Anda di halaman 1dari 91

"Sebelum perjalanan 3 Days 2 Night...

"

"Para anggota merekam diri mereka berkemas"

Halo, Semuanya.

Ini Youn Jung Hoon.

Aku harus berkemas.

Mereka memberi kami ransel

dan menyuruh kami

untuk mengemas beberapa barang.

Kami bahkan membawa kantong tidur.

Kami mau pergi ke mana sampai mereka memberikan ini?

Kami bahkan boleh membawa camilan, itu tidak biasa.

Aku sering ditanyai ini.

"Saat kamu syuting 2 Days 1 Night,

mereka sungguh tidak memberimu makan?"

Ya, mereka tidak memberi kami makan.

Kita bisa membayar apa pun di mana pun dengan ponsel saat ini,

tapi di 2 Days 1 Night,

kami tetap pada hal-hal retro.

Aku yakin kami akan sangat menderita pada perjalanan berikutnya,

tapi aku harap bisa bersenang-senang dan membuat kenangan indah.

Apa yang paling kucemaskan?

"Apa yang paling kamu cemaskan?"

Aku khawatir DinDin akan merajuk.

Ejekan In Woo.

Mendengarkan itu selama tiga hari...

Aku cukup khawatir itu akan melelahkan.

Namun, ini aku. Selama tiga hari dua malam,

aku akan memimpin grup dan bersenang-senang.

Selama tiga hari dua malam,

kemalangan dan insiden apa yang akan terjadi?


Tunggu saja.

Sampai jumpa sebentar lagi untuk segmen pembuka.

Kali ini, bukan 2 Days 1 Night.

Ini 3 Days 2 Night!

"Gerakan kamera kuno tidak bisa dihindari. Dia kuno"

"Pukul 6 pagi, Aula KBS di Yeouido"

- Ayo. - Apa kita berpakaian

untuk bertemu di luar KBS?

Hei. Lihat.

Kenapa kantong tidurmu besar sekali?

Kalian iri, bukan?

- Ya. - Ya.

- Aku iri. - Aku bersedia bertukar.

- Kantong tidurnya besar. - Tidak bisa bahkan satu juta dolar.

- Tebak kenapa tidak? - Kenapa tidak?

Kamu tidak gemuk selama 42 tahun.

- Itu sebabnya? - Itu syaratnya.

- Kamu harus gemuk selama 40 tahun. - Di SMA,

aku sempat gemuk.

Berapa berat badanmu? Tiga digit?

- Itu terlalu... - Keluar!

Astaga. Ayolah.

- Bagaimana bisa sampai tiga digit? - Beraninya berat dua digit...

- Astaga. - Hei.

- Halo. - Hei!

- Halo. - Halo.

- Halo. - Halo.

Selamat datang di penyiksaan.

"Penyiksaan selama tiga hari dua malam"


- Halo. - Bagus.

- Ini KBS. Halo. - Jadi...

Maaf, tapi...

Sebelum kita memulai, dia harus cepat berganti pakaian.

Dia tidak berpakaian dengan pantas.

- Hari ini... - Kita bukan tampil di pertunjukan.

Kita akan bepergian ke seluruh negeri.

- Kita semua... - Aku akan pergi untuk tampil.

- Menurutku ini pertunjukan. - Bukan.

- Apa kamu yakin tentang ini? - Semua akan baik-baik saja.

Untuk kali pertama, alih-alih dua hari seperti biasa,

kita akan menantang diri untuk melampaui itu.

- Benar. - Kita 2 Days 1 Night,

- tapi hari ini 3 Days 2 Night. - Ini tantangan.

- Entah kenapa aku merasa senang. - Sungguh.

Para pria di kedua ujung berpakaian sangat berbeda.

- Jong Min! - Apa kamu mau bersenang-senang?

- Benarkah? - Kamu belum menyerah.

Apa kamu bepergian untuk bersenang-senang?

Aku memakai perlengkapan tempurku!

Apa maksudmu? Kita akan bepergian.

- Tidak! - Ini perjalanan.

"Perlengkapan tempur bocah bertekad untuk perjalanan tiga hari"

"Tegas"

Konsep perjalanan nasional ini adalah...

"Kami minta maaf atas audio yang buruk"

Aku tidak peduli ini acara TV.

Aku akan mengutamakan kenyamananku.

Jadi, aku membeli topi.

Ada topi yang selalu dipakai juru kamera.


Aku menanyai mereka tentang itu dan membeli satu.

Aku membeli topi sebanyak ini.

Dengan semua warna yang ada.

Aku akan terlihat seperti ini.

- Jung Hoon. - Apa?

Kamu terlihat agak terlalu berjiwa bebas.

- Aku - Hari ini...

- cukup bebas. - Berjiwa bebas.

Dia terlihat seperti pencinta makanan keliling, Heo Young Man.

- Ya. - Bukankah begitu?

- Dia mirip Heo Young Man. - Pergi untuk makan.

Dia terlihat seperti ini.

"Youn Young Man akan sering muncul"

Mari berbagi apa yang kita kemas.

Kalau begitu, mari mulai dengan Youn Young Man.

Kurasa dia akan mengeluarkan buku catatan dan pena.

Untuk mencatat.

- Aku... - Ya, Pak.

Tahu apa yang lucu?

Aku pergi berbelanja dan membeli camilan bir.

"Youn Young Man mengemas camilan bir"

- Maksudku... - Menyenangkan membeli semua ini.

Aku membeli yang kumakan dengan bir.

Apa ada bir kaleng di bawah sana?

- Tidak ada bir. - Kamu tidak membelinya?

Tidak, karena aku makin tua,

lebih sulit berjalan setelah minum.

- Kamu tidak membawa bir? - Tidak.

- Kukira kamu akan membawanya. - Namun, aku membawa krim semprot.


Tabir surya dan krim.

Dan losion lidah buaya untuk wajah.

- Kamu benar-benar siap. - Aku punya ini.

Dia terlihat seperti penjual.

Tabir surya.

- Beri tahu jika kulitmu terbakar. - Terima kasih.

Tentu.

- Aku tidak membawa barang istimewa. - Mari kita lihat.

Pertama, aku membawa mikrofonku.

- Bisakah kamu tidak melakukannya? - Kumohon!

Itu mengikuti kita ke mana pun kita pergi, seperti kutukan.

Aku sudah menduganya.

Kukira dia akan membawanya.

Tinggalkan di rumah.

Karena ini bisa menjadi perjalanan romantis,

kita butuh musik untuk menari.

- Pengeras suara Bluetooth. - Sudah kuduga.

- Selama tiga hari... - Kita harus bernyanyi.

Dahulu kita hanya punya ini.

- Ya, hanya itu. - Aku sadar itu tidak cukup.

Itu tidak cukup menyenangkan.

- Kamu membawa pengeras suara? - Untuk musiknya.

Dua benda terpisah untuk hiburan.

Tidak banyak. Kurang lebih begitu.

Berikutnya. In Woo.

Aku? Aku sungguh...

- Yang kubayangkan akan kita lakukan - Ya?

adalah berjalan ke ujung negeri dan kembali.

Aku mengharapkan hal seperti itu.

Kamu akan berusia 60 tahun saat kembali.


- Enam puluh tahun? - Dia kembali saat berusia 60 tahun.

- Jadi... - Hanya itu yang dia bawa?

Aku membawa hal-hal yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.

Benar-benar tidak banyak.

Kukira aku akan banyak berkeringat,

- jadi, handuk. - Handuk.

- Mi gelas. - Itu saja.

- Begitu rupanya. Itu saja. - Aku membawa enam untuk tiga hari.

- Kamu membawa enam? - Ya.

Satu untuk tiap santapan.

- Kamu hanya akan makan itu? - Kamu hanya akan makan ramyeon?

- Kamu tidak akan makan banyak? - Aku serius.

- Hanya itu yang kamu bawa? - Ya.

Biar kujelaskan. Aku punya firasat kita akan banyak berjalan.

- Dia sungguh tidak membawa banyak. - Jika membawa banyak barang,

- itu akan berat. - Benar.

- Tidak. Dengar. - Itu akan berat.

Bisa dimengerti dia hanya membawa sebanyak itu

karena dia tidak punya banyak barang untuk dibawa dari rumah.

- Benar. - Benar.

Benar. Dia tidak punya apa-apa di rumah.

"Itu benar"

"In Woo bersemangat dan mengemas enam mi gelas"

Setelah melakukan ini, aku selesai berkemas.

"Dia segera selesai mengemas ranselnya"

Benar juga. Semuanya, kalian tahu

di mana aku menempatkan kameranya?

"In Woo tiba-tiba bertanya kepada pemirsa"

Dahulu aku menunjukkan rumahku di acara ini.


Aku tidak punya sofa atau perabot lain.

Jadi, semua orang khawatir punggungku akan sakit.

Itulah alasannya

aku membeli meja untuk makan di sini.

"In Woo akhirnya membeli barang rumah tangga!"

Meja.

Aku membeli meja ini.

"Menyampaikan berita melalui video"

Bukankah ini bagus?

Saat aku harus makan di rumah,

ini lebih nyaman daripada dugaanku.

Terima kasih.

"Terima kasih atas perhatianmu"

Mari periksa ransel Seon Ho.

- Ranselnya juga kecil. - Itu ransel kecil.

Itu kecil.

- Karena dia kurus... - Aku juga membawa banyak makanan.

- Astaga, kamu... - Apa itu?

- Apa ini? - Mari kita makan sekarang.

- Aku membawa ramyeon. - Bagus.

Semua orang membawa ramyeon.

- Kamu membawa suplemen kesehatan. - Aku juga membawa suplemen.

- Tuna kaleng juga. - Tuna kaleng.

Aku membawa tuna kaleng, nasi instan,

- dan bubuk biji-bijian. - Astaga, lihat ini.

Kamu sungguh membawa ini dari rumah.

- Ini membuktikannya. - Sudah terbuka.

- Kamu tidak membelinya di toko. - Benar.

Dia mengambil ini dari rumah.

- Hei, Seon Ho. - Hei, Ayah.


Karena harus berkemas, aku tidak bisa memikirkan apa pun.

Kemas banyak makanan. Kemas makanan yang kamu suka.

Aku sudah mengemas ramyeon.

Aku juga mengemas cokelat, suplemen kesehatan, telur panggang,

nasi instan, bubuk protein, dan tuna kaleng.

Begitukah?

"Kalau begitu, kamu sudah membawa semuanya"

- Camilan. - Camilan. Kurang lebih sama.

Telur.

"Dia mengatakan akan membawa samgyeopsal"

- Daging kepiting. - Daging kepiting?

- Daging kepiting. - Kamu membawa daging kepiting.

Itu lezat.

- Dia suka daging kepiting. - Astaga.

Aku baru memikirkan ini.

Jika kita tambahkan semua bahan kita ke ramyeon,

- itu akan sangat lezat. - Benar sekali.

Itu akan sangat enak.

- Dengan tuna kaleng. - Aku ingin makan itu sekarang.

Kita bisa kalah dalam beberapa permainan.

- Aku ingin makan itu sekarang. - Kita akan baik-baik saja.

- Kita tidak punya daging. - Kita tidak memeriksa miliknya.

- Lemak? - Daging.

- Aku membawa itu. - Kita tidak memeriksa miliknya.

- Daging. - Apa yang kamu bawa?

- Tidak mungkin. - Omong-omong, aku bukan datang

- untuk syuting acara TV. - Aku yakin dia tidak membawanya.

Aku fokus pada penyintasan kita. Jadi, aku membawa kacamata hitam.

Jika merasa akan marah, akan kupakai untuk menutupi wajahku.


- Itu dia. - Begitu rupanya.

- Akan segera kupakai. - Itu bijaksana.

"Tunggu. Apa? Kita mau pergi ke mana?"

"Begini cara dia memakai kacamata hitamnya"

- Kamu bisa menutupinya. - Kamu harus menutup mulutmu.

- Tutup mulutmu. - Itu tidak terlihat.

- Tutup mulutmu. - Dia sudah siap.

- Kamu harus menutup mulutmu. - Astaga, dia memang pintar.

- Itu tidak terlihat. - Itu dia.

- Seperti ini. Aku membawanya. - Astaga.

- Itu bijaksana. - Kami...

- Sutradara Din menyunting dirinya. - Baiklah.

Aku membawa ini untuk berjaga-jaga andai kita harus banyak berjalan.

- Ini akan memijat kaki kita. - Benar.

Kita bisa memakainya di kaki. Kita semua bisa berbagi ini.

- Aku membawa ini. - Itu bagus.

- Lalu... - Apa kamu punya makanan?

- Makanan? - Seperti daging.

- Aku akan mengeluarkan lemaknya. - Lemaknya.

Apa itu daging?

Baiklah. Ini tas pendingin berinsulasi.

"Dia mengeluarkan tas pendingin berinsulasi"

"Menutup mulutnya"

- Dia sudah siap. - Apa kamu membawa itu?

"Itu mengharukan"

- Dia sudah siap. - Apa kamu membawa itu?

"Ini aku, DinDin"

Aku membawa dada ayam.

"Berpaling"

Itu tetap daging.


"Itu tetap daging. Itu ayam"

"Kecewa"

"Kenapa dia membawa dada ayam?"

Jika kamu membawa tas pendingin bagus seperti itu,

- Benar. Samgyeopsal. - seharusnya membawa daging sapi.

Kalian mengeluh meski aku membawa daging?

Kamu punya tas pendingin yang bagus.

Mengecewakan mengisinya hanya dengan dada ayam.

- Kamu bisa membawa lebih banyak. - Ya.

- Seperti daging sapi Korea premium. - Seharusnya kamu memanggang daging.

- Seharusnya beli samgyeopsal. - Dia bisa melakukannya lebih baik.

Itu tas pendingin yang bagus.

Seharusnya kalian kemas sendiri di tas pendingin.

- Benar. - Kamu tahu?

- Namun, itu untuk semua orang. - Ya.

- Baiklah. - Kita berkemas dengan baik.

- Ya. Ini cukup untuk tiga hari. - Benar.

Aku percaya diri. Aku tidak takut pada apa pun.

Itu cukup untuk tiga hari.

"Dia menganggap DinDin si Anak Kecil manis"

Namun, bisakah orang mengelilingi Korea hanya dalam tiga hari?

- Orang-orang tidak bisa, bukan? - Itu bisa dilakukan.

- Kita tidak bisa ke semua wilayah. - Apa itu mungkin?

Kita mau pergi ke mana? Apa kita akan pergi jauh?

- Kita mau pergi ke mana? - Benar.

- Ke mana kita bisa pergi? - Baiklah.

- Ini bukan sekadar tur nasional. - Baiklah.

Kalian harus memakai kemampuan deduksi kalian

dan mengunjungi kota-kota di seluruh Korea.


- Ini Tur Deduksi Nasional. - Kemampuan deduksi?

- Tur Deduksi? - TDN?

- Tur Deduksi Nasional. - Kemampuan deduksi?

- Apa maksud hal ini? - Kita memakai kemampuan deduksi?

Jadi, ada tujuan tertentu? Atau kami harus menebaknya?

- Akan kulanjutkan. - Baiklah.

Bisakah kamu berhenti mengemas ranselmu?

Hei, kita semua mendengarkannya. Dasar berandal.

- Bertahan hidup penting bagiku. - Baiklah.

- Aku fokus bertahan hidup kali ini. - Itu bisa dimengerti.

Kalian akan berangkat dari Seoul dan Provinsi Gyeonggi.

Kalian akan menjelajahi kota dari tiap provinsi.

- Dari tiap provinsi? - Ya.

Untuk kota di provinsi, kalian harus membaca petunjuk yang diberikan

dan memakai kemampuan deduksi untuk pergi ke kota itu.

"Gunakan kemampuan deduksi untuk mencari dan pergi ke kota itu"

Ini terdengar seperti proyek besar.

Jika tiba di kota yang tepat,

kalian akan menemukan pesan yang mengungkap

aktivitas yang harus dicoba dari kota itu.

Kalian harus menyelesaikan aktivitas di kota tersebut

agar bisa melanjutkan ke provinsi berikutnya.

Astaga. Ini tidak akan berakhir dalam tiga hari.

Jika tidak bisa menyelesaikan misi, apa kami akan terjebak di kota itu?

- Benar. - Omong-omong...

"Kita akan terisolasi?"

Omong-omong, aku mulai berpikiran jahat.

Bisakah kami terjebak di Provinsi Gyeonggi?

"Dengan sengaja?"

- Kamu jahat sekali. - Teruslah mendengarkan.


Kamu terus kembali ke sana.

- Benar. Untuk berjaga-jaga. - Kamu terus...

Tujuan terakhir kalian dalam dua hari

- Apa kita akan kembali ke sini? - adalah Seongsan Ilchulbong

di Pulau Jeju.

Pulau Jeju?

- Pulau Jeju? - Bagaimana kita bisa ke Pulau Jeju?

Jika semuanya tiba di puncak Seongsan Ilchulbong

di Pulau Jeju pukul 4 sore, kalian akan menyelesaikan tur.

Jika gagal,

kalian akan syuting di pulau terpencil pada musim panas ini

- untuk syuting berikutnya. - Apa?

Tunggu.

"Terkejut mendengar pulau terpencil"

- Tunggu. - Astaga, tunggu.

- Pulau Jeju... - Tunggu.

In Woo, kamu mengatakan kamu hampir mati di pulau terpencil.

"Dia berteman dengan benda mati"

"Dan menghabiskan satu hari di pulau terpencil"

"Namun, dia tidak lebih baik daripada pengemis di sana"

- Kita harus menemukan petunjuknya - Tidak berakhir dalam tiga hari.

dan menyelesaikan tur apa pun yang terjadi.

- Ini gila. - Kenapa...

- Pada hari Minggu? - Begini,

maaf menyela.

"Anak dengan mata dan mulut tertutup"

- Secepat itu? Kita baru mulai. - Apa kamu sudah marah?

Maaf, tapi bagaimana kami bisa pergi ke Pulau Jeju?

Kalian akan tahu


- dengan kemampuan deduksi. - Itu cara kami bisa pergi ke sana?

Ya. Kalian bisa pergi ke sana jika memakai kemampuan deduksi.

"Baiklah. Aku mengerti sekarang"

Tunggu. Bagaimana jika kami menyelesaikan turnya?

- Apa kami akan pergi ke hotel? - Kita tidak ke pulau terpencil.

- Namun, pergi ke pulau terpencil... - Hukuman kita pulau terpencil.

Hadiah kita adalah tidak ke sana. Itu tidak terdengar adil.

Kalian harus memberi kami hadiah yang sangat bagus

yang menebus pergi ke pulau terpencil jika kami gagal.

- Benar. - Benar. Sesuatu yang berlawanan.

- Tempat bagus dengan penyejuk. - Begini...

- Kita harus melakukan tur hotel. - Ya. Dia benar.

- Benar. - Itu bagus.

Jika kalian menyelesaikan turnya, kita akan syuting di Seoul.

"Seoul!"

- Seoul. - Dia menyukainya.

Suasana hatimu seperti berubah-ubah.

"Menyebutkan Seoul saja membuatnya senang"

"Mencium"

- Suasana hatimu berubah-ubah. - Syuting di Seoul.

Kalau begitu, kita bisa melakukan ini.

In Woo, kamu ingat syuting di pulau terpencil musim panas lalu?

"Aku benci pulau terpencil"

- Itu sangat panas. - "The Scream" oleh Munch.

"Jeritan In Woo".

"Aku benci pulau terpencil!"

Kita akan sibuk.

Aku bisa melihat beban di wajah kalian.

- Ya. - Kalian bisa menikmati perjalanan

saat tidak terbebani.


- Baiklah. - Itu sebabnya aku menyiapkan ini.

- Bawakan masuk. - Apa?

- Mereka akan mengambil barang kita? - Apa yang terjadi?

- Aku... - Ayolah. Sudah kuduga.

Sudah kuduga.

Apa? Kenapa ada timbangan?

Bisa taruh semua ransel kalian di timbangan,

selain kantong tidur?

- Semuanya? - Ya.

Tidak terbebani secara mental dan fisik berbeda.

- Sudah. - Itu ringan.

- Beratnya 23,5 kg. - Beratnya 25 kg.

- Jumlahnya 48,5 kg. - Ya, 48,5 kg.

Jumlah berat ransel kalian

- adalah 48,5 kg. - Ya, 48,5 kg.

- Ya. - Ada apa dengan hal itu?

Kurasa hati kalian pasti terasa berat, serta ransel kalian.

- Astaga, tidak. Tidak apa-apa. - Tidak.

- Tidak apa-apa. - Keluarkan timbangannya sekarang.

Kami akan beri sepuluh menit.

Sesuaikan berat totalnya jadi 40 kg dengan gabungan semua ransel kalian.

- Ayolah. Kenapa kamu melakukan itu? - Kenapa?

- Kita bisa kurangi 8,5 kg, bukan? - Ya.

Kalau begitu, kita bisa singkirkan salah satu ransel.

Ayo kita bersuten.

- Seluruh ransel? - Satu saja.

Sepuluh menit kalian dimulai sekarang.

Benarkah? Astaga.

- Apa ini? - Singkirkan yang tidak dibutuhkan.


Hal yang tidak kita butuhkan?

Hei, mari singkirkan mikrofon Se Yoon.

- Mari singkirkan itu. - Ya.

- Itu bagus. - Astaga.

Itu sempurna.

- Mikrofon dan pengeras suara. - Se Yoon.

Selalu ada waktu untuk menikmati musik saat kita bepergian.

- Pilih satu. Pengeras suara - Singkirkan keduanya.

- atau ini. - Singkirkan pengeras suara.

"Jangan tinggalkan aku"

Mari singkirkan itu.

- Itu rusak. - Singkirkan keduanya.

Ini pendapatku. Kita tidak akan sempat bernyanyi.

Kalau begitu, singkirkan yang itu. Pengeras suara.

"Apa aku selamat?"

- Kita harus menyingkirkan itu. - Jika gagal dalam sepuluh menit,

kalian harus menyingkirkan lebih banyak barang tambahan.

Ayo bergegas.

Tidak ada yang perlu kusingkirkan.

Aku akan menyingkirkan piamaku.

Aku akan tidur dengan pakaian ini.

Baiklah. Kita harus melepas sesuatu.

Piamaku.

Kita singkirkan pakaian?

Hei, mari pertahankan makanan jika bisa.

- Baiklah. - Mari singkirkan tuna kaleng.

- Jung Hoon. - Jangan tunanya.

Kita butuh tuna.

Beri kami timbangannya. Biar kutimbang.

- Hei, beratnya 1,5 kg. - Benarkah?


Aku menyerah. Berapa beratnya?

Dan ini juga.

"Menambahkan piama raksasa"

Naik banyak.

- Empat kilogram. - Baiklah. Kita pasti bisa.

Biar kutimbang tuna kalengnya.

- Biar kuperiksa beratnya. - Taruh tuna kaleng di timbangan.

Aku tidak akan membawa ini. Bisa kembalikan ini ke rumahku?

Aku selalu makan ini di rumah.

Aku membelinya di toserba.

- Aku pergi berbelanja. - Tunggu.

- Ada apa? - Kurasa kita hampir berhasil.

- Tunggu. - Kita butuh sedikit lagi.

- Ini? - Ini 700 gram.

- Hei. - Biar kutambahkan ini.

- Singkirkan ini. - Hei.

- Apa itu? - Menyingkirkan apa? Apa ini?

- Itu milik Seon Ho. - Aku harus minum minuman gandum.

- Singkirkan beberapa barangmu. - Namun, untuk berjaga-jaga...

Ini semua milik Seon Ho.

- Ini milik Seon Ho. - Kenapa menaruh barangku di sini?

"Aku ketahuan"

Kurasa 70 sampai 80 persen barangnya

dari anggota yang lebih muda.

Kalau begitu, kusingkirkan ini?

"Merasa bersalah"

- Kita butuh sedikit lagi. - Apa itu?

- Kita butuh 300 gram. - Sepatuku.

Kita bisa.
- Minggir. - Kenapa kamu membawa sepatu?

Sepatunya tidak cocok dengan pakaianku.

Mari masukkan satu sepatu saja.

- Itu bagus. Masukkan itu. - Kita mendapatkannya.

- Masukkan kedua sepatunya. - Tidak.

- Jong Min. - Masukkan itu.

Kami tidak bisa mengambil keduanya. Simpan satu.

Tidak. Masukkan keduanya.

- Tidak. Tidak apa-apa. - Astaga.

- Dia hanya memasukkan satu. - Masukkan itu.

Baiklah. Singkirkan seluruh kotaknya.

- Baiklah. - Ya.

Aku menyimpan banyak.

"Syukurlah"

Jika tahu, seharusnya kubawa barang berat.

Baiklah. Karena kami membantu kalian melakukan perjalanan bebas beban,

kami harap kalian hanya akan fokus pada perjalanan.

- Menyebalkan sekali. - Baiklah.

- Untuk bepergian, - Sungguh.

kalian akan butuh uang.

- Ya. - Benar.

Karena kami izinkan kalian membawa camilan dalam perjalanan ini,

kalian masing-masing mendapatkan 100 dolar.

Jadi, kami beri kalian total 600 dolar.

- Hei. - Namun, kita masih punya masalah.

Bukankah itu termasuk biaya transportasi kita?

- Tidak. - Tidak mungkin.

- Tidak termasuk transportasi? - Tentu saja.

Kalian harus membayar makanan dan penginapan dengan uang ini.

- Penginapan? - Penginapan?
Kami sudah mengatakan

- ada kegiatan di tiap kota. - Ya.

Kami akan membayar aktivitas

dan transportasinya.

Terima kasih.

Kita harus patungan dan memesan penginapan.

- Bolehkah? - Ini tidak cocok untukku.

- Kita harus makan apa yang ada? - Ya.

- Tentu. - Warna kulitku hangat.

- Ini bukan warnaku. - Baiklah.

- Aku mengerti. - Yang itu.

"Apa yang terjadi?"

Kita tidak saling percaya, bukan?

Jadi, masing-masing ambil satu.

- Jong Min. - Warna kulitku hangat.

Ini tidak cocok untukku.

- Warna kulit hangat? - Ini tidak cocok untukku.

Astaga. Tidak ada hal seperti itu.

- Aku serius. Tidak cocok. - Pakai saja itu.

Cobalah berbaur dengan warnanya.

Warna kulitku hangat.

"Raja mode tahu semua hal tentang warna pribadi"

- Baiklah. - Oranye cocok untukku.

- Itu warnaku. - Yang ini?

- Astaga, ayolah. - Warna kulitku hangat.

"Tidak senang"

- Dia merepotkan. - Lihat? Ini cocok untukku.

Mengingat usiamu, kamu mungkin tidak peduli dengan penampilan.

- Ini cocok untukku. - Apa itu warna kulit hangat?


- Apa? - Warna kulit hangat.

Dia punya uang. Astaga, kita harus membagi uangnya.

- Mari kita jaga tetap rapi. - Kalian kelola secara terpisah?

- Ya. - Tentu saja.

Tidak. Aku akan mengaturnya.

- Kenapa? - Apa?

- Kamu tidak pandai matematika. - Tidak.

"Merasa bersalah"

Baiklah. Hitunglah.

- Baiklah. Baik. - Astaga.

- Aku merasa lebih kaya. - Ini uang sakumu.

- Semua bagus. Itu rapi. - Baiklah.

Kita akan mulai

- Tur Deduksi Nasional sekarang. - Tapi kurasa ini akan menyenangkan.

- Provinsi pertama adalah - Aku bersemangat.

Provinsi Gangwon.

- Provinsi Gangwon? - Provinsi Gangwon?

Untuk mencari tahu kota mana di Provinsi Gangwon

yang menjadi tujuan kalian,

gunakan lagu dan foto ini

- sebagai petunjuk kalian. - Lagu?

- Kita akan ke Provinsi Gangwon? - Astaga.

Untuk petunjuk pertama kalian, kami akan memainkan sebuah lagu.

- Mainkanlah. - Hei.

Itu dia.

Akar bunga lonceng. Akar bunga lonceng putih.

"Ini petunjuk kita?"

Apa yang jatuh?

"Mereka tampak bingung bahkan setelah mendengarkan seluruh lagu"

- "Ini menyiksaku"? - Ini sungguh menyiksaku.


- Tempat apa ini? - Kita harus tahu judul lagunya.

Benar. Petunjuknya pasti ada di liriknya.

Namun, aku sama sekali tidak mengerti liriknya.

Ini petunjuk kedua kalian, fotonya.

- Di sana. - Aku benar.

- Tempat apa ini? - Aku benar.

- Siapa ini? - Entahlah.

- Bukankah seharusnya kamu tahu? - Tidak.

Gunakan dua petunjuk ini

untuk mengetahui kota di Provinsi Gangwon

dan pergi ke area itu sendiri.

Bisakah DinDin mencari ini?

- Bisakah? - Ya.

- DinDin pandai mencari. - Ya.

- Dia pandai menemukan sesuatu. - Dia hebat.

Ayo kita pergi sekarang.

- Ayo. - Bagaimana cara kami pergi ke sana?

- Bagaimana cara kami pergi ke sana? - Kalian harus mengemudi.

- Begitu rupanya. - Kita akan mengendarai mobil?

- Kamu akan memberi kami mobil? - Baiklah.

Kami akan memberi kalian peta Korea.

Jika kalian menyelesaikan tur di tiap provinsi,

kami akan mengecap petanya.

- Tugas kalian banyak hari ini. - Lihat?

Mereka menerapkan sistem seperti ini.

Seperti ini. Kita akan mendapatkan cap.

Kita harus mendapatkan semua cap, lalu pergi ke Pulau Jeju.

Mereka memperlakukan gedung KBS sebagai Seoul dan Provinsi Gyeonggi.

- Ya. - Di situlah kita.


Provinsi Gangwon. Lagunya pasti dari salah satu tempat ini. Benar, bukan?

- Di sini. - Yangyang, Cheorwon.

- Itu banyak, bukan? - Benar sekali.

Aku yakin 100 persen.

- Aku punya firasat. - Apa itu?

Mereka hanya ingin mengirim kita ke pulau terpencil.

- Astaga, tidak. - Astaga.

- Kita melakukan ini selama dua hari - Tidak.

- hanya untuk berakhir di sana. - Ini gila.

"Kita pergi ke pulau terpencil karena kalian gagal."

- Aku tidak bisa pergi ke sana lagi. - Astaga.

- Kita akan berakhir di sana. - Tidak.

- Baiklah. - Mari kita lihat.

- Ayo. - Ayo. Kita tidak punya waktu.

- Benar. Ayo bergegas. - Baiklah.

Setelah bepergian ke Seoul, Provinsi Gyeonggi, Provinsi Gangwon,

Provinsi Chungcheong, Provinsi Gyeongsang,

dan Provinsi Jeolla...

Lalu kita pergi ke Pulau Jeju.

"Perjalanan ini menunjukkan berbagai cuaca dan aktivitas"

"Hari yang cerah"

"Hari hujan"

"Perjuangan dan kesulitan"

"Dan pemandangan penting untuk dilihat"

"Air mata tulus"

"3 Days 2 Nights"

"Perjalanan emosi terbaik mereka akan dimulai sekarang"

"2 Days 1 Night"

"3 Days 2 Night"

"Mereka memulai perjalanan dengan ransel dan kegembiraan"


Apa ada tempat untuk menaruh ransel?

Mari masukkan ke bagasi.

Tidak. Tidak ada ruang.

Kita bisa taruh saja di sini.

Kita harus menaruhnya di sini.

"Di sini?"

Jika seseorang akan duduk di sini, kita bisa taruh satu di sini.

Kamu harus memeluk ranselnya.

"Itu tetap masuk ke pelukan Jong Min"

- Letakkan di belakang. - Letakkan di sini.

- Letakkan di belakang. - Letakkan di sini.

"Dikelilingi ransel"

Dan dorong ranselnya.

- Di sini. - Milikku.

Aku bisa meletakkan milikku di depanku.

- Jong Min, boleh kudorong ini? - Ya.

"Yang tertua akan bertugas mengemudi seperti biasa"

"Semua orang termasuk Se Yoon masuk ke mobil"

Karena hanya ada kita hari ini, aku akan makan ini.

- Jong Min, itu milikku. - Mari makan itu.

Jung Hoon, haruskah kukeluarkan cokelatnya?

- Ke mana kita harus pergi? - Apa kita tahu mau pergi ke mana?

- Kita mau pergi ke mana? - Ke Provinsi Gangwon dahulu.

Kita akan pergi ke Provinsi Gangwon, tapi di mana?

Hei. Kita pilih wilayah dahulu.

Jalannya akan terbagi.

Mereka mengatakan akan mengirimkan lagu itu kepada kita.

Sudah. Kita mendapatkan lagunya.

"Auraji"
Auraji!

"Auraji!"

Tambang Batu Bara Aura?

- Auraji! - Auraji?

Kamu mengejutkanku.

- Baiklah. - Di mana Auraji?

- Auraji... - Ada apa denganmu?

- Hei. - Itu di Jeongseon.

- Jeongseon. - Jeongseon.

- Jeongseon. - Bisa pindai itu?

- Pindai fotonya. - Itu kata pertamanya.

Raja pencari duduk di belakang.

- Kalian cari tahu saja. - Aku akan mencarinya.

- Enak sekali. Ini cokelat. - Cari tahu.

Jangan makan semuanya. Itu milik Jung Hoon.

Dia juga harus makan.

- Aku akan menghabisimu. - Ada apa?

- Aku akan menghabisimu. - Astaga, ini enak sekali.

Ada apa?

- Aku... - Maafkan aku.

Namun, aku menemukannya.

- Secepat ini? - Dia berhasil!

Jung Hoon, pergilah ke Pelabuhan Auraji.

Pelabuhan Auraji.

"Langsung memasukkannya"

Dan aku melihat patung itu di Pelabuhan Auraji.

Di sini. Aku menemukannya. Ini Auraji.

- Ini Auraji, bukan? - Aku menemukan patung itu di sini.

- Aku di sana selama tiga jam. - In Woo.

- Itu Auraji. - Benarkah?


- Kamu benar. - Ya.

"Dia tersesat setahun lalu"

"Seorang pejalan kaki memberitahunya"

"Nama itu"

"Auraji, Jeongseon"

In Woo mengetahuinya.

- Kamu sudah menemukannya? - Ya. Ayo.

Pengalaman sangat berharga.

Kurasa mereka memberi kita yang mudah untuk tahap pertama.

- Baiklah. - Ya.

Aku mengetik Auraji.

Ada jembatan yang tampak keren di Auraji.

Ayo kita pergi ke Jalan Tol Olympic.

Kita harus pergi ke jalan itu untuk pergi ke Provinsi Gangwon.

- Aku akan pergi ke Auraji dahulu. - Kedengarannya bagus.

Namun, apa bensin kita cukup?

- Sudah penuh. - Itu bagus.

"Seoul dan Provinsi Gyeonggi"

- Kita akan pergi sekarang. - Baiklah.

Kita memang pintar.

Ayo.

Karena kita sudah menemukan tujuannya,

mari makan jika ada makanan.

Apa aneh kita memulai dengan baik?

Hei, bisakah kita makan sebanyak ini saat baru memulai?

Kita punya banyak makanan.

- Kita punya banyak. - Sungguh ada banyak.

"Kita punya banyak makanan, Jung Hoon"

Jadi, Auraji ada di Jeongseon?


- Ya. - Ya.

Aku berusaha mencari lokasi yang tepat dari patung itu.

- Itu tujuan kita. - Bukankah itu di samping jembatan?

Maksudku, itu di Auraji.

DinDin sangat bisa diandalkan.

Kita hebat saat bersama.

- Benar. - Ya.

Menyenangkan memiliki raja pencari.

- Jika kehabisan waktu, - Ya.

kita tidak boleh banyak tidur.

- Apa? - Kenapa kita tidur?

Tidak.

Agar lebih baik keesokan harinya,

- kita harus tidur nyenyak. - Kita harus tidur.

- Begitukah? - Ya.

- Tidak? - Kita harus tidur.

- Karena... - Pulau terpencil mengerikan.

- Benar. Itu sangat sulit. - Pulau terpencil...

Kenapa tidak? Seon Ho, kamu belum pernah pergi ke pulau terpencil.

Aku belum pernah melihat In Woo

membenci sesuatu sebesar ini.

Dia membencinya.

"Malu"

Itu sangat sulit bagi In Woo.

Dengan Jung Hoon.

"Saat dia menyatu dengan alam"

Bagus. Kita menyelesaikan misi kita di Provinsi Gangwon.

- Baiklah. - Baiklah.

Namun, jika para staf ternyata lebih kejam daripada dugaan kita,

mereka mungkin mengirim kita ke Provinsi Jeolla setelah ini.


- Lalu Provinsi Chungcheong - Benar.

- dan Provinsi Gyeongsang. - Tidak mungkin.

- Itu tidak masuk akal. - Mereka mampu melakukan itu.

Maka aku bisa memakai kacamata hitamku.

Jung Hoon tidak akan bisa menyembunyikan matanya yang marah.

- Mataku menjadi putih. - Benar.

- Warnanya menjadi putih. - Ya.

Kamu punya makanan di sana?

Jong Min.

Maaf, tapi kamu harus tidur.

Maaf, tapi kamu mengatakan kamu terjaga sampai pukul 3 pagi kemarin.

- Ya. - Kamu harus tidur.

Istirahatlah. Kamu harus mengisi tenaga.

Bukankah kamu linglung?

Kurasa aku bisa tertidur jika makan sesuatu.

Jong Min, makanlah ini juga.

Tidak. Rasanya manis.

"Dia masih pemilih"

Apa Se Yoon membawa makanan?

- Se Yoon. - Kita bisa makan ramyeon mentah.

Jangan makan ramyeon mentah.

Kenapa kamu memeriksa ranselku?

Apa yang kamu lakukan? Jong Min, apa kamu sudah gila?

"Tertangkap basah"

Kurasa staf memasukkannya sebagai mata-mata.

Sudah lama kita tidak makan sebanyak ini di acara ini.

- Benar. - Kita makan banyak camilan.

"Kereta yang makan banyak ini tidak bisa mengendalikan kebebasannya"

"Dia melemah karena terlalu panas"


- Tempat ini indah. - Benar.

"Selagi Jong Min tertidur, mereka memasuki Provinsi Gangwon"

"Beberapa orang menundukkan kepala untuk mengisi ulang energi"

"Beberapa mendorong dagu mereka ke atas"

"Se Yoon menemani Jung Hoon sendirian"

"Melihat sesuatu"

"Apa yang akan dia lakukan?"

Lihat. Dia cantik. Astaga.

Lihat. Dia cantik. Astaga.

"Membuka matanya"

"Saat Se Yoon berkomentar"

"Matanya akhirnya terbuka"

Kamu membuka matamu dengan mulus pada saat yang tepat.

Astaga.

"Malu"

"Dia suka apa yang terjadi"

Jong Min membuatku tetap hidup. Dia menyenangkan.

- Gunung apa itu? - Itu mengesankan.

- Itu dia. Itu jembatannya. - Itu dia.

- Jembatan itu. - Yang kulihat. Auraji.

- Itu dia. - Ya. Jembatan itu.

Berdasarkan GPS, jika kita keluar dan berjalan sedikit,

kita bisa melihat Patung Bujangan.

Pasti ada pesan di patung itu.

- Itu awal misinya? - Ya.

Kita harus menyelesaikan misi untuk pindah ke perhentian berikutnya.

- Benar. - Petunjuk perhentian berikutnya.

Aku terkesan dengan suasananya.

Namun, aku tidak tahu rencana makan siangnya.

Haruskah kita melakukan semuanya sendiri selama tiga hari?


"Mereka tiba di Jeongseon, Provinsi Gangwon"

- Ini dia. - Baiklah.

- Ayo. - Ya!

- 3 Days 2 Night. - 2 Night.

Jung Hoon mengemudi ke tempat ini di Provinsi Gangwon.

- Jeongseon. - Jeongseon.

- Ajirang? - Auraji.

- Kita tiba di Auraji. - Auraji?

"Apa Patung Bujangan akan ada di sini?"

- Kita harus berjalan lurus. - Pak.

- Kita pergi ke mana? Lewat sini? - Terus saja.

- Kita harus mencari jalan sendiri. - Ya.

Di sinilah "Arirang" dimulai.

Ada peta seluruh tempat ini.

- Baiklah. Pergi dan lihatlah. - Ya. Kami akan terus berjalan.

- Hei. - Apa?

- Kita harus pergi ke sini. - Lewat sini?

- Apa kamu yakin? - Dia mengatakan lewat sini.

Pak Youn, lihat petanya. Kamu pandai membaca peta.

- Baiklah. - Ayo, Daedong Youn-jido.

- Baiklah. - Daedong Youn-jido, lihat ini.

- Baiklah. Kita baru kelilingi ini. - Apa ini toserba?

Kita memutari ini dan masuk ke sini.

Kita bisa pergi seperti ini.

- Kita masuk... - Bagaimana cara kita ke sana, Pak?

- Lewat sini. - Di mana?

Lewat sini, Semuanya.

- Bagaimana dia bisa tahu arah? - Benar.

- Ke arah mana? - Ke kiri.


- Ke kiri? - Apa ini jalan yang benar?

- Di mana? - Lalu kita belok kanan.

Di mana ada tanda bertuliskan "Sungai Han".

Indah sekali. Ini gila.

Sungainya tepat di depan kita.

"Ke mana GPS Youn menuntun mereka?"

"Auraji, Jeongseon"

"Auraji berarti 'bersatu'"

"Karena Sungai Song dan Sungai Golji menyatu di sini"

"Selama ratusan tahun, para pendayung berkumpul"

"Dan terus menyanyikan 'Arirang' di sini"

Mari kita lihat apa itu Auraji.

Benar. Apa itu Auraji?

"Ini batu lirik yang memberi mereka petunjuk arah"

- Ini dia. - Ini lagu.

Di sini tertulis Auraji adalah tempat utama

dari bagian "cinta" dalam "Jeongseon Arirang".

"Seorang pria dan wanita lajang saling mencintai di Auraji"

"Seorang wanita pemalu berdiri di tepi sungai di Auraji."

"Dia tetap di sana dengan jantung berdebar penuh kerinduan hari ini."

"Kapan kekasihnya yang naik rakit akan kembali?"

"Sepanjang sungai, tahun-tahun panjang telah berlalu."

"Mereka menyanyikan 'Arirang', saling merindukan"

Patung suaminya ada di sini,

- begitu pun patungnya. - Pria itu meninggalkannya.

- Maksudku, Patung Bujangan. - Ya.

Puisi ini tentang perasaan wanita.

- Ini. - "Kapan dia akan kembali?"

- Di mana Patung Bujangan? - Tertulis di sini.

Di mana?
Tunggu. Ini di sebelah kiri.

"Kamu hanya tahu ini tentang apa"

Di mana? Di mana Patung Bujangan?

- Di sini. - Di mana?

Itu dia.

Benar. Nomor empat di sebelah sana, DinDin.

- Ada kartu misi. - Dia memegang kartu misi.

Benar. Tersangkut di tangannya.

"Bersorak"

"Berlari dengan gembira"

Di sini.

Apa tulisannya, Jong Min?

- Mari kita lihat bersama. - Mari kita periksa bersama.

Mereka saling berjauhan. Arusnya terlalu kuat.

- Arusnya terlalu kuat? - Lihat. Kelihatannya sama, bukan?

"Bujangan Na menunggu seseorang"

"Selamat datang di Provinsi Gangwon."

"Inilah tempat-tempat yang harus dikunjungi

- di Jeongseon." - Baiklah.

"Kami menyerahkan tanda cinta dari Patung Bujangan

- kepada pendayung." - Baiklah.

"Dapatkan tanda cinta dari pendayung

dan berikan kepada Patung Lajang di seberang sungai."

"Dan wujudkan cinta mereka."

Kita harus menyeberangi sungai dan berlari ke sana.

Kita berlari di batu pijakan

dan menghampiri wanita itu, bukan?

"Dua. Kelezatan Jeongseon."

"Makan mi soba tamparan hidung."


- Apa? - Tunggu. Apa?

- Mi upil? - Apa itu?

"Membaca bahasa Korea lebih sulit baginya daripada syuting acara ini"

- Tamparan ringan? - Biarkan dia mencoba lagi.

- Biarkan dia mencoba. - Mi soba tamparan hidung.

- Apa? - "Kelezatan Jeongseon."

- "Makan mi soba tamparan hidung." - Tamparan hidung.

"Dan berhasil dalam Estafet Tamparan Hidung."

Apa itu mi tamparan hidung?

Tunjukkan lokasinya. Biar kufoto.

- Kita bisa pergi saja, bukan? - Benar. Ayo pergi.

- Ayo pergi lebih dahulu. - Ayo naik kapal juga.

Mari kita sampaikan cintanya.

Di mana pendayuungnya?

"Di mana pendayuungnya?"

Itu dia.

Apa dia di sana?

- Ada orang tua di sana. - Pak Pendayung.

- Tertulis "Pendayuung". - Pendayuung.

- Pendayuung? - Pendayuung.

"Perahu tali dioperasikan secara manual"

"Dengan menarik tali untuk menyeberangi sungai"

- Halo, Pak. - Halo.

- Selamat datang. - Halo.

Pak Pendayuung?

Halo, Pak.

- Senang bertemu denganmu. - Senang bertemu denganmu.

Kami datang untuk membantu mewujudkan cinta kedua patung itu.

- Begitukah? - Ya.

Kami ingin tahu apakah kamu punya tanda cinta itu.


Mereka akhirnya bisa bersama

setelah ratusan tahun.

Kami akan menjadi jembatan mereka

- Itu romantis. - agar cinta mereka bisa terwujud.

- Apa kamu punya tandanya? - Kami diminta mengambilnya.

- Tidak bisa dibawa begitu saja. - Apa?

Lalu kami harus bagaimana?

Aku akan menyanyikan sebait "Jeongseon Arirang".

Jika kalian semua menyanyikannya untukku,

aku akan mengajak kalian naik perahu dan memberi tandanya.

"Mereka bisa mendapat tandanya dan menyeberangi sungai dengan menyanyi"

Itu bagus. Ada empat penyanyi.

- Begitu rupanya. - Itu benar.

Ada bait yang melibatkan Auraji dalam liriknya.

Itu bagian "cinta".

- Biar kunyanyikan bagian itu. - Baiklah.

"Pendayung di Auraji"

"Tolong berikan perahumu"

"Saat air sungai naik"

"Bujangan itu putus asa mencari pendayung"

"Untuk sesaat"

"Cintaku muncul"

"Aku terlalu merindukannya"

- Seperti ini lagunya. - Ini bagus.

Apa kita bisa mengingat ini?

Kita menyanyikan ini di perahunya?

Jika kalian tidak bernyanyi bersama,

perahunya tidak akan berangkat.

Ini perahu yang sangat aneh.


- Ayo naik perahunya dahulu. - Baiklah.

"Astaga"

"Mereka menyenandungkan melodi acak"

Cara dia menyanyikan pansori luar biasa.

"Mereka naik perahunya"

"Pendayung mendorongnya untuk berangkat"

Pendayung...

"Lalu 'Jeongseon Arirang' dimainkan, yang terdengar sedih"

"Untuk membantu pasangan itu berkumpul"

"Enam dewa asmara mempelajari liriknya baris demi baris"

"Mereka serius seolah-olah melakukan doa 100 hari"

Kita hanya bernyanyi dengan cara kita sendiri.

- Auraji... - Semuanya akan jatuh.

- Mau bernyanyi bersama? - Ya.

"Mari kita coba bernyanyi bersama"

"Pendayung di Auraji"

"Tolong berikan perahumu"

"Bunga kamelia"

"Di Ssaligol"

"Semuanya berguguran"

"Menyeret nada"

"Aku merindukan cintaku"

"Aku"

"Jong Min, jangan mengubahnya menjadi lagu trot"

"Bagaimana bisa terdengar buruk dengan empat penyanyi di grup?"

"Disonansi mereka merusak pemandangan indah"

"Kacau sekali"

"Buta nada"

"Kami tidak tahan lagi"

"Dia menggunakan lengannya untuk membuatnya terdengar lebih sedih"


Aku merasa seharusnya ini RnB.

Aku belum pernah melihat variasi ini sebelumnya.

Pak.

Apa kita akan pergi ke sana?

"Apa pendayungnya memutar perahunya?"

- Itu yang membuatnya melaju. - Itu...

"Kita harus menerima tanda cintanya"

Kenapa dia naik ke sana?

"Apa dia tampak kesal dari belakang?"

Tidak berjalan karena kalian tidak bernyanyi.

"Auraji"

"Mereka hanya berteriak dan menyanyikan nada yang salah"

"Mereka menyanyikan serenade dengan tidak selaras"

"Haruskah kita bertemu lain kali?"

Pendayung.

"Ji"

"Penyanyi hebat memperbaiki nadanya"

Cobalah.

"Auraji"

"Terkejut"

Belajarlah darinya.

"Auraji"

"Ji"

Kamu harus menyanyikan "ji" dengan cepat.

"Ji"

Itu dia.

- Kamu terdengar sama. - Coba lagi.

- Dia hebat. - Coba "Auraji".

"Apa dia menemukan bakat yang dibayangi Shinji?"


"Ji"

Dia terdengar sama dengan lagunya.

"Ji"

Itu dia. Bagus.

- Ji. - "Pendayung" terdengar keren.

"Pendayung"

"Senior Youn juga bisa bernyanyi dengan cara yang memesona"

Cocok dengannya.

Dia sangat tua.

Kenapa kamu menyebutku tua? Kamu bahkan lebih baik dariku.

Kenapa kamu menyebutku tua?

"Tertawa"

Kita hampir sampai.

"Mereka bernyanyi tidak selaras lagi"

"Pusing"

Begitu kalian berenam bernyanyi selaras,

perahunya akan tiba.

Baiklah.

- Lagi. - Ayo.

- Mulai. - Ayo.

"Pendayung"

Teruskan.

"Di Auraji"

"Tolong beri aku perahumu"

"Bunga kamelia"

"Di Ssaligol"

"Semuanya berguguran"

Itu bagus.

- Aku menyukainya. - Kita berhasil.

- Kita sampai. - Astaga.


"Nyanyian sedih para anggota membuat perahunya tiba"

- Aku menyanyikan RnB. - Karena kalian bintang di Korea,

- kalian cepat belajar lagu itu. - Kami tersanjung.

- Terima kasih. - Terima kasih.

- Silakan turun. - Baiklah.

Di mana tanda cintanya?

Akan kuberikan setelah kalian turun.

- Baiklah. - Baiklah.

- Ini dalam. - Ayo naik.

Aku mengerti kenapa mereka menyerah.

- Memang terlihat dalam. - Terima kasih.

Kalian pergi tanpa itu?

- Tidak. - Tidak, Pak.

- Wujudkan cinta mereka. - Tentu saja.

Kamu punya tanda cinta mereka?

"Mencari"

Dia menyembunyikannya.

- Tanda cinta yang tersembunyi. - Baiklah.

- Apa itu norigae? - Tolong bantu

pria dan wanita di wilayah kami untuk berkumpul.

- Baiklah. Terima kasih. - Terima kasih.

- Baiklah. - Terima kasih.

- Kami akan mewujudkannya. - Kami akan membantu mereka bersama.

Itu seperti cincin giok.

- Benarkah? - Mungkin kita pakaikan padanya.

"Tanda cintanya adalah cincin giok tali ganda"

Ini sangat cocok denganku.

Apa kamu Patung Lajang?

- Kamu lajang? - Apa kamu patung itu?


Bukan.

- Apa kamu Patung DinDin? - Apa kamu seorang wanita?

- Bukan. - Patung Lim Cheol?

Seon Ho, bagaimana jika kamu

- masuk ke air dan menyegarkan diri? - Tempat ini bagus.

Cuacanya bagus sekali hingga aku ingin masuk.

"Mereka maju dengan percaya diri ke Patung Lajang"

Haruskah kuperiksa apakah airnya dingin?

Kurasa dingin.

"Mereka mengikuti sungai dingin di bawah langit biru cerah"

- Ini tidak terlalu dingin. - Arusnya kuat.

Bagus sekali.

- Ini memang bagus. - Astaga.

Ini bagus.

"Mereka melupakan rasa tergesa-gesa dan rasa terburu-buru sejenak"

Kita menyeberangi batu pijakan ini.

Kamu akan pergi?

Aku belum pernah melewati batu pijakan seperti ini.

Kamu bisa jatuh. Hati-hati.

- Apa akan tertutup hujan? - Pasti.

- Mereka memakunya dengan besi. - Aku...

- Benarkah? - Mereka memakunya dengan besi.

- Lihat di sana. - Kamu benar.

Agar tidak terbawa arus.

Mereka membuat ini secara manual.

Bagus sekali.

Ini menyegarkan.

Ini agak berangin.

- Ya. - Ini menyejukkanku.

- Kamu memaksakannya? - Bukankah ini tidak direncanakan?


Bagaimana jika kita, para anggota muda, berfoto?

- Mari kita lakukan itu. - Anggota muda,

- pergilah ke sana. - Potret kami.

Berikan kameramu.

Satu, dua, tiga.

"Aku juga termasuk"

Apa dia ditelantarkan?

"Hanya kami anggota muda. Se Yoon bukan"

"Kami anak muda sungguhan. Se Yoon bukan"

- Mari berfoto bersama. - Biar kufoto.

Ini perjalanan tidak direncanakan.

3 Days!

- 2 Nights! - 2 Nights!

Apa? Potret bulan di sana.

Bulan di jembatan itu.

Ya. Apa itu terlihat?

- Wajahmu tidak masuk. - Aku ada di dalamnya.

- Dasar bodoh. - Wajahku ada di dalamnya.

- Geser sedikit ke kiri. - Satu, dua.

- Apa? - Putar ke kiri.

- Benar. - Wajahmu harus terlihat.

- Kamu bisa turunkan sedikit. - Turunkan.

Tidak. Ponselnya.

- Angkat kepalamu. - Secara horizontal.

Astaga.

Satu, dua, tiga.

"Lima anggota bahagia dan satu kepala"

- Selesai. - Selesai.

- Dia seperti Jimmy Jib. - Kita semua tampak keren.


Dia baru saja menjadi Jimmy Jib.

Jong Min, waspadalah.

- Dia juga cukup konyol. - Jimmy Jib.

- Patung Lajang. - Itu dia.

- Astaga. - Itu dia si Lajang.

Itu dia.

"Patung Lajang hanya menatap sungai yang jauh"

"Berharap kekasihnya akan datang"

"Patah hati"

Cincinnya...

- Cincinnya... - Apa kita pakaikan di jarinya?

- Apa kita taruh cincinnya di sini? - Apa?

"Begitu rupanya"

Menaruh apa?

Aku merasa ini disengaja.

Dia tidak melihat patung itu secara langsung.

Dia melihat ke tempat lain. Mereka tidak bisa saling melihat.

Mereka melihat ke arah yang benar,

- tapi tidak bisa bertatapan. - Benar.

Kalau begitu, apa kita salah orang?

- Jung Hoon. - Itu dia.

- Apa itu Patung Lajang? - Benar.

- Lalu kita taruh di sini... - Di mana kita menaruh cincinnya?

- Mungkin menaruhnya di mangkuk? - Taruh di mangkuk.

Taruh di sana. Bagaimana jika itu memancarkan cahaya?

"Berteriak"

"Cahaya berwarna zamrud tidak dikenal muncul"

"Tanda cinta itu mengharukan"

"Cinta mereka akhirnya terwujud"

"Terima kasih, 3 Days 2 Nights"


- Baiklah. - Apa itu berhasil?

- Kita menyelesaikan misi kita. - Ada yang jatuh.

Misi kita selesai.

"Benarkah?"

- Baiklah. - Dia tampak lebih baik sekarang.

- Benarkah? - Benar.

- Lihat. - Bagaimana jika dia mulai bergerak?

Dia lelah karena berdiri selama bertahun-tahun.

Kamu pasti lelah.

- Ayo pergi sekarang. - Ke mana?

- Mari dapatkan tamparan hidung. - Tamparan hidung.

- Saatnya makan mi. - Apa kita akan kembali?

Bukankah kita harus menerima sesuatu di akhir ini?

- Tidak, Jung Hoon. - Tidak.

- Tidak. Kita pergi saja. - Kita harus makan mi

dan menyelesaikan ini.

- Hanya ada dua. - Kita juga harus selesaikan ini.

Kita juga harus makan mi

- untuk keluar Provinsi Gangwon. - Ya.

Saat itulah kita mendapat sesuatu.

- Baiklah. - Mereka akhirnya bersama.

Jangan pernah berpisah lagi.

Kuharap cinta kalian bertahan selamanya.

Se Yoon, buat setengahnya lagi.

- Tidak, Se Yoon. Lakukan ini. - Ayo pergi.

Panas.

Kamu menyebalkan.

Kuharap kalian bahagia bersama selamanya.

Selesai.
"Menghela napas"

Kita datang jauh-jauh kemari.

"Menikmati langit biru dan pemandangan hijau di Jeongseon"

Di sini menyenangkan.

Menyenangkan karena tidak ada banyak hal di sini.

- Benar. Aku suka ini. - Kamu tidak merasa terburu-buru,

- tapi santai di sini. - Hanya ada alam.

Benar.

Aku merasa seperti berada dalam dongeng.

- Di sini indah sekali. - Benar.

Mari makan.

Mari cari tamparan hidung kita.

Aku percaya diri tentang itu.

Semuanya, berikan alamatnya.

"Jeongseon-gun, Yeoryang-myeon".

Jaraknya dua menit.

Di dekat sini.

- Biar aku yang mengemudi. - Astaga.

Mi tamparan hidung!

"Mari kita ditampar di hidung"

Biarkan aku ditampar di hidung.

- Mari kita ditampar hidung. - Mari lakukan itu.

- Kamu sudah sering mencobanya, ya? - Sering.

Jong Min, bagaimana rasanya?

Seperti semangkuk agar-agar biji ek.

- Apa itu menyegarkan? - Agar-agar biji ek menyegarkan.

Minya tebal.

Tiba-tiba aku sangat lapar.

Aku ingin makan banyak hari ini.

Pasti ini.
"Mi soba tamparan hidung..."

Apa kita harus membayar?

- Kru berkata mereka akan membayar. - Minus enam dolar.

Halo.

Permisi.

Halo.

- Halo. - Halo.

Halo. Kami datang untuk ditampar di hidung.

"Seperti apa mi soba tamparan hidung?"

Aku belum pernah mendengar nama ini.

Ini seperti...

- Kamu bisa memakannya dingin. - Benarkah?

Aku belum pernah makan ini.

- Ada yang belum pernah kamu coba? - Aku sudah mencoba hidangan lain,

tapi belum pernah mencoba ini.

Kenapa ada sesuatu yang belum pernah Se Yoon coba?

- Kamu bisa memakannya dingin. - Benarkah?

"Satu-satunya orang yang mencoba mi soba tamparan hidung"

"Menampar"

Minya cukup tebal.

Seolah-olah kamu membuat mi dengan kepalan tanganmu.

Begitu rupanya.

Harus dimakan dingin, bukan?

- Ya. Dingin. - Harus dimakan dingin.

Apa mi ini hanya terkenal

- di Jeongseon? - Benar.

- Ini terkenal di Jeongseon. - Begitukah?

- Di Provinsi Gangwon. - Aku belum pernah mendengarnya.

Makanan seperti ongshimi dan mi soba tamparan hidung.


- Ongshimi pasti enak. - Ini enak.

"Soba adalah ciri khas Jeongseon"

"Dan mi tamparan hidung, kalguksu yang dibuat dengan tepung soba"

"Minya amat kenyal"

"Hingga saat diseruput, minya mengenai batang hidungmu"

Kenapa aku belum mencoba ini?

"Penasaran"

Haruskah kita makan nasi dahulu?

Jika memesan nasi, kita mungkin harus membayarnya.

Jika lauknya enak, aku bersedia membayar.

- Benar. Mari kita lihat. - Mari kita coba.

"Lauk disajikan tepat waktu"

- Akan enak dengan cabai. - Kelihatannya enak.

- Lihat lobak mudanya. - Lobak muda.

"Bahkan melihat kimchi saja membuatmu berliur"

Pasti lezat

- jika kita campur nasi dengan ini. - Benar.

- Kimchi daun moster. - Kimchi daun moster.

Ayo makan satu. Masing-masing sesuap?

Mari pesan tiga mangkuk nasi dan membaginya.

Kamu yang bayar.

Kamu memakan semua camilan kami, jadi, sebaiknya kamu.

Mari putuskan dengan suara terbanyak.

Aku akan membayarnya.

Angkat tangan. Siapa yang mau sesendok nasi?

"Siapa yang mau nasi?"

Mayoritas. Tunggu.

- Kalau begitu, bisa kubayar, bukan? - Ya, bisa.

- Nasi. - Nasi...

Bu, kamu punya nasi?


Akan kuambilkan.

Kimchi-nya enak sekali. Kami pesan tiga mangkuk.

Bukankah mereka juga harus menyajikan mangkuk nasi?

Kurasa tidak.

- Tidak. - Katakan saja disajikan.

Apa?

- Katakan saja. - Kurasa seharusnya begitu.

Setahuku begitu.

Bukankah ini kali pertamamu dengar tentang mi soba tamparan hidung?

- Tidak, seharusnya begitu. - Benarkah?

Keluargaku dari Provinsi Gangwon.

- Benar juga. - Di Provinsi Gangwon,

kamu selalu menambahkan nasi ke mi.

- Benar. - Benarkah?

- Ya. Selalu. - Benarkah?

- Benarkah? - Tentu saja.

- Kamu selalu menambahkan nasi. - Itu menarik.

Itu tidak biasa di wilayah lain,

- tapi kamu lakukan di Gangwon. - Hanya di Gangwon.

Benar.

Apa kamu biasanya menyajikan nasi dengan mi?

Benar.

"Selamat datang di Provinsi Gangwon"

"Sulit dipercaya"

- Dia benar! - Luar biasa.

- Kamu benar-benar dari Gangwon! - Kamu selalu tambahkan nasi ke mi.

Aku punya pertanyaan. Apa mereka sungguh memasukkan nasi ke mi?

Itu gaya Korea Utara.

- Itu murah hati. - Karena


ayahku memakannya seperti itu.

- Itu pasti benar. - Kami selalu menambahkan nasi.

Minya butuh waktu untuk matang karena tebal.

"Nasi gratis yang ditunggu-tunggu"

Terima kasih atas makanannya.

Letakkan di atas.

"Taruh kimchi merah di atas nasi putih"

- Tampak indah. - Bukankah itu tampak cantik?

Uapnya naik.

Kamu membuatnya tampak sangat lezat.

"Satu suapan besar"

"Harmoni kimchi daun moster dan nasi"

"Ini yang kumaksud"

Aku merasa kadar gula darahnya naik.

Nasi dengan kimchi saja sudah selezat ini.

Enak sekali.

"Tidak perlu penjelasan"

Kamu tidak perlu hal lain.

Aku pria paling bahagia di Bumi.

- Ini dia. - Astaga.

Terlihat seperti kalguksu, bukan?

"Hidangan utama hari ini"

"Mi soba tamparan hidung yang kenyal dan gurih"

Ini cuka dan minyak perilla.

Masing-masing tuang satu putaran.

Satu putaran? Astaga.

- Biar kucicipi. - Akan kucoba tanpa itu.

- Aku juga. - Biar kucicipi yang polos.

- Aku juga. - Aku juga.

Apa kita makan saja?


Jangan katakan apa pun. Makan saja.

- Baiklah. - Mari kita coba kuahnya dahulu.

"Menyeruput mi"

"Mereka tidak bisa menahan godaan mi"

Ini sangat kenyal.

Ini jelas hidangan musim panas.

Rasa hambarnya mengingatkanku pada naengmyeon Pyongyang.

"Hidangan lezat Gangwon memiliki rasa yang ringan dan menawan"

"Kali ini, mereka menambahkan"

"Cuka dan minyak perilla"

"Menyeruput"

"Menyeruput"

"Menyeruput lagi"

"Dia menyeruput tiga kali berturut-turut"

"Mengerang"

Kini aku paham kenapa dia menyuruh kita menambahkan minyak wijen.

Rasanya berbeda.

Ini memberikan rasa gurih.

- Umami? - Ya.

"Dengan kimchi daun moster"

"In Woo minum dari mangkuk"

"Berseru"

- Kenapa enak sekali? - Benar, bukan?

"Semua orang puas"

Ini agak mirip semangkuk agar-agar biji ek.

Aku juga merasakan tuna.

- Tidak? - Apa kamu mengatakan "tuna"?

- Apa? - Sari tuna.

- Benar. - Kamu tahu...


- Aku mengerti maksudmu. - Sari di tuna kaleng.

Kaleng?

Kurasa aku mengerti.

- Minyak itu? - Ya.

- Aku mengerti. - Benar.

Ini sangat lezat.

Ini tidak terlalu provokatif,

jadi, aku bisa terus memakannya.

Mari tambahkan bumbu.

Lebih enak dengan kecap asin.

Kapan pun kalian siap, kalian bisa mulai

menampar hidung dengan mi soba tamparan hidung

- secara estafet. - Baiklah.

Jika nomor satu, dua, dan tiga berhasil,

dan nomor empat gagal, kalian kembali ke nomor satu.

- Seperti permainan kesetiaan? - Ya.

Aku yang pertama, apa pun yang terjadi.

Karena kurasa hanya aku yang harus berhasil.

Aku sudah mengerti.

"DinDin berlatih sendirian"

"Dia langsung menampar hidungnya"

Saat menyeruput, angkat kepalamu.

- Benar. - Gunakan momentumnya.

- Lihat. - Dia mengetahuinya.

- Lihat. - Dia mengerti sekarang.

"Menggunakan dorongan kepalanya"

Ya!

"Menyeruput sekaligus"

- Itu sungguh menamparku. - Itu juga menamparku.

Itu menampar semua orang.


- Baiklah. Mari kita lakukan. - Ayo!

- Mari kita selesaikan dan makan. - Tentu.

- Apa urutannya? - Ke arah sini dari Jung Hoon.

- Menuju In Woo. - Baiklah.

Pilih yang tebal.

"Kamu harus mengambil untaian yang tepat agar berhasil"

Mari berhasil dan terus makan.

- Siap, Jung Hoon? - Siap!

"Jung Hoon tidak percaya diri. Bagaimana dia akan melakukannya?"

Itu mengenainya.

"Dia melakukannya dengan rapi"

Itu masuk ke mataku.

"Maksudnya kuahnya"

- In Woo akan bermain. - In Woo.

In Woo, ambil minya.

- Ambil yang banyak. - Ini dia.

Salah satunya akan menamparmu.

"Jumlah yang banyak"

"Menggunakan dorongan yang diajarkan DinDin"

"Mendorong"

"Memukul wajahnya"

"Melampaui tamparan kimchi"

"Ada tamparan mi yang kuat"

Itu bukan tamparan. Kamu menutupi wajahmu.

Itu penutup hidung.

- Itu lumayan. Itu ide bagus. - Benarkah?

Itu cukup bagus.

"Mi Penutup Wajah"

- Berikutnya, Se Yoon. - Lihat ini.


Ini hanya...

"Dia cukup bertekad saat menyiapkan minya"

Seruput dan dorong.

"Menyentuh batang hidungnya, jadi, dia berhasil"

Lihat?

- Kamu bisa. - Itu cukup bagus.

- Itu dia. - Itu cukup bagus.

Isap dan dorong...

Isap dan dorong...

"Mendorong"

Kamu bahkan bisa menampar dahimu!

"Melewati hidung dan mencapai dahinya"

Ya!

"Veteran itu juga berhasil dalam sekali coba"

Apa kamu harus memakannya seperti ini?

- Pertama... - Kita jelas belum melihat

tamparan hidung yang kita kenal.

Kita semua bisa makan jika kuselesaikan.

"Hanya DinDin yang tersisa"

DinDin belum bermain?

"Bisakah mereka berhasil"

"Pada percobaan pertama?"

Satu, dua, tiga.

"Itu menutupi seluruh hidungnya"

"Bersoraklah"

"Tamparan hidung sempurna yang penuh sukacita"

Sekarang kita bisa makan dengan tenang.

"Tersentuh"

Aku merasa tertipu,

tapi kalian berhasil menyelesaikan perjalanan di Gangwon.


- Aku akan mengecap peta kalian. - Terima kasih.

Sudah...

- Kita mendapatkan dua wilayah. - Benar.

"Tempat tujuan pertama mereka, Provinsi Gangwon, sukses"

Ini bahkan belum pukul 1 siang.

"Provinsi Gangwon"

Tempat tujuan kalian berikutnya adalah Provinsi Gyeongsang.

- Kita akan turun. - Gyeongsang?

Jika di Provinsi Gyeongsang Utara, pasti sudah dekat.

- Benar. - Ini petunjuknya.

Sekali lagi, kalian bisa menebak

wilayah di Provinsi Gyeongsang dan tempat-tempat wisatanya.

Baiklah.

"Memberikan petunjuk tentang tujuan berikutnya"

- Sekarang... - Provinsi Gyeongsang?

Di sana.

Yeongju, Bongha, Uljin, Mungyeong.

- Yecheon, Andong, dan Yeongyang. - Kita harus pergi ke sana.

Ya, Provinsi Gyeongsang Utara.

"Dia membuka petunjuknya dengan hati-hati"

"Partitur dan angka?"

Apa itu?

- Nadanya. - Aku tahu nadanya.

Penyanyi bisa langsung tahu nadanya.

Tentu saja.

Silakan, DinDin.

- A mayor. - Dia penyanyi,

tapi dia butuh bantuan digital.

Kamu memainkannya? Kamu seharusnya menghafalnya.


Berikan itu. Biar kutebak.

- Aku percaya pada titi nadaku. - Berikan itu.

- Biar kutebak. - Aku bisa melakukannya.

Lihat. Mari kita lihat.

- Do, re, mi... - Si.

- Si, mi, fa, sol... - La, sol, la, si, do

Itu do.

Itu si.

Do, re, mi, fa...

Do, fa...

Bukan. Itu si, mi, dan fa kres.

Bagaimana itu do? Itu si.

Aku bermain piano lebih dari sepuluh tahun.

- Si, mi, fa, sol. - Si, do...

Si, do, re, mi.

Fa. Si...

Mi, fa...

"Si, mi, fa, sol"

"Seon Ho menyanyikan melodi yang tepat"

Si, mi, fa...

Do, re, mi, fa, sol.

"Kami akan memainkan melodinya untukmu"

"Si, mi, fa kres, sol"

"Sol, la, sol, fa kres, mi"

"Bisa tebak lagu apa ini?"

"Seon Ho menyanyikan melodi yang tepat"

"Ilsongjung"

- Bukankah begitu? - Apa?

"Apa yang kalian lakukan?"

"Mereka berdua menyanyikan lagu yang berbeda"


"Dan pria ini tiba-tiba menjadi konduktor"

Aku mengandalkanmu.

Ada apa dengan mereka?

"Harmoni terburuk yang pernah ada"

"Seon Ho mencoba menuju ke arah yang benar dan..."

"Si, mi, fa, sol"

"Lalu, Jong Min membawa mereka ke jalan yang salah"

"Bunga akasia telah mekar"

Tunggu. Lagu itu.

Lagu apa yang berbunyi, "Jangan menangis, Sayang?"

- "Sayang, jangan menangis." - Trot...

"Mungkinkah 'Barley Hump' oleh Jin Sung?"

Ya, lagu apa itu?

"Lagu ini memiliki melodi yang sangat berbeda"

- Andong! - "At Andong Station".

- "Sayang..." - Itu Andong!

- Tidak, bukan itu lagunya. - Itu Andong.

- Itu Andong. - Tidak.

- Dengar. - Lagu apa oleh Jin Sung?

"At Andong Station"!

Bukan itu lagunya.

- Stasiun Anguk! - Bukan itu juga.

Itu Stasiun Andong!

"Terbang"

"Tertiup angin"

- Itu "At Andong Station". - Benar.

"Petunjuk pertama adalah 'At Andong Station'"

"Terbang tertiup angin"

- Kurasa yang ini. - Mainkan.


- Tunggu. - Bagian mana itu?

"Si, mi, fa kres, sol"

"Terbang." Itu dia.

- Bisakah kamu diam? - Baiklah.

Maaf, Teman-teman,

- tapi dia sudah menemukannya. - Hei.

Itu "At Andong Station". Itu Andong.

"Saat mereka memperdebatkan lagu-lagu Jin Sung"

"Jung Hoon mencari petunjuk kedua"

"Lihat ini"

"Apa?"

"Dia tahu tujuan berikutnya"

"Mereka masih memperdebatkan lagu itu"

Kamu menyanyikan lagu yang salah sebelumnya.

- Dia menemukan jawabannya. - Andong...

Kita akan ke Akademi Konfusianisme Byeongsan Seowon.

- Ayo. - Baiklah.

- Harta Korea nomor 2104. - Baiklah.

Apa itu Stasiun Andong?

Byeongsan Seowon,

- Akademi Konfusianisme di Andong. - Byeongsan Seowon?

Itu kolaborasi di antara musikus dan yang berpengalaman.

- Baiklah. - Namun, aku yang kerjakan semuanya.

- Apa? - Aku yang bekerja.

"Penyanyi Jong Min berpartisipasi dalam menggubah lagu"

- Benar, kita lakukan semuanya. Ayo. - Aku yang mengerjakan semuanya.

Kita melakukannya bersama.

Ayo makan ayam rebus.

- Baiklah. - Ayam rebus Andong.

Mari kita teriakkan dan mulai.


- 3 Days 2 Nights. - 3 Days 2 Nights.

"3 Days 2 Nights"

Aku masih merasa canggung.

Kalian seperti pria tua.

- Apa kalian siap? - Ya.

Kita akan pergi ke Byeongsan Seowon.

- Ayo. - Ayo.

- Ayo. - Ayo.

Jung Hoon, jaraknya 180 km?

- Ya, 180 km. - Begitu rupanya.

Kita akan sampai di sana pukul 4.17 sore.

Kita akan menyantap makan malam begitu tiba di sana.

Mari bergantian mengemudi.

Byeongsan Seowon di Andong, bukan?

Ya, benar.

"Memeriksa lagi"

Ini nada yang kita dengar tadi.

"'At Andong Station'"

"Menari naik dan turun"

"Jung Hoon melakukan pemanasan"

- Ayo! - Ayo!

"Bernyanyi"

"Menjentikkan jari"

"Kita juga punya metronom manusia"

"Penuh penjiwaan"

"Bernyanyi"

- Satu, dua, tiga, empat. - Satu, dua, tiga, empat.

"Apakah itu"

"Sumpah kosong"
- "Hilang bersama angin" - "Hilang bersama angin"

"Bernyanyi"

Kamu hebat!

"Pada hari salju pertama"

"Di depan Stasiun Andong"

"Terhanyut dalam nyanyian"

Berjanjilah kepadaku.

Menuju Andong.

- Ayo. - Ayo.

"Dalam perjalanan ke Andong dengan penuh semangat"

Apa kita akan makan ayam rebus Andong untuk makan malam?

"Dengan senang hati"

Kedengarannya lezat.

Itu sepadan dengan perjalanannya.

Aku menyukainya.

Kalian bekerja dengan baik hari ini.

Namun, kita punya misi sungguhan sekarang.

Sekarang kita pilih orang yang akan syuting 2 Days 1 Night hari ini.

"Mereka sangat bahagia bahkan hanya dengan memikirkannya"

- Itu pasti luar biasa. - Fantastis.

- Itu akan membuat kita - Itu membuatku merinding.

- bertarung seperti pejuang. - Benar.

Seperti pejuang.

"Namun, kenyataannya, mereka harus syuting 3 Days 2 Night bersama"

Mau makan ramyeon mentah?

Kamu makan lagi?

Biarkan dia memakannya. Makan saja.

Astaga, kamu makan banyak sekali.

"Jong Min akhirnya mengeluarkan ramyeon"

Astaga, besar sekali.


"Mata terbuka lebar"

Spam besar.

Mari makan semua yang ada di tasmu.

Kenapa kamu tidak menghemat makanan?

Mari makan semuanya. Tidak apa-apa.

- Benar. - Astaga.

- Kamu tahu ini, bukan? - Aku suka yang ini.

Bukankah ini manis?

Agar-agar kacang merah?

Ya.

- Kamu mau agar-agar kacang merah? - Agar-agar kacang merah?

Ya.

- Kamu mau memotongnya? - Ya, potonglah.

Kamu mau agar-agar kacang merah?

Ya.

- Agar-agar kacang merah? - Ya.

- Kamu makan agar-agar kacang merah? - Maaf.

"Ini kegembiraanku"

- Ini untuk para pria tua. - Baiklah.

Ya.

"Level berikutnya"

"Ayo"

- In Woo. - Ya?

Apa kamu tahu LE SSERAFIM?

Aku tahu Chae Won dari LE SSERAFIM.

Jadi, kamu tahu.

"Jangan meremehkanku"

MINJI dari "Hype Boy".

Itu NewJeans.
Apa maksudmu dengan MINJI dari "Hype Boy"?

"Hype Boy"?

- Jung Hoon. - Ya.

Sebutkan lima anggota (G)I-DLE.

Apa maksudmu dengan (G)I-DLE?

Anak siapa maksudmu?

"Anak siapa?"

Itu grup idola wanita.

"Anak siapa?" Sulit kupercaya.

Kamu bahkan menarikan lagu "Queencard".

"Jung Hoon melakukan misi selama perjalanan ke Chuncheon"

"Dia bisa mengingat gerakan tariannya"

"Namun, dia pria tua yang tidak bisa mengingat nama"

"Manis"

"Dia sangat menikmati menarikan lagu ini"

"Anak siapa?" Itu gila.

Anak-anak Se Yoon.

- "Anak siapa?" - Itu lucu sekali.

DinDin, BLACKPINK.

- BLACKPINK sangat mudah. - Sebutkanlah.

Bahkan aku tahu nama mereka.

Coba saja.

Lisa.

"Terkesan"

"Dan..."

Begini...

