Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PRANIKAH DAN PRAKONTRASEPSI


DI PMB Bd. Sri Murtini, SST

Disusun Oleh:
Tri Oktavita Sari
NIM. 202206091237

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Satuan Acara Penyuluhan pranikah dan prakontrasepsi di PMB Bd. Sri Murtini , SST oleh
mahasiswa atas nama:

Nama : Tri Oktavita Sari


NIM 202206091237

Telah disahkan pada tanggal 2023

Pembimbing Institusi

( Dessy Lutfiasari, SST., Bd. M.Kes )


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PRANIKAH DAN PRAKONTRASEPSI

Pokok Bahasan : Konseling Pranikahdan Prakontrasepsi


Sub Pokok Bahasan : Pemeriksaan Kesehatan Pranikah
Sasaran : Remaja dan calon pengantin
Jam /waktu : 16.15-16.40 WIB/25 menit
Tempat : PMB Bd. Sri Murtini
Hari/tanggal : Senin/20-02-2023
a. Tujuan
Tujuan Umum
Diharapkan setelah diberikan penyuluhan, remaja dan calon pengantin menyadari
akan pentingnya pemeriksaan kesehatan pranikah.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan pemeriksaan kesehatan pranikah, diharapkan peserta
dapat
1. Menjelaskan pentingnya pemeriksaan kesehatan pra nikah
2. Menerangkan manfaat pemeriksaan kesehatan pra nikah
3. Menyebutkan hal apa saja yang diperiksakan pada pemeriksaan pra nikah
4. Merencanakan tempat pemeriksaan kesehatan pra nikah
b. Materi Penyuluhan
Terlampir
c. Metode Penyampaian
Ceramah dan tanya jawab
d. Media
Leaflet
e. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Tahapan Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan :  Menjawab salam
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menyamakan persepsi  Memperhatikan
 Menyampaikan maksud dan
 tujuan penyuluhan
 Kontrak waktu
 Menggali pengetahuan peserta
2. 20 Pelaksanaan :  Peserta mendengarkan
menit  Menjelaskan tentang pengertian dan memperhatikan
pemeriksaan kesehatan pranikah, dengan seksama serta
waktu pelaksanaan pemeriksaan menjawab beberapa
pranikah, dimana dapat pertanyaan yang
melakukan pemeriksaan pra dilontarkan bidan
nikah, tujuan dilakukannya
pemeriksaan pra nikah
 Menjlaskan tentang apa saja yang
diperiksakan pada pemeriksaan
kesehatan pra nikah dan manfaat
pemeriksaan pra nikah
 Memberi kesempatan peserta
untuk bertanya
3. 5 menit Penutup :  Peserta memperhatikan
 Menyimpulkan hasil kegiatan  Peserta menjawab salam
 Mengakhiri kegiatan dengan
mengucapkan salam

f. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) SAP sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
b) Alat dan tempat siap
c) Penyuluh dan peserta siap
2. Evaluasi proses
a) Alat dan tempat dapat di gunakan sesuai rencana
b) Peserta mau atau bersedia untuk mengikuti kegiatan yang telah
direncanakan
3. Evaluasi hasil
a) 80% peserta dapat menjelaskan pengertian pemeriksaan kesehatan
pranikah
b) 80% peserta dapat mengetahui waktu pelaksanaan pemeriksaan pranikah,
dimana dapat melakukan pemeriksaan pra nikah dan menjelaskan tujuan
dilakukannya pemeriksaan pra nikah
c) 80% peserta dapat menyebutkan tentang apa saja yang diperiksakan pada
pemeriksaan kesehatan pra nikah dan manfaat pemeriksaan pra nikah
Lampiran 1: Materi Pemeriksaan Kesehatan Pranikah
a. Pengertian
Pemeriksaan kesehatan pranikah (premarital check up) adalah sekumpulan
pemeriksaan untuk memastikan status kesehatan kedua calon mempelai laki-laki
dan perempuan yang hendak menikah, terutama untuk mendeteksi adanya penyakit
menular, menahun, atau diturunkan yang dapat mempengaruhi kesuburan pasangan
maupun kesehatan janin. Dengan melakukan pemeriksaan kesehatan pranikah
berarti kita dan pasangan dapat melakukan tindakan pencegahan terhadap masalah
kesehatan terkait kesuburan dan penyakit yang diturunkan secara genetik
(Kemenkes RI, 2015).
b. Tujuan
1) Memastikan bahwa kedua calon mempelai secara medis dinyatakan sehat
untuk menjalani dan melangsungkan pernikahannya, tidak hanya sehat fisik
tapi juga sehat psikis
2) Memperdalam pengenalan terhadap diri juga calon pasangan
3) Memungkinkan calon mempelai mendapatkan keturunan yang sehat
(Notoatmodjo, 2012).
c. Waktu Pelaksanaan
Idealnya pemeriksaan pra nikah yaitu sekitar tiga atau bahkan enam bulan sebelum
pernikahan berlangsung. Jika saat itu (pemeriksaan) telah terdeteksi penyakit yang
mungkin ada, maka calon suami dan istri dapat melakukan terapi terlebih dahulu
(Kemenkes RI, 2015).
d. Manfaat Pemeriksaan Kesehatan Pranikah
1) Mengetahui lebih lanjut tentang kondisi pasangan serta proyeksi masa depan
hubungan pernikahan juga keturunan
2) Mendeteksi dan mencegah secara dini terhadap penyakit keturunan atau pun
infeksi (Rosa, 2012).
e. Macam-Macam Pemeriksaan Kesehatan Pranikah
1) Pemeriksaan fisik/klinis lengkap
Untuk mengetahui status tekanan darah seseorang. Pemeriksaan fisik juga bisa
mendeteksi gejala obesitas (Astuti, 2012).
2) Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan darah rutin meliputi kadar hemoglobin (hb), hematokrit, sel darah
putih (leukosit), dan faktor pembekuan darah (trombosit). Para calon ibu perlu
mengetahui kadar hb-nya untuk mendeteksi gejala anemia, juga perlu
mengetahui adanya ganguan faktor pembekuan darah. Dari hasil pemeriksaan
darah dapat diketahui kondisi kadar kolesterol tinggi yang meningkatkan
resiko penyakit jantung koroner dan stroke. Pemeriksaan gula darah yang
dilakukan sewaktu puasa dan tidak puasa, dapat mengetahui adanya diabetes
mellitus, atau adanya kelainan yang dapat berkembang menjadi diabetes
mellitus (Notoatmodjo, 2012).
3) Golongan darah dan rhesus
Rhesus adalah sebuah penggolongan atas ada atau tiadanya substansi antigen-
D pada darah. Rhesus positif berarti ditemukan antigen-D dalam darah dan
rhesus negatif berarti tidak ada antigen-D. Apabila ibu bergolongan darah O
sedangkan bayi bukan bergolongan darah O adalah salah satu faktor resiko
jaundice atau kuning pada bayi (ABO Incompatibility). Bila diketahui janin
memiliki rhesus positif (+) sedangkan ibu memiliki rhesus negatif (-), akan
menimbulkan inkompatibilitas rhesus yang bisa mengakibatkan kematian pada
janin. Dengan mengatahui rhesus sebelum hamil, dokter dapat segera
mengatasinya (Notoatmodjo, 2012).
4) Urinalisis lengkap
Pemeriksaan urin penting dilakukan agar bisa diketahui adanya infeksi saluran
kemih (ISK) dan adanya kondisi darah, protein, dan lain-lain yang
menunjukkan adanya penyakit tententu. Penyakit ISK saat kehamilan beresiko
baik bagi ibu maupun bayi, seperti kelahiran prematur, berat janin yang
rendah, bahkan resiko kematian saat persalinan (Prawirohardjo, 2010).
5) Pemeriksaan penyakit hereditas/Thalasemia
Thalasemia adalah salah satu penyakit kelainan darah. Penderita penyakit ini
tidak mampu memproduksi hemoglobin yang normal. Dengan pengecekan
darah, kita dapat memprediksi kemungkinan yang akan muncul dan mencegah
hal yang tidak kita inginkan (Prawirohardjo, 2010).
6) Hemofilia
Darah pada seorang penderita hemofilia tidak dapat membeku dengan
sendirinya secara normal. Proses pembekuan darah pada seorang penderita
hemofilia tidak secepat dan sebanyak orang lain yang normal. Penderita
hemofilia lebih banyak membutuhkan waktu untuk proses pembekuan
darahnya.
7) Sickle Cell Disease
Sickle Cell Disease (SCD) disebut juga penyakit sel sabit, merupakan penyakit
kelainan sel darah merah yang mudah pecah sehingga menyebabkan anemia
(Astuti, 2012).
8) Pemeriksaan penyakit menular/HIV, Hepatitis B (HBV) dan Hepatitis C
(HCV)
Infeksi virus ini dapat ditularkan melalui darah, hubungan seksual dan cairan
tubuh. Penularan HIV juga bisa melalui transfusi darah dan transplantasi organ
tubuh. Sedangkan penularan virus Hepatitis B dan C rentan terjadi pada
pemakai obat-obatan terlarang melalui jarum suntik. Pemeriksaan tiga jenis
penyakit infeksi ini sangat penting karena virus-virus ini dapat ‘diam’ atau
‘tidur’ dalam jangka waktu yang lama tanpa menunjukkan gejala apapun
(Notoatmodjo, 2012).
9) TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex Virus)
Tes TORCH berfungsi untuk menguji adanya infeksi penyakit yang bisa
menyebabkan gangguan pada kesuburan laki-laki maupun perempuan. Tubuh
yang terinfeksi TORCH dapat mengakibatkan cacat atau gangguan janin dalam
kandungan. Infeksi TORCH saat kehamilan dapat menyebabkan keguguran,
bayi lahir prematur, atau bahkan kelainan bawaan pada bayi (Prawirohardjo,
2010).
10) Venereal Disease Screen (pemeriksaan untuk penyakit syphilis) dan IMS
Pemeriksaan untuk penyakit syphilis dan penyakit-penyakit lain yang
ditularkan melalui hubungan seksual. Selain dapat mendeteksi adanya penyakit
tersebut, juga sekaligus bisa melakukan pengobatan sekaligus mengubah gaya
hidup menjadi lebih sehat (Kemenkes RI, 2015).
11) Pemeriksaan kesehatan yang berhubungan dengan organ reproduksi dan
kesuburan
a) Untuk perempuan
Pemeriksaan untuk perempuan meliputi USG, agar diketahui kondisi
rahim, saluran telur dan indung telur. Pemeriksaan lebih lanjut seperti
HSG (Hysterosalpingogram) untuk mengetahui kondisi tuba fallopi dan
adakah sumbatan akibat kista, polip endometrium, tumor fibroid, dan lain-
lain. Pemeriksaan selanjutnya diperlukan untuk perempuan yang siklus
haidnya tidak teratur atau sebaliknya berlebihan. Hormon yang diperiksa
misalnya hormon FSH (follicle stimulating hormone), LH (lutenizing
hormone) dan Estradiol (hormone estrogen).
b) Untuk laki-laki
Selain dilakukan pemeriksaan fisik seperti pemeriksaan penis, skrotum,
prostat juga dilakukan pemeriksaan hormon FSH yang berperan dalam
proses pembentukan sperma serta kadar hormon testosteron. Dapat
dilakukan juga analisis semen dan sperma (Prwirohardjo, 2010).
12) Suntik Tetanus Toksoid (Imunisasi TT)
Perlu suntik TT di Puskesmas terdekat dan kembali lagi ke KUA dengan
membawa surat dari Puskesmas sebagai tanda bukti bebas toksoid. Hal ini
telah diatur sejak tahun 1986. Ini adalah program jangka panjang pemerintah
untuk memberantas tetanus. Suntik TT ini biasanya diberikan kepada calon
mempelai wanita yang akan menikah atau ibu hamil. Suntik ini bertujuan
untuk melindungi dari infeksi tetanus (Notoatmodjo, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, H. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Yogyakarta: Rohima Press
Kementrian Kesehatan RI. 2015. Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Calon
Pengantin. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono.
Rosa, Valentina M. 2012. Persepsi Tentang Konseling Pranikah Pada Mahasiswa
Tingkat Akhir [Skripsi]. Jakarta: Universtas Indonesia.
Lampiran 2: Infoem Consent, Leaflet Penyuluhan dan Foto Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai