Anda di halaman 1dari 75

KAJIAN PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL CINTA DALAM

SUJUDKU KARYA DIANA FEBI

Skripsi Oleh

PETI MARSELA
Nomor Pokok Mahasiswa 1888201018
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Bahasa dan Seni

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)


MUHAMMADIYAH PAGAR ALAM
TAHUN 2022

i
KAJIAN PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL CINTA DALAM
SUJUDKU KARYA DIANA FEBI

Skripsi Oleh

PETI MARSELA
Nomor Pokok Mahasiswa 1888201009
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Bahasa Dan Seni

Disetujui
Pembimbing I Pembimbing II

HENNY NOPRIANI, M.Pd SEPTI ARIYANI, M.Pd


NIDN. 0213068801 NUPN. 9902701626

Disahkan
Ketua STKIP Muhammadiyah Pagaralam

JONNI, SE., M.Si.


NUPN 9902709788

ii
Telah diujikan dan lulus pada :

Hari : Rabu
Tanggal : 29 Juni 2022 M
29 Dzulqaádah 1443 H

Tempat : STKIP Muhammadiyah Pagaralam

Tim penguji
1. Ketua : Henny Nopriani, S.Pd,, M.Pd ( )
NIDN. 0213068801

2. Anggota I : Septi Ariyani, M.Pd ( )


NUPN. 9902701626

3. Anggota II : Irma Sendy Aristya, M.Pd. ( )


NIDN. 0205049001

4.Anggota III : Yuyun Setiawan Putra, M.Pd ( )


NIDN. 0220069201

Pagaralam, 29 Juni 2022


Diketahui Oleh
Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa Dan Sastra Indonesia

IKE TRI PEBRIANTI, M.Pd.


NIDN. 0222029101

iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN

Moto
Hidup adalah belajar. Belajar bersyukur meski kadang tidak cukup, belajar ikhlas
dan bersabar meski kadang tidak rela, belajar dan terus belajar untuk menjadi
pribadi yang lebih baik lagi. Proses belajar itulah yang akan menjadikan kamu
sebagai hambah Allah yang terbaik di dunia maupun di akhirat. Pastinya
keberhasilan yang besar itu berasal dari besarnya mimpi, besarnya harapan dan
besarnya tindakan. (Peti Marsela)

Persembahan
1. Ayah dan Ibu ku (Rizali dan Wana), terima kasih atas segala dukungannya
sertah doa untukku. Kini satu per satu cita-cita ku telah aku raih, bimbingan
sertah pelajaran darimulah yang telah membuat ini semuah terjadi dan aku
telah bisa menyelesaikannya dengan baik.
2. Nenek ku Saripa, alhamdulillah kini doamu telah terkabul. Terima kasih sudah
menjadi penasehat terbaik untukku, sudah menjagaku dari aku masih anak-
anak sampai sekarang, dan selalu menjadi teman ceritaku.
3. Semuah keluarga ku (Kakak ku Alpeno, Ayuk ku Feli Angralia, Makwo ku
Iriana, Ayuk ipar ku Salsabela Qonita dan Keponakan Ounty yang cantik
Viona Adzkia Alpeno), kalian selalu memberi semangat, motivasi serta doa
yang tak hentinya untukku.
4. Sahabat ku (Dinda, Solika, dan Jeklin), terima kasih atas segala
kebersamaannya selama 4 tahun ini, sudah saling mendukung satu sama lain.

iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : PETI MARSELA
NPM : 1888201018
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP
Muhammadiyah Pagar Alam

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang saya tulis sebagai


syarat untuk memperoleh gelas Sarjana (S-1) Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia STKIP Muhammadiyah Pagar Alam seluruhnya merupakan hasil karya
saya sendiri.
Bagian-bagian tertentu dalam penulisan Skripsi yang saya kutip dari hasil
karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,
kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau Skripsi ini bukan hasil
karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia
menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi-sanksi
lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Pagar Alam, Juni 2022


Yang Menyatakan,

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT.


Karena atas berkat, rahmat, dan hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Kajian Psikologi Tokoh Utama Novel Cinta dalam Sujudku
Karya Diana Febi” dengan sebaik-baiknya. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar sarjana (S1) pada program studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Muhammadiyah Pagaralam.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak, baik berupa bimbingan, pengarahan, petunjuk-petunjuk, baik
secara langsung maupun tidak langsung yang sangat berguna dalam menyusun
proposal ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Jonni, SE,M.Si. Selaku ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Pagaralam.
2. Ibu Ike Tri Pebrianti, M.Pd. Selaku ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, yang telah memberikan saran kepada penulis
sampai selesainya skripsi ini.
3. Ibu Henny Nopriani, M.Pd. Selaku pembimbing I dan Ibu Septy Ariyani,
M.Pd. Selaku pembimbing II, yang telah tulus ikhlas dan penuh kesabaran
dalam memberikan pengarahan, masukan dan petunjuk kepada penulis
sampai selesainya skripsi ini.
4. Para dosen dan staf tata usaha Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Pagaralam.
5. Ayah, Ibu, Kakak, Nenek, Ayuk dan Keluarga besarku yang selalu
memberikan Do’a, dorongan serta semangat dalam menyelesaikan skripsi
ini.

vi
6. Teman-teman seperjuangan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang kompak selalu
7. Almamaterku yang selalu menjadi kebangganku.

Semoga Allah memberikan balasan yang setimpal pada semuah pihak yang
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini belumla sempurna. Oleh karena itu, dengan segalah kerendahan hati
penulis berharap kritik dan saran. Semogah skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya. Aamiin.

Pagar Alam, 2022


Penulis

PETI MARSELA
NIM. 1888201018

vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
HALAMAN TIM PENGUJI ............................................................................. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN ................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL................................................................................................ x
ABSTRAK .......................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 10
2.1 Pengertian Sastra ............................................................................................ 10
2.1.1 Ciri-Ciri Sastra ...................................................................................... 11
2.1.2 Fungsi Sastra ......................................................................................... 12
2.2 Pengertian Psikologi ...................................................................................... 13
2.2.1 Psikologi Kepribadian (Pendekatan Psikoanalisis) .............................. 14
1. Id ...................................................................................................... 15
2. Ego .................................................................................................. 16
3. Super Ego ....................................................................................... 17
2.3 Novel .............................................................................................................. 18
2.3.1 Pengertian Novel .................................................................................. 18
2.3.2 Tokoh dan Penokohan ........................................................................... 20
2.3.3 Ciri-Ciri Novel ...................................................................................... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 22
3.1 Metode Penelitian ......................................................................................... 22

viii
3.2 Pendekatan Penelitian ................................................................................... 23
3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 23
3.4 Teknik Analisis Data ...................................................................................... 24
3.5 Data dan Sumber Data ................................................................................... 24
3.5.1 Data ................................................................................................... 24
3.5.2 Sumber Data ...................................................................................... 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 26
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................. 26
4.1.1 Sinopsis Novel Cinta dalam Sujudku Karya Diana Febi ...................... 26
4.1.2 Deskripsi Data Penelitian .................................................................... 30
4.1.3 Analisis Data dalam Novel Cinta dalam Sujudku Karya Diana Febi.. . 41
1. Id tokoh dalam Novel Cinta dalam Sujudku Karya Diana Febi ... . 41
2. Ego tokoh dalam Novel Cinta dalam Sujudku Karya Diana Febi ..48
3. Super ego dalam Novel Cinta dalam Sujudku Karya Diana Febi .. 53
4.2 Pembahasan ................................................................................................... 56
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 58
5.1 Simpulan ....................................................................................................... 58
5.2 Saran ............................................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1 Data Struktur Kepribadian Id dalam Novel Cinta Dalam Sujudku ....... 31
Tabel 4.2 Data Struktur Kepribadian Ego dalam Novel Cinta Dalam Sujudku…. 36
Tabel 4.3 Data Struktur Kepribadian Super Ego dalam Novel Cinta
Dalam Sujudku ......................................................................................38

x
Peti Marsela. 2022. Kajian Psikologi Tokoh Utama Novel Cinta dalam Sujudku
Karya Diana Febi. Skripsi Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Program Sarjana (SI), Sekolah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan STKIP
muhammadiyah pagaralam. Pembimbing: (1) Henny Nopriani, M. Pd. (2) Septi
Ariyani, M. Pd.

ABSTRAK

Rumusan masalah adalah Bagaimanakah psikologi tokoh utama berdasarkan teori


struktur kepribadian Sigmund Freud dalam novel Cinta dalam Sujudku karya
Diana Febi?. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kepribadian psikologi
tokoh utama berdasarkan teori struktur kepribadian Sigmund freud dalam novel
Cinta dalam Sujudku karya Diana Febi. Metode penelitian ni adalah metode
deskriptif kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
psikoanalisis yang merupakan salah satu pendekatan dalam teori psikologi.
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik studi pustaka. Sumber data
penelitian ini yaitu kalimat-kalimat yang terdapat di dalam novel Cinta dalam
Sujudku karya Diana Febi dan buku-buku yang berkaitan dengan psikologi sastra.
Sedangkan Data penelitian diperoleh melalui teks/kalimat id, ego, dan superego
dalam karakter tokoh novel Cinta dalam Sujudku karya Diana Febi. Dari hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa, struktur kepribadian psikoanalisis yang
terdapat dalam novel Cinta dalam Sujudku karya Diana Febi terdapat aspes-aspek
psikologis kejiwaan berupa id, ego dan super ego yang berbeda dari masing-
masing watak tokoh. Tokoh Zahra memiliki tujuh id, lima ego, dan tiga superego.
Tokoh Zaki memiliki lima id, empat ego, dan tiga superego. Tokoh Risa memiliki
lima id, dua ego, dan dua superego. Id merupakan energi psikis yang merupakan
keinginan yang dituntun oleh prinsip kenikmatan yang berusaha untuk langsung
dipuaskan keinginannya. Ego merupakan komponen kepribadian yang
bertanggung jawab untuk menangani dengan realitas. Sedangkan Super ego
merupakan cabang dari moril atau keadilan dari kepribadian, yang mewakili alam
ideal daripada alam nyata sertah menuju kearah yang sempurna mengenai baik
dan buruk, benar dan salah.

Kata kunci: Kajian Psikologi

xi
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sastra merupakan hasil karya manusia berdasarkan ungkapan dari ekspresi

manusia yang dapat dituangkan melalui tulisan atau lisan dengan menggunakan

bahasa sebagai perantaranya dengan berdasarkan pemikiran, pendapat,

pengalaman, dan ungkapan perasaan. Menurut Luxemburg dikutip (Emzir dan

Saifur, 2016:6) sastra adalah sebuah ciptaan atau kreasi. Karena sastra adalah

kreasi, maka sastra bukanlah imitasi atau tiruan.

Karya sastra merupakan hasil dari sebuah pemikiran maupun ide dan

gagasan seseorang. Dalam proses membuat karya sastra, seorang pengarang tidak

bisa terlepas dari realitas kehidupannya. Kehidupan manusia dan masalah-

masalah yang dihadapinya menjadi sumber inspirasi dalam pembuatan karya

sastra tersebut. Pengarang mengungkapkan ide-ide dan pemikirannya dalam

sebuah karya sastra yang indah sehingga bisa dinikmati oleh pembacanya.Salah

satu jenis karya sastra adalah novel.

Novel merupakan karya prosa fiksi yang panjang, mengandung rangkaian

cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan

menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku (Suryaman, Suherli dan Istiqomah,

2018:109).

Psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai

aktivitas kejiwaan. Pengarang akan menggunakan cipta, rasa, dan karya dalam

1
2

berkarya. Begitupula pembaca, dalam menanggapi karya juga tak akan lepas dari

kejiwaan masing-masing. Pengarang akan menangkap gejala jiwa kemudian

diolah ke dalam teks dan dilengkapi dengan kejiwaannya. Proyeksi pengalaman

sendiri dan pengalaman hidup di sekitar pengarang, akan terproyeksi secara

imajiner ke dalam teks sastra (Endraswara, 2003:96).

Salah satu hukum atau teori yang terkenal di dalam psikologi sastra adalah

teori psikoanalisis yang dikemukakan oleh Sigmund Freud, ia menekankan arti

penting yang besar mengenai proses bawah sadar sikap manusia. Menurut freud

dengan teknik psikoanalisis akan menjadi suatu metode sebagai penyembuhan

penyakit kejiwaan, seperti proses mental bawah sadar yang memegang peranan

untuk menentukan tingkah laku manusia (Zaviera, 2020:6-7).

Teori kepribadian Sighmund Freud membagi struktur kepribadian menjadi

tiga bagian, yaitu id, ego, dan super ego sebagai pembentuk kepribadian manusia

atau pengembangan ilmu jiwa.

Id merupakan energi psikis yang merupakan keinginan yang dituntun oleh

prinsip kenikmatan yang berusaha untuk langsung dipuaskan keinginannya. Ego

merupakan sebuah pengatur agar id dapat dipuaskan atau disalurkan dalam

lingkungan sosial. Ego sendiri tidak memiliki dorongan ataupun energi, ia adalah

satu-satunya sistem yang berhubungan dengan kenyataan di dunia luar.

Sedangkan Super ego merupakan komponen moral kepribadian karena ia

merupakan penegak nilai baik-buruk, salah-benar, boleh-tidak boleh terhadap

suatu tindakan ego dalam memenuhi keinginan id (Sumanto, 2014:244). Contoh


3

teori kepribadian Sighmund Freud dalam novel Cinta dalam Sujudku karya Diana

Febi, yaitu id dalam tokoh Risa.

“Kedatangan Zaki tiba-tiba untuk menghitbah begitu


mengejutkan dirinya. Tak menepis bahwa ia merasa bahagia,
namun kebahagiaan itu tak sempurna saat mendengar dari
Rere, teman Risa, bahwa gadis yang dekat dengan Zaki
dilamar seseorang dua minggu sebelumnya. Hati Risa hancur
saat mengetahui bahwasanya dia hanya menjadi pelarian
semata.” (Febi, 2020:63).

Kutipan tersebut menggambarkan id dalam proses primer dalam tokoh

Risa. Dilihat dari Risa merasakan kebahagiaan karena memang sudah lama ia

menyukai sosok Zaki, tapi ia juga membayangkan bahwa secara tidak langsung ia

hanya menjadi pelarian cinta Zaki. Hal tersebut dapat dilihat dari kalimat “Tak

menepis bahwa ia merasa bahagia, namun kebahagiaan itu tak sempurna saat

mendengar dari Rere, teman Risa, bahwa gadis yang dekat dengan Zaki dilamar

seseorang dua minggu sebelumnya”.Seketika Risa yang sedang merasakan

kebahagiaan, berarti sudah melalukan proses kenikmatan.

Ego dalam tokoh Zaki dilihat dalam kutipan berikut.

“kamu boleh bilang deh sama Umi kalau nilai ulanganku dapat
telor ceplok, tapi kamu enggak boleh bilang kalau aku habis
berantem sama teman sebangkuku, ya? Janji?.” (Febi,
2020:75).

Kutipan tersebut menjelaskan ego Zaki dalam membujuk Zahra agar tidak

memberi tahu Uminya jika ia berantem. Secara tidak langsung Zaki ingin

menyelesaikan masalahnya dengan membujuk Zahra. Kalimat tersebut mengacu

kepada ‘tapi kamu enggak boleh bilang kalau aku habis berantem sama teman

sebangkuku, ya? Janji?’. Proses kegiatan penyelesaian masalah yang Zaki

lakukan, menggambarkan ciri dari struktur kepribadian ego.


4

Superego dalam tokoh Zahra dilihat dalam kutiapan berikut.

“Tidak ada yang boleh menyukai Zaki kecuali Revi, tidak ada
yang boleh mendekati Zaki kecuali Zahra dan Revi. Itu
sebabnya sejak dulu, Zahra selalu bermasalah dengan gadis-
gadis yang menyukai Zaki waktu sekolah maupun kuliah.”
(Febi, 2020:71).

Kutipan tersebut jelas Superego yang di perlihatkan tokoh Zahra, secara

tidak langsung dengan proses yang dilalui Zahra yang selalu bermasalah dengan

gadis-gadis lain yang menyukai Zaki di waktu sekolah maupun kuliah

menjelaskan ada sesuatu keinginan dalam dirinya. Dilihat jugah dalam kalimat

‘Tidak ada yang boleh menyukai Zaki kecuali Revi, tidak ada yang boleh

mendekati Zaki kecuali Zahra dan Revi’ jelas Zahra menginginkan kehendak

dirinya sendiri agar Zaki harus menyukai kakaknya Revi.

Penelitian sebelumnya, dilakukan oleh L Toni Suherman (2017) yang

merupakan mahasiswa Universitas Mataram Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Jurusan Bahasa dan Seni Prodi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

dan Daerahdengan judul Analisis Psikologi Tokoh Andre dalam Novel Ibuku

Perempuan Berwajah Surga kajian kepribadian Sighmund Freud. Di dalam kajian

tersebut menjelaskan mengenai teori kepribadian yang terdapat pada tokoh Andre.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh L Toni Suherman, Struktur

kepribadian tokoh Andre dalam novel Ibuku Perempuan Berwajah Surga terdapat

enam belas aspek struktur kepribadian. Diantaranya dua Id, tiga Ego, dan dua

Super Ego tokoh Andre untuk menikah dengan Risma dan tiga Id, tiga ego, dan

tiga Super Ego tokoh Andre untuk bertemu dengan Risma. Pada aspek id, yaitu

keinginan Andre yang kuat untuk dapat menikah dengan Risma. Pada aspek Ego
5

yaitu usaha keras Andre untuk dapat menikah dengan Risma. Pada aspek Super

Ego yaitu mendapatkan Risma dengan cara meminta restu orang tua. Pada aspek

Id yaitu keinginan Andreyang kuat untuk dapat bertemu kembali dengan Risma

setelah dipisahkan orang tua. Pada aspek Ego usaha keras Andre untuk mencari

keberadaan Risma. Pada aspek Super Ego yaitu usaha Andreuntuk dapat

menemukan Risma diiringi pertimbangan agar tidak bertentangan dengan norma

kehidupan. menunda keinginannya untuk menemukan Risma disebabkan karena

aturan-aturan dalam keluarganya yang harus dipatuhi.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Agustine Tryas Dani (2021) yang

merupakan mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan judul Struktur Kepribadian Tokoh

Dalam Novel Anak Bungsu Karya Soesilo Toer: Psikoanalisis Sighmund Freud.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Agustine Tryas Dani, ia menganalisis dari

novel yang menceritakan seorang gadis yang cantik dan hampir sempurna

(bernama Aida). Namun dimasa kanak-kanaknya ia merasa trauma pelecehan

dengan pertengkaran orang tuanya. Terlepas dari pengalamannya itu, Aida

bertemu dengan pria yang berhasil memikat hatinya yang bernama Thomas.

Thomas dipaksa menikahi Aida karena Aida sudah mengandung bayi hasil

hubungan Aida dengan Frans. Tidak mampu mengelak Thomas hanya menurut

saja. Dalam analisis ini terdapat kesamaan id dan super ego pada tokoh Aida dan

Frans. Id keduanya adalah hasrat kenikmatan, sedangkan super ego keduanya

adalah nilai harga diri. Namun, ego dan hasrat pada momen keempat tetap

berbeda.
6

Penjelasan hasil kesimpulan yang pernah di teliti oleh L Toni Suherman

dan Agustine Tryas Dani dari berbagai judul teori yang sama, penelitian

kemudian menjadi salah satu acuan peneliti untuk meneliti menggunakan kajian

psikologi sastra dalam novel Cinta dalam Sujudku Karya Diana Febi.

Persamaan dari judul yang peneliti akan teliti adalah peneliti akan

mengkaji menggunakan teori kepribadian atau psikoanalisis dari Sighmund Freud.

Selanjutnya, peneliti akan mengambil karya sastra dari novel yang berbeda yaitu

novel Cinta dalam Sujudku karya Diana Febi.

Novel Cinta dalam Sujudku merupakan novel kedua yang ditulis oleh

seorang penulis muda yang bernama Diana Febi setelah sebelumnya menerbitkan

novel perdananya yang berjudul Dear Allah pada tahun 2017 yang akan sudah di

filmkan, novel Cinta dalam Sujudku diterbitkan pada tahun 2020.

Diana Febi bernama lengkap Diana Febiantria, yang merupakan alumni

perguruan tinggi di Surabaya.Wanita kelahiran Lumajang 07 Februari 1996 ini

tinggal dilingkungan keluarga yang berbeda agama. Kedua orang tuanya memeluk

agama Islam, sedangkan Diana dari kecil beragama Hindu karena mengikuti

kakek dan nenek dari ibunya. Sejak kelas III SMA Diana memutuskan untuk

hijrah. Atas dukungan kedua orang tuanya, perempuan berparas cantik ini

memeluk agama islam. Memang sejak dirinya masih kecil Diana sudah menyukai

bahkan sangat hobi menulis, namun keinginannya untuk menuliskan buku baru

dimulai saat kelas III SMA. Bahkan Diana Febi beberapa kali menjadi kontributor

lomba cerpen dan puisi, salah satunya puisi yang berjudul Hati Berduka
7

Terabaikan pernah diterbitkan dalam antalogi puisi pada 2016. Sekarang Diana

Febi fokus dalam menggeluti hobinya ini sebagai penulis.

Peneliti sangat tertarik untuk mengkaji novel Cinta dalam Sujudku

dikarenakan novel ini banyak sekali memberikan pesan yang sangat menarik

untuk semuah orang, dilihat dari alur ceritanya yang dikisahkan tentang orang-

orang yang dipaksa untuk baik-baik saja padahal sedang tidak baik-baik saja, dan

keharuan konflik batin yang sangat di tonjolkan dalam cerita ini sangat banyak

memberikan pelajaran tentang keegoisan yang masih sering tidak terkendalikan,

dan dalam kisahnya banyak sekali pengajaran tentang kebaikan yang dapat di

ambil hikmahnya, menurut saya sangat cocok untuk dikaji dalam kajian

psikoanalisis atau teori kepribadian. Kedua, di dalam cerita novel Cinta dalam

Sujudku karya Diana Febi memiliki tiga tokoh utama (Zaki, Zara dan Risa), tidak

seperti cerita-cerita yang lain yang Cuma memiliki satu tokoh utama.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti akhirnya mengangkat judul

penelitian “Kajian Psikologi Tokoh Utama Novel Cinta dalam Sujudku karya

Diana Febi.”

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Bagaimanakah psikologi

tokoh utama berdasarkan teori struktur kepribadian Sigmund Freud dalam novel

Cinta dalam Sujudku karya Diana Febi?”

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap melakukan suatu kegiatan peneliti memiliki tujuan yang ingin

dicapai. Tujuan suatu penelitian ini harus jelas agar tepat pada sasarannya. Tujuan
8

yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kepribadian

psikologi tokoh utama (Zaki, Zara dan Risa) berdasarkan teori struktur

kepribadian Sigmund freuddalam novel Cinta dalam Sujudku karya Diana Febi.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan berhasil dengan baik, yaitu dapat mencapai

tujuan secara optimal. Menghasilkan hasil penelitian yang sistematis dan dapat

bermanfaat secara umum terutama manfaat bagi pembacanya. Ada dua manfaat

dalam penelitian ini, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk dapat

memberikan masukan dan pengetahuan tambahan tentang teori-teori sastra dalam

ilmu pembelajaran sastra dan studi analisis terhadap sastra Indonesia,

Terkhususnya dengan teori psikonalisis Sigmund Freud dalam Novel Cinta dalam

Sujudku karya Diana Febi.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagi pembaca, semogah hasil penelitian ini dapat menambah dan memperluas

wawasan pembaca mengenai kajian psikologi yang diteliti ke dalam sebuah

karya sastra.

2. Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini dapat digunakan mahasiswa untuk

memotivasi ide atau gagasan baru yang lebih kreatif dan inovatif di masa yang

akan datang sertah dapat menambah referensi penelitian karya sastra di


9

Indonesia dan dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti dalam penelitian

sastra selanjutnya.

3. Bagi peneliti, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menganalisis

sebuah karya sastra dan semogah dapat memberi dorongan kepada peneliti lain

untuk melaksanakan penelitian sejenis.


10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sastra

Sastra merupakan hasil karya manusia berdasarkan ungkapan dari ekspresi

manusia yang dapat dituangkan melalui tulisan atau lisan dengan menggunakan

bahasa sebagai perantaranya dengan berdasarkan pemikiran, pendapat,

pengalaman, dan ungkapan perasaan. Melalui tulisan yang diekspresikan seindah

mungkin, sehingga bentuk tulisan tersebut yang dinikmati mempunyai nilai yang

dapat dipetik serta dapat menarik para pembacanya.

Menurut Luxemburg dikutip (Emzir dan Saifur, 2016:6) sastra adalah

sebuah ciptaan atau kreasi. Karena sastra adalah kreasi, maka sastra bukanlah

imitasi atau tiruan. Penciptanya disebut dengan seniman lantaran menciptakan

sebuah dunia baru.

Secara harfiah sastra berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku

instruksi ataupun pengajaran (Dwi susanto, 2012:97).

Secara garis besar sastra terbagi menjadi dua macam, yaitu sastra lisan dan

sastra tulisan. Sastra lisan yaitu sastra yang merupakan bunyi bahasa yang

dikembangkan melalui lisan (ucapan) karya ini muncul secara spontan sesuai

dengan situasi dan kondisi pengarangnya. Berbeda dengan sastra tulis yang

berupa ungkapan dari fakta artistik dan imajinatif yang dikembangkan melalui

tulisan, seperti novel, cerpen, puisi dan syair.

10
11

2.1.1 Ciri-Ciri Sastra

Menurut Luxemburg dikutip (Saifur dan Emzir, 2016:6) dalam Pengantar

Ilmu Sastra menyebutkan ciri-ciri sastra khusunya kekhasannya pada masa

romantik, sebagai berikut:

1. Sastra adalah sebuah ciptaan atau kreasi, karena sastra adalah kreasi maka

sastra bukanlah imitasi atau tiruan. Penciptanya disebut dengan seniman

lantaran menciptakan sebuah dunia baru.

2. Sastra bersifat otonom, ini berarti tidak mengacu pada sesuatu yang lain.

Sastra tidak bersifat komunikatif, sang penyair hanya mencari keselarasan

didalam karyanya sendiri.

3. Sastra memiliki unsur koherensi, maksudnya adalah unsur-unsur didalamnya

memiliki keselarasan antara bentuk dan isi. Setiap isi berkaitan dengan

bentuk atau ungkapan tertentu, hubungan antara bentuk dan isi bersifat

fleksibel.

4. Sastra berisi tentang sintesis atau unsur-unsur yang selama ini dianggap

bertentangan, pertentangan tersebut terdiri atas berbagai bentuk, ada

pertentangan yang disadari, tanpa disadari, antara ruh dan benda, pria, wanita

dan seterusnya.

5. Sastra berisi ungkapan-ungkapan yang “tidak bisa terungkapkan”, penyair

menghasilkan kata-kata untuk memotret sebuah fakta aktual atau imajinatif

yang tidak bisa digambarkan oleh orang lain. Ketika dijelaskan oleh

sastrawan, maka fakta itu kemudian terlihat jelas oleh orang-orang awam atau

pembaca.
12

2.1.2 Fungsi Sastra

Menurut Wellek dan Warren dikutip (Saifur dan Emzir, 2016:8)

menjelaskan bahwa fungsi sastr sebagai berikut:

1. Sebagai hiburan, karya sastra adalah “pemanis” dalam kehidupan masyarakat

sebab memberikan fantasi-fantasi yang menyenangkan bagi pembaca, karena

dampak yang diperoleh adalah rasa senang.

2. Sebagai renungan, karya sastra difungsikan sebagai media untuk merenungkan

nilai-nilai terdalam dari pembaca, karena berisi pengalaman-pengalaman

manusia maka pengalaman itu diungkapkan sedemikian rupa untuk

memperoleh sari pati yang diinginkan.

3. Sebagai bahasan pelajaran, difungsikan sebagai media pembelajaran, untuk

menuntun individu menemukan nilai yang diungkapkan sebagai benar dan

salah. Karya sastra dikatakan sebagai “indah dan berguna” atau dulce et utile.

4. Sebagai media komunikasi simbolik, karena karya sastra sebagai komunikasi

simbolik, maka para penerima tidak bisa langsung menerjemahkan kata-kata

sebagaimana arti denotatif, tetapi harus menggunakan instrumen konotatif.

5. Sebagai pembuka paradigma berpikir, sastra menyadarkan masyarakat yang

selama ini merasa berada dalam kenyataan yang sesungguhnya padahal

sebetulnya hanya berada pada entitas yang mirip dengan kenyataan.


13

2.2 Pengertian Psikologi

Menurut Zaviera (2020:19), psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang

mempelajari tingkah laku dan proses mental.

Woodwoth dan Marquis mendefinisikan, psikologi adalah ilmu

pengetahuan yang mempelajari perilaku atau kegiatan psikis individu dalam

hubungannya dengan lingkungan di sekitarnya (Sumanto, 2014:01-02).

Psikologi baru diakui sebagai ilmu sejak akhir 1800-an, yaitu sewaktu

Wilhem Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama di dunia. Pada tahun

1879, Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama di University of Leipzig,

Jerman. Dengan adanya laboratorium ini maka untuk memahami manusia telah

digunakan metode ilmiah sehinggah terpenuhilah syarat psikologi untuk menjadi

ilmu pengetahuan. Tahun berdirinya laboratorium Wundt (1879) diakui sebagai

tahun berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan. Di tetapkan pengakuan

psikologi sebagai ilmu pengetahuan karena psikologi telah memenuhi syarat

dengan memiliki objek yang dapat diobservasi, menggunakan metode ilmiah dan

tersusun secara sistematis. Objek yang di pelajari psikologi juga jelas, seperti

perilaku (kognitif, afektif, psikomotorik) (Sumanto, 2014:04).

Berdasarkan beberapa penjelasan pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia, baik mengenai

gejala-gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya yang tercermin dalam

tingkah laku sertah aktivitas manusia atau individu itu sendiri.


14

Sebagai ilmu, psikologi memiliki tiga fungsi ilmu, yaitu.

1. Menjelaskan (understanding function), yaitu mampu menjawab apa,

bagaimana dan mengapa perilaku itu terjadi. Hasilnya berupa deskripsi atau

bahasan yang sifatnya memberi penjelasan.

2. Meprediksi (prediction function), yaitu mampu memprediksi dan mendeteksi

perilaku apa dan bagaimana yang akan terjadi berdasarkan pengetahuan yang

dimilikinya.

3. Pengendalian (control function), yaitu mengendalikan perilaku sesuai dengan

yang diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang sifatnya pencegahan.

2.2.1 Psikologi Kepribadian (Pendekatan Psikoanalisis)

Psikologi kepribadian memang merupakan wilayah kajian psikologi

sastra. Kajian ini pertama kali dimunculkan oleh Sighmund Freud

(Milner,1992:43), seorang dokter muda dari Wina. Ia mengemukakan gagasannya

bahwa kesadaran merupakan sebagian kecil dari kehidupan mental sedangkan

bagian besarnya adalah ketaksadaran atau taksadar (Endraswara, 2003:101).

Menurut teori kepribadian Sighmund Freud, kepribadian atau psikoanalisis

ini menjelaskan bahwa manusia banyak dikuasai oleh alam batinnya sendiri yang

menyebabkan menusia selalu berada dalam keadaan berperang dalam dirinya

seperti resah, gelisa, tertekan dsb (Semi, 2012:97).

Freud meyakini bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh

alam bawah sadar. Sehinggah tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang
15

tidak disadari, seperti keinginan, inpuls, atau dorongan. Keinginan atau dorongan

yang ditekan akan tetap hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan

menuntut untuk dipuaskan.

Terdapat tiga unsur kepribadian atau psikoanalisis yang dikenal sebagai id,

ego dan superego yang bekerja sama untuk menciptakan perilaku manusia yang

kompleks.

1. Id

Id merupakan energi psikis yang merupakan keinginan yang dituntun oleh

prinsip kenikmatan yang berusaha untuk langsung dipuaskan keinginannya. Freud

menganggap id sebagai sumber dorongan yang paling rakus dalam diri manusia

sehinggah disebut binatang dalam manusia. Id dikatakan satu-satunya komponen

kepribadian yang hadir sejak lahir (Sumanto, 2014:244).

Id adalah sistem kepribadian yang asli, dibawah sejak lahir. Dari id ini

kemudian akan muncul ego dan superego. id beroperasi pada proses kenikmatan

(pleasure principle), proses kenikmatan ini terdapat dua cara yaitu tindak refleks

(reflex actions) dan proses primer (primary process) Alwisol, (2018:16).

Tindak refleks adalah reaksi otomatis atau secara langsung yang dibawa

sejak lahir seperti mengejapkan mata untuk menangani pemuasan rangsang

sederhana dan biasanya segerah dapat dilakukan. Sedangkan proses primer adalah

reaksi membayangkan/menghayal yang dilakukan secara tidak langsung.

Contohnya perhatikan seorang bayi yang sedang lapar, kemudian dia akan

menangis sejadi-jadinya. Si bayi bahkan tidak tahu apa yang sedang dia inginkan
16

dalam pengertian orang dewasa, dia hanya tahu bahwa dia menginginkannya dan

itu harus dipenuhi saat itu juga. Tidak sampai disitu saja

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Id didorong oleh

prinsip kesenangan, yang berusaha untuk kepuasan segera dari semua keinginan

dan kebutuhan. Jika kebutuhan ini tidak puas langsung, hasilnya bisa kecemasan

atau ketegangan.

2. Ego

Ego adalah komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk

menangani dengan realitas. Menurut Freud, ego berkembang dari id dan

memastikan bahwa dorongan dari id dapat dinyatakan dalam cara yang dapat

diterima di dunia nyata. Fungsi ego baik di pikiran sadar, prasadar, dan tidak

sadar. Ego bekerja berdasarkan prinsip realitas, yang berusaha untuk memuaskan

keinginan id dengan cara-cara yang realistis dan sosial yang sesuai.

Ciri-ciri struktur kepribadian ego adalah aspek psikologis dari

kepribadiannya berhubungan dengan dunia nyata. Ego bekerja untuk prinsip

realita sehingga dapat mengurangi ketegangan yang diciptakan oleh id. Proses

yang dilakui oleh ego adalah proses sekunder yaitu berpikir secara realitis seperti

melakukan penalaran, penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan dalam

sebuah masalah yang timbul.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ego merupakan

sebuah pengaturan agar id dapat dipuaskan atau disalurkan dalam lingkungan

sosialnya.
17

Kita kembali ke contoh pada bayi tadi, ego si bayi akan melacak apa yang

membuat dia mendapatkan pujian dan hukuman di dalam objek dunia nyata yang

paling dekat dengannya ialah kedua orang tuanya. Dalam memenuhi segalah

tuntutan id, maka ego menggunakan cara kerja dengan tindakan-tindakan refleks.

3. Super ego

Komponen terakhir untuk mengembangkan kepribadian adalah super ego.

Super ego adalah aspek kepribadian yang menampung semua standar internalisasi

moral dan cita-cita yang diperoleh dari kedua orang tua dan masyarakat –

mengetahui benar dan salah. Super ego memberikan pedoman untuk membuat

penilaian. Super ego merupakan cabang dari moril atau keadilan dari kepribadian,

yang mewakili alam ideal daripada alam nyata sertah menuju kearah yang

sempurna yang merupakan komponen kepribadian terkait dengan standar atau

norma masyarakat mengenai baik dan buruk, benar dan salah.

Menurut Zaviera (2020:94), super ego memiliki dua sisi, yaitu.

1. Nurani (conscience), yang merupakan internalisasi dari hukuman dan

peringatan.

2. Ego ideal yang berasal dari pujian dan contoh-contoh positif yang diberikan

kepada anak-anak.

Nurani dan ego ideal mudah sekali bertentangan dengan apa yang muncul dari

id (nafsu dan keinginan). Superego sering merepresentasikan masyakarat, dan

masyarakat sering tidak menuntut apa-apa kepada satu pribadi selain harus

mengingkari kebutuhannya sendiri.


18

Terbentuknya superego berarti pada diri individu telah terbentuk kemampuan

untuk mengontrol dirinya sendiri (selfcontrol) menggantikan control dari orang

tua (out-control).

Menurut Sumanto (2014:245), ada tiga fungsi super ego, yaitu

1. Mendorong ego menggantikan tujuan-tujuan realitas dengan tujuan moralitas.

2. Merintangi rangsangan (impuls) id yang bertentangan dengan nilai masyarakat.

3. Mengejar kesempurnaan diri.

2.3 Novel

2.3.1 Pengertian Novel

Menurut Nurgiyantoro (2015:11—13), istilah novel baru setelah

digunakan bahasa Inggris menjadi bahasa asing pertama di Indonesia. Novel

merupakan cerita rekaan yang lebih pendek dari roman tetapi lebih panjang dari

cerpen. Novel bersifat realistis, novel jugah mengisahkan kejadian sehari-hari.

Novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara

lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan lebih banyak melibatkan berbagai

permasalahan yang kompleks.

Novel merupakan karya prosa fiksi yang panjang, mengandung rangkaian

cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan

menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku (Suryaman, Suherli dan Istiqomah,

2018:109).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa novel adalah

cerita fiktif yang biasanya relatif panjang dan bisa dibaca berulang-ulang dalam

waktu yang panjang serta mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang


19

dengan orang-orang di sekelilingnya, dalam ukuran yang cukup luas seperti alur

yang kompleks dan suasana cerita yang beragam.

Menurut pendapat Boulton (dalam Missriani, 2018:15) sebuah novel

merupakan totalitas, suatu keseluruhan yang bersifat artistik, artinya sebagai

sebuah totalitas, novel mempunyai bagian-bagian atau unsur-unsur yang berkaitan

satu sama lain secara erat. Unsur-unsur dalam novel yaitu unsur intrinsik dan

unsur ekstrinsik.

Unsur intrinsik (intrinsic) adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu

sendiri. Unsur-unsur ini yang menyebabkan suatu teks hadir sebagai teks sastra,

unsur-unsur secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur

intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta

membangun cerita. Kepaduan antarberbagai unsur intrinsik inilah yang membuat

sebuah novel berwujud (Nurgiyantoro, 2015:30).

Unsur ekstrinsik (extrinsic) adalah unsur-unsur yang berada di luar teks

sastra itu, tetapi secara tidak langsung memengaruhi bangun atau sistem

organisme teks sastra. Atau, secara lebih khusus ia dapat dikatakan sebagai unsur-

unsur yang memengaruhi bangun cerita sebuah karya sastra, namun sendiri tidak

ikut menjadi bagian didalamnya. Walau demikian, unsur ekstrinsik cukup

berpengaruh (untuk tidak dikatakan: cukup menentukan) terhadap totalitas bangun

cerita secara keseluruhan (Nurgiyantoro, 2015:30).

Sebuah novel yang sudah hadir ke hadapan pembaca, dibangun dari

sejumlah unsur dan setiap unsur itu saling berhubungan dan saling memengaruhi
20

yang menyebabkan novel tersebut menjadi sebuah karya yang bermakna seakan-

akan hidup.

2.3.2 Tokoh dan Penokohan

Tokoh dan penokohan merupakan salah satu unsur penting di dalam

membangun sebuah cerita didalam karya sebuah novel, tokoh dan penokohan

termasuk dalam unsur pembangun suatu karya itu sendiri (unsur intrinsik).

