Anda di halaman 1dari 12

I.

ANALOGI BASIS DATA

Basis
Data

Lemari Arsip

Berisikan Berkas-berkas, map-map dsb

Perlu disusun/ditata dengan aturan


tertentu
(Penempatan, urutan, di nomori, kronologis, jenis dsb).

II. DEFINISI

Basis Data Basis & Data


Basis : Markas, Gudang
Data : Sesuatu yang mewakili dunia Nyata (Manusia, hewan,
barang, peristiwa, dll)

¾ Menurut C.J. Date :


“…. Record keeping by computerized”

¾ Lebih jelas definisi basis data tersebut didefinisikan sebagai berikut:


 Himpunan kelompok data yang saling berhubungan, yang diorganisir
sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah
 Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama
sedemikian rupa, tanpa pengulangan (redundancy) yang tidak perlu, untuk
memenuhi berbagai kebutuhan.
 Kumpulan file / tabel yang saling berhubungan yang disimpan dalam media
penyimpan elektronik.

III. TUJUAN DATABASE


a. Kecepatan dan Kemudahan (Speed) , melalui basis data diharapkan pengguna dapat
melakukan penyimpanan, perubahan dan menampilkan kembali dengan cepat dan
mudah.
b. Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space). Penggunaan basis data mampu mengurangi
pengulangan atau redundansi data. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan
sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasirelasi (dalam bentuk file) antara
kelompok data yang saling berhubungan.
c. Keakuratan (Accuracy), melalui basis data data keakuratan data lebih terjaga dengan
menerapkan aturan dan batasan tertentu (constraint), tipe data, domain data dan
keunikan data
d. Ketersediaan (Availability). Dengan basis data data yang sudah tidak dipakai dapat
dipisahkan dari sistem database yang sedang aktif. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara penghapusan atau memindahkannya ke media backup untuk menghemat ruang
penyimpanan. Selain itu dapat memanfaatkan teknologi jaringan komputer agar data
yang berada di suatu lokasi atau cabang daat juga diakses oleh lokasi atau cabang
lainnya.
e. Kelengkapan (Completeness). Agar data yang dikelola senantiasa lengkap baik relatif
terhadap kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu. Hal ini dapat dilakukan
melaluipenambahan record-record data, perubahan struktur basis data, menambah
field pada tabel atau menambah tabel baru.
f. Keamanan (Security). Walaupun tidak semua sistem basis data menerapkannya,
keamanan dalam penggunaan basis data diperlakukan pada sistem yang besar dan
serius. Dengan penerapan ini, setiap pengguna dibedakan hak aksesnya; yakni
ditentukan obyek-obyek mana saja yang bisa diakses dan proses apa saja yang bisa dia
dilakukan.
g. Kebersamaan (Sharability). Agar data yang dikelola oleh sistem mendukung
lingkungan multiuser (banyak pemakai) dengan menjaga / menghindari munculnya
problem baru seperti inkonsistensi data (karena terjadi perubahan data yang dilakukan
oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan) atau kondisi deadlock (karena ada
banyak pemakai yang saling menunggu untuk menggunakan data).

IV. PENGGUNA DALAM BASIS DATA


Pada tingkat pemakai, data base dikelompokkan menjadi beberapa tingkat pemakai yaitu
antara lain sebagai berikut:
a. Database Administrator, ialahmanusia yang mengorganisasi seluruh sistem basis data.
Database adaministrator imemiliki tanggung jawab penuh dalam manajemen database
meliputi: pengaturan hak akses, koordinasi dan monitoring serta bertanggung jawab
terhadap kebutuhan hardware dan software. Dalam pekerjaannya biasanya dibantu
oleh staf Admin.
b. Database Designer, adalah manusia yang bertugas merancang dan mengembangkan
database. Database designer bertanggung jawab dalam identifikasi data yang tersimpan
dalam database, menentukan struktur data yang tepat untuk disimpan dalam database.
Database designer memerlukan koordinasi akan kebutuhan user database.
c. Application Programmer, ialah penggunaa yang berinteraksi dengan basis data melalui
Data Manipulation Language (DML). DML meliputi program yang ditulis dalam
bahasa pemrograman induk yang dipakai.
d. End user, adalah adalah pengguna yang memanfaatkan atau membutuhkan akses ke
database melalui query, manambah, merubah menghapus maupun membuat report
database. End userdapat dikategorikan:
– Casual end users atau pengguna tak tetap atau user mahir. Pengguna yang tidak
selalu mengakses database, tapi kadang memerlukan informasi terbaru.
Berinteraksi dengan sistem tanpa modul program, hanya menggunakan query
(untuk akses dan manipulasi data) yang telah disediakan oleh DBMS.
– Natïve atau parametric end users atau user umum. Pengguna yang pekerjaan selalu
konstan yaitu melakukan query dan update data. Misalnya:bank teller, pegawai
reservasi. Pengguna ini berinteraksi degan sistem melalui pemanggilan suatu
program aplikasi permanen (executable) yang telah dibuat sebelumnya oleh
programmer.
– User Khusus (Specialized User). Pengguna yang menulis aplikasi basis data non
konvensional untuk keperluan khusus yang bisa saja mengakses basis data dengan
atau tanpa DBMS yang bersangkutan.
– Sophisticated end users. pengguna yang melengkapi kebutuhan database user,
seperti engineer, scientist, business analyst.
– Stand-alone users. penggunauser yang mengelola personal database.
e. System Analyst, ialah pengguna yang merencanakan dan menentukan kebutuhan
sistem.
f. Application Programmers (Software Engineering), ialah pengguna tanggungjawabnya
berhubungan dengan kebutuhan koneksi database.
g. Worker behind the scene, ialah pengguna yang tidak tertarik pada database, tetapi
lebih cenderung pada membangun data base atau kebutuhannya menggunakan alat
bantu. Pengguna ini dibedakan menjadi
– DBMS system designers dan implementer, ialah pengguna yang merancang dan
mengimplementasikan modul-modul dan interface menggunakan paket-paket
software DBMS. (seperti:. Modul: catalog, procs query lang., procs interface,
access & buffering data, controlling cuncurrency, handling data recovery &
security; interfacing: interface for integrated system).
– Tool developers. Pengguna yang merancang dan mengimplementasikan tools
untuk mendukung software DBMS. Seperti Tools untuk meningkatkan
performance database, tool untuk monitoring operasional database.
– Operators dan maintenance personnel. Para personel administrator yang
bertanggung jawab akan jalannyaoperasional database termasuk maintenance
(hardware/software) DBMS.

V. SISTEM BASIS DATA & DBMS


A. SISTEM BASIS DATA
Sistem Basis Data Basis data + Program

Sekumpulan tabel/file yang saling berhubungan, yang dikendalikan oleh


sekumpulan program (DBMS) yang memungkinkan beberapa user/ program
untuk mengakses atau memanipulasi file-file tersebut

B. DATABASE MANAGEMENT SYSTEM (DBMS)


Perangkat lunak yang memberikan fasilitas untuk melakukan fungsi pengaturan,
pengawasan, kontrol, pengolahan dan koordinasi terhadap semua proses/operasi pada
sistem basis data
Hubungan antara pengguna basis data dengan basis data itu sendiri dapat
dilukiskan sebagai berikut :

Users DBMS Basis data

C. SEKILAS TENTANG DBMS


 1960, era file processing Cobol, PL/I
 1970, Model Relational diperkenalkan oleh E.F.Codd

 Data tersimpan dalam bentuk tabel


 Mudah digunakan untuk DSS
 Namun hingga tahun 1980-an model ini relatif tidak praktis(masih terasa asing
bagi kebanyakan program saat itu, setelah komputer berkembang seperti
sekarang ini ,aka model relasional dipandang sebagai salah satu model favorit
dalam basis data).
 1979, era dBase group (dBase II, III, III++, IV dsb. oleh Ashton-Tate dbase
merupakan pioner teknologi yang berkembang hingga era ORACLE, INGRES,
FOCUS dsb. Perubahan yang menonjol di zaman ini adalah perbaikan dan
kemudahan dalam antar muka pengguna, bahkan sekarang DBMS ditampilkan
dengan GUI (Graphical User Interface).
 1980, era Database Client Server dikenal dengan LAN, dimana proses
pengiriman data antar komputer dalam jaringan dengan kecepatan / laju tak
terhingga (??). Pada awalnya aplikasi ini hanya menawarkan sharing peripheral,
printer, plotter, E-mail dsb, hal ini berkembang terus hingga sekarang dilakukan
sharing basis data.

D. KOMPONEN DBMS
– File manager, mengelola alokasi ruang pada disk dengan struktur data yang
dipakai.
– Database Manager, Memberikan antar muka antara data aras rendah tersimpan
dalam dBase dan program aplikasi.
– Query Processor, menerjemahkan statement dalam bahasa query ke dalam
instruksi aras rendah yang dimengerti oleh database manager.
– DML Precompiler, mengubah DML (Data Manipulation Language) dalam
program aplikasi ke ‘procedure call’ dalam Host Language (Cobol, C, Pascal
dsb).
– DDL Compiler, mengubah DDL (data definition Language), ke tabel berisi
metadata. Tabel itu adalah Data Dictionary.
– Data Files berkas-berkas data terdiri atas sekumpulan rekaman-rekaman yang
sejenis.
– Metadata, data tentang data berisi data dictionary, index file dll, yang bertguna
untuk mempercepat akses data pada file.

E. FUNGSI DBMS
• Data Definition
• Data Manipulation
• Data Security and Integrity
• Data Recovery and Concurrency
• Data Dictionary
• Performance.

VI. MODEL DATABASE


Model database adalah suatu konsep yang terintegrasi dalam menggambarkan
hubungan (relationships) antar data dan batasan-batasan (constraint) data dalam suatu
sistem database. Model data yang paling umum, berdasarkan pada bagaimana hubungan
antar record dalam database (Record Based Data Models), terdapat tiga jenis, yaitu :
a. Model Database Hirarki (Hierarchical Database Model)
b. Model Database Jaringan (Network Database Model)
c. Model Database Relasi (Relational Database Model)
Model database hirarki dan jaringan merupakan model database yang tidak banyak
lagi dipakai saat ini, karena adanya berbagai kelemahan dan hanya cocok untuk struktur
hirarki dan jaringan saja. Artinya tidak mengakomodir untuk berbagai macam jenis
persoalan dalam suatu sistem database. Yang paling banyak dipakai saat ini adalah
model database relasi, karena mampu mengakomodir berbagai permasalahan dalam
sistem database. Berikut keterangan tentang model database ini.
A. Model Database Hirarki (Hierarchical Database
Model)
Model database hirarki disebut juga model pohon, karena hubungan antar
simpul digambarkan seperti struktur pohon (tree-structured) yang dibalik dengan
pola hubungan orang tua – anak (parent – child). Simpul yang paling atas disebut
akar (root) dan paling bawah disebut daun. Setiap simpul digambarkan dengan
lingkaran atau kotak. Simpul yang berada di atas simpul lainnya disebut orang tua,
sedangkan yang berada di bawahnya di sebut anak, dimana seorang orang tua bisa
mempunyai satu anak (jenis hubungan satu ke satu, one to one) atau mempunya
beberapa anak (jenis hubungan satu ke banyak, one to many). Tapi satu anak hanya
boleh punya satu orang tua (jenis hubungan satu ke satu, one to one). Untuk jelasnya
dapat dilihat pada gambar berikut :

Pada gambar diatas, simpul A disebut akar dan juga bertindak sebagai orang tua
dengan anak simpul A, B dan C. Simpul E, F, I dan J disebut daun, dimana E dan F
merupakan anak dari simpul B serta simpul I dan J merupakan anak dari simpul H.
Simpul B disebut anak dari simpul A, tapi disisi lain simpul B juga merupakan orang
tua dengan anak simpul E dan F.

Dalam aplikasi nyatanya, dapat anda lihat dalam hubungan antara


dosen dengan matakuliah yang diasuh serta mahasiswanya. Perhatikan gambar
berikut :
Coba anda jelaskan hubungan masing-masing simpul tersebut, mana yang disebut
akar, daun, orang tua dan anak ?

Kelemahan utama dari model database hirarki adalah ketidakmampuannya


dalam mengelola hubungan banyak ke banyak (many to many), sehingga apabila
ada jenis hubungan ini pada model database, maka banyaknya redundansi database
tidak dapat terelakkan lagi. Misalnya pada contoh diatas, mahasiswa merupakan
anak dari simpul matakuliah, dengan pilihan ini, maka mahasiswa yang sedang cuti
(istirahat kuliah) menjadi tidak tertangani, karena yang disimpan hanyalah data
mahasiswa (anak) yang mengambil matakuliah (orang tua), akibatnya ada data
yang hilang.
Keunggulan model database ini terletak pada keteraturan struktur yang
ditunjukkannya dan hanya sangat cocok untuk sistem yang keterkaitan atau
hubungan antara recordnya mengikuti struktur hirarki. Karena keterbatasan
pemakaiannya dan adanya kelemahan yang cukup mendasar, penggunaan model
database ini dalam pengelolaan sistem database sudah ditinggalkan.
B. Model Database Jaringan (Network Database Model)
Model database jaringan merupakan pengembangan dari model database hirarki,
dimana kelemahan yang ada pada model database hirarki yaitu ketidakmampuannya
dalam mengelola hubungan banyak ke banyak (Many to Many) telah dapat diatasi
dengan model database jaringan ini.
Dalam model ini, data di representasikan sebagai koleksi record dan hubungan
antar record direpresentasikan sebagai pointer. Oleh karena itu, model database
jaringan mampu menyatakan hubungan :
– Satu ke Satu (One To One, 1 : 1), satu orang tua punya satu anak.
– Satu ke Banyak (One To Many, 1 : M) Satu orang tua punya beberapa anak,
– Banyak ke Banyak (Many To Many, N : M), beberapa anak punya beberapa orang
tua.
Kelemahan dalam model database ini adalah lebih kompleks dan sulitnya dalam
proses query, begitu juga halnya dalam manipulasi data yang harus dilaksanakan
dengan menelusuri data pointer pada setiap recordnya.
Kelebihan model database ini adalah dari segi efisiensi penyimpanan data, karena
tidak adanya data yang duplikat (redundansi) dan akses yang cepat karena langsung
memanfaatkan pointer ke alamat fisik data.
Karena kompleksitas yang tinggi, apalagi diterapkan pada sistem database yang
begitu kompleks, maka model database ini tidak tepat lagi untuk digunakan. Saat ini,
model database jaringan sudah jarang sekali dipakai, kecuali untuk keperluan
penelitian (research) saja.
C. Model Database Relasi (Relational Database Model)
Model database relasi merupakan model database yang paling banyak digunakan
saat ini, karena paling sederhana dan mudah digunakan serta yang paling penting
adalah kemampuannya dalam mengakomodasi berbagai kebutuhan pengelolaan
database. Sebuah database dalam model ini disusun dalam bentuk tabel dua dimensi
yang terdiri dari baris (record) dan kolom (field), pertemuan antara baris dengan
kolom disebut item data (data value), tabel-tabel yang ada dihubungkan (relationship)
sedemikian rupa menggunakan field-field kunci (Key field) sehingga dapat
meminimalkan duplikasi data.
Model database relasi ini dikemukakan pertama kali oleh E.F. Codd, salah
seorang pakar dalam bidang database. Sering juga model ini disebut Database relasi.
Dalam suatu sistem database relasi, data yang tersimpan dalam DBMS
mempunyai tingkatan-tingkatan, sebagai berikut :
1. Karakter (Characters)
Merupakan bagian terkecil dalam database, dapat berupa karakter numerik (angka
0 s.d 9), huruf ( A - Z, a - z) ataupun karakter-karakter khusus, seperti *, &. %, #
dan lain-lain.

2. Field atau Attribute


Merupakan bagian dari record yang menunjukkan suatu item data yang sejenis,
Misalnya: field nama, file NIM dan lain sebagainya. Setiap field harus
mempunyai nama dan tipe data tertentu. Isi dari field di sebut Data Value. Dalam
tabel database, field ini disebut juga kolom.
3. Record atau Tupple
Tuple/Record adalah kumpulan data value dari attribute yang berkaitan sehingga
dapat menjelaskan sebuah entity secara lengkap. Misal : Record entity mahasiswa
adalah kumpulan data value dari field nobp, nama, jurusan dan alamat per-
barisnya. Dalam tabel database, Record disebut juga baris.
4. Table/Entity
Entity merupakan sesuatu yang dapat diidentifikasi dari suatu sistem database,
bisa berupa objek, orang, tempat, kejadian atau konsep yang informasinya akan
disimpan dalam database. Misal. Pada sistem database akademik, yang menjadi
entity adalah, mahasiswa, dosen, matakuliah dan lain-lain. Dalam aplikasi,
penggunaan istilah Entity sering di samakan dengan istilah Tabel. (Entity =
table). Disebut tabel, karena dalam merepresentasikan datanya di atur dalam
bentuk baris dan kolom. Baris mewakili 1 record dan kolom mewakili 1 field.
Dalam sistem database tradisional, entity/table ini disebut juga dengan file.
5. Database
Kumpulan dari tabel-tabel yang saling berelasi, disusun secara logis, sehingga
menghasilkan informasi yang bernilai guna dalam proses pengambilan keputusan.

Ada beberapa sifat yang melekat pada suatu tabel :


– Tidak boleh ada record yang sama (kembar)
– Urutan record tidak terlalu penting, karena data dalam record dapat diurut sesuai
dengan kebutuhan.
– Setiap field harus mepunyai nama yang unik (tidak boleh ada yang sama).
– Setiap field mesti mempunyai tipe data dan karakteristik tertentu.
LATIHAN

1. Perhatikan gambar dibawah ini, tentukan mana user, DBMS dan Database

2. Pembahasan dibawah ini termasuk contoh model database apa? Dan berikan alasan!
Sebuah organisasi dapat menyimpan informasi pegawai pada tabel yang mengandung
atribut/kolom seperti nomor pegawai, nama awal, nama akhir, dan kode departemen.
Organisasi menyediakan setiap pegawai dengan hardware computer seperti yang
dibutuhkan, namun peralatan komputer hanya dapat digunakan dari pegawai yang
telah disetujui. Organisasi dapat menyimpan informasi hardware komputer pada tabel
terpisah yang termasuk setiap bagian dari nomor serial, tipe, dan pegawai yang
menggunakannya. Bentuk tabel akan tampak seperti ini:
Nama Nama Kode Nomor Nomor
Nomor Tipe
Awal Akhir Departemen Serial Pegawai
100 Sally Baker 10-L 3009734-4 Komputer 100
101 Jack Douglas 10-L 3-23-283742 Monitor 100
102 Sarah Schultz 20-B 2-22-723423 Monitor 100
103 David Drachmeier 20-B 232342 Printer 100
3. Perhatikan gambar dibawah ini, Tentukan mana yang disebut dengan Field, Record
dan primary key
4. Rancanglah database mahasiswa dan matakuliah, tentukan sendiri Field, Record dan
primary key

Anda mungkin juga menyukai