Askeb Ibu Ketua New
Askeb Ibu Ketua New
PEDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap
saat. Sekarang ini secara umum sudah diterima bahwa setiap kehamilan
membawa resiko bagi ibu. WHO memperkirakan bahwa sekitar 15% dari
seluruh wanita yang hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan
dengan kehamilannya, serta dapat mengancam jiwanya. Dari wanita hamil di
Indonesia, sebagian besar akan mengalami komplikasi atau masalah yang bisa
menjadi fatal. Survey demografi dan kesehatan yang dilaksanakan pada tahun
1997 menyatakan bahwa dari tahun 1992-1997, 26 % wanita dengan kelahiran
hidup mengalami komplikasi. Sebagai bidan akan menemukan wanita hamil
dengan komplikasi-komplikasi yang mungkin dapat mengancam jiwanya.
1. RUMUSAN MASALAH
1.Apa saja deteksi dini komplikasi kehamilan pada trimester I dan II?
2. Apa saja deteksi dini komplikasi kehamilan pada trimester III?
2. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui deteksi dini komplikasi kehamilan pada trimester I
dan II
2. Untuk mengetahui deteksi dini komplikasi kehamilan pada trimester
III
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN KEHAMILAN
Kehamilan terjadi selama 40 minggu, yang terbagi ke dalam tiga trimester yaitu:
Trimester pertama (0-13 minggu): struktur tubuh dan sistem organ bayi
berkembang. Kebanyakan keguguran dan kecacatan lahir muncul selama
periode ini.
Trimester kedua (14-26 minggu): tubuh bayi terus berkembang dan Anda
dapat merasakan pergerakan pertama bayi.
Trimester ketiga (27-40 minggu): bayi berkembang seutuhnya.
Menjalani kehamilan yang sehat adalah idaman para pasangan, tapi tidak
menutup kemungkinan dalam perjalanannya mengalami komplikasi yang
mengganggu. Ada komplikasi yang hanya terjadi di trimester pertama kehamilan,
tapi ada juga di pertengahan bahkan trimester akhir. Berikut beberapa di
antaranya:
1. Hiperemesis gravidarum
2
bulan. Namun, mual dan muntah karena hiperemesis gravidarum tetap terjadi di
akhir trimester pertama, bahkan makin memuncak di minggu ke-20 dan terus
berlanjut sepanjang kehamilan.
Bila ibu hamil menahan buang air kecil, Anda berisiko tinggi terkena
infeksi saluran kencing atau ISK. Ibu hamil rentan kena ISK karena hormon
kehamilan mengubah jaringan saluran kencing dan membuat Anda lebih rentan
untuk terkena infeksi. ISK disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyerang
saluran kemih dan kandung kemih. Jika tidak segera diatasi,
3. Hamil ektopik
3
Maka, jika Anda merasa adanya kejanggalan selama kehamilan sebaiknya segera
konsultasikan ke dokter.
4. Keguguran
Perdarahan vagina berupa 1-2 tetes flek darah merah muda biasanya
pertanda proses implantasi embrio ke dinding rahim. Namun, hati-hati jika
volume darahnya banyak, berwarna merah terang layaknya darah segar, dan
berlangsung lama. Ini dapat menjadi pertanda keguguran. Ini adalah salah satu
jenis penyakit pada ibu hamil yang bisa menjadi komplikasi kehamilan.
3. Gangguan pencernaan
Masalah pada sistem pencernaan juga bisa menjadi salah satu masalah
yang terjadi di trimester pertama. Beberapa efek yang terjadi bisa berupa sembelit
atau justru diare. Konstipasi di trimester pertama biasanya terjadi karena
perubahan mendadak pada pola makan dan ketidakseimbangan saat mengonsumsi
makanan dengan zat besi. Jika tidak segera dicari tahu penyebab dan diatasi,
sembelit pada ibu hamil juga bisa berlanjut menjadi wasir dan darah pada feses.
4
5. Gatal pada vagina
Apabila infeksi yang terjadi ini adalah karena penyakit menular seksual
atau sexually transmitted diseases, maka risiko paling berbahayanya adalah bisa
menular pada janin. Jaga selalu kebersihan area organ intim. Hindari area tersebut
dalam kondisi lembap karena bisa memicu infeksi lebih lanjut. Ganti celana dalam
secara teratur, terutama saat aktivitas sedang banyak. Keringkan dulu sebelum
memakai celana dalam.
7. Sesak napas
5
B. Komplikasi yang Bisa Terjadi di Kehamilan Trimester Kedua
1. Perdarahan
2. Masalah pernapasan
6
3. Pecah ketuban dini
Seperti yang kita ketahui, ketuban merupakan selaput bening yang melindungi
janin selama berada di dalam kandungan. Bayangkan jika perlindungan ini hilang
sebelum waktunya si kecil lahir, tentu janin bisa lebih rawan terkena virus,
bakteri, dan infeksi. Belum lagi risiko masalah kesehatan dalam jangka panjang,
seperti gangguan pada paru-paru.
4. Insufiensi serviks
5. Preeklamsia
7
dan darah ke janin. Umumnya, komplikasi kehamilan trimester 2 satu ini dipicu
oleh meningkatkan tekanan darah dan meningkatnya kandungan protein dalam
urin.
6. Diabetes gestasional
7. Wasir/Hemorid (Ambeien)
8
C. Komplikasi yang Bisa Terjadi pada Trimester Ketiga
Kehamilan trimester 3 merupakan periode rawan bagi ibu dan janinnya. Pada
trimester inilah terkadang muncul risiko kematian ibu karena perdarahan,
preeklampsia, infeksi, serta penyebab lain. Menurut Dr. dr. Dwiana Ocviyanti,
Sp.OG (K) dari Departemen Obstetri Ginekologi FKUI/RSCM Jakarta, belum
ada cara pencegahan primer terhadap kasus kematian ibu. "Ini terjadi karena
perdarahan sangat banyak dalam waktu cepat.
