Anda di halaman 1dari 51

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah:

Pemerintah Republik Indonesia telah menggariskan dengan tegas bahwa

dalam rangka pembangunan nasional dewasa ini koperasi harus menjadi sokoguru

dan wadah utama bagi perekonomian rakyat. Kebijakan tersebut benar-benar sesuai

dengan isi dan jiwa UUD 1945 Pasal 33 ayat (1).

Perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaaan. Dalam penjelasan dicantumkan bahwa bangun usaha yang sesuai

dengan itu adalah koperasi. Pengertian serta ideologi koperasi perlu disebarluaskan

kepada seluruh masyarakat hingga benar-benar dapat memberikan manfaat untuk

meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat. Dalam masa pembangunan sekarang ini,

untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat titik berat perhatian harus diletakkan pada

pemerataan pembangunan agar seluruh lapisan masyarakat mendapat bagian yang

layak dari pendapatan nasional yang meningkat itu. Sehubungan dengan itu, peranan

koperasi menjadi sangat penting karena dalam melaksanakan cita-cita perekonomian

nasional, koperasi harus tampil sebagai organisasi ekonomi yang secara bersama-

sama dapat menggalang kekuatan yang lebih besar untuk mencapai kesejahteraan

yang lebih baik. Usaha bersama tersebut diawasi secara demokratis.

Untuk permodalan koperasi, anggota perkumpulan memberikan uang

simpanan yang digunakan sebagai modal sesuai dengan kemampuannya masing-

masing. Para anggota telah sepakat secara bersama-sama memikul tanggung jawab

bila perkumpulan tersebut menderita kerugian dan demikian pula menikmati


2

bersama-sama segala manfaat (keuntungan) yang diperoleh bila usaha perkumpulan

tersebut maju.

Munculnya koperasi terutama disebabkan oleh usaha untuk mengatasi

kesulitan orang-orang yang kemampuan ekonominya terbatas. Koperasi dilahirkan

dalam suatu masyarakat yang dinamis atau senantiasa ingin maju yaitu

mempersatukan diri untuk menolong diri sendiri dan ikut mengembangkan

kesejahteraan dan mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

Koperasi sebagai organisasi perekonomian rakyat berasas kekeluargaan.

Koperasi juga sebagai badan usaha yang menyelenggarakan dan mempunyai tujuan

bersama untuk kepentingan bersama serta diselenggarakan atau dicapai melalui suatu

kegiatan ekonomi yang terorganisir, keadaan ini yang menyebabkan koperasi

mempunyai dua unsur yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, yaitu unsur

sosial dan unsur ekonomi.

Koperasi merupakan sebuah badan usaha yang tujuan utamanya lebih

kepada pelayanan anggota dan masyarakat sehingga diperlukan tersedianya modal

kerja yang cukup untuk keperluan dalam melakukan kegiatan perusahaan. Salah satu

masalah yang dihadapi oleh setiap perusahaan baik itu sebuah koperasi, yaitu pada

waktu pendiriannya maupun mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, perlu

dipikirkan bagaimana cara memperoleh modal dan menggunakannya dengan sebaik-

baiknya atau dengan kata lain bagaimana mengatur modal kerja tersebut agar tujuan

perusahaan dapat tercapai secara tepat dan berhasil guna. Maka dari itu dibutuhkan

sebuah laporan yang mengambarkan keadaan modal kerja yaitu laporan penggunaan

modal kerja.
3

Seperti halnya pada koperasi karyawan PT. Samudera Andalan Prima dalam

perkembangan usaha dan organisasinya yang mana dalam pengelolaannya memliki

beberapa unit usaha meliputi unit simpan pinjam, unit peternakan, unit pengadaan

pangan, unit pertokoan, unit pupuk, unit telepon, air dan listrik, berusaha

memperlihatkan tingkat kemampuannya dalam mengelola segala modal kerja

dimiliki guna mencapai tingkat likuiditas dan profitabilitas yang maksimal. Maka

untuk mencapai penggunaan modal kerja yang efektif, perlu adanya keseimbangan

antara modal kerja yang tersedia dan kebutuhan operasional perusahaan. Ini

diharapkan perusahaan mampu menciptakan sebuah keseimbangan antara

kemampuan perusahaan meningkatkan profitabilitas serta tingkat likuiditasnya.

Oleh karena untuk menentukaan besarnya modal kerja yang dibutuhkan,

perlu kiranya pengurus koperasi menetapkan suatu kebijaksanaan mengenai seberapa

besar yang sewajarnya biasa diberikan kepada setiap anggota sehingga pemanfaatan

dana tersebut dapat lebih efektif penggunaannya agar mampu memberikan tingkat

keuntungan dari operasional usaha yang baik.

Kebijakan dalam menentukan modal kerja pada badan usaha terkhusus pada

koperasi akan tergambar dalam struktur permodalan atau financial perusahaan.

Manajemen modal kerja merupakan manajemen dari elemen-elemen aktiva lancar

serta hutang lancar. Dan dari pengelolaan kedua elemen tersebut diharapkan

memperoleh modal kerja yang layak dan memperoleh tingkat likuiditas dan

profitabilitas yang maksimal


4

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul : “Pengaruh hubungan modal kerja terhadap kinerja keuangan pada

koperasi karyawan PT. Samudera Andalan Prima

B. Masalah Pokok

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan di atas, maka

masalah pokok yang dihadapi dan diajukan pada penelitian ini adalah : “ Apakah ada

pengaruh penggunaan modal kerja terhadap kinerja keuangan pada Koperasi

Karyawan PT. Samudera Andalan Prima

C. Tujuan dan kegunaan penulisan

Adapun tujuan dan kegunaan dari penelitian aalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap kinerja keuangan pada

koperasi PT. Samudera Andalan Prima

2. Untuk mengetahui kinerja keuangan Koperasi Karyawan PT. Samudera

Andalan Prima

Sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk memberikan masukan kepada manajer koperasi karyawan dalam

penggunaan modal kerja.

1. Sebagai bahan kepustakaan atau referensi baik bagi peneliti maupun kepada

pembaca lainnya serta bagi mereka yang membutuhkan dimasa yang akan

datang.

2. Sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan pendidikan pada sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi ( STIE ) Amsir Parepare.

D. Hipotesis
5

Berdasarkan masalah yang dikemukakan di atas, maka hipotesis yang

dikemukakan adalah : “ Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan, antara

modal kerja terhadap kinerja keuangan pada Koperasi karyawan PT. Samudera

Andalan Prima.

E. Sistematika Penulisan

Untuk menguraikan pokok-pokok yang dibahas dalam penelitian ini, maka

berikut dikemukakan sistematika pembahasan proposal yang dibagi dalam lima bab

sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Merupakan bab pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah,

masalah penelitian. Tujuan dan kegunaan/manfaat penelitian, hipotesis,

dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Berisi landasan teori yang mencakup pengertian koperasi, pengertian

modal kerja, pengertian kinerja keuangan, serta pengertian dan jenis-

jenis rasio keuangan

Bab III Metode penelitian

Merupakan bab metodelogi yang berisikan tentang daerah dan waktu

penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan

metode analisis.

Bab IV Sejarah singkat koperasi

Merupakan bab yang membahas tentang sejarah singkat

perusahaan,struktur organisasi perusahaan dan uraian tugas.


6

Bab V Pembahasan

Merupakan bab yang menguraikan tentang laopran keuangan

perusahaan, serta metode analisis dan hasil penelitian..

Bab VI Penutup

Merupakan bab yang menguraikan tentang kesimpulan dan saran


7

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Pengertian Koperasi

1. Tinjauan umum koperasi

Koperasi merupakan salah satu bentuk badan hukum yang sudah lama

dikenal di Indonesia. Pelopor pengembangan perkoperasian di Indonesia adalah

Bung Hatta, dan saampai saat ini beliau sangat dikenal sebagai bapak Koperasi

Indonesia.

Dalam perjalanannya koperasi yang sebenarnya sangat sesuai dengan jiwa

bangsa Indonesia justru perkembangannya tidak menggembirakan. Koperasi yang

dianggap sebagai anak kandung dan tulang punggung ekonomi kerakyatan justru

hidupnya timbul tenggelam, sekalipun pemerintah telah berjuang keras untuk

menghidupkan dan memberdayakan koperasi ditengah-tengah masyarakat. Begitu

banyak kemudahan yang diperoleh oleh badan hukum koperasi melalui berbagai

fasilitas, namun tidak banyak mengubah kehidupan koperasi itu sendiri. Memang

tidak dapat dipungkiri bahwa ada sebagian kecil koperasi yang masih tetap eksis

ditengah masyarakat.

Pandji Anaroga (1995:125) menyatakan bahwa koperasi dapat

meningkatkan kemampuan para anggotanya dalam berorganisasi secara efektif,

sehingga para anggotanya mempunyai kesempatan yang besar dalam

mengartikulasikan kebutuhan-kebutuhan dan tuntutan mereka. Koperasi dapat

berperan dalam menghubungkan penduduk dan lembaga-lembaga nasional yang

menguasai sumber-sumber dan kebijakan. Dengan demikian, koperasi dapat


8

memberikan sumbangan bagi keberhasilan pembangunan dalam konteks

memperbaiki atau meningkatkan produktivitas, memperluas kesempatan-kesempatan

kerja dan memberikan pemerataan yang lebih besar dan pembagian pendapatan

penduduk.

2. Pengertian Koperasi

Kata koperasi merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia karena

hampir di seluruh pelosok tanah air sudah berdiri koperasi dan lebih-lebih dalam era

pembangunan sekarang ini. Koperasi Indonesia tumbuh dan berkembang serta

mempunyai semangat usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Namun

demikian untuk lebih jelasnya penulis akan mengemukakan beberapa pendapat

tentang pengertian koperasi.

Menurut Kasmir. ( 1999:270) mengemukakan bahwa:

“Koperasi adalah bentukan dari sekelompok orang yang memiliki tujuan

bersama, kelompok orang inilah yang akan menjadi anggota koperasi yang

didirikannya pembentukan koperasi berdasar atas asas kekeluargaan dan

gotong royong khususnya untuk membantu para anggotanya yang

memerlukan bantuan baik berbentuk barang ataupun pinjaman uang”.

Sedangkan pengertian koperasi menurut Undang-Undang No. 25 tahun

1992 yang baru tentang perkoperasian adalah:

“Koperasi Indonesia adalah Badan usaha yang beranggotakan orang-

seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannnya

berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat

yang berdasar atas asas kekeluargaan”.


9

Dengan terbitnya Undang-Undang No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian

adalah untuk lebih memperjelas dan mempertegas serta dapat lebih menjamin

terwujudnya kehidupan koperasi sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang

Dasar 1945 pasal 33 ayat (1) :

“Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan”.

Dari beberapa pengertian di atas terdapat ciri-ciri koperasi di Indonesia pada

umumnya sebagai berikut:

a) Bahwa koperasi Indonesia adalah merupakan kumpulan orang-orang

dan sekaligus gerakan ekonomi rakyat yang memiliki jiwa kekeluargaan

yang tinggi dan bukan bukan suatu kumpulan modal. Penggunaan dan

pengumpulan modal pada koperasi sangat berpengaruh dalam

melakukan aktivitasnya namun bukan berarti dapat mengaburkan

pengertian koperasi Indonesia sebagai perkumpulan orang-orang dan

bukan perkumpulan modal. Ini berarti bahwa koperasi Indonesia harus

benar-benar memiliki rasa kebersamaan serta kekeluargaan dan bukan

kepada kebendaan.

b) Bahwa koperasi Indonesia senantiasa bekerja sama, bergotong royong

berdasarkan persamaan yang menjadi hak dan kewajiban yang berarti

koperasi merupakan wadah demokrasi inilah maka harus dijamin benar-

benar bahwa koperasi adalah milik para anggota sendiri dan pada

dasarnya harus diatur serta diurus sesuai dengan keinginan para anggota
10

yang berarti hak atau kekuasaan tertinggi dalam koperasi terletak pada

rapat anggota.

c) Anggota koperasi memiliki peran ganda sebagai pemilik sekaligus

pengguna jasa pelayanan koperasi. Sebagai pemilik, anggota

berpartisipasi dalam memodali, mengambil keputusan, mengawasi dan

menanggung resiko. Sebagai pengguna, anggota berpartisipasi dalam

memanfaatkan pelayanan koperasi.

d) Bahwa segala kegiatan koperasi harus didasarkan atas kesadaran para

anggota. Dalam kehidupan koperasi tidak boleh dilakukan paksaan.

Diskriminasi, Intimidasi dan campur tangan dari pihak-pihak lain yang

tidak ada sangkut pautnya dengan soal-soal intern koperasi.

e) Bahwa tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada

khususnya dan masyrakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan

perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang

maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar 1945. Selain itu juga, harus benar-benar merupakan kepentingan

bersama daripada anggotanya dan pemberian jasa kepada masing-

masing anggota disesuaikan dengan besarnya volume kegiatan koperasi.

Koperasi bertujuan mewujudkan kesejahteraan anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan

perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan

makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Sedangkan prinsip dari koperasi adalah sebagai berikut:


11

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

3. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil dan

sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota (andil

anggota tersebut dalam koperasi).

4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.

5. Kemandirian

6. Pendidikan perkoperasian.

7. Kerjasama antar koperasi.

Selain tujuan dan prinsip koperasi ada juga fungsi koperasi menurut

Undang-Undang No.25 tahun 1992 ayat 4 yaitu:

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas

kehidupan manusia dan masyarakat.

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko

gurunya.

4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian

nasional, yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.


12

5. Mengembangkan kreativitas dan membangun jiwa berorganisasi bagi

para pelajar bangsa.

B. Modal Kerja

1. Tinjauan umum modal kerja

Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai

operasinya sehari-hari, misalnya untuk memberikan persekot pembelian bahan

mentah, membayar upah gaji karyawan, perawatan dan pemeliharaan, pembayaran

asuransi, telepon, listrik, air dan sebagainya, dimana uang atau dana yang telah

dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam

waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. Uang yang masuk yang

berasal dari penjualan produk tersebut akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai

operasi selanjutnya. Dengan demikian, maka dana tersebut akan terus menerus

berputar setiap periodenya selam hidupnya perusahaan (Riyanto Bambang:2000).

Manajemen modal kerja merupakan manajemen dari elemen-elemen aktiva

lancar dan elemen-elemen hutang lancar. Kebijakan modal kerja masing-masing

elemen aktiva lancar dan bagaimana aktiva lancar tersebut dibelanjai. Tujuan

manajemen modal kerja adalah mengelola aktiva lancar dan hutang lancar sehingga

diperoleh modal kerja neto yang layak.

2. Pengertian Modal Kerja

Modal kerja adalah sejumlah dana yang selalu tersedia dalam perusahaan

yang digunakan untuk membelanjai kegiatan perusahaan. Kegiatan perusahaan ini


13

akan dapat dimulai jika tersedia dana yang dikeluarkan dan diharapkan dapat

diterima dalam jangka waktu satu tahun.

Modal kerja merupakan manajemen aktiva lancar dan pasiva lancar.

Manajemen modal kerja memiliki beberapa arti penting bagi perusahaan. Pertama

modal kerja menunjukkan besarnya investasi yang dilakukan perusahaan dalam

aktiva lancar dan klaim atas perusahaan yang diwakili oleh hutang lancar. Kedua,

investasi dalam aktiva likuid, piutang dan persediaan barang adalah sensitive

terhadap tingkat produksi dan penjualan (Muslich Muohammad, 2003:142).

Beberapa pengertian tentang modal kerja, seperti yang dikemukakan oleh

Wasis (1991:63) modal kerja adalah dana yang ditanamkan dalam aktiva lancar, oleh

karena itu dapat berupa kas, piutang, surat-surat berharga, persediaan dan lain-lain.

Sedangkan menurut Alimisyah (2006:25), modal kerja adalah bagian modal

yang beredar dalam jangka waktu pendek, dalam arti beredar dari uang menjadi

persediaan barang, piutang menjadi uang kembali.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa:

a) Modal kerja yaitu jumlah aktiva lancar sedangkan modal kerja bersih

adalah jumlah aktiva lancar dikurangi hutang lancar.

b) Jumlah aktiva lancar sama dengan modal kerja.

3. Jenis-jenis modal kerja

Modal kerja merupakan salah satu unsur aktiva yang sangat penting dalam

perusahaan. Karena tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan

dana untuk menjalankan aktivitasnya. Maka perputaraan modal kerja yakni kas

ditanamkan pada elemen-elemen modal kerja hingga menjadi kas lagi, adalah kurang
14

dari satu tahun atau berjangka pendek. Masa perputaran ini merupakan tingkat

efesiensi penggunaan modal kerja.

Menurut Burhanuddin (2004:2) modal kerja koperasi dapat dibagi menjadi

dua yakni:

1. Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari iuran anggota atau

keuntungan usaha. Modal sendiri terdiri dari atas :

a. Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh

anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan

pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih

menjadi anggota koperasi.

b. Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus

dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan

kesempatan tertentu, misalnya tiap bulan dengan jumlah simpanan

yang sama untuk setiap bulannya.

c. Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan

Sisa Hasil Usaha (SHU), yang dimaksudkan untuk pemupukan modal

sendiri.

d. Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai

dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat

hibah/pemberian dan tidak mengikat.

2. Modal pinjaman adalah modal yang dipinjamkan oleh pihak lain, seperti

kredit dari bank, simpanan sukarela dari anggota, pinjaman dari sumber-

sumber lain yang sah.


15

Modal kerja dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis yakni:

1. Modal kerja permanen

Modal kerja permanen adalah modal kerja yang harus tetap ada pada

perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain

modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran

usaha. Modal kerja permanen ini dapat dibagi dalam dua macam yaitu:

a. Modal kerja primer adalah jumlah modal kerja minimum yang harus

ada pada perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya.

b. Modal kerja normal adalah jumlah modal kerja yang diperlukan untuk

menyelenggarakan luas produksi yang normal/dinamis.

2. Modal kerja variabel

Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah

sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja variabel dapat dibagi

menjadi dua bagian yaitu:

a. Modal kerja musimam adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-

ubah disebabkan oleh pluktuasi musim.

b. Modal kerja siklis adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah

disebabkan oleh fluktuasi konjungtur.

c. Modal kerja darurat adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah

karena keadaaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.

Komponen-komponen modal kerja

Adapun komponen-komponen modal kerja adalah sebagai berikut:

a. Kas
16

Kas merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai

operasi perusahaan, termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang

diterima dari pada pelanggang dan simpanan perusahaan di bank dalam

bentuk giro atau demand deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat

diambil kembali (dengan menggunakan cek atau bilyet) menurut

Munawir. Sedangkan menurut Theodarus M. tuanakotta, Ak. Kas

adalah seluruh uang tunai dan bentuk-bentuk lainnya yang dapat

diuangkan setiap saat apabila perusahaan membutuhkan.

b. Piutang

Piutang adalah tuntutan terhadap pihak tertentu yang penyelesainnya

diharapkan dalam bentuk kas selama kegiatan normal perusahaan.

Klaim atau tuntutan timbul karena berbagai sebab , misalnya penjualan

secara kredit, pemberian pinjaaman kepada karyawan, persekot dalam

kontrak pembelian, persekot kepada karyawan, dll. Tidak semua klaim

atau tuntutan disebut sebagai piutang.

Adapun jenis-jenis piutang adalah sebagai berikut:

1. Piutang dagang (Account Receivables) yaitu piutang timbul dari

penjualan kredit barang atau jasa yang merupakan usaha pokok

perusahaan. Bila piutang tinbul dari penjualan asset perusahaan,

pemberian pinjaman kepada pihak tertentu maka piutang tersebut

tidak termasuk golongan piutang dagang.

2. Wesel tagih yaitu piutang yang secara formil didukung oleh

perjanjian untuk membayar secara tertulis (Notes payable).


17

3. Piutang non dagang yaitu merupakan piutang yang timbul akibat

penjualan asset, pemberian pinjaman kepada pihak tertentu. Misalnya

pinjaman karyawan.

c. Persediaan

Persediaan adalah barang yang dimiliki untuk dijual atau untuk

diproses selanjutnya dijual. Berdasarkan pengertian di atas maka

perusahaan jasa tidak memiliki persediaan, perusahaan dagang hanya

memiliki persediaan barang dagang sedang perusahaan industri

memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan

barang dalam proses dan persediaan barang jadi (siap untuk dijual).

Dalam kinerja keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat

penting, karena tidak akan dapat disusun tanpa mengetahui nilai

persediaan. Kesalahan dalam penilaian persediaan akan langsung

berakibat kesalahan.

Beberapa metode pencatatan persediaan adalah sebagai berikut:

1. Metode fisik, merupakan metode perhitungan secara langsung jika

ingin mengetahui persediaan akhir, setelah persediaan barang yang

ada dihitung baru bisa diketahui persediaan akhirnya. Dari persediaan

ini kemudian diperhitungkan harga pokonya. Kelemahan dalam

metode ini adalah jika ingin menyusun laporan keuangan dalam

jangka pendek, maka perhitungan persediaan akan memakan waktu

yang lama. Mutasi keluar masuk persediaan tidak diketahui jadi

kemungkinan ada penyimpangan persediaan tidak diketahui.


18

2. Metode buku, dalam metode ini setiap jenis persediaan dibuatkan

rekening sendiri-sendiri. Setiap terjadi masuk dan keluar barang

dicatat pada buku sehingga dengan cepat dapat diketahui persediaan

akhir. Kelebihan dari metode buku adalah adanya control terhadap

persediaan barang, misalnya pada akhir tahun dilakukan stock

opname jika pada catatan buku tidak sama dengan fisik yang

sebenarnya maka ada kesalahan. Mungkin ada barang yang hilang

atau ada kesalahan dalam pencatatan dalam buku.

C. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah hasil atau prestasi yang dicapai oleh perusahaan

dalam periode tertentu (biasanya satu periode akuntansi). Salah satu cara yang dapat

digunakan untuk menilai kinerja perusahaan adalah mengadakan penilaian terhadap

kinerja keuangan melalui analisis terhadap terhadap laporan keuangan yang dibuat

sesuai dengan standar akuntansi keuangan.

Menurut Robertun yang dikutip oleh Muhammad Maskun, dkk (2006)

memberikan defenisi tentang kinerja keuangan (performance measurement) yaitu:

“Suatu proses penilaian keuangan terhadap tujuan dan sasaran yang


telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas efesiensi
penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa.
Kualitas barang dan jasa, hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud
yang diinginkan dan efektifitas tindakan dalam mencapai tujuan”.

Jadi kinerja keuangan adalah prestasi yang ditunjukkan dari hasil laporan

keuangan, hal mana laporan tersebut berisi informasi tentang realisasi, anggaran dan

selisih antara realisasi dan anggaran untuk setiap pusat pertanggungjawaban.


19

D. Pengertian dan Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Mengadakan analisa hubungan dari berbagai pos dalam suatu kinerja

keuangan adalah merupakan dasar untuk menginterprestasikan kondisi keuangan dan

hasil operasi keuangan. Dengan menggunakan kinerja keuangan yang

diperbandingkan, termasuk data tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam

jumlah rupiah, prosentase serta trendnya, penganalisa menyadari bahwa beberapa

rasio secara individu akan membantu dalam menganalisa dan menginterprestasikan

posisi keuangan suatu perusahaan.

Rasio menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan

jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat

menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya

keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut

dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.

