Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Sistem informasi kesehatan saat ini belum sepenuhnya berfungsi

sebagaimana yang diharapkan belum dihasilkan data atau informasi yang akurat,

tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan.

Salah satu upaya dari hal tersebut diatas adalah penyusunan profil kesehatan

Puskesmas yang diharapkan didapatkan gambaran kesehatan yang menyeluruh

disetiap wilayah kerja Puskesmas dan dapat digunakan sebagai alat monitoring dan

evaluasi pelaksanaan program serta mendukung dan meningkatkan kemampuan

manajemen kesehatan terutama diwilayah kerja Puskesmas.

Kami menyadari akan kekurangan dan keterbatasan dalam menyajikan Profil

kesehatan ini, maka saran – saran dari semua pihak sangat kami harapkan.

Plt. Kepala UPTD Puskesmas Kilan


Kecamatan Batang Cenaku

TENGKU ERNITA, SST


NIP. 197209091992 12 2 001

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………………… iv

DAFTAR L GAMBAR ................................................................................... v

BAB I

PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. LATAR BLAKANG ..................................................................................... 1

B. SISTEMATIKA PENYAJIAN ………........................................................................... 2

BAB II

GAMBARAN UMUM ………………………………. .................................................... 3

A. KONDISI GEOGRAFIS …… ................................................................................. 3

B. KONDISI DEMOGAFI …….. ............................................................................... 4

BAB III

SITIASI DERAJAT KESEHATAN ........................................................................................ 6

A. ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS) ............................................................................... 6

1. Angka Kenatian Neonatal …………………………………………………………………………………… 6

2. Angka Kematian bayi ( AKB) ………………………………………………………………………………….. 7

3. Angka Kematian Balita (AKABA) ……………………………………………………………………………. 7

4. Angka Kematian Ibu ………………………………………………………………………………………………. 7

B. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS ) ……………………………………………………………………….. 8

1.Tuberkulosis ………………………………………………………………………………………………………… 8

2. HIV/ AIDS ………………………………………………………………………………………………………… 9

ii
3. Kusta (Lra) ………………………………………………………………………………………………………… 9

4. Diare ………………………………………………………………………………………………………… 9

5. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi …………………………………………………. 9

6. Demam Berdarah Dengue (DBD) …………………………………………………………………………. 10

7. Malaria ………………………………………………………………………………………………………………. 11

8. Filariasis ………………………………………………………………………………………………………………. 11

9. Penyakit Tidak Menular ………………………………………………………………………………………. 11

10. Kejadian Luar Biasa (KLB) ……………………………………………………………………………………. 12

C. STATUS GIZI …………………………………………………………………………………………………………… 13

1. Status Gizi Balita ………………………………………………………………………………………………… 13

2. Bayi Berat Lahir Rendah …………………………………………………………………………………….. 14

BAB IV

VISI MISI DAN SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN …………………………………………………… 16

A. VISI DAN MISI ………………………………………………………………………………………………………… 16

B. SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN ……………………………………………………………………… 19

BAB V

PENUTUP …………………………………………………………………………………………………………………….. 22

LAMPIRAN …………………………………………………………………………………………………………………… 23

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di wilayah kerja UPTD Puskesmas

Kilan Kecamatan Batang Cenaku Tahun 2019................................................. 4

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga diwilayah Kerja UPTD Puskesmas

Kilan Kecamatan Batang Cenaku Tahun 2019 ................................................ 5

Tabel 3.1 Jumlah Sumber Daya Manuasia di Puskesmas Kilan Tahun 2019.................. 20

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Kilan…………………………................................. 3

Gambar 2.2 Diagram Jumlah penduduk Laki – Laki dan perempuan diwilayah
kerja UPTD Puskesmas Kilan Kecamatan Batang Cenaku…………………………… 5
Gambar 2.3 Distribusi Balita Gizi Kurang Berdasarka Berat Badan dan Umur di 10 Desa 13

Gambar 2.4 Distribusi Balita Gizi Kurang Berdasarka Tinggi Badan dan Umur di 10 Desa 14

Gambar 2.5 Distribusi Balita Gizi Kurang Berdasarka Berat Badan dan Tinggi Badan di

10 Desa……………………………………………………………………………………………………….. 14

Gambar 2.6 Jumlah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di Wilayah Kerja uskesmas

Kilan Tahun 2019………………………………………………………………………………………….. 15

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam agenda prioritas pembangunan nasional, pembangunan
kesehatan diarahkan untuk mengimplementasikan Nawa Cita yang kelima
yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Pembangunan
kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan
nasional karena menyentuh hampir semua aspek kehidupan. Pembangunan
sangat terkait dan dipengaruhi oleh aspek demografi / kependudukan.
Keadaan dan pertumbuhan ekonomi perkembangan lingkungan fisik dan
biologi. Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihat dari beberapa
indikator yang digunakan untuk memantau perkembangan derajat kesehatan
seperti angka kesakitan serta kematian ibu dan bayi.
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu tatanan yang mencakup
komponen masukan ( input ) yang berupa data tentang kesehatan dan yang
terkait, komponen proses dan komponen keluaran ( output ). Informasi
kesehatan dan yangb terkait digunakan sebagai bahan dalam proses
pengambilan keputusan. Pengambilankeputusan dalam menajemen
kesehatan dilakukan untuk perumusan kebijakan, perencanaan strategi,
manajemen operasional dan manajemen transaksi.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan informasi pada abad 21 yang
merupakan era informasi dan globalisasi dan kecanggihannya maka
pengembangansistem informasi kesehatan dewasa ini perlu semakin
dimantapkan dan dikembangkan. Hal ini akan mendukung pelaksanaan
manajemen kesehatan dan pengembangan upaya – upaya kesehatan demi
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu keluaran dari
informasi kesehatan yang dikembangkan saat ini adalah profil kesehatan.

vi
B. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penyajian Profil Kesehatan Puskesmas Kilan tahun 2019
terdiri dari 6 bab sebagai berikut:
Bab 1: Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan
Puskesmas Kilan dan sistematika dari penyajiannya
Bab 2: Gambaran Umum
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum wilayah kerja Puskesmas
Kilan. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi
lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kesehatan dan faktor-faktor lainnya misalnya kependudukan, ekonomi,
pendidikan, sosial budaya dan lingkungan.
Bab 3: Situasi Derajat Kesehatan
Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian,
angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat.
Bab 4: Visi Misi UPTD Puskesmas Kilan dan Situasi Sumber Daya
Kesehatan
Bab ini berisi uraian visi dan misi dan menguraikan tentang sarana
kesehatan, tenaga kshatan , pembiayaan kesehatan dan sumber daya
kesehatan lainnya
Bab 5: Penutup

vii
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. KONDISI GEOGRAFIS

Puskesmas Kilan yang terletak dikecamatan Batang Cenaku dibangun pada


tahun 2013 dengan luas bangunan ±688,94M² yang terdiri dari 10 ( Sepuluh )
Desa, 7 ( Tujuh ) Puskesmas Pembantu dan 7 ( Tujuh ) Poskesdes dengan luas
wilayah kerja 309 KM².

Puskesmas Kilan secara geogarfis berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Wilayah Puskesmas Pangkalan Kasai

Sebelah Selatan : Wilayah Puskesmas Lubuk Kandis

Sebelah Barat : Wilayah Puskesmas Rakit Kulim

Sebelah Timur : Wilayah Puskesmas Batang Gangsal

Gambar 2.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Kilan

viii
Secara administratif, wilayah kerja Puskesmas Kilan ada 10 Desa yaitu: Desa
Bukit Lipai, Desa Kuala Gading, Desa Petaling Jaya, Desa Kerudung Jaya, Desa
Bukit Lingkar, Desa Pematang Manggis, Desa Kuala Kilan, Desa Aur Cina, Desa
Pontianak dan Desa Pejangki.

B. KONDISI DEMOGRAFI

Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Kilan 20158 Jiwa yang terdiri dari
Laki – laki 10207 Jiwa dan Perempuan 9951 Jiwa.

Tabel 2.1
Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Kilan
Kecamatan Batang Cenaku Tahun 2019
PENDUDUK
No. DESA JUMLAH
LAKI – LAKI PEREMPUAN
1. Bukit Lipai 1873 1524 3397
2. Kuala Gading 1395 1306 2701
3. Petaling Jaya 780 835 1615
4. Kerubung jaya 1547 1482 3029
5. Bukit Lingkar 1601 1602 3203
6. Pematang Manggis 526 532 1058
7. Kuala Kilan 644 881 1525
8. AurCIna 1164 1139 2303
9. Puntianai 388 371 759
10. Pejangki 289 279 568
Total 10207 9951 20158

ix
Gambar 2.2
Diagram Jumlah penduduk Laki – Laki dan perempuan diwilayah kerja UPTD
Puskesmas Kilan
Kecamatan Batang Cenaku

Perempuan;
Laki - laki;

Tabel 2.2
Jumlah penduduk dan rumah tangga diwilayah kerja UPTD Puskesmas Kilan
Kecamatan batang Cenaku Tahun 2019
No Desa Jumlah Penduduk Jumlah Rumah
. Tangga
1. Bukit Lipai 3397 987
2. Kuala Gading 2701 887
3. Petaling Jaya 1615 410
4. Kerubung Jaya 3029 898
5. Bukit Lingkar 3203 1823
6. Pematang Manggis 1058 324
7. Kuala Kilan 1525 377
8. Aurcina 2303 664
9. Puntianai 759 229
10. Pejangki 568 169

x
BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Derajat Kesehatan merupakan salah satu ukuran kesejahteraan dan kualitas


sumber daya manusia. Terdapat 4 indikator utama untuk mengetahui gambaran
derajat kesehatan masyarakat yaitu angka kematian (mortalitas), angka kesakitan
(morbiditas), status gizi dan angka harapan hidup.

A. ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)

Angka kematian (mortalitas) adalah suatu besaran yang menunjukkan


kejadian kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang
diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya.
Selain itu, angka kematian juga digunakan sebagai indikator dalam penilaian
keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan
lainnya. Angka kematian (mortalitas) yang digambarkan pada profil ini mencakup
angka kematian neonatal, angka kematian bayi, angka kematian balita, angka
kematian ibu dan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit.

1. Angka Kematian Neonatal

Kematian neonatal adalah kematian yang terjadi pada bayi usia sampai
dengan 28 hari. Angka kematian neonatal (AKN) merupakan jumlah kematian
bayi umur kurang dari 28 hari (0-28 hari) per 1000 kelahiran hidup dalam kurun
waktu 1 tahun. Angka kematian neonatal menggambarkan tingkat pelayanan
kesehatan ibu dan anak termasuk antenatal care, pertolongan persalinan, dan
post natal ibu hamil. Untuk menggambarkan kematian neonatal di wilayah kerja
Puskesmas Kilan dipergunakan data KIA Puskesmas Kilan Tahun 2019

Pada tahun 2019 terjadi sebanyak 3 kematian neonatal di wilayah kerja


UPTD Puskesmas Kilan, diantaranya 1 diDesa Petaling Jaya, 1 di Desa Aur
Cina dan 1 lagi di Desa Puntianai.

xi
2. Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah penduduk yang meninggal


sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama. AKB merupakan indikator penting untuk mencerminkan
keadaan derajat kesehatan disuatu masyarakat karena bayi yang baru lahir
sangat sensitif dan sangat dipengaruhi lingkungan sekitarnya. Di samping itu,
kemajuan yang dicapai melalui berbagai program kesehatan yang dijalankan
akan tercermin secara jelas dengan menurunnya tingkat AKB. Dengan
demikian angka kematian bayi merupakan tolak ukur yang sensitif dari semua
upaya intervensi yang dilakukan oleh pemerintah khususnya di bidang
kesehatan.

Berdasarkan data program KIA tahun 2019 UPTD Puskesmas Kilan yaitu
tidak adanya kematian bayi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kilan.

3. Angka Kematian Balita (AKABA)

Angka Kematian Balita ( AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal


sebelum mencapai usia 5 tahun dalam 1000 kelahiran hidup. Angka kematian
Balita (AKABA) mempresentasikan resiko terjadi kematian pada fase antara
kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. AKABA menggambarkan tingkat
permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh
terhadap kesehatan anak Balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan
kecelakaan.

Berdasarkan data program KIA tahun 2019 di wilayah kerja UPTD


Puskesmas Kilan yaitu tidak adanya kematian Balita.

4. Angka Kematian Ibu

Angka Kematian Ibu (AKU) adalah kematian perempuan pada saat hamil
atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa
memandang lamanya kehamilan, yakni kematian yang disebabkan karena
kehamilannya atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan dan terjatuh).
AKI merupakan salah satu indikator utama derajat kesehatan yang
mencerminkan risiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan sampai pasca

xii
persalinan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan social ekonomi,
kondisi kesehatan sebelum dan selama kehamilan, kejadian berbagai
komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, ketersediaan dan akses terhadap
fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetri. Selain
itu kematian maternal juga tidak terlepas dari faktor resiko yang dikenal dengan
"4 terlalu", yaitu terlalu tua saat melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada saat
melahirkan (usia < 20 tahun), terlalu banyak anak (>4 anak) dan terlalu rapat
jarak kelahiran/ paritas. Berdasarkan data program KIA tahun 2019 di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Kilan yaitu ada 1 kematian ibu yaitu didesa bukit
Lingkar dimana kematian ibu ini terjadi pada ibu hamil diusia > 35 tahun. (Tabel
21)

B. ANGKA KESAKITAN ( MORBIDITAS)

Angka kesakitan (morbiditas) merupakan salah satu indikator yang dapat


mengukur status kesehatan masyarakat. Semakin rendah angka morbiditas suatu
penyakit mencerminkan semakin baiknya upaya pengendalian penyakit yang
dilakukan sekaligus berdampak pada meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat. Pengendalian penyakit adalah upaya penurunan insidens, prevalens,
morbiditas atau mortalitas dari suatu penyakit hingga level yang dapat diterima
secara lokal.

1. Tuberkulosis

Tuberkulosis atau TB adalah suatu penyakit menular yang disebabkan


oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Tuberkulosis saat ini masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menjadi tantangan global.
Selain itu terdapat tantangan yang perlu menjadi perhatian yaitu meningkatnya
kasus TB-MDR, TB-HIV, TB dengan DM, TB pada anak dan masyarakat rentan
lainnya

Berdasarkan data program penyakit menular UPTD Puskesmas Kilan


jumlah semua kasus tuberkulosis terdaftar dan diobati ada 23 kasus dimana 11
pengobatan lengkap dan 12 kasus masih dalam pengobatan. Data tersebut
dapat dilihat pada lampiran tabel 51.

xiii
2. HIV/AIDS

HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi


Human Immunodeficiency VIrus (HIV) yang menyerang sistem kekebalan tubuh.
Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh
sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain.

Berdasarkan data program penanggulangan HIV/AIDS di wilayah Kerja


UPTD Puskesmas Kilan ditemukan 4 kasus HIV dan 3 kasus AIDS dalam
tahun 2019. Jumlah kematian akibat AIDS pada tahun 2019 dilaporkan 1
kasus. (dapat dilihat pada lampiran tabel 55)

3. Kusta (Lepra)

Penyakit kusta atau penyakit Hansen merupakan penyakit infeksi kronis


yang disebabkan oleh bakterium Mycobacterium leprae dan utamanya
mempengaruhi kulit, saraf tepi, mukosa saluran pernafasan atas dan mata.

Berdasarkan data program pengendalian kusta pada tahun 2019


dilaporkan sebanyak 1 kasus di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kilan.

4. Diare

Penyakit Diare adalah penyakit endemis di Indonesia dan juga


merupakan penyakit potensial kejadian luar biasa (KLB) yang disertai
kematian. Penyebab utama kematian akibat diare adalah tata laksana yang
tidak tepat, baik dirumah maupun di sarana kesehatan. Untuk menurunkan
kematian karena diare perlu tata laksana yang cepat dan tepat.

Berdasarkan data program penanggulangan diare wilayah kerja UPTD


Puskesmas Kilan, pada tahun 2019 dilaporkan 283 kasus diare yang ditangani
untuk semua kelompok umur. (Tabel 56)

5. Penyakit Yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi

Penanggulangan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi


difokuskan pada 5 jenis penyakit yaitu Acute Flacyd Paralysis (AFP), Campak,
Difteri, Pertusis dan Tetanus Neonatorum.

xiv
ACUTE FLACYD PARALYSIS (AFP) merupakan kondisi abnormal ketika
seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas
kemudian berakibat pada kelumpuhan. Pada tahun 2019 tidak ditemukan
kasus AFP di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kilan.

Selanjutnya penyakit campak dikenal juga sebagai Morbili atau Measles,


disebabkan oleh virus campak golongan Paramyxovirus. Penularan dapat terjadi
melalui udara yang telah terkontaminasi oleh droplet (ludah) orang yang telah
terinfeksi. Pada tahun 2019 tidak ditemukan kasus Campak di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Kilan.

Kemudian penyakit Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium


Diphteria yang menyerang sistem pernafasan bagian atas. Penyakit ini sudah menjadi
masalah kesehatan sejak lama karena komplikasi dan kematian akibat penyakit difteri
cukup tinggi. Penyebarannya melalui kontak fisik ( eksudat dari lesi di kulit) dan
penularan dengan daya penularan sangat tinggi. Pada tahun 2019 tidak ditemukan
kasus Difteri di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kilan.

Selanjutnya adalah Tetanus Neonatorum dan Non Neonatorum. Tetanus


adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium Tetani yang menghasilkan
Neurotoxin. Penyakit ini tidak menyebar dari orang ke orang tetapi kotoran
yang masuk kedalam luka yang dalam. Tetanus Neonatorum adalah penyakit
tetanus yang menginfeksi bayi baru lahir. Pada tahun 2019 tidak ditemukan
kasus Tetanus Neonatorum di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kilan.

6. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Demam Berdarah Dengue (DBD). Demam berdarah dengue adalah


penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong arthropod-borne
virus, genus flavivirus, dan family flaviridae. Penyakit ini ditularkan melalui
gigitan nyamuk dari genus aides, terutama aides aigepti atau aides albopictus.
Pada tahun 2019 tidak ditemukan kasus DBD di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Kilan.

xv
7. Malaria

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium


yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan
oleh nyamuk anopheles betina dan dapat menyerang semua orang baik laki-
laki ataupun perempuan pada semua golongan umur dari bayi, Anak-anak dan
orang dewasa. Pada tahun 2019 tidak ditemukan kasus Malaria di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Kilan.

8. Filariasis

Filariasis adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing


filarial dan ditularkan melalui nyamuk. Filariasis menular melalui gigitan nyamuk
yang mengandung cacing filarial dalam tubuhnya. Dalam tubuh manusia,
cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap di jaringan linfe
sehingga menyebabkan pembengkakan dikaki, tungkai, payudara, lengan dan
organ genital. Pada tahun 2019 tidak ditemukan kasus Filariasis di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Kilan.

9. Penyakit Tidak menular

Penyakit tidak menular ( PTM) merupakan penyakit kronis yang tidak


ditularkan dari orang ke orang. PTM diantaranya adalah penyakit jantung,
stroke, kanker, diabetes dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Berbagai
faktor resiko PTM diantaranya adalah merokok dan keterpaparan terhadap
asap rokok, diet/ pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, konsumsi
minuman beralkohol, dan riwayat keluarga ( keturunan). PTM yang ada didesa
atau kelurahan dan di Puskesmas sebagai berikut

a. Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi dimana tekanan


darah lebih tinggi dari 140/90 mmHg.

Di wilayah kerja UPTD puskesmas kilan estimasi pendrita Hipertensi ada


434 kasus dan yang telah mendapatkan layanan ada 148 kasus (34,1%).

xvi
b. Diabetes Melitus

Diabetes melitus atau kencing manis adalah penyakit atau gangguan


metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya
kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid
dan protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi insilin. Penderita diabetes
melitus sebaiknya melaksanakan 4 pilar pengelolaan diabetes melitus yaitu:
edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani dan intervensi farmakologis.

Di wilayah kerja UPTD puskesmas kilan jumlah penderita Diabetes


melitus ada 121 kasus dan yang telah mendapatkan layanan ada 145 kasus
(37,2%)

c. Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara

Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara merupakan jenis kanker


yang tertinggi prevalensinya pada perempuan. Kedua kanker ini dapat
ditemukan pada tahap lebih dini, akan tetapi saat ini kanker lebih sering
diketahui pada stadium lanjut sehingga angka kematiannya tinggi. Deteksi
dini dapat dilakukan menggunakan metode pemeriksaan payudara
(Sadanis) untuk deteksi dini kanker payudara dan pemeriksaan infeksi visual
asam asetat (IVA) untuk deteksi dini kanker serviks

d. Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)

Gangguan jiwa adalah pola psikologis atau prilaku yang pada


umumnya terkait dengan stres atau kelainan jiwa yang tidak dianggap
sebagai bagian dari perkembangan normal manusia. Gangguan jiwa sangat
beragam jenisnya mulai dari gangguan jiwa ringan hingga gangguan jiwa
akut.

Menurut data program ODGJ wilayah UPTD Puskesmas Kilan, pada


tahun 2019 terdapat 8 kasus.

10. Kejadian Luar Biasa (KLB)

Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian


kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu

xvii
daerah dalam kurun waktu tertentu. Berdasarkan data program surveilans
wilayah kerja UPTD Puskesmas Kilan, dalam tahun 2019 tidak ada terjadi
kejadian luar biasa.

C. STATUS GIZI

Status gizi merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat


yang sangat penting. Status gizi masyarakat dapat diketahui melalui status gizi
balita dan persentase kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR). Untuk menilai
status gizi masyarakat, harus dilakukan pemantauan status gizi yang
dilaksanakan setiap tahun secara berkesinambung untuk menberikan gambaran
tentang kondisi status masyarakat.

1. Status Gizi Balita

Status gizi Balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan


tingkat kesejahteraan masyarakat. Status gizi Balita dapat diukur berdasarkan
tiga indeks yaitu berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur
(TB/U), dan berada badan menurut tinggi badan ( BB/TB). Status gizi Balita
dapat diketahui melalui kegiatan pemantauan status gizi (PSG). Hasil PSG
diharapkan dapat dipergunakan dalam penentuan arah kebijakan perbaikan
gizi masyarakat agar lebih efektif, efisien dan tepat sasaran.

Gambar 2,3 Distribusi Balita Gizi Kurang Berdasarka Berat Badan dan Umur di
10 Desa

PUNTIANAI 6
38
9

AUR CINA 2
195
8

BALITA GIZI KU-


KUALA KILAN 2 RANG (BB/U)
78
7

JUMLAH
GIS
6

PEMATANG MANG- 3 JUMLAH BALITA


90
4 0-59 BULAN YANG
BUKIT LINGKAR 280 DITIMBANG
5

KERUBUNG JAYA 2
201
4

PETALING JAYA 5
103
3

KUALA GADING 8
209
2

BUKIT LIPAI 8
311
1

0 50 100 150 200 250 300 350

xviii
Gambar 2,4 Distribusi Balita Gizi Kurang Berdasarka Tinggi Badan dan Umur di
10 Desa

PUNTIANAI 5
38
9

AUR CINA 2
195
8

KUALA KILAN 1 78 BALITA PENDEK


7

(TB/U) JUMLAH
GIS
6

PEMATANG MANG- 2
90 JUMLAH BALITA
0-59 BULAN YANG
BUKIT LINGKAR 280 DIUKUR TINGGI
5

BADAN
KERUBUNG JAYA 1
201
4

PETALING JAYA 3
103
3

KUALA GADING 7
209
2

BUKIT LIPAI 8
311
1

0 50 100 150 200 250 300 350

Gambar 2,5 Distribusi Balita Gizi Kurang Berdasarka Berat Badan dan Tinggi
Badan di 10 Desa

PUNTIANAI 1
38
9

AUR CINA 1
195
8

KUALA KILAN 1 BALITA KURUS


78
7

(BB/TB) JUMLAH
GIS
6

PEMATANG MANG- 2
90 JUMLAH BALITA
3 0-59 BULAN YANG
BUKIT LINGKAR 280 DIUKUR
5

KERUBUNG JAYA 2
201
4

PETALING JAYA 4
103
3

KUALA GADING 2
209
2

BUKIT LIPAI 2
311
1

0 50 100 150 200 250 300 350

2. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Berat badan lahir bayi adalah berat badan bayi yang ditimbang dalam
waktu satu jam pertama setelah lahir. Bayi yang beratnya saat lahir kurang dari

xix
2500 gram disebut bayi berat lahir rendah (BBLR). BBLR tidak hanya dapat
terjadi pada bayi prematur, tapi juga pada bayi cukup bulan yang mengalami
hambatan pertumbuhan selama kehamilan.

Gambar 2.6 Jumlah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di Wilayah Kerja
uskesmas Kilan Tahun 2019

PEJANGKI 1 10
9 10

PUNTIANAI 0 11
AUR CINA 0 42
8

KUALA KILAN 0 31
7

PEMATANG MANGGIS 1 22
6

BUKIT LINGKAR 1 73
5

1 BBLR
KERUBUNG JAYA 55
4

JUMLAH BAYI
PETALING JAYA 0 36
3

KUALA GADING 2 55
2

BUKIT LIPAI 0 82
1

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Terlihat ada gambar 26 diatas , terdaat 6 kasus BBLR Di Wilayah kerja UPTD
Pusksmas Kilan

xx
BAB IV
VISI MISI DAN SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. VISI DAN MISI

Visi adalah mewujudkan masyarakat yang sehat sehingga terwujudnya


masyarakat yang sejahtera di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kilan tahun 2020.

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi
pemerintah sesuai dengan visi yang ditetapkan agar tujuan organisasi dapat
terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misi tersebut,
diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal
instansi pemerintah dan mengenal program – programnya serta hasil yang akan
diperoleh diwaktu yang akan datang. Untuk mencapai visi tersebut Puskesmas
Kilan mempunyai misi sebagai berikut :

1 Meningkatkan peranserta masyarakat dalam upaya keluarga sadar gizi.


2 Meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk hidup bersih
dan sehat.
3 Meningkatkan pelayanan kesehatan yang prima.
4 Meningkatkan kinerja bidan desa, dalam menurunkan angka kematian ibu dan
angka kematian bayi.

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi serta nilai organisasi Puskesmas Kilan,
maka kebijakan pembangunan kesehatan diarahkan kepada :

1. Peningkatan kinerja organisasi Puskesmas Kilan


2. Peningkatan kemampuan SDM dalam sistem informasi kesehatan
3. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan penggunaan obat – obatan
dalam rangka perlindungan dan pemenuhan kebutuhan konsumen dan
masyarakat dalam kesehatan,
4. Peningkatan pola kemitraan dalam rangka peningkatan partisipasi
masyarakat dalam bidang kesehatan,
5. Peningkatan pengetahuan dan kemandirian masyarakat dalam bidang
kesehatan masyarakat,
6. Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat dalam keluarga dan masyarakat,

xxi
7. Penanggulangan dan penekanan permasalahan gizi dalam keluarga dan
masyarakat.

RENCANA KEGIATAN

1. Peningkatan kualitas manajemen.


a. Pendidikan dan pelatihan manajemen bagi para petugas dan kepala
Puskesmas
b. Pendidikan dan pelatihan penyusunan rencana strategi bagi para petugas
dan kepala Puskesmas

2. Pengembangan sistem informasi kesehatan.


a. Peningkatan kualitas data dan profil kesehatan

b.Pengembangan base line data dan jaringan informasi kesehatan

c. Pengumpulan, pengolahan data statistik kesehatan


d. Penyelenggaraan rapat kerja kesehatan Puskesmas
e. Penyelenggaraan survei kesehatan
3. Pengelolaan sumber daya keuangan dan sarana prasarana.
a. Penigkatan kegiatan operasional pelayanan kesehatan
b. Rehabilitasi dan perawatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
c. Perumusan standar kebutuhan tenaga kesehatan dimasing – masing unit
4. Peningkatan kemampuan tenaga kesehatan dalam sistem informasi
kesehatan, perencanaan kesehatan, manajemen kasus penyakit, surveilance
epidemologi, pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan keluarga dan
masyarakat.
a. Pendidikan, pelatihan penyusunan program huu dan indikator kesehatan
b. Pendidikan, pelatihan standarisasi pelayanan kesehatan dasar
c. Pendidikan, pelatihan standarisasi dan rasionalisasi pengobatan
5. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dasar, laboratorium dan rujukan
a. Pengembangan standar operasional prosedur ( SOP ) pelayanan
kesehatan
b. Bimbingan teknis pelayanan kesehatan
c. Pengadaan obat, alat dan bahan, reagensia dalam pelayanan kesehatan
d. Penyelunggaraan survey kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatan

xxii
6. Pengawasan penggunaan obat
a. Pengembangan standarisasi dan pembinaan obat – obatan

b. Pengembangan kemitraan dalam pelayanan kesehatan


c. Pengembangan kemitraan dalam pelayanan kesehatan dasar
d. Pengembangan kemitraan dalam pemberantasan penyakit
e. Pengembangan kemitraan dalam pelayanan kesehatan keluarga
f. Peningkatan pengetahuan dan kemandirian masyarakat dalam pelayanan
kesehatan masyarakat, lingkungan perumahan dan pemukiman serta
kawasan bebas penyakit menular.
g. Pelaksanaan penyelidikan epidemiologi dan wabah penyakit
h. Pembinaan dan pelaksanaan program imunisasi dan pencegahan penyakit
menular
i. Pengelolaan sistem surveilance epidemiologi dengan pendekatan
geografik
j. Pembinaan dan penanggulangan penyakit yang disebabkan binatang
k. Pembinaan dan penangulangan penyakit yang disebabkan vektor
l. Pembinaan dan penanggulangan penyakit menular langsung
m.Pembinaan dan pengawasan kesehatan lingkungan
n. Pembinaan dan pengawasan kesehatan pemukiman
o. Pembinaan dan pengawasan kesehatan tempat umum
p. Pembinaan dan pengawasan kesehatan industri
q. Pembinaan dan pengawasan sarana air minum
r. Pembinaan dan pengawasan jamban keluarga
s. Penyebarluasan program pemeliharaan kesehatan masyarakat
t. Penyebarluasan dan pengembangan pola Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat ( PHBS )
u. Peningkatan dan pengawasan pelayanan ibu dan anak
v. Peningkatan pembinaan pelayanan kesehatan remaja usia lanjut
w. Peningkatan kesehatan institusi dan UKS ( Usaha Kesehatan Sekolah )
x. Peningkatan peranserta promosi kesehatan masyarakat.
y. Peningkatan kemandirian posyandu
z. Peniongkatan UKBM ( Usaha Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat )
xxiii
aa. Pengembangan desain dan pesan kesehatan
bb. Penyebarluasan dan penyuluhan kesehatan
cc. Penanggulangan kasus dan permasalahan gizi
dd. Upaya perbaikan gizi keluarga
ee. Penanggulangan gondok endemis dan GAKI ( Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium )
ff. Penanganan gizi buruk

B. SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Dengan luasnya daerah kerja Puskesmas Kilan untuk mengoptimalkan


kegiatan baik pelayanan dalam gedung maupun luar gedung Puskesmas Kilan
memiliki jaringan dan sumber daya manusia yang sangat kurang memadai.

xxiv
Tabel 34,1
Jumlah Sumber Daya Manusia Di Puskesmas Kilan Tahun 2019
NO. SUMBER DAYA PNS HONOR TKS JUMLAH

1 Dokter Umum 2 3 5

2 Dokter Gigi 1 1 2

3 Perawat 4 7 11

4 Perawat Gigi 1 0 1

5 Bidan 23 5 6 34

6 Farmasi 1 0 1

7 Apoteker 1 1 2

8 Nutrisionis 1 0 1

9 Kesehatan Masyarakat 1 1 2

10 Kesehatan Lingkngan 0 1 1

11 Analis Kesehatan 0 1 1

12 Non Medis 2 1 3

13 CS 0 2 2

14 Sopir 0 1 1

37 24 67

PELAYANAN PUSKESMAS

1. Promosi kesehatan
2. Kesehatan ibu dan anak
3. Balai pengobatan umum
4. Balai pengobatan gizi
5. Konsultasi gizi
6. Imunisasi
7. Konsultasi kesehatan remaja dan usila
8. Usaha kesehatan sekolah ( UKS / UKGS )

xxv
9. Pencegahan dan pemberantasan penyakit
10. Kesehatan lingkungan
11. Pemeriksaan laboratorium sederhana

xxvi
BAB V

PENUTUP

Pembangunan kesehatan membutuhkan ketersediaan data dan informasi


yang akurat dan disajikan secara cepat dan tepat waktu serta dapat dijadikan
evidence base dalam penetapan kebijakan dan pengambilan keputusan. Salah satu
output dari sistem informasi kesehatan yang dapat dijadikan evidance base adalah
Profil Kesehatan.

Sangat disadari bahwa profil ini masih jauh dari sempurna, masih terdapat
beberapa data yang semestinya harus tersedia namun karena beberapa kendala
data tersebut belum mampu disediakan sehingga gambaran kondisi kesehatan
secara komprehensif di UPTD Puskesmas Kilan belum optimal disajikan pada profil
ini.

Perlu dilakukan upaya perbaikan untuk meningkatkan kualitas data dan


informasi kesehatan khususnya yang disajikan pada profil kesehatan khususnya
yang disajikan pada profil kesehatan dimasa akan datang melalui penguatan sistem
pelaporan informasi kesehatan dengan penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi, peran serta dan komitmen bersama dari berbagai pihak untuk
memajukan sistem informasi kesehatan yang terintegrasi sesuai dengan peran dan
fungsinya.

xxvii
xxviii

Anda mungkin juga menyukai