebut asmaul husna dengan tatacara sebagai

berikut:40

a) Membaca asmaul husna alangkah baiknya dilakukan dalam

keadaan suci,

b) Berniat untuk berta‟arub (mendekatkan) diri kepada Allah

SWT,

c) Sebelum membaca asmaul husna mulailah dengan membaca:

‫ه ا‬8ِ‫ُك َوَلُو ا َْل َْ ُمِبَي ِم‬


‫و‬8‫ِالإ َل‬َ
ِ‫اال‬
‫و َّلَى ُك ِّل‬8َ‫ى‬8‫ر َ ُو‬8‫َْلي ُس‬
‫ل‬8َُْ ‫رْي َك َلُوولَُو اْل‬8ِ‫ّاهُلل َو ْح َمُه َال َش‬
‫و‬8‫ َالإِ َل‬.‫ر‬8‫َش ٍئ َق ِمْي ٌس‬

Artinya: ‫اِاَل‬
.‫َن‬8‫وَلُو ْااَل َْْساُءا ُْل ْ َس‬8َ‫ى‬8ُّ
Tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali hanya Allah
Yang Maha Esa, tidak ada yang menyekutui-Nya, bagi-Nya
semua kerajaan ddan baginya segala puji, diatas
kekuasaanNyalah segala kebajikan. Dan Dia sangat berkuasa
atas segalanya. Tidak ada Tuhan melainkan hanya Dia, yang
memiliki nama-nama yang indah.
d) Kemudian bacalah asmaul husna secara kesuluhan atau hanya

diambil sebagian saja.

e) Kemudian bacaan asmaul husna ditutup dengan bacaan:

‫ل‬8ُ‫ و‬8َْ ُ‫ سب حْاو َّ ََّاَيس‬.‫ليا‬8ْ‫ت اْلع‬ ِّ ‫ب َحا َن َم ْن َلُو اءاَل َْْساءُا ُْل‬8‫ُ ْس‬
ُ َ َ 8ْ ُ َ ُ ُ
َ8‫ص‬ ‫َن َوال‬8‫ْ َس‬
‫ل‬8َ‫َوَتعا‬
Artinya: ‫ا‬ ‫الَظ‬
.‫را‬8‫ّوا َك ْبِي ًس‬8ُِ‫و َن ُّل‬8َُْ ِ‫ّال‬
Mahasuci Tuhan yang memiliki nama-nama yang indah dan
sifat-sifat yang luhur. Mahasuci Dia dan Mahaluhur lah Dia
dari perkataan orang-orang zalim dengan keluhuran yang
sebesar-besarnya.
3
f) Setelah itu berdoalah sesuai dengan maksud yang diinginkan

g) Pahami dan hayati arti asmaul husna yang dibaca.

40
Ibid, hal. 25.

3
4) Manfaat Mengamalkan Asmaul Husna

Mengamalkan asmaul husna secara keseluruhan memiliki

faedah atau khasiat yang besar sekali karena disamping mendapat

pahala, juga sekaligus akan memperoleh apa yang dicita-citakan

sesuai dengan khasiat yang terkandung didalamnya. Seseorang

yang senantiasa menghayati atau menginternalisasikan sifat-sifat

Allah SWT akan memancarkan sifat-sifat terpuji dalam setiap

perilakunya. Ia akan menjadi seorang yang mengasihi sebagai

dorongan sifat ar-rahman, ia akan menjadi penyayang sesama

manusia sebagai dorongan aplikasi dari sifat ar-rahim dan ia selalu

memaknai sifat-sifat Allah SWT. Mengapa hal itu bisa terjadi?

Sebab, kehendak manusiawinya luluh (fana) dalam kehendak

Tuhan. Sehingga, ia berada dalam kesatuan hati yang tak

terpisahkan. Ia akan terus menerus menyelami lautan ketuhanan

yang tak bertepi.41

d. Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan berasal dari kata “cerdas” yang mendapat imbuhan

awalan ke- dan akhiran –an. Cerdas berarti sempurna akal budi,

pandai, tajam pemikiran.42 Dengan demikian, kecerdasan adalah

perkembangan akal budi, seperti: kepandaian ketajaman pemikiran.

Kata spiritual berasal dari kata spirit atau spiritus yang berarti

napas. Adapun kata spirare yang berarti untuk bernafas. Berangkat


41
Al-jabaly, Ajaibnya Asmaul Husna…, hal.16.
42
WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1985), hal. 201.

3
dari pengertian secara etimologis ini, untuk hidup adalah bernafas dan

memiliki napas artinya memiliki spirit. Spirit juga diartikan

kehidupan, nyawa, jiwa dan napas.43 Pendapat lain mengatakan

bahwa spiritual berkaitan dengan perasaan moral, keagamaan dan

keindahan (estetik).44

Menurut Danah Zohar dan Ian Marshall dalam bukunya “SQ:

Spiritual Intelegence” Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk

menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu

kecerdasan spiritual adalah landasan yang diperlukan untuk

memfungsikan Intelegence Quotient dan Emotional Quotient secara

efektif. Bahkan Spiritual Quotient merupakan kecerdasan tertinggi

diantara kecerdasan-kecerdasan lainnya.45

Dalam suatu pengantar SQ: Psikologi Agama, Marsha Sinetar

dan Khalil Khavari berargumen mengenai kecerdasan spiritual dalam

perspektif perkembangan psikologi. Menurut Marsha kecerdasan

spiritual adalah fikiran yang mendapat inspirasi, dorongan dan

efektivitas yang terinspirasi theisess atau penghayatan ketuhanan yang

di dalamnya manusia semua menjadi bagian. Sedangkan kecerdasan

spiritual menurut Khalil Khavari adalah fakultas dari dimensi

nonmaterial manusia (ruh), jadi kecerdasan spiritual dapat

43
Jalaluddin, Psikologi Agama: Memahami Perilaku Keagamaan dengan
Mengimplementasikan Prinsip-prinsip Psikologi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hal.330.
44
Ali Mudhofir, Kamus Etika, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal.449.
45
Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ: Kecerdasan Spiritual, Penerjemah: Rahmani
Astuti, (Bandung: Mizan, 2007), hal.4.

3
ditingkatkan dan juga diturunkan. Akan tetapi, kemampuannya untuk

ditingkatan tampaknya tidak terbatas.46

Sedangkan dalam ESQ (Emotional Spiritual Quotient),

kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah

terhadap setiap perilaku dan kegiatan, mealui langkah-langkah dan

pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya

(hanif), dan memiliki pola pemikiran yang tauhidi (integralistik), serta

berprinsip “hanya karena Allah.”47

Akhmad Sirodz mengungkap dalam buku aktualisasi nilai

dalam pengembangan diri bahwa kecerdasan spiritual adalah

kemampuan mengubah situasi bermakna yaitu penemuan diri,

menentukan pilihan, merasa istimewa, bertanggung jawab dan

transendensi.48

Spiritual Quotient merupakan kecerdasan yang bertumpu pada

bagian dalam diri kita yang berhubungan dengan kearifan di luar ego

atau jiwa sadar. Spiritual Quotient menjadikan manusia yang benar-

benar untuh secara intelektual, emosional dan spiritual. Disebut

sebagai kecerdasan spiritual karena jenis kecerdasan ini tumbuh dari

fitrah manusia, tidak dibentuk melalui diskursus-diskursus atau

memori-memori fenomenal tetapi merupakan aktualisasi dari fitrah itu

46
Ibid, hal. xxvii
47
Ary Ginanjar Agustian, “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual
ESQ: Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam”, (Jakarta: Arga, 2001), hal.57.
48
Ahmad Sirodz, Aktualisasi Nilai dalam Pengembangan Diri, (Jakarta: Evolitera, 2010),
hal. 141.

2
sendiri.49 Seperti yang telah difirmankan Allah dalam surat Shad ayat:

71-72 yang berbunyi:

              


        
          
 


         


Artinya:
   


(ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: Sesungguhnya
Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Kemudian apabila telah
Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan roh (ciptaan)-Ku
kepadanya; maka tunduklah kamu dengan bersujud kepadaNya".(QS.
Shad:71-72)50

Pembuktian ilmiah tentang SQ oleh Danah Zohar dan lan

Marshal didasarkan pada hasil empat riset, yaitu; Pertama, riset ahli

psikologi/syaraf Michael Persinger pada awal tahun 1990 dan

diperkuat dengan riset yang lebih mutakhir oleh ahli syaraf V.S.

Ramachandran dan timnya pada tahun 1997 dari California University

yang menemukan eksistensi "Titik Tuhan" dalam otak manusia

sebagai pusat spiritual (spiritual center) yang terletak diantara

jaringan syaraf dan otak/lobus temporal. Kedua, riset ahli syaraf

Austria, "Wolf Singer" pada tahun 1990 atas The Binding Problem

yang menunjukkan ada proses syaraf dalam otak manusia yang

terkonsentrasi pada usaha untuk mempersatukan dan memberi makna


2
dalam pengalaman hidup manusia. Suatu jaringan syaraf yang secara

literal "mengikat" pengalaman manusia secara bersama untuk hidup

lebih bermakna. Ketiga, penelitian Rudolph L. pada pertengahan


49
Suharsono, Melejitkan IQ, IE dan IS, (Jakarta: Inisiasi Press, 2005), hal. 160.
50
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya…, hal. 457.

3
tahun 1990 sebagai pengembangan din penelitian Singer yaitu tentang

kesadaran saat terjaga dan saat tidur serta ikatan-ikatan peristiwa

kognitis dalam otak telah dapat ditingkatkan dengan teknologi MEG

(Magneto-Encepalo-Graphie). Keempat, neurolog biologi Harvard,

Terrance Deacan, yang meneliti tentang asal usul bahasa manusia.

Deacan membuktikan bahwa bahasa merupakan sesuatu yang unik

pada manusia. Suatu aktivitas yang pada dasarnya bersifat simbolik

dan berpusat pada makna yang berkembang bersama dengan

perkembangan yang cepat dalam cuping depan otak.51

Dari berbagai pendapat dari para ahli dalam skripsi ini peneliti

cenderung untuk mengartikan kecerdasan spiritual ini diarahkan atau

difokuskan pada spiritual keagamaan dan mengacu pada pemahaman

Danah Zohar dan Ary Ginanjar Agustin.

1) Mengembangkan Kecerdasan Spiritual

Manusia memiliki kekuatan yang luar biasa untuk

menciptakan maha karya, temasuk anak-anak. Sesungguhnya,

kekuatan terbesar dalam diri manusia itu terdapat dalam pikiran.

Tetapi justru kita jarang membuktikan kekuatan pikiran tersebut,

bisa jadi kita sering terjebak dalam zona nyaman atau kebiasaan

rertentu sehingga selamanya tidak dapat mencari kemungkinan

yang lebih baik atau perubahan nasib yang berarti.52

51
Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ: Kecerdasan Spiritual…, hal. 11.
52
Muhammad Nazhif Masykur, Spiritual Parenting: Melahirkan Anak Cerdas Tanpa
Batas, (Yogyakarta: Najah Media, 2013), hal. 7.

3
Untuk membangun anak yang cerdas spiritualnya harus

mempunyai target dan tujuan tertentu. Seperti yang diungkapkan

oleh Suharwadi Al Maqtul bahwa untuk membangun anak yang

cerdas secara spiritual harus mempunyai kiat-kiat tertentu.

Pertama, yakni latihan-latihan yang bersifat intelektual dan yang

kedua menjalani hidup secara spiritual. Latihan intelektual, seperti

logika dan metalogis, sedangkan menjalani kehidupan spiritual,

seperti ketekunan beribadah, menjalankan hal-hal yang

disunnahkan, puasa, dan menjauhi yang subhat.53

Dalam perspektif psikologi orang yang tidak cerdas secara

spiritual dengan ekspresi keberagamaannya yang monolitik,

eksklusif, dan intoleran, yang seringkali berakibat pada kobaran

konflik atas nama agama, dan begitu juga sebaliknya. Seseorang

bisa cerdas secara spiritual selama (keberagamaan) seseorang

tersebut mengalir dengan penuh kesadaran, tidak dibarengi

dengan kesadaran semu dan palsu (the false consious ness) yang

seringkali menipu.54

Untuk mengembangkan atau menumbuhkan kapasitas

kecerdasan spiritual (SQ) Danah Zohar menawarkan tujuh

langkah praktis untuk mendapatkan Spiritual Quotient yang lebih

tinggi. Yaitu sebagai berikut:55

53
Suharsono, Melejitkan IQ…, hal. 151.
54
Sukidi, New Age, Wisata Spiritual Lintas Agama, (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama,
2001), hal. 138.
55
Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ Kecerdasan Spiritual…, hal. 231.

3
a) Menyadari dimana kita sekarang, langkah ini menuntut kita

untuk mempunyai kesadaran atas perihal yang kita lakukan

serta merenungi pengalaman-pengalaman hidup kita.

b) Merasakan dengan kuat bahwa saya ingin berubah, artinya

anda harus mempunyai tekat yang bulat dan mempunyai

target yang hendak dicapai sehingga perilaku, hubungan,

kehidupan dan hasil kerja anda dapat tercapai.

c) Merenungkan apakah pusat saya sendiri dan apakah motivasi

saya yang paling dalam, artinya seseorang harus dapat

merenungi dirinya sendiri sehingga dapat menemukan pusat

dirinya serta motivasinya secara mendalam.

d) Menemukan dan mengatasi rintangan, artinya seseorang

harus mempunyai kepekaan terhadap masalah yang sedang

dihadapinya sehingga seseorang akan mampu menemukan

solusi atas permasalahan-permasalahan yang dihadapi.

e) Menggali banyak kemungkinan untuk melangkah maju,

artinya seseorang perlu menyadari berbagai kemungkinan

untuk bergerak maju dengan mencurahkan usaha mental dan

spiritual untuk menggali berbagai kemungkinan ini.

f) Menetapkan hati saya pada sebuah jalan, setelah sadar

dengan dirinya dan telah mempunyai motivasi untuk maju

kini saatnya untuk menetapkan hati pada satu jalan dalam

kehidupan.

3
g) Tetap menyadari bahwa anda banyak jalan, setelah seseorang

menetapkan jalan kehidupan yang telah dipilih, seseorang

harus tetap sadar bahwa masih ada jalan-jalan yang lain.

2) Ciri-ciri Kecerdasan Spiritual

Manusia dapat meningkatkan kecerdasan spiritual atau SQ

dengan meningkatkan penggunaan proses tersier psikologi

manusia, yaitu kecenderungan manusia untuk bertanya, mencari

keterkaitan antara segala sesuatu, untuk membawa ke permukaan

asumsi-asumsi mengenai makna dibalik atau di dalam sesuatu,

menjadi lebih suka merenung, sedikit menjangkau di luar diri

manusia, bertanggung jawab, lebih sadar diri, lebih jujur terhadap

diri sendiri, dan lebih pemberani. Tanda-tanda dari SQ yang telah

berkembang dengan baik meliputi hal-hal berikut:56

a) Mempunyai kesadaran diri, adanya tingkat kesadaran diri

yang tinggi dan mendalam sehingga bisa menyadari adanya

masalah dan ia bisa menanggapi dan menyelesaikannya.

b) Mempunyai visi, adanya pemahaman tentang tujuan

hidupnya, mempunyai kualitas hidup yang diilhami oleh visi

dan nilai-nilai.

c) Fleksibel, mampu bersikap fleksibel, menyesuaikan diri

secara spontan dan aktif untuk mencapai hasil yang lebih

baik, mempunyai pandangan ke depan.

56
Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ: Kecerdasan Spiritual…, hal. 14.

3
d) Berpandangan holistik, melihat diri sendiri dan orang lain

saling terkait dan bisa melihat keterkaitan antara berbagai hal,

dapat memandang kehidupan yang lebih besar, mampu

menghadapi dan memanfaatkan serta melampaui penderitaan,

kesengsaraan, dan rasa sakit serta memandangnya sebagai

suatu visi dan mencari makna dibaliknya.

e) Melakukan perubahan, terbuka terhadap perubahan, memiliki

kemudahan untuk bekerja melawan konveksi dan status quo,

serta menjadi orang yang bebas merdeka.

f) Sumber inspirasi, mampu menjadi sumber inspirasi bagi

orang lain, mempunyai gagasan-gagasan yang segar dan

terarah.

g) Refleksi diri, mempunyai kecenderungan bertanya yang

mendasar dan pokok, misalnya mengpa, bagaimana jika, atau

apakah makna, kelaparan yang tidak dapat dipuaskan (selalu

ingin mencari jawaban) akan hal-hal selektif yang diminati.

Orang yang telah memiliki kecerdasan spiritual, biasanya

memiliki dedikasi kerja yang lebih tulus dan jauh dari

kepentingan pribadi (egoisme), apalagi bertindak zalim kepada

orang lain.57

57
Suharsono, Melejitkan IQ…, hal. 151.

3
F. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan

penelitian sampai terbukti, melalui data yang terkumpul.58 Berdasarkan uraian

latar belakang masalah dan landasan teori yang sudah diuraikan diatas maka

dapat diajukan hipotesis kerja sebagai jawaban sementara untuk masalah

penelitian, yaitu: Hipotesis kerja (Ha) adalah ada korelasi secara positif dan

signifikan penghayaan asmaul husna dengan kecerdasan spiritual siswa kelas

XI MAN Wonokromo Bantul Tahun Ajaran 2013/2014.

G. Metode Penelitian

Metode dapat diartikan sebagai sebuah cara yang dipakai untuk

menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu penelitian.

Sugiyono dalam bukunya “metode penelitian pendidikan” mendefinisikan

bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu.59 Oleh karena itu karena pentingnya sebuah

metode dalam penelitian diperlukan suatu metode yang tepat sehingga tujuan

penelitian dapat tercapai sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara

ilmiah.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai penelitian

lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif

(quantitative research) yaitu suatu metode penelitian yang bersifat

58
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Kuantitatif Suatu Pendekatan Praktik,
(Jakarta: Bina Aksara, 2006), hal 71.
59
Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D”, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 3.

3
induktif, objektif dan ilmiah dimana data yang diperoleh berupa angka-

angka (score, nilai) atau pernyataan-pernyataan yang dinilai dan

dianalisis dengan analisis statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditentukan.60 Jenis penelitian ini bersifat korelasional, karena

bertujuan untuk mengungkap hubungan antar variable satu dengan

variabel lainnya.

Penelitian ini terdiri dari dua variabel:

a. Variabel independent (variabel bebas ) merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya dependen (variabel terikat ). dalam skripsi ini yang

dimaksud variabel bebas adalah penghayatan asmaul husna.

b. Variable dependen (variabel terikat ) merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variable bebas.

Dalam skripsi ini yang dimaksud dengan variabel terikat adalah

kecerdasan spiritual siswa MAN Wonokromo Bantul.

dengan demikian dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar I. Variabel Penelitian


X Y

Penghayatan Asmaul Kecerdasan


Husna Spiritual Siswa
MAN Wonokromo

60
Ibid, hal. 14

3
2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil lokasi kelas XI MAN

Wonokromo Bantul Tahun Ajaran 2013/2014.

3. Penentuan Sumber Data

a. Populasi

Populasi adalah objek atau subjek yang mempunyai kuantitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 61 Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MAN Wonokromo

Bantul tahun ajaran 2013/2014.

Subjek penelitian diambil dari kelas XI karena intensitas

membaca dan penghayatan asmaul husna lebih mendalam dan

mengakar kelas XI dibandingkan dengan kelas X. Selain itu kelas XI

telah mempelajari materi tentang asmaul husna sehingga data yang

diperlukan untuk penelitian lebih akurat dan mudah diperoleh.62

Kelas XII tidak diikut sertakan dalam kriteria penentuan sampel

karena siswa kelas XII sedang intensif dipersiapkan untuk

menghadapi ujian nasional tahun 2014.

b. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut.63 Teknik pengambilan sampel pada

penelitian ini menggunakan teknik probability sampling, yaitu teknik


61
Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 148.
62
Hasil observasi peneliti di MAN Wonokromo Bantul tanggal 5 Juli s/d 6 Oktober 2013.
63
Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen…, hal. 149.

3
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi

setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih sebagai anggota

sampel.64 Teknik ini banyak macamnya akan tetapi penulis

cenderung menggunakan teknik proportionate stratified random

sampling. pengambilan banyaknya sampel menurut Suharsimi jika

subjeknya kurang dari 100 orang sebaiknya diambil semuanya, jika

subjeknya besar atau lebih dari 100 orang dapat diambil 10-15% atau

20-25% atau lebih.65

Jumlah siswa kelas XI MAN Wonokromo Bantul adalah 202

siswa yang terbagi ke dalam 4 jurusan yaitu Jurusan Bahasa, Jurusan

Ilmu Pengetahuan Sosial, Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam dan

Jurusan Agama.66 Dari populasi tersebut diambil 28 % dari total

populasinya sehingga jumlah sampelnya adalah 28% x 202 siswa =

56 siswa. Alasan peneliti menggunakan 28% pada penentuan ukuran

jumlah sampel karena:

a. Jumlah siswa kelas XI MAN Wonokromo Bantul 202 siswa

tidak mungkin diambil semua menjadi sampel.

b. Agar semua kelas terwakili menjadi sampel.

Teknik proportionate stratified random sampling tepat

digunakan karena populasi terdiri dari 8 kelas paralel agar masing-

masing kelas dapat diambil sampelnya dengan proporsi yang sama.

Berikut ini adalah daftar sampel penelitian:


64
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, hal. 120.
65
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik…, hal. 134.
66
Observasi Pra Penelitian Lapangan Rabu, 4 Desember 2013.

3
Tabel II. Daftar Sampel Penelitian

Jumlah
No Kelas Persentase Sampel
Siswa
1 XI Bahasa 25 7

2 XI IPA 1 28 8

3 XI IPA 2 28 8

4 XI IPS 1 23 6

5 XI IPS 2 23 6

6 XI IPS 3 24 7

7 XI Agama 1 25 7

8 XI Agama 2 26 7

Jumlah 202 56

4. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

a. Teknik Pengumpulan Data

1) Angket

Angket yaitu suatu penelitian yang menggunakan daftar-

daftar pertanyaan secara teoritis mengenai suatu hal untuk

memperoleh data tentang jawaban dari responden.67 Dalam hal

ini penulis menggunakan angket secara langsung dengan cara

tertutup yakni responden cukup memilih jawaban yang tersedia

dengan memberikan tanda () sesuai dengan keadaan yang

mereka ketahui.

67
Sutrisno Hadi, Metodologi Research II, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas
Psikologi Ugm, 1983), hlm. 63.

3
Angket dalam penelitian ini menggunakan skala likert,

setiap pertanyaan mempunyai empat alternatif jawaban, yaitu

sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak

setuju (STS). Nilai alternatif jawaban tersebut dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel III. Skor Alternatif Jawaban

Skor Item Pertanyaan


Positif Negative
Alternatif Jawaban
(Favorable) (Unfavorable)

4 1
Sangat Setuju

3 2
Setuju

2 3
Tidak Setuju

1 4
Sangat Tidak Setuju

Angket ini digunakan untuk menentukan tinggi

rendahnya tingkat penghayatan asmaul husna siswa kelas XI

MAN Wonokromo Bantul dan tingkat kecerdasan spiritual siswa

kelas XI MAN Wonokromo Bantul. Dalam hal ini menggunakan

nilai standar skala 5, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang rendah

dan sangat rendah.

Untuk menentukan skor dari masing-masing kategori

dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan rentang data

2. Menentukan jumlah kelas interval

4
3. Menentukan panjang kelas interval

4. Menentukan nilai rata-rata

5. Menentukan deviasi standar.

2) Interview (wawancara)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan interview

bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara interview bebas dan

interview terpimpin. Dalam melaksanakan interview,

pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis

besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan.68

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh

keterangan tentang bagaimana penghayatan asmaul husna siswa

dan keterangan tentang tingkat kecerdasan spiritual. Kemudian

yang akan menjadi narasumber penelitian ini adalah guru dan

sebagian siswa.

3) Observasi

Observasi yang dilakukan oleh penulis menggunakan

metode observasi terstruktur, yaitu observasi yang telah

dirancang secaara sistematis, tentang apa yang akan diamati,

kapan dan dimana tempatnya.69 Metode ini penulis gunakan

untk memperoleh data tentang lingkungan dan keadaan sekolah

secara fisik serta proses pembelajaran di sekolah.

68
Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen…, hal. 228.
69
Ibid, hal. 236.

4
4) Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu, dokumen bisa berupa bentuk tulisan, atau karya-karya

monumental dari seseorang.70 Metode dokumentasi ini penulis

gunakan untuk memperoleh data mengenai struktur organisasi,

keadaan guru, keadaan karyawan dan keadaan siswa, serta

sarana dan prasarana yang ada di sekolah.

b. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur variabel penelitian.71 Instrumen penelitian ini dengan

menggunakan angket, yang terbagi atas dua macam yaitu angket

untuk mengukur penghayatan asmaul husna dan untuk mengukur

kecerdasan spiritual siswa kelas XI MAN Wonokromo Bantul Tahun

Ajaran 2013/2014.

1) Angket Tentang Pengahayan Asmaul Husna Siswa

Angket ini digunakan untuk mengetahui tingkat penghayatan

asmaul husna siswa kelas XI MAN Wonokromo Bantul.

Tabel IV. Kisi-kisi Angket Penghayatan Asmaul Husna

NO. BUTIR SOAL


NO ASPEK YANG DIUNGKAP
POSITIF NEGATIF

Intensitas Membaca Asmaul


1. 1,2 11,4
Husna
70
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, hal. 329.
71
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, hal. 148.

4
2. Pemahaman Asmaul Husna 5,15

Penghayatan Nilai yang


3. terkandung dalam Asmaul 7,13,10 14,6
Husna
Hubungan Vertikal (hablun
4. 3,12 9
min allah)
Hubungan Horizontal (hablun
5. 8
min an-nas)

2) Angket Tentang Kecerdasan Spiritual

Angket ini digunakan untuk mengetahui tingkat kecerdasan

spiritual siswa kelas XI MAN Wonokromo Bantul.

Tabel V. Kisi-kisi Angket Keerdasan Spiritual

NO. BUTIR SOAL


ASPEK YANG
NO
DIUNGKAP POSITIF NEGATIF

1. Toleran 29 19

2. Sabar 22 26

3. Teguh Pendirian 30 17

4. Beranggung Jawab 24 27

5. Suka Menolong Orang 23 21


Lain

6. Rendah Hati 28 25,16

7. Percaya Diri 20 18

4
5. Pengkajian Instrumen

a. Uji Validitas

Suatu tes disebut valid apabila tes tersebut mengukur apa yang

seharusnya (hendak) diukur. Suatu instrument pengukuran disebut

valid apabila instrument tersebut mengukur apa yang hendak

diukur.72 Oleh karena itu, untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu

instrumen yang digunakan, maka akan diadakan pengujian terhadap

instrument-instrumen tersebut, sehingga dapat diketahui dalam tiap-

tiap item instrumen apakah item tersebut logis atau tidak.

Dalam penelitian ini untuk menguji valid atau tidaknya

instrumen, peneliti menggunakan cara analisis butir atau item, yaitu

dengan menggunakan akar-akar yang ada pada butir yang dimaksud

dengan skor total dipandang sebagai nilai y, kemudian dimasukkan

ke dalam rumus product moment,73dengan bantuan program SPSS.

√[ ][ ]

Keterangan:

= Koefisien Korelasi antara X dan Y

= Jumlah Responden

72
M. Junaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Penddidikan
Pendekatan Kuantitatif, (Malang: UIN Malang Press, 2009), hal. 189.
73
Tulus Winarsunu, Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, (Malang:
UMM Press, 2006), hal. 70.

4
= Jumlah perkalian skor total dengan skor item

= Jumlah skor item (x)

= Jumlah skor total (Y)

Item pertanyaan dikatakan valid jika koofesien korelasi sama

dengan atau lebih besar dari 0,3 sesuai dengan pendapat Masrun.

Yang menyatakan bahwa ietem yang mempunyai korelasi positif

dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi,

menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi

pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat

adalah kalau r=0,3. Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total

kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan

tidak valid.74

b. Uji Reabilitas

Kunci utama keberhasilan penelitian adalah ketepatan

pengukuran variable penelitian. Untuk meminimalisir kesalahan-

kesalahan dalam menganalisis data maka diperlukan uji reabilitas.

Reliabilitas menunjukkan pada ketetapan atau konsisten hasil

pengukuran yang diperoleh dari kelompok individu dalam waktu

berbeda dengan alat ukur yang sama.75

74
Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen…, hal. 218.
75
Almanshur, Metodologi Penelitian…, hal. 171.

4
Dalam penelitian ini untuk menguji reliabilitas instrument

penelitian digunakan rumus Alpha Cronbach,76dengan bantuan

program SPSS.

[ ][ ]
keterangan:

= Reabilitas Instrumen
= Banyaknya Butir Pertanyaan
= Jumlah Varian Butir
= Varian Total
untuk menginterpretasikan koefisien alpha digunakan kategori

menurut Suharsimi Arikunto yaitu:77

Tabel VI. Interpretasi Koefisien Alpha

No Koefisien Interpretasi

1. Antara 0,800 - 1,000 Sangat Tinggi

2. Antara 0,600 – 0,799 Tinggi

3. Antara 0,400 – 0,500 Cukup Tinggi

4. Antara 0,200 – 0,399 Rendah

5. Antara 0,000 – 0,199 Sangat Rendah

6. Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh

responden atau sumber data lain telah terkumpul. Kegiatan dalam analisis

data menurut sugiyono adalah mengelompokkan data berdasarkan jenis


76
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1999), hal. 193.
77
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian …, hal 245.

4
variabel dan jenis responden, menyajikan data tiap variable, melakukan

hitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan

untuk menguji hipotesis.78 Dalam penelitian ini pengolahan data, laporan

penelitian dan penyusunan laporan menggunakan beberapa tahapan,

diantaranya:

a. Editing Data, kegiatan editing data hal yang terpenting adalah

memeriksa atau meneliti data atau catatan yang ada kemudian

disempurnakan apabila ada kekurangan atau yang lain sesuai dengan

kondisi yang ada.

b. Koding Data, adalah usaha untuk mengklasifikasikan jawaban

responden sesuai dengan jenis, sifat dan macamnya.

c. Tabulasi, adalah menyusun data kedalam bentuk table dalam

masing-masing kategori dengan tujuan agar data dapat terbaca atau

mudah difahami.

d. Analisis Data, adalah mengubah jenis data sesuai dengan teknik

analisis data yang digunakan. Untuk menganalisis data yang telah

terkumpul ada dua metode yang digunakan. Namun sebelum data

tersebut dianalisa, penulis harus memiliki status linieritas yang jelas.

Oleh karena itu data yang sudah terkumpul diuji terlebih dahulu

melalui uji linieritas dan uji normalitas.

78
Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen…, hal. 238.

4
1) Uji Linieritas

Uji linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk

mengetahui status linier tidaknya suatu distribusi data

penelitian.79 Dalam skripsi ini uji linieritas dilakukan dengan

menggunakan program SPSS dengan menggunakan table anova.

Caranya dengan membandingkan nilai signifikansi deviation from

linierity dengan nilai alpha. Jika signifikasi deviation from

linierity pada table anova lebih besar dari nilai alpha (0,005)

maka data tersebut dapat dikatakan linier.80

2) Uji Normalitas

Uji normalitas data sangat penting sebelum dilakukan

analisis statistic parametik. Tujuan dari uji normalitas adalah

untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variable

dependen, variable independen atau keduanya mempunyai

distribusi normal atau mendekati normal.

Untuk menguji normal atau tidak populasi distribusi dalam

skripsi ini menggunakan uji Kolmogorov Sminov dengan program

SPSS. Dengan uji Kolmogorov sminov dapat diketahui suatu

populasi berdistribusi normal dengan membandingkan hasil nilai

signifikasi dengan nilai alpha (0,05). Jika nilai signifikasi lebih

besar dari alpha maka populasi tersebut berdistribusi normal.81

79
Tulus Winarsunu, Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan…, hal. 180.
80
Agnes Heni Triyuliana, Pengolahan Data dengan SPSS 16, (Yogyakarta: Andi Press,
2007), hal. 80.
81
Agnes Heni Triyuliana, Pengolahan Data dengan SPSS …, hal. 211.

4
Setelah data yang diperoleh telah diuji linieritas dan normalitas

maka data tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi dan

pengujian hipotesis sehingga diketemukan adakah korelasi penghayatan

asmaul husna dengan kecerdasan sepiritual siswa kelas XI MAN

Wonokromo Bantul Tahun Ajaran 2013/2014.

1) Korelasi

Penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian jenis

korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua

variable. Oleh karena itu untuk menganalisis data yang telah

terkumpul secara lengkap digunakan rumus korelasi product

moment.

Rumus:

√[ ][ ]

Keterangan:

= Koefisien Korelasi antara X dan Y


= Jumlah Responden
= Jumlah perkalian skor total dengan skor item
= Jumlah skor item (x)
= Jumlah skor total (Y)

2) Uji Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian. Kebenaran dari hipotesis itu harus dibuktikan

4
melalui data yang telah terkumpul.82 Cara untuk menguji hipotesis

adalah membandingkan besarnya “r” yang telah diperoleh dalam

proses perhitungan atau “r” observasi dengan besarnya “r” yang

tercantum dalam table nilai “r” product moment , dengan terlebih

dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of freedom-nya

(df) yang dapat diperoleh dengan rumus :

𝑑𝑓 𝑁 𝑛𝑟

keterangan:
Df = degrees of freedom
N = number of cases
Nr = banyaknya variable yang dikorelasikan

Kemudian setelah diperoleh db atau df maka dapat dicari

besarnya “r” yang tercantum dalam table nilai “r” product

moment, baik dalam taraf signifikasi 5% maupun pada taraf

signifikasi 1%. Jika “ ” sama dengan atau lebih besar daripada

“ ” maka hipotesis alternative “ ” disetujui atau diterima atau

terbukti kebenarannya. Maka hal ini menunjukkan

bahwa antara variable x dan variable y terdapat korelasi positif

yang signifikan. Sebaliknya, jika “ ” lebih kecil daripada “

” maka hipotesis nihil diterima. Maka ini menunjukkan bahwa

antara varabel x dan variable y tidak ada korelasi yang

82
Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen…, hal. 253.

5
postitif atu signifikan.83 Untuk mencari menggunakan rumus

sebagai berikut:84


Keterangan:

H. Sistematikan Penulisan

Menyusun laporan merupakan tugas akhir dari proses penelitian. Dalam

hal ini tidak akan dibahas sistematika penulisan laporan dari segi pengetikan

dan ukuran format kertas, akan tetapi akan disajikan secara mendasar dari

segi pola fikir menyusun laporan penelitian sehingga mudah difahami oleh

fihak-fihak lain yang membaca. Pada skripsi ini penulis menuangkan hasil

penelitian dalam empat bagian atau empat bab yang masing-masing bab

diperinci menjadi sub-sub bab yang menjelaskan pokok bahasan dari bab

yang bersangkutan secara sistematis.

Bagian Pertama, memuat BAB I yang menjelaskan tentang latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian

pustaka, landasan teori, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bagian kedua, memuat BAB II yang berisi tentang gambaran umum

Madrasah Aliyah Negeri Wonokromo Bantul. Pembahasan pada bagian ini

83
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, hal. 258.
84
Ibid, hal. 257.

5
difokuskan pada letak geografis, sejarah berdirinya, struktur organisasi,

keadaan guru, program-program, keadaan peserta didik dan sarana prasarana

yang ada di madrasah.

Bagian Ketiga, memuat BAB III yang berisi tentang hasil penelitian

yang dikupas secara terperinci, spesifik, mendetail dan mendalam tentang

korelasi penghayatan asmaul husna dengan kecerdasan spiritual siswa kelas

XI MAN Wonokromo Bantul Tahun Ajaran 2013/2014.

Bagian keempat, memuat BAB IV yang berisi tentang simpulan

penelitian dan saran-saran. Kemudian dalam bab ini juga memuat daftar

pustaka serta lampiran-lampiran yang dipakai untuk memperkuat penelitian

ini.

5
BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang berjudul “Korelasi

Penghayatan Asmaul Husna Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas XI

MAN Wonokromo Bantul Tahun Ajaran 2013/2013”, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa :

a. Tingkat kecenderungan penghayatan asmaul husna siswa kelas XI MAN

Wonokromo Bantul Tahun Ajaran 2013/2014 termasuk dalam kategori

sedang dengan frekwensi 26 siswa atau 46.43%, sedangkan yang

menyatakan sangat tinggi sebanyak 5 siswa atau 8.92% yang menyatakan

tinggi sebanyak 9 siswa atau 16.07%, yang menyatakan rendah sebanyak

14 siswa atau 25% dan yang menyatakan sangat rendah sebanyak 2 siswa

atau 3.58%.

b. Tingkat kecerdasan spiritual siswa kelas XI MAN Wonokromo Bantul

Tahun Ajaran 2013/2014 termasuk dalam kategori sedang dengan

frekwensi 23 siswa atau 41.07%, sedangkan yang menyatakan sangat

tinggi sebanyak 5 siswa atau 8.93% yang menyatakan tinggi sebanyak 11

siswa atau 19.64%, yang menyatakan rendah sebanyak 14 siswa atau

25% dan yang menyatakan sangat rendah sebanyak 3 siswa atau 5.36%.

c. Terdapat korelasi yang kuat dan signifikan antara penghayatan asmaul

husna dengan kecerdasan spiritual siswa kelas XI MAN Wonokromo

Bantul. Sebagaimana data yang telah diperoleh menunjukkan bahwa hasil


perhitungan korelasi antara penghayatan asmaul husna dengan

kecerdasan spiritual adalah sebesar lebih besar dari 0.263 taraf

signifikansi 5% dan 0.342 taraf signifikansi 1% atau termasuk dalam

kategori kuat dengan persentase 60.34%.

2. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dilakukan

diatas, berikut ini akan diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat

menjadi pertimbangan sehubungan dengan dilakukan penelitian ini. Adapun

saran-saran tersebut adalah sebagai berikut :

a. Tingkat penghayatan asmaul husna dan kecerdasan spiritual siswa kelas

XI MAN Wonokromo dalam penelitian ini termasuk dalam kategori

sedang atau positif. Oleh karena itu untuk dapat meningkatkan tingkat

kecerdasan spiritual siswa perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk

mengetahui faktor-faktor lain yang berpengaruh untuk dapat

meningkatkan kecerdasan spiritual siswa MAN Wonokromo Bantul.

b. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian siswa ada yang kurang

faham dengan makna dan manfaat dari membaca asmaul husna. Oleh

karena itu bagi lembaga pendidikan diharapkan untuk lebih

mengintensifkan kajian asmaul husna kepada siswa yang kurang

mengerti atau faham dengan asmaul husna, sehingga apa yang menjadi

tujuan diadakannya program membaca asmaul husna dapat tercapai.

14
c. Bagi peserta didik hendaknya selalu bersemangat dalam melafalkan

asmaul husna dan selalu menjaga keaktifannya dalam melaksanakan

program-program kegiatan sekolah agar proses pembelajaran dapat

berjalan dengan lancar sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahim, Sulaiman & Abu Fawaz, Asmaul Husna Effects: Kedahsyatan


Asmaul Husna dalam Meraih Kebahagiaan Hakiki, Bandung: Sygma
Publising, 2009.

Abidin, Zainal, Pengamalan Asmaul Husna dalam Kehidupan Sehari-hari,


Jakarta: PT. Pertja, 2001.

Agustian, Ary Ginanjar , “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan


Spiritual ESQ: Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam”,
Jakarta: Arga, 2001.

Ahmadi, Su’aib, “Kontribusi Meditasi Bagi Peningkatan Kecerdasan Spiritual


(Studi Lapangan di Lembaga Seni Pernafasan Satria Nusantara
Yogyakarta)”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2005.

Al Jerrahi, Tosun Bayrak, Asmaul Husna: Makna dan Khasiat, Penerjemah:


Nuruddin Hidayat, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2004.

Al-Kumayi, Sulaiman, Kecerdasan 99: Cara Meraih Kemenangan dan


Ketenangan Hidup Lewat Penerapan 99 Nama Allah, Jakarta:
Hikmah, 2006.

Aman, Saifudin, Tren Spiritualitas Milenium Ketiga, Banten: Ruhama, 2013.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Kuantitatif Suatu Pendekatan Praktik,


Jakarta: Bina Aksara, 2006.

Asyqar , Umar Sulaiman al, Al Asma al Husna, Jakarta: Qisthi Press, 2010.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,


Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Fairuzia, Eva, “Pelaksanaan Sholat Dhuha Dalam Meningkatkan Kecerdasan


Spiritual (Sq) Siswa Kelas Viii Madrasah Tsanawiyah Negeri
Pundong Bantul”, Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013.

Ghony, M. Junaidi dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Penddidikan


Pendekatan Kuantitatif, Malang: UIN Malang Press, 2009.

Habibillah al-Jabaly, Haikal H., Ajaibnya Asmaul Husna: Atasi Masalah-masalah


Harianmu, Yogyakarta: Sabil, 2013.

14
Hasan, M. Ali, Memahami dan Meneladani Asmaul Husna, Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 1997.

Hendrawan Sofyan, Eko, “Video Mesum Pelajar Sumenep Jadi Obrolan Warga”,
http://regional.kompas.com/read/2013/10/27/1615149/Video.Mesum.
Pelajar.Sumenep.Jadi.Obrolan.Warga, dalam Google.com. 2013.

Jalaluddin, Psikologi Agama: Memahami Perilaku Keagamaan dengan


Mengimplementasikan Prinsip-prinsip Psikologi, Jakarta: Rajawali
Pers, 2010.

Masykur, Muhammad Nazhif, Spiritual Parenting: Melahirkan Anak Cerdas


Tanpa Batas, Yogyakarta: Najah Media, 2013.

Mudhofir, Ali, Kamus Etika, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Munandar, S.C. Utami, Bunga Rampai Psikologi Perkembangan Pribadi, Jakarta:


Gunung Agung, 2001.

Poerwadarminta, WJS., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,


1985.

Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif:


Teori dan Aplikasi, Jakarta: Rajawali, 2012.

Raharjo, Eko Budi, “Pendidikan Kecerdasan Spiritual Anak Menurut Abdullah


Nashih Ulwan dan Relevansinya dengan Pendidikan Islam”, Skripsi,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
2013.

Republik Indonesia, “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003


Tentang Sistem Pendidikan Nasional”, Bab II, pasal 3.

Ruba’I, Hamim, Meneliti Asmaul Husna dalam Al-Qur’an, Bandung: AL-Ma’arif,


1993.

Shihab, M. Quraish, Menyingkap Tabir Ilahi: Asma al Husna Dalam Perspektif


al-Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2005.

Sirodz, Ahmad, Aktualisasi Nilai dalam Pengembangan Diri, Jakarta: Evolitera,


2010.
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2010.

Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, Bandung: Alfabeta, 2013.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan


R&D, Bandung: Alfabeta, 2010.

14
Suharsono, Melejitkan IQ, IE dan IS, Jakarta: Inisiasi Press, 2005.

Sukidi, New Age, Wisata Spiritual Lintas Agama, Jakarta, Gramedia Pustaka
Utama, 2001.

Supriyatno, Triyo, Humanitas Spiritual Dalam Pendidikan, Malang: UIN Malang


Press, 2009.

Winarsunu, Tulus, Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, Malang:


UMM Press, 2006.

Zohar, Danah & Ian Marshall, SQ: Kecerdasan Spiritual, Penerjemah: Rahmani
Astuti, Bandung: Mizan, 2007.

Zuchdi, Darmiyati, Humanisasi Pendidikan: Menemukan Kembali Pendidikan


Yang Manusiawi, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

14
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
YOGYAKARTA

Jln. Laksda Adisucipto , Telp. . (0274) 513056 Fax. 519734 E-mail .’ tarbiyah@uin-suka.ac.id
BUKTI SEMINAR PROPOSAL

Nama Mahasiswa : Abdur


Rouf Nomor lnduk 10410040
Jurusan : PAI
Semester VII
Tahun Akademik : 2013/2014
Judul Skripsi KORELASI PENGHAYATAN ASMAUL HUSNA DENGAN
KECERDASAN SPIRITUAL SISWA KELAS XI MAN
WONOKROMO BANTUL TAHUN AJARAN 2013/2014

Telah mengikuti seminar riset tanggal 17 Desember 2013

Selanjutnya, kepada Mahasiswa tersebut supaya berkonsultasi kepada pembimbing


berdasarkan hasil-hasil seminar untuk penyempurnaan proposal lebih lanjut.

Yogyakarta, 17 Desember 2013


Moderator

Drs. Radino, M.Ag


NIP. 19660904 199403 1 001
Univwrsitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-45-02/RO
KARTU BIMBINGAN SKRIPSIfTUGAS AKHIR

Nama Mahasiswa Abdur Rouf


10410040
Pembimbing Drs. Radino, M.Ag.
Judul KORELASI PENGHAYATAN ASMAUL HUSNA
DENGAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA
KELAS XI MAN WONOKROMO BANTUL
TAHUN AJARAN 2013/2014
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Jurusan/Program Studi : Pendidikan
Agama Islam

Tanda Tangan
No. Tanggal Konsultasi Ke Materi Bimbingan P,embimbing
Jum’at, 03
I BAB I
Januari 2014
Senin, 6
2. II Angket Penelitian
Januari 2014
Rabu, 08
3. Januari 2014
Angket Penelitian
Senin, 13
4. Angket Penelitian
Janua.i 2014
Senin, 10
V Bab I, II, III, IV
Februari 2014
Senin, 24
6. VI Bab I, II, IH, IV
Februari 2014
Selasa, 11
7. VII Bab I, II, III, IV
Maret 2014
Rabu, 12
8. Bab I, II, HI, N
Maret 2014

Yogyakarta, 12 Maret 2014


Pembimbing

Drs. Radino, M.Ag.


NIP. 19660904 199403 1 001
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN
KALIJAGA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat : JI. Marsda Adisucipto, Telp. (0274). 513056 Yogyakarta 55281

SER4?IFIKAT
Nomor : UIN.02/DT.1/PP.00.9/6206/2013

Diberikan kepada

Nama : ABDUR ROUF


NIM 10410040
Jurusan : Pendidikan Agama Islam

yang telah melaksanakan kegiatan PPL-KKN Integratif tanggal 8 Juni sampai


dengan 5 Oktober 2013 di MA N Wonokromo Bantul dengan Dosen Pembimbing
Lapangan (DPL) Drs. Radino, M.Ag. dan dinyatakan lulus dengan nilai 95.45 (A)

Yogyakarta, 4 November 2013

an Bidang Akademik

S.Ay, M.Pd
203 19970 1
009
y-\,j•-g PUSAT BAltASA, BUDAYA 6 AGAI'tA

TESTOFENGLISSCO!Z.°ET?1CEC8RT|FICATE
No : UIN.02/L.5lPP.00.9/1464.c/2013

Herewith the undersigned cerifies that:

kame Abdur Rouf


Date of Birth May 28,
1992 Sex Male

I..k T!?fi? (Tes! oi English Competence) held on May 31, 9013 by


Center for snguage, 0u!!ure and Religion of Sunan KaIljaga State
Islamic University To¿y»karta and get the following result:

CONVERTED SCOItE '

Listening Comprehension 42
Structure & Written Expression 38
ea *rg Comprehension 42
Total Score
’Validity : 2 years since the certificate’s issved

Yo a, June 7, 2013
KEMENTERIAN AGAMA
UNIYERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
-Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta Telp. (0274) 51305 Fax. 519734
e-mail: tarbiyah@uin-suka ac.id
Nomor : UIN.02/DT/TL.00/6883/2013 Yogyakarta, 27 Desember 2013
Lampiran 1 Bendel Proposal
Perihal : Permohonan Izin Penelitian

Kepada
Kepala MAN Wonokromo Bantul
Di Wonokromo Pleret Bantul Yogyakarta

Assalamu’alaikum wr. wb.


Dengan hormat kami beritahukan bahwa untuk kelengkapan penyusunan
Skripsi dengan judul "KORELASI PENGHAYATAN ASMAUL HUSNA
DENGAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA KELAS XI MAN
WONOKROMO
BANTUL TAHUN AJARAN 2013/2014", diperlukan penelitian.
Oleh karena itu kami mengharap dapatlah kiranya Bapak/lbu memberi izin bagi
mahasiswa kami:
Nama : Abdur Rouf
NIM 10410040
Semester : VII
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Alamat JI. Wahid Hasyim No.3 Gaten Condongeatur Depok
Sleman Yogyakarta
untuk mengadakan penelitian di MAN Wonokromo Bantul dengan metode
pengumpulan data: observasi, wawancara, dokumentasi dan angket mulai
tanggal 06 Januari 2014 s.d 05 April 2014.
Demikian atas perhatian dan ke;jasamanya, kami sampaikan terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr. wb.


a.n. Dekan
@;i}tDekan Bidang Akademik

S.AM.Pd.
. 19720315 199703 1 009

Tembusan:
1. Dekan
3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
3. Mahasiswa bersangkutan
4. Arsip
operator2@yahoo.com

PEMERILITAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA


SEKRETARIAT DAERAH
Kompleks Kepatihan, Danurejan, Telepon (0274) 562811 - 562814
(Hunting)
YOGYAKARTA 55213

SURAT KETERANGAN / UIN


070/REG/v/60/1/2014

k1embaca Surat DEKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH Nomor UIN.02/DT.2/TL.00/688312013


DAN KEGURUAN
Tanggal 27 DESEMBER 2013 Perihal UIN PENELITIAN/RISET
Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2006, tentang Perizinan bagi Perguruan Tinggi Asing, Lembaga Penelitian dan
Pengembangan Asng, Badan Usaha Asing dan Orang As ng dal am m elakukan Kegitan Penelitian dan Pengembangan di
Indones a;
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nom or 20 Tahun 2011, tentang Pedom an Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan
Kementrian Dal am Negeri dan Pemerintah Daerah ;
3. Peraturan Gubemur Daerah lstimewa Yogyakarta Nomor 37 Tahun 2008, tentang Rincian T ugas dan Fungs Satuan
Organisas di Lingkungan Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakil an Rakyat Daerah.
4. Peraturan Gubemur Daerah lstimewa Yogyakarta Nomor 18 Tahun 2009 tentang Pedom an Pelayanan Perizinan,
Rekomendas Pelaleanaan Survei, Penelitian, Pendataan, Pengembangan, Pengkaj ian, dan Studi Lapangan di Daerah
lstimewa Yogyakarta.

DIIJINKAN untuk melakukan kegiatan sJrvei/penelitian/pendataar:/pengembangan/pengkajian/studi lapangan kopada:


Nama : ABDUR ROUF NIP/NIM : 10410040
Alamat FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN, PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, UIN SUNAN
KALIJAGA YOGYAKARTA
Judul : KORELASI PENGHAYATAN ASMAUL HUSNA DENGAN KECERDASAN SPRITUAL SISWA
KELAS XI MAN WONOKROMO BANTUL TAHUN AJARAN 2013/2014
Lokaé : KANWIL KEMENTRIAN AGAMA DIY
Waktu 6 JANUARI 2014 s/d 6 APRIL 2014

Dengan Ketentuan
1. Menyerahkan sJrat keterangan/ij in w rvei/penelitian/pendataan/pengembangan/pengkajian/gudi lapangan ‘) dari Pemerintah Daerah
DIY kepada Bupati/Walikota m elalui ingitus yang berwenang mengeluarkan ijin dimakeJd;
2. M enyerahkan aft copy hasI penelitiannya baik kepada Gubemur Daerah lsti m ewa Yogyakarta melalui Biro Administras
Pembangunan Setda DIY dalam compact disk (CD) m aupun m engunggah (upl oad) melalui webdte adbang.j ogjaprov.go.id dan
menunjui4‹an cetakan adi yang sJdah diahkan dan dibubuhi cap institud;
3. lj in ini hanya dipergunakan untuk keperluan il miah, dan pem eg ang ij in wajib mentaati ketentuan yang berlaku di lokas kegiatan;
4. Ijin penelitian dapat diperpanj ang maksim al 2 (dua) kali den gan menunj uban sJrat ini kembali sebelum berakhir waktunya
setelah mengaju kan perpanjangan melalui webste adbang.jogj aprov.go.id ;
5. lj in yang diberikan dapat dibatalkan wwaldu-waldu apabila pemegang ij in ini tidak memenuhi ketentuan yang berlaku.

Cikel uarkan di Yogyakarta


Pada tanggal 6 JANUARI 2014
A.n Sekre tari s Daerah
As sten Perekonom ian dan
Pembangunan Ub.
Kepal a Biro Administras Pembangunan

Sq SH
198503 2 003
5

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (SEBAGAI LAPO


BUPA7I BANTUL C.Q BAPPEDA BANTUL
KANWIL KEMENTRIAN AGAMA DIY
DEKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
YANG BERSANGKUTAN
PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
JIn.Robert Wolter Monginsidi No. 1 Bantul 55711, Telp. 367533, Fax. (0274) 367796 Website: bappeda.bantulkab.go.id W

SURA I KEJ ER.ANGAN/UIN


Nomor : 070/ Reg / 0022/ / 2014

Menunjuk Surat
Dari Sekretariat Daerah DIY Nomor : 070/Reg/V/ 60/1 /2014

Tanggal 02 Januari 2014 Perihal Ijin Penelitian


Mengingat
a. Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pembentukan
Oganisasi Lembaga Teknis Daerah Di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Bantu sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Bantul Nomor 16 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pembentukan
Oganisasi Lembaga Teknis Daerah Di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Bantul;
b. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 18 Tahun 2009
tentang Pedoman Pelayanan Perijinan, Rekomendasi Pelaksanaan Survei,
Penelitian, Pengembangan, Pengkajian, dan Studi Lapangan di Daerah
Istimewa Yogyakarta;
c. Peraturan Bupati Bantul Nomor 17 Tahun 2011 tentang Ijin Kuliah Kerja
Nyata (KKN} dan Praktek Lapangan (PL) Perguruan Tinggi di Kabupaten
Diizinkan kepada Bantul.
Nama
P. T / Alamat ABDUR ROUF
Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 31. Marsda Adisucipto
NIP/NIM/No. Yogyakarta
KTP 10410040
Tema/Judul KORELASI PENGHAYATAN ASMAUL HUSNA DENGAN KECERDASAN
Kegiatan
SPRITUAL SISWA KELAS XI MAN WONOKROMO BANTUL TAHUN
AJARAN 2013/ 2014
Lokasi MAN WONOKROM 0 BANTUL
Waktu 06 Januari 2014 sd 06 April 2014

Dengan ketentuan sebagai berikut :


1. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut harus selalu berkoordinasi (menyampaikan maksud dan
tujuan) dengan institusi Pemerintah Desa setempat serta dinas atau instansi terkait untuk
mendapatkan petunjuk seperlunya;
2 Wajib menjaga ketertiban dan mematuhi peraturan perundangan yang berlaku;
3. Izin hanya digunakan untuk kegiatan sesuai izin yang diberikan;
4. Pemegang izin wajib melaporkan pelaksanaan kegiatan bentuk softcopy (CD) dan hardcopy kepada
Pemerintah Kabupaten Bantul c.q Bappeda Kabupaten Bantul setelah selesai melaksanakan
kegiatan;
5. Izin dapat dibatalkan sewaktu-waktu apabila tidak memenuhi ketentuan tersebut di atas;
6. Memenuhi ketentuan, etika dan norma yang berlaku di lokasi kegiatan; dan
7. Izin ini tidak boleh disalahgunakan untuk tujuan tertentu yang dapat mengganggu ketertiban umum
dan kestabilan pemerintah.
Dikeluarkan di BanIuI
Pada tanggal 06 Januari 2014

A.n. Kepala,

Penelitian nga
âsubglbang

M.P. 032004

Tembusan disampaikan kepada Yth.


1 Bupati Bantul (sebagai laporan)
2 Ka. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kab. Bantul
3 Ka. Kantor Kementerian Agama Kab. Bantul
4 MAN WONOKROMO BANTUL
5 Fak. Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga
, %“ Yang Bersangkutan (Mahasiswa)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Abdur Rouf


TTL : Semuli Raya, 28 Mei 1992
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Camar Desa Balian Makmur Mesuji Raya Ogan
Komering Ilir Sumatra-Selatan, 30681
Alamat Jogja : Jl. Wahid Hasyim No.3 Gaten Condongcatur Depok
Sleman Yogyakarta, 55283
Email/HP : Rouf.azmi@gmail.com/085669421191
Nama Ayah : Suyut
Nama Ibu : Siti Maesaroh
Riwayat Pendidikan : Pendidikan Formal:
1. TK Tunas Harapan Balian Makmur (1997 - 1998)
2. SDN Balian Makmur (1998 - 2004)
3. MTs Sabilul Huda Balian Makmur (2004 - 2007)
4. MA Jauharotul Mualimin Gayau Sakti (2007-2010)
5. UIN Sunan Kalijaga (2010 - Sekarang)
Pendidikan Non Formal:
1. Madrasah Diniyah Wahid Hasyim (2010-2013)
2. Ma’had Aly Wahid Hasyim (2013 – Sekarang)

Yogyakarta, 17 Maret 2014

Abdur Rouf

Anda mungkin juga menyukai