Dengan menggunakan analisa rasio dimungkinkan untuk dapat menentukan

tingkat likuiditas, profitabilitas, keefektifan operasi serta derajat keuntungan suatu

perusahaan. Untuk dapat mengukur hal-hal tersebut diperlukan alat pembanding dan

rasio dalam industri sebagian keseluruhan yang sejenis di mana perusahaan menjadi

anggotanya dapat digunakan sebagai alat pembanding dari angka rasio suatu

perusahaan.

Dalam mengadakan analisis rasio, maka seorang penganalisa bukan saja

berpegangan pada standar rasio saja, tetapi dapat menggunakan rasio perusahaan

sendiri sebagai rasio pembanding, sehingga idealnya rasio-rasio keuangan yang


20

dikumpulkan sebagai bahan analisis adalah rasio dari berbagai periode sehingga akan

terlibat perubahan rasio tersebut selama jangka waktu tertentu.

Di samping menggunakan data rasio dari periode-periode yang lampau,

perhitungan rasio dapat pula diperbandingkan dengan angka rasio yang sudah

direncanakan atau sudah dibudgetkan oleh perusahaan. Bila angka rasio suatu saat

ada perbedaan dengan angka rasio yang direncanakan, dalam hal ini perlu mendapat

perhatian khusus dari pihak perusahaan untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya

perubahan atau penyimpangan tersebut agar dapat mengadakan perbaikan sedini

mungkin.

Setelah menjelaskan mengenai analisis rasio keuangan, maka selanjutnya

perlu pula diketahui mengenai jenis-jenis atau macam-macam rasio keuangan.

Adapun jenis-jenis rasio keuangan menurut Bambang Riyanto (2008) dapat

dikelompokkan ke dalam empat bagian yaitu:

1. Rasio likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur

likuiditas perusahaan.

2. Rasio leverage adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur

seberapa jauh aktivitas perusahaan dibiayai hutang.

3. Rasio-rasio aktivitas yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur

seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber

dananya.

4. Rasio profitabilitas yaitu rasio yang menunjukkan hasil akhir dari

sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan.


21

Menurut. H. Indriyo Gitosudarmo. M. Com (Hors) dan . H. Basri, ada empat

rasio keuangan yaitu:

1. Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya.

2. Rasio aktivitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

jangka pendek tepat pada waktunya.

3. Rasio leverage menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi

kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang.

4. Rasio profitabilitas mengukur seberapa jauh kemampuan perusahaan

memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, asset

maupun modal.

Berdasarkan penggolongan analisis rasio keuangan tersebut di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan penggolongan ini adalah untuk

memudahkan keadaan financial perusahaan dan perkembangan lebih lanjut.

1. Rasio Likuiditas

Salah satu ukuran untuk melihat keseimbangan keuangan suatu

perusahaan yaitu dengan menilai likuiditasnya. Dengan menganalisis

likuiditas suatu perusahaan atas kemampuannya untuk setiap saat

menyediakan alat-alat pembayaran yang diperlukan untuk melunasi

kewajiban-kewajibannya yang telah jatuh tempo dalam periode tertentu.

Kemampuan membayar tagihan tepat pada waktunya sangat

dipengaruhi oleh tersedianya alat pembayaran dalam jumlah yang cukup

dibandingkan dengan kewajiban-kewajibannya yang harus dipenuhi, kekuatan


22

membayar ini dapat diketahui dengan membandingkan harta lancar disatu

pihak dengan kewajiban finansial dipihak lain.

Untuk memberikan pengertian yang lebih jelas tentang likuiditas, maka

dapat di lihat pendapat para ahli seperti yang dikemukakan oleh lukman

Syamsuddin (2004:41) sebagai berikut: “Likuiditas merupakan suatu

indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua

kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan

menggunakan aktiva lancar yang tersedia”.

Sedangkan menurut Djarwanto (1999:173) mengemukakan bahwa:

“Likuiditas merupakan kemampuan untuk membayar hutang jangka pendek

terletak pada atau diukur dari kemampuannya untuk mengkonversikan aktiva

non kas menjadi kas”.

Dari kedua pengertian di atas maka dapat di simpulkan bahwa likuiditas

merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban jangka

pendeknya.

Perusahaan sangat perlu mempertahankan tingkat likuiditas yang

dibutuhkan perusahaan maupun dalam hubungannya dengan kewajiban dari

dalam perusahaan itu sendiri. Apabila perusahaan tidak mempertahankan

likuiditas badan usahanya (ekstren), maka dapat mempengaruhi kepercayaan

pihak luar (kreditur) terhadap perusahaan atau dapat mengurangi bonafiditas

perusahaan. Sehingga pada akhirnya akan mengalami kesulitan dalam

mendapatkan kredit dari bank dan kredit dari pihak lain. Selain itu sulit pula
23

perusahaan untuk menarik modal dari pihak luar yang dapat berupa saham

dan bentuk-bentuk lain.

Beberapa peralatan rasio likuiditas yang dapat dipergunakan untuk

mengukur dan mengetahui tingkat likuiditas perusahaan adalah:

a. Current Ratio (Rasio lancar)

Rasio yang paling umum digunakan untuk menganalisa posisi modal

kerja suatu perusahaan adalah current ratio yaitu perbandingan antara

jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan

bahwa nilai kekayaan lancar (yang tepat dapat dijadikan uang) akan

sekian kalinya hutang jangka pendek. Current ratio ini menunjukkan

tingkat keamanan (margin of safety) kreditor jangka pendek, atau

kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut.

Tetapi suatu perusahaan dengan current ratio yang tinggi belum tentu

menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh

tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak

menguntungkan, misalnya jumlah persediaan yang relatif tinggi

dibandingkan taksiran tingkat penjualan yang akan datang sehingga

tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over

investment dalam persediaan tersebut atau adanya saldo piutang yang

besar yang mungkin sulit untuk ditagih.

Current ratio yang terlalu tinggi menunjukkan kelebihan uang kas atau

aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang

atau tingkat likuiditas yang rendah daripada aktiva lancar dan


24

sebaliknya. Jadi penganalisa sebelum membuat kesimpulan dari akhir

dari analisa current ratio harus mempertimbangkan faktor-faktor

sebagai berikut:

1) Distribusi atau proporsi daripada aktiva lancar

2) Data trend daripada aktiva lancar dan hutang lancar, untuk jangka

waktu 5 tahun atau lebih dari waktu yang lalu.

3) Syarat yang diberikan oleh kreditor kepada perusahaan dalam

mengadakan pembelian maupun syarat kredit yang diberikan oleh

perusahaan dalam menjual barangnya.

4) Present value (nilai sesungguhnya) dari aktiva lancar, sebab ada

kemungkinan perusahaan mempunyai saldo piutang yang cukup

besar tetapi piutang tersebut sudah lama terjadi dan sulit ditagih

sehingga nilai realisasinya mungkin lebih kecil dibandingkan

dengan yang dilaporkan.

5) Kemungkinan perubahan nilai aktiva lancar, kalau nilai persediaan

semakin turun (deflasi) maka aktiva lancar yang besar (terutama

ditunjukkan dalam persediaan) maka tidak akan menjamin

likuiditas perusahaan.

6) Perubahan persediaan dalam hubungannya dengan volume

penjualan sekarang atau di masa akan datang, yang mungkin

adanya over investment dalam persediaan.


25

7) Kebutuhan modal kerja di masa mendatang, makin besar kebutuhan

modal kerja yang akan datang maka dibutuhkan adanya rasio yang

besar

8) Type atau jenis perusahaan (perusahaan yang memproduksi sendiri

barang yang dijual, perusahaan perdagangan atau perusahaan jasa)

b. Quick Test Ratio (QTR)

Merupakan aktiva lancar minus persediaan untuk membayar kewajiban

lancar. Rasio ini memberikan indicator yang lebih baik dalam melihat

likuiditas perusahaan dibandingkan rasio lancar, karena penghilangan

unsur persediaan dan pembayaran di muka serta aktiva yang kurang

lancar dari perhitungan rasio. Penghilangan persediaan, karena

persediaan memerlukan jangka waktu yang agak lama untuk dikonversi

menjadi kas, pembayaran di muka kadang-kadang juga tidak bisa

dikonversi menjadi kas.