Gadis yang baru saja meninggalkan aroma bunga.

Ya.

Apa maksudmu?

- Jisoo. - Ya.
Benar.

Ini sangat orisinal.

Dia sangat payah.

Jangan mengatakan itu kepadanya.

Teman-temannya mungkin tidak tahu siapa mereka.

- Dia benar. - Dia tahu karena itu dia.

- Tentu saja. - Benar.

Baik, kami akan menerimanya.

"Begitulah mereka memulai"

"Kuis intro"

"Musik berhenti"

"Reaksi cepat"

"Unforgiven" oleh LE SSERAFIM.

"Musik berhenti"

"Resentment" oleh Chakra.

"Mengetuk"

Se Yoon.

- "Knock" oleh Lee Chae Yeon. - Benar.

Apa? Bagaimana dia bisa tahu?

"Aku juga penyanyi, mengerti?"

Benar.

"Mengancam nyawa"

Mobil van ini bergoyang.

Kursinya hampir rusak.

Seon Ho.

Tebak jawabannya kali ini.

- Aku bisa menjawab semua. - Apa kamu yakin?

- Mereka semua temanku. - Baiklah.

"Berteriak"
"Musik berhenti"

"Apa itu tadi?"

Ini lagu dari masa lalu.

Kamu harus memainkan lagu yang baru dirilis.

Kalian harus menebak penyanyi lagu-lagu yang kudengarkan.

Aku tahu lagu ini.

- Mainkan sedikit lagi. - "Wa" oleh Lee Jung Hyun.

Salah.

Apa itu tadi?

"Itu suara yang tidak asing"

- Mainkan sedikit lagi. - Roo'Ra.

"Salah"

- "Pure Love" oleh KOYOTE. - Salah.

- Bukankah itu lagu KOYOTE? - Bukan.

- Itu lagu KOYOTE. - Itu lagu KOYOTE.

Itu lagu KOYOTE.

- Itu suara Shinji. - Aku melihat wajah Jong Min.

Astaga, Jong Min.

Itu "Strangers".

Itu "Strangers"?

- Dia tidak tahu. - Itu "Strangers".

"Apa yang harus kulakukan sekarang?"

"Mari kita dengarkan baik-baik"

"'Strangers' adalah lagu pertamanya"

"Aku bisa menjelaskannya, Shinji"

"Itu karena aku sudah tua. Tolong mengertilah"

- Aku tahu yang ini. - Apa itu?

R.ef.

- "Silent Scream". - Benar.

"Jong Min seharusnya menjawab benar saat lagunya sendiri diputar"


"Savage" oleh aespa.

"Mereka tidak bosan bermain, padahal sudah memainkan banyak hal"

"Kitsch" oleh IVE.

- Benar. - "Kitsch".

Jadi, kamu tahu.

Mau makan es krim?

Mau?

- Apa Se Yoon yang membayar? - Se Yoon yang bayar.

Ayo!

Kalau begitu, kita harus memakannya.

Kita harus makan es krim.

- Astaga, panas sekali. - Halo.

Kamu makan yang lezat.

Apa itu tadi? Kelihatannya enak sekali.

"Dia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari makanan"

Pak, kamu makan apa?

Hidangan apa yang kamu makan?

- Ini makguksu. - Apa itu makguksu?

Apa itu lezat?

Makguksu itu tampak sangat enak.

"Selagi Se Yoon sibuk melihat makguksu"

Sudah lama aku tidak memakannya. Haruskah aku membeli ini?

Yang ini sangat lezat.

- Yang ini sangat sejuk. - Benar.

- Yang ini sejuk. - Benar.

- Yang ini rasa prem. - Rasa prem.

Rasa prem?

- Aku akan makan ini. - Rasa pirnya lebih enak.

Aku tahu aku terlihat seperti orang yang akan makan Dwaeji Bar.
- Kedengarannya bagus. - Semua orang menginginkan itu.

Namun, aku makan Screw Bar.

- Baiklah, ayo. - Ini enak sekali.

Kalian sudah memilih?

"Se Yoon yang bayar. Aku harus beli sesuatu lebih dari es krim"

- Se Yoon yang bayar? - Ya.

- Kamu yang bayar? - Makguksu tampak lezat.

"DinDin membeli sekotak susu"

Bu, kami akan membeli es krim.

- Halo. - Senang bertemu denganmu.

Kalian semua tampan.

Ini aku. Aku membelikan mereka es krim.

- Astaga. - Terima kasih.

- Terima kasih. - Baiklah.

- Se Yoon. - Se Yoon.

- Se Yoon. - Se Yoon.

- Se Yoon. - Se Yoon.

Se Yoon!

- Se Yoon. - Astaga.

Terima kasih untuk es krimnya.

- Se Yoon. - Se Yoon.

"Orang-orang ini..."

Itu kekanak-kanakan.

Aku tidak terlihat seperti babi sama sekali.

"Aku juga tersinggung"

Mari mampir di area peristirahatan dan menikmati perjalanan.

- Apa? - Misinya tidak begitu sulit.

Apa ada yang lapar?

- Tidak. - Tidak, aku kenyang.

Kita punya lebih banyak waktu untuk makan di Andong, bukan?


- Apa yang terkenal di Andong? - Ayam rebus.

- Ayam rebus. - Itu terkenal dengan ayam rebusnya.

- Daging sapi Korea juga terkenal. - Benar.

- Ya. Daging sapi mereka terkenal. - Daging sapi Korea.

- Daging sapi Andong sangat enak. - Ya, terkenal dengan daging sapi.

Dan soju Andong.

Makerel Andong.

- Makerel Andong. Makerel asin. - Makerel asin.

Itu asin dan enak.

"Apa mereka bisa makan hidangan yang mereka simpulkan?"

- Pak Youn. - Ya.

Seberapa jauh kita harus pergi dari sini?

- Masih 100 km lagi. - Apa?

Bukankah tadi 100 km?

Aku tertidur dan bangun, tapi masih 100 km lagi?

Masih 100 km lagi.

"Jecheon ke Andong"

"Ayo teruskan"

Kita punya sopir baru sekarang.

In Woo, kamu bisa mengemudi?

- Hei, usiaku 30 tahun. - Pegang yang erat.

"Untuk berjaga-jaga"

"Apa kamu ingin melihat kemampuan mengemudiku?"

Aku khawatir.

Ini bukan kali pertamamu naik mobilku.

"Menyisir rambut"

Keren saat pria tinggi seperti In Woo mengemudi.

Dia memang terlihat keren saat mengemudi.

Astaga, In Woo.
Kamu keren.

- Benarkah? - Ya.

In Woo, kamu tampak keren mengemudi,

jadi, kamu bisa terus mengemudi.

Dengan senang hati.

Astaga, aku terlalu kenyang.

"Dia mengatakan dia sudah kenyang"

"Melihat Jong Min"

Jong Min memanfaatkan mikrofon dengan suara kunyahannya.

- Ini seperti ASMR. - Dia makan lagi?

Dia menakjubkan.

"ASMR tidak terduga"

Seharusnya aku membawa mikrofon.

Akan menyenangkan dengan mikrofon.

Kurasa bagus kita menyingkirkannya.

Akan menyenangkan jika kita bisa bernyanyi.

Se Yoon, bisa bernyanyi untuk kami?

- Kenapa kamu tidak bernyanyi? - Tidak bisa.

"Tidak ada yang terjadi kepadaku"

"Ini agak kejam"

"Terhanyut"

"Berseru"

"Mobil van itu bergoyang"

Mobilnya bergoyang.

"Dia jelas ingin bernyanyi"

"Berseru"

"Seorang wanita yang tidak berperasaan"

"Ini klimaksnya"

"Setelah bernyanyi sebentar"

"Mereka tertidur"
"Dia tertidur"

"Semua orang tertidur lelap"

"Kecuali satu anggota"

"Dia merasa kesepian"

"Dia membuka matanya"

Apa kamu baik-baik saja?

"Mengacungkan jempol"

Kamu mengemudi dengan baik.

Benarkah?

"Dia mengatakan dia khawatir, tapi dia tidur sangat nyenyak"

"Mereka melewati Jecheon dan menuju Andong"

"Mereka terus berkendara"

"Mereka akhirnya tiba di Andong"

Astaga, ini area yang bagus.

Mungkin karena cuacanya, tapi semuanya tampak sangat indah.

- Benar, bukan? - Ya.

"Ini ibu kota budaya moral"

"Ini Andong"

"Andong, Provinsi Gyeongsang Utara"

"Kota ini adalah inti budaya moral bangsa kita"

"Karena sejarahnya yang berwarna dan warisan budaya yang tidak terhitung"

"Aktivitas apa yang menanti mereka di sini?"

"Terkesan"

Ini kecantikan yang berbeda dari Provinsi Gangwon.

- Byeongsan Seowon. - Apa?

Byeongsan Seowon ada di depan.

"Byeongsan Seowon ada di depan"

Kita hampir sampai.

Teman-teman.
Tinggal 2,7 km lagi. Kita hampir sampai.

Tolong bangun.

Kurasa tenggorokanku cedera.

Aku merasakan darah.

Kalau dipikir-pikir,

mereka hanya makan dan tidur seharian.

Jong Min, kamu pasti sangat segar sekarang.

Benar.

"Dia tampak segar karena banyak tidur"

Ayo.

- Kita sudah sampai. - Kita sudah sampai.

Kita sudah sampai.

- Bagus. - Terima kasih sudah mengemudi.

Terima kasih.

Ayo.

- Keluarlah. - Baiklah.

Kamu pengemudi yang baik.

Namun, yang terpenting, aku suka betapa tenangnya itu.

Sungguh.

Jika ada wanita yang kamu sukai, kamu harus selalu mengemudi.

- Kenapa? - Mengerti?

- Dengarkan saja aku. Ya. - Jangan bicara dengannya.

Baiklah.

"Dia paling tampan saat mengemudi"

Cuacanya sungguh luar biasa.

Apa yang ditabur seseorang...

Itu juga yang akan dituainya.

Benar.

Dia cerewet lagi karena tidak mengemudi.

- Bayangkan kamu mengemudi. - Baiklah.


- Kamu harus membayangkannya. - Bukankah aku mengesankan?

Benar.

Astaga, panas.

"Cuacanya sangat cerah, tapi sudah pukul 5 sore"

- Saat ini masih panas. - Aku kepanasan.

Apa akan cerah seharian?

"Kapan malam tiba?"

Yang itu? Yang terbesar?

Itu Byeongsan Seowon di Andong.

Akademi Konfusianisme.

"Situs Bersejarah Nomor 260, Byeongsan Seowon"

"Byeongsan Seowon"

"Tempat ini dibangun untuk menghormati kenangan"

"Ryu Seong Ryong dari akhir Dinasti Joseon"

"Ini terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 2019"

"Byeongsan Seowon"

"Harta Nomor 2104, Akademi Konfusianisme"

"Akademi Konfusianisme"

"Harta Nomor 2104 ini mewakili Byeongsan Seowon"

"Kamu bisa melihat Sungai Nakdong dan pergunungan dari sini"

Ini Akademi Konfusianisme.

- Akademi Konfusianisme? - Benar.

Itu akademinya.

Dia mengatakan itu akademinya.

- Cantik sekali. - Dia benar.

Akademi Konfusianisme.

Kita tiba di sini dengan selamat.

Akademi Konfusianisme.

"In Woo melihat sekeliling"


- Hei! - Ada misi di sana.

- Cepatlah. - Ada kartu misi di sana.

Mari kita lihat.

- Bacalah. - Yang termuda bisa membacanya.

Bacakan untuk kami.

- Aku akan membacanya sekarang. - Cepat baca.

"Ini beberapa perjalanan wajib di Andong."

"Potretlah Desa Hahoe."

Petunjuknya adalah "bunga teratai".

- Bunga teratai. - Bunga teratai?

"Sapa penduduk tertua di Desa Hahoe."

Kalian bisa mengambil hadiah di Chunghyodang.

Jadi, kita harus membawa hadiah.

"Pemimpin perkumpulan wanita desa

adalah koki yang hebat."

"Makanlah masakan Andong di Rumah Wonjijeongsa."

- Di mana "Rumah Wonjijeongsa"? - Ini sulit.

Entahlah.

Kita harus pergi ke desa dahulu.

- Di mana? Kita akan pergi lagi? - Chunghyodang.

- Kenapa? - Lalu kenapa kita datang kemari?

Kita datang ke Akademi Konfusianisme.

Kita hanya datang ke sini untuk mengambil kartu misi ini.

Ini alasan kita berkendara tiga jam untuk datang ke sini?

Sial.

"Dia bergegas memakai kacamata hitam untuk menutupi perasaannya"

Ada apa?

"DinDin menutup mulutnya yang cemberut"

- Ada apa? - Ada apa?

- Kacamata hitam ini - Kita akan pergi ke sana.


- Itu membuatmu tenang. - membuatku merasa lebih tenang.

- Kalian harus mencobanya. - Itu menenangkanmu. Aku suka ini.

Itu membuatmu merasa bahagia.

- Benarkah? - Benar. Ya.

Berapa jam kita berkendara?

Begitu kamu melepasnya... Itu dia.

"Mereka persis sama"

- Aku terlihat seperti itu? - Dia seperti DinDin.

Bukankah aku mirip dengannya? Benar, bukan?

Dia persis seperti DinDin.

Bukankah gigi ini palsu?

- Tidak, ini asli. - Hampir terlepas.

"Kesal"

Astaga. Yang benar saja.

Apa kami sungguh tidak mengikuti kuis di sini?

Kami benar-benar akan pergi? Tidak mungkin.

Kalian bisa menghargai pemandangannya.

Kita berkendara selama tiga jam.

Mari duduk di sana dan mengobrol.

Mari mengobrol di tempat teduh.

Kita bisa duduk di sini.

Ini tempat yang indah.

Lihat pemandangan itu.

- Menakjubkan, bukan? - Ya.

"Mereka senang sudah datang untuk ini"

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pergi ke desa itu?

- Sekitar sepuluh menit? Dekat. - Itu dekat.

"Rumah Wonjijeongsa

ada di Desa Hahoe Andong..."


- Apa? - Kita juga harus ke Chungcheong.

- Kamu membeku? - Apa yang terjadi?

Apa itu fungsi barumu?

Tidak. "Rumah Wonjijeongsa..." "Rumah Wonjijeongsa"?

"Tertawa"

- Aku kehabisan kata-kata. - Bagaimana aku bisa menirunya?

"Rumah Wonjijeongsa... Rumah Wonjijeongsa?"

Apa itu tadi?

Apa misi pertamanya? Pergi ke Desa Hahoe?

Kita harus memotret Desa Hahoe

di tempat kita bisa melihat seluruh pemandangannya.

Petunjuknya adalah bunga teratai.

Jika kita tidak bergegas sekarang,

matahari akan terbenam.

Dan kita tidak akan bisa memotret.

- Kita tidak akan bisa. - Aku setuju.

Jadi, ini hal pertama yang harus kita lakukan.

Mari kita lakukan misinya dahulu.

Lalu kita bisa memutuskan apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Kita harus makan di Rumah Wonjijeongsa.

- Aku menemukannya. - Apa itu nama pohon?

- Itu Tebing Buyongdae. - Tebing Buyongdae.

- Aku sering mendengar tempat itu. - Sungguh?

Tebing Buyongdae berarti "bukit dengan bunga teratai di bawahnya".

Jika kamu melihat ke bawah Desa Hahoe dari sana,

terlihat seperti bunga teratai yang mengapung di air, itulah namanya.

Aku tahu tempat itu.

Kamu harus mendaki ke sana.

- Apa? Tidak bisakah kita naik van? - Harus.

Aku pernah naik bus ke sana.


Pelankan suaramu. Kamu akan menakuti burung-burung.

Aku tahu tempat itu.

Kamu harus berjalan ke sana

dari Desa Hahoe.

Jadi, kita harus pergi ke Desa Hahoe.

Syukurlah dia membintangi drama sejarah.

Kamu mendapatkan semua pengetahuanmu dari drama itu.

Kalau begitu, ayo pergi ke desa itu.

- Ayo. - Baiklah.

Baiklah. Kita pergi sekarang?

Bisakah kita berpisah?

- Bolehkah? - Bolehkah?

Namun, kita hanya punya satu van.

- Kita bisa pergi ke desa... - Kita bisa berpencar, bukan?

Kalian bisa memotret foto, dan kami akan menuju tebing.

Beberapa dari kita akan turun di desa itu

- Benar. - dan melakukan misinya.

- Lalu beberapa pergi ke tebing. - Benar sekali.

- Kamu hanya perlu mengantar kami. - Siapa pun bisa pergi.

Kami akan segera memotret selagi kalian melakukan ini.

- Baiklah. - Dan kita bertemu di tempat ketiga.

- Benar. - Kalian harus mengantar kami.

- Baiklah. Ayo. - Baiklah.

- Ayo. - Ayo.

- Ayo. - Ayo.

"Mereka menuju Desa Hahoe"

- Pakai sabuk pengaman kalian. - Baiklah.

Aku tidak percaya aku lapar sekarang.

"Apa dia masih lapar setelah makan begitu banyak?"


"Apa dia mencerna semuanya saat tidur?"

Kamu luar biasa.

Aku lapar.

Aku terlalu kenyang untuk makan apa pun.

- Kamu tidak lapar, Se Yoon? - Aku lapar.

- Terlalu panas bagiku untuk lapar. - Aku juga.

Bukankah kamu juga seperti itu?

Begini. Aku tidak pernah kehilangan selera makan pada musim panas.

Aku lapar sekali.

Aku biasanya tidak mengudap,

tapi Jong Min dan aku mengudap di sini.

- Jadi, ini salahku? - Ya, benar.

Itu konyol.

Aku sungguh tidak makan camilan.

Jong Min juga tidak makan camilan, bukan?

Tidak.

- Hanya tempat ini. - Aku hanya berselera makan di sini.

Ini salah acara ini.

Acara ini membuatku melakukan hal yang tidak biasa kulakukan.

"Mereka menjelek-jelekkan acara ini"

- Apa kita sudah sampai? - Ya.

Kita harus mengunjungi penduduk tertua

- Benar, dan menyapa mereka. - dan menyapa mereka.

Kami akan melakukan misi ini

- Beri tahu kami di mana kalian. - dan menelepon kalian.

- Baiklah. - Baiklah.

- Ayo. - Ayo.

- Semoga berhasil. - Kami akan pergi.

- Kami akan memotret dan kembali. - Baiklah.

Hati-hati.
Sampai nanti. Ayo.

- Hei. - Cepatlah kembali, Jung Hoon, ya?

Jangan biarkan mereka menghabiskan uang.

Ayolah. Jangan khawatir. Pergilah sekarang.

- Baiklah. Kami akan pergi. - Sampai nanti.

Dengar. Sepertinya

jika kita berjalan sekitar 640 meter ke arah sini,

- Lewat sini? Astaga. - kita akan menemukan Chunghyodang.

Kita akan mengambil hadiah di Chunghyodang

dan menanyakan arah kepada orang-orang,

- mencari rumah tetua. Baiklah. - Baiklah.

Sejujurnya, aku ikut denganmu karena kita akan bertemu tetua.

- Dia pasti penggemar Jong Min. - Tentu saja.

Kurasa penduduk tertua itu

- tidak mengenal kita. - Apa?

- Kenapa orang itu tidak mengenalmu? - Aku cukup yakin

penduduk tertua itu berusia lebih dari 90 tahun.

Mungkin namanya Choi Go Ryung, seperti dalam "yang tertua".

Chunghyodang ke arah sini, benar, Pak?

- Benar. - Terima kasih.

Tempat ini tampaknya telah dilestarikan sejak dahulu.

Lihat. Ada rumah jerami di sana.

"Hahoe, tempat yang dikelilingi air sungai"

"Desa Hahoe"

"Desa ini telah masuk daftar Warisan Dunia UNESCO"

"Namanya Hahoe karena desa ini dikelilingi oleh Sungai Nakdong"

"Sejarah dan tradisi selama 600 tahun"

"Telah dilindungi dan berlanjut di desa ini"

- Lihat rumah jerami itu. - Astaga. Luar biasa


kita bisa melihat rumah jerami pada zaman modern seperti ini.

Bagus. Bukankah semua ini tanaman teratai?

Ya, itu tanaman teratai.

"Bunga teratai di kolam ini belum mulai mekar"

Apa akar teratai dalam bahasa Korea?

- "Yeongeun". Benar. - Yeongeun.

- Yeongeun. - Akar teratai lezat.

- Sungguh... Benar. - Akar teratai memang lezat.

Mari kita

"Mi soba tamparan hidung sudah dicerna"

makan dengan cepat jika menemukan sesuatu yang lezat.

- Aku yang bayar. - Benarkah?

- Tidak apa-apa. - Tidak. Kamu traktir kami dahulu.

Aku memberimu 20 dolar.

Kita masih harus berjalan 300 meter dari sini.

- Astaga. Panas sekali. - Itu cukup jauh.

Astaga. Sekarang masih sangat panas, padahal sudah sore.

- Benar sekali. - Panas sekali.

Astaga. Sekarang hampir pukul 6 sore.

Kudengar hari ini akan panas, tapi besok akan lebih panas.

Bahkan kucing pun berjalan lambat karena panas sekali.

Kucing itu seperti bangsawan. Dia tidak berlari.

- Benar sekali. - Bahkan kucing pun lembut di sini.

Terlihat seperti bayi kucing.

Kita berada di desa bangsawan, Hadong.

Ini Andong, bukan Hadong.

Astaga, yang benar saja.

Kamu harus tahu di mana kamu berada.

Hei.

Kurasa kita hampir sampai.


- Tertulis "Chunghyodang". - Kita sudah sampai.

Ini dia.

Kita harus mengambil hadiah di sini dan mencari penduduk tertua, bukan?

Benar.

- Baiklah. Ayo bergegas. - Ini Chunghyodang.

- Mari baca perkenalannya dahulu. - Benar. Chunghyodang tempat apa?

- Kita harus tahu tempat apa ini. - Rasanya berbeda

- saat kamu tahu suatu tempat. - Tertulis "Jalan Kerajaan".

"Chunghyodang adalah rumah utama Ryu Seong Ryong

yang merupakan perdana menteri atau cendekiawan

- pada pertengahan Joseon..." Apa? - "Perdana menteri dan cendekiawan."

"Perdana menteri dan cendekiawan pada pertengahan era Joseon."

"Cucu lelakinya, Ryu Won Ji, membangunnya

untuk mengenang oven bata Ryu Seong Ryong..."

Itu "keutamaan ilmiah." "Oven bata" untuk memanggang piza.

"Untuk mengenang keutamaan ilmiah Ryu Seong Ryong."

"Setialah pada negaramu

- dan berbaktilah kepada orang tua." - "Berbaktilah kepada orang tuamu."

- Itu arti Chunghyodang. - "Berbaktilah kepada orang tuamu."

"Chunghyodang dibangun untuk mengingat ajaran Ryu Seong Ryong"

- "Jalan Kerajaan." - Elizabeth Kedua pernah ke sini.

Pohon ini ditanam untuk memperingati kunjungan Ratu Elizabeth Kedua.

"Selama kunjungannya ke Korea pada tahun 1999"

"Mendiang Ratu pergi ke Andong untuk melihat tempat paling khas Korea"

"Ini pohon yang dia tanam!"

Kamu tahu di negara mana dia menjadi ratu, bukan?

- Inggris. - Benar.

- Dia ratunya. - Kamu tidak tahu ibu kotanya, ya?

Tentu saja aku tahu itu. Aku tahu ibu kotanya sekarang.
Itu... Astaga. Ada camilan di sana.

- Jong Min, ada camilan di sini. - Ada di sana.

- Dia akan ambil mendahului kita. - "Berbaktilah kepada orang tuamu."

Bisakah kita memakannya? Kelihatannya lezat.

- Apa itu? - Melon Korea.

Kami menyiapkan ginseng merah

dan buah favorit penduduk tertua, melon Korea.

- Melon Korea. - Terlihat cantik sekali.

Sekarang kalian harus mengunjungi penduduk itu dengan hadiah ini.

- Ayo pergi. - Baiklah.

Melon Korea ini tampak sangat cantik seperti dalam lukisan.

Sejujurnya, aku ingin melihat Desa Hahoe

dari Tebing Buyongdae.

- Begitu rupanya. - Aku ingin jus jeruk kalamansi.

- Di mana? - Jus jeruk kalamansi. Mari minum

- dalam perjalanan pulang. - Masing-masing minum segelas.

- Masing-masing minum segelas. - Ayo bersuten.

Kalau dipikir-pikir, kita tidak perlu terburu-buru kembali ke sana.

Makin lama kita kembali, makin baik.

Benar sekali.

Kita bisa kembali ke sana saat makanannya siap.

- Benar. - Ya.

- Ayo pergi ke kafe ini... - Mereka juga harus bekerja.

- Mari kita istirahat di kafe ini. - Kedengarannya bagus.

- Mari kita istirahat sebentar. - Kita akan melihat reaksi mereka?

Benar. Mari kita istirahat sebentar.

Kita bisa memberi tahu mereka bahwa kita banyak berjalan.

- Benar. - Kita bisa istirahat di kafe.

Mari kita lakukan itu.

Kita harus santai sedikit, pergi ke kafe dan semuanya.


Astaga. Jika kita datang ke sini bersama,

"Mereka bersemangat terus naik, berpikir untuk bermalas-malasan"

Se Yoon akan mengeluhkan betapa lelahnya dia.

Perjalanannya cukup jauh.

- Benar sekali. - Itu juga cukup tinggi.

- Bukan ini yang kuharapkan. - Tidak semudah itu.

Kita berencana melakukan trik, tapi tidak semudah itu.

Benar. Kita benar-benar berjalan di jalurnya.

"Jalur menuju Tebing Buyongdae lebih curam daripada dugaan mereka"

- Itu sangat jauh. - Benar.

"Mereka mulai lelah"

"Jadi, mereka berhasil mendaki jalan yang curam"

- Kita sudah sampai. Ini dia. - Itu sulit.

- Lihat di sana. Di kirimu. - Yang itu?

Ini indah.

- Astaga, indah sekali. - Astaga.

Kita bisa langsung melihat desanya. Terlihat seperti bunga teratai.

"Kamu bisa langsung melihat Desa Hahoe"

Memang terlihat seperti bunga teratai.

Dikelilingi pepohonan,

dan ada rumah-rumah di tengah.

"Pemandangan damai dari Desa Hahoe yang indah"

Ini tempat yang indah.

Astaga. Cantik sekali.

Indah sekali.

"Setelah menikmati pemandangannya, mereka akan memotret"

Misi selesai.

Kamu melakukannya dengan baik. Sama seperti yang kita lihat.

Bagus. Kamu melakukannya dengan baik.


Aku membuat tempat ini tampak indah.

"Mereka berswafoto bersama untuk menyimpan kenangan"

- Ini cantik. - Baiklah.

Berhasil.

- Itu membuatku merasa tenang. - Benar, bukan?

Aku akan melepas kacamata hitamku.

Dia melepas kacamata hitamnya karena merasa tenang.

Teman-teman, ayo kita makan es krim.

Benar. Kita akan makan es krim. Harus kuakui, ini sangat indah.

"Sementara Tim Tebing Buyongdae menyelesaikan perjalanan penting"

- Bagaimana kita cari penduduknya? - Di mana kita menemukannya?

Aku melihat orang tua duduk di sana.

Ada beberapa penduduk di sana. Kita tanya mereka?

- Halo. - Halo.

- Senang bertemu denganmu. - Apa kalian tinggal di sini?

- Tidak, kami sedang berwisata. - Tidak.

- Kalian sedang berwisata? - Begitu rupanya.

Kalian tidak tahu di mana penduduk tertua tinggal,

- bukankah begitu? - Mereka berkata sedang berwisata.

- Kami tidak tahu. - Benarkah?

Bersenang-senanglah di wisata kalian.

Kalian minum apa? Apa itu semacam minuman?

- Ya. - Aku minum sikhye.

- Sikhye? - Kedengarannya lezat sekali.

- Ini dia. - Kita bisa menanyai pemilik kafe.

Benar. Kita bisa menanyai pemilik kafe.

- Astaga, tempat ini indah sekali. - Halo.

Desain interior alami adalah yang terbaik.

- Halo. - Cantik sekali.

"Mereka akan menanyai penduduk desa di kafe itu"


Aku sering melihatnya di TV.

- Kamu pernah melihat Jong Min. - Begitu rupanya.

- Senang bertemu denganmu. - Kamu lucu sekali.

Aku tersanjung. Namun, sebenarnya aku penyanyi.

Bu, kami mendengar tentang kakak tertua di desa ini.

- Usianya 97 tahun sekarang. - Usianya 97 tahun?

"Ada wanita berusia 97 tahun di desa ini"

Kami memanggilnya Nenek Geochon.

- "Nenek Geochon"? - Ya.

- "Nenek Geochon"? - Dia dipanggil Nenek Geochon.

Lalu di mana dia tinggal?

- Tunggu. Pergilah ke sana. - Ya.

- Akan ada jalan untuk turun. - Begitu rupanya.

- Anggap saja jalannya di sini. - Ya.

Jika menyusuri jalan itu, kalian akan menemukan jalan di sana.

- Ke kanan? Begitu rupanya. - "Di sana"?

- Begitulah kalian bisa ke sana. - Jadi, kami pergi ke sini

- lalu pergi ke sana, bukan? - Benar. Kita harus pergi ke sana.

"Benar!"

Kalian akan melihat tembok

- mengitari rumah jerami. - Tembok?

Jadi, kami harus belok kanan menyusuri tembok itu, bukan?

- Ya, ke kanan. - Begitu rupanya.

- Kita harus menyusuri jalan itu. - Benar.

Lalu kalian berjalan lurus.

- Setelah belok kanan? - Ya.

Jika terus berjalan ke sana untuk sesaat...

- Aku mengerti. - Di sepanjang tembok itu?

- Jika kita terus berjalan... - Kalian akan melihat sumur.


- Ada Nenek Geochon di sana? - Ya.

- Dia mengatakan ada sumur di sana. - Ada sumur.

Ke arah mana dari sumur itu?

Sumurnya di sini.

- Dan rumahnya di sini. - Itu rumah Nenek Geochon?

"Beginilah cara menemukan rumahnya!"

"Apa Se Yoon benar-benar mengerti ucapannya?"

Kurasa pemimpin perkumpulan wanita ada di sana.

Kita harus pergi ke sini dan belok kanan.

Belok kanan di sekitar rumah, dan kita akan melihat kolam.

Lalu kita pergi ke sana dari kolam.

Baik, Bu. Jaga dirimu.

Jaga dirimu.

"Pergilah ke sana seperti yang kukatakan"

- 2 Days... - 1 Night.

- Luar biasa. - Terima kasih.

"Mereka mendapatkan informasi tentang rumahnya di kafe itu"

"Mereka juga minum sesuatu"

Terima kasih atas minumannya.

Dia mengatakan kita harus belok kanan.

Kita belok di sini atau di depan?

- Kita harus belok di depan. - Kita harus belok kanan.

Setelah belok kanan, kita cari sumur. Rumahnya di sebelahnya.

- Ini Chunghyodang. - Halo.

- Ini Chunghyodang. - Ya, ini Chunghyodang.

Dia mengatakan kita harus ke sini, lalu ke sana.

Kalau begitu, kita harus ke sini.

"Bu, maafkan kami"

"Mereka payah dalam membaca arah"

Kurasa kita harus ke sini.


Dia mengatakan kita harus ke sini dan belok kanan.

- Kurasa kita harus belok di sana. - Kita harus belok kanan.

- Kita akan melihat sumur. - Haruskah kita belok kanan di sini?

- Tidak, bukan ini. - Di mana kita harus belok kanan?

Tidak, jalan ini terlalu sempit.

Namun, kita akan keluar dari desa jika lewat sini.

Di mana sumur ini?

Saatnya memeriksa peta.

Astaga. Sumurnya tidak ada di peta.

Sumurnya tidak ada di peta.

"Apa mereka akan baik-baik saja?"

- Es krim. - Ayo kita makan es krim.

- Apa yang akan kita lakukan? - Satu dari kita mentraktir.

- Salah satu dari kita mentraktir? - Ya.

- Baiklah. - Permainan apa yang kita mainkan?

- Aku punya ide. - Apa itu?

- Ada banyak wanita di dalam sana. - Ya.

Orang pertama yang namanya dipanggil mentraktir yang lain.

- Jika mereka tidak tahu nama kita? - Kamu akan merasa senang.

- Ayo kita masuk. - Maka kita bisa memainkan hal lain.

- Lakukan jika tidak ada pemenang. - Kita akan memainkan hal lain.

- Mari sapa mereka dengan aktif. - Baiklah.

- Halo. - Halo.

- Halo. - Halo.

- DinDin datang. - Astaga.

- Aku yang bayar. - Benar.

- Terima kasih, Bu. - Sudah kuduga.

- Aku yang bayar. Akan kutraktir. - Sungguh mengejutkan.

- Dia paling populer di antara kita. - Benar.


- Ini. - Terima kasih.

Mau duduk di sini? Di sini sejuk.

- Benar. - Hei, Jong Min meneleponku.

- Berpura-puralah lelah. - Baiklah.

Hei, Jong Min.

- Hai, Jung Hoon. - Hai.

- Apa yang kamu lakukan? - Kenapa terdengar sangat lelah?

- Maksudku, tempat ini... - Ya.

Jalan menanjak di sini sangat curam.

Kami melewati jalan menanjak ini

- selama lebih dari 20 menit. - Hei.

Jung Hoon, kami juga punya masalah di sini.

Kami mencari rumahnya, tapi tidak bisa menemukan jalannya.

Kalian tidak bisa menemukan jalan?

Benar. Omong-omong, kami bertanya pada beberapa orang...

- Tempat bernama Wonji sesuatu. - Wonjisangji?

- Apa itu Wonjisangji? - Baiklah.

Agar kita makan di sana...

Pemimpin perkumpulan wanita ada di restoran, rupanya.

Ya.

Kami harus pergi ke restoran dan mengambil makanannya,

atau kami harus menjemputnya...

Dia selalu membuat semuanya terdengar rumit.

- Begitu dia tiba di sini... - Dia memperumit keadaan.

Se Yoon, beri tahu kami.

Baiklah.

Baiklah. Datang saja.

- Wonji... - Selesaikan dan datanglah.

Wonjijeongja...

- Wonji... - Jeongja?
Ada apa dengan mereka?

Baiklah. Datang saja.

- Tutup teleponnya. - Hati-hati di jalan.

- Apa yang mereka katakan? - Entahlah.

"Minuman sudah disajikan"

Ini gratis.

- Coba ini. - Terima kasih.

Terima kasih.

Aktor terkenal. Tidak, kamu bukan aktor.

- Seniman terkenal. - Selamat menikmati.

"Menyeruput"

Jadi, ini cara kita menyejukkan diri.

Ini luar biasa.

- Ayo. - Omong-omong...

Di mana sumurnya?

Sebelah sini. Kita disuruh belok kanan.

Kita disuruh belok kanan di rumah jerami.

Begitukah?

Kita harus pergi lebih jauh dan belok kanan.

Aku tidak tahu kapan kita harus belok kanan.

Ayo pergi saja.

Dia berkata, "Ke sini dan belok di sini."

Sung Eun, haruskah kita belok kanan di sini?

Jeong Gyu, kami harus lurus di sini, bukan?

Astaga.

Tunggu. Ini...

- Apa? - Kita datang dari sini.

Ya. Ini jalan keluarnya.

Apa?
"Mereka tersesat"

"Apa yang terjadi?"

"Ini restoran terkenal di Desa Hahoe"

Restoran terkenal di Desa Hahoe.

"Mereka melewati rumah itu di pintu masuk desa"

"Tiga orang yang buta arah itu ada di belakang sini"

Apa?

Sejujurnya, aku buta arah.

Aku juga.

Aku tidak bisa menemukan jalan tanpa peta. Kamu?

Aku tersesat bahkan di depan rumahku.

Tidak ada pemimpin di antara kita?

- Ini jalan menurun lagi. - Ya.

Itu yang kukatakan.

Lalu kenapa kalian mengikutiku?

- Kenapa kita di sini? - Seharusnya kamu memberitahuku.

Kalian mengabaikan perkataanku.

Tidak, aku mendengarmu.

- Aku juga mendengarnya. - Begitukah?

Tidak, aku yakin di sana.

- Kurasa di sebelah sana. - Benar. Ada di sekitar sana.

- Kurasa kita kehilangan arah. - Kita kehilangan jejak.

Seharusnya kita belok kanan. Sudah kukatakan tadi.

Seharusnya kita belok kanan di gang itu.

- Benar. - Ayo.

Apa kita punya kacamata DinDin?

Astaga, ini seperti labirin.

"Kali ini, mereka berhasil berbelok di rumah jerami"

Kita sudah berjalan selama 50 menit.

"Sebenarnya, mereka sudah berkeliling selama 35 menit"


Kukatakan lewat sini.

Aku menggunakan indraku untuk mencari jalan.

Bagus.

"Sepertinya indranya berhenti berfungsi"

Itu dia. Kita menemukannya.

Itu dia. Ini tempatnya.

- Kita menemukannya. Ini dia. - Di sini.

"Dia memeriksa sumurnya"

- Ini sangat dalam. - Sumurnya.

- Di kanan. - Tepat di sebelahnya.

- Di sana. - Ini rumah Nenek Geochon.

Kurasa ini tempatnya.

- Tepat di sebelahnya. - Ya. Tepat di samping sumur.

Ada jagung. Ini banyak sekali.

- Benar. - Jagung dan daun perilla.

- Apa ini? - Jagung.

Bukan, yang di sebelahnya.

"Dengan jejak waktu"

"Rumah ini menjadi seperti pemiliknya"

- Begini... - Permisi.

Permisi.

- Halo, Bu. - Halo, Bu.

- Halo. - Halo.

Kami dari 2 Days 1 Night.

- Ini 2 Days 1 Night. - Ya.

Ini acara TV KBS.

Begini...

Apa kamu wanita berusia 97 tahun yang kami cari?

- Usiamu 97 tahun? - Nenek Geochon.


- Ya. - Benarkah?

Kamu tampak sangat modis.

"Bu Kim Sun Kyu, 97 tahun, Nenek Geochon"

- Kami punya sesuatu untukmu. - Terima kasih.

Sudah berapa lama kamu tinggal di sini?

- Apa? - Sudah berapa lama kamu di sini?

- Selama 79 tahun. - Selama 79 tahun?

Jika itu selama 79 tahun... Dia sekarang 97 tahun.

Sejak usianya 20 tahun.

Benar. Sebelum dia berusia 20 tahun.

Semua temanku yang tinggal di sini

sudah meninggal.

Apa? Mereka semua sudah meninggal.

Semua temanmu sudah meninggal?

Jadi, kamu sendirian sekarang.

"Tersenyum"

- Kalau begitu... - Pasti ada alasan dia sehat.

Benar. Udara di sini bersih.

Ini sangat menyenangkan dilihat.

Aku pergi ke tepi sungai untuk berolahraga.

Kamu berolahraga.

"Pemandangan Andong yang indah"

Pada musim semi, semua jenis bunga mekar.

"Pada musim semi, semua jenis bunga mekar"

Sekarang sudah hijau dan berdaun.

Pada musim gugur, daunnya berubah merah dan kuning.

Dedaunan musim gugur.

"Musim semi, panas, gugur, dan dingin di Andong"

- Ada salju pada musim dingin. - Indah dengan salju.

Pada musim dingin, semuanya membeku.


- Semuanya membeku sampai mati. - Dia tidak suka musim dingin.

- Dingin. - Tidak banyak bahas musim dingin.

Pemandangannya sangat indah.

- Pemandangannya indah sekali. - Benar.

Kamu pernah melihat kami?

- Ya. Aku baru saja melihatmu di TV. - Benarkah?

- Benarkah? - Benarkah?

Seon Ho.

- Ya. - Astaga.

- Na... - In Woo.

- In Woo. - Na In Woo.

DinDin.

- DinDin. - DinDin. Ya.

Dan dia Kim Jong Min.

- Kim Jong Min. - Astaga.

Aku sudah menontonnya sejak awal acara.

"Takjub"

Nenek berusia 97 tahun itu mengenaliku.

Astaga, rasanya menyenangkan.

Dia ingat semua nama kita. Ini sangat menyentuh.

Bagaimana dengan Jung Hoon?

- Youn Jung Hoon. - Youn Jung Hoon.

Dia tidak menyebutkan namaku.

"Tolong panggil namaku"

Kamu Moon... Itu...

Si gemuk.

"Mencoba mengatakan sesuatu"

- Moon Se Yoon. - Ya!

"Dia menyebut namaku!"


Astaga. Terima kasih, Bu.

Aku takut dia tidak akan menyebut namaku.

- Kamu Moon Se Yoon. - Astaga.

Kamu terlihat sama seperti di TV.

- Aku terlihat sama. - Kamu terlihat sama.

Benar.

- Dia lucu sekali, bukan? - Ya.

Dia lucu.

Sebenarnya aku penyanyi.

- Dia bernyanyi. - Kamu penyanyi?

Nyanyikan "At Andong Station" untuknya.

Satu, dua, tiga, empat.

"Apakah itu sumpah kosong"

"Dia hebat!"

"Hilang bersama angin"

"Acara bakat penyanyi dengan pengalaman 24 tahun"

- Aku tidak tahu lagunya. - Baiklah.

"'At Andong Station' oleh Jin Sung"

"Lagu itu dirilis saat usianya 82 tahun"

Aku hanya tahu lagu-lagu lama.

- Seperti apa? - Nyanyikanlah satu untuk kami.

- Ini luar biasa. - Kumohon?

"Haeundae Elegy".

"Haeundae Elegy"?

"'Elegi' berarti lagu sedih"

"'Haeundae Elegy' oleh Son In Ho"

"Ini lagu cinta sedih tentang kesedihan perpisahan"

"Tapi menggambarkan masa-masa sulit setelah Perang Korea"

"Seperti apa elegi di Andong?"

Tepuk tangan.
Bernyanyilah untuk kami!

"Dia melembapkan tenggorokannya dahulu"

Dia minum air dahulu.

"'Haeundae Elegy' oleh Kim Sun Kyu"

"Selamanya"

"Kita bersumpah untuk tidak berpisah"

Aku bisa merasakan kebencian dari masa itu.

"Kita bersumpah"

"Serta berjanji"

"Itulah yang kamu dan aku lakukan"

"Waktu telah berlalu"

"Lalu kamu pergi"

"Aku ditinggal sendirian"

"Waktu, masa lalu"

"Aku tidak bisa melupakan waktu, jadi, aku menangis"

"Ini penampilan langsung spesial seorang wanita berusia 97 tahun"

Aku bahkan tahu bait kedua dan ketiganya.

Astaga. Bahkan bait ketiga?

Nada dan vibratonya...

"Dia mulai menyanyikan bait kedua"

"Kalian tidak akan meminta tambahan?"

"Ini menyenangkan"

Kamu tahu piringan hitam. Dia terdengar seperti itu.

Benar. Ini seperti bar jazz.

"Jauh di laut"

"Dia menyanyikan bait kedua"

- Kamu yang terbaik. - Luar biasa.

- Kamu yang terbaik. - Aku bisa menyanyikan bait ketiga.

"Kalau begitu, biar kucoba bait ketiga"


Dia menyanyikan bait ketiga.

Ini luar biasa. Dia ingat semua liriknya.

- Dia mengingat semuanya. - Aku bahkan tidak ingat laguku.

"Dia merasa bersemangat sampai akhir"

"Dia menyanyikan 'Haeundae Elegy' secara lengkap"

- Dia menyanyikan seluruh lagunya. - Aku menyelesaikan bait ketiga.

Astaga, itu luar biasa.

Apa hanya ada tiga bait?

- Ya. - Hanya tiga bait.

Astaga.

Kami harus pergi ke Rumah Wonjijeongsa.

Rumah Wonjijeongsa. Di mana itu?

- Di mana lokasinya? - Kami harus pergi ke arah mana?

Lewat gang itu.

Keluar dan belok kiri? Kami pergi ke sana?

Ke arah sana, ke utara.

- Ke utara? - Utara?

Belok kiri, lalu ke utara.

- Terima kasih, Bu. - Baiklah.

Semoga kamu selalu sehat.

Maaf aku tidak memberi kalian makanan.

Tidak, kami akan makan sesuatu nanti.

- Astaga. - Astaga.

Bu, beri kami satu saja.

Ada banyak orang.

- Mereka makan dengan lahap. - Ya.

Kalian semua bisa makan satu.

Mari kita tagih mereka 50 sen.

Yoghurt panjang umur, satu dolar per botol.

Kami akan membaginya.


Semoga kita bisa bertemu lagi. Tetaplah sehat.

- Tetaplah sehat dan baik-baik saja. - Kami akan pergi sekarang.

- Terima kasih untuk ini. - Terima kasih.

- Sampai jumpa lagi. - Jaga dirimu.

- Kamu tidak perlu mengikuti kami. - Aku tidak memberi kalian apa pun.

Tidak apa-apa.

- Kami harus pergi sekarang. - Sampai jumpa.

Kami akan keluar sendiri.

Sampai jumpa.

Aku mencintaimu.

Ini. Seperti ini.

"Hati untukmu juga"

Jangan masukkan terlalu dalam.

- Senang melihatnya begitu sehat. - Dia mengantar kita pergi.

- Mereka tidak ikut dengan kalian? - Kami tidak mengenal mereka.

- Mereka akan segera pergi. - Keluar dari kebunnya sekarang.

- Jaga dirimu. - Baiklah.

- Sampai jumpa. - Jangan keluar terlalu jauh.

- Terima kasih, Bu. - Sampai jumpa.

"Dia seperti mengantar cucu-cucunya"

Sampai jumpa. Ayo pergi sekarang.

Sayang sekali kalian tidak bisa tinggal lebih lama.

Kami akan tampil di TV. Tonton kami nanti.

"Ini saatnya berpamitan dengan enggan"

"Kami doakan Nona Kim Sun Kyu selalu sehat"

"Episode berikutnya"

"Ke mana tujuan berikutnya?"

"Ambil tiketnya"

"Perjalanan kereta?"
"Itu... Apa?"

"Tidak ada kebebasan dalam perjalanan ini!"

"Untuk mendapatkan kembali kebebasan mereka"

"Berubah"

"Gerakan putus asa"

"Mengepakkan"

"Kenapa kamu membeli ini?"

"Uji keberuntunganmu dan nikmati kebebasanmu"

"Meski tidak utuh"

"Panik"

"Penuh air mata"

"Dan teriakan"

"Cepat beri aku sepuluh dolar"

"Harga kebebasan berpindah tangan berkali-kali"

"Hari kedua perjalanan nasional ini makin aneh"

"Apa mereka bisa mendapatkan kembali kebebasan mereka?"

Maukah kamu ikut denganku?

"Sampai jumpa hari Minggu pukul 6.15 malam"

Anda mungkin juga menyukai