Nurgiyantoro (2015:246), menyatakan penokohan merupakan pelukisan

gambaran yang jelas tentang seseorang yang di tampilkan dalam cerita. Dilihat

dari peranan dan tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita maka terdapat

tokoh yang tergolong penting dan di tampilkan terus menerus sehinggah terasa

mendominasi sebagai besar cerita tokoh ini disebut sebagai tokoh utama, dan

sebaliknya ada tokoh yang hanya muncul sekali atau beberapa kali dalam cerita

dan itupun dalam porsi penceritaan yang relatif pendek tokoh ini disebut sebagai

tokoh tambahan.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah

para pelaku yang terdapat dalam cerita. Tokoh cerita adalah orang-orang yang

ditampilkan dalam suatu karya fiksi. Sedangkan penokohan merupakan teknik

atau cara-cara tokoh ditampilkan atau dicitrakan di dalam karya fiksi.

Dilihat dari peran tokoh-tokoh dalam pengembangan plot, Nurgiyantoro

(2015:178), membedakan ke dalam tokoh protagonis dan tokoh antagonis.

1. Tokoh protagonis adalah tokoh yang disukai pembaca karena sifat-sifatnya

(biasanya hero, baik, penyelamat).


21

2. Tokoh antagonis adalah tokoh yang tidak disukai pembaca karena sifat-sifatnya

(biasanya jahat, pengecut).

Para ahli menunjukkan dua cara menampilkan atau mencitrakan tokoh di

dalam penokohan, yakni cara analitik dan cara dramatik. Secara analitik,

perwatakan tokoh-tokoh cerita ditampilkan atau dicitrakan langsung dalam bentuk

perincian oleh pengarang. Secara dramatik, perwatakan tokoh-tokoh cerita

dicitrakan melalui dialog, pikiran, perasaan, lukisan fisik, perbuatan, dan

komentar, atau penelitian tokoh lain dalam fiksi (Suryaman, Suherli dan

Istiqomah, 2018:118).

2.3.3 Ciri-Ciri Novel

Menurut Misriani (2018:18), ada beberapa ciri-ciri yang terdapat dalam

novel. Ciri-ciri novel adalah adanya tema pokok dan beberapa tema tambahan

dalam sebuah kisah, sehinggah memunculkan banyak tokoh yaitu tokoh utama

dan tokoh bawahan, dengan memunculkan karakter/perwatakkan sangat

kompleks. Selain itu, ada pula tokoh yang mengalami perubahan nasib selama

selama berlangsungnya kisah. Novel mengantung kata-kata yang berkisar antara

35.000 kata sampai tak terbatas jumlahnya


22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Menurut Endraswara (2003:08), metode penelitian sastra merupakan cara

yang dipilih oleh peneliti dengan mempertimbangkan bentuk, isi, dan sifat sastra

sebagai subjek kajian.

Metode semestinya menyangkut cara yang operasional dalam penelitian,

bagaimana data yang sebanyak-banyaknya itu diambil akan mampu mewakili

subjek penelitian, dan itutergantung dengan pemanfaatan teknik penelitian. Jenis

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.

Penelitian deskriptif kualitatif dilakukan dengan cara mengumpulkan data

dalam bentuk kata-kata, bukan rangkaian angka. Data kualitatif dikumpulkan dari

berbagai cara, seperti observasi, wawancara, intisari dokumen, rekaman dan

kemudian diproses melalui pencatatan, pengetikan, dan penyuntingan selanjutnya

dianalisis secara kualitatif (Satori dan Komariah, 2017:201). Metode deskriptif

bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan suatu peristiwa yang apa

adanya.

Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan

fakta-fakta yang berhubungan dengan struktur kepribadian dalam novel Cinta

dalam Sujudku karya Diana Febi, beserta hasil analisisnya.

22
23

3.2 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian merupakan wilayah (ruang lingkup) penelitian

sastra, wilayah ini berhubungan dengan aspek-aspek yang akan diungkap dalam

suatu penelitian (Endraswarsa, 2003:09). Pendekatan pada penelitian ini

menggunakan pendekatan psikologi sastra yang mengacu pada pendekatan

psikoanalisis.

Menurut Zaviera (2020:80), pendekatan psikoanalisis dianggap sebagai

salah satu gerakan revolusioner di bidang psikologi yang dimulai dari satu metode

penyembuhan penderita sakit mental, hinggah menjelmamenjadi sebuah konsepsi

baru tentang manusia.

Peneliti menggunakan pendekatan psikoanalisis dalam mengkaji novel

Cinta dalam Sujudku karya Diana Febi, karena peneliti melihat adanya

kepribadian yang jelas berbeda dari ketiga tokoh utama dalam novel ini.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik studi pustaka yang secara khusus meneliti teks novel Cinta dalam Sujudku.

Menurut Afrizal (2019:122), studi pustaka merupakan penyajian hasil bacaan

literatur yang telah dilakukan oleh peneliti. Literature meliputi buku,artikel di

jurnal dan makalah seminar.

Langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam pengumpulan data sebagai berikut.

1. Membaca novel Cinta dalam Sujudku karya Diana Febi secara keseluruhan, hal

ini ditunjukan untuk memperoleh pemahaman yang menyeluruh.

2. Membuat sinopsis novel Cinta dalam Sujudku Karya Diana Febi


24

3. Mencatat data kalimat yang berhubungan dengan fokus yang akan di analisis.

4. Mengumpulkan seluruh struktur kepribadian yang berfokus pada id, ego, dan

superego yang sudah di catat dengan dikelompokkan dari masing-msing tokoh

pada teks novel Cinta dalam Sujudku karya Diana Febi.

3.4 Teknik Analisis Data

Satori dan Komariah (2017:201), menyatakan bahwa analisis data adalah

proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan

data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,

dan membuat kesimpulan sehinggah mudah dipahami oleh diri sendiri maupun

orang lain.

Langkah-langkah analisis data tersebut sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi data yang sama dan dikelompokkan menjadi satu kelompok.

2. Menganalisis data-data tersebut kedalam tiga bagian yaitu id, ego dan super

ego dalam novel Cinta dalam Sujudku karya Diana Febi.

3. Mendeskripsikan struktur kepribadian yang berfokus pada id, ego, dan super

ego yang terdapat dalam novel Cinta dalam Sujudku karya Diana Febi.

4. Menyimpulkan hasil dari analisis secara keseluruhan.

3.5 Data dan Sumber Data

3.5.1 Data

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui teks/kalimat id, ego, dan

superego dalam karakter tokoh novel Cinta dalam Sujudku karya Diana Febi.
25

3.5.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah kalimat-kalimat yang terdapat di

dalam novel Cinta dalam Sujudku karya Diana Febi.yang diterbitkan oleh Rain

Books, dengan tebal buku 288 halaman, dengan cover berwarna hitam yang

merupakan terbitan pertama pada Mei 2020.


26

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Sinopsis Novel Cinta dalam Sujudku Karya Diana Febi

Kisah persahabatan antara Zaki dan Zahra yang sudah bersahabat sejak

kecil. Kata orang, tidak ada istilah murni persahabatan antara laki-laki dan

perempuan, ketika dewasa pasti ada sebuah cinta yang tersimpan. Itu benar, Zaki

mencintai Zahra, si gadis bawel dan tukang memaksa. Suatu hari, datang seorang

laki-laki melamar Zahra di hadapan Zaki. Patah hati Zaki dia lampiaskan pada

khitbahan pada teman kantornya, Risa. Tidak mudah bagi Zaki untuk menjalani

pernikahan yang pada awalnya tanpa cinta, namun dengan kesabaran dan

keikhlasan Risa, Zaki mampu merasakan cinta pada pernikahan mereka, meski

bayang-bayang Zahra selalu menghantui.

Pernikahan Zaki dan Risa semakin sempurna, seiring berjalannya waktu

datang berita buruk tentang Zahra yang mengalami musibah dan bahkan membuat

ia depresi berat yaitu di perkosa oleh orang yang tidak tau siapa. Berita ini

sungguh membuat Zaki terkejut dan jugah merasa terpukul akan kejadian yang

ditimpah oleh sahabat masa kecilnya itu, Zaki yang merasa kasihan dan sangat

mencintai Zahra kemudian memiliki inisiatif bahwa ia yang akan menikahi Zahra.

Zaki meminta restu kepada Risa selaku istri pertamanya untuk menikahi

Zahra, meskipun sulit tapi Risa adalah wanita shaleha yang penuh kesabaran, Risa

26
27

meng-ia kan permintaan suaminya itu. Pastinya Hubungan mereka kian rumit,

sulit dan menghimpit.

Rumah tangga mereka semakin membaik, Zahra dan Risa pun sudah saling

mengakrapkan diri, suatu ketika tibahla kejadian Zaki di tuduh atas dugaan suap

pembocoran jawaban ujian nasional dan pencabulan anak di bawah umur di

sekolah Yayasan Binu Sakti. Zaki di bawah ke kantor polisi atas tuduhan itu.

Zahra, Risa dan Rudy yang menjadi kuasa hukum Zaki mencari tahu

tentang situasi hukum yang menjerat Zaki. Intinya menurut Zahra dan Risa Sudah

pasti Zaki sudah dijebak, akan tetapi menurut Rudy surat tugas yang Zaki punya

tidak cukup untuk menjadi bukti yang kuat. Sesampainya di rumah, mereka

dikejutkan dengan satu benda yang terletak di depan pintu. Sebuah surat

terbungkus amplop berwarna putih. Waktu amplop itu dibuka, Zahra histeris

karena semerbak bau harum bunga Sweet Pea tercium. Aroma manis yang

mengingatkannya pada malam mengerikan itu. Risa langsung menenangkan

Zahra. Sedangkan Rudy membuka surat itu dan membacanya, sangat

mencengangkang isi dari surat itu. Jadi, surat itu ada korelasinya dengan kasus

Zaki, jadi otak dari penjebakkan ini adalah pelaku yang memperkosa Zahra. Zahra

sangat merasa bersalah karena sudah jelas pelakunya itu ada hubungan dengan

kasus dirinya.

Risa pergi kekantor polisi untuk menemui Zaki. Sedangkan Zahra pergi

bersama Tania teman kerjanya dulu, mereka pergi ke kantor tempat kerjanya.

Doorrr,,, sekejap Zahra mendengar suara tawa terbahak-bahak di depan pintu

ruang kepala administrasi yang tertulis nama Marko Najendra, Zahra langsung
28

merogoh ponsel mengaktifkan rekaman suara dan bersiap-siap mendoprak pintu.

Zahra sempat mematung mencium aromah sweet pea, sudah tidak diragukan lagi

jika Marko adalah pelaku pemerkosa dan pria di depannya adalah otak dalangnya.

Pria itu adalah mantan calon suami Zahra yaitu Haris, dialah dalang dari segalah

musibah yang Zahra derita.

Banyak perbincangan antara Marko, Haris dan Zahra. Zahra tertawa

sembari memberi tahu bahwa rekaman percakapan nya sudah di dengar oleh Risa.

Haris langsung menarik paksa Zahra, menyeretnya ke tepian jendela kaca tanpa

aba-aba, Haris mendorong keras tubuh Zahra hingga membentur kaca dan

menembusnya. Pecahan kaca jatuh bersamaan dengan Zahra yang melayang di

udara. Risa yang mendengar rekaman yang dikirim Zahra sangat terkejut, ia

langsung mengirim rekaman itu kepada Rudy untuk menjadi bukti. Risa saat itu

langsung menuju bekas kantor Zahra. Pikirannya semerawut, Risa langsung buru-

buru berlari, namun langkahnya terhenti ketika sebuah mobil menghantam

tubuhnya keras di tengah jalanan yang ramai seketika Risa tak sadarkan diri.

Zahra sempat koma setelah ia terjatuh dari insiden itu, Zaki baru tahu jika

saat itu Zahra hamil tiga bulan dan beruntung janinnya baik-baik saja mengingat

kondisi Zahra paca-jatuh harus dioperasi karena retak tulang belakang. Zahra

berniat meminta cerai dari Zaki, namun Zaki tidak mengizinkan, dia tidak mau

Zahra menjalani kehamilan sendiri meski janin yang dikandung Zahra bukanlah

darah daging zaki. Zahra pendarahan hebat dan mengharuskannya melahirkan

secara prematur. Kondisinya memburuk pasca-operasi dan meninggal di usia

putrinya yang baru tiga jam.


29

Zaki memberikan nama Zahra Mutiara Mubarak pada putri kecil Zahra.

Setelah Zahra kecil berusia tiga tahun, Risa juga melahirkan anak pertamanya

juga berjenis kelamin perempuan, yang diberinya nama Qhoirun Nafisya

Mubarak, dan jugah saat itu Zaki diangkat menjadi kepala sekolah. Kini

kebahagiaan mereka begitu lengkap dan terasa sempurna.

4.1.2 Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian struktur kepribadian Id, Ego dan Super Ego

dalam Novel Cinta dalam Sujudku Karya Diana Febi dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 4.1

Data Struktur Kepribadian Id dalam Novel Cinta dalam Sujudku

Struktur
Tokoh
Kepribadian
No. Data Penelitian Halaman dalam
Super
Novel Id Ego
Ego
1. Zahra tersipu malu dengan sesekali 09 Zahra 
tersenyum bahagia. “bismillah, dengan
atas rida allah, saya menerima khitbah
dari mas Haris, abi.” Zahra menjawab itu
dengan mantap saat sebelumnya dia izin
kepada Revi, kakaknya.
2. Tak pelak membuat Zaki terdiam seribu 20 Zahra 
bahasa, berekspresi seolah kata-kata
Hanum tak berarti apa-apa meski
perkataan Hanum ada benarnya juga.
Semua karena rasa takut. Takut jika dia
tak mampu membahagiahkan istrinya
30

kelak, takut jika dia tak bisa menjadi


suami yang baik, pikirannya terlalu
kekanak-kanakan meski umurnya sudah
ideal untuk menikah.
Mendengar Zaki dicibir, Zahra tertawa
puas. gadis itu mengacungkan jempolnya
pada hanum.
3. “aku harap kalian segerah pindah dari 98 Zahra 
kompleks ini, aku tidak mau melihat
kakakku setiap hari menangis melihat
kalian berdua,” pungkas Zahra sembari
membalikkan badan kembali dan
melangkah pergi.
4. Ketiga karyawannya itu mengangguk 155 Zahra 
mempersilakan alan untuk pergi dari
hadapan mereka. Setelah itu Zahra dan
dua temannya mulai berburu makanan,
mencicipi berbagai kudapan enak yang
tentunya mahal-mahal. Alfi yang suka
makanan itu tak tanggung-tanggung
untuk menjajal semua kudapan yang
tersedia. Zahra tampak begitu menikmati.
5. “setidaknya kalau pakai pakaian 156 Zahra 
sepertiku, jauh lebih aman,” Zahra
menyimpulkan itu.
Si wanita itu hanya tersenyum kecut
sambil membuang tisunya ke tong
sampah.
6. “Akadnya akan segerah dimulai. Mbak 194 Zahra 
Zahra bersiap ya.” Zahra perlahan
31

mendongakkan kepalanya. “Risa apa


kamu tidak takut?”. “Takut?” jawab Risa.
“Bagaimana kalau setelah Zaki
menikahiku, dia lebih menyayangiku?”
ucap Zahra. Meski sedikit terkejut dengan
pertanyaan Zahra yang tiba-tiba, Risa
tersenyum dan menjawab, Risa tahu mas
Zaki pasti akan menyayangi istri-istrinya,
dan Risa yakin Mas Zaki mampu berlaku
adil.”
7. Untuk kali pertama setelah mimpi buruk 208 Zahra 
mengerikan itu, Zahra benar-benar
merasa nyaman di dekat Zaki, sahabat
yang kini menjadi suaminya.
8. Otomatis Zaki tersenyum, si sumber 14 Zaki 
vitamin itu akhirnya datang juga. Tanpa
menunggu lama, Zaki langsung memutar
knop pintu dan membukanya.
9. Kamu seperti mutiara dalam cangkang 25 Zaki 
yang tersembunyi di dasar laut. Kamu
seperti bidadari yang menyamar menjadi
wanita biasa namun dengan wajah yang
sama. Kilatan bening matamu, pancaran
keindahanmu, sayangnya takkan pernah
menjadi milikku.
10. ”Enggak usah, nanti tanganmu luka kena 97 Zaki 

sikat,” larang Zaki sembari meraih sikat 

di tangan Risa. “Emm, Risa sapu halaman

depan ya?” Risa masih berusaha


32

membantu. Zaki menggeleng. “Panas,

jangan.” Dengan raut wajah cemberut,

Risa berdiri mematung. Melihat istrinya

berekspresi menggemaskan, tak pelak

mengundang tawa Zaki. “Ya udah, kamu

rapikan mukenah aja ya?”

11. “oh,ok.” Zaki melahap makanannya dan 133 Zaki 

menghabiskannya sampai tak tersisa.

“Laper banget, ya?” ucap Risa.

12. Sesampai di kelas 11 ips 3, Zaki 141 Zaki 

menghentikan langkahnya di dekat

jendela. Tempat dimana Risa pertama kali

tugas dinas ke sekolah ini ketahuan

mengintip Zaki yang sedang mengajar.

Zaki tersenyum ketika mengingat itu.

Mungkin dulu dirinya tidak begitu

menganggap hal tersebut berkesan,namun

mengingatnya hari ini saat cinta benar-

benar tumbuh untuk Risa, kejadian

konyol itu membuatnya terkesan saat ini.

13. Risa tersenyum saat matanya mengekor 42 Risa 

ke arah mata Zaki, jantngnya berdebar

kencang dan hatinya merasa lega luar


33

biasa.

14. Bulir bening menetes di pelupuk mata 61 Risa 

Risa, berdebar hatinya, gemetar tangan

dan lututnya, dia menangis haru sembari

mencengkeram tangan umi dan adiknya.

Kini, dia telah mejadi tanggung jawab

Zaki, tugasnya adalah mengabdikan diri

dengan ikhlas hanya untuk Zaki. Cinta

yang dia ramu dan dia simpan dalam doa

akhirnya terkabulkan oleh allah hari ini,

dimana sosok imam yang dia idamkan

mengucap kabul atas nama dirinya.

15. ”Kedatangan Zaki tiba-tiba untuk 63 Risa 

mengkhitbah begitu mengejutkan dirinya.

Tak menepis bahwa ia merasa bahagia,

namun kebahagiaan itu tak sempurna saat

mendengar dari Rere, teman Risa, bahwa

gadis yang dekat dengan Zaki dilamar

seseorang dua minggu sebelumnya. Hati

Risa hancur saat mengetahui bahwasanya

dia hanya menjadi pelarian semata.”

16. Risa mengembangkan senyum ketika 81 Risa 

disebut bu Zaki oleh pak Samad. Seperti


34

ada sebuah kebanggan tersendiri dalam

hatinya.

17. Risa melempar gunting, sedangkan Zaki 140 Risa 

dengan sengaja melempar kertas. seperti

dugaannya, Risa memekik kegirangan.

Tabel 4.2

Data Struktur Kepribadian Ego dalam Novel Cinta dalam Sujudku

Struktur
Tokoh
Kepribadian
No. Data Penelitian Halaman dalam
Super
Novel Id Ego
Ego
1. “kamu jahat! Kamu jahat, Zaki. Aku 31 Zahra 
benci kamu!”.
Bencilah aku sesuka hatimu, dengan
begitu aku akan mudah untuk melupakan
perasaanku kepadamu, jawab Zaki.
2. “Ki, kita lupain masalah diantara kita 53 Zahra 
sebentar saja. Aku mohon sama kamu
buat bujuk kak Revi biar mau makan.
Please, Ki.”
3. Zahra mendengus, kemudian menyipitkan 88 Zahra 
pandangannya ke Risa. “aku sudah tidak
menyalakan Zaki atas keputusannya
menikahimu. Hanya saja aku tidak bisa
memaafkan Zaki atas keputusannya
mencintaiku dan mengkhianati janjinya
untuk menikahi kak Revi,” kata Zahra
35

blak-blakan.
4. Zahra langsung mengambil semuah 97 Zahra 
mukenah yang kotor, kemudian
dimasukkan kedalam plastiknya tanpa
bicara sekatapun kepada Risa yang saat
itu bingung. Mau membantu seperti apa,
semuah mukenah diambil Zahra.
5. Setelah acara akad, Zaki langsung 198 Zahra 
memboyong Zahra ke rumahnya dan
tinggal bersama dengan Risa.
Sebelumnya Risa sudah menyiapkan
sebuah kamar di sebelah kamarnya,
namun Zahra menolak bersampingan
kamar dengan kamar Risa sebab rasa
tidak enaknya. Dia menginginkan kamar
di bawah. Malam itu jugah Risa di bantu
Zaki merapikan kamar untuk Zahra di
lantai bawah.
6. Hanum memberikan amanah Revi kepada 14 Zaki 
Zaki, namun Zaki menolaknya. Bahkan,
Zaki meminta hanum untuk memberikan
kue-kue itu untuk teman-teman hanum
disekolah.
7. “kamu boleh bilang deh, sama umi kalau 75 Zaki 
nilai ulanganku dapat telor ceplok, tapi
kamu ngga boleh bilang kalau aku habis
berantem sama teman sebangkuku, ya?
Janji?”
8. “nanti aku tidur di ruang tengah, ya, 214 Zaki 
jagain Zahra.” Berkata seperti itu Zaki
36

kepada Risa.
Padahal malam ini waktu Zaki untuk tidur
di kamarnya. ...
9. Zaki tersenyum kecut. “dari pada diam di 235 Zaki 
rumah? Maksudmu dari pada mengurus
suami mending senang-senang sama laki-
laki lain?”. Kalimat terakhir Zaki
mengejutkat Risa, matanya kontan
terbeliak kaget. “maksud mas?”
10. “iya maaf, suamimu ini katrok baru 133 Risa 
merasakan cemburu sama istri sendiri,
jadi nggak bisa pakai akal sehat.”Risa
tertawa.” Memang dulu pas melihat mbak
Zahra sama calon suaminya, mas Zaki
nggak cemburu?”
11. “Aku harus gimana, Re?” kata Risa 227 Risa 
dengan suara seraknya. “apa aku mintah
pisah aja?” lanjutnya dengan mengangkat
kepalanya menghadap Rere. “Hush apaan
sih, ngomong gitu!”kontan Rere
menegurnya. “kamu mau bikin program
iblis berhasil dengan minta pisah?
Perceraian memang halal ris, tapi di benci
sama Allah. Yang aku enggak suka dari
kamu itu gini nih, memutuskan sesuatu
tanpa pertimbangan, tanpa petunjuk dari
Allah.”
37

Tabel 4.3

Data Struktur Kepribadian Super Ego dalam Novel Cinta dalam Sujudku

Struktur
Tokoh
Kepribadian
No. Data Penelitian Halaman dalam
Super
Novel Id Ego
Ego
1. Malam itu, setelah melaksanakan sholat 07 Zahra 
isya, Zaki diseret secara paksa oleh Zahra
untuk masuk ke rumahnya, meski Zaki
sudah bilang akan ke rumahnya setelah
menaruh sarung. Namun, kiranya Zahra
sudah tidak sabar untuk mengajak Zaki ke
rumahnya.
2. “Nikahi kak Revi.” Zaki mentap Zahra 57 Zahra 
dengan tatapan tak percaya. Pengharapan
macam itu? Di detik-detik Zaki akan
menikahi Risa, Zahra malah meminta
Zaki untuk menikahi kakaknya. “Gila
kamu, ya.” Jawab Zaki. Zahra
menggeleng. “Kamu yang gila! Sudah
tahu bertahun-tahun kak
Revimencintaimu,mengharapkanmu. Tapi
satu kalipun kamu nggak pernah menoleh
ke arahnya. Kamu malah menikahi wanita
lain. Kamu yang gila!”
3. Tidak boleh ada yang menyukai Zaki 71 Zahra 
kecuali revi, tidak boleh ada yang
mendekati Zaki kecuali Zahra dan Revi.
Itu sebabnya sejak dulu, Zahra selalu
bermasalah dengan gadis-gadis yang
38

menyukai Zaki waktu sekolah maupun


kuliah. Sebab itu zahra tidak punya teman
dekat selain Zaki.
4. Zaki menoleh ke Risa, ditatapnya lamat- 126 Zaki 
lamat. “apa karena susmimu ini tidak bisa
memberimu nafkah batin, sampai-sampai
kamu mencari kepuasan laki-laki lain?”
Risa terhenyak mendengar kalimat Zaki,
seperti tertancap sebuah pedang tajam
yang merobek harga dirinya sebagai
seorang istri bulir air mata menetes di
pipinya bersamaan dengan itu suara
tamparan terdengar.
5. “Aku janji, aku akan membantumu 184 Zaki 
menghukum pelaku yang sudah berbuat
keji sama kamu. Aku janji Zahra.” Ucap
Zaki. “Tapi...” jawab Zahra. “aku
bersumpah.” kalimat Zaki terjedah
sepersekian detik, sebelum akhirnya dia
mengatakan empat kata penting yang
sebelumnya tidak pernah ada di
pikirannya. “aku yang akan
menikahimu!”
6. “Kamu itu wanita seperti apa sih, Ris? 236 Zaki 
Apa selama ini kamu bersembunyi di
balik topeng shalihamu?” cecar Zaki.
“dulu bodohnya aku masih percaya sama
kamu, sekarang ada buktinya, kamu
masih mau mengelak kalu kamu
sebenarnya ada sesuatu sama Andika?”
39

7. Risa memberikan uang lima ribu 88 Risa 


lembaran kemudian mengambil plastik
yang berisi tomat itu kembali. “Dan satu-
satunya orang yang punya hak atas diri
mas Zaki adalah Risa, istri sahnya,”
pungkas Risa sembari tersenyum ke arah
Zahra. “Risa duluan ya mbak.
Assalammualaikum.” Risa beranjak dari
hadapan Zahra yang bungkam seribu
bahasa.
8. Risa meraih tangan kanan Zaki. Risa mau 140 Risa 
mas Zaki tetap mencintai Risa apa pun
yang terjadi. Risa mau mas Zaki menjadi
imam yang bisa membimbing Risa ke
jalan allah, ke surga tentunya,” ucapnya.

4.1.3 Analisis Data dalam Novel Cinta dalam Sujudku Karya Diana Febi

Berdasarkan data struktur id, ego, dan super ego dalam novel Cinta dalam

Sujudku karya Diana Febi yang telah di deskripsikan pada tabel di atas. Agar lebih

jelas bisa dilihat penjelasan analisis data berikut.

1. Id Tokoh dalam Novel Cinta dalam Sujudku Karya Diana Febi


1) Id dalam Tokoh Zahra

Id bekerja dalam daerah tidak sadar. Id beroperasi berdasarkan prinsip

kenikmatan yang harus segera terlaksanakan, yaitu mencari kenikmatan dan

menghindari rasa sakit. Prinsip kenikmatan dilakukan melalui dua proses yaitu

melalui tindak refleks seperti berkedip, menggaruk saat gatal, dan tertawa. Dan

hal yang kedua melalui proses primer yang berlaku seperti membayangkan,
40

makan dan minum, sifat penguasa, dimanja, bersikap sewenang-wenang dan

mementingkan diri sendiri. Misalnya dilihat dari kutipan narasi dan dialog dalam

novel Cinta dalam Sujudku di bawah ini:

Zahra tersipu malu dengan sesekali tersenyum bahagia. “bismillah,

dengan atas rida Allah, saya menerima khitbah dari mas Haris, abi.” Zahra

menjawab itu dengan mantap saat sebelumnya dia izin kepada Revi, kakaknya.”

(Febi, 2020:09).

Dari kutipan di atas menggambarkan jelas bentuk id yang termasuk ke

dalam prinsip kenikmatan. Dilihat dari perasaan Zahra yang ”tersipu malu dengan

sesekali tersenyum bahagia.” Kalimat tersebut merupakan tindak refleks yang

secara langsung dirasakan oleh Zahra ketika di lamar oleh Haris. Selanjutnya

struktur kepribadian id dapat dilihat dari kutipan berikut.

Tak pelak membuat Zaki terdiam seribu bahasa, berekspresi


seolah kata-kata Hanum tak berarti apa-apa meski perkataan
Hanum ada benarnya juga. Semua karena rasa takut. Takut jika
dia tak mampu membahagiahkan istrinya kelak, takut jika dia
tak bisa menjadi suami yang baik, pikirannya terlalu kekanak-
kanakan meski umurnya sudah ideal untuk menikah.
Mendengar Zaki dicibir, Zahra tertawa puas. gadis itu
mengacungkan jempolnya pada hanum. (Febi, 2020:20).

Kutipan di atas menggambarkan jelas bentuk id yang termasuk ke dalam

prinsip kenikmatan. Dilihat dari tindak refleks Zahra ketika “tertawa puas

kemudian ia mengacungkan jempolnya” kepada Hanum adiknya Zaki. Secara

langsung berarti Zahra sudah melalukan prinsip kenikmatan dengan tertawa puas

dan mengacungkan jempolnya itu. Selanjutnya struktur kepribadian id dapat

dilihat dari kutipan berikut.


41

“Aku harap kalian segerah pindah dari kompleks ini, aku tidak mau

melihat kakakku setiap hari menangis melihat kalian berdua,” pungkas Zahra

sembari membalikkan badan kembali dan melangkah pergi. (Febi, 2020:98).

Kutipan di atas menggambarkan proses primer Zahra. Dilihat dari

“keinginannya agar Zaki dan Risa pergi dari kompleks rumahnya.” Secara tidak

langsung Zahra melihatkan sifat penguasa, sewenang-wenang dan hanya

mementingkan diri sendiri. Selanjutnya struktur kepribadian id dapat dilihat dari

kutipan berikut.

Ketiga karyawannya itu mengangguk mempersilakan alan


untuk pergi dari hadapan mereka. Setelah itu Zahra dan dua
temannya mulai berburu makanan, mencicipi berbagai
kudapan enak yang tentunya mahal-mahal. Alfi yang suka
makanan itu tak tanggung-tanggung untuk menjajal semua
kudapan yang tersedia. Zahra tampak begitu menikmati.
(Febi,2020:155).

Kutipan di atas menggambarkan proses primer yang di lakukan Zahra.

Dilihat dari ketika “Zahra berburu makanan, kemudian mencicipinya dan Zahra

tampak begitu menikmatinya.” Secara tidak langsung keinginan Zahra sudah

dipuaskan dengan menikmati berbagai makanan. Selanjutnya struktur kepribadian

id dapat dilihat dari kutipan berikut.

“Setidaknya kalau pakai pakaian sepertiku, jauh lebih aman,” Zahra

menyimpulkan itu. Si wanita itu hanya tersenyum kecut sambil membuang

tisunya ke tong sampah. (Febi, 2020:156).

Kutipan di atas menggambarkan proses primer Zahra yang merasa bahwa

ia lebih baik dari orang lain. Dilihat dari perkataannya “Setidaknya kalau pakai

pakaian sepertiku, jauh lebih aman.” Secara tidak sadar Zahra sudah bersikap
42

sewenang-wenang terhadap wanita itu, dilihat ketika ia menyombongkan pakaian

nya terhadap si wanita. Selanjutnya struktur kepribadian id dapat dilihat dari

kutipan berikut.

“Akadnya akan segerah dimulai. Mbak Zahra bersiap ya.”


Zahra perlahan mendongakkan kepalanya. “Risa apa kamu
tidak takut?”. “Takut?” jawab Risa. “Bagaimana kalau
setelah Zaki menikahiku, dia lebih menyayangiku?” ucap
Zahra. Meski sedikit terkejut dengan pertanyaan Zahra yang
tiba-tiba, Risa tersenyum dan menjawab, Risa tahu mas Zaki
pasti akan menyayangi istri-istrinya, dan Risa yakin Mas Zaki
mampu berlaku adil.” (Febi, 2020:194).

Kutipan di atas menggambarkan proses primer Zahra. Dilihat dari sifat

sewenang-wenangnya yang secara tidak langsung menganggap ia akan menguasai

Zaki dari pada Risa. Dilihat dari ucapan Zahra “Bagaimana kalau setelah Zaki

menikahiku, dia lebih menyayangiku?”. Selanjutnya struktur kepribadian id dapat

dilihat dari kutipan berikut.

“Untuk kali pertama setelah mimpi buruk mengerikan itu, Zahra benar-

benar merasa nyaman di dekat Zaki, sahabat yang kini menjadi suaminya.”

(Febi, 2020:208).

Kutipan di atas menggambarkan jelas bentuk id yang termasuk ke dalam

prinsip kenikmatan. Dilihat dari perasaan Zahra yang “merasa nyaman di dekat

Zaki,” sahabat yang kini menjadi suaminya. Tindak refleks yang secara langsung

dirasakan oleh Zahra ketika merasakan kenyamanan ketika di dekat suaminya

.
43

2) Id dalam Tokoh Zaki

Struktur kepribadian id dapat dilihat dari kutipan-kutipan dibawah ini.

Otomatis Zaki tersenyum, si sumber vitamin itu akhirnya datang juga. Tanpa

menunggu lama, Zaki langsung memutar knop pintu dan membukanya. (Febi,

2020:14).

Kutipan narasi di atas menggambarkan jelas bentuk id dari tokoh Zaki

yang termasuk dalam prinsip kenikmatan. Dilihat dari “otomatis Zaki tersenyum.”

Kalimat tersebut merupakan tindak refleks Zaki ketika melihat Zahra yang di

anggap sumber vitamin baginya. Secara langsung reaksi otomatis yang dilakukan

oleh Zaki sudah memuaskan keinginannya. Selanjutnya struktur kepribadian id

dapat dilihat dari kutipan berikut.

Kamu seperti mutiara dalam cangkang yang tersembunyi di dasar

laut. Kamu seperti bidadari yang menyamar menjadi wanita biasa namun

dengan wajah yang sama. Kilatan bening matamu, pancaran keindahanmu,

sayangnya takkan pernah menjadi milikku. (Febi, 2020:25).

Kutipan di atas menggambarkan proses primer Zaki. Dilihat dari ketika

Zaki “membayangkan begitu indahnya wanita biasa yang dianggapnya bidadari

dengan kilatan bening matanya itu,” meskipun Zaki tidak bisa memilikinya. Zaki

yang membayangkan itu secara tidak langsung sudah melalukanproses

kenikmatan. Selanjutnya struktur kepribadian id dapat dilihat dari kutipan berikut.

”Enggak usah, nanti tanganmu luka kena sikat,” larang Zaki


sembari meraih sikat di tangan Risa. “Emm, Risa sapu
halaman depan ya?” Risa masih berusaha membantu. Zaki
menggeleng. “Panas, jangan.” Dengan raut wajah cemberut,
Risa berdiri mematung. Melihat istrinya berekspresi
44

menggemaskan, tak pelak mengundang tawa Zaki. “Ya


udah, kamu rapikan mukenah aja ya?” (Febi, 2020:97).

Kutipan di atas menggambarkan jelas bentuk id dalam tokoh Zaki. Dilihat

dari kutipan “tak pelak mengundang tawa Zaki.” tindak refleks Zaki yang secara

langsung ia rasakan ketika melihat istrinya yang berekspresi menggemaskan,

terlihat dari ketika Zaki tak pelak menahan tawanya. Selanjutnya struktur

kepribadian id dapat dilihat dari kutipan berikut.

”Oh,ok.” Zaki melahap makanannya dan menghabiskannya sampai

tak tersisa. “Laper banget, ya?” ucap Risa. (Febi, 2020:133).

Kutipan di atas jelas menggambarkan id dalam tokoh Zaki. Dilihat dari

kalimat ”Zaki melahap makanannya dan menghabiskannya sampai tak tersisa.”

Secara tidak langsung Zaki sudah melakukan proses primer dengan memuaskan

keinginannya ketika melahap makanan dan langsung menghabiskannya sampai

tak tersisa. Selanjutnya struktur kepribadian id dapat dilihat dari kutipan berikut.

Sesampai di kelas 11 ips 3, Zaki menghentikan langkahnya di


dekat jendela. Tempat dimana Risa pertama kali tugas dinas ke
sekolah ini ketahuan mengintip Zaki yang sedang mengajar.
Zaki tersenyum ketika mengingat itu. Mungkin dulu dirinya
tidak begitu menganggap hal tersebut berkesan, namun
mengingatnya hari ini saat cinta benar-benar tumbuh untuk
Risa, kejadian konyol itu membuatnya terkesan saat ini. (Febi,
2020:141).

Kutipan di atas menggambarkan id dalam tokoh Zaki. Dilihat dari ”Zaki

tersenyum.” Secara langsung tindak refleks Zaki muncul ketika ia mengingat

kejadian konyol saat pertama ia melihat Risa ketahuan mengintipnya sedang

mengajar.
45

3) Id dalam Tokoh Risa

Struktur kepribadian id dapat dilihat dari kutipan-kutipan dibawah ini.

Risa tersenyum saat matanya mengekor ke arah mata Zaki, jantungnya

berdebar kencang dan hatinya merasa lega luar biasa. (Febi, 2020:42).

Kutipan di atas menjelaskan id dalam tokoh Risa. Dilihat dari tindak

refleks Risa yang secara langsung dilakukan ketika “tersenyum, jantungnya

berdebar kencang, dan hatinya merasa lega luar biasa” ketika matanya mengekor

ke arah mata Zaki. Secara otomatis Risa sudah melakukan proses kenikmatan

dalam dirinya. Selanjutnya struktur kepribadian id dapat dilihat dari kutipan

berikut.

Bulir bening menetes di pelupuk mata Risa, berdebar


hatinya, gemetar tangan dan lututnya, dia menangis haru
sembari mencengkeram tangan umi dan adiknya. Kini, dia
telah mejadi tanggung jawab Zaki, tugasnya adalah
mengabdikan diri dengan ikhlas hanya untuk Zaki. Cinta yang
dia ramu dan dia simpan dalam doa akhirnya terkabulkan oleh
allah hari ini, dimana sosok imam yang dia idamkan mengucap
kabul atas nama dirinya. (Febi, 2020:61).

Kutipan di atas menjelaskan id dalam tokoh Risa, jelas sekali tindak

refleks yang di alami Risa. Dilihat dari ”bulir bening menetes di pelupuk mata

risa, berdebar hatinya, gemetar tangan dan lututnya, dia menangis haru sembari

mencengkeram tangan umi dan adiknya” ketika sosok imam yang dia idamkan

mengucap kabul atas nama dirinya, kini cinta yang dia ramu dan dia simpan

dalam doa akhirnya terkabulkan oleh Allah. Secara langsung Risa sudah

melakukan proses kenikmatan yang ia rasakan. Selanjutnya struktur kepribadian

id dapat dilihat dari kutipan berikut.


46

Kedatangan Zaki tiba-tiba untuk mengkhitbah begitu


mengejutkan dirinya. Tak menepis bahwa ia merasa
bahagia, namun kebahagiaan itu tak sempurna saat
mendengar dari Rere, teman Risa, bahwa gadis yang dekat
dengan Zaki dilamar seseorang dua minggu sebelumnya.
Hati Risa hancur saat mengetahui bahwasanya dia hanya
menjadi pelarian semata.” (Febi, 2020:63).

Kutipan tersebut menggambarkan id dalam proses primer dalam tokoh

Risa. Dilihat dari Risa merasakan kebahagiaan karena memang sudah lama ia

menyukai sosok Zaki, tapi ia juga membayangkan bahwa secara tidak langsung ia

hanya menjadi pelarian cinta Zaki. Hal tersebut dapat dilihat dari kalimat “Tak

menepis bahwa ia merasa bahagia, namun kebahagiaan itu tak sempurna saat

mendengar dari Rere, teman Risa, bahwa gadis yang dekat dengan Zaki dilamar

seseorang dua minggu sebelumnya”. Selanjutnya struktur kepribadian id dapat

dilihat dari kutipan berikut.

Risa mengembangkan senyum ketika disebut bu Zaki oleh pak Samad.

Seperti ada sebuah kebanggan tersendiri dalam hatinya. (Febi, 2020:81).

Kutipan di atas menggambarkan jelas kepribadian id dalam tokoh Risa.

Dilihat dari Risa “mengembangkan senyum” ketika di sebut bu Zaki oleh pak

Samad karena ia merasa ada kebanggaan tersendiri dalam hatinya. Tindak refleks

yang secara langsung dilakukan tokoh Risa ketika merasa begitu bahagia dan itu

merupakan proses kenikmatan. Selanjutnya struktur kepribadian id dapat dilihat

dari kutipan berikut.

Risa melempar gunting, sedangkan Zaki dengan sengaja melempar kertas.

seperti dugaannya, Risa memekik kegirangan. (Febi, 2020:140).


47

Kutipan di atas menjelaskan id sangat jelas dalm tokoh Risa. Dilihat dari

tindak refleks secara langsung di lakukan oleh Risa yang ”memekik kegirangan”

karena ia melempar gunting sedangkan Zaki melempar kertas.

2. Ego Tokoh dalam Novel Cinta dalam Sujudku Karya Diana Febi

1) Ego dalam Tokoh Zahra

Ego berada di area sadar dan tidak sadar. Tugas dari ego adalah mencegah

terjadinya tegangan baru atau menunda kerja dari prinsip kenikmatan sehingga

dapat memuaskan kebutuhan. Proses yang dilalui oleh ego adalah proses berpikir

realistis, seperti halnya penalaran, penyelesaian masalah, dan pengambilan

keputusan. Misalnya dilihat dari kutipan narasi dan dialog yang terdapat di dalam

novel Cinta dalam Sujudku Karya Diana Febi.

“kamu jahat! Kamu jahat, Zaki. Aku benci kamu!”. Bencilah aku sesuka

hatimu, dengan begitu aku akan mudah untuk melupakan perasaanku kepadamu,

jawab Zaki. (Febi, 2020:31).

Kutipan narasi di atas menjelaskan Ego Zahra dalam mengambil

keputusan untuk dirinya sendiri. Dilihat dari perkataannya mengenai ‘aku benci

kamu’. Zahra mengambil keputusan atas Egonya bahwa ia akan membenci Zaki.

Padahal Zaki seperti itu karena ia melindungi dirinya agar bisa melupakan Zahra.

Selanjutnya struktur kepribadian ego dapat dilihat dari kutipan berikut.

“Ki, kita lupain masalah diantara kita sebentar saja. Aku mohon sama

kamu buat bujuk kak Revi biar mau makan. Please, Ki.” (Febi, 2020:53).

Kutipan narasi di atas jelas ciri Ego dari Zahra yang berpikir realistis.

Dilihat dari perkataannya “lupain masalah diantara kita sebentar saja.” Disitu
48

Zahra memohon kepada Zaki agar menuruti keinginannya agar dapat membujuk

kakaknya Revi agar mau makan. Bisa dilihat jugah dari perkataannya yang

memohon dengan kata “Please.” Selanjutnya struktur kepribadian ego dapat

dilihat dari kutipan berikut.

Zahra mendengus, kemudian menyipitkan pandangannya ke Risa. “aku

sudah tidak menyalakan Zaki atas keputusannya menikahimu. Hanya saja aku

tidak bisa memaafkan Zaki atas keputusannya mencintaiku dan

mengkhianati janjinya untuk menikahi kak Revi,” kata Zahra blak-blakan.

(Febi, 2020:88).

Kutipan narasi di atas merupakan ciri Ego dari Zahra dalam mengambil

keputusan. Dilihat dari perkataannya kepada Risa yaitu “hanya saja aku tidak bisa

memaafkan Zaki atas keputusannya mencintaiku dan mengkhianati janjinya untuk

menikahi kak Revi.” Zahra terang-terangan menjelaskan bahwa ia mengambil

keputusan bahwa ia tidak bisa memafkan Zaki, karena menurutnya Zaki sudah

tidak menepati janjinya. Selanjutnya struktur kepribadian ego dapat dilihat dari

kutipan berikut.

Zahra langsung mengambil semuah mukena yang kotor, kemudian

dimasukkan kedalam plastiknya tanpa bicara sekatapun kepada Risa yang

saat itu bingung”. Mau membantu seperti apa, semuah mukena diambil Zahra.

(Febi, 2020:97).

Kutipan narasi diatas menggambarkan ego Zahra dalam bertindak

mengambil keputusan. Dilihat dari tindakannya yang “langsung mengambil

semuah mukena yang kotor, kemudian dimasukkan kedalam plastiknya tanpa


49

bicara sekatapun kepada Risa yang saat itu bingung.” Zahra yang tidak

memperdulikan Risa yang ada ditempat itu, padahal niat Risa baik karena ingin

membantu. Selanjutnya struktur kepribadian ego dapat dilihat dari kutipan

berikut.

Setelah acara akad, Zaki langsung memboyong Zahra ke


rumahnya dan tinggal bersama dengan Risa. Sebelumnya Risa
sudah menyiapkan sebuah kamar di sebelah kamarnya, namun
Zahra menolak bersampingan kamar dengan kamar Risa
sebab rasa tidak enaknya. Dia menginginkan kamar di
bawah. Malam itu jugah Risa di bantu Zaki merapikan kamar
untuk Zahra di lantai bawah. (Febi, 2020:198).

Kutipan narasi diatas merupakan sebuah prinsip realistis yang dilakukan

oleh Zahra. Dilihat dari dialog Zahra “menolak bersampingan kamar dengan Risa,

kemudian ia menginginkan kamar di bawah saja”. Dari keinginan itu, Zahra

bahkan tidak merasa bahwa ia sudah bersikap tidak pantas terhadap Risa dan

Zaki, seharusnya ia paham saat itu ia merupakan orang baru di antara Zaki dan

Risa.

2) Ego dalam Tokoh Zaki

Struktur kepribadian ego dapat dilihat dari kutipan-kutipan dibawah ini.

Hanum memberikan amanah Revi kepada Zaki, namun Zaki menolaknya.

Bahkan, Zaki meminta hanum untuk memberikan kue-kue itu untuk teman-

teman hanum disekolah. (Febi, 2020:14).

Kutipan narasi diatas jelas sekali menunjukkan ego dari tokoh Zaki.

Dilihat dari Zaki “menolak bahkan meminta hanum untuk memberikan kue-kue

itu ke teman-teman hanum disekolah.” Zaki yang langsung menyelesaikan

masalahnya karena ia menolak pemberian dari Revi kemudian Zaki langsung


50

mengambil keputusan bahwa kue-kue itu diberikan ke Hanum untuk teman-

temannya. Selanjutnya struktur kepribadian ego dapat dilihat dari kutipan berikut.

“kamu boleh bilang deh, sama umi kalau nilai ulanganku dapat telor

ceplok, tapi kamu ngga boleh bilang kalau aku habis berantem sama teman

sebangkuku, ya? Janji?” (Febi, 2020:75).

Kutipan narasi diatas menggambarkan ego dari tokoh Zaki. Dilihat dari

perkataan Zaki ”tapi kamu ngga boleh bilang kalau aku habis berantem sama

teman sebangkuku, ya? Janji?”. Secara sadar Zaki memintah zahra untuk

berbohong kepada uminya bahwa ia habis berantem sama teman sebangkunya.

Selanjutnya struktur kepribadian ego dapat dilihat dari kutipan berikut.

“Nanti aku tidur di ruang tengah, ya, jagain Zahra.” Berkata seperti

itu Zaki kepada Risa. Padahal malam ini waktu Zaki untuk tidur di kamarnya. ...

(Febi, 2020:214).

Kutipan narasi di atas menggambarkan ego tokoh Zaki dalam mengambil

keputusan, dilihat dari perkataannya “nanti aku tidur di ruang tengah, ya, jagain

Zahra.” Terlihat jelas dari perkataan itu bahwa Zaki hanya memikirkan satu pihak

tanpa mengerti pihak yang lain yaitu Risa, ia tidak tau yang dirasakan Risa,

padahal malam itu waktu untuk bersamanya. Selanjutnya struktur kepribadian ego

dapat dilihat dari kutipan berikut.

Zaki tersenyum kecut . “Dari pada diam di rumah? Maksudmu dari

pada mengurus suami mending senang-senang sama laki-laki lain?”. Kalimat

terakhir Zaki mengejutkat Risa, matanya kontan terbeliak kaget. “maksud mas?”

(Febi, 2020:235).
51

Kutipan narasi di atas menggambarkan ego Zaki yang berfikir realistis

dengan menggunakan penalarannya. Dilihat dari percakapannya “dari pada diam

di rumah? Maksudmu dari pada mengurus suami mending senang-senang sama

laki-laki lain?”. Secarah tidak sadar, Zaki sudah menyakitti perasaan istrinya.

3) Ego dalam Tokoh Risa

Struktur kepribadian ego dapat dilihat dari kutipan-kutipan dibawah ini.

“Iya maaf, suamimu ini katrok baru merasakan cemburu sama istri sendiri,

jadi nggak bisa pakai akal sehat.”Risa tertawa.” Memang dulu pas melihat

mbak Zahra sama calon suaminya, mas Zaki nggak cemburu?” (Febi,

2020:133).

Kutipan narasi di atas menggambarkan ego dari tokoh Risa. Dilihat dari

perkataan Risa ”Memang dulu pas melihat mbak Zahra sama calon suaminya, mas

Zaki nggak cemburu?”. Secara tidak sadar Risa sudah menyinggung Zaki atas

masalalunya dengan Zahra, padahal saat itu mereka tengah asik berbicara.

Selanjutnya struktur kepribadian ego dapat dilihat dari kutipan berikut.

“Aku harus gimana, Re?” kata Risa dengan suara seraknya.


“Apa aku mintah pisah aja?” lanjutnya dengan mengangkat
kepalanya menghadap Rere. “Hush apaan sih, ngomong
gitu!”kontan Rere menegurnya. “kamu mau bikin program
iblis berhasil dengan minta pisah? Perceraian memang halal
ris, tapi di benci sama Allah. Yang aku enggak suka dari kamu
itu gini nih, memutuskan sesuatu tanpa pertimbangan, tanpa
petunjuk dari Allah.” (Febi, 2020:227).

Kutipan narasi di atas menggambarkan ego tokoh Risa dalam mengambil

keputusan. Dilihat dari perkataannya, “apa aku mintah pisah aja?”. Secara sadar

Risa menginginkan kehendaknya bahwa ia ingin berpisah dengan suaminya.


52

3 . Super Ego Tokoh dalam Novel Cinta dalam Sujudku Karya Diana Febi

1) Super Ego dalam Tokoh Zahra

Struktur kepribadian super ego yang terdapat di dalam novel Cinta Dalam

Sujudku Karya Diana Febi dapat dilihat dari kutipan narasi dan dialog berikut ini.

Malam itu, setelah melaksanakan sholat isya, Zaki diseret secara paksa

oleh Zahra untuk masuk ke rumahnya, meski Zaki sudah bilang akan ke

rumahnya setelah menaruh sarung. Namun, kiranya Zahra sudah tidak sabar

untuk mengajak Zaki ke rumahnya. (Febi, 2020:07).

Kutipan narasi di atas menggambarkan jelas bentuk superego yang

mengacu pada kepribadian Zahra, hal tersebut dapat dilihat dari perlakuan zahra

ketika ”Zaki diseret secara paksa oleh Zahra untuk masuk ke rumahnya, meski

Zaki sudah bilang akan ke rumahnya setelah menaruh sarung”. Perlakuan Zahra

jelas sekali memaksa Zaki, padahal Zaki sudah memberikan penjelasan

kepadanya. Selanjutnya struktur kepribadian super ego dapat dilihat dari kutipan

berikut.

“Nikahi kak Revi.” Zaki menatap Zahra dengan tatapan tak


percaya. Pengharapan macam itu? Di detik-detik Zaki akan
menikahi Risa, Zahra malah meminta Zaki untuk
menikahi kakaknya. “Gila kamu, ya.” Jawab Zaki. Zahra
menggeleng. “Kamu yang gila! Sudah tahu bertahun-tahun kak
Revi mencintaimu, mengharapkanmu. Tapi satu kalipun kamu
nggak pernah menoleh ke arahnya. Kamu malah menikahi
wanita lain. Kamu yang gila!” (Febi, 2020:57).

Kutipan narasi di atas merupakan ciri super ego dari tokoh Zahra. Dilihat

dari permintaan Zahra yang sangat memaksa Zaki agar menikahi Revi kakaknya

pada saat detik-detik Zaki akan menikahi Risa. Perbuatan itu dengan tidak sadar

bahwa Zahra sudah sangat memaksakan kehendaknya. Dilihat dari “Di detik-detik
53

zaki akan menikahi risa, zahra malah meminta zaki untuk menikahi kakaknya”.

Selanjutnya struktur kepribadian super ego dapat dilihat dari kutipan berikut.

Tidak boleh ada yang menyukai Zaki kecuali Revi, tidak boleh ada

yang mendekati Zaki kecuali Zahra dan Revi. Itu sebabnya sejak dulu, Zahra

selalu bermasalah dengan gadis-gadis yang menyukai Zaki waktu sekolah maupun

kuliah. Sebab itu Zahra tidak punya teman dekat selain Zaki. (Febi, 2020:71).

Kutipan narasi di atas menggambarkan ciri superego dari tokoh Zahra.

Dilihat dari perkataan Zahra “Tidak boleh ada yang menyukai Zaki kecuali Revi,

tidak boleh ada yang mendekati Zaki kecuali Zahra dan Revi”. Jelas sekali Zahra

yang menginginkan kehendaknya sendiri dimana ia meminta Zaki harus menyukai

kakaknya Revi.

2) Super Ego dalam Tokoh Zaki

Struktur kepribadian super ego dapat dilihat dari kutipan-kutipan dibawah

ini.

Zaki menoleh ke Risa, ditatapnya lamat-lamat. “apa karena


susmimu ini tidak bisa memberimu nafkah batin, sampai-
sampai kamu mencari kepuasan laki-laki lain?” Risa
terhenyak mendengar kalimat Zaki, seperti tertancap sebuah
pedang tajam yang merobek harga dirinya sebagai seorang istri
bulir air mata menetes di pipinya bersamaan dengan itu suara
tamparan terdengar. (Febi, 2020:126).

Kutipan narasi di atas menggambarkan jelas superego dari tokoh zaki.

Dilihat dari perkataan Zaki kepada Risa “apa karena suamimu ini tidak bisa

memberimu nafkah batin, sampai-sampai kamu mencari kepuasan laki-laki lain?”.

Perkataan Zaki secara tidak sadar sangat menyakitti hati Risa, tanpa memikirkan
54

perasaan istrinya Zaki sudah berprasangka buruk. Selanjutnya struktur

kepribadian super ego dapat dilihat dari kutipan berikut.

“Aku janji, aku akan membantumu menghukum pelaku yang


sudah berbuat keji sama kamu. Aku janji Zahra.” Ucap Zaki.
“Tapi...” jawab Zahra. “aku bersumpah...” kalimat Zaki
terjedah sepersekian detik, sebelum akhirnya dia mengatakan
empat kata penting yang sebelumnya tidak pernah ada di
pikirannya. “aku yang akan menikahimu!” (Febi, 2020:184).

Kutipan narasi di atas menggambarkan ciri superego dari tokoh Zaki.

Dilihat dari perkataan Zaki “aku bersumpah...” secara tidak sadar Zaki sudah

berprasangka tidak baik, Zaki yang hanya manusia biasa tanpa tahu apa yang akan

terjadi untuk kedepannya, ia sudah mendahului rencana tuhan atas perkataannya

itu. Selanjutnya struktur kepribadian super ego dapat dilihat dari kutipan berikut.

“kamu itu wanita seperti apa sih, Ris? Apa selama ini kamu

bersembunyi di balik topeng shalihamu?” cecar Zaki. “dulu bodohnya aku

masih percaya sama kamu, sekarang ada buktinya, kamu masih mau mengelak

kalu kamu sebenarnya ada sesuatu sama Andika?” (Febi, 2020:236).

Kutipan narasi di atas jelas menggambarkan superego dalam toloh zaki.

Dilihat dari perkataannya “kamu itu wanita seperti apa sih, Ris? Apa selama ini

kamu bersembunyi di balik topeng shalihamu?” kontan Zaki secara sadar

memberikan pengumpamaan secara tidak baik terhadap istrinya yang selama ini

sudah sangat mengerti dirinya.

3) Super Ego dalam Tokoh Risa

Struktur kepribadian super ego dapat dilihat dari kutipan-kutipan dibawah


ini.
Risa memberikan uang lima ribu lembaran kemudian
mengambil plastik yang berisi tomat itu kembali. “Dan satu
lagi, satu-satunya orang yang punya hak atas diri mas Zaki
55

adalah Risa, istri sahnya,” pungkas Risa sembari tersenyum


ke arah Zahra. “Risa duluan ya mbak. Assalammualaikum.”
Risa beranjak dari hadapan Zahra yang bungkam seribu
bahasa. (Febi, 2020:88).

Kutipan narasi di atas menggambarkan ciri superego dari tokoh Risa.

Dilihat dari perkataan Risa “Dan satu lagi, satu-satunya orang yang punya hak

atas diri mas Zaki adalah Risa, istri sahnya,” secara sadar risa dengan sengaja

menjelaskan keberadaannya atas hidup Zaki yang merupakan hak yang

semestinya ia ambil agar bisa melindungi dirinya agar Zahra tau dengan posisinya

tersebut. Selanjutnya struktur kepribadian super ego dapat dilihat dari kutipan

berikut.

Risa meraih tangan kanan Zaki. “Risa mau mas Zaki tetap mencintai

Risa apa pun yang terjadi”. Risa mau mas Zaki menjadi imam yang bisa

membimbing Risa ke jalan allah, ke surga tentunya,” ucapnya. (Febi, 2020:140).

Kutipan dialog diatas menggambarkan ciri superego tokoh Risa. Dilihat

dari perkataannya “Risa mau mas Zaki tetap mencintai risa apa pun yang terjadi”.

Risa mau mas Zaki menjadi imam yang bisa membimbing Risa ke jalan allah, ke

surga tentunya. Dari perkataan risa tersebut, ia menginginkan kehendak atas

dirinya terhadap Zaki, keinginannya itu merupakan sifat prasangka yang

membuatnya mengacu pada moral kepribadian yang mengenal nilai baik.

4.2 Pembahasan

Hasil penelitian dalam novel Cinta dalam Sujudku karya Diana Febi

berdasarkan kajian psikologi tokoh utama dengan teori Psikoanalisis yang

dikemukakan oleh Sighmund Freud dengan memiliki tiga unsur kepribadian yaitu

id, ego, dan super ego. Dari tiga tokoh utama yang telah diteliti yaitu Zahra, Zaki
56

dan Risa maka dapat di peroleh dari masing-masing tokoh yang memiliki sikap

kejiwaan yang berbeda-beda. Tokoh Zahra memiliki tujuh struktur id, struktur id

dalam tokoh Zahra ini lebih dominan pada proses primer yang ia lakukan karena

tindakannya yang sewenang-wenang dan lebih mementingkan dirinya sendiri.

lima struktur ego, di dalam ego sendiri Zahra lebih dominan ke prinsip realita. dan

tiga struktur super ego yang lebih menonjol ke dalam nilai moral tindakan Zahra

yang sering tidak bisa dikendalikan. Sedangkan Zaki memiliki lima struktur id,

empat struktur ego, dan tiga struktur super ego. Artinya tokoh Zaki lebih dominan

menggunakan struktur id yang mengacu pada tindakan refleks nya. Kemudian

Risa memiliki lima struktur id, dua struktur ego, dan dua struktur super ego. Sama

dengan Zaki, tokoh Risa lebih dominan menggunakan struktur id yang mengacu

pada tindakan refleks yang di lakukannya ketika menolak rasa sakit.

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dikemukakan bahwa hasil

penelitian ini menunjukkan adanya struktur kepribadian yang berfokus pada id

yang lebih mendominan terlihat dalam cerita novel Cinta dalam Sujudku Karya

Diana Febi . Adanya kesamaan dari penelitian yang sudah dilakukan oleh Rizky

Fitria dengan judul Kajian Psikologi Sastra dalam Novel Egosentris Karya

Syahid Muhammad yaitu menunjukkan adanya struktur id yang lebih dominan

karena terlihat cerita dalam novel banyak menceritakan keinginan dari setiap

tokoh yang ingin segerah terlaksanakan, yang mencari kenikmatan dan

menghindari rasa sakit. Misalnya melakukan tindak refleks seperti tertawa.


57

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Novel merupakan bentuk karya sastra yang ceritanya mengangkat tentang

kehidupan yang dialami manusia. Di dalam novel terdapat ungkapan kejiwaan

pengarang, yang menggambarkan emosi dan pemikiran di setiap antar tokoh

dalam cerita yang disebut psikologi sastra. Salah satu hukum atau teori yang

terkenal di dalam psikologi sastra adalah teori psikoanalisis yang dikemukakan

oleh Sigmund Freud, ia menekankan arti penting yang besar mengenai proses

bawah sadar sikap manusia dalam kejiwaannya. Di dalam teori Psikoanalisis

Sighmund Freud membagi struktur kepribadian menjadi tiga unsur yaitu id, ego

dan super ego.

Berdasarkan hasil analisis data yang di lakukan pada bab empat,

ditemukan struktur kepribadian id, ego, dan super ego dari tiga tokoh utama,

tokoh Zahra, Zaki dan Risa. Tokoh Zahra memiliki tujuh id, lima ego, dan tiga

superego. Tokoh Zaki memiliki lima id, empat ego, dan tiga superego. Tokoh

Risa memiliki lima id, dua ego, dan dua superego.

1. Tokoh Zahra lebih dominan dalam struktur id yang mengacu pada tindakan

sewenang-wenang dan lebih mementingkan dirinya sendiri yang termasuk

dalam proses primer. Sedangkan tokoh Zaki lebih mendominan ke tindak

refleks yang ia rasakan. Dan, tokoh Risa yang sangat bertolak belakang dengan

tokoh Zahra, Risa yang memiliki sifat lembut dan penuh kesabaran dan banyak

ketawa yang merupakan tindak refleks.


58

2. Struktur ego, dari ketiga tokoh. Dilihat dari penalaran, penyelesaian masalah,

dan dalam pengambilan keputusan tokoh Zahra lebih dominan di bandingkan

tokoh Zaki dan Risa.

3. Super ego, dari tokoh Zahra, Zaki, dan Risa. keseluruhan lebih dominan ke

nilai-nilai moral dari masing-masing tokoh. Zahra yang memiliki nilai moral

yang lebih menonjol ke keburukan karena tindakannya yang sering tidak bisa

mengendalikan dirinya sendiri. Tokoh Zaki mendominan pada tindakannya

yang selalu tidak bisa melihat kebaikan Risa dan selalu berprasangka buruk.

Sedangkan Super ego tokoh Risa lebih mendominan pada nilai moral baik dan

sabarnya ia menghadapi situasi yang terdapat dalam cerita novel Cinta dalam

Sujudku karya Diana Febi.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dari dalam novel Cinta dalam Sujudku karya

Diana Febi, dengan menggunakan teori psikoanalisis sighmund freud maka

peneliti memberikan saran:

1. Novel Cinta dalam Sujudku karya Diana Febi ini diharapkan untuk di baca agar

pembaca lebih paham tentang konflik yang ada dalam ceritanya sehinggah

dapat di jadikan pedoman hidup tentang bagaimana cara ketiga tokoh utama ini

mengatasi berbagai permasalahan yang menimpahnya.

2. Untuk peneliti berikutnya yang ingin mengkaji teori yang sama dengan

penelitian ini, supaya dapat lebih mengembangkan dengan sebaik mungkin.

Bukan dalam teori psikoanalisis saja, novel Cinta dalam Sujudku jugah bisa di

analisis menggunakan teori psikologi lainnya seperti neurobiologist dan

kognitif.
59

3. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti-

peneliti selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2019. Metode Penelitian Kualitatif. Depok: Rajawali Pers.

Alwisol. 2018. Psikologi Kepribadian. Universitas Muhammadiyah Malang.

Rizky Fitria. 2019. Kajian Psikologi Sastra dalam Novel Egosentris Karya Syahid
Muhammad. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan.

Endraswara. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta.

Febi. 2020. Cinta dalam Sujudku. Yogyakarta: Rain Books.

Missriani. 2018. Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel Negeri Lima Menara Karya
A. Fuadi. Palembang: Perpustakaan Nasional Katalog (KDT) Anggota
Ikapi.

Nurgiyantoro. 2015. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Komariah dan Satori. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Rohman dan Emzir. 2016. Teori dan Pengajaran Sastra. Jakarta: Rajawali Pers.

Semi. 2012. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.

Suherman. 2017. Analisis Psikologis Tokoh Andre dalam Novel Ibuku Perempuan
Berwajah Surga. Universitas Mattaram.

Sumanto. 2014. Psikologi Umum. Deresan CTX, Gejayan, Yogyakarta.

Susanto. 2012. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Kelurahan Jagakarsa.

Suryaman dkk. 2018. Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan.

Tryas Dani. 2021. Struktur Kepribadian Tokoh dalam Novel Anak Bungsu Karya
Soesilo Tour. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Zaviera. 2020. Teori Kepribadian Sigmund Freud. Depok. Jogjakarta:


Prismasophie
RIWAYAT HIDUP

Peti Marsela, dilahirkan pada tanggal 22 juli 2000. Di


desa Pulau Kecamatan Pajar Bulan Kabupaten Lahat
Sumatera Selatan. Putri bungsu dari dua bersaudara
pasangan Rizali dan Wana. Penulis menamatkan Sekolah
Dasar di SD Negeri 01 Pajar Bulan Kecamatan Pajar
Bulan Kabupaten Lahat pada tahun 2012 dan
menamatkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri
01 Pajar Bulan Kecamatan Pajar Bulan Kabupaten Lahat
pada tahun 2015. Kemudian menamatkan Sekolah Menengah Atas di SMK
Negeri 01 Jarai Kecamatan Jarai Kabupaten Lahat Sumatera Selatan dengan
mengambil jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) pada tahun 2018.
Setelah tamat langsung melanjutkan pendidikan ke Sekolah Tinggi Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Pagaralam dengan mengambil jurusan Program
Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia. Alhamdulillah penyusunan
skripsi ini, penulis selesaikan di semester VIII tahun 2022.

Anda mungkin juga menyukai