2. Rasio Profitabilitas

Salah satu parameter yang dapat digunakan untuk mengetahui

keberhasilan manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba serta modal

yang digunakan untuk memperoleh laba yaitu dengan melihat tingkat

profitabilitas perusahaan tersebut, di mana tingkat profitabilitas menunjukkan

kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh pendapatan dan hasil

penggunaan modal secara efektif dan efesien yang bekerja dalam perusahaan

sehingga dapat memberikan gambaran tentang perkembangan perusahaan

dalam menjalankan usahanya.


26

Berbagai kegiatan atau tindakan yang dapat ditempuh oleh perusahaan

yang mengarah pada perolehan laba dalam mempertahankan kelangsungan

hidup perusahaan dan mempertahankan tingkat keuntungan atau laba, namun

besar kecilnya profitabilitas yang diperoleh tergantung dari beberapa faktor

yang memberikan kontribusi langsung terhadap operasional perusahaan.

Menurut Alex S. Nitisemito (2005:51) dalam bukunya ‘Pembelanjaan

Perusahaan” mengemukakan pengertian mengenai profitabilitas sebagai

berikut: “Profitabilitas adalah kemempuan suatu perusahaan untuk

menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan modal yang digunakan dan

dinyatakan dalam prosentase”.

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa profitabilitas

adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba, sebagai hasil

dan penggunaan sejumlah modal dalam operasional perusahaan.

Beberapa peralatan rasio profitabilitas yang dapat dipergunakan untuk

mengukur dan mengetahui tingkat profitabilitas perusahaan adalah:

a. Net Profit Margin

Rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh oleh

perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Rasio ini tidak

menggambarkan besarnya persentase keuntungan bersih yang diperoleh

perusahaan untuk setiap penjualan karena adanya unsure pendapatan

dan biaya non opersional. Kelemaahan dari rasio ini adalah

memasukkan pos atau item yang tidak berhubungan langsung dengan


27

aktivitas penjualan seperti biaya bunga untuk pendanaan, dan biaya

pajak penghasilan.

b. Return On Asset (ROA)

Rata-rata total aktiva diperoleh dari total aktiva awal tahun ditambah

total aktiva akhir tahun dibagi dua. Rasio ini bisa diperoleh dari net

profir margin dikalikan asset turn over. Asset turn over adalah

penjualan bersih dibagi rata-rata total aktiva. Dengan mengetahui rasio

ini, kita bisa menilai apakah perusahaan ini efesien dalam

memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan.

c. Return on Equity (ROE)

Rata-rata ekuitas diperoleh dari ekuitas awal periode ditambah akhir

periode dibagi dua. Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya

kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal

dari pemilik. Rasio ini menunjukkan kesuksesan manajemen dalam

memaksimalkan tingkat kembalian pada pemegang saham. Semakin

tinggi rasio ini akaan semakin baik karena memberikan tingkat

kembalian yang lebih besar pada pemegang saham.

3. Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas yang sering juga dikenal dengan rasio Leverage,

mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana

yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut, rasio ini dimaksudkan untuk

mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang, rasio
28

ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan daripada pemberi pinjaman

(Bank).

Adapun rasio yang tergabung dalaam rasio solvabilitas adalah sebagai

berikut:

a. Debt to Equity Ratio (DER).

Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham

terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah

pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari

perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin

rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar

kewajiban jangka panjang.

b. Debt to Asset Ratio (DAR)

Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan

menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang.

Rasio ini juga menyediakan informasi tentang kemampuan perusahaan

dalam mengadaptasi kondisi pengurangan aktiva akibat kerugian tanpa

mengurangi pembayaran bunga pada kreditur. Nilai rasio yang tinggi

menunjukkkan peningkatandari resiko pada kreditur berupa

ketidakmampuan perusahaan dalam membayar semua kewajibannya. Dari

pihak pemegang saham, rasio yang tinggi akan mengakibatkan

pembayaran bunga yang tinggi yang pada akhirnya akan mengurangi

pembayaran deviden.

c. Equity Multiplier (EM)


29

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan

ekuitas pemegang saham. Rasio ini juga bisa diartikan sebagai berapa porsi

dari aktiva perusahaan uang dibiayai oleh pemegang saham. Semakin kecil

rasio ini, berarti porsi pemegang saham akan semakin besar, sehingga

kinerjanya semakin baik, karena persentase untuk pembayaran bunga

semakin kecil.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

Dalam rangka memperoleh data yang dibutuhkan sebagai alat analisa, maka

penulis akan melakukan penelitian. Pelaksanaan penelitian ini di kantor koperasi

karyawan PT. Samudra Andalan Prima di Jalan Sulawesi No.53 Parepare, dengan

waktu penelitian selama dua bulan dengan interval waktu tersebut diharapkan

penelitian ini dapat selesai dengan tuntas.

B.Jenis dan Sumber Data

Untuk membuktikan Perumusan hipotesis kerja, maka menggunakan bahan-

bahan kuliah yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas.

1. Jenis Data

- Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka-angka yaitu laporan

keuangan perusahaan yang terdiri atas neraca dan laporan rugi laba.

- Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari bahan dokumentasi yang

langsung berkaitan dengan pembahasan dan penelitian ini.


30

2. Sumber Data

Data yang diperoleh langsung dari Koperasi Karyawan PT.

Samudera Andalan Prima.

C. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan penulis guna

mendukung keakuratan penelitian ini adalah:

- a. Observasi, yaitu suatu metode pengumpulan data dengan mengadakan

pengamatan langsung di lokasi atau obyek penelitian.

- b. Wawancara, yaitu suatu metode pengumpulan data dengan mengadakan

wawancara langsung dengan para karyawan yang berkompeten mengenai

obyek penelitian.

- c. Dokumentasi, yaitu dilakukan dengan membaca dan mempelajari literature,

majalah, materi perkuliahan serta berbagai referensi yang ada

hubungannya dengan pembahasan dan penyusunan penelitian ini.

D. Metode Analisis

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka untuk menguji

hipotesis yang diajukan, penulis menggunakan peralatan analisis sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas, yaitu untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

membayar hutang jangka pendeknya (dibawah satu tahun) yang berdasar

dari:
31

i. Current ratio

Perhitungannya adalah

Aktiva lancar
Current Ratio = ------------------
Hutang lancar

2 Analisis Korelasi

Untuk mengukur besarnya pengaruh X terhadap variabel Y, rumusnya

adalah:

n ∑ XY ─( ∑X ) ( ∑Y )
r = ---------------------------------------
√ n ∑X² − ( ∑X )² ∙ √ n ∑Y² − ( ∑Y )²

r = korelasi

n = jumlah tahun

X = variabel terikat ( modal kerja )

Y = variabel bebas ( kinerja keuangan )

3. Analisis Koefisien Determinan

Untuk mengukur besarnya pengaruh X ( modal kerja ) terhadap Y

( kinerja keuangan ). dengan rumus sebagai berikut:

KD = r² ∙ 100%

BAB IV
32

GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Koperasi Karyawan PT. Samudera Andalan Prima

Pada tahun 1983 dilingkungan PT. Samudera Andalan prima, para pimpinan

sepakat untuk mendirikan koperasi karyawan, yaitu tepatnya pada tanggal 11 April

1983 dengan akte pendirian No. 4269/BH/VII untuk meningkatkan pelayanan

kesejahteraan karyawannya, dan terakhir disahkan Kanwil Departemen Koperasi dan

Pembinaan Usaha Kecil Propinsi Sulawesi Selatan No. 565/PSD/KWK.20/VIII/1997,

tanggal 4 Agustus 1997. Jumlah anggota sebanyak 133 orang.

Pengurus koperasi karyawan PT. Samudera Andalan Prima terus menerus

melakukan pembenahan diri ke dalam, merata organisasi berikut sumber daya

manusianya, mengikuti pendidikan-pendidikan dan seminar-seminar tentang

perkoperasian serta melaksanakan pelatihan kerja bagi karyawan. Pada tahun 1997,

kegiatan koperasi karyawan PT. Samudera Andalan Prima mulai meningkat,

mengacu kepada program kerja pengurus serta dukungan dan perhatian direktur PT.

Samudera Andalan Prima dengan memberikan peluang untuk berkiprah dalam

berbagai bidang usaha, sehingga kemungkinan untuk tumbuh dan berkembangnya

koperasi karyawan PT. Samudera Andalan Prima ini semakin cerah.

Adapun sumbangan PT. Samudera Andalan Prima kepada koperasi

karyawan , antara lain:

1. Pemberian peluang usaha

2. Penggunaan fasilitas dan pemakaian asset perusahaan serta sarana kerjanya


33

3. Mengkaryakan karyawan PT. Samudera Andalan prima ke koperasi

karyawan PT. Samudera Andalan Prima dengan fasilitas gaji dan jaminan

lainnya secara penuh

4. Pemberian pinjaman modal dalam keadaan koperasi mengalami kekurangan

dana

Pengelolaan koperasi karyawan PT. Samudera Andalan Prima lebih

diarahkan pada organisasi yang sehat, tenaga kerja yang terampil, peluang usaha

yang baik dan administrasi yang baik. Untuk itulah pengurus berupaya melakukan

pembenahan organisasi yang dapat menunjang keberhasilan manajemen dan laju

pertumbuhan koperasi karyawan PT. Samudera Andalan Prima.

Koperasi karyawan PT. Sap mengembang misi sebagaimana ditetapkan

dalam Anggaran Dasar dan amanat direktur/pimpinan umum, yaitu selain mampu

meningkatkan kesejahteraan para anggotanya, juga dapat berperan serta dalam

menunjang program usaha perusahaan.

Berkenaan dengan itu koperasi karyawan PT. Samudera Andalan Prima

dalam kegiatan organisasi dan usaha senantiasa diarahkan kepada dua tujuan pokok

yaitu:

1. Menunjang program perusahaan terutama yang berkaitan dengan gerak usaha

koperasi karyawan PT. Samudera Andalan Prima.

2. Mencari laba yang wajar untuk menjaga kelangsungan organisasi dan usaha

dalam rangka melaksanakan misi serta tujuan yang telah ditetapkan.

B. Struktur Organisasi
34

Dilihat dari segi organisasi, koperasi adalah wadah atau tempat orang

bekerja sama melakukan kegiatan-kegiatan dengan menggunakan dana, alat-alat dan

teknologi dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Struktur organisasi merupakan pengaturan atau pengorganisasian dalam

upaya pencapaian tujuan koperasi. Pada prinsipnya struktur organisasi mempunyai

dua maksud yaitu:

1. Untuk jaringan otoritas atau wewenang (kekuasaan)

2. Untuk jaringan komunikasi

Dengan adanya struktur organisasi yang jelas akan dapat memberikan

pengertian yang mudah mengenai organisasi yang bersangkutan. Selain itu para

karyawan dapat mengetahui dengan pasti apa yang harus mereka lakukan dan untuk

siapa menerima perintah atau mempertanggungjawabkan pekerjaan.

Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian pasal

21, perangkat organisasi koperasi terdiri dari:

1. Rapat Anggota (RA)

2. Pengurus

3. Pengawas.

Demikian pula halnya dengan koperasi karyawan PT. Samudera Andalan

Prima yang memiliki struktur organisasi yang dapat dijadikan pedoman untuk

mengetahui jenjang hierarkis, ukuran besarnya organisasi dan struktur tugas serta

tanggung jawab. Pada dasarnya koperasi karyawan PT. Samudera Andalan Prima

sama dengan struktur organisasi koperasi lainnya yang terdiri dari Rapat Anggota

(RA), pengurus dan pengawas yang lazim disebut sebagai alat perlengkapan
35

koperasi. Untuk menyesuaikan dengan kegiatan dari masing-masing organisasi, maka

struktur yang berlaku ditambah unsur-unsur lainnya seperti: Manajer, staf tata usaha

dan sekretaris serta badan pelindung dan penasehat (BPP) koperasi.

Setiap pimpinan perusahaan selain mempunyai kecakapan dalam memimpin

juga harus mempunyai wawasan yang luas dan pengetahuan yang luas pula untuk

dapat memiliki keterampilan dan kemampuan yang baik untuk bekerja pada

bidangnya masing-masing. Untuk itu perlu dijelaskan pengertian organisasi itu

sendiri, dimana organisasi merupakan pengelompokan secara sistematis untuk

mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian organisasi perusahaan mempunyai

batasan sebagai berikut:

1. Organisasi harus terdiri lebih dari satu orang

2. Perlu adanya kerjasama dari individu atau orang-orang yang bersangkutan

3. Mempunyai satu tujuan yang ingin dicapai.

Pada prinsipnya struktur organisasi perusahaan adalah bentuk garis dan staf,

hal ini dimaksudkan agar dalam perusahaan terdapat kerjasama yang lebih baik,

demikian juga tanggung jawab dari bawahan dapat berjalan dengan baik.

Struktur Organisasi Pengurus Koperasi Karyawan

PT. Samudera Andalan Prima

Rapat Anggota

Pegurus Badan Pegawas


36

Manajer

karyawan

Anggota
Sumber data dari koperasi

C. Uraian Tugas

Untuk lebih mengetahui rincian mengenai masing-masing unit kelengkapan

organisasi, maka dapat dilihat pada penjelasan sebagai berikut:

1. Rapat Anggota

Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi yang terdapat di koperasi

yang pelaksanaannya diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun.

Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, rapat anggota mencerminkan

kebulatan keinginan para anggota yang harus dilaksanakan koperasi dalam

bentuk pelayanannya terhadap anggota.

Adapun rapat anggota koperasi karyawan PT. Samudera Andalan Prima

memutuskan dan menetapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Anggaran dasar koperasi karyawan PT. Samudera Andalan Prima

b. Kebijaksanaan umum dibidang organisasi, manajemen dan usaha

koperasi karyawan PT. Samudea Andalan Prima

c. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas


37

d. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi

karyawan PT. Samudera Andalan Prima, serta pengesahan laporan

keuangan

e. Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya

f. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)

2. Pengurus

Pengurus koperasi karyawan PT. Samudera Andalan Prima dalam

melaksanakan mekanisme kerja yang efektif dan efesien, maka diatur

pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab pengurus yang termuat

dalam anggaran rumah tangga yang tersusun sebagai berikut:

a. Ketua

Tugas dari ketua adalah sebagai berikut:

1. Merupakan penanggung jawab umum dalam memimpin dan

mengelola organisasi dan badan-badan usaha milik Negara.

2. Memimpin dan mengawasi kegiatan dibidang perdagangan umum dan

usaha-usaha lainnya.

3. Mengadakan hubungan dengan lembaga/badan tertentu dalam usaha

mencari atau mendapatkan kredit untuk kepentingan organisasi.

4. Mewakili organisasi atau badan-badan usaha milik organisasi di

dalam maupun diluar pengadilan.

5. Melakukan tugas lainnya yang diberikan oleh pengurus baik yang

bersifat rutin maupun yang bersifat khusus.

b. Sekretaris
38

Tugas sekretaris adalah:

1. Bertanggungjawab dalam penyelenggaraan administrasi atau

ketatausahaan organisasi.

2. Jika dipandang perlu, dapat mewakili ketua dalam memberikan

persetujuan pembayaran untuk transaksi yang bernilai kurang dari Rp

500.000.

3. Mengatur kegiatan dalam bidang pengelolaan keuangan, niaga, umum

dan tugas-tugas lainnya yang diberikan pengurus baik yang bersifat

rutin maupun khusus.

c. Bendahara

Tugasnya adalah sebagai berikut:

1. Menerima dan menyimpan semua yang sudah ditentukan di Bank.

2. Menyelenggarakan administrasi keuangan untuk mencatat semua

transaksi yang terjadi setiap bulannya.

3. Melakukan pemeriksaan dengan teliti terhadap kelengkapan bukti-

bukti sahnya pembayaran sebelum menandatangani kuitansi

pembayaran.

4. Melakukan kas opname setiap minggu sekurang-kurangnya tiap bulan

dan sewaktu-waktu jika dipandang perlu.

5. Melaporkan setiap minggu atau setiap bulan keadaan kas kepada ketua

untuk bahan penyusunan cash flow.

6. Menyetujui pembayaran transaksi atau pemberian pinjaman yang

dilakukan dengan menggunakan cek/giro.


39

3. Pengawas

Pengawas merupakan sebuah alat pendukung yang dimiliki koperasi dalam

mencapai kemajuan bagi koperasi yang bersangkutan, karena kedudukan

pengawas dalam koperasi tidak dapat dipisahkan dari satu mekanisme kerja

koperasi, baik sebagai pengawas maupun organisasi secara keseluruhan.

Pengawas dipilih, diangkat dan diberhentikan oleh rapat anggota dan

mempunyai tugas untuk melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap

kegiatan yang dilakukan oleh koperasi, pengawas bertanggung jawab

terhadap rapat anggota. Pengawas melakukan pengawasan dan pemeriksaan

sekurang-kurangnya tiga bulan sekali, dan hasilnya dikumpulkan, disusun

dan dilaporkan kepada anggota dihadapan rapat anggota tahunan. Sesuai

dengan pasal 40 UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian.

4. Badan Pelindung dan Penasehat ( BPP )

Badan pelindung dan penasehat berfungsi sebagai konsultan dan sebagai

penghubung denga pejabat. Tugasnya adalah menasehati dan memberikan

saran dan anjuran baik diminta maupun tidak diminta berjalan dengan

peraturan yang telah ditetapkan. Penasehat tidak mempunyai hak suara

dalam rapat anggota atau rapat pengurus, tetapi dapat memberi saran atau

anjuran dalam rapat-rapat anggota atau rapat-rapat tersebut.

5. Manajer

Manajer adalah pelaksana tugas pengurus sehari-hari dibidang usaha,

manajer diangkat dan diberhentikan oleh pengurus dan bertanggungjawab

kepada pengurus. Fungsi dan peranan manajer dalam suatu organisasi sangat
40

penting, karena mempunyai peran dalam menentukan maju mundurnya suatu

koperasi. Seorang manajer merupakan motor penggerak bagi kelangsungan

usaha yang dilakukan koperasi.

Adapun tugas dari manajer adalah sebagai berikut:

a. Memimpin dan mengkoordinir tugas sehari-hari tentang kepegawaian.

b. Melakukan penilaian terhadap rencana anggaran belanja dan pendapatan

tahunan, draf laporan keuangan setiap tiga bulan sekali atau laporan

tahunan.

c. Mengkoordinir penyusunan data untuk bahan laporan tahunan.

d. Membantu mengurus dalam menyusun laporan tahunan, laporan semester

atau laporan khusus jika dianggap perlu.

e. Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan usaha yang dilakukan koperasi

untuk kemudian melaporkannya kepada pengurus.

6. Karyawan

Karyawan merupakan bagian dari organisasi yang memiliki peranan sangat

penting. Karyawan adalah tenaga operasional yang membantu manajer

selaku pelaksana kegiatan usaha dalam kegiatan sehari-harinya. Disamping

kecakapan dan kemampuan yang dimilik manajer, keberhasilan usaha tidak

terlepas dari peran serta karyawan dalam melaksanakan kegiatan usaha.

Dalam menjalankan kegiatan usaha karyawan bertanggungjawab kepada

manajer.

7. Anggota
41

Anggota koperasi merupakan salah satu unsur yang utama bagi maju

mundurnya suatu koperasi. Kekuasaan tertinggi pada koperasi ada ditangan

anggota yang diwujudkan dalam rapat anggaran tahunan. Karena itu

koperasi hendaknya dapat mengutamakan kepentingan anggota secara

perorangan, sehingga perkembangan anggota akan tergantung kepada

bagaimana koperasi tersebut dapat memberikan pelayanan terhadap

kebutuhan anggota secara menyeluruh.


42

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengaruh Hubungan Modal Kerja Terhadap kinerja keuangan

Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai

setiap operasinya sehari-hari, misalnya untuk memberikan persekot pembelian bahan

mentah, membayar upah gaji karyawan/pegawai, perawatan dan pemeliharaan,

pembayaran asuransi dan sebagainya. Karena, modal kerja yang sedikit membuat

aktivitas perusahaan tidak dapat berjalan sebagai mestinya, begitu juga sebaliknya

jika modal kerja berlebihan akan merugikan perusahaan karena berkumpulnya dana

yang besar tanpa penggunaan secara produktif.

Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui apakah adapengaruh

hubungan modal kerja terhadap kinerja keuangan pada koperasi. Oleh karena itu

beberapa rasio yang digunakan untuk dijadikan sebagai alat pembuktian sebagai

berikut: Current rasio, rasio ini menggambarkan atau menganalisa posisi modal kerja

terhadap suatu perusahaan. Koefisien korelasi, metode analisis ini yaitu untuk

mengukur besarnya pengaruh variabel X ( modal kerja ) terhadap variabel Y( kinerja

keuangan ). Metode analisis koefisisen Determinan, yaitu untuk mengukur besarnya

pengaruh X (variabel bebas ) terhadap Y( variabel terikat ).

Untuk lebuh memudahkan dalam menganalisis pembahasan ini, maka

penulis melampirkan laporan keuangan kopkar PT. Samudera Andalan Prima


43

B. Metode Analisis

1. Rasio likuiditas

Rasio Likuiditas ini yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi karyawan

PT. Samudera Andalan Prima dalam membayar hutang jangka pendeknya ( dibawah

satu tahun ). Yang berdasar pada Current Ratio.:

Current rasio

Rasio ini yaitu untuk membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan

hutang lancar. Rumusnya sebagai berikut:

Aktiva lancar
Current ratio = 
Hutang lancar

a. Current ratio untuk tahun 2007

582.057.392
Current ratio = 
11.094.200

Current ratio = 52,4%

Dimana pada tahun 2007 current ratio, atau kemampuan koperasi untuk

membayar hutang jangka pendeknya dari hasil aktiva lancar dibagi dengan hutang

lancar maka diperolah hasil yaitu sebesar 52,4%

b. Current ratio untuk tahun 2008

683.573.328
Current ratio = 
11.094.200

Current ratio = 61,6%


44

Dan pada tahun 2008 current rationya,atau kemampuan koperasi untuk

membayar hutang jangka pendeknya yang diperoleh dari aktiva lancar dibagi dengan

hutang lancar, yaitu 61,6%

c. Current ratio untuk tahun 2009

864.379.243
Current ratio = 
11.094.200

Current ratio = 77,9%

Sedangkan ditahun 2009, kemampuan perusahaan untuk membayar hutang

jangka pendeknya, yang diperoleh dari hasil aktiva lancar dibagi dengan hutang

lancar. Currrent rationya sebesar 77,9%

Seperti yang terlihat di atas, memperlihatkan bahwa perbandingan antara

jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar, besarnya current ratio yang diperoleh

KOPKAR PT. Samudera Andalan Prima adalah sebanyak 52,4% pada tahun 2007

yang bersumber dari aktiva lancar Rp 582.057.392,- dan hutang lancar Rp

11.094.200,-. Lalu pada tahun 2008 current ratio yang dicapai adalah 61,6% yang

bersumber dari aktiva lancar Rp,683.573.328- dan hutang lancar Rp 11.094.200,-.

Sedangkan pada tahun 2009 current rationya adalah 77,9% yang diperoleh dari

aktiva lancar Rp 864.379.243,- dan hutang lancar Rp 11.094.200,-.

Tabel 1

Current Ratio

2007-2009
45

Tahun Aktiva lancar Hutang lancar Current ratio Keterangan

2007 582.057392 11.094.200 52,4% -

2008 683.573.328 11.094.200 61,6% Naik

2009 864.379.243 11.094.200 77,9% Naik

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa current ratio yang terjadi

selama 3 tahun terakhir tampak mengalami fluktuasi. Current ratio tahun 2007

sebesar 52,4% dan tahun 2009 current rationya sebesar 61,6%.

Berarti current ratio dari tahun 2007 sampai tahun 2009 tampak ada

kenaikan sebesar 92%. Sementara pada tahun 2008 mengalami peningkatan lebih

besar dari tahun 2009 sebesar 163%.

2.Kofisien Korelasi

Kofisien korelasi merupakan suatu hubungan antara satu variabel dengan

variabel yang lain. Hubungan antara variabel tersebut bisa secara korelasional dan

bisa juga secara kausal. Jika hubungan tersebut tidak menunjukkan sifat sebab akibat,

maka korelasi tersebut dikatakan korelasional, artinya sifat hubungan variabel satu

dengan variabel lainnya tidak jelas mana variabel sebab dan mana variabel akibat.

Sebaliknya, jika hubungan tersebut menunjukkan sifat sebab akibat, maka

korelasinya dikatakan kausal, artinya jika variabel yang satu merupakan sebab, maka

variabel lainnya merupakan akibat.

Rumusnya adalah sebagai berikut:

n ∑ XY ─( ∑X ) ( ∑Y )
r = ---------------------------------------
46

√ n ∑X² − ( ∑X )² ∙ √ n ∑Y² − ( ∑Y )²

Dimana:

r = koefisien korelasi

n = jumlah tahun

x = modal kerja

y = kinerja keuangan

 = sigma / jumlah

Tabel 2

Koefisien Korelasi

TAHUN Modal kerja Knerja X2 Y2 XY


(X) dalam keuangan (Y)
jutaan
2007 570 52,4 324.900 2.745,76 29868

2008 672 61,6 451.584 3.794,56 41.399,2

2009 853 77,9 727.609 6.068,41 66.448,7

X 2.095 Y 191,9 X2 Y2 XY

1.504.093 12.608,73 137.715,9

n =3

X = 2.095

Y = 191,9

X2 = 1.504.093

Y2 = 12.608,73

XY = 137.715,9
47

n. (  XY )  (  X ) ( ∑Y )
r = 
 n ( X2 )  ( X )2 .  n ( Y2 )  ( Y )2

3 . ( 137.715,9 )  ( 2.095 ) ( 191,9 )


= 
3 (1.504.093 )  ( 4.389.025 ) .  3 (12.608,73)  (36.825,61)

413.147,7  402.030,5
= 
 123.254 .  1.000,58

11.117,2
= 
351 ∙ 31,63

11.117,2
= 
11.102,1

r =1

Berdasarkan dari hasil perhitungan koefisien korelasi di atas,diperoleh nilai

r = 1 sehinggga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan atau

sangat kuat antara modal kerja dengan kinerja keuangan pada Koperasi karyawan PT.

Samudera Andalan Prima.

. 3. Koefisien Determinan

Untuk mengukur besarnya pengaruh X ( variabel bebas ) terhadap Y

( variabel terikat ) maka digunakan rumus KD ( koefisien determinan ).

KD = r² . 100%.

Dimana :
48

KD = koefisien determinan

r = koefisien korelasi.

KD = r² . 100%

KD = 1² ∙ 100%

= 1%

Dari hasil yang diperoleh pada KD =1 % diatas maka dapat disimpulkan

bahwa pengaruh hubungan modal kerja terhadap kinerja keuangan pada koperasi

karyawan PT. Samudera Andalan Prima dinilai sangat signifikan atau sangat kuat.

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penulis mengemukakan

beberapa kesimpulan antara lain:

1. Modal kerja koperasi karyawan PT. Samudera Andalan Prima pada tahun

2007 adalah Rp 582..057.392,- yang terdiri dari Kas/bank Rp

353.921.600,-, piutang dagang Rp 36.766.075,-, piutang simpan pinjam

Rp 93.752.075,-.dan Persediaan Rp.114.534.098.- dan dan penyisihan


49

piutang sebesar Rp.( 16.916.881 ) Sedangkan pada tahun 2008 sebesar Rp

688.573.328,-, dengan perincian, Kas/Bank Rp 512.314.414,-. Piutang

dagang Rp5.544.650,-, Piutang simpan pinjam Rp.69.123.000,-.

Persediaan sebesar Rp.104.939.487,- dan penyisihan piutang Rp.

( 3.348.223 ).Untuk tahun 2009 adalah Rp.864.379.243,- terdiri : Kas/Bank

Rp.597.995.158,- . piutang dagang Rp.4.285.500,-, Piutang simpan pinjam

Rp.97.950.000,-.dan persediaan Rp.168.712.682,-. Dan penyisihan piutang

sebesar Rp.( 4.564.097 ).

2. apabila ditinjau dari aspek rasio likuiditas yang berdasar dari current ratio,

KOPKAR PT. Samudera Andalan Prima, dimana pada tahun 2007 current

ratio adalah 52,4% dan terjadi kenaikan pada tahun 2008 menjadi 61,6%

atau mengalami kenaikan sebesar 92%. Dan pada tahun 2009 untuk current

ratio adalah 77,9%, dan mengalami peningkatan sebesar 163%. Jadi untuk

rasio likuiditas yang berdasar pada current ratio mengalami peningkatan

tiap tahunnya.

3. terdapat hubungan yang signifikan atau terlalu kuat antara modal kerja

dengan kinerja keuangan pada koperasi karyawan PT.Samudera Andalan

Prima sebesar 1%

4. sedangkan pengaruh hubungan modal kerja terhadap kinerja keuangan

pada koperasi karyawan PT. Samudera Andalan Prima juga dinilai sangat

kuat yaitu sebesar 1%

B. Saran
50

Dalam upaya mencapai tujuan koperasi, maka penulis mengemukakan

beberapa saran kepada KOPKAR PT. Samudera Andalan prima, berdasarkan data

dan hasil penelitian penulis sebagai berikut:

1. Untuk mengantisipasi penggunaan modal kerja yang baik. KOPKAR PT.

Samudera Andalan Prima sebaiknya tidak menambah jumlah hutang lancar

dan membatasi penambahan hutang jangka panjang sehingga dapat

menambah modal sendiri baik dari pengurus maupun dari anggota

koperasi,sehingga dapat mendukung penambahan fasilitas sehingga dapat

memperoleh laba.

2. Diharapkan kepada pengurus KOPKAR PT. Samudera Andalan Prima perlu

mencari sumber permodalan lain-lain diluar simpanan pokok dan simpanan

wajib, sumber itu dapat berupa simpanan lain-lain yang nantinya akan

diberi intensif pada periode tertentu.

DAFTA PUSTAKA

Kasmir, SE., MM. 1999. Bank & Lembaaga Keuangan Lainnya. Penerbit PT
Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Nitisemito, Alex S. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi ketiga. Penerbit


Megatama: Bandung.

Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Penerbit


BPFE: Yogyakarta.

Maskun, Mohammad, dkk. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Fakultas Ekonomi


Universitas Yogyakarta.

Indriyo Gitosudarmo, H, Drs, M, Com(Hors). Basri, H, Drs, M. M. 2008.


Manajemen keuangan. Edisi keempat. Penerbit BPFE: Yogyakarta.

Syamsuddin, Lukman. 2000. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Baru.


PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
51

Sukanto Reksohadiprodjo. 1990, Manajemen Koperasi Edisi Ketiga, Penerbit


BPFE, Yogyakarta.

UU. No 25, 1992, Pedoman Undang-Undang Dasar 1945

Riyanto. B, 2000, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Penerbit BPFE,


Yogyakarta.

Pandji Anaroga, 1995, BUMN, Swasta & Koperasi, Penerbit Pustaka Jaya,
Jakarta.

Darsono, Drs. MBA., Akt. Ashari, S.E., Akt. 2004. Pedoman praktis
Memahami Laporan Keuangan. Penerbit Andi: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai