Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan salah satu hak asasi manusia dan juga
merupakan unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sebagaimana yang
diamanatkan dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Pembangunan di bidang kesehatan pada hakekatnya
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan
sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi.
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh
kesinambungan upaya antar program dan antar sektor, serta tidak dapat
dilepaskan juga dari hasil upaya-upaya yang dilaksanakan pada periode
sebelumnya.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 75 tahun 2014 Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) sebagai
salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki
peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem
upaya kesehatan. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan uaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 75 tahun
2014 tentang Puskesmas, maka setiap Puskesmas harus terakreditasi.
Dengan adanya akreditasi Puskesmas maka kualitas Puskesmas akan
terukur dan diakui. Dalam konsep akreditasi Puskesmas, diperlukan sebuah
pedoman internal kepegawaian Puskesmas yang merupakan produk hukum
yang dikeluarkan oleh Puskesmas yang mengatur Pedoman Internal
Puskesmas adalah produk hukum yang merupakan pedoman Puskesmas
yang ditetapkan Kepala Puskesmas yang mengatur tentang hubungan antar
Kepala Puskesmas, pejabat stuktural Puskesmas, tenaga kesehatan, dan
tenaga non kesehatan Puskesmas Wates.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar penyelenggaraan Puskesmas dapat efektif, efisien, dan berkualitas
1.2.2 Tujuan khusus
a. mengatur proses kerja dan mekanisme tata kelola antara Kepala
Puskesmas, pejabat stuktural Puskesmas, tenaga kesehatan, dan
tenaga non kesehatan Puskesmas Wates.
b. menjamin terselenggaranya koordinasi kerja Kepala Puskesmas,
pejabat stuktural Puskesmas, tenaga kesehatan, dan tenaga non
kesehatan Puskesmas Wates.
c. memberikan pedoman kepada Kepala Puskesmas, pejabat stuktural
Puskesmas, tenaga kesehatan, dan tenaga non kesehatan Puskesmas
Wates. dalam menjalankan seluruh program Puskesmas
d. memberikan acuan kepada Kepala Puskesmas, pejabat stuktural
Puskesmas, tenaga kesehatan, dan tenaga non kesehatan Puskesmas
Wates.dalam mencari solusi penyelesaian masalah yang mungkin
timbul.
e. Memuat peraturan pokok untuk menegakkan profesionalisme Kepala
Puskesmas, pejabat stuktural Puskesmas, tenaga kesehatan, dan
tenaga non kesehatan Puskesmas Wates.
BAB 2
KETENTUAN UMUM

Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan:


1. Perundang-undangan adalah:
a. Undang-undang Nomor 32 2004 tentang Pemerintahan Daerah
b. Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan
c. Peraturan Pemerintah no 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 65 tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal
e. Peraturan Pemerintah no 72 tahun 2012 tentang Sistesm Kesehatan
Nasional
f. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 741/
Menkes/ SK / II/ 2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
kesehatan di Kabupaten Kota
g. Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 455/
Menekes/ SK / IX/ 2013 tentang asosiasi fasilitas kesehatan
h. Keputusan Meteri Kesehatan Nomor : 772 / Menkes / SK / VI/ 2002
tentang Pedoman peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws).
i. Keputusan Menteri Kesehatan no 75 tahun 2014 tentang Puskesmas.
2. Daerah adalah Kota Mojokerto
3. Pemerintah daerah adalah penyelenggara urusan pemerintah oleh
pemerintah daerah dan DPRD menurut azaz otonomi seluas-luasnya
dalam system dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945
4. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kota Mojokerto
5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kota Mojokerto
6. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
7. Ijin operasional Puskesmas adalah ijin yang diberikan kepada Puskesmas
termasuk jejaringnya untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan
8. Ijin operasional Puskesmas diberikan apabila Puskesmas telah memenuhi
persyaratan meliputi administrasi dan manajemen Puskesmas, Standar
Pelayanan Puskemas, sarana dan prasarana Puskesmas serta Sumber
Daya Manusia.
9. Pedoman Internal Puskesmas adalah produk hukum yang merupakan
pedoman Puskesmas yang ditetapkan Kepala Puskesmas yang mengatur
tentang hubungan antar Kepala Puskesmas, pejabat stuktural Puskesmas,
tenaga kesehatan, dan tenaga non kesehatan Puskesmas Wates.
10. Jabatan Struktural adalah jabatan yang secara nyata dan tegas diatur
dalam lini organisasi
11. Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggungjawab, dan wewenang dari seorang pegawai dalam kesatuan
organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian
dan atau keterampilam tertentu serta memiliki ijin praktek Puskesmas
BAB 3
NAMA, TUJUAN, VISI, MISI, TUJUAN, KEBIJAKAN MUTU,
DAN TATA NILAI PUSKESMAS

Nama Puskesmas ini adalah Puskesmas Wates Kota Mojokerto.


Peraturan Internal Puskesmas adalah aturan dasar yang mengatur tata cara
hubungan antar Kepala Puskesmas, pejabat stuktural Puskesmas, tenaga
kesehatan, dan tenaga non kesehatan Puskesmas Wates.
Visi Puskesmas adalah mewujudkan masyarakat Wates yang sehat
dan sadar kesehatan dengan memberikan pelayanan kesehatan yang cepat,
terjangkau berkualitas dan memuaskan diikuti dengan peningkatan upaya
kesehatan berbasis masyarakat.
Misi Puskesmas adalah:
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas, aman
dan terjangkau,
b. Meningkatkan Profesional SDM,
c. Melengkapi sarana dan prasarana yang bermutu sesuai kebutuhan
masyarakat,
d. Menciptakan suasana kerja yang aman dan nyaman,
e. Meningkatkan kesadaran dan kemandirian masyarakat dalam bidang
kesehatan,
f. Mengembangkan Puskesmas Wates sebagai Puskesmas Rujukan Mata
dan Puskesmas Santun Lansia.
Tujuan Puskesmas adalah Menjadi Puskesmas Rawat Jalan yang
unggul dalam penanganan dan pelayanan kesehatan di Kota Mojokerto.
Motto Puskesmas adalah Unggul dalam penanganan dan pelayanan,
kepuasan anda komitmen kami, dan melayani sepenuh hati.
1. Kebijakan Mutu Puskesmas adalah
a. meningkatkan peranserta masyarakat di wilayah kerja dalam
kemandirian hidup sehat
b. menggerakkan segenap potensiuntuk memberikan pelayanan
berkualitas untuk kepuasan pelanggan
c. menyelenggarakan system manajemen yang efktif dan efisien
2. Tata nilai Puskesmas adalah:
a. Disiplin
b. Inovatif
c. Profesional
d. Teamwork
e. Ramah
f. Komunikatif
g. Ikhlas
BAB 3
UNSUR PUSKESMAS

3.1 Penyelenggaraan Puskesmas


Induk Puskesmas adalah Pemerintah Kota Mojokerto. Pemerintah Kota
Mojokerto berdasarkan kewenangan yang dimilikinya,
bertanggungjawabterhadap kelangsungan hidup serta kemajuan dan
perkembangan Puskesmas sesuai yang diharapkan dan diinginkan
masyarakat
Pemerintah Kota mojokerto melalui Dinas Kesehatan Kota Mojokerto
berwenang:
1. Menentukan kebijakan secara umum Puskesmas
2. Mengangkat dan memberhentikan Kepala Puskesmas
3. Mengawasi dan mengevaluasi kinerja Puskesmas
Pemerintah Kota Mojokerto bertanggungjawab kepada masyarakat
melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Mojokerto atas kelangsungan
hidup, kelancaran, dan perkembangan Puskesmas. Pemerintah Kota
Mojokerto berkewajiban untuk melakukan pembinaan dalam peningkatan
mutu pelayanan Puskesmas. Puskesmas dalam melaksanakan tugas di
wilayah kerjanya berhak mendapatkan dukungan dana, sarana, dan
prasarana untuk memperkuat pelayanan.
Pola struktur organisasi Puskesmas Wates adalah Puskesmas kawasan
perkotaan dengan struktur organisasi adalah sebagai berikut:
1. Kepala Puskesmas
Kriteria Kepala Puskesmas yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat
pendidikan paling rendah sarjana, memiliki kompetensi manajemen
kesehatan masyarakat, masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun,
dan telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.
2. Kasubag Tata Usaha, membawahi beberapa kegiatan diantaranya Sistem
Informasi Puskesmas, kepegawaian, rumah tangga, dan keuangan.
3. Penanggungjawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat
yang membawahi:
a. pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
b. pelayanan kesehatan lingkungan
c. pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
d. pelayanan gizi yang bersifat UKM
e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
f. pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
4. Penanggungjawab UKM Pengembangan
Membawahi upaya pengembangan yang dilakukan Puskesmas, antara
lain:
a. pelayanan kesehatan jiwa
b. pelayanan kesehatan gigi masyarakat
c. pelayanan kesehatan tradisional komplementer
d. pelayanan kesehatan indera
e. pelayanan kesehatan lansia
5. Penanggungjawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium Membawahi
beberapa kegiatan, yaitu:
a. pelayanan pemeriksaan umum
b. pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c. Pelayanan KIA yang bersifat UKP
d. Pelayanan gizi yang bersifat UKP
e. Pelayanan kesehatan Lingkungan
f. Pelayanan DDTK
g. Pelayanan kesehatan mata
h. Pelayanan kefarmasian
i. Pelayanan laboratorium
6. Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan, yang membawahi:
a. Puskesmas Pembantu
b. Puskesmas Keliling

Puskesmas Wates mempunyai tugas melaksanakan kebijakan


kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

Dalam melaksanakan tugas, Puskesmas Wates menyelenggarakan


fungsi:
a. penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
b. penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
c. Puskesmas Wates dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan Tenaga
Kesehatan
Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya
kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan. Upaya kesehatan masyarakat esensial meliputi:
a. pelayanan promosi kesehatan;
b. pelayanan kesehatan lingkungan;
c. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
d. pelayanan gizi; dan
e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
Sedangkan Upaya Kesehatan pengembangan Puskesmas Wates
meliputi
a. pelayanan kesehatan jiwa
b. pelayanan kesehatan gigi masyarakat
c. pelayanan kesehatan tradisional komplementer
d. pelayanan kesehatan indera
e. pelayanan kesehatan lansia
Upaya Kesehatan Perorangan Puskesmas Wates meliputi:
a. pelayanan pemeriksaan umum
b. pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c. Pelayanan KIA yang bersifat UKP
d. Pelayanan gizi yang bersifat UKP
e. Pelayanan kesehatan Lingkungan
f. Pelayanan DDTK
g. Pelayanan kesehatan mata
h. Pelayanan kefarmasian
i. Pelayanan laboratorium
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama tersebut dilaksanakan sesuai
dengan standar prosedur operasional dan standar pelayanan.
3.2 Sumbar Daya Manusia Puskesmas wates
Puskesmas Wates dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas. Kepala
Puskesmas merupakan seorang Tenaga Kesehatan dengan kriteria sebagai
berikut:
a. tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi
manajemen kesehatan masyarakat;
b. masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun; dan
c. telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.
Kepala Puskesmas bertanggungjawab atas seluruh kegiatan di
Puskesmas. Dalam melaksanakan tanggung jawab, Kepala Puskesmas
merencanakan dan mengusulkan kebutuhan sumber daya Puskesmas
kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Tugas Kepala Puskesmas Wates
antara lain:
a. Memimpin, mengawasi dan mengkoordinir kegiatan puskesmas yang
dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan jabatan fungsional.
b. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis puskesmas.
c. Memimpin pelaksanaan kegiatan di puskesmas
d. Melaksanakan pengawasan, pengendalian, dan evaluasi program/
kegiatan puskesmas.
e. Mempunyai jadwal tetap untuk menyelenggarakan pertemuan berkala.
f. Membina petugas puskesmas
g. Bertanggungjawab mengenai pendidikan berkelanjutan, orientasi, dan
program pelatihan staf untuk menjaga kemampuan dan meningkatkan
pelayanan sesuai kebutuhan
h. Melakukan koordinasi lintas sektor dan lintas program.
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala dinas kesehatan kota
Sumber daya manusia Puskesmas Wates terdiri atas Tenaga
Kesehatan dan tenaga non kesehatan.
Jenis dan jumlah Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan
dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan
jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan
persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan
pembagian waktu kerja.
Jenis Tenaga Kesehatan Puskesmas Wates terdiri atas:
a. Dokter
b. dokter gigi;
c. perawat;
d. bidan;
e. tenaga kesehatan lingkungan;
f. tenaga promosi kesehatan
g. ahli teknologi laboratorium medik;
h. tenaga gizi; dan
i. tenaga kefarmasian.
Tenaga non kesehatan harus dapat mendukung kegiatan
ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan
operasional lain di Puskesmas.
3.3 Prosedur kerja
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Puskesmas wajib menerapkan
prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi baik dalam Puskesmas maupun
dengan organisasi dalam lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto sesuai
dengan tugas dan fungsinya. Kepala TU, Penanggungjawab Upaya
Kesehatan Masyarakat, Penanggungjawab Upaya kesehatan Perseorangan,
dan Penanggungjawab jejaring pelayanan Puskesmas bertanggungjawab
memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan
memberikan bimbingan serta petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas
bawahan.
Setiap laporan yang diterima oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan
koordinator upaya Kesehatan dari pelaksana, wajib diolah dan dipergunakan
sebagai bahan menyusun laporan lebih lanjut dan dipergunakan untuk stiap
perencanaan kegiatan Puskesmas, dan evaluasi kegiatan Puskesmas. Dalam
melaksanakan semua kegiatan Puskesmas pelaksanaan manajemen
puskesmas dimulai dari perencanaan, monitoring kegiatan, dan evaluasi
kegiatan harus berjalan secara efektif dan efisien
3.4 Mini Lokakarya Puskesmas
Dalam melaksanakan manajemen Puskesmas, Puskesmas Wtes
menyelenggarakan forum pertemuan yang disebut sebagai Mini Lokakarya
Tujuan Umum Mini Lokakarya Puskesmas adalah meningkatkan fungsi
Puskesmas melalui penggalangan kefjasama tim baik lintas program maupun
lintas sektorserta terlaksananya kegiatan Puskesmas sesuai dengan
Perencanaan.
Tujuan khusus Mini Lokakarya Puskesmas adalah:
a. tergalangnya kerjasama tim baik lintas program maupun lintas sector
b. terpantaunya hasil kegiatan Puskesmas sesuai dengan perencanaan.
c. Teridentifikasinya penyebab masalah serta diupayakannya pemecahan
masalah.
d. Tersusunnya rencana kerja untuk periode selanjutnya
Pelaksanaan Minilokakarya Puskesmas Wates terdiri atas:
a. Minilokakarya Lintas Program yang memantau pelaksanaan kegiatan
Puskesmas berdasarkan perencanaan, dan memecahkan masalah yang
dihadapi serta tersusunnya rencana kerja baru. Tujuannya antara lain:
a) Meningkatkan kerjasama antar petugas intern Puskesmas, termasuk
jejaring Puskesmas
b) Mendapatkan kesepakatan untukmelaksanakan kegiatan sesuai
dengan perencanaan yaitu Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
c) Meningkatkan Motivasi Petugas Puskesmas untuk dapat
melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan
d) Mengkaji pelaksanaan rencana kerja (RPK) yang telah disusun,
memecahkan masalah yang terjadi dan menyusun upaya pemecahan
dalam bentuk rencana kerja yang baru.
b. Minilokakrya Lintas Sektor dilaksanakan dalam rangka meningkatkan
peranserta masyarakat dan dukungan sector-sektor yang bersangkutan
dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan. Tujuannya antara lain:
a) Mendapatkan kesepakatan rencana kerja lintas sektoral dalam
membina dan mengembangkan peranserta masyarakat dalam bidang
kesehatan.
b) Mengkaji hasil kegiatan kerjasama, memecahkan masalah yang
terjadi, serta menyusun upaya pemecahan dalam bentuk kerjasama.
4.5 Audit Internal Puskesmas
Audit internal merupakan salah satu cara untuk mengukur efektifitas
penerapan sistem manajemen mutu di Puskesmas. Disamping itu dapat juga
digunakan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan dan perbaikan yang
diperlukan dalam penerapan sistem manajemen mutu. Hal ini agar terbentuk
konsistensi dalam penerapan sistem manajemen mutu melalui pendekatan
Plan, Do, Check, Action (PDCA) dapat ditetapkan, direncanakan dan
dipelihara.
1. Tujuan Audit Internal Puskesmas adalah menetapkan system audit yang
sistematis guna memastikan terselenggaranya Sistem Manajemen Mutu.
2. Dalam menyelenggarakan Audit Internal Puskesmas, maka dibentuk Tim
Audit Internal Puskesmas dibawah tim mutu Puskemas.
3. Perencanaan Audit Internal antara lain:
a. semua unsur standar dalam system manajemen mutu diaudit oleh tim
audit internal. Program audit berkala berisi nomor audit, unsur standar,
auditee, waktu audit, serta auditor harus dibuat oleh tim audit internal
Puskesmas.
b. Frekuensi audit ditentukan setiap satu tahun 2 kali.
4. Persiapan dan pelaksanaan audit antara lain:
a. Tim audit internal menetapkan tanggal yang disetujui bersama auditee
yang akan diaudit.
b. Auditor harus menemui pemegang program yang bersangkutan paling
lambat satu hari atau sesuai dengan standar waktu yang sudah
disepakati tim mutu Puskesmas sebelum waktu audit ditentukan
c. Auditor menyiapkan sheck-list audit yang diperlukan sesuai dengan
bagian dan unsur-unsur yang akan diaudit sebagai pedoman
pelaksanaan audit
d. Hasil audit dilaporkan pada lembar laporan audit dan salinan lembar
tersebut diserahkan kepada pemegang program yang diaudit,
sedangkan lembar aslinya diberikan kepada tim Mutu Puskesmas.
e. Apabila hasil audit ditemukan ketidak sesuaian, maka pemegang
program yang bersangkutan harus menetapkan koreksi dan tindakan
koreksi serta batas waktu pelaksanaannya yang disetujui auditor. Baik
auditee maupun auditor harus menandatangani hasil pengamatan
audit pada laporan audit.
f. Tim mutu Puskesmas harus melengkapi status audit dengan hasil-hasil
audit untuk kemudian dipergunakan guna memantau perkembangan
tindak lanjutnya sampai persoalan audit dapat dinyatakan selesei oleh
manajemen.
g. Setelah batas waktu pelaksanaan koreksi yang ditetapkan maka tim
mutu menugaskan auditor untuk melakukan verivikasi pada
pelaksanaan tindakan koreksi.
h. Temuan audit dan kesimpulan audit akan dilaporkan kepada kepala
Puskesmas untuk selanjutnya dilakukan tindak lanjut yang sesuai.
4.6 Kewenangan klinis
Untuk mewujudkan tata kelola klinis yang baik semua pelayanan medis
dilakukan oleh setiap staff medis di Puskesmas dilakukan atas penugasan
klinis dari Kepala puskesmas. penugasan klinis berupa pemberian
kewenangan klinis oleh Kepala Puskesmas melalui penerbitan surat
pelimpahan wewenang klinis kepada staf medis yang bersangkutan
BAB 4
PENUTUP

Pedoman internal Puskesmas ini selanjutnya akan menjadi pedoman


semua peraturan dan kebijakan Puskesmas yang dibuat dengan keputusan
Kepala Puskesmas. Setiap program harus membuat standar prosedur
operasional yang mengacu pada Pedoman Internal Puskesmas
Semua kebijakan operasional manajemen Puskesmas, Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM), dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
tidak boleh bertentangan dengan Pedoman Internal Puskesmas.
Pedoman Internal Puskesmas ini masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan atau kebijakan yang berlaku. Dan
secara berkala akan dievaluasi oleh tim yang dibentuk oleh Kepala
Puskesmas.Jika didalam evaluasi ditemukan hal-hal yang sudah tidak sesuai
lagi, maka akan dilakukan perbaikan penyempurnaan.

Anda mungkin juga menyukai