Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KEGIATAN PROMOTOR KESEHATAN

TRIWULAN I
PUSKESMAS PARINGGONAN

PUSKESMAS PARINGGONAN
KEC. ULU BARUMUN
KABUPATEN PADANG LAWAS
2018
KEGIATAN I.
PEMBENTUKAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) /
DOKTER KECIL
DI SDN NO. 0601 PARINGGONAN

1. Hari / Tanggal : Senin, 26 Maret 2018

2. Metode : Sosialisasi Mengenai UKS / Dokter Kecil

3. Materi : (Dilampirkan)

a. Pengertian UKS

b. Ruang Lingkup kegiatan UKS atau TRIAS UKS

c. Sasaran UKS

d. Apa saja kegiatan UKS

4. Hasil Kegiatan :

Sebelum kami membentuk UKS / Dokter Kecil di SDN No.0601 Paringgonan ini,

terlebih dahulu kami meminta persetujuan dari Bapak Kepala Sekolah sekaligus memberikan

penjelasan bahwa program UKS / Dokter Kecil wajib dibentuk di semua sekolah dan apa saja

fungsi dan tujuan dari UKS itu sendiri, Beliau sangat mendukung dengan program ini dan

mempersilahkan kami untuk langsung memilih siswa/i yang dianggap mampu dan layak untuk

jadi anggota UKS / Dokter Kecil, hal ini tidak lepas juga peran dari wali kelas / guru karena

mereka yang lebih mengetahui bagaimana tingkat kemampuan siswa/i dan kesanggupan orang

tua dari siswa/i tersebut, karena untuk biaya seragam UKS pihak sekolah tidak bisa

menyediakannya sehingga dibebankan kepada orangtua masing-masing siswa/i yang terpilih.

Setelah terpilih 15 siswa/i yang terdiri dari kelas III, IV dan V, mereka dikumpul dalam

satu ruangan untuk memberikan sedikit gambaran apa itu UKS, ruang lingkup dan apa saja

kegiatan-kegiatannya. Mereka diajak supaya lebih berani, lebih rapi & bersih karena mereka

yang nantinya akan jadi contoh untuk teman-temannya, tapi satu yang penting para siswa/i

terpilih disuruh harus menceritakan kepada orangtua masing-masing apakah setuju/tidak mereka

menjadi anggota Dokter Kecil dan sanggup untuk membeli seragamnya, dan diberi tenggang

waktu selama 2 minggu untuk membeli seragamnya. Setelah seragam lengkap, baru mereka akan

dilantik kemudian dilakukan pembinaan / pelatihan dokter kecil.


5. Intervensi/ Rencana Tindak lanjut :

Setelah seragam dokter kecil ini sudah lengkap akan dilakukan pelantikan kemudian akan

dilanjutkan pembinaan / pelatihan dokter kecil serta pemilihan guru pendamping UKS.

6. Dokumentasi :

Paringgonan, 08 April 2018


Kepala Sekolah Mengetahui,
SDN No. 0601 Paringgonan Kepala Puskesmas Paringgonan

IRWANUDDIN DAULAY dr. AHMAD FAISAL


NIP. 19680413 199203 1 003 NIP. 19800728 201101 1 007
KEGIATAN II.
PEMBENTUKAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) /
DOKTER KECIL
DI SDN. 0602 MATONDANG

1. Hari / Tanggal : Rabu, 28 Maret 2018

2. Metode : Sosialisasi Mengenai UKS / Dokter Kecil

3. Materi : (Dilampirkan)

a. Pengertian UKS

b. Ruang Lingkup kegiatan UKS atau TRIAS UKS

c. Sasaran UKS

d. Apa saja kegiatan-kegiatan UKS

4. Hasil Kegiatan :

Hampir sama hasil kegiatan di SD Paringgonan, terlebih dahulu kami meminta persetujuan

dari Bapak Kepala Sekolah sekaligus memberikan penjelasan bahwa program UKS / Dokter

Kecil wajib dibentuk di semua sekolah dan apa saja fungsi dan tujuan dari UKS itu sendiri,

Beliau sangat mendukung dengan program ini dan mempersilahkan kami untuk langsung

memilih siswa/i yang dianggap mampu dan layak untuk jadi anggota UKS / Dokter Kecil, hal ini

tidak lepas juga peran dari wali kelas/guru karena mereka yang lebih mengetahui bagaimana

tingkat kemampuan siswa/i dan kesanggupan orang tua dari siswa/I tersebut, karena untuk biaya

seragam UKS pihak sekolah tidak bisa menyediakannya sehingga dibebankan kepada orangtua

masing-masing siswa/I yang terpilih.

Setelah terpilih 15 siswa/I yang terdiri dari kelas III, IV dan V, mereka dikumpul dalam

satu ruangan untuk memberikan sedikit gambaran apa itu UKS, ruang lingkup dan apa saja

kegiatan-kegiatannya. Mereka diajak supaya lebih berani, lebih rapi&bersih karena mereka yang

nantinya akan jadi contoh untuk teman-temannya, tapi satu yang penting para siswa/i terpilih

disuruh setelah pulang sekolah harus menceritakan kepada orang tua masing-masing apakah

setuju/tidak mereka menjadi anggota Dokter Kecil dan sanggup untuk membeli seragamnya, dan

diberi tenggang waktu selama 2 minggu untuk membeli seragamnya. Setelah seragam lengkap,

baru mereka akan dilantik kemudian dilakukan pembinaan / pelatihan dokter kecil.
5. Intervensi/ Rencana Tindak lanjut :

Setelah seragam dokter kecil ini sudah lengkap akan dilakukan pelantikan kemudian akan

dilanjutkan pembinaan / pelatihan dokter kecil serta pemilihan guru pendamping UKS.

6. Dokumentasi :

Paringgonan, 08 April 2018


Kepala Sekolah Mengetahui,
SDN No. 0602 Matondang Kepala Puskesmas Paringgonan

DAMHURI HASIBUAN, S.Pd dr. AHMAD FAISAL


NIP. 19621107 198304 1 001 NIP. 19800728 201101 1 007
KEGIATAN III.
PEMBENTUKAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) /
DOKTER KECIL
DI SDN NO. 0605 SIMANULDANG

1. Hari / Tanggal : Kamis, 29 Maret 2018

2. Metode : Sosialisasi Mengenai UKS / Dokter Kecil

3. Materi : (Dilampirkan)

a. Pengertian UKS

b. Ruang Lingkup kegiatan UKS atau TRIAS UKS

c. Sasaran UKS

d. Apa saja kegiatan-kegiatan UKS

4. Hasil Kegiatan :

Hampir sama hasil kegiatan di SD Paringgonan, terlebih dahulu kami meminta persetujuan

dari Bapak Kepala Sekolah sekaligus memberikan penjelasan bahwa program UKS / Dokter

Kecil wajib dibentuk di semua sekolah dan apa saja fungsi dan tujuan dari UKS itu sendiri,

Beliau sangat mendukung dengan program ini dan mempersilahkan kami untuk langsung

memilih siswa/I yang dianggap mampu dan layak untuk jadi anggota UKS / Dokter Kecil, hal ini

tidak lepas juga peran dari wali kelas/guru karena mereka yang lebih mengetahui bagaimana

tingkat kemampuan siswa/i dan kesanggupan orang tua dari siswa/I tersebut, karena untuk biaya

seragam UKS pihak sekolah tidak bisa menyediakannya sehingga dibebankan kepada orangtua

masing-masing siswa/i yang terpilih.

Setelah terpilih 15 siswa/i yang terdiri dari kelas III, IV dan V, mereka dikumpul dalam

satu ruangan untuk memberikan sedikit gambaran apa itu UKS, ruang lingkup dan apa saja

kegiatan-kegiatannya. Mereka diajak supaya lebih berani, lebih rapi&bersih karena mereka yang

nantinya akan jadi contoh untuk teman-temannya, tapi satu yang penting para siswa/I terpilih

disuruh setelah pulang sekolah harus menceritakan kepada orang tua masing-masing apakah

setuju/tidak mereka menjadi anggota Dokter Kecil dan sanggup untuk membeli seragamnya, dan

diberi tenggang waktu selama 2 minggu untuk membeli seragamnya. Setelah seragam lengkap,

baru mereka akan dilantik kemudian dilakukan pembinaan / pelatihan dokter kecil.
5. Intervensi/ Rencana Tindak lanjut :

Setelah seragam dokter kecil ini sudah lengkap akan dilakukan pelantikan kemudian akan

dilanjutkan pembinaan / pelatihan dokter kecil serta pemilihan guru pendamping UKS.

6. Dokumentasi :

Paringgonan, 08 April 2018


Kepala Sekolah Mengetahui,
SDN. 0605 Simanuldang Kepala Puskesmas Paringgonan

AMINAH HASIBUAN dr. AHMAD FAISAL


NIP. 19650315 198604 2 006 NIP. 19800728 201101 1 007
KEGIATAN IV.
PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL
DI DESA PARINGGONAN

1. Hari / Tanggal : Kamis, 22 Februari 2018

2. Metode : Penyuluhan

3. Materi : (Dilampirkan)

a. Apa yang dimaksud dengan kehamilan?

b. Apa saja makanan bergizi bagi ibu hamil?

c. Apa saja yang perlu dipersiapkan menuju persalinan?

d. Mengenal tanda – tanda bahaya kehamilan?

4. Hasil Kegiatan :

Kelas ibu hamil di desa Paringgonan dilaksanakan 1 kali dalam sebulan, setiap tanggal 15

yang bertepatan dengan hari Posyandu, dengan jumlah ibu hamil di desa ini sebanyak 22 orang

dan yang hadir sebanyak 18 orang.

Sebelum memulai materi, setiap ibu hamil diabsen terlebih dahulu untuk lebih mengenal

dan agar terjalin kedekatan antara ibu hamil dengan kami. Materi yang diberikan berhubungan

dengan kesehatan seorang ibu hamil, makanan bergizi bagi ibu hamil dan tanda-tanda bahaya

kehamilan.

Setelah materi selesai kami melanjutkan sesi tanya jawab untuk mengetahui tingkat

pemahaman mereka. Bagi yang dapat menjawab kami kasih hadiah, untuk yang pertama ini kami

membagikan kelambu. Begitu juga dengan bulan berikutnya, materi yang disampaikan bulan lalu

juga akan di refresh kembali agar mereka lebih ingat dan akan diberi hadiah juga bagi siapa yang

lebih cepat dan tepat menjawab soal.

Desa Paringgonan adalah salah satu desa lokus stunting, jadi setiap posyandu dan kelas ibu

hamil harus betul-betul dipantau baik balitanya maupun ibu hamilnya, sehingga dapat mencegah

terjadinya stunting.

5. Intervensi / Rencana Tindak Lanjut :

Meminta kader agar sebelum hari H mengingatkan kepada semua ibu hamil untuk dapat hadi

di Posyandu, dan untuk bulan berikutnya akan diadakan senam ibu hamil.
6. Dokumentasi

Paringgonan, 08 April 2018


Mengetahui,
Kepala Desa Paringgonan Kepala Puskesmas Paringgonan

IRHAM ALI MUNANDAR HSB dr. AHMAD FAISAL


NIP. 19800728 201101 1 007
KEGIATAN V.
PEMBENTUKAN POSBINDU & POSYANDU USILA
DI DESA PARINGGONAN

1. Hari / Tanggal : Kamis, 22 Februari 2018

2. Metode : Penyuluhan

3. Materi : (Dilampirkan)

a. Apa itu Posbindu dan Posyandu Usila?

b. Tujuan dan sasaran dari Posbindu dan Posyandu Usila?

c. Manfaat Posbindu Posyandu Usila?

d. Apa saja kegiatannya dan bagaimana alurnya?

e. Tahap penyelenggaraan Posbindu dan Posyandu Usila?

f. Tugas kader seperti apa?

4. Hasil Kegiatan :

Setelah dilakukan semua pembahasan mengenai Posbindu dan Posyandu Usila, maka

masyarakat sangat setuju dan bersemangat untuk kegiatan ini. Sebelumnya memang pas

Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) pada bulan November lalu kami sudah membicarakan

kepada Kepala Desa tentang akan dilakukan pembentukan Posbindu dan Posyandu Usila ini, dan

tentang bagaimana pendanaannya mulai dari pembelian alat-alat pemeriksaan sampai honor dari

kadernya. Kami juga menjelaskan bahwa program ini adalah salah satu bentuk UKBM, dan

sudah ada UU yang mengatur penggunaan Dana Desa yang menyatakan bahwa 10% dari Dana

Desa adalah untuk kesehatan, akhirnya Kepala Desa menyetujui untuk dibentuk kegiatan.

Berdasarkan hasil musyawarah masyarakat bahwa Posbindu dan Posyandu Usila ini akan

dilaksanakan 1 kali sebulan, tepatnya setiap hari Sabtu di awal bulan. Masyarakat juga sepakat

bahwa untuk bulan depannya dan karena masih yang pertama kali semua masyarakat yang hadir

akan di lakukan pemeriksaan, sedangkan untuk bulan berikutnya akan dilakukan pemeriksaan

bagi yang mempunyai gejala-gejala PTM.

5. Intervensi / Rencana Tindak Lanjut :

Pelatihan kader tentang cara-cara pemeriksaan gula dan asam urat, serta latihan senam lansia

karena sebelum pelasanaan posyandu terlebih dahulu untuk melakukan senam lansia.
6. Dokumentasi

Paringgonan, 08 April 2018


Mengetahui,
Kepala Desa Paringgonan Kepala Puskesmas Paringgonan

IRHAM ALI MUNANDAR HSB dr. AHMAD FAISAL


NIP. 19800728 201101 1 007
KEGIATAN VI.
PEMICUAN STOP BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (BABS)
DI DESA AEK HARUAYA

1. Hari / Tanggal : Kamis, 15 Maret 2018

2. Metode : Pemicuan Masyarakat

3. Materi : (Dilampirkan)

a. Apa maksud dari pemicuan stop BABS

b. Tujuan dilaksanakan pemicuan stop BAS

c. Melakukan pemetaan desa

d. Akibat dari Stop BABS

e. Apa masalahnya sehingga susah BAB di jamban

f. Bagaimana solusinya

4. Hasil Kegiatan :

Desa Aek Haruaya yang kami kunjungi bukanlah mereka yang tinggal di pegunungan lagi,

hampir yang 55 KK sudah pindah ke desa Siundol karena daerah mereka sulit untuk dijangkau.

Alasannya banyak anak mereka yang mau sekolah sedangkan di desa mereka tidak ada seolah

sehingga mereka harus menumpang dan mengontrak rumah di desa terdekat dengan sekolah.

Pemicuan ini bukanlah untuk mengajari masyarakat tersebut, namun kita yang ingin

mempelajari bagaimana pola perilaku masyarakat khususnya terhadap kesehatan lingkungan, jadi

biarkan masyarakat yang menjawab dan mengerjakannya sendiri. Sebelum melakukan pemicuan,

kami sudah mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan, seperti tepung, dedak, kertas potong,

karton, spidol dan lem.

Setelah kepala desa/perangkat desa hadir beserta masyarakatnya juga, kami hanya

memberikan sedikit penjelasan maksud dan tujuan dilakukannya pemicuan stop BABS ini, dan

yang paling utama memberikan penjelasan bahwa kami tidak memberikan bantuan/subsidi dalam

bentuk apapun dan mereka hanya duduk terdiam.

Agar suasana tidak terlalu tegang, kami melakukan pencairan suasana dengan menyanyi

sambil menari sehingga kedekatan antara masyarakat dengan kami sebagai fasillitator semakin
dekat, yang akhirnya masyarakat tersebut tidak lagi terlalu takut untuk menjawab semua nanti

pertanyaan yang kami ajukan.

Setelah pencairan suasana dilakukan, kami menyuruh salah satu dari mereka untuk

membuat pemetaan desa secara garis besarnya saja di sebuah lapangan, disamping itu

masyarakat disuruh untuk menuliskan nama mereka di kertas potong yang telah dibagikan.

Setelah pemetaan siap, kami menyuruh mereka untuk meletakkan kertas potong yang telah

ditulis namanya di peta tersebut, kemudian mereka disuruh memperlihatkan dimana mereka

biasa BAB dengan menaburkan tepung wana kuning. Setelah semuanya siap, mereka disuruh

untuk mengamati bagaimana kondisi lingkungan mereka, melihat bagaimana kotoran manusia

dapat dimakan oleh mereka sendiri dengan memperlihatkan pola aliran sungai tersebut,

manyakan kepada mereka apakah tidak jijik saling memakan kotoran manusia walapun tidak

terlihat, apakah mereka tidak takut sakit, apakah mereka tidak malu aurat mereka terlihat oleh

yang lainnya dan tidak merasa berdosa, apakah tega dengan mudahnya mengotori sungai jernih

yang telah diberikan oleh yang Maha Kuasa, sedangkan di daerah lain masih banyak masyarakat

yang kesulitan air bersih, di sini kami berikan kesempatan kepada masyarakat agar mereka yang

menjawabnya sehingga solusi juga muncul dari mereka sendiri.

Memang mereka mengakui dan menyadari bahwa perilaku mereka tersebut sebenarnya

tidak baik, namun apa yang harus mereka lakukan. Mereka hanya menumpang di desa orang,

rumah yang ditinggali pun disewa dan kadang-kadang mereka harus pindah ke rumah yang lain,

sehingga tidak memungkinkan untuk membangun jamban di rumah. Dari 55 KK yang

menumpang hanya 7 rumah yang sudah memiliki jamban, harapan mereka untuk sekarang

adalah agar dibangun jalan ke desa yang di pegunungan yang bisa diakes oleh kenderaan

sehingga mereka bisa menetap di sana. Begitu juga dengan sistem pendidikannya, mereka sangat

berharap ada pembangunan sekolah dasar sehingga anak-anak mereka bisa sekolah di desa

tersebut tanpa harus menumpang di desa lain.

Melihat kondisi desa ini solusi untuk masalah BABS belum bisa dipecahkan, karena ini

membutuhkan kerja sama dengan instansi lain sehingga untuk masalah di desa Aek Haruaya ini

bisa diatasi. Oleh karena di sini kami bersama Dinas Kesehatan, mereka yang akan

mendiskusikannya dengan instansi lain agar dapat solusi sehingga desa ini bisa bangkit & maju.
5. Intervensi / Rencana Tindak Lanjut : Monitoring pasca pemicuan untuk melihat

bagaimana tingkat perubahan perilaku masyarakat

6. Dokumentasi :

Paringgonan, 08 April 2018


Mengetahui,
Kepala Desa Aek Haruaya Kepala Puskesmas Paringgonan

RUSTAM HASIBUAN dr. AHMAD FAISAL


NIP. 19800728 201101 1 007
KEGIATAN VII.
PEMICUAN STOP BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (BABS)
DI DESA SIBUAL-BUALI

1. Hari / Tanggal : Senin, 19 Maret 2018

2. Metode : Pemicuan Masyarakat

3. Materi : (Dilampirkan)

a. Apa maksud dari pemicuan stop BABS

b. Tujuan dilaksanakan pemicuan stop BAS

c. Melakukan pemetaan desa

d. Akibat dari Stop BABS

e. Apa masalahnya sehingga susah BAB di jamban

f. Bagaimana solusinya

4. Hasil Kegiatan :

Kegiatan ini hampir sama dengan kegiatan pemicuan di desa Aek Haruaya, hanya saja

kondisi geografisnya berbeda. Desa Sibual-buali merupakan salah satu desa yang cukup sulit

untuk dijangkau, dimana akses menuju ke sana belum bisa menggunakan mobil hanya bisa

dilewati sepeda motor karena harus melewati jembatan/rambin yang cukup panjang.

Sebelum melakukan pemicuan, kami sudah mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan,

seperti tepung, dedak, kertas potong, kartno, spidol dan lem.

Setelah kepala desa/perangkat desa hadir beserta masyarakatnya juga, kami hanya

memberikan sedikit penjelasan maksud dan tujuan dilakukannya pemicuan stop BABS ini, dan

yang paling utama memberikan penjelasan bahwa kami tidak memberikan bantuan/subsidi dalam

bentuk apapun.

Agar suasana tidak terlalu tegang, kami melakukan pencairan suasana dengan menyanyi

sambil menari sehingga kedekatan antara masyarakat dengan kami sebagai fasillitator semakin

dekat, yang akhirnya masyarakat tersebut tidak lagi terlalu takut untuk menjawab semua nanti

pertanyaan yang kami ajukan.

Setelah pencairan suasana dilakukan, kami menyuruh salah satu dari mereka untuk

membuat pemetaan desa secara garis besarnya saja di sebuah lapangan, disamping itu
masyarakat disuruh untuk menuliskan nama mereka di kertas potong yang telah dibagikan.

Setelah pemetaan siap, kami menyuruh mereka untuk meletakkan kertas potong yang telah

ditulis namanya di peta tersebut, kemudian mereka disuruh memperlihatkan dimana mereka

biasa BAB dengan menaburkan tepung wana kuning. Setelah semuanya siap, mereka disuruh

untuk mengamati bagaimana kondisi lingkungan mereka, melihat bagaimana kotoran manusia

dapat dimakan oleh mereka melalui aliran sungai tersebut, manyakan kepada mereka apakah

tidak jijik saling memakan kotoran manusia walapun tidak terlihat, apakah mereka tidak takut

sakit, apakah mereka tidak malu aurat mereka terlihat oleh yang lainnya dan tidak merasa

berdosa, apakah tega dengan mudahnya mengotori sungai jernih yang telah diberikan oleh yang

Maha Kuasa, sedangkan di daerah lain masih banyak masyarakat yang kesulitan air bersih, di

sini kami berikan kesempatan kepada masyarakat agar mereka yang menjawabnya sehingga

solusi juga muncul dari mereka sendiri.

Banyak yang menjawab dari mereka dengan alasan tidak mampu untuk membangun

jamban karena untuk makan sehari-hari saja tidak cukup, rumah saya tidak punya kamar mandi

dan ukurannya kecil dan itupun rumah kontrakan sehingga tidak memungkinkan untuk bangun

jamban apalagi rumah saya dekat sungai jadi lebih mudah langsung ke sana, kami pun sangat

mau untuk BAB di jamban jika ada bantuan dari Pemerintah.

Dengan berbagai alasan inilah mereka tetap bersikeras tidak mau untuk membangun

jamban. Kami pun menjelaskan bahwa tidak perlu untuk membangun jamban yang mahal, ada

beberapa kami gambarkan contoh jamban sederhana, kami juga mengatakan bahwa mindset kita

harus dirubah, jangan di pikiran kita hanya bantuan saja, bagaimana bisa pemerintah kita yang

mengurus hidup kita semua, mulai dari biaya makan, pendidikan, kesehatan dan untuk masalah

kotoran kita pun kita mengharapkan pemerintah yang mengurusnya. Kebiasaan inilah yang harus

kita ubah, kita harus memulai dari diri sendiri tanpa harus melibatkan orang lain. Mereka

tertunduk diam, dan beberapa dari mereka mungkin mulai sadar dengan mengatakan akan

memulai untuk menyicil biaya jamban.

Sebenarnya kami juga ingin membuat arisan jamban, tapi sebagian dari mereka masih

menolak dengan alasan tidak sanggup untuk membayarnya. Oleh karena itu, akhirnya kami

membuat penandatanganan komitmen untuk berubah dan akan kami pantau ke depannya.
5. Intervensi / Rencana Tindak Lanjut : Monitoring pasca pemicuan untuk melihat

bagaimana tingkat perubahan perilaku masyarakat.

6. Dokumentasi :

Paringgonan, 08 April 2018


Mengetahui,
Kepala Desa Sibual-buali Kepala Puskesmas Paringgonan

ALI SOMAN HASIBUAN dr. AHMAD FAISAL


NIP. 19800728 201101 1 007
KEGIATAN VIII.
PEMBERIAN PIL CACING
DI SDN NO. 0604 SIRAISAN

1. Hari / Tanggal : Rabu, 08 Maret 2018

2. Metode : Penyuluhan

3. Materi : (Dilampirkan)

a. Manfaat obat cacing

b. Apa saja yang menyebabkan kecacingan

c. Akibat dari kecacingan

d. Cara mencegah kecacingan

4. Hasil Kegiatan :

Sehari sebelum memberikan obat cacing kami dari puskesmas sudah mengirimkan surat

kepada pihak sekolah untuk memberitahukan bahwa akan diadakan pemberian obat cacing dan

diharapkan pihak sekolah untuk menyediakan air minumnya.

Sebelum membagikan obat cacing kami memberikan sedikit penjelasan mengenai

kecacingan, akibat kecacingan dan mencegah kecacingan, kami juga menanyakan apakah sudah

ada yang diberikan obat cacing oleh ibu/bapaknya, bagi yang sudah tidak akan diberikan lagi.

Sambil membagikan obat cacing kami terus bertanya dan mengingatkan apa yang menyebabkan

kecacingan, jangan lupa untuk mencuci tangan pakai sabun sebelum makan, cacing bisa

menyebabkan ngantuk sehingga pelajaran yang diterangkan oleh Bapak/Ibu guru akan sulit

untuk dimengerti, bahkan kecacingan bisa menyebabkan mereka stunting/tumbuh pendek.

Beberapa dari siswa/i tersebut ada yang tidak mau minum obatnya dengan alasan takut

muntah, bahkan ada yang berbohong obatnya sudah minum padahal dibuangnya di bawah meja,

dengan situasi seperti ini kami terus membujuknya dan mengatakan obatnya itu tidak pahit dan

memberikan penjelasan lagi apa itu manfaat obat cacing bagi tubuh kita, sehingga dengan

keadaan terpaksa mereka akhirnya mau meminumnya.

Obat cacing kami berikan di kelas IV, V dan VI pada pagi harinya, sedangkan untuk kelas

I, II dan III diberikan di siang harinya berhubung karena mereka masuk siang. Bagi siswa/i yang
tidak hadir obatnya dititip sama wali kelas masing-masing dan akan diberikan jika siswa/i

tersebut sudah masuk kembali.

5. Intervensi / Rencana Tindak Lanjut:

Melakukan penyuluhan Higiene Sanitasi (HS) sekolah mengenai PHBS sekolah, cara cuci

tangan pakai sabun, cara menggosok gigi yang baik dan benar serta akibat buang sampah

sembarangan dan jajanan sehat

6. Dokumentasi :

Paringgonan, 08 April 2018


Mengetahui,
Kepala Sekolah Kepala Puskesmas Paringgonan
SDN NO. 0604 Siraisan

SONANG, S.Pd dr. AHMAD FAISAL


NIP. 19650503 198909 1 001 NIP. 19800728 201101 1 007
KEGIATAN IX.
PEMBERIAN PIL CACING
DI MIN PARINGGONAN

1. Hari / Tanggal : Kamis, 08 Maret 2018

2. Metode : Penyuluhan

3. Materi : (Dilampirkan)

a. Manfaat obat cacing

b. Apa saja yang menyebabkan kecacingan

c. Akibat dari kecacingan

d. Cara mencegah kecacingan

4. Hasil Kegiatan :

Sebelum membagikan obat cacing kami memberikan sedikit penjelasan mengenai

kecacingan dan menanyakan apakah sudah ada yang diberikan obat cacing oleh ibu/bapaknya,

bagi yang sudah tidak akan diberikan lagi. Sambil membagikan obat cacing kami terus bertanya

dan mengingatkan apa yang menyebabkan kecacingan, jangan lupa untuk mencuci tangan pakai

sabun sebelum makan, cacing bisa membuat ngantuk sehingga menganggu konsentrasi belajar,

bisa menyebabkan mereka stunting/tumbuh pendek.

Kami memberikan obat cacing mulai kelas I – VI, bagi siswa/I yang tidak hadir obatnya

dititip sama wali kelas masing-masing.

5. Intervensi / Rencana Tindak Lanjut:

Melakukan penyuluhan Higiene Sanitasi (HS) sekolah mengenai PHBS sekolah, cara cuci

tangan pakai sabun, cara menggosok gigi yang baik dan benar serta akibat buang sampah

sembarangan dan jajanan sehat

6. Dokumentasi :
Paringgonan, 08 April 2018
Mengetahui,
Kepala Sekolah Kepala Puskesmas Paringgonan
MIN Paringgonan

dr. AHMAD FAISAL


NIP. 19800728 201101 1 007
KEGIATAN X.
PEMBERIAN PIL CACING
DI SD N. 0610 PINTU PADANG

1. Hari / Tanggal : Rabu, 08 Maret 2018

2. Metode : Penyuluhan

3. Materi :

a. Manfaat obat cacing

b. Apa saja yang menyebabkan kecacingan

c. Akibat dari kecacingan

d. Cara mencegah kecacingan

4. Hasil Kegiatan :

Sehari sebelum memberikan obat cacing kami dari puskesmas sudah mengirimkan surat

kepada pihak sekolah untuk memberitahukan bahwa akan diadakan pemberian obat cacing dan

diharapkan pihak sekolah untuk menyediakan air minumnya, dan keesokan harinya para siswa/i

sudah membawa air minum masing-masing.

Sebelum membagikan obat cacing kami memberikan sedikit penjelasan mengenai

kecacingan, akibat kecacingan dan mencegah kecacingan, kami juga menanyakan apakah sudah

ada yang diberikan obat cacing oleh ibu/bapaknya, bagi yang sudah tidak akan diberikan lagi.

Sambil membagikan obat cacing kami terus bertanya dan mengingatkan apa yang menyebabkan

kecacingan, jangan lupa untuk mencuci tangan pakai sabun sebelum makan, cacing bisa

menyebabkan ngantuk sehingga pelajaran yang diterangkan oleh Bapak/Ibu guru akan sulit

untuk dimengerti, bahkan kecacingan bisa menyebabkan mereka stunting/tumbuh pendek.

Beberapa dari siswa/i tersebut ada yang tidak mau minum obatnya dengan alasan takut

muntah, bahkan ada yang berbohong obatnya sudah minum padahal dibuangnya di bawah meja,

dengan situasi seperti ini kami terus membujuknya dan mengatakan obatnya itu tidak pahit dan

memberikan penjelasan lagi apa itu manfaat obat cacing bagi tubuh kita, sehingga dengan

keadaan terpaksa mereka akhirnya mau meminumnya.

Bagi siswa/i yang tidak hadir obatnya dititip sama wali kelas masing-masing dan akan

diberikan jika siswa/i tersebut sudah masuk kembali.


5. Intervensi / Rencana Tindak Lanjut:

Melakukan penyuluhan Higiene Sanitasi (HS) sekolah mengenai PHBS sekolah, cara cuci

tangan pakai sabun, cara menggosok gigi yang baik dan benar serta akibat buang sampah

sembarangan dan jajanan sehat.

6. Dokumentasi :

Paringgonan, 08 April 2018


Kepala Sekolah Mengetahui,
SDN No.0610 Pintu Padang Kepala Puskesmas Paringgonan

EFRI PAUTAN HASIBUAN, S.Pd dr. AHMAD FAISAL


NIP. 19811021 200904 1 003 NIP. 19800728 201101 1 007
KEGIATAN XI.
INSPEKSI KUALITAS AIR MINUM
DI DESA SIBUAL-BUALI

1. Hari / Tanggal : Senin, 19 Maret 2018

2. Metode : Pengambilan sampel air minum dan mengisi form penilaian

3. Materi : (Dilampirkan)

a. Kualitas fisik air

b. Risiko kontaminasi air minum

4. Hasil Kegiatan :

Berdasarkan hasil pengamatan sampel air minum di rumah Bapak Syarifuddin dimana

keluarga bapak ini menggunakan sumber air minum dari pegunungan yang dialirkan melalui

perpipaan, kualitas fisiknya :

a. Jernih

b. Tidak berbau

c. Tidak berasa

d. Tidak berwarna

e. Ada kebocoran pada sistem distribusi sehingga berisiko menimbulkan pencemaran

f. Tidak ada pengolahan (filtrasi atau disinfeksi) sebelum air didistribusikan

Untuk penilaiannya masuk kategori Risiko sedang dan direkomendasikan agar perpipaan

harus diperbaiki.

5. Intervensi / Rencana Tindak Lanjut :

Melakukan pemantauan apakah perpipaan yang bocor pada sistem distribusinya sudah

diperbaiki, serta menyarankan agar bak penampungan air dibersihkan atau di kuras minimal 1

kali selama 2 minggu karena dari hasil pengamatan terdapat endapan tanah dan sedikit berlumut,

disekitar pinggiran baik, selain itu memberikan penjelasan bahwa menguras bak mandi dapat

membunuth telur dan jentik nyamun sehingga kasus DBD/malaria dapat dicegah.
6. Dokumentasi

Paringgonan, 08 April 2018


Mengetahui,
Pemiliki sarana Kepala Puskesmas Paringgonan

SYARIFUDDIN HASIBUAN dr. AHMAD FAISAL


NIP. 19800728 201101 1 007
KEGIATAN XII.
PENYULUHAN HIGIENE SANITASI (HS) SEKOLAH
DI SDN. 0602 MATONDANG

1. Hari / Tanggal : Jumat, 16 Maret 2018

2. Metode : Penyuluhan

3. Materi : (Dilampirkan & dibagikan di grup Promkes Palas)

a. PHBS sekolah

b. Cara cuci tangan pakai sabun

c. Cara menggosok gigi yang baik dan benar

d. Akibat buang sampah sembarangan

e. Jajanan sehat

4. Hasil Kegiatan :

Penyuluhan Higiene Sanitasi (HS) sekolah kami laksanakan di kelas V dan VI berhubung

karena hanya di kelas ini tersedia aliran listrik. Kami memberikan penyuluhan dengan cara

menonton video yang telah dipersiapkan sebelumnya, para siswa/i nampak bersemangat dan

sangat fokus saat menonton video yang dibagikan. Ada beberapa video yang kami bagikan,

diantaranya cara cuci tangan pakai sabun, cara menggosok gigi yang baik dan benar, akibat

buang sampah sembarangan, dan jajanan sehat.

Setelah satu video siap ditonton, baru dijelaskan kembali dan di praktikkan bersama-sama.

Beberapa dari mereka ditunjuk untuk mempraktikkannya secara langsung di depan teman-

temannya agar mereka lebih ingat, begitu seterusnya sampai video yang terakhir.

Permasalahan yang ditemui dari materi yang dijelaskan adalah tentang jajanan sehat,

karena kantin sekolah tidak ada, yang ada hanya masyarakat yang berjualan di dekat sekolah dan

belum memenuhi syarat kesehatan, hal ini sudah kami telusuri sebelumnya. Walaupun begitu,

kami tetap memberitahukan kepada siswa/i agar jangan jajan sembarang terutama makanan yang

banyak menggunakan saus, dan menjelaskan kepada mereka kandungan saus dan bahayanya

bagi tubuh jika terlalu sering untuk dikonsumsi. Supaya lebih mengerti lagi, sebelum

menutupnya kami bertanya lagi soal materi yang dijelaskan tadi, mereka bisa menjawabnya dan

mengingatkan suapaya mereka bisa mempraktikkannya di kehidupan sehar-hari.


5. Intervensi/ Rencana Tindak Lanjut :

Penyuluhan Higiene Sanitasi (HS) sekolah akan dilaksanakan lagi khususnya untuk kelas I-

IV, agar materi yang dijelaskan didapatkan oleh semua siswa/i di SD Matondang ini.

6. Dokumentasi :

Paringgonan, 08 April 2018


Kepala Sekolah Mengetahui,
SDN No. 0602 Matondang Kepala Puskesmas Paringgonan

DAMHURI HASIBUAN, S.Pd dr. AHMAD FAISAL


NIP. 19621107 198304 1 001 NIP. 19800728 201101 1 007
KEGIATAN XII.
KUNJUNGAN BALITA STUNTING
DI DESA PASAR IPUH

1. Hari / Tanggal : Senin, 12 Maret 2018

2. Metode : Penyuluhan, Pengukuran BB dan TB balita dan Pemberian MT

3. Materi : (Dilampirkan)

4. Hasil Kegiatan :

Balita yang diduga stunting di desa Pasar Ipuh terdapat 4 orang, oleh karena itu setiap

minggunya dilakukan pemantauan dengan melakukan pengukuran BB & TB untuk melihat

apakah semakin menaik/menurun, kami juga melakukan penyuluhan kepada orangtua balita agar

memberikan makanan yang bergizi dengan memberikan contoh-contoh makanan yang bergizi,

dan mengingatkan supaya orangtua tidak memberikan jajan sembarangan karena jajanan tersebut

kebanyakan mengandung penyedap rasa. Untuk menambah asupan balita, kami juga

memberikan makanan tambahan supaya BB & TB bertambah, sehingga masalh stunting dan gizi

kurang dapat teratasi.

5. Intervensi / Rencana Tindak Lanjut :

Melakukan follow up atau pemantauan minimal 1 kali seminggu untuk mengetahui

bagaimana kondisi gizi balita tersebut apakah terjadi kenaikan/penuruna BB/TB, selain itu akan

diberikan terus penyuluhan kepada ibunya untuk dapat menambah asupan gizi balita serta harus

dibawa ke Posyandu untuk dilakukan penimbangan.

6. Dokumentasi
Paringgonan, 08 April 2018
Mengetahui,
Kepala Desa Pasar Ipuh Kepala Puskesmas Paringgonan

AHMAD MUDA HSB dr. AHMAD FAISAL


NIP. 19800728 201101 1 007
KEGIATAN XIV.
KUNJUNGAN BALITA STUNTING
DI DESA PARINGGONAN

1. Hari / Tanggal : Senin, 12 Maret 2018

2. Metode : Penyuluhan, Pengukuran BB dan TB balita dan Pemberian MT

3. Materi : (Dilampirkan)

4. Hasil Kegiatan :

Balita yang diduga stunting di desa Paringgonan terdapat 10 orang, oleh karena itu setiap

minggunya dilakukan pemantauan dengan melakukan pengukuran BB & TB untuk melihat

apakah semakin menaik/menurun, kami juga melakukan penyuluhan kepada orangtua balita agar

memberikan makanan yang bergizi dengan memberikan contoh-contoh makanan yang bergizi,

dan mengingatkan supaya orangtua tidak memberikan jajan sembarangan karena jajanan tersebut

kebanyakan mengandung penyedap rasa. Untuk menambah asupan balita, kami juga

memberikan makanan tambahan supaya BB & TB bertambah, sehingga masalh stunting dan gizi

kurang dapat teratasi.

5. Intervensi / Rencana Tindak Lanjut :

Melakukan follow up atau pemantauan minimal 1 kali seminggu untuk mengetahui

bagaimana kondisi gizi balita tersebut apakah terjadi kenaikan/penuruna BB/TB, selain itu akan

diberikan terus penyuluhan kepada ibunya untuk dapat menambah asupan gizi balita serta harus

dibawa ke Posyandu untuk dilakukan penimbangan.

6. Dokumentasi
Paringgonan, 08 April 2018
Mengetahui,
Kepala Desa Paringgonan Kepala Puskesmas Paringgonan

IRHAM ALI MUNANDAR HSB dr. AHMAD FAISAL


NIP. 19800728 201101 1 007
KEGIATAN XV.
KUNJUNGAN PASIEN JIWA
DI DESA SIBUAL-BUALI

1. Hari / Tanggal : Senin, 19 Maret 2018

2. Metode : Konseling

3. Materi : (Dilampirkan)

4. Hasil Kegiatan :

Sebelumnya ada laporan ke puskesmas Paringgonan bahwa terdapat 1 orang dengan

gangguan jiwa, oleh karena itu kami langsung mengunjungi pasien tersebut. Pasien tersebut

bernama Syarifuddin yang berusia 28 tahun, keluarganya mengatakan bahwa pasien kadang-

kadang kambuh dan terkadang bisa sembuh seperti sedia kala, dan pada saat kami datang pasien

dalam keadaan sembuh.

Oleh karenanya kami lebih mudah untuk bertanya langsung mengenai apa yang dipikirkan

dan yang dirasakannya, dia mengatakan seperti ada bisikan-bisikan yang terdengar di telinganya,

dan kami menyarankan jika dirasa ada bisikan-bisikan jangan bertahan di kamar dan coba untuk

keluar rumah dan bergaul dengan yang lainnya, sehingga bisikan yang tadi perlahan bisa hilang.

Kami juga menyarankan kepada keluarganya supaya jangan dikucilkan orang seperti ini, bahkan

harus didukung dan mendengarkan setiap keluhannya. Kami juga menjelaskan bahwa ini bisa

diobati dan harus patuh untuk minum obat, keluarga juga harus mengawasi kalau pasien memang

betul-betul minm obat, dan 2 hari sebelum obat habis harus secepatnya untuk mengambil ke

puskesmas.

5. Intervensi / Rencana Tindak Lanjut :

Melakukan kunjungan lagi terhadap pasien dengan gangguan jiwa ini untuk melihat

bagaimana tingkat kesembuhannya, apakah terjadi perubahan atau tidak sama sekali. Sekaligus

mengingatkan kepada pihak keluarga untuk selalu mendukung dan mengawasi kepatuhan minum

obatnya.
6. Dokumentasi

Paringgonan, 08 April 2018


Mengetahui,
Kepala Desa Sibual-buali Kepala Puskesmas Paringgonan

ALI SOMAN HASIBUAN dr. AHMAD FAISAL


NIP. 19800728 201101 1 007

Anda mungkin juga menyukai