Di sahkan Oleh :
Kepala Puskesmas
A. Pendahulan
B. Latar Belakang
Saat ini, penyakit tidak menular menjadi penyebab kematian utama
sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi diseluruh
dunia, dimana sekitar 29 juta (80%) justru terjadi di negara berkembang
(WHO,2010). Peningkatan kematian akibat PTM dimasa mendatang
diproyeksikan akan terjadi sebesar 15 % (44Juta Kematian) dengan rentang
waktu antara tahun 2010 dan 2020. Kondisi ini timbul akibat perubahan
prilaku manusia dan lingkungan yang cenderung tidak sehat terutama
pada negara-negara berkembang.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor resiko PTM
berbasis peran serta masyarakat secara terpadu, rutin dan periodik.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan jumlah dan kualitas posbindu PTM
b. Terlaksananya faktor resiko dini PTM
c. Terlaksananya tindak lanjut dini
D. Kegiatan Pokok
1. Pemeriksaan Tekanan darah
2. Pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan
3. Pengukuran Lingkar Perut
4. Pemeriksaan Gula darah
E. Metode
Metode yang digunakan adalah dengan cara :
1. Menggunakan alat-alat yang dapat menunjang pelayanan posbindu
PTM, tatap muka, dan diskusi.
2. Buku register, meteran pengukur, timbangan,tensi meter, dan alat
pemeriksaan darah
F. Sasaran
Adapun sasaran adalah masyarakat baik laki-laki atau perempuan yang
berusia 15 tahun keatas yang memiliki atau tidak memiliki faktor resiko.
G. Jadwal kegiatan
- Pelaksanaan Pandu PTM di desa Petaling Banjar setiap hari Jum’at
minggu pertama
- Pelaksanaan Pandu PTM didesa Petaling setiap hari Jum’at minggu ke
dua
- Pelaksanaan Pandu PTM di desa kace setiap tgl 06 setiap bulannya
- Pelaksanaan Pandu PTM didesa Cengkong Abang setiap tgl 09 setiap
bulannya
- Pelaksanaan Pandu PTM di desa Payabenua setiap tgl 13 setiap
bulannya
- Pelaksanaan Pandu PTM didesa Cengkong Abang setiap tgl 09 setiap
bulannya
- Pelaksanaan Pandu PTM di desa Kemuja setiap tgl 16 setiap bulannya
- Pelaksanaan Pandu PTM di desa Kace Timur setiap tgl 19 setiap
bulannya
- Pelaksanaan Pandu PTM di desa Labuh setiap tgl 21 setiap bulannya
- Pelaksanaan Pandu PTM di desa Zed setiap tgl 23 setiap bulannya
- Pelaksanaan Pandu PTM di desa Mendo setiap tgl 25 setiap bulannya
- Pelaksanaan Pandu PTM didesa Air Duren setiap tgl 26 setiap bulannya
I. Biaya
Di Sahkan Oleh :
Kepala Puskesmas
A. Pendahulan
B. Latar belakang
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Terselenggaranya upaya pengendalian hipertensi di puskesmas untuk
menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan dari akibat
hipertensi di Indonesia.
b. Tujuan Khusus
- Terselenggaranya surveilans dan monitoring hipertensi
- Terselenggaranya pengendalian faktor resiko hipertensi
- Terselenggaranya deteksi dini dan tatalaksana hipertensi.
D. Kegiatan Pokok
Pengendalian hipertensi meliputi upaya pencegahan, deteksi dini,
pengendalian faktor resiko dan tatalaksana hipertensi di puskesmas
- Pemeriksaan Tekanan darah
- Melakukan edukasi bila ditemukan tekanan darah tinggi
- Pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan
- Pengukuran Lingkar Perut
- Pemeriksaan Gula darah
E. Metode
F. Sasaran
Adapun sasaran adalah masyarakat baik laki-laki atau perempuan
yang berusia 15 tahun keatas yang memiliki atau tidak memiliki
faktor resiko.
G. Jadwal kegiatan
Di Sahkan Oleh :
Kepala Puskesmas
A Pendahulan
Indonesia saat ini menghadapi pergeseran pola penyakit, dari penyakit
menular menjadi penyakit tidak menular (PTM). Peningkatan prevalensi
penyakit tidak menular terjadi akibat gaya hidup tidak sehat, yang
dipacu oleh urbanisasi, moderenisasi dan globalisasi. Bertambahnya
usia harapan hidupsejalan dengan perbaikan sosio ekonomi dan
pelayanan kesehatan membawa konsekuensi peningkatan penyakit
degeneratif.
B. Latar belakang
International Diabetes Federation (IDF) menyatakan bahwa pada
tahun 2005 didunia ini terdapat 200 juta (5,1 %) orang dengan
diabetes dan diduga 20 tahun kemudian yaitu tahun 2025 akan
meningkat 333 juta (6,3%) orang. Negara – negara seperti India, cina,
Amerika Serikat, Jepang, Indonesia, Pakistan, Banglades, Italia, Rusia
dan Brazil merupakan 10 negara dengan jumlah penduduk diabetes
terbanyak.
Dalam diabetes care(Wild.2004), yang melakukan analisis data WHO
dan memprediksi Indonesia ditahun 2000 dikatakan sebagai nomor 4
terbanyak diabetes (8,4 juta orang), pada tahun 2030 akan tetap
nomor 4 didunia,tetapi dengan 21,3 juta diabetes. Dari berbagai
penelitian epidemiologi di Indonesia yang dilakukan oleh pusat-pusat
diabetes, sekitar tahun 1980 an pada usia lebih dari 15 tahun
didapatkan prepalensi diabetes melitus sebesar 1,5-2,3 %.
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Terlaksananya penemuan dan tatalaksana penyakit Diabetes Melitus
di puskesmas
b. Tujuan Khusus
- Terlaksananya upaya penemuan dan tatalaksana penyakit Diabetes
melitus
- Terwujudnya kemampuan petugas di jenjang pelayanan kesehatan
(Puskesmas) dalam penemuan dan tatalaksananya penyakit
Diabetes Melitus.
D. Kegiatan Pokok
Penemuan dan tatalaksana penyakit DM meliputi upaya pencegahan,
deteksi dini, pengendalian faktor resiko dan tatalaksana Diabetes
Melitus di puskesmas dan di masyarakat (Posbindu PTM)
- Pemeriksaan Tekanan darah
- Melakukan edukasi bila ditemukan gula darah tinggi
- Pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan
- Pengukuran Lingkar Perut
- Pemeriksaan Gula darah
E. Metode
F.Sasaran
G. Jadwal kegiatan
Di Sahkan Oleh :
Kepala Puskesmas
A. Pendahulan
B. Latar belakang
E. Tujuan
a. Tujuan Umum
Terselenggaranya upaya pengendalian hipertensi di puskesmas untuk
menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan dari akibat
hipertensi di Indonesia.
b. Tujuan Khusus
- Terselenggaranya surveilans dan monitoring hipertensi
- Terselenggaranya pengendalian faktor resiko hipertensi
- Terselenggaranya deteksi dini dan tatalaksana hipertensi.
1 Kegiatan Pokok
Pengendalian hipertensi meliputi upaya pencegahan, deteksi dini,
pengendalian faktor resiko dan tatalaksana hipertensi di puskesmas
- Pemeriksaan Tekanan darah
- Melakukan edukasi bila ditemukan tekanan darah tinggi
- Pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan
- Pengukuran Lingkar Perut
- Pemeriksaan Gula darah
E. Metode
A. Sasaran
Adapun sasaran adalah masyarakat baik laki-laki atau perempuan
yang berusia 15 tahun keatas yang memiliki atau tidak memiliki
faktor resiko.
G. Jadwal kegiatan
C. Biaya
No Kegiatan Rincian Total
Kegiatan Penemuan Rp.15.192.000
1 penderita hipertensi 2 org x 2 pos x 20.000
( 12 bulan ) di 2 org x 2 pos x 35.000
Posbindu 1 org x 6 pos x 80.000
1 org x6 pos x 60.000
1 org x 1 pos x 125.00
1 org x 1 pos x 80.000
2 Pandu PTM di dalam Setiap hari buka pelayanan Rp. 0
gedung Puskesmas kecuali hari libur
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
A. Pendahulan
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dansalah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkansesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia sebagaimanadimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang
DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945. Setiap kegiatan dalam upaya
untuk memelihara danmeningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yangsetinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsipnondiskriminatif,
partisipatif, dan berkelanjutan dalamrangka pembentukan sumber daya
manusia Indonesia,serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa
bagipembangunan nasional.
B. Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk
minum, mandi, cuci, dan keperluan lainnya. Air merupakan suatu unsur
yang sangat penting dalam aspek kesehatan masyarakat, dimana air dapat
menjadi sumber dan tempat perindukan dan media bibit penyakit. Air yang
tidak bersih dapat menularkan beberapa penyakit : diare, kulit, dan demam
berdarah.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
a. Meningkatkan pengawasan resiko kontaminasi pencemaran pada
sumber air minum masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat kategori resiko pencemaran(rendah,
sedang tinggi, amat tinggi).
b. Meningkatkan pengawasan dan rencana tindak lanjut terhadap
resiko kontaminasi pencemaran sumber air minum.
D. Kegiatan Pokok
Melakukan kegiatan Inspeksi Kesehatan Lingkungan Sarana Air Minum
meliputi kegiatan pemeriksaan bangunan fisik dan penilaian resiko
kontaminasi pencemaransarana air minum.Sarana air minum yang
dimaksud antara lain : Sumur gali, perpipaan PDAM, Perpipaan non PDAM,
perlindungan mata air, Penampungan Air Hujan, Sumur Pompa Tangan,
Sumur Bor dengan Pompa, Mobil tangka/Terminal air.
E. Metode
Metode yang digunakan adalah dengan cara :
1. Observasi pada Sarana Air Minum dan memberikan penilaian pada
checklist pemeriksaan Sarana Air Minum.
2. Tanya jawab atau tatap muka kepada masyarakat yang mempunyai atau
mengakses sarana air minum.
F. Sasaran
Adapun sasaran Sarana air minumadalah : Sumur gali, perpipaan PDAM,
Perpipaan non PDAM, perlindungan mata air, Penampungan Air Hujan,
Sumur Pompa Tangan, Sumur Bor dengan Pompa, Mobil tangka/Terminal
air yang ada di masyarakat
G. Jadwal kegiatan
Kegiatan Inpeksi Kesehatan Lingkungan Sarana Air Minum dilakukan 3
kali dalam setahun
I. Biaya
TEMPAT-TEMPAT UMUM
Birman,SKM
NIP.196208171983121002
A. Pendahulan
Tempat-tempat umum adalah suatu tempat dimana bersifat umum (semua
orang) dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul melakukan
kegiatan baik secara insindetil maupun terus menerus. Jadi sanitasi
tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah
kerugian akibat dari sarana tempat-tempat umum terutama yang erat
hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit. Tempat-
tempat umum merupakan tempat kegiatan umum yang mempunyai tempat
sarana dan kegiatan tetap yang diselenggarakan oleh badanpemerintah,
swasta, perorangan yang dipergunakan langsung oleh masyarakat.
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia sangat erat interaksinya
dengan tempat-tempat umum, baik untuk bekerja, melakukan interaksi
social, belajar maupun melakukan aktivitas lainnya. Tempat-tempat umum
memiliki potensi sebagai tempat terjadinya penularan penyakit, penularan
lingkungan, ataupun gangguan kesehatan lainnya. Kondisi lingkungan
tempat-tempat umum yang tidak terpelihara akan menambah besarnya
resiko penyebaran penyakit serta penularan lingkungan sehingga perlu
dilakukan upaya pencegahan dengan menerapkan sanitasi lingkungan yang
baik dan tempat-tempat umum perlu dijaga sanitasinya.
B. Latar Belakang
Sanitasi tempat-tempat umum sangatlah penting dijaga sanitasinya agar
tidak menimbulkan berbagai masalah kesehatan, misalnya menimbulkan
penyakit berbasis lingkungan
C. Tujuan
1. Tujuan umum
a. Meningkatkan pengawasan hygiene sanitasi di Tempat-Tempat
Umum.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui kondisi fisik bangunan, fasilitas sanitasi dan
sarana air bersih yang ada di Temat-tempat Umum.
b. Memberikan informasi kepada pengelola fasilitas Tempat-tempat
Umum dan masyarakat tentang pentingnya fasilitas sanitasi dan
sarana air bersih.
D. Kegiatan Pokok
Melakukan kegiatan Inspeksi Kesehatan Lingkungan Tempat-tempat Umum
meliputi kegiatan pemeriksaan bangunan fisik, fasilitas sanitasi, dan
penilaian resiko kontaminasi pencemaran sarana air bersih.Tempat-tempat
Umum yang dimaksud antara lain : Sekolah, tempat ibadah, pasar,
bioskop, hotel melati dan berbintang, salon, spa, kolam renang.
E. Metode
Metode yang digunakan adalah dengan cara :
1. Observasi pada Tempat-tempat Umum dan memberikan penilaian pada
checklist pemeriksaan Tempat-tempat Umum.
2. Tanya jawab atau tatap muka kepada pengelola Tempat-tempat Umum.
F. Sasaran
Adapun sasaran Tempat-tempat Umum antara lain : Sekolah, tempat
ibadah, pasar, bioskop, hotel melati dan berbintang, salon, spa, kolam
renang.
G. Jadwal kegiatan
Kegiatan Inpeksi Kesehatan Lingkungan Tempat-Tempat Umum dilakukan
3 kali dalam setahun
I. Biaya
Birman,SKM
NIP.196208171983121002
A. Pendahulan
Tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Menyikapi hal tersebut berbagai upaya di bidang kesehatan
dilaksanakan termasuk upaya peningkatan kesehatan anak usia sekolah
melalui program Pembinaan Kesehatan Lingkungan Sekolah. Dalam
Pembinaan Kesehatan Lingkungan Sekolah didalamnya memberikan
pengetahuan kepada Kepala Sekolah, guru, Siswa/siswi, dan penjaga
sekolah untuk menjaga dan mempersiapkan fasilitas sanitasi dan air bersih
di lingkungan sekolah. Fasilitas sanitasi sangat penting untuk menjaga
siswa/siswi dari penularan penyakit dan pencemaran lingkungan sekolah.
Sedangkan untuk sarana air bersih juga harus diperhatikan kualitas dan
kuantitasnya. Kualitas air bersih seperti air tidak berwarna, tidak berasa,
tidak keruh, tidak berbau.
B. Latar Belakang
Fasilitas sanitasi merupakan hal yang penting untuk mendukung derajad
kesehatan masyarakat yang ada di lingkungan sekolah. Fasilitas sanitasi
yang ada di sekolah antara lain : kondisi fisik bangunan di sekolah, WC
atau kamar mandi, tempat sampah, saluran pembuangan air limbah. Guna
mendukung hal tersebut maka diperlukan kegiatan pembinaan kesehatan
lingkungan sekolah untuk memperbaiki kualitas lingkungan dan kesehatan
siswa/siswi.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
a. Meningkatkan pengawasan dan pembinaan hygiene sanitasi di
Sekolah.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui kondisi fisik bangunan, fasilitas sanitasi dan
sarana air bersih yang ada di sekolah.
b. Memberikan informasi kepada Kepala Sekolah, guru, siswa/siswi,
dan penjaga sekolah terhadap pentingnya fasilitas sanitasi dan
sarana air bersih yang ada di sekolah.
D. Kegiatan Pokok
Melakukan kegiatan Pembinaan Kesehatan Lingkungan Sekolah meliputi
kegiatan pemeriksaan bangunan fisik, fasilitas sanitasi, dan penilaian
resiko kontaminasi pencemaran sarana air bersih yang ada di
sekolah.Sekolah yang dimaksud antara lain : SD/MI, SMP/MTS,
SMA/SMK/MA.
E. Metode
Metode yang digunakan adalah dengan cara :
1. Observasi pada Fasilitas sanitasi dan sarana air bersih dan memberikan
penilaian pada checklist pemeriksaan fasilitas sanitasi dan sarana air
bersih di sekolah.
2. Tanya jawab atau tatap muka kepada Kepala Sekolah, Guru,
Siswa/siswi, dan penjaga sekolah.
F. Sasaran
Adapun sasaran Pembinaan Kesehatan Lingkungan Sekolah antara lain :
SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK/MA.
G. Jadwal kegiatan
Kegiatan Inpeksi Kesehatan Lingkungan Tempat-Tempat Umum dilakukan
2 kali dalam setahun.
I. Biaya
PEMICUAN CLTS
Birman,SKM
NIP.196208171983121002
A. Pendahulan
Salah satu cara untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan
sanitasi serta upaya mengendalikan penyakit berbasis lingkungan adalah
kegiatan terpadu melalui pendekatan total berbasis masyarakat (STBM) dan
pemicuan. Pemicuan adalah cara untuk mendorong perubahan perilaku
hygiene dan sanitasi individua tau masyarakat atas kesadaran sendiri
dengan menyentuh perasaan, pola piker, perilaku, dan kebiasaan individua
atau masyarakat.
B. Latar Belakang
CLTS singkatan dari Community Led Total Sanitation diartikan Sanitasi
Total yang di pimpin oleh masyarakat, dimana merupakan pendekatan dari
masyarakat untuk masyarakat dalam mencapai suatu perilaku bebas
buang air besar sembarangan dan terwujudnya kepemilikan jamban di
masyarakat yang mana sering disebut juga Desa ODF (Open Defecation
Free).
Kegiatan ini merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk
mendorong dan memotivasi masyarakat agar dapat membuat jamban
sederhana dan tidak buang air besar sembarangan lagi.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
a. Memotivasi dan mendorong perilaku masyarakat untuk tidak buang
air besar sembarangan.
b. Memotivasi dan mendorong masyarakat untuk membuat jamban
sederhana
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang
manfaat jamban dalm mencegah timbulnya penyakit diare.
b. Memngurangi perilaku masyarakat yang buang air besar
sembarangan.
D. Kegiatan Pokok
Melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan
CLTS DI Desa Yang Masyarakat nya masih buang air besar sembarangan.
E. Metode
Metode yang digunakan adalah dengan cara : melakukan pertemuan, tatap
muka, diskusi, dan tanya jawab. Media yang digunakan antara lain
menampilkan gambar jamban sehat permanen, jamban sehat semi
permanen, jamban sederhana, dan jamban komunal.
F. Sasaran
Adapun sasaran nya antara lain : Masyarakat Desa yang masih buang air
besar sembarangan (Desa Cengkong Abang, Desa Petaling, Desa Petaling
Banjar, Desa Petaling, dan Desa Paya Benua).
G. Jadwal kegiatan
Kegiatan Pemicuan CLTS dilakukan 1 kali dalam setahun.
I. Biaya
Birman,SKM
NIP.196208171983121002
B. Latar Belakang
CLTS singkatan dari Community Led Total Sanitation diartikan Sanitasi
Total yang di pimpin oleh masyarakat, dimana merupakan pendekatan dari
masyarakat untuk masyarakat dalam mencapai suatu perilaku bebas
buang air besar sembarangan dan terwujudnya kepemilikan jamban di
masyarakat yang mana sering disebut juga Desa ODF (Open Defecation
Free).
Kegiatan ini merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk
mendorong dan memotivasi masyarakat agar dapat membuat jamban
sederhana dan tidak buang air besar sembarangan lagi.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
a. Untuk mengetahui apakah ada perubahan perilaku masyarakat
dalam buang air besar (masih sembarangan atau tidak sembarangan)
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui apakah masyarakat sudah membuat jamban.
b. Untuk mengetahui perubahan perilaku masyarakat dalam buang air
besar( numpang atau buang di dalam jamban).
D. Kegiatan Pokok
Melakukan kegiatan monitoring pasca pemicuan CLTS DI Desa yang telah
dilakukan pemicuan CLTS.
E. Metode
Metode yang digunakan adalah dengan cara : melakukan observasi, tatap
muka, diskusi. Media yang digunakan antara lain menampilkan gambar
jamban sehat permanen, jamban sehat semi permanen, jamban sederhana,
dan jamban komunal.
F. Sasaran
Adapun sasaran nya antara lain : Masyarakat Desa yang telah dilakukan
Pemicuan CLTS (Desa Cengkong Abang, Desa Petaling, Desa Petaling
Banjar, Desa Petaling, dan Desa Paya Benua).
G. Jadwal kegiatan
Kegiatan Monitoring Pasca Pemicuan CLTS dilakukan 2 kali dalam setahun.
I. Biaya
Birman,SKM
NIP.196208171983121002
D. Pendahulan
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dansalah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkansesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia sebagaimanadimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang
DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945. Setiap kegiatan dalam upaya
untuk memelihara danmeningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yangsetinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsipnondiskriminatif,
partisipatif, dan berkelanjutan dalamrangka pembentukan sumber daya
manusia Indonesia,serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa
bagipembangunan nasional.
E. Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk
minum, mandi, cuci, dan keperluan lainnya. Air merupakan suatu unsur
yang sangat penting dalam aspek kesehatan masyarakat, dimana air dapat
menjadi sumber dan tempat perindukan dan media bibit penyakit. Air yang
tidak bersih dapat menularkan beberapa penyakit : diare, kulit, dan demam
berdarah.
F. Tujuan
3. Tujuan umum
b. Meningkatkan pengawasan resiko kontaminasi pencemaran pada
sumber air minum masyarakat.
4. Tujuan Khusus
c. Untuk mengetahui tingkat kategori resiko pencemaran(rendah,
sedang tinggi, amat tinggi).
d. Meningkatkan pengawasan dan rencana tindak lanjut terhadap
resiko kontaminasi pencemaran sumber air minum.
J. Kegiatan Pokok
Melakukan kegiatan Inspeksi Kesehatan Lingkungan Sarana Air Minum
meliputi kegiatan pemeriksaan bangunan fisik dan penilaian resiko
kontaminasi pencemaransarana air minum.Sarana air minum yang
dimaksud antara lain : Sumur gali, perpipaan PDAM, Perpipaan non PDAM,
perlindungan mata air, Penampungan Air Hujan, Sumur Pompa Tangan,
Sumur Bor dengan Pompa, Mobil tangka/Terminal air.
K. Metode
Metode yang digunakan adalah dengan cara :
3. Observasi pada Sarana Air Minum dan memberikan penilaian pada
checklist pemeriksaan Sarana Air Minum.
4. Tanya jawab atau tatap muka kepada masyarakat yang mempunyai atau
mengakses sarana air minum.
L. Sasaran
Adapun sasaran Sarana air minumadalah : Sumur gali, perpipaan PDAM,
Perpipaan non PDAM, perlindungan mata air, Penampungan Air Hujan,
Sumur Pompa Tangan, Sumur Bor dengan Pompa, Mobil tangka/Terminal
air yang ada di masyarakat
M. Jadwal kegiatan
Kegiatan Inpeksi Kesehatan Lingkungan Sarana Air Minum dilakukan 3
kali dalam setahun
O. Biaya
TEMPAT-TEMPAT UMUM
Di Sahkan Oleh Kepala Puskesmas
Birman,SKM
NIP.196208171983121002
D. Pendahulan
Tempat-tempat umum adalah suatu tempat dimana bersifat umum (semua
orang) dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul melakukan
kegiatan baik secara insindetil maupun terus menerus. Jadi sanitasi
tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah
kerugian akibat dari sarana tempat-tempat umum terutama yang erat
hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit. Tempat-
tempat umum merupakan tempat kegiatan umum yang mempunyai tempat
sarana dan kegiatan tetap yang diselenggarakan oleh badanpemerintah,
swasta, perorangan yang dipergunakan langsung oleh masyarakat.
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia sangat erat interaksinya
dengan tempat-tempat umum, baik untuk bekerja, melakukan interaksi
social, belajar maupun melakukan aktivitas lainnya. Tempat-tempat umum
memiliki potensi sebagai tempat terjadinya penularan penyakit, penularan
lingkungan, ataupun gangguan kesehatan lainnya. Kondisi lingkungan
tempat-tempat umum yang tidak terpelihara akan menambah besarnya
resiko penyebaran penyakit serta penularan lingkungan sehingga perlu
dilakukan upaya pencegahan dengan menerapkan sanitasi lingkungan yang
baik dan tempat-tempat umum perlu dijaga sanitasinya.
E. Latar Belakang
Sanitasi tempat-tempat umum sangatlah penting dijaga sanitasinya agar
tidak menimbulkan berbagai masalah kesehatan, misalnya menimbulkan
penyakit berbasis lingkungan
F. Tujuan
3. Tujuan umum
b. Meningkatkan pengawasan hygiene sanitasi di Tempat-Tempat
Umum.
4. Tujuan Khusus
c. Untuk mengetahui kondisi fisik bangunan, fasilitas sanitasi dan
sarana air bersih yang ada di Temat-tempat Umum.
d. Memberikan informasi kepada pengelola fasilitas Tempat-tempat
Umum dan masyarakat tentang pentingnya fasilitas sanitasi dan
sarana air bersih.
J. Kegiatan Pokok
Melakukan kegiatan Inspeksi Kesehatan Lingkungan Tempat-tempat Umum
meliputi kegiatan pemeriksaan bangunan fisik, fasilitas sanitasi, dan
penilaian resiko kontaminasi pencemaran sarana air bersih.Tempat-tempat
Umum yang dimaksud antara lain : Sekolah, tempat ibadah, pasar,
bioskop, hotel melati dan berbintang, salon, spa, kolam renang.
K. Metode
Metode yang digunakan adalah dengan cara :
3. Observasi pada Tempat-tempat Umum dan memberikan penilaian pada
checklist pemeriksaan Tempat-tempat Umum.
4. Tanya jawab atau tatap muka kepada pengelola Tempat-tempat Umum.
L. Sasaran
Adapun sasaran Tempat-tempat Umum antara lain : Sekolah, tempat
ibadah, pasar, bioskop, hotel melati dan berbintang, salon, spa, kolam
renang.
M. Jadwal kegiatan
Kegiatan Inpeksi Kesehatan Lingkungan Tempat-Tempat Umum dilakukan
3 kali dalam setahun
Birman,SKM
NIP.196208171983121002
D. Pendahulan
Tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Menyikapi hal tersebut berbagai upaya di bidang kesehatan
dilaksanakan termasuk upaya peningkatan kesehatan anak usia sekolah
melalui program Pembinaan Kesehatan Lingkungan Sekolah. Dalam
Pembinaan Kesehatan Lingkungan Sekolah didalamnya memberikan
pengetahuan kepada Kepala Sekolah, guru, Siswa/siswi, dan penjaga
sekolah untuk menjaga dan mempersiapkan fasilitas sanitasi dan air bersih
di lingkungan sekolah. Fasilitas sanitasi sangat penting untuk menjaga
siswa/siswi dari penularan penyakit dan pencemaran lingkungan sekolah.
Sedangkan untuk sarana air bersih juga harus diperhatikan kualitas dan
kuantitasnya. Kualitas air bersih seperti air tidak berwarna, tidak berasa,
tidak keruh, tidak berbau.
E. Latar Belakang
Fasilitas sanitasi merupakan hal yang penting untuk mendukung derajad
kesehatan masyarakat yang ada di lingkungan sekolah. Fasilitas sanitasi
yang ada di sekolah antara lain : kondisi fisik bangunan di sekolah, WC
atau kamar mandi, tempat sampah, saluran pembuangan air limbah. Guna
mendukung hal tersebut maka diperlukan kegiatan pembinaan kesehatan
lingkungan sekolah untuk memperbaiki kualitas lingkungan dan kesehatan
siswa/siswi.
F. Tujuan
3. Tujuan umum
b. Meningkatkan pengawasan dan pembinaan hygiene sanitasi di
Sekolah.
4. Tujuan Khusus
c. Untuk mengetahui kondisi fisik bangunan, fasilitas sanitasi dan
sarana air bersih yang ada di sekolah.
d. Memberikan informasi kepada Kepala Sekolah, guru, siswa/siswi,
dan penjaga sekolah terhadap pentingnya fasilitas sanitasi dan
sarana air bersih yang ada di sekolah.
J. Kegiatan Pokok
Melakukan kegiatan Pembinaan Kesehatan Lingkungan Sekolah meliputi
kegiatan pemeriksaan bangunan fisik, fasilitas sanitasi, dan penilaian
resiko kontaminasi pencemaran sarana air bersih yang ada di
sekolah.Sekolah yang dimaksud antara lain : SD/MI, SMP/MTS,
SMA/SMK/MA.
K. Metode
Metode yang digunakan adalah dengan cara :
3. Observasi pada Fasilitas sanitasi dan sarana air bersih dan memberikan
penilaian pada checklist pemeriksaan fasilitas sanitasi dan sarana air
bersih di sekolah.
4. Tanya jawab atau tatap muka kepada Kepala Sekolah, Guru,
Siswa/siswi, dan penjaga sekolah.
L. Sasaran
Adapun sasaran Pembinaan Kesehatan Lingkungan Sekolah antara lain :
SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK/MA.
M. Jadwal kegiatan
Kegiatan Inpeksi Kesehatan Lingkungan Tempat-Tempat Umum dilakukan
2 kali dalam setahun.
PEMICUAN CLTS
Birman,SKM
NIP.196208171983121002
D. Pendahulan
Salah satu cara untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan
sanitasi serta upaya mengendalikan penyakit berbasis lingkungan adalah
kegiatan terpadu melalui pendekatan total berbasis masyarakat (STBM) dan
pemicuan. Pemicuan adalah cara untuk mendorong perubahan perilaku
hygiene dan sanitasi individua tau masyarakat atas kesadaran sendiri
dengan menyentuh perasaan, pola piker, perilaku, dan kebiasaan individua
atau masyarakat.
E. Latar Belakang
CLTS singkatan dari Community Led Total Sanitation diartikan Sanitasi
Total yang di pimpin oleh masyarakat, dimana merupakan pendekatan dari
masyarakat untuk masyarakat dalam mencapai suatu perilaku bebas
buang air besar sembarangan dan terwujudnya kepemilikan jamban di
masyarakat yang mana sering disebut juga Desa ODF (Open Defecation
Free).
Kegiatan ini merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk
mendorong dan memotivasi masyarakat agar dapat membuat jamban
sederhana dan tidak buang air besar sembarangan lagi.
F. Tujuan
3. Tujuan umum
c. Memotivasi dan mendorong perilaku masyarakat untuk tidak buang
air besar sembarangan.
d. Memotivasi dan mendorong masyarakat untuk membuat jamban
sederhana
4. Tujuan Khusus
c. Untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang
manfaat jamban dalm mencegah timbulnya penyakit diare.
d. Memngurangi perilaku masyarakat yang buang air besar
sembarangan.
J. Kegiatan Pokok
Melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan
CLTS DI Desa Yang Masyarakat nya masih buang air besar sembarangan.
K. Metode
Metode yang digunakan adalah dengan cara : melakukan pertemuan, tatap
muka, diskusi, dan tanya jawab. Media yang digunakan antara lain
menampilkan gambar jamban sehat permanen, jamban sehat semi
permanen, jamban sederhana, dan jamban komunal.
L. Sasaran
Adapun sasaran nya antara lain : Masyarakat Desa yang masih buang air
besar sembarangan (Desa Cengkong Abang, Desa Petaling, Desa Petaling
Banjar, Desa Petaling, dan Desa Paya Benua).
M. Jadwal kegiatan
Kegiatan Pemicuan CLTS dilakukan 1 kali dalam setahun.
O. Biaya
Birman,SKM
NIP.196208171983121002
E. Latar Belakang
CLTS singkatan dari Community Led Total Sanitation diartikan Sanitasi
Total yang di pimpin oleh masyarakat, dimana merupakan pendekatan dari
masyarakat untuk masyarakat dalam mencapai suatu perilaku bebas
buang air besar sembarangan dan terwujudnya kepemilikan jamban di
masyarakat yang mana sering disebut juga Desa ODF (Open Defecation
Free).
Kegiatan ini merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk
mendorong dan memotivasi masyarakat agar dapat membuat jamban
sederhana dan tidak buang air besar sembarangan lagi.
F. Tujuan
3. Tujuan umum
b. Untuk mengetahui apakah ada perubahan perilaku masyarakat
dalam buang air besar (masih sembarangan atau tidak sembarangan)
4. Tujuan Khusus
c. Untuk mengetahui apakah masyarakat sudah membuat jamban.
d. Untuk mengetahui perubahan perilaku masyarakat dalam buang air
besar( numpang atau buang di dalam jamban).
J. Kegiatan Pokok
Melakukan kegiatan monitoring pasca pemicuan CLTS DI Desa yang telah
dilakukan pemicuan CLTS.
K. Metode
Metode yang digunakan adalah dengan cara : melakukan observasi, tatap
muka, diskusi. Media yang digunakan antara lain menampilkan gambar
jamban sehat permanen, jamban sehat semi permanen, jamban sederhana,
dan jamban komunal.
L. Sasaran
Adapun sasaran nya antara lain : Masyarakat Desa yang telah dilakukan
Pemicuan CLTS (Desa Cengkong Abang, Desa Petaling, Desa Petaling
Banjar, Desa Petaling, dan Desa Paya Benua).
M. Jadwal kegiatan
Kegiatan Monitoring Pasca Pemicuan CLTS dilakukan 2 kali dalam setahun.
O. Biaya