1. Plasenta Previa
Kondisi plasenta yang menutupi jalan lahir dikenal dengan istilah plasenta
previa. Ini memang tidak dapat dicegah, namun bisa diidentifikasi pada trimester
3. Pada awal kehamilan, plasenta yang terletak di bawah terkadang cukup umum
dijumpai. Tetapi seiring dengan bertambahnya usia kehamilan dan pertumbuhan
rahim, plasenta biasanya bergerak ke atas dan menjauh dari mulut rahim. Apabila
plasenta tidak bergerak ke atas dan menutupi sebagian mulut rahim atau
menyentuhnya, peristiwa ini disebut previa sebagian. Jika plasenta menutupi
seluruh mulut rahim, disebut previa total.
Biasanya, tidak ada gejala selain perdarahan, itupun tidak disertai dengan
rasa sakit. Tidak ada yang perlu dilakukan hingga trimester ketiga, sebab hampir
semua kasus plasenta previa dapat memperbaiki posisinya sendiri. Tidak perlu
dilakukan kondisi medis apa pun jika Anda tidak mengalami perdarahan yang
berkaitan dengan kondisi tersebut. Namun, jika Anda mengalami perdarahan,
sebaiknya beristirahat total, tidak berhubungan intim dan selalu cek ke dokter
kandungan.
2. Solusio Plasentae
Ini adalah kondisi plasenta yang lepas dari dinding rahim. Banyak
kasusnya yang dikaitkan dengan preeklampsia, sehingga cara pencegahannya
serupa.
9
3. Anemia
Umumnya, ibu hamil memiliki tekanan darah yang rendah. Salah satu
penyebabnya adalah karena kekurangan zat besi. Di Indonesia sendiri, kasus
anemia banyak terjadi akibat salah gizi, seperti mengonsumsi junk food dan
minum teh saat makan yang menghambat penyerapan zat besi dalam makanan
akibat kandungan tanin dalam teh. Selain itu, menurut dr. Dwiana, Hb tidak bisa
hanya ditingkatkan kadarnya dengan zat besi, tetapi juga harus diberi asupan
protein.
4. Preeklampsia
Kondisi tekanan darah yang tinggi dan kerusakan pada pembuluh darah
yang ditandai dengan adanya protein pada urine serta pembengkakan (edema).
Meskipun gejala-gejala preeklampsia sudah mulai muncul pada trimester 2,
gangguannya baru bisa dideteksi pada awal trimester 3, yaitu saat usia kehamilan
7 bulan ke atas. Itulah sebabnya dokter menganjurkan untuk memeriksakan
kehamilan lebih intensif, yaitu setiap 2 minggu di trimester akhir ini, dan setiap
minggu menjelang due date.
Belum ada cara pencegahan primer untuk kasus ini. Kematian ibu akibat
preeklampsia umumnya terjadi saat organ tubuh gagal melakukan fungsinya.
Risiko ini bisa diturunkan dengan menghindari pertambahan berat badan berlebih,
pola makan bervariasi dengan gizi seimbang, serta mencukupi kebutuhan
mikronutrien, khususnya antioksidan (vitamin A, C, E) (M&B/SW/Dok.
Freepik)
10
5. Kelahiran premature
Ketuban pecah dini (KPD) adalah kondisi ketika kantung ketuban pecah di
bawah usia kehamilan 37 minggu. Salah satu komplikasi kehamilan ini bisa
menyebabkan masalah serius pada keselamatan bayi. Ketuban pecah dini bisa
menyebabkan kelahiran prematur dan bayi harus dilahirkan secepatnya karena ia
tidak lagi memiliki perlindungan terhadap infeksi. Gejala KPD yang paling umum
adalah keluar semburan cairan dari vagina dan celana dalam basah seperti
mengompol dengan volume air yang banyak.
11
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Terkadang kehamilan membawa gangguan pada
kesehatan ibu hamil (www.harianjoglosemar.com). Pengetahuan
tentang gangguan-gangguan yang terjadi saat masa kehamilan
sangat diperlukan bagi ibu yang sedang mengandung, karena
merekalah yang merasakan secara langsung gangguan-
gangguan tersebut. Pengetahuan tentang gangguan-gangguan pada masa
kehamilan sangat diperlukan bagi orang-orang yang terjun
dibidang kesehatan khususnya kebidanan, agar mereka dapat
mengetahui secara langsung dalam menangani ibu hamil. Ada
banyak penyakit dan gejala yang banyak diketahui oleh
masyarakat. Adanya gejala-gejala yang sama pada setiap
penyakit mengakibatkan sulitnya mengambil keputusan penyakit
apa yang diderita.
2. SARAN
a. Masyarakat
Bagi suami maupun keluarga diharapkan agar lebih aktif,
turut serta dalam menjaga kesehatan ibu. Dan dpat memberikan
secara psikis maupun moril terhadap ibu yang mengalami masa
kehamilan Mendukung kinerja pemerintah dalam menurunkan
AKI.
b. Tenaga Kesehatan
Bagi tenaga kesehatan, khususnya Bidan diharapkan agar
meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan asuhan kebidanan,
serta lebih peka untuk mengidentifikasi tanda bahaya dalam
kehamilan agar dapat dengan segera ditangani.
12
DAFTAR PUSTAKA
13