Anda di halaman 1dari 2

TERKIKISNYA NILAI MORAL BUDAYA SIRI DI KALANGAN

REMAJA PADA MASYARAKAT BUGIS PADA ABAD 22


Oleh : Fajar Rahmad
Andi Fajrul Fwzi

Suku bugis adalah salahsatu suku tertua di Indonesia yang mendiami


daerah Sulwesi Selatan,namun bukan berarti orang bugis tidak di temukan di
daerah lain.Selain salahsatu suku tertua di Indonesia,berdasarkan hasil sensus
penduduk tahun 2010 silam,suku bugis merupakan suku yang memiliki populasi
terbanyak yaitu sebanyak 6.539.00 orang bugis terbesar di seluruh Indonesia
sementara yang menetap di Sulawesi Selatan mencapai 3.605.639 dari total
populasi.Suku bugis memiliki banyak budaya yang di jadikan sebagai tawaran
sehingga dapat di kenal di Indonesia bahkan di luar negri sekalipun.Salahsatu
budaya yg terkenal di suku bukis aadalah budaya siri atau malu.
Budaya adalah kultur atau kebiasaan tertentu yang di lakukan oleh
masyarakat dengan secara sadar.Sedangkan siri yang di maksud dalam masyarkat
bugis adalah rasa malu.Jadi,Budaya siri adalah kebiasaan atau kewajiban menjaga
kehormatan diri dengan menjaga rasa malu,dengan tidak melakukan segala bentuk
perbuatan yang dapat mencederai kehormatan diri dan keluarga yang melanggar
norma atau aturan yang berlaku serta sesuatu yang menjadi dasar dalam bertindak.
Orang bugis dahulu sangat menjunjung tinggi siri atau rasa malu yang
dalam hal ini sebagai dasar dalam bertidak,dengan menjaga segala bentuk
tindakan.Rasa malu sudah di ajarkan dan di tanamkan dalam pikiran orang bugis
sejak masih anak anak,sehingga terbiasa pada remaja dan menjadi kebiasaan pada
saat dewasa.Pengaplikasian siri pun bertahap,pada usia anak-anak di ajarkan
bagaimana cara bertindak dengan baik kepada orang yang lebih tua,menginjak
usia remaja sudah di kenalkan dngan dunia luar dan di ajarkan bagaimana
bertindak di lingkungan umum,Pendidikan dan keluaraga agar tidak sampe
melakukan Tindakan yang dapat mengotori nama baik pribadi dan keluarga
kemudian paa masa dewasalah segala bentuk Tindakan sudah teratur dan ter arah
karna buah hasil dari didikan mulai anak-anak.
Pada abad 22 ini budaya siri sudah ter kikis secara perlahan seiring
berkembang nya zaman,bahkan beberapa kalangan tidak lagi memperhatikan ap
aitu siri karna kurang nya didikan dari orang tua dan faktor lingkungn dimana
mereka bergaul.Anak-anak sudah tidak lagi paham cara bertindak kepada orang
yang lebih tua,bahkan ada beberapa di kalangan remaja tidak lagi memperhatikan
bagaimana bertindak di lingkungan masyarakat dengan melakukan Tindakan yang
dapat mengotori nama baik pribadi dan keluarga yang tentunya melanggar norma-
norma atau hukum yang berlaku,karena di pengaruhi oleh budaya asing.
Suku yang besar adalah suku yang semestinya menganal dan paham
sejarah dengan cara belajar dan mengajarkan nya salah satunya adalah budaya
malu ini sehingga terus bersambung ke generasi selanjutnya.Sehingga budaya
asing yang merusak tidak dapat peluang dan ruang karna telah paham tentang
bagaimana cara bertindak dengan baik dengan memperhatikan rasa malu.Karna
ketika kita yang sebagai masyarakat bugis tidak paham akan hal itu maka
sejatinya kita adalah benalu bagi suku bugis.
Membangun bangsa yang besar tentunya di mulai dari memperhatikan hal
hal yang kecil salahsatunya adalah mengutkan kembali budaya budaya yang
terdapat di suku-suku di Indonesia yg brtnilai positif yang semakin hari semakin
terkikis dengan budaya barat yang merusak moralitas masyarakat hususnya di
kalangan remaja yang kebanyakan tidak lgi memperhatikan nilai etika dalam
bertindak.Jika hal yang kecil dalam suatau negara tidak mampu di
perhatikan,lantas bagaimana dengan urusan yang besar.
Cintailah budaya dan produk bangsamu sendiri khususnya di dalam suku
mu yaitu suku bugis.Tanamkan lah budaya rasa malu pada dirimu,kerabatmu
bahkan anak mu pada saat masih anak-anak sehingga mereka paham bagaimana
indahnya budaya kita yang mengatur segala bentuk tindakan yang baik.Serta
jangan pernah memberikan peluang dan ruang untuk mengenal dan mengikuti
budaya asing yang dapat merusak moral kita.Jika bukan kita yg mempertahankan
budaya kita makan akan hilang seiring berkembang nya zaman.

Anda mungkin juga menyukai