Anda di halaman 1dari 9
POLIP HIDUNG DAN PENATALAKSANAAN Diar Mis Ardani, Dwi Rene Pawartt Dep/SMF Iimu Keschatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga /RSUD Dr. Seetomo Surabaya PENDAHULUAN Polip hidung merapakan suatu penyakit ‘inflamasi kronik pada membran mukosa hidung dan sinus paranasal. Bentukan polip bisa bulat atau lonjong dengan permukaan licin dan warnatransluscn scperti agar- agar.' Ahli lain menyebutkan bahwa_ polip adalah penenjolan —mukosa rongea hidung yang —_panjang bertangkai dan merupakan pseudotumor. = Kata polip sendiri berasal dari bahasa = Yunani “poly-pous" yang artinya berkaki banyak. Sejak jaman Hipocrates th 460-370 SM. Demikian juga di Mesir dan India sejak 1000. 4000 th SM. Angka kejadian polip hidung di Eropa 1-2% scdangkan di Inggris 1-20%. Di Indonesia sendiri belum ada yang pasti tapi di RSUDD. Syaiful anwar ditemukan kasus baru polip hidung sebesar 4-6% dari seluruh kasus bara dalam kurun waktu 1997- 1998, sedangkan di RSUD Dr.Soetomo pada kurun waktu Januari 19%4~ Desember!985 didapatkan = 340) penderita polip yang dioperasi, umur terbanyak 10-30 th ( 73,2%) dimana lakielaki lebih bamyak —daripada perempuan 3:2. Sedangkan pada kurun waktu Januari 2006- Desember 2006 terdapat 55 kunjungan penderita polip hidung di URJ THT-KL-KL RSUD Dr.Soetomo, *7 Polip hidung ini meski sudah lama ditemukan tetapi sampai saat ini faktor penyebab dan patogenesisnya belum diketahui secara pasti. Beberapa faktor yang diduga berperan sebagai penyebab antara lain alergi, radang kronik, ketidakseimbangan vasomotor, dan perubabian polisakarida. Sejauh ini terapi polip ada dua, yaitu konservatif dan operatif, Tetapi ctiologi dan patogenesis polip yang berbagai — macam = inilah yang menyebabkan ketidakpastian sehingga terapi polip hidung tidak memuaskan, Sckalipun sudah dioperasi, polip masth sering kambuh, * Untuk itu pengenalan polip hidung penting sekali dalam kaitannya dengan diagnosis dan terapinya. Kesalahan, diagnosis dapat menimbulkan tindakan tetapi yang kurang tepat. Dalam referat ini akan kami bahas mengenai etiopatogenesis, diagnosis dan penatalaksanaan palep hidung, Histopatologi Polip hidung merupakan massa jinak di dalam rongga hidung yang berwama putih keabuan jernth dengan permukaan liein, bertangkai dan jumilahnya dapat tunggal atau multipel Polip dapat menjadi kemerahan akibat trauma berulang dan infeksi hidung.* Polip hidung asalnya dari mukosa hidung atau mukosa sinus paranasal yang pada umumnya berasal dari sinus etmoid dan sinus maksila. Polip yang berasal dari sinus etmoid lebih sering terjadi, bilateral dan multipel. Sedangkan yang dari sinus maksila dikenal ‘sebagai polip antrokoanal.* cara makroskepis pembagian lung sebagai berikut: 1, Polip udematosa berupa lesi_berbentuk seperti anggur berwara — putih keabuan, — icin dan mengkilap polip R 2, Polip fibrous lebih padat tidak mengkilap dan Iebih polip pucat Le berlapis _ silindris 3. Polip vaskular berwama ersilia dengan sel goblet merah muda —_akibat dinntaranya (epitel vaskularisasi yang. reiatif respiratorik} sama dengan lebih banyak di tunika epitel normal hidung. Bila sering kena trauma epitel ‘ini mengalami metaplasia menjadi epitel pipih antrokoanal biasanya 2 yang soliter unilateral berasal dari sinus maksila 3. Submukosa yang _udim 2. Polip koanal/polip besar ‘mengandung, sel plasma, soliter, Polip — tumbuh limfosit, imakrofag, soliter berasal dari etmoid eosinofil, mastosit, Serta anterior tumbuh _hingga sedikit pembuluh darah dan nasofiring atau orofaring syaraf 3. Pt yang berhubungan dengan rinasinusitis. Menurut Mygind dibagi 2 hronik tanpa dominasi_ sel yaitu: eosinofil. Biasanya _jenis ini bilateral di rongga 1. Polip newtrofil hidung 4, Polip yang berhubungan dengan rinosinusitis kheonik dengan dominasi sel cosinofil, _Sering berhubungan dengan asma dan penyakit bronkus Polip yang berkubungan dengan’ penyakit spesifik, Misalnya, polip hidung yang disertai_—_kistik fibrosis, infeksi jamur pada sinus maupun keganasan. 2. Polip cosinofil ‘Gambar 1, gambaran ‘makros polip hidung pads Finoskopi anterior |" ‘Gambar 2. gambaran histopatologi polip hidung + 3B Etiologi dan Patogenesis Polip Hidung Mckanisme dasar —terjadinya polip nasi belum diketatui dengan pasti dan masih dalam perdebatan para ahli, Salah satumya menurat Mygind yang merangkum ‘berbagai macam teori. Hipotesis pembentukan polip hidung terlihat pada gambar di bawah ini udim dan infiltrasi sel-sel radang seperti cosinofil dan netrofil yang, disebabkan oleh alergi , infeksi dan gangguan vasomotor atau kombinasinya. 2. Tahap kedua mukoss yang udim tersebut akan menonjol ‘Comteataitins fasts. (gE dependent reaction) « Increased vascular Permeability. + es: Mast cell deyranulation Histamine roteanc Polyp formation Gambar 3. Hipotesis pembentukan polip hidung'* Udim terjadi karena adanya peningkatan permeabilitas. vaskuler.Peningkatan permeabilitas ini akibat hilangnya persarafan pembuluh darah dan lepasnya histamin saat degranulasi mastasit. Faktor-faktor yang merusak saraf yaitu infeksi, intoleransi aspirin, fibrosis _ kistik merupakan faktor penyebab terjadinya polip, sedangkan lepasnya histamin merupakan — fakior —_ penunjang. Lepasnya histamin tidak hanya dengan perantara IgE (reaksi alergi), tetapi juga dapat Karena faktor-faktor non imunologis seperti obat-nbatan, trauma mekanis dan schagainya, °- Prosespembentukan —_polip hidung diduga melalui dua tahap yaitu: 1, Tahep awal—terjadi perubahan mukesa berupa ke kavum nasi karena pengaruh mekanis dari lingkungannya yaitu tckanan negatif. se ij lg 48 Gambar 4. Proses pembentukan polip hidung* Abli Iain menystakan bahwa apapun penycbabnya _pembentukan polip hidung = dimulai_ dengan H peningkatan —cksudasi pembuluh darah, —udim lamina propria, dan kemudian —penonjolan mukosa hidung. Dinyatakan juga bahwa polip hidung tidak mengandung saat | otonom kecuali di bagian tangkai, Hilangnya persararafan —tersebut belum diketahui penyebabnya, perl penelitian lebih lanjut.!* Penelitian terkini menyatakan adanya peranan sitokin pada proses pembentukan polip.Diantaranya Gramuloeyte Stimulating Factor (GM- CSF) IL3, 14 dan IL5, juga Interferon. GM-CSF yang. dikeluarkan oleh fibroblast berfungsi menunjang. kelangsungan cosinofil dan proliferasi makrofag. Ini membuktikan bahwa mekanisme alergi yang menyebabkan cosinofilia diproduksi oleh sitokin tipe Th2 sedang yang non alergi masih belum jelas den melibatkan GM- CSF, IL3 dan IFNg. Hal ini mungkin disebabkan pada polip nasi terdapst pula pola Thi dengan peningkatan rasio IFNg dan IL4, Selain im didspatkan pula peningkatan Reguslered upon Activation Novel T Cell Expression and Presumably Secreted (RANTES), cotaksin, Transforming growth facter b (TGFb) pada pasien polip alergi maupun non alergi.. TGFb yang diproduksi cosinofil_ akan menyebabkan penebalan —metbran basalis, fibrosis stroma dan hiperplasia epitel.Peningkatan IgE total dan IgE spesifik juga didapatkan pada polip nasi .Beberapa molekul adhesi dan matriks ekstra seluler juga meningkat seperti dntercelluler Adhesion Molecule I(ICAM 1) dan kolagen,"*!* [Later tormsanin ‘Gambar 5. Hipotesis patofisiologi polip menurut Holmberg and Karlsson dikutip oleh Suheryanto * Diagnosis Polip Hidung Dingnosis polip hidung dibuat berdasarkan keluhan dan gejala Klis yang dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik dan penunjang. Anamnesis: Keluhan utama dari penderita polip hidung adalah buntu hidung yang makin lama makin berat sesuai dengan perkembangan polipnya. Kadang- kadang disertai anosmia, Timtbulnya gangguan akibst sumbatan hidungnya antara lain gangguan fungsi “air conditioning” dari hidung sehingga menimbulkan keluhan — tenggorok. Keluhan rinore yang fengket atau dapat purulen jika ada infeksi sekunder di sinus paranasal yang disertai Keluhan sakit kepala atau pipi.t!™7 Pemertksaan Fisik Pada pemeriksaan rinoskepi anterior akan tampak massa polip yang berasal dari meatus medius bisa soliter ataupun —multipel dan unilateral ataupun bilateral. Terkadang polip multiple terhalang oleh polip yang besar, sehingga untwk pemeriksaannya perlu tampon larutan efedsin 2% untuk melonggarkan rongga hidung. Polip yang makin besar jika ke belakang akan tampak di koane . atau hanya tampak di koane saja yang. disebut polip koanal yang akan tampak pads rinoskopi posterior. Pada polip yang Ee

Anda mungkin juga menyukai