Referensi Skripsi Transportasi (4) UNMA 2021
Referensi Skripsi Transportasi (4) UNMA 2021
SKRIPSI
Disusun Oleh
NURSYAFITRI BR REGAR
188110162
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat, dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan
pendidikan Program Studi Srata I (S-1) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Sesuai dengan judulunya, dalam skripsi ini akan dibahas mengenai tebal
lapis perkerasan serta mencari nilai kerusakan retak lelah (Nf) dan retak alur (Nd)
namun berkat saran, kritik, serta dorongan semangat dari berbagai pihak,
alhamdulillah Skripsi ini dapat diselesaikan. Berkait dengan ini, penulis ingin
1. Bapak Prof. Dr. Dadan Ramdan, M.Eng, M.Sc, selaku Rektor Universitas
Medan Area.
2. Ibu Dr. Dina Maizana, MT , selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Medan
Area.
3. Susilawati, S.Kom, M.Kom, selaku Plt. Ketua Program Studi Teknik Sipil
6. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Sipil dan Staff Pegawai di Fakultas Teknik Sipil
7. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya penulis kepada kedua orang tua, kedua
abang dan kakak saya yang telah memberikan semangat dan dukungan baik
secara moral maupun material serta do’a yang tidak pernah putus untuk penulis
Jurusan Sipil Universitas Medan Area, serta semua pihak yang telah banyak
membangun.
Akhir kata penulis berharap Skripsi ini dapata bermanfaat bagi penyusun
Nursyafitri Br Regar
188110162
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. i
ABSTRACT........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI .... ..................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... viii
DAFTAR TABEL... ............................................................................................. ix
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN ............................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...............................................................................1
1.2. Maksud dan Tujuan ........................................................................2
1.3. Rumusan Masalah ..........................................................................3
1.4. Batasan Masalah.............................................................................3
1.5. Manfaat Penelitian..........................................................................3
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1. Umum .............................................................................................4
2.2. Perkerasan Lentur ...........................................................................9
2.3. Metode Perencanaan Perkerasan Lentur ..................................... 14
2.4. Pemodelan Lapisan Perkerasan ................................................... 35
2.5. Analisa Kerusakan Perkerasan .....................................................41
2.6. Program KENPAVE ....................................................................44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian......................................................................... 59
3.2. Tinjauan Umum............................................................................60
3.3. Tahap Perencanaa .........................................................................60
3.4. Pengumpulan Data .......................................................................62
3.5. Jenis-jenis data ............................................................................62
3.6. Analisa dan Pengolahan Data .......................................................64
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisa Perhitungan Tebal Perkerasan ........................................ 65
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan Antara Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku .............. 7
Tabel 2.2. Umur Rencana Perkerasan Jalan Baru (UR) ......................................... 20
Tabel 2.3 Faktor Laju Pertumbuhan Lalu Lintas (i %) .......................................... 22
Tabel 2.4 Faktor Distribusi Lajur (DL) ................................................................. 23
Tabel 2.5 Nilai VDF Masing-masing Jenis Kendaraan Niaga ............................... 25
Tabel 2.6 Nilai VDF Masing – masing Jenis Kendaraan Niaga ............................ 26
Tabel 2.7 Desain Pondasi Jalan Minimum ........................................................... 29
Tabel. 2.8 Ketentuan Pertimbangan Jenis Desain Perkerasan .............................. 30
Tabel 2.9 Desain Perkerasan Lentur – Aspal
dengan Lapis Pondasi Berbutir ............................................................. 32
Tabel 2.10 Penyesuaian Tebal Lapis Fondasi Agregat A
Untuk Tanah Dasar CBR ≥ 7 % ........................................................... 33
Tabel 2.11 Karakteristik modulus bahan berpengikat ........................................... 34
Tabel 2.12 Karakteristik Modulus Bahan Berbutir Lepas ..................................... 35
Tabel 2.13 Nilai-nilai Elastisitas ........................................................................... 37
Tabel 2.14 Nilai Elastisitas Tipikal ....................................................................... 37
Tabel 2.15 Nilai Poisson Ration ............................................................................ 38
Tabel 2.16 analisa struktur perkerasan .................................................................. 40
Tabel 2.17 Satuan English dan SI .......................................................................... 53
Tabel 4.1 LHR 2019 Ruas Jalan Sp. Tanjung Kasau - Bandar Masilam
(Batas Kab. Simalungun) Kab. Batubara .............................................. 66
Tabel. 4.2 Faktor distribusi lajur (DL) ................................................................... 67
Tabel 4.3 Nilai VDF masing-masing jenis kendaraan niaga ...................................69
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan CESA4 dan CESA5 ............................ 70
Tabel 4.5 Nilai CBR Ruas Jalan Sp. Tanjung Kasau - Bandar Masilam
(Batas Kab. Simalungun) Kab. Batubara .............................................. 72
Tabel 4.6 Faktor penyesuaian modulus tanah
dasar terhadap kondisi musim ............................................................... 73
Tabel 4.7 Desain Pondasi Jalan Minimum ............................................................ 74
Tabel 4.8 Pemilihan jenis perkerasan .................................................................... 75
MR = Modulus Resilient
MST = Modulus Sumbu Terberat
Nd = Jumlah repetisi beban gandar standar yang memicu terjadinya
kerusakan permanent deformation
Nd = Jumlah repetisi beban gandar standar yang memicu terjadinya
kerusakan rutting
Nf = Jumlah repetisi beban gandar standar yang memicu terjadinya
kerusakan fatigue cracking
P = beban terpusat
Pd = beban satu roda (kN)
PI = Plasticity Index
Q = tekanan kontak roda (kPa)
R = faktor pengali pertumbuhan lalu lintas
r = jari-jari
Sd = jarak antara 2 roda
UR = Umur Rencana
VDF = angka ekivalen kendaraan tertentu (vehicle damage factor)
WIM = Weight in Motion
XW = Center to center spacing between two axles along the X
YW = Center to center spacing between two dual wheels along the Y axis
ε = regangan
εc = regangan tekan vertikal diatas lapisan dasar
εt = regangan tarik horizontal di bagian bawah aspal
μ = Poisson’s Ratio
σ = tegangan (N/m2) atau Pascal (Pa)
τ = tegangan geser
BAB I
PENDAHULUAN
Jalan berguna agar masyarat dapat mecapai wilayah satu ke wilayah lain. Dari itu,
memperoleh jalan yang layak digunakan. Maka pembangunan jalan wajib memakai
dengan hukum fisika dasar serta penentuan reaksi perkerasan pada beban roda
sepeerti tegangan dan regangan serta perpindahan. Sementara model empiris dari
metodi mekanik dan empris bisa menjadi penyelesaian desain jalan efektif, lebih
memakai Desain Bina Marga 1987 yang diadopsi dari Desain AASHTO 1972 yang
kemudian di kembangkan lagi. Ini dilakukan mengingat kondisi iklim di negara kita
lebih tropis tidak sama dengan kondisi di amerika. Pada penyelidikan di analisis
tebal pada perkerasan dengan mengenakan peraturan desain yang terbaru dibuat
Bina Marga yaitu Manual Desain Perkerasan nomor 04/SE/Db/2017/ MDP 2017
ini adalah revisi dari metode sebelumnya yaitu Bina Marga nomor 02/M /BM/2013.
perkerasan jalan memakai desain MDP 2017 yang selanjutnya akan dianalisis
retak lelah (fatigue cracking) serta kerusakan retak alur (rutting) dilandaskan nilai
output pada program Kenpave berupa regangan tarik horizontal dan regangan tekan
vertikal. kerusakan retak lelah (fatigue cracking) terjadi karna adanya regangan
horizontal yang terjadi di lapis aspal diakibatkan dari repetisi beban lalulitas yang
retak alur (rutting) terjadi karena peubahan bentuk permanen tiap lapisan
dan nilai kemampuan jalan untuk mengalami retak lelah dan rutting dapat diketahui.
Sementara Tujuan dari analisis yaitu untuk mendapat nilai repetisi beban
retak lelah (Nf) dan repetisi beban retak alur (Nd) yang lebih besar atau lebih kecil
dari nilai repetisi beban rencana (Nr) dari data perhitungan tebal lapisan perkerasan
2 Berapa nilai Tangential Strain dan Vertical strain yang didapat dengan
pembahasan yang terlalu luas dan sesuai dengan kelengkapan perolehan data, maka
MDP 2017.
selanjutnya atau bahan masukan dalam perencanaan tebal lapis perkerasan jalan
sejenisnya.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Umum
yang berfungsi untuk melayani beban lalu lintas. Perkerasan jalan adalah suatu
bangunan yang terdiri dari banyak lapis yang dirancang untuk mampu memikul
beban lalu lintas yang berulang sehingga deformasi yang besar tidak akan dialami
tanah. Bangunan perkerasan dapat didefinisikan suatu bangunan terbuat dari satu
lapis atau banyak lapis perkerasan dimana lapisan tersebut terbuat dengan
perkerasan jalan merupakan bangunan yang dibuat di atas lapisan tanah asli yang
apapun dan ketebalan tiap lapisan mesti kuat dalam menopang beban diatas yang
sedang bekerja. sehingga pada saat penggunaan berharap jalan tidak akan terjadi
tersebut mendapat repetisi beban di atasnya yang bekerja. Apabila beban datang
peubahan bentuk terjadi di pemukaan struktu. Jika terjadi beban berlebih dan
pada saat menggunakan jalan dan dapat juga berdampak terjadi runtuhnya badan
jalan (struktur jalan). Agar memperoleh perkerasan yang mempunyai daya dukung
layak serta mencapai ketahanan yang lama dan ekonomis seperti yang diinginkan.
Oleh karena itu perkerasan dirancang lebih dari satu lapisan. Menurut material
lapisan yang diletakkan di atas tanah dasar yang telah di padatkan. Lapisan
perkerasan tersebut bersifat memikul serta menyebarkan beban lalu lintas ke tanah
dasar.
beton dengan atau tanpa tulangan sebagai lapisan atas, diletakan di atas pondasi
atau tepat di atas tanah dasar. Lapisan perkerasan kaku seperti ditunjukkan pada
perkerasan kaku, atau sebaliknya. Pada umumnya lapisan komposit biasanya dapat
atasnya lapisan kaku pada perkerasan yang lama. Sedangkan , perkerasan lama
diatasnya ditambah dengan lapisan pondasi grnular, Asphalt Treated Base (ATB)
jalan harus diperhatikan dengan matang. Karena setiap jenis perkerasan seperti
perkerasan apa yang akan digunakan, sehingga dengan biaya ekonomis dapat
menghasilkan jalan yang aman dan nyaman sesuai standar perencanaan yang ada.
Untuk lebih memahami perbedaan antara perkerasan lentur dan perkerasan kaku,
berupa beban yang terdistribusi secara merata. Beban diterima oleh lapisan
atas, lapisan pondasi bawah, dan lapisan tanah dasar. Setiap lapisan
atasnya.
aspal, sehingga menghasilkan lapisan yang dapat menahan air atau kedap
air dengan stabilitas yang tinggi dan daya tahan lama. Lokasi lapisan ini
Lapisan yang besifat kedap atau tahan terhadap air, sehingga air hujan
Lapis aus, lapisan yang terkena langsung gesekan yang diakibatkan rem
dipikul oleh lapisan lain yang memiliki daya dukung yang kurang baik.
lapisan yang kedap air dengan stabilitas tinggi dan daya tahan yang lama.
Burtu (laburan aspal satu lapis), adalah lapisan penutup yang terdiri
dari satu lapis aspal yang ditaburi dengan satu lapis agregat yang
Burda (Aspal dua lapisan), adalah lapisan penutup yang terdiri dari
terdiri dari lapisan aspal dan pasir alam yang begradasi menerus
lapisan aspal yang ditaburi dengan pasir yang mimiliki ukuran butir
maksimum 3/8”.
nama Hot Roll Sheet (HRS), adalah lapisan penutup yang terbuat
Ketebalan lapisan pada setiap satu lapis bisa bervariasi dari 4-10 cm
perkerasan jalan terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang
posisi letaknya diantara lapis pondasi bawah dan lapis permukaan. lapisan
Batu pecah kelas A adalah batu pecah yang mempunyai nilai CBR sebesar
100% dan mutu dari batu pecah kelas A sangat baik dari pada mutu batu
adalah batu pecah yang mempunyai nilai CBR sebesar 80% mutu dari pada
batu pecah kelas B ini sangat baik dari pada batu kelas C
Batu kelas C
Batu kelas C adalah batu yang mempunyai nilai CBR 60% dari biasanya
batu pecah ini lebih murah dibandingkan dengan batu pecah kelas A serta
kelas B.
Lapisan perkerasan yang terdapat di antara lapis pondasi atas dan tanah
dasar disebut dengan pondasi bawah (subbase). Lapis ini memiliki fungsi
sebagai:
menyebarkan beban roda ke tanah dasar. Lapisan ini mesti cukup kuat,
harus segera menutupi tanah dasar dari pengaruh iklim, atau lemahnya
diantarany :
Sirtu/pitrun kelas A
Sirtu/pitrun kelas B
Sirtu/pitrun kelas C
b. Stabilisasi
diletakkan lapisan sub-base disebut lapisan tanah dasar. Tanah dasar dapat
merupakan tanah asli yang diperoleh jika tanah asalnya baik, tanah yang
diimpor dari tempat lain dan tanah yang dipadatkan atau distabilkan dengan
kapur atau bahan lainnya. Pemadatan konstan sepanjang hidup rencana. Hal
memenuhi syarat.
daya tahan konstruksi perkerasan jalan sangat ditentukan oleh sifat daya
Sejak itu, volume lalu lintas meningkat dan kriteria desain berubah.
Test pada tahun 1960-an melakukan sebuah eksperimen yang mana menjadi
laboratorium atau percobaan tes jalur di mana kurva model yang dilengkapi
dengan data adalah contoh khas metode empiris. Meskipun metode ini
deformasi permanen dalam kasus beton aspal). Metode Asphalt Institute dan
Metode Shell adalah contoh prosedur berdasarkan kelelahan retak aspal beton
dan mode deformasi kegagalan permanen. Metode ini adalah yang pertama
contoh fitur yang rumit yang sering diamati dalam bahan perkerasan. Dalam
tahun trakhir pada bagian kecil dari masalah prediksi kinerja mekanistik,
empiris, yaitu metode campuran dari metode empiris dan metode mekanistik.
empiris.
klasifikasi tanah itu publik roads (PR) dimana tanag asli dikelompokan sesuai
jenis seperti A-1 s.d A-8 serta B-1 s.d B-3. Kemudian komposisi PR
tanah dai A-1 s.d A-7 dan dibeikan tambahan grup indeks agar memisahkan
golongan pada tanah asli. Tahun 1929, desain empiris yang melakukan
(CBR).
Kelemahan desain ini iyalah desain ini hnaya bisa dilaksanakan di satu
Maka desain empiris tidak bisa digunakan dan desain yang terbaru harus
lentur kaku. Akibat beban kendaraan yang bekerja diatasnya, yang dalam hal
ini dianggap sebagai beban statis merata, maka akan timbul tegangan (tress)
mekanistik.
yang ada antara teori mekanik dan perfoma struktur perkerasan. Respon
yang berhubungan dengan data yang diperlukan seperti beban roda, respon
memprediksi tekanan dari tes laboratorium dan data kinerja lapangan. Sangat
perlu dilakukan pegamatan pada kinerja perkerasan karena teori saja belum
atas tanah dasar juga dapat di kontrol atau dikendalikan, maka besarnya
04/SE/Db/2017
Diawali dengan metode analisis komponen pada tahun 1987, setelah itu
jalan pada tahun 2013. Dan setelah itu dilakukan revisi pada tahun 2017
04/SE/Db/2017
dan pendesainan strukur jalan. Berisi tentang desain struktur perkerasan baru
dalam perhitunga yaitu umur rencana, lalulintas, faktor lajur, beban lalulintas
a Umur Rencana
Umur rencana prkerasan baru dinyatakan pada Tabel 2.2 berikut ini.
Umur
Elemen Perkerasan Rencana
Jenis Perkerasan (Tahun)
Pondasi Jalan
Jalan Tanpa Semua Elemen Min 10
Penutup
Sumber : Manual Desain Pekerasan Jalan No. 04/SE/Db/2017
Dapat dilihat pada Tabel 2.2 hubungan antara umur rencana, jenis
pilihan yang utama. Untuk perkerasan 28 dengan umur rencana 40 tahun lebih
b Lalu Lintas
data lalu lintas yang diperlukan untuk menghitung beban lalu lintas
dihitung dari volume lalu lintas pada tahun survei yang selanjutnya
elemen utama beban lalu lintas dalam desain yaitu : beban gender
kedaraan komersial dan volume lalu lintas yang dinyatakan dalam beban
sumbu standar.
dari survei lalu lintas, dengan durasi minimal 7 x 24 jam. Survei dapat
faktor pertumbuhan lain yang berlaku. Jika tidak tersedia maka tabel 2.3
sebagai berikut:
(1+0,01 𝑖)𝑈𝑅 −1
𝑅= . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( 2.1)
0,01 𝑖
Dengan :
Laju rencana adalah salah satu lajur lalu lintas dari suatu ruas jalan
yang menampung lalu lintas kendaraan niaga (truk dab bus) paling
besar. Beban lalu lintas pada lajur rencana dinyatakan dalam kumulatif
Untuk jalan dua arah, faktor distribusi arah (DD) umumnya diambil
0,50 kecuali pada lokasi- lokasi yang jumlah kendaraan niaga cendrung
kumulatif (ESA) pada jalan dengan dua lajur atau lebih dalam satu arah.
lajur dalam. Faktor distribusi jalan yang ditunjukan pada tabel 2.4.
Beban desain pada lajur pada setiap lajur tidak boleh melampaui
1 100
2 80
3 60
4 50
Sumber : Manual Desain Pekerasan Jalan No. 04/SE/Db/2017
jumlah ESA pada lajur rencana sepanjang umur rencana. Dalam Manual
dan data survei beban gandar sebelumnya tidak tersedia, maka nilai
VDF pada tabel 2.5 da tabel 2.6 dapat digunakan untuk menghitung
kendaraan niaga yang diolah dari data studi WIM yang dilakukan Ditjen
Bina Marga pada tahun 2012 – 2013. Data tersebut perlu diperbarui
2.6. Untuk periode beban faktual (sampai tahun 2020), digunakan nilai
5B 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
6A 0,55 0,5 0,55 0,5 0,55 0,5 0,55 0,5 0,55 0,5 0,55 0,5 0,55 0,5 0,55 0,5 0,55 0,5 0,55 0,5
6B 4,5 7,4 3,4 4,6 5,3 9,2 4,0 5,1 4,8 8,5 3,4 4,7 4,9 9,0 2,9 4,0 3,0 4,0 2,5 3,0
7A1 10,1 18,4 5,4 7,4 8,2 14,4 4,7 6,4 9,9 18,3 4,1 5,3 7,2 11,4 4,9 6,7 - - - -
7A2 10,5 20,0 4,3 5,6 10,2 19,0 4,3 5,6 9,6 17,7 4,2 5,4 9,4 19,1 3,8 4,8 4,9 9,7 3,9 6,0
7B1 - - - - 11,8 18,2 9,4 13,0 - - - - - - - - - - - -
7B2 - - - - 13,7 21,8 12,6 17,8 - - - - - - - - - - - -
7C1 15,9 29,5 7,0 9,6 11,0 19,8 7,4 9,7 11,7 20,4 7,0 10,2 13.2 25,5 6,5 8,8 14,0 11,9 10,2 8,0
7C2A 19,8 39,0 6,1 8,1 17,7 33.0 7,6 10,2 8,2 14,7 4,0 5,2 20,2 42,0 6,6 8,5 - - - -
7C2B 20,7 42,8 6,1 8,0 13,4 24,2 6,5 8,5 - - - - 17,0 38,8 9,3 13,5 - - - -
7C3 24,5 51,7 6,4 8,0 18,1 34,4 6,1 7,7 13,5 22,9 9,8 15,0 28,7 59,6 6,9 8,8 - - - -
Sumber : Manual Desain Pekerasan Jalan No. 04/SE/Db/2017
25
lintas desain pada lajur desain selama umur rencana, yang ditentukan
sebagai berikut:
Dimana:
pertama.
hari).
tabel 2.6.
kumulatif
karakteristik, jika tersedia cukup data yang valid (minimum 10 titik data uji
f = 1,645 (probabilitas 95%), untuk jalan tol atau jalan bebas hambatan
koefisien variasi (CV) maksimum dari data CBR untuk suatu segmen
tidak lebih besar dari 25%. Koefisien variasi sampai dengan 30% masih
boleh digunakan.
Perkerasan
Perkerasan Lentur
Kaku
e. Desain Perkerasan
volume lalu lintas, umur rencana, dan kondisi fondasi jalan. Batasan pada
lifecycle cost terendah dan tentunya dengan melihat nilai CESA4 yang
dihasilkan.
course) pada jalan dengan repetisi lalu lintas selama 20 tahun >10 juta ESA.
desain tebal perkerasan dapat dilihat pada Tabel 2.9 dan Tabel 2.10. Tabel
Tabel 2.9 Desain Perkerasan Lentur – Aspal dengan Lapis Pondasi Berbutir
Tabel 2.10 Penyesuaian Tebal Lapis Fondasi Agregat A Untuk Tanah Dasar CBR ≥ 7 %
f. Karakteristik Material
dasar ditunjukan pada tabel 2.11, dan untuk material berbutir pada tabel 2.12.
Sistem lapis banyak atau model lapisan elastis dapat menghitung tekanan
dan regangan pada suatu titik dalam suatu struktur perkerasan. Model ini berasumsi
bahwa setiap lapis perkerasan memiliki sifat-sifat seperti homogen, isotropis dan
linear elastis yang berarti akan kembali ke bentuk aslinya ketika beban dipindahkan.
Dalam pemodelan lapis perkerasan jalan dengan model lapisan elastis ini
diperlukan data input untuk mengetahui tegangan dan regangan pada struktur
Modulus Elastis
dilambangkan dengan E.
…………………………………………………….…(2.20)
dilihat pada gambar 2.9. batas elastisitas suatu bahan bukan sama
Poisson Ratio
sampai regangan bujur dan satu spesimen yang dibebani. Konsep ini
Aluminium 0.33
Perkeras an lentur
Huang, 2004
b. Ketebalan Lapisan
c. Kondisi beban
Data ini terdiri dari beban roda, P (KN/Lbs), tekanan ban, q (Kpa/Psi)
dan khusus untuk sumbu roda belakang, jarak antara roda ganda, d
nilai P dipengaruhi oleh belakang dan pada sumbu roda depan juga berbeda.
Dengsn metode analitis kedua beban sumbu roda depan dan sumbu roda
bidang kontak, a (mm,inch) antara roda bus dan permukaan perkerasan yang
………………………………………………..……(2.21)
P = beban kendaraan
q = tekanan beban
atau psi)
microstrain (10-6)
Analisa kerusakan perkerasan yang akan dibahas adalah retak fatik (fatigure
Jenis kerusakan retak fatik dilihat berdasarkan nilai ragangan tarik horizontal pada
lapis permukaan aspal bagian bawah akibat beban pada permukaan perkerasan dan
jenis kerusakan rutting dilihat berdasarkan nilai regangan tekan di bagian atas lapis
tanah dasar atau di bawah lapis pondasi bawah. Dari nilai kedua jenis kerusakan
struktur tersebut dapat diketahui jumlah repetisi beban (Nf) berdasarkan nilai
regangan tarik horizontal bagian bawah lapis permukaan aspal dan nilai regangan
tekanan di bawah lapis pondasi bawah atau di atas tanah dasar. Ada beberpa
persamaan yang telah di kembangkan untuk memprediksi jumlah repetisi beban ini,
antara lain persamaan dari The Asphalt Institute, Shell, dan persamaan yang
beban berulang berasal dari lintasan beban (as) kendaraan yang terjadi secara
Dimana:
merupakan akumulasi dari semua deformasi plastis yang terjadi, baik dari
lapis beraspal, lapis agregat (pondasi) dan lapis tanah dasar. kriteria
sampai lapis tanah dasar. hasil penelitian menunjukkan bahwa 65% dari
Mekanistik adalah “compression strain” yang terjadi pada titik teratas dari
istilah regangan vertikal (εv ) yang berada di atas dari lapisan tanah dasar.
Nd = 1.365x10-9(εc)-4.477 ..................................................(2.25)
Dimana :
Software ini terbagi dalam empat program yang terpisah dan ditambah
perkerasan kaku.
'Pavement Analisis dan Desain ', adalah versi Windows pengganti empat
tahun 1993. Kontrol program KENPAVE adalah pada layar utama yang
dapat melakukan berbagai fungsi. Setelah file data dibuat dan diberi nama
(atau berganti nama), seluruh analisis dan desain dapat diselesaikan hanya
dengan mengklik tombol atau menu tanpa keharusan untuk mengetik nama
file lagi.
menggunakan salah satu unit bahasa Inggris atau SI. Dalam unit Inggris,
lentur dan SLABSINP untuk perkerasan kaku dapat mengkonversi file lama
secara otomatis ke format baru sehingga file data lama masih dapat
Program ini disimpan dalam CD dan terdiri dari lima file: setup.exe,
Program ini dapat diinstal pada setiap komputer dengan Windows 95 atau
bawah ini:
beberapa petunjuk.
being copied is older than the file in your system . Do you want to
keep this file? " muncul, cukup klik "Ya" seperti yang
mungkin sudah memiliki file, atau file tujuan mungkin ditulis untuk
dilindungi.
satuan Inggris, 12 file data dalam satuan SI, datapath digunakan untuk drop-
program dari komputer, klik start, klik Kontrol Panel. Kemudian klik dua
kali Add / Remove Programs ikon, dan keluar tampilan untuk semua
dari dua menu pada bagian atas dan 11 menu di bagian bawah. Tiga menu
pada bagian kiri digunakan untuk perkerasan lentur, dan lima menu pada
bagian kanan untuk perkerasan kaku, dan sisanya tiga untuk tujuan umum.
Data Path
Pada sebelah kiri di bagian ujung atas terdapat kotak Data Path
muncul sebagai item pertama dalam kotak data path. Jika Anda
file akan tetap kosong, jika tidak ada file dengan extensi DAT di
direktori data.
Filename
automatis ada pada menu filename. Semua file data harus memiliki
Help
Pada Setiap layar menu terdapat menu 'help' yaitu bantuan yang
program.
Editor
EDITOR karena dapat memasukkan file lebih cepat dan melihat isi
KENPAVE.
telah diisi. Program ini akan membaca dari file data dan memulai
Contour
Menu ini berguna untuk plot kontur tekanan atau momen dalam
bentuk pada struktur. Versi tegangan bisa dipakai untuk memperkirakan umur
reliabilitas atau kemampuan untuk distress tertentu lebih kecil dari tingkat
diubah.
Dasar dari program KENLAYER ini adalah teori sistem lapis banyak.
seperti linear, non linear atau viskoelastis. Dan juga empat jenis sumbu roda,
yaitu sumbu tunggal roda tunggal, sumbu tunggal roda ganda, sumbu tandem
dan sumbu triple. Pada program KENLAYER dimulai dengan input data
data yang ada. Namun, ada menu-menu yang default yang artinya
Berikut ini adalah penjelasan dari menu – menu yang ada di dalam
LAYERINP, yaitu:
File
Menu ini untuk memilih file yang akan diinput. New untuk file
General
atas.
detail.
kerusakan.
terikat, (2) jika tiap antar lapisan tidak terikat atau gaya
geser diabaikan.
Zcoord
Jumlah poin yang ada dalam menu ini sama dengan jumlah NZ
Contoh seperti dalam gambar, hal itu berarti yang akan dianalisa
Layer
Jumlah layer yang ada dalam menu ini sama dengan jumlah NL
Interface
Moduli
Jumlah period dalam menu ini sama dengan jumlah NPY dalam
Load
Jumlah unit yang ada dalam menu ini sama dengan jumlah NLG
tunggal roda tunggal, (1) untuk sumbu tunggal roda ganda, (2)
ini meliputi; modulus elastisitas, rasio poisson, tebal lapisan perkerasan, dan
hingga tanah asli. Nilai ini telah ditentukan pada perencanaan dengan
menggunakan metode MDP 2017. Data tebal perkerasan dari tebal lapis
Data kondisi beban terdiri dari data beban roda P(KN/lbs), data
tekanan ban q (Kpa/psi), data jarak antara roda ganda d(cm / inch), dan data
berikut:
dari program ini adalah tegangan, regangan, dan lendutan. Ada sembilan
keluaran dari program ini yaitu vertical deflection, vertical stress, major
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
proyek pembangunan Peningkatan Struktur Jalan Provinsi ruas jalan Sp. Tanjung
Kasau - Bandar Masilam (Batas Kab. Simalungun) Kab. Batubara , Seperti terlihat
Metodologi pada tugas akhir ini berisi kajian analisis tebal perkerasan lentur
dan nilai repetisi beban retak lelah (nf), repetisi beban retak alur (nd) dengan
Mulai
Studi Pustaka
Pengumpulan Data
Metode
Manual Desain
Perkerasan nomor
04/SE/Db/2017
Tebal Perkerasan
Selesai
instansi yang tekait sangat diperlukan sebagai pendukung dalam memperoleh data-
data yang diperlukan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan
data adalah:
a. Metode literatur
b. Metode Observasi
Data Primer
Data Sekunder
Data primer adalah data yang hanya dapat kita peroleh dari sumber
langsung. Data primer harus secara langsung kita ambil dari sumber aslinya,
melalui narasumber yang tepat dan yang kita jadikan responden dalam
termasuk dalam klasifikasi data sekunder ini antara lain adalah literatur-
literatur penunjang, grafik, tabel, dan peta lokasi yang berkaitan dengan
adalah data sekunder. Data yang diperoleh dari instanti terkait meliputi:
jalan
b. Data Tanah
c. Gambar Jalan
sehingga diperoleh analisa pemecahan yang efektif dan terarah. Adapun analisa
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa perhitungan yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut.
• AC-WC = 40 mm 4 cm
• AC-BC = 60 mm 6 cm
• AC Base = 70 mm 7 cm
• Timbunan = 850 mm 85 cm
nilai CBR desain sebesar 1,740 % sementara standar nilai CBR terkecil
adalah 6 %. Dengan nilai CBR yang tidak sesuai standar maka dilakukan
mm.
2. Data output dari program KENPAVE diperoleh nilai regangan tarik dan
8.013.512,723 ESAL.
dilakukan, jumlah repetisi beban retak lelah (Nf) lebih besar dari beban
lalu lintas rencana (Nr), hal yang sama , jumlah repetisi beban retak alur
(Nd) lebih besar dari beban lalu lintas rencana (N r). Hal ini membuat
5.2 Saran
yang direncanakan.
2. Pengambilan data LHR minimal 7x24 jam sesuai dengan aturan baru
yang dijelaskan pada Bina Marga 2017. Ini dilakukan agar bisa
mengetahui tebal lapis seperti apa yang bisa menahan beban kendaraan
tersebut.
tebal perkerasan yang direncanakan dan metode mana yang lebih efisein
dan efektif
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, Juni, 2017, Manual
Desain Perkerasan Jalan Nomor 04/SE/Db/2017, Jakarta.
Hardiyatmo, Hary Christadi, 2015, Pemeliharaan Jalan Raya, Penerbit Gajah Mada
Press, Yogyakarta.
Huang, Yang H, 2004, Pavement Analysis And Design. Pearson Edication, Upper
Saddle River, New Jersey.
Ramadhani, RI, 2018, Evaluasi Tebal Perkerasan Lentur Dengan Metode Bina
Marga 2013 Dan Metode Mekanistik-Empiris Menggunkan Program
Kenpave, Universitas Islam Indonesia.
Ridwan, M. (2018). Analisa Struktur Box Girder Jalan Layang Kereta Api Kualanamu. JOURNAL OF
CIVIL ENGINEERING BUILDING AND TRANSPORTATION, 1(2), 63-69. doi:https://
doi.org/10.31289/jcebt.v1i2.1660
Rizqi, R., & Hermanto, E. (2018). Analisa Dampak Lalu Lintas Rumah Hunian Distric-9 Apartemen
Terhadap Kemacetan Lalu Lintas di Kota Medan. JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING BUILDING
AND TRANSPORTATION, 1(2), 70-79. doi:https://doi.org/10.31289/jcebt.v1i2.1661
Zahara, Z., & Lubis, M. (2018). Analisa Pemilihan Moda Transportasi Umum Rute Medan-Rantau Prapat
dengan Metode Analytic Hierarchy Process. JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING BUILDING AND
TRANSPORTATION, 1(2), 80-86. doi:https://doi.org/10.31289/jcebt.v1i2.1662
Purba, R., Irwan, I., & Nurmaidah, N. (2018). Pemanfaatan Limbah Serbuk Gergaji Kayu Sebagai Subtitusi
Campuran Bata Ringan Kedap Suara. JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING BUILDING AND
TRANSPORTATION, 1(2), 87-95. doi:https://doi.org/10.31289/jcebt.v1i2.1679
Simanjuntak, M., Lubis, K., & Rangkuti, N. (2018). Stabilisasi Tanah Lempung dengan Campuran Pasir
Pantai terhadap Nilai CBR. JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING BUILDING AND
TRANSPORTATION, 1(2), 96-104. doi:https://doi.org/10.31289/jcebt.v1i2.1680
Rini, R., & Ardan, M. (2018). Analisa Nilai Kohesi dan Sudut Geser Tanah Lempung yang Distabilisasi
dengan Arang Kayu. JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING BUILDING AND TRANSPORTATION,
1(2), 105-111. doi:https://doi.org/10.31289/jcebt.v1i2.1681
Afriansyah, A., Nurmaidah, N., & Amsuardiman, A. (2017). Analisa Kenaikan Volume dan Kuat Tekan
pada Campuran Beton Non Pasir dengan Penambahan Baking Powder. JOURNAL OF CIVIL
ENGINEERING BUILDING AND TRANSPORTATION, 1(1), 1-10. doi:https://doi.org/10.31289/
jcebt.v1i1.364
Astuti, F., Hermanto, E., & Lubis, K. (2017). Pemanfaatan Limbah Styrofoam dan Serat Sabut Kelapa
sebagai Bahan Tambah Genteng Beton. JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING BUILDING AND
TRANSPORTATION, 1(1), 11-18. doi:https://doi.org/10.31289/jcebt.v1i1.365
Purba, J., Rangkuti, N., & Ardan, M. (2017). Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang pada Proyek
Pembangunan Perhotelan/Apartemen/Kondominium di Jalan Ring Road Medan. JOURNAL OF CIVIL
ENGINEERING BUILDING AND TRANSPORTATION, 1(1), 19-26. doi:https://doi.org/10.31289/
jcebt.v1i1.366
Zalukhu, P., Irwan, I., & Hutauruk, D. (2017). Pengaruh Penambahan Serat Sabut Kelapa (Cocofiber)
terhadap Campuran Beton sebagai Peredam Suara. JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING BUILDING
AND TRANSPORTATION, 1(1), 27-36. doi:https://doi.org/10.31289/jcebt.v1i1.367
Wahyudi, W., Irwan, I., & Nurmaidah, N. (2017). Pengaruh Pemadatan Campuran Beton Terhadap Kuat
Tekan K 175. JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING BUILDING AND TRANSPORTATION, 1(1), 37-53.
doi:https://doi.org/10.31289/jcebt.v1i1.372
Sanjaya, Y., Lubis, K., & Lubis, M. (2017). Hubungan Volume, Kecepatan dan Kepadatan terhadap Kinerja
Ruas Jalan. JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING BUILDING AND TRANSPORTATION, 1(1), 54-61.
doi:https://doi.org/10.31289/jcebt.v1i1.373
Dengan hormat,
Sehubungan dengan adanya perubahan judul tugas akhir pada SK pembimbing nomor
011/FT.1/01.10/II/2021 tertanggal 2 Februari 2021 maka perlu diterbitkan kembali SK
Pembimbing Skripsi baru atas nama mahasiswa tersebut :
SK Pembimbing ini berlaku selama enam bulan terhitung sejak SK ini diterbitkan. Jika proses
pembimbing melebihi batas waktu yang telah ditetapkan, SK ini dapat ditinjau ulang.
Dekan,
Dengan hormat,
Kami mohon kesediaan Bapak/Ibu berkenan untuk memberikan izin dan kesempatan kepada mahasiswa
kami tersebut dibawah ini :
Untuk melaksanakan Penelitian dan Pengambilan Data Tugas Akhir pada perusahaan/Instansi yang
Bapak/Ibu Pimpin.
Perlu kami jelaskan bahwa Pengambilan Data tersebut adalah semata-mata untuk tujuan ilmiah dan Skripsi
yang merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa tersebut untuk mengikuti ujian sarjana lengkap pada
Fakultas Teknik Universitas Medan Area dan tidak untuk dipublikasikan, dengan judul penelitian :
Analisis Tebal Perkerasan Lentur dan Nilai Repetisi Beban Retak Lelah (Nf), Repetisi Beban Retak
Alur (Nd) dengan Menggunakan Program Kenvape
Atas perhatian dan kerja sama yang baik diucapkan terima kasih.
Dekan,
KENDERAAN BERMOTOR
KENDERAAN RINGAN KENDERAAN BERAT
TOTAL KEIiIDERAAT{
WAKTU 1 2 3 4 5a 5b 0a 6h 7a 7b 7c TAX TOTAL
EERMOTOR
)PELET (PICF PICK UP, MICRO
SEKUTER, TRUK
SEDAN, JFEP, UP COMBI, TRUK, I\4OBIL TRUK RINGAI TRUK $EMI
SEPEDA BUS KEQIL BUS BESAR SEDANG 2 TRUCK AS 3
TRAILER
ST.WAGON SUBUR BAN). HANTARAN, PICK 2 SUMBU
KUMBANG DAN SUMBU
OPELET UP BOX
U/.UU - UI'-UU 12 2 1 1 7 3 2 o o 30 0 30
flFl nn - ognfl 7 1 1 2 3 5 0 0 0 0 20 4 u
09.00 - 10.00 53 6 4 4 6 7 2 1 0 sl 1 92
10.00 - 11.00 25 3 3 2 6 7 1l 3 o o o 60 o 60
11.m - 12.OO 46 6 6 4 .' 12 3 2 o o 0 8t 7 88
12.m- 13.00 40 5 5 3 6 I 14 5 2 0 0 88 87
13.m - 14.00 39 5 5 3 4 4 a 4 0 0 0 72 0 72
14.00 - 15.00 41 6 5 3 2 8 I o o o o 78 6 &l
15_OO - 16.00 3A 6 5 5 3 6 7 o U 0 68 13 81
16.00 - 17.00 38 5 5 J 2 5 7 7 1 o 0 71 4 7'
17rrl-1RnO 35 5 4 3 2 I 0 0 0 04 2 66
18.m - 19.00 19 3 2 2 1 z 4 4 0 o o 3S 5 47
19.m -20.00 14 2 2 1 1 2 3 4 o U 0 28 2 30
tu.uu - t't .uu 1 1 2 2 4 0 0 0 27 28
21.8-n.AO 13 2 .I 3 0 0 0 23 0 23
22.W-23.OA 12 2 1 0 0 o 2 0 0 0 18 o 18
23.U9 - 24,lJ1) J 0 0 U o 0 o 2 o o 0 5 U 5
u o o o o n o 1 0 0 0 I 0 1
01.00 - 02.00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
02.00 - 03.00 0 0 0 0 0 n 0 0 o 0 o 0 o 0
UJ.LI{J . U4-UU o 0 o 0 o o 0 o o o 0 0 0 0
(M.m-05.00 o '0 o 0 0 o 0 n 0 n 0 0 0 0
05.00 - 06.00 2 0 0 0 0 2 U 2 o 0 8 o 8
UNIVERSITAS
JUMLAH MEDAN
t57 AREA82 56 38 15 78 97 52 I 0 0 88S t[6 935
----------------------------------------------------- Document Accepted 16/12/21
© Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area Access From (repository.uma.ac.id)16/12/21
Nursyafitri Br Regar - Analisis Tebal Perkerasan Lentur Dengan Menggunakan Program Kenpave ....
CBR CBR
Nomor Stasion (o/o) Nomor Stasion (%)
I ) r 2 3
CBR at this point (%) I14.286 CBR at this Fint (o/i,) t21A0l
CBR at &is pai{t (9/o)
CBR CBR
Nomor Stasion (v") Nomor Stasion ("/")
'l 3 1 ) -t
81 STA : 4+000 1.997 121
82 STA : 4'$50 3.485 122
83 STA :4i'100 3.157 123
84 STA :4+150 2.728 124
85 STA : 4+200 t,445 125
86 sTA : 4'i25{) 2.100 126
87 STA :4*300 3.435 127
88 STA :4+350 2_442 lna
89 STA : 4-,400 2.3-19 t29
90 STA ; 4-,450 3,429 130
91 STA : 4-r-500 2,373 13r
92 STA : d+550 1,468 l-12
9l STA : 4+ti00 3,448 I33
94 STA :41650 2,58 I t34
95 STA :4+700 1,.+03 135
96 STA : 4-y750 2,352 136
97 STA : "l+800 t <oo
137
98 STA : 4.1850 3.460 138
99 STA : 4'i900 1 L1'l l-ls
100 STA :4+950 3,J3 r t40
l0l STA ; 5-000 2.369 141
t02 STA : 5-050 I,S94 142
t03 STA : 5+100 2,08-l 143
104 STA : 5+150 2,145 t44
t05 STA : 5'J00 2.112 145
106 SIA : 5;250 I,631 146
107 STA : 5l-300 2.097
08 STA : 5-350 7.148 148
09 STA : 5+400 2.148 t49
l0 STA : 5+450 2.125 i50
t7 l5?
8
158
9
t59
20
160
0+000 - 1+000
inggi
bing T Jl. Lintas Sumatera
Ke Te
Ke Kisaran
0+100
0+200
0+300
0+300
0+400
0+500
0+600
0+700
0+800
0+900
1+000
18
15
10
5
+ 0,00 meter
PATOK HEKTOMETER
Hm 0 Hm 1 Hm 2 Hm 3 Hm 4 Hm 5
HECTOMETER STONE
NOMOR PROFIL
PROFILE NUMBER
0+000 0+100 0+200 0+300 0+350 0+400 0+500 0+600 0+700 0+800 0+900 1+000
100,0
150,0
200,0
222,0
272,0
322,0
372,0
422,0
472,0
522,0
50,0
JARAK PROFIL
0,0
100,0 100,0 100,0 100,0 22,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
ACCUMULATED DISTANCE
16,27
16,09
16,06
16,33
16,45
16,53
16,16
16,28
16,67
16,65
16,93
17,04
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
1+000 -2+000
1+000
1+100
1+200
1+300
1+400
1+500
1+600
1+700
1+800
1+811
0
90
1+
00
2+0
18
15
10
5
+ 0,00 meter
PATOK HEKTOMETER
Hm 0 Hm 1 Hm 2 Hm 3 Hm 4 Hm 5
HECTOMETER STONE
0+811
NOMOR PROFIL
PROFILE NUMBER
1+000 1+100 1+200 1+300 1+400 1+500 1+600 1+700 1+800 0+900 2+000
100,0
150,0
200,0
250,0
300,0
350,0
400,0
411,0
461,0
511,0
50,0
JARAK PROFIL
0,0
100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 11,0 100,0 100,0
ACCUMULATED DISTANCE
17,04
16,97
16,82
16,87
16,72
17,11
17,26
17,29
17,01
17,10
17,24
17,32
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
2+000 - 3+000
2+100
2+200
2+300
2+400
2+500
2+600
2+700
2+800
2+900
2+928
2+950
3+000
18
+ 12,00 meter 15
PATOK HEKTOMETER
Hm 0 Hm 1 Hm 2 Hm 3 Hm 4 Hm 5
HECTOMETER STONE
NOMOR PROFIL
PROFILE NUMBER
2+000 2+100 2+200 2+300 2+400 2+500 2+600 2+700 2+800 2+828 2+900 3+000
100,0
150,0
200,0
250,0
300,0
350,0
400,0
428,0
478,0
528,0
50,0
JARAK PROFIL
0,0
100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 28,0 100,0 100,0
ACCUMULATED DISTANCE
17,09
17,03
17,19
17,26
17,52
17,43
17,44
17,35
17,35
17,63
17,47
17,45
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
3+000 - 4+000
2+900
3+000
3+100
3+200
3+
30
0
3+
40
0
3+
50
0
3+
60
0
3+7
00
3+800
3+900
4+00
0
4+1
0 0
22
20
15
10
5
+ 0,00 meter
PATOK HEKTOMETER
Hm 0 Hm 1 Hm 2 Hm 3 Hm 4 Hm 5
HECTOMETER STONE
NOMOR PROFIL
PROFILE NUMBER
3+000 3+100 3+200 3+300 3+400 3+500 3+600 3+700 3+800 3+900 4+000
100,0
150,0
200,0
250,0
300,0
350,0
400,0
450,0
500,0
50,0
JARAK PROFIL
0,0
100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
ACCUMULATED DISTANCE
20,72
20,22
20,22
20,20
19,77
20,12
19,75
19,28
19,74
20,56
21,84
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
4+000 - 5+000
4+00
0
4+1
00
4+2
0 0
4+3
00
4+40
0
4+50
0
4+60
0
4+700
4+800
4+900
5+000
27
25
20
15
10
5
+ 0,00 meter
PATOK HEKTOMETER
Hm 0 Hm 1 Hm 2 Hm 3 Hm 4 Hm 5
HECTOMETER STONE
NOMOR PROFIL
PROFILE NUMBER
4+000 4+100 4+200 4+300 4+400 4+500 4+600 4+700 4+800 4+900 5+000
100,0
150,0
200,0
250,0
300,0
350,0
400,0
450,0
500,0
50,0
JARAK PROFIL
0,0
100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100 100,0 100,0 100,0 100,0
ACCUMULATED DISTANCE
21,84
22,93
23,80
26,03
23,04
22,51
20,76
19,81
19,34
19,27
19,89
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
5+000 - 5+520
5+000
5+
05
0
5+
10
0
5+
15
0
5+2
00
5+25
0
5+3
00
5+3
50
5+400
5+45
0
5+50
0
5+52
0
Akhir 5500 Bm
ak hir 5
500
22
20
15
10
5
+ 0,00 meter
PATOK HEKTOMETER
Hm 0 Hm 1 Hm 2 Hm 3 Hm 4 Hm 5
HECTOMETER STONE
NOMOR PROFIL
PROFILE NUMBER
5+000 5+050 5+100 5+150 5+200 5+250 5+300 5+350 5+400 5+450 5+476 5+500 5+520
100,0
150,0
200,0
250,0
300,0
350,0
400,0
450,0
476,0
526,0
546,0
50,0
JARAK PROFIL
0,0
50,0 50,0 50,0 50,0 50,0 50,0 50,0 50,0 50,0 26,0 50,0 20,0
ACCUMULATED DISTANCE
19,89
19,87
20,45
20,54
20,09
19,87
19,71
19,60
19,87
20,17
21,67
21,64
21,64
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
JALAN RENCANA
15.00
3% 3%
5% 5%
AC-WC (t = 4 cm)
AC-BC asbuton (t = 6 cm)
AC Base (t = 7 cm)
Timbunan (t = 85 cm)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
----------------------------------------------------- Document Accepted 16/12/21
© Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area Access From (repository.uma.ac.id)16/12/21