Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Penelitian

Data penelitian berupa Indeks Wakaf Nasional Propinsi Sumatera Utara

diperoleh dari laporan dan hasil pengukuran Indeks Wakaf Nasional tahun 2021

dan tahun 2022 yang diterbitkan oleh Badan Wakaf Nasional. Data mentah yang

diperoleh dan digunakan sebagai bahan perhitungan Indeks Wakaf Nasional

Provinsi Sumatera Utara, secara ringkas dirangkum pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Nilai Data Mentah Provinsi Sumatera Utara 2021-2022

Nilai Data Mentah


No. Nama Item Data Mentah Satuan
2021 2022
1 Regulasi wakaf daerah 1 1 Skala likert (1,3 dan 5)
2 Jumlah kabupaten/kota dengan perda
N/A 0 Unit
wakaf
3 Jumlah kabupaten/kota total 33 33 Unit
4 Dukungan operasional BWI daerah dari
N/A 100.000.000 Rupiah
APBD
5 Dana operasional BWI daerah N/A 200.000.000 Rupiah
6 Frekuensi pembinaan nazhir oleh
N/A 28 Kali dalam 1 tahun
otoritas
7 Jumlah nazhir institusi N/A 7 Unit
8 Jumlah nazhir institusi bersertifikat ISO N/A 0 Unit
9 Jumlah nazhir perorangan 11.881 12.031 Unit
10 Luas lahan wakaf bersertifikat BPN 837,03 839,07 Hektar
11 Valuasi aset wakaf non-tanah N/A 0 Rupiah
12 Surplus pengelolaan wakaf N/A 0 Rupiah
13 Jumlah nazhir institusi teraudit KAP N/A 0 Unit
14 Audit KAP BWI daerah (Y/T) Biner (1 untuk Ya, 0
N/A 0
untuk tidak)
15 Luas lahan wakaf (sertifikat + non
7.943,34 8.063,97 Hektar
sertifikat)
16 Jumlah nazhir institusi dengan DPS N/A 0 Unit
17 Manajemen informasi publik BWI
3 3 Skala likert (1,3 dan 5)
daerah
18 Unit aset wakaf produktif N/A 7 Unit
19 Unit aset wakaf total N/A 11.857 Unit
20 Jumlah mauquf’alaih N/A 0 Orang
21 Jumlah penduduk 14.798.400 14.798.400 Orang
22 Indeks kesejahteraan CIBEST N/A 0,25 Nilai indeks
23 Modifiksi IPM 0,50 0,75 Nilai indeks
24 Indeks kemandirian 0,64 0,42 Nilai indeks
25 Jumlah masjid wakaf 6.869 7.671 Unit
Nilai Data Mentah
No. Nama Item Data Mentah Satuan
2021 2022
26 Jumlah masjid total 15.435 15.821 Unit
27 Luas/kapasitas masjid wakaf N/A 0 m2 atau orang
28 Luas/kapasitas masjid total N/A 0 m2 atau orang
29 Jumlah sekolah wakaf 1.131 1.215 Unit
30 Jumlah sekolah total 17.331 17.581 Unit
31 Jumlah siswa sekolah wakaf N/A 0 Orang
32 Jumlah siswa total 2.977.227 2.525.099 orang
33 Jumlah rumah sakit wakaf N/A 1 Unit
34 Jumlah rumah sakit total 160 214 Unit
35 Jumlah visitasi pasien rumah sakit
N/A 0 Orang
wakaf
36 Jumlah visitasi pasien rumah sakit total N/A 0 Orang
Nilai Indeks Wakaf Nasional (IWN) 0,070 0,172
Sumber: Tim Penyusun IWN, 2021, 2022

Berdasarkan data dan hasil perhitungan nilai indeks wakaf nasional (IWN)

untuk Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2021 sebesar 0,070 (sangat kurang)

dan mengalami peningkatan pada tahun 2022 menjadi sebesar 0,172 (cukup) atau

terjadi peningkatan nilai IWN sebesar 0,102. Hal ini terjadi karena Provinsi

Sumatera Utara pada tahun 2021 tidak melakukan pengisian kuesioner, dan pada

tahun 2022 sudah melakukan pengisian kuesioner sehingga pada tahun 2022 data

yang diperoleh lebih lengkap dan indeks yang dihasilkan juga lebih tinggi

dibandingkan pada tahun 2021.

2. Efektivitas IWN dalam Mengukur Kinerja Wakaf

Efektivitas merupakan suatu keadaan yang menunjukkan sejauh mana

rencana dapat tercapai. Semakin banyak rencana yang dapat dicapai, semakin

efektif pula kegiatan tersebut, sehingga kata efektivitas dapat juga diartikan

sebagai tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu cara atau usaha tertentu

sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Index wakaf dapat dikatakan efektif

ketika memenuhi kriteria, diantaranya mampu memberikan pengaruh, perubahan

atau dapat membawa hasil.


Berdasarkan hasil perhitungan IWN Provinsi Sumatera Utara, dapat

diketahui pertumbuhan IWN dengan melihat selisih nilai IWN pada tahun 2021

dengan IWN tahun 2022, kemudian dibagi dengan nilai IWN tahun 2021 dan

dikalikan 100%.

Pertumbuhan IWN =

= 145,71%

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh pertumbuhan nilai IWN

Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2021 ke tahun 2022 sebesar 145,71%. Hal ini

juga dapat mengindikasikan bahwa pengukuran IWN efektif dalam mengukur

kinerja wakaf di Provinsi Sumatera Utara dimana terjadi perubahan atau

pertumbuhan IWN sebesar 145,71% dari tahun 2021 ke tahun 2022 serta

sekaligus menunjukkan pengukuran IWN telah membawa hasil lebih baik.

3. Efisiensi IWN dalam Mengukur Kinerja Wakaf

Efisiensi merupakan indikator penting dalam mengukur kinerja suatu

organisasi atau perusahaan dari aktivitas yang dijalankan. Efisiensi juga dapat

didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan

(input), atau jumlah yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan. Efisiensi

juga dapat diartikan melakukan sesuatu hal secara benar yang berarti bagaimana

suatu organisasi mencampur sumber daya secara cermat. Efisiensi lebih melihat

pada bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai dengan membandingkan antara

input dan output-nya. Efisien dalam menggunakan masukan (input) akan


menghasilkan produktifitas yang tinggi dan merupakan tujuan dari setiap organisasi

apapun bidang kegiatannya.

Efisiensi IWN dalam mengukur kinerja wakaf dapat dilihat dari beberapa

faktor yang menjadi pilar tolak ukur kinerja wakaf yaitu faktor regulasi

(regulation), kelembagaan (institution), proses (process), sistem (system), hasil

(outcome), dan dampak (impact), serta setiap faktor dalam pengukuran IWN

memiliki indikatornya masing-masing.

Berdasarkan data laporan dan hasil pengukuran Indeks Wakaf Nasional

tahun 2021 dan tahun 2022 yang diterbitkan oleh Badan Wakaf Nasional, berikut

disajikan pertumbuhan nilai setiap faktor dengan melihat selisih nilai faktor tahun

berjalan dengan nilai faktor tahun sebelumnya.

Tabel 4.2. Pertumbuhan Nilai IWN Provinsi Sumatera Utara


Setiap Faktor (2021-2022)
No. Faktor Pertumbuhan 2021-2022
1 Regulasi (regulation) 0,366
2 Kelembagaan (institution) 0,000
3 Proses (process) 0,000
4 Sistem (system) 0,000
5 Hasil (outcome) 0,000
6 Dampak (impact) -0,023
Sumber: Tim Penyusun IWN, 2022

Berdasarkan data pada Tabel 4.2 di atas, menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan pertumbuhan nilai faktor regulasi dari tahun 2021-2022 yaitu sebesar

0,366. Nilai faktor regulasi meningkat dikarenakan adanya data pada dukungan

operasional BWI daerah dari APBD yang nilainya Rp. 100.000.000,- dan dana

operasional BWI daerah yang nilainya sebesar Rp. 200.000.000,-, sedangkan pada

tahun 2021 data tersebut tidak tersedia atau not availabe (N/A). Selain itu,

frekuensi pelatihan atau pembinaan yang diberikan oleh otoritas wakaf bagi para

nazhir pada tahun 2022 di wilayah tersebut meningkat menjadi 28 kali dalam
setahun dibandingkan pada tahun 2021 yang mana tidak terdapat data (N/A)

terkait frekuensi pelatihan.

Sementara berdasarkan data di atas, terjadi penurunan pertumbuhan nilai

faktor impact yaitu sebesar -0,023. Nilai faktor dampak (impact) mengalami

penurunan dikarenakan terjadi penurunan pada nilai indeks kemandirian yaitu

sebesar 0,64 pada tahun 2021 dan menurun menjadi sebesar 0,42 pada tahun

2022. Selain itu juga terjadi penurunan pada jumlah siswa total pada tahun 2022

dibandingkan sebelumnya pada tahun 2022 sehingga hal tersebut juga

berpengaruh pada perhitungan faktor dampak (impact).

Berdasarkan data pertumbuhan nilai dari setiap faktor menunjukkan hanya

faktor regulasi yang mengalami pertumbuhan (2021-2022) yaitu sebesar 0,366

sedangkan faktor lainnya, yaitu faktor kelembagaan (institution), proses (process),

sistem (system), dan faktor hasil (outcome) tidak mengalami pertumbuhan sama

sekali (0,000), sementara faktor dampak (impact) justru mengalami penurunan

nilai (-0,023). Hasil ini sekaligus mengindikasikan bahwa dari keenam faktor

yang digunakan terdapat 5 (lima) faktor yang belum menunjukkan pertumbuhan

yang signifikan sehingga dapat dikatakan perbandingan antara keluaran (output)

dengan masukan (input) dari kelima faktor tersebut masih belum efisien.

Belum efisiennya pengukuran IWN Provinsi Sumatera Utara terlihat dari

faktor institution, process, system, dan outcome yang tidak mengalami

pertumbuhan sama sekali dan hanya sebesar 0,000. Hal ini dikarenakan pada

tahun 2021 Provinsi Sumatera Utara tidak mengisi kuesioner yang menyebabkan

kekosongan data yang selanjutnya berpengaruh kepada hasil perhitungan dari

setiap faktor yang menjadi tolak ukur kinerja wakaf. Lebih lajut dari 36 item data

yang menjadi indikator perhitungan IWN, pada tahun 2021 hanya 15 item data
yang tersedia sedangkan 21 item tidak tersedia atau not availabe (N/A). Meskipun

demikian, pada tahun 2022, Provinsi Sumatera Utara telah mengisi kuesioner

sehingga 36 item yang menjadi indikator perhitungan IWN seluruhnya sudah

tersedia, namun hanya faktor regulasi yang menunjukkan pertumbuhan faktor

yang signifikan selama 2021-2022 dan dapat dikatakan cukup efisien dengan nilai

pertumbuhan sebesar 0,366.

B. Pembahasan

Indeks Wakaf Nasional (IWN) merupakan indeks yang dirancang untuk

menjadi suatu instrumen atau alat mengukur kinerja wakaf pada suatu wilayah

dari berbagai dimensi. Adanya IWN yang telah diluncurkan pada tahun 2020

sebagai alat pengukuran terstandar dapat menjadi acuan kinerja wakaf nasional.

Implementasi IWN pada tahun 2021 juga telah membantu untuk mengukur

bagaimana kinerja wakaf pada setiap provinsi di Indonesia sehingga BWI

khususnya dapat membandingkan hasil pengukuran wilayah dari waktu ke waktu

dalam menyiapkan rencana jangka panjang dalam pengelolaan wakaf di

Indonesia. Adanya pengukuran indeks wakaf yang terstandar dan dapat diterima

di tingkat negara juga dapat menjadi alat otoritas wakaf untuk mengevaluasi dan

memantau kondisi keseluruhan kegiatan wakaf di suatu negara serta

meningkatkan pencatatan aset wakaf (Zain et al., 2019), serta mencerminkan

transparansi dan akuntabilitas pengelolaan wakaf secara keseluruhan di suatu

negara (Noordin el al., 2017).

Implementasi IWN telah dilakukan Badan Wakaf Indonesia yang mana

hasil pengukurannya telah dilakukan untuk masing-masing provinsi dan secara

nasional. Hasil pengukuran dan perhitungan nilai IWN untuk Provinsi Sumatera
Utara pada tahun 2021 diperoleh sebesar 0,070 (sangat kurang) dan mengalami

peningkatan pada tahun 2022 yaitu menjadi sebesar 0,172 (cukup), atau terjadi

peningkatan nilai IWN sebesar 0,102 selama tahun 2021-2022. Hal ini terjadi

karena Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2021 tidak melakukan pengisian

kuesioner, dan pada tahun 2022 sudah melakukan pengisian kuesioner sehingga

pada tahun 2022 data yang diperoleh lebih lengkap dan indeks yang dihasilkan

juga lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2021.

Lebih lanjut dengan dengan melihat selisih nilai IWN pada tahun 2021

dengan IWN tahun 2022, kemudian dibagi dengan nilai IWN tahun 2021 dan

dikalikan 100% diperoleh pertumbuhan nilai IWN Provinsi Sumatera Utara pada

tahun 2021 ke tahun 2022 sebesar 145,71%. Hal ini juga dapat mengindikasikan

bahwa pengukuran IWN dikatakan efektif dalam mengukur kinerja wakaf di

Provinsi Sumatera Utara dimana terjadi perubahan atau pertumbuhan IWN

sebesar 145,71% serta sekaligus menunjukkan pengukuran IWN telah membawa

hasil yang lebih baik.

Analisis dan perhitungan IWN dilakukan dengan menggunakan beberapa

faktor yang menjadi pilar tolak ukur kinerja wakaf yaitu yaitu faktor regulasi

(regulation), kelembagaan (institution), proses (process), sistem (system), hasil

(outcome), dan dampak (impact), serta setiap faktor dalam pengukuran IWN

tersebut memiliki indikatornya masing-masing. Berdasarkan data laporan dan

hasil pengukuran IWN tahun 2021 dan tahun 2022 yang diterbitkan oleh Badan

Wakaf Nasional, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pertumbuhan nilai

faktor regulasi dari tahun 2021-2022 yaitu sebesar 0,366 serta terjadi penurunan

pertumbuhan nilai faktor impact yaitu sebesar -0,023. Sementara untuk faktor

lainnya yaitu faktor kelembagaan (institution), proses (process), sistem (system),


dan faktor hasil (outcome), tidak terjadi pertumbuhan dengan nilai sebesar 0,000.

Hasil ini sekaligus mengindikasikan bahwa dari keenam faktor yang digunakan

terdapat 5 (lima) faktor yang belum menunjukkan pertumbuhan yang signifikan

sehingga dapat dikatakan perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan

(input) dari kelima faktor tersebut masih belum efisien.

Nilai faktor regulasi meningkat dikarenakan adanya data pada dukungan

operasional BWI daerah dari APBD yang nilainya Rp. 100.000.000,- dan dana

operasional BWI daerah yang nilainya sebesar Rp. 200.000.000,-, sedangkan pada

tahun 2021 data tersebut tidak tersedia atau not availabe (N/A). Selain itu,

frekuensi pelatihan atau pembinaan yang diberikan oleh otoritas wakaf bagi para

nazhir pada tahun 2022 di wilayah tersebut meningkat menjadi 28 kali dalam

setahun dibandingkan pada tahun 2021 yang mana tidak terdapat data (N/A)

terkait frekuensi pelatihan. Nilai faktor dampak (impact) mengalami penurunan

dikarenakan terjadi penurunan pada nilai indeks kemandirian yaitu sebesar 0,64

pada tahun 2021 dan menurun menjadi sebesar 0,42 pada tahun 2022. Selain itu

juga terjadi penurunan pada jumlah siswa total pada tahun 2022 dibandingkan

sebelumnya pada tahun 2022 sehingga hal tersebut juga berpengaruh pada

perhitungan faktor dampak (impact).

Sementara belum efisiennya pengukuran IWN untuk Provinsi Sumatera

Utara terlihat dari faktor institution, process, system, dan outcome yang tidak

mengalami pertumbuhan sama sekali dan hanya sebesar 0,000. Hal ini

dikarenakan pada tahun 2021 Provinsi Sumatera Utara tidak mengisi kuesioner

yang menyebabkan kekosongan data yang selanjutnya berpengaruh kepada hasil

perhitungan dari setiap faktor yang menjadi tolak ukur kinerja wakaf. Lebih lajut

dari 36 item data yang menjadi indikator perhitungan IWN, pada tahun 2021
hanya 15 item data yang tersedia sedangkan 21 item tidak tersedia atau not

availabe (N/A). Meskipun demikian, pada tahun 2022, Provinsi Sumatera Utara

telah mengisi kuesioner sehingga 36 item yang menjadi indikator perhitungan

IWN seluruhnya sudah tersedia, namun hanya faktor regulasi yang menunjukkan

pertumbuhan faktor yang signifikan selama 2021-2022 dan dapat dikatakan cukup

efisien dengan nilai pertumbuhan sebesar 0,366.

Efektivitas merupakan salah satu pencapaian yang ingin diraih oleh sebuah

organisasi. Efektivitas tidak dapat disamakan dengan efisiensi, karena keduanya

mempunyai pengertian yang berbeda, walaupun dalam berbagai penggunaan kata

efisiensi lekat dengan kata efektivitas. Efisiensi mengandung arti perbandingan

antara biaya dan hasil, sedangkan efektivitas secara langsung dihubungkan dengan

pencapaian tujuan. Pada dasarnya pengertian efektifitas yang umum menunjukkan

pada taraf tercapainya hasil dan seringkali atau senantiasa dikaitkan dengan

pengertian efisien, meskipun sebenarnya terdapat perbedaan diantara keduanya.

Efektifitas menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat

pada bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan

antara input dan output yang ada.

Efektifitas dapat diartikan sebagai melakukan hal yang benar, sedangkan

efisiensi diartikan melakukan hal secara benar. Efektifitas berarti sejauhmana

suatu organisasi mencapai sasaran dan efisiensi berarti bagaimana oraganisasi

mencampur sumber daya secara cermat. Efektif lebih mengarah ke pencapaian

sasaran. Efisien lebih mengarah pada menggunakan masukan (input) akan

menghasilkan produktifitas yang tinggi, yang merupakan tujuan dari setiap

organisasi apapun bidang kegiatannya.


Hasil temuan penelitian berdasarkan data laporan dan hasil pengukuran

Indeks Wakaf Nasional tahun 2021 dan tahun 2022 yang diterbitkan oleh Badan

Wakaf Nasional, dapat diketahui bahwa pengukuran IWN Provinsi Sumatera

sudah efektif dengan peningkatan atau pertumbuhan nilai IWN mencapai sebesar

145,71% serta sekaligus menunjukkan pengukuran IWN telah membawa hasil

lebih baik dan lebih mengarah ke pencapaian sasaran yaitu pengukuran IWN.

Sementara dari segi efisiensi, menunjukkan bahwa pertumbuhan faktor yang

menjadi pilar tolak ukur kinerja wakaf dari 6 (enam) faktor yang digunakan

terdapat 5 (lima) faktor yang belum efisien yaitu faktor institution, process,

system, dan outcome yang tidak mengalami pertumbuhan sama sekali atau hanya

sebesar 0,000 serta faktor imfact yang mengalami penurunan pertumbuhan

menjadi sebesar -0,023. Hanya faktor regulation yang menunjukkan pertumbuhan

yang signifikan yaitu sebesar 0,366 sehingga dapat dikatakan cukup efisien.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan penelitian terkait efektivitas dan efisiensi IWN

di Provinsi Sumatera Utara, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Pengukuran IWN, dinyatakan efektif dalam mengukur kinerja wakaf di

Provinsi Sumatera Utara dengan nilai IWN untuk Provinsi Sumatera Utara

pada tahun 2021 sebesar 0,070 (sangat kurang) dan nilai IWN pada tahun

2022 sebesar 0,172 (cukup) atau terjadi peningkatan dan pertumbuhan nilai

IWN sebesar 145,71% yang sekaligus menunjukkan bahwa pengukuran IWN

efektif dan telah membawa hasil lebih baik serta mengarah pada pencapaian

sasaran dalam pengukuran IWN.

2. Pengukuran IWN berdasarkan faktor yang menjadi pilar tolak ukur kinerja

wakaf menunjukkan bahwa hanya 1 faktor yang dinyatakan cukup efisien

mengukur kinerja wakaf di Provinsi Sumatera Utara dengan pertumbuhan

yaitu faktor regulation dengan pertumbuhan yang signifikan sebesar 0,366;

sementara terdapat 5 (lima) faktor yang masih belum efisien menjadi tolak

ukur kinerja wakaf di Provinsi Sumatera Utara yaitu faktor institution,

process, system, dan outcome yang tidak mengalami pertumbuhan atau hanya

sebesar 0,000 serta faktor imfact yang mengalami penurunan pertumbuhan

menjadi sebesar -0,023.

B. Saran

Sebagai tindak lanjut dari temuan penelitian dan kesimpulan di atas,

disarankan beberapa hal sebagai berikut:


1. Kepada BWI Pusat diharapkan untuk senantiasa melakukan sosialisasi secara

berkelanjutan kepada BWI Daerah khususnya kepada BWI Provinsi Sumatera

Utara, sekaligus melakukan pelatihan kepada pihak BWI Daerah dalam

pengisian kuesioner IWN agar diperoleh kelengkapan data yang akurat,

sehingga perhitungan IWN yang dihasilkan juga lebih akurat.

2. Kepada BWI Provinsi Sumatera, diharapkan untuk lebih memperhatikan dan

memperbaiki kinerjanya terutama pada faktor institution, process, system,

outcome, dan impact serta dapat menjadi masukan dan pertimbangan guna

meningkatkan nilai IWN di Provinsi Sumatera Utara pada masa mendatang

serta melakukan analisis dan perhitungan IWN dengan meminta pengisian

kuesioner IWN pada Badan Wakaf tingkat Kabupaten/Kota di Provinsi

Sumatera Utara.

3. Kepada akademisi dan peneliti selanjutnya, diharapkan dapat melakukan

penelitian dan pengkajian lebih mendalam di masa mendatang terkait dengan

efektivitas dan efisiensi IWN dengan melakukan penelitian lanjutan pada

tingkat Kabupaten/Kota di Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai