Bab Iv (Suhaila)
Bab Iv (Suhaila)
A. Hasil Penelitian
diperoleh dari laporan dan hasil pengukuran Indeks Wakaf Nasional tahun 2021
dan tahun 2022 yang diterbitkan oleh Badan Wakaf Nasional. Data mentah yang
Berdasarkan data dan hasil perhitungan nilai indeks wakaf nasional (IWN)
untuk Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2021 sebesar 0,070 (sangat kurang)
dan mengalami peningkatan pada tahun 2022 menjadi sebesar 0,172 (cukup) atau
terjadi peningkatan nilai IWN sebesar 0,102. Hal ini terjadi karena Provinsi
Sumatera Utara pada tahun 2021 tidak melakukan pengisian kuesioner, dan pada
tahun 2022 sudah melakukan pengisian kuesioner sehingga pada tahun 2022 data
yang diperoleh lebih lengkap dan indeks yang dihasilkan juga lebih tinggi
rencana dapat tercapai. Semakin banyak rencana yang dapat dicapai, semakin
efektif pula kegiatan tersebut, sehingga kata efektivitas dapat juga diartikan
sebagai tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu cara atau usaha tertentu
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Index wakaf dapat dikatakan efektif
diketahui pertumbuhan IWN dengan melihat selisih nilai IWN pada tahun 2021
dengan IWN tahun 2022, kemudian dibagi dengan nilai IWN tahun 2021 dan
dikalikan 100%.
Pertumbuhan IWN =
= 145,71%
Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2021 ke tahun 2022 sebesar 145,71%. Hal ini
pertumbuhan IWN sebesar 145,71% dari tahun 2021 ke tahun 2022 serta
organisasi atau perusahaan dari aktivitas yang dijalankan. Efisiensi juga dapat
(input), atau jumlah yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan. Efisiensi
juga dapat diartikan melakukan sesuatu hal secara benar yang berarti bagaimana
suatu organisasi mencampur sumber daya secara cermat. Efisiensi lebih melihat
pada bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai dengan membandingkan antara
Efisiensi IWN dalam mengukur kinerja wakaf dapat dilihat dari beberapa
faktor yang menjadi pilar tolak ukur kinerja wakaf yaitu faktor regulasi
(outcome), dan dampak (impact), serta setiap faktor dalam pengukuran IWN
tahun 2021 dan tahun 2022 yang diterbitkan oleh Badan Wakaf Nasional, berikut
disajikan pertumbuhan nilai setiap faktor dengan melihat selisih nilai faktor tahun
peningkatan pertumbuhan nilai faktor regulasi dari tahun 2021-2022 yaitu sebesar
0,366. Nilai faktor regulasi meningkat dikarenakan adanya data pada dukungan
operasional BWI daerah dari APBD yang nilainya Rp. 100.000.000,- dan dana
operasional BWI daerah yang nilainya sebesar Rp. 200.000.000,-, sedangkan pada
tahun 2021 data tersebut tidak tersedia atau not availabe (N/A). Selain itu,
frekuensi pelatihan atau pembinaan yang diberikan oleh otoritas wakaf bagi para
nazhir pada tahun 2022 di wilayah tersebut meningkat menjadi 28 kali dalam
setahun dibandingkan pada tahun 2021 yang mana tidak terdapat data (N/A)
faktor impact yaitu sebesar -0,023. Nilai faktor dampak (impact) mengalami
sebesar 0,64 pada tahun 2021 dan menurun menjadi sebesar 0,42 pada tahun
2022. Selain itu juga terjadi penurunan pada jumlah siswa total pada tahun 2022
sistem (system), dan faktor hasil (outcome) tidak mengalami pertumbuhan sama
nilai (-0,023). Hasil ini sekaligus mengindikasikan bahwa dari keenam faktor
dengan masukan (input) dari kelima faktor tersebut masih belum efisien.
pertumbuhan sama sekali dan hanya sebesar 0,000. Hal ini dikarenakan pada
tahun 2021 Provinsi Sumatera Utara tidak mengisi kuesioner yang menyebabkan
setiap faktor yang menjadi tolak ukur kinerja wakaf. Lebih lajut dari 36 item data
yang menjadi indikator perhitungan IWN, pada tahun 2021 hanya 15 item data
yang tersedia sedangkan 21 item tidak tersedia atau not availabe (N/A). Meskipun
demikian, pada tahun 2022, Provinsi Sumatera Utara telah mengisi kuesioner
yang signifikan selama 2021-2022 dan dapat dikatakan cukup efisien dengan nilai
B. Pembahasan
menjadi suatu instrumen atau alat mengukur kinerja wakaf pada suatu wilayah
dari berbagai dimensi. Adanya IWN yang telah diluncurkan pada tahun 2020
sebagai alat pengukuran terstandar dapat menjadi acuan kinerja wakaf nasional.
Implementasi IWN pada tahun 2021 juga telah membantu untuk mengukur
Indonesia. Adanya pengukuran indeks wakaf yang terstandar dan dapat diterima
di tingkat negara juga dapat menjadi alat otoritas wakaf untuk mengevaluasi dan
nasional. Hasil pengukuran dan perhitungan nilai IWN untuk Provinsi Sumatera
Utara pada tahun 2021 diperoleh sebesar 0,070 (sangat kurang) dan mengalami
peningkatan pada tahun 2022 yaitu menjadi sebesar 0,172 (cukup), atau terjadi
peningkatan nilai IWN sebesar 0,102 selama tahun 2021-2022. Hal ini terjadi
karena Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2021 tidak melakukan pengisian
kuesioner, dan pada tahun 2022 sudah melakukan pengisian kuesioner sehingga
pada tahun 2022 data yang diperoleh lebih lengkap dan indeks yang dihasilkan
Lebih lanjut dengan dengan melihat selisih nilai IWN pada tahun 2021
dengan IWN tahun 2022, kemudian dibagi dengan nilai IWN tahun 2021 dan
dikalikan 100% diperoleh pertumbuhan nilai IWN Provinsi Sumatera Utara pada
tahun 2021 ke tahun 2022 sebesar 145,71%. Hal ini juga dapat mengindikasikan
faktor yang menjadi pilar tolak ukur kinerja wakaf yaitu yaitu faktor regulasi
(outcome), dan dampak (impact), serta setiap faktor dalam pengukuran IWN
hasil pengukuran IWN tahun 2021 dan tahun 2022 yang diterbitkan oleh Badan
faktor regulasi dari tahun 2021-2022 yaitu sebesar 0,366 serta terjadi penurunan
pertumbuhan nilai faktor impact yaitu sebesar -0,023. Sementara untuk faktor
Hasil ini sekaligus mengindikasikan bahwa dari keenam faktor yang digunakan
operasional BWI daerah dari APBD yang nilainya Rp. 100.000.000,- dan dana
operasional BWI daerah yang nilainya sebesar Rp. 200.000.000,-, sedangkan pada
tahun 2021 data tersebut tidak tersedia atau not availabe (N/A). Selain itu,
frekuensi pelatihan atau pembinaan yang diberikan oleh otoritas wakaf bagi para
nazhir pada tahun 2022 di wilayah tersebut meningkat menjadi 28 kali dalam
setahun dibandingkan pada tahun 2021 yang mana tidak terdapat data (N/A)
dikarenakan terjadi penurunan pada nilai indeks kemandirian yaitu sebesar 0,64
pada tahun 2021 dan menurun menjadi sebesar 0,42 pada tahun 2022. Selain itu
juga terjadi penurunan pada jumlah siswa total pada tahun 2022 dibandingkan
sebelumnya pada tahun 2022 sehingga hal tersebut juga berpengaruh pada
Utara terlihat dari faktor institution, process, system, dan outcome yang tidak
mengalami pertumbuhan sama sekali dan hanya sebesar 0,000. Hal ini
dikarenakan pada tahun 2021 Provinsi Sumatera Utara tidak mengisi kuesioner
perhitungan dari setiap faktor yang menjadi tolak ukur kinerja wakaf. Lebih lajut
dari 36 item data yang menjadi indikator perhitungan IWN, pada tahun 2021
hanya 15 item data yang tersedia sedangkan 21 item tidak tersedia atau not
availabe (N/A). Meskipun demikian, pada tahun 2022, Provinsi Sumatera Utara
IWN seluruhnya sudah tersedia, namun hanya faktor regulasi yang menunjukkan
pertumbuhan faktor yang signifikan selama 2021-2022 dan dapat dikatakan cukup
Efektivitas merupakan salah satu pencapaian yang ingin diraih oleh sebuah
antara biaya dan hasil, sedangkan efektivitas secara langsung dihubungkan dengan
pada taraf tercapainya hasil dan seringkali atau senantiasa dikaitkan dengan
Efektifitas menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat
pada bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan
Indeks Wakaf Nasional tahun 2021 dan tahun 2022 yang diterbitkan oleh Badan
sudah efektif dengan peningkatan atau pertumbuhan nilai IWN mencapai sebesar
lebih baik dan lebih mengarah ke pencapaian sasaran yaitu pengukuran IWN.
menjadi pilar tolak ukur kinerja wakaf dari 6 (enam) faktor yang digunakan
terdapat 5 (lima) faktor yang belum efisien yaitu faktor institution, process,
system, dan outcome yang tidak mengalami pertumbuhan sama sekali atau hanya
yang signifikan yaitu sebesar 0,366 sehingga dapat dikatakan cukup efisien.
BAB V
A. Kesimpulan
Provinsi Sumatera Utara dengan nilai IWN untuk Provinsi Sumatera Utara
pada tahun 2021 sebesar 0,070 (sangat kurang) dan nilai IWN pada tahun
2022 sebesar 0,172 (cukup) atau terjadi peningkatan dan pertumbuhan nilai
efektif dan telah membawa hasil lebih baik serta mengarah pada pencapaian
2. Pengukuran IWN berdasarkan faktor yang menjadi pilar tolak ukur kinerja
sementara terdapat 5 (lima) faktor yang masih belum efisien menjadi tolak
process, system, dan outcome yang tidak mengalami pertumbuhan atau hanya
B. Saran
outcome, dan impact serta dapat menjadi masukan dan pertimbangan guna
Sumatera